Anda di halaman 1dari 87

Laporan Kerja Praktek

1
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Mata kuliah kerja praktek ini bertujuan untuk melatih mahasiswa agar

dapat menerapkan ilmu yang didapat dari perkuliahan ke dalam pekerjaan

proyek nyata di lapangan. Hal ini menjadi penting karena sering kali kenyataan

pekerjaan dan pelaksanaan proyek di lapangan berbeda dengan teori-teori yang

diberikan di dalam kelas perkuiahan. Mahasiswa juga diharapkan mendapat

pengalaman berharga dan mampu menambah wawasannya akan pekerjaan

proyek yang diawasinya dengan terjun langsung ke lapangan.

1.1.1. Latar Belakang Pemilihan Kerja Praktik

Proyek yang dipilih adalah proyek pembangunan Gedung Graha

Wiyata Tahap Kedua Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, yang

berlokasi di Sekip, Komplek Universitas Gajah Mada, Kabupaten Sleman,

Yogyakarta. Dimana jadwal proyek pembangunan dimulai dari tanggal 25 Mei

2009 dan akan selesai pada tanggal 12 september 2009 dengan total pelaksanaan

proyek direncanakan 110 hari kalender. Graha Wiyata FK UGM ini berdiri di

atas lahan seluas 2.851,50 m2 dengan luas bangunan 3628,8 m2 yang terdiri atas 3

lantai. Pemilihan Proyek Pembangunan Gedung Graha Wiyata Tahap kedua dan
Laporan Kerja Praktek
2
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap

pemilihan pekerjaan Pintu Jendela dan Dinding Partisi ini dipilih karena

merupakan salah satu proyek yang kompleks dan memiliki persentase pekerjaan

hingga 25 persen dari keseluruhan pekerjaan finishing pada Proyek ini, sehingga

tujuan praktikan untuk mempelajari dan melihat lebih dalam dan detail

mengenai tahap pelaksanaan pekerjaan pintu jendela dan dinding partisi dapat

terpenuhi.

Dalam pelaksanaanya praktikan memilih Proyek Pembangunan

Graha Wiyata FK UGM Tahap kedua sebagai obyek kerja praktik. Pemilihan ini

didasarkan pada kompleksitas yang terdapat pada proyek ini, dimana proyek ini

berdiri di atas lahan yang cukup luas 2852 m2 dengan elevasi bangunan yang

mencapai 3 lantai sehingga pada pengerjaannya banyak diterapkan sistem

manajemen, metode pengerjaan, peralatan yang digunakan, tenaga kerja dan

bahan yang cukup mutakhir setidaknya untuk cakupan DIY. Proyek ini

diadakan oleh pihak Swasta dan fungsi bangunannya yang diperuntukkan bagi

orang banyak pada umumnya dan mahasiswa kedokteran UGM khususnya,

semakin menambah nilai positif obyek sebagai lokasi yang cocok untuk Kerja

Praktik.

1.1.2. Latar Belakang Pemilihan Materi dan Lokasi.

Dalam pemilihan pekerjaan di proyek ini, praktikan memilih topik

bahasan pengawasan dan pelaksanaan pekerjaan rangka dan penutup atap,

karna praktikan memiliki pengetahuan dan minat khusus dalam bidang


Laporan Kerja Praktek
3
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap

finishing serta detail arsitektural terlebih pada rangka dan penutup atp. Dalam

kerja praktik ini praktikan juga ingin memahami latar belakang pemilihan bahan

dan alasan penggunaan bahan khususnya pada pekerjaan rangka dan penutup

atap. Praktikan juga igin mengetahui cara pemasangan, dan manajemen pekerja

yang diatur dalam waktu tertentu dalam rangkaian proses pekerjaan rangka

dan penutup atap pada bangunan bertingkat.

1.2. RUMUSAN PERMASALAHAN

Pengamatan teknis pelaksanaan pekerjaan rangka dan penutup atap

pada Pembangunan Graha Wiyata Tahap II FK UGM khususnya pada

pekerjaan atap mulai dari proses awal shop drawing hingga proses grouting pada

bangunan. Permasalahan dalam pekerjaan yang dapat diamati diantaranya

adalah:

1. Pemilihan bahan material rangka dan penutup atap.

2. Proses dan cara pemasangan rangka dan penutup atap.

3. Permasalahan yang muncul saat pelaksanaan pekerjaan rangka dan penutup

atap.

1.3. TUJUAN DAN SASARAN

1.3.1. Tujuan

Tujuan pemilihan Kerja Praktik Pengawasan dan Pelaksanaan dengan

bentuk pekerjaan Rangka dan Penutup Atap, yaitu karena dalam time schedule
Laporan Kerja Praktek
4
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap

proyek yang sedang diamati, pekerjaan ini memiliki bobot tinggi yaitu hingga

25 persen dari keseluruhan pekerjaan proyek.

1.3.2. Sasaran

Mahasiswa memahami secara detail tahap pelaksanaan pekerjaan Rangka

dan Penutup Atap serta membandingkan antara teori dengan realitas yang ada

di lapangan, dalam hal ini dapat berupa manajemen waktu, pemilihan bahan,

cara cara yang dilakukan dalam pekerjaan tersebut.

1.4. BATASAN

Dalam pelaksanaannya masalah akan dibatasi pada pengamatan dan

pembelajaran dalam lingkup pelaksanaan pekerjaan Rangka dan Penutup Atap,

yang akan dilaksanakan dalam batasan waktu yang direncanakan pada time

schedule, yaitu 6 minggu terhitung mulai pada minggu kelima bulan Juni.

Pengamatan juga dilakukan hingga finishing atap yang diperkirakan

menggunakan satu minggu setelah pekerjaan berjalan enam minggu.

1.5. METODA

Dalam kerja praktik ini praktikan menggunakan metode dalam

setiap tahapan sebagai berikut:

(1) Mengenali Lokasi Proyek, dengan metode observasi lapangan.

(2) Mengenali Gambar Shop Drawing, dengan metode studi gambar


Laporan Kerja Praktek
5
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap

(3) Melakukan Pengamatan di lapangan dengan tahap-tahap berdasarkan

masukan dan bimbingan dari pembimbing praktikan di lapangan disertai

kepustakaan. Dengan metode wawancara

(4) Mencatat dan merekam tahap-tahap secara teknis Rangka dan Penutup

Atap. Dengan metode dokumentasi dan wawancara.

(5) Melakukan pemeriksaan kembali pada pekerjaan disesuaikan dengan

ketentuan dari pembimbing praktikan di lapangan dan shop drawing.

Dengan metode analisis data.

(6) Mengkomunikasikan hasil rekaman dan catatan praktikan kepada

pembimbing praktikan di lapangan untuk kemudian dilakukan evaluasi.

a) Aneka Alat

(1) Meteran

(2) Kamera

b) Teknik

(1) Pengamatan

(2) Kepustakaan

(3) Referensi

(4) Evaluasi

(5) Konklusi
Laporan Kerja Praktek
6
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap

1.6. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

BAB I. Pendahuluan

Menguraikan tentang latar belakang pemilihan topik tersebut, jenis kerja

praktik, pekerjaan dan nama proyek yang dipilih, tujuan dan sasaran yang

akan dicapai dari pemilihan macam kerja praktik serta materi yang

diamati/direncanakan/distudi. Selain itu juga menguraikan metoda/cara

yang digunakan serta hal-hal apa saja yang harus didapatkan selama proses

di lapangan.

BAB II. Kajian Teori

Berisi tentang teori-teori yang ada mengenai tahap pekerjaan pintu jendela

dan dinding partisi pedoman yang benar sehingga dapat dibandingkan

dengan hasil studi yang didapatkan di lapangan

BAB III. Pelaksanaan Proyek.

Mencatat dan Memilih data yang ada di lapangan dengan

dokumentasi,pencatatan lansung dari hasil tanya jawab di lapangan, untuk

nantinya dianalisa.

BAB IV. Analisis.

Berisi tentang potensi dan pemasalahan yang timbul pada waktu

pelaksanaan pekerjaan pintu jendela dan dinding partisi yang diamati dari

segi waktu, tenaga kerja, bahan dan hasil yang diperoleh. Menguraikan
Laporan Kerja Praktek
7
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap

data-data yang didapatkan selama pelaksanaan Kerja Praktik baik data

primer maupun data sekunder. Kemudian dilakukan pembahasan

mendetail terhadap data-data yang didapatkan di lapangan. Menuliskan

hal-hal baru yang ditemukan dalam proses analisis baik hal-hal yang sesuai

maupun hal-hal yan tidak sesuai dengan teori dan aturan yang berlaku.

BAB V. Kesimpulan dan Saran.

Berisi kesimpulan dari keseluruhan proses pembahasan yang dilakukan

pada bab sebelumnya, yang merupakan jawaban permasalahan yang

dirumuskan dengan disertai saran yang membawa perbaikan dan

perkembangan. Memberikan penemuan dan saran terhadap beberapa

analisis yang dibuat, dan dicocokan dengan teori yang telah lebih dahulu

ada.
Laporan Kerja Praktek
8
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap

BAB II

TINJAUAN UMUM PROYEK

2.1. SPESIFIKASI PROYEK

Nama Proyek Pembangunan Gedung Graha Wiyata Tahap II

Fakultas Kedokteran UGM.

Lokasi Proyek Dusun Sekip, Komplek UGM, Kabupaten Sleman,

DIY

Pemilik Fakultas Kedokteran UGM.

Penanggung jawab Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal

Cipta Karya Satuan Kerja Pengembangan Kawasan

Pemukiman

Kontraktor Persero PT. Bumi Mas Perdana

Perencana CV. Pola Data

Konsultan MK CV. Cahyo Seto

Fungsi Bangunan Gedung Program Internasional Fakultas Kedokteran

UGM

Struktur Bangunan Rangka Beton Bertulang


Laporan Kerja Praktek
9
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap

Jumlah Lantai 3 lantai

Tahun Anggaran 2009

Nilai Proyek Rp. 5.393.093.000,00

Luas Bangunan 3628,8 m2

Luas Lahan 2851,5 m2

Waktu Pelaksanaan 110 hari (Mei – September)

2.2. ORGANISASI PROYEK

Organisasi proyek pada Pembangunan Gedung Graha Wiyata Tahap II

Fakultas Kedokteran UGM terdiri atas :

 Pemberi Tugas

 Perencana

 Pengawas

 Pelaksana

2.2.1. Pemberi Tugas

Pemberi tugas adalah seseorang atau lembaga badan usaha milik

pemerintah ataupun milik swasta yang memberikan pekerjaan dan akan

membayar hasil pekerjaan sesuai dengan perjanjian yang telah ditentukan.


Laporan Kerja Praktek
10
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap

Dalam proyek ini yang bertindak sebagai pemberi tugas adalah Fakultas

Kedokteran Univesitas Gadjah Mada Yogyakarta

Tugas dan Wewenang :

 Menyediakan dana yang dibutuhkan dalam perencanaan, pelaksanaan

dan pengawasan pembangunan proyek.

 Memberi tugas kepada perencana, pelaksana dan pengawas.

 Memberi keputusan mengenai adanya perubahan pekejaan, tambah

ataupun kurang.

 Menerima laporan kemajuan proyek dari pelaksana.

 Menerima pekerjaan yang telah diselesaikan oleh pelaksana.

2.2.2. Perencana

Perencana adalah seseorang atau lembaga badan usaha milik pemerintah

ataupun milik swasta yang membuat perencanaan lengkap suatu pekerjaan

pembangunan. Pada proyek ini yang bertindak sebagai perencana yaitu CV.

POLA DATA CONSULTANT yang beralamat di Jl. Ponpes Sunan Ampel No 02,

Banjeng, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta.

Tugas dan Wewenang :


Laporan Kerja Praktek
11
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap

 Membuat rencana lengkap, meliputi gambar bestek, rencana kerja dan

syarat-syarat, perhitungan struktur serta perencanaan anggaran dan

biaya.

 Melakukan perubahan perencanaan dalam kaitannya dengan

permasalahan di lapangan, disetujui oleh pengawas dan pemilik proyek.

 Memberikan saran, usulan dan pertimbangan kepada pengawas dan

pelaksana apabila terjadi permasalahan di lapangan.

 Menghadiri rapat evaluasi dan koordinasi pengelola proyek.

2.2.3. Pengawas

Pengawas adalah seseorang atau lembaga badan usaha milik pemerintah

ataupun milik swasta yang ditunjuk oleh pemilik proyek untuk mengadakan

pemeriksaan, pengawasan jalannya proyek dan pengawasan kualitas dan

kuantitas hasil pekerjaan. Pada proyek ini, yang bertugas sebagai pengawas

adalah CV. CAHYO SETO, yang bealamat di Jl. Nasaret No 12, Sengkan, Joho,

Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta. 55283. Tlp/hp: (0274)888752 /

0816686029.

Tugas dan wewenang ;

 Mengadakan pengujian terhadap bahan atau material yang digunakan

unuk melaksanakn pekerjaan.


Laporan Kerja Praktek
12
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap

 Memberikan bimbingan kepada pelaksana agar pekerjaan dapat selesai

tepat pada waktunya dengan kualitas sesuai dengan ketentuan dalam

Rencana Kerja dan Syarat-syarat.

 Mengawasi pelaksanaan pekerjaan agar tidak menyimpang dari RKS.

 Segera memberitahukan bila terjadi penyimpangan di lapangan dan

menyarankan metode pelaksanaan untuk mencapai hasil sesuai dengan

RKS.

 Membantu laporan harian dan mingguan tentang kemajuan pekerjaan

lengkap dengan kualitas yang tercapai.

2.2.4. Pelaksana

Pelaksana adalah seseorang atau lembaga badan usaha milik pemerintah

ataupun milik swasta yang menerima dan menyelenggarakan pekerjaan sesuai

biaya yang tersedia dan melaksanakan sesuai dengan peraturan dan gambar-

gambar rencana yang ditetapkan. Pada proyek ini yang bertindak sebagai

pelaksana atau kontraktor utama adalah PT. BUMI MAS PERDANA yang

beralamat di Jl. Pahlawan No 1, Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

56254. Telp (0293)596205, 596829 Fax. (0293)596575.

Tugas dan wewenang :

 Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar-gambar rencana,

peraturan dan syarat-syarat.


Laporan Kerja Praktek
13
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap

 Membuat gambar kerja sebelum memulai pekerjaan, untuk memudahkan

pelaksanaan maupun pengawasan.

 Menghadiri rapat koordinasi pengelola proyek.

 Membuat laporan kemajuan pekerjaan yang harus disetujui oleh

pengawas.

 Selalu berkonsultasi dan memberitahukan masalah yang timbul di

lapangan kepada perencana dan pengawas.

 Menyelesaikan dan menyerahkan hasil pekerjaan.

2.2.5. Sub Kontraktor

Sub kontraktor adalah perusahaan yang ditunjuk pelaksana utama untuk

menjadi bagian dari kontraktor yang khusus menangani pengadaan material,

tenaga kerja untuk pekerjaan tertentu dalam proyek yang telah diatur oleh

pelaksana utama (Main Contractor).

2.3. HUBUNGAN KERJA ANTAR UNSUR PENGELOLA PROYEK

Hubungan antara unsur pengelola proyek yaitu berdasarkan peraturan-

peraturan yang telah ditetapkan sebelumnya, baik secara teknis maupun secara

administrative yaitu sebagai berikut :

1. Antar Pemilik Proyek dan Perencana.

 Ikatan : Kontrak
Laporan Kerja Praktek
14
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap

 Perencana ke Pemilik proyek : Menyerahkan Produksi berupa hasil

pekerjaan.

 Pemilik poyek ke Perencana : Memberikan imbalan jasa atau biaya

perencanaan.

2. Antara Pemilik dan Pelaksana.

 Ikatan : Kontrak

 Pelaksana ke Pemilik proyek : Menyerahkan produksi berupa hasil

pekerjaan.

 Pemilik proyek ke Pelaksana ; Memberikan biaya pelaksanaan

pekerjaan.

3. Antara pengawas dan pelaksana

 Ikatan : Kontrak

 Pelaksana ke Pengawas : Memberikan realisai pelaksanaan proyek.

 Pengawa ke Pelaksana : Memberikan Persyaratan pelaksanaan.

4. Antara pemilik Proyek dan Pengawas.

 Ikatan : Kontrak

 Pemilik proyek ke Pengawas : Memberikan imbalan Jasa pengawasan

proyek.
Laporan Kerja Praktek
15
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap

 Pengawas ke Pemilik Proyek : Melakukan pengawasan terhadap

proyek.

2.4. HUBUNGAN KERJA PENGELOLA PROYEK

PEMBERI TUGAS

3 Fakultas Kedokteran 7
1 UGM 1
6
PERENCANA
2
KONTRAKTOR
CV. POLA DATA 5 1 4 B PT. BUMI MAS
A PERDANA
PENGAWAS

CV. CAHYO 1 C
SETO

Bagan 1. Bagan Hubungan kerja pengelola proyek.


Sumber : RKS dan file Proyek.

Keterangan:

1. Kontrak 6. Pelaksanaan

2. Hasil Perencanaan 7. Biaya Pelaksanaan.

3. Biaya perencanaan A. Konsultasi

4. Pengawasan B. Persyaratan

5. Biaya pengawasan. C. Pelaksanaan.


Laporan Kerja Praktek
16
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap

2.5. STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN LAPANGAN

Proyek Pembangunan Gedung Grha Wiyata Tahap II

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Sekip Yogyakarta

PT BUMI MAS PERDANA

I. SONY ANDI G.
Site Manager

IFA
Administrasi Umum

OKTHREE MAHALYA ROY OSCAR . B IYUS RUSMANA


Administrasi Proyek Site Engineer Penanggung Jawab ME

ANTON HANJOYO MUH. ASMADI BAMBANG FX. SUMIYARDI ZIARTO


Drafter Pelaksana Pelaksana Pelaksana Juru Ukur
Asitektur Sipil

DANI ARIFIATO
Logistik

MANDOR

TENAGA KERJA TUKANG

Bagan 2. Struktur organisasi pelaksana


lapangan
Sumber: RKS dan file proyek
Laporan Kerja Praktek
17
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap

2.6. STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN PENGAWAS LAPANGAN

Proyek Pembangunan Gedung Grha Wiyata Tahap II

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Sekip Yogyakarta

CV. CAHYO SETO

M. SUSENO
Manager Proyek
(Manajemen dan Sipil)

LILIK KADARISMAN SIHONO


Koodinator Administrasi Proyek
(Koordinasi dan Arsitektur)

MARDOKO K.S DANANG PAMUNGKAS NURAMINUDIN & RIYANTO


Pengawas Lapangan (Sipil) Pengawas Lapangan Pengawas Lapangan
(Arsitektur) (M&E)

Bagan 2. Struktur konsultan pengawas


lapangan.
Sumber: RKS dan file proyek
Laporan Kerja Praktek
18
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap

BAB III

TINJAUAN TEORI RANGKA DAN PENUTUP ATAP

3.1. ATAP

3.1.1. Pengertian Atap

Atap adalah bagian bangunan yang merupakan ‘mahkota ‘ mempunyai

fungsi untuk menambah keindahan dan sebagai pelindung bangunan dari panas

dan hujan. Beberapa syrat yang harus yang harus dipenuhi untuk pekerjaan atap

adalah :

 Harus serasi dengan bentuk bangunannya sehingga dapat menambah

keindahan dari bangunan

 Dibuat dengan kemiringan sedemikian, sehinga air hujan dapat cepat

meninggalakan atap bangunan

 Harus dibuat dari bahan yang tahan dan tidak mudah rusak oleh

pengaruh cuaca, panas dan hujan

 Dapat memberikan kenyamanan bertempat tinggal bagi penghuninya.


Laporan Kerja Praktek
19
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap

Gambar 1. Struktur Atap Sederhana


Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin

3.1.2. Bentuk Atap

Macam-macam bentuk atap yang banyak dipakai pada bangunan adalah

sebagai berikut :

 Atap pelana
Laporan Kerja Praktek
20
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap

Gambar 2. Atap Pelana


Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G.
Tamrin
 Atap joglo

Gambar 3. Atap Joglo Tanpa Soko Guru


Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin

 Atap gergaji
Laporan Kerja Praktek
21
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap

Gambar 4. Atap Gegaji


Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G.
Tamrin

 Atap limasan

Gambar 5. Atap Limasan


Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin

 Atap patah

 Atap jengki
Laporan Kerja Praktek
22
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap

 Atap runcing

 Atap kerucut

 Atap peluru

 Atap ½ lingkaran

 Atap perisai

 Atap miring

 Atap datar

 Atap tenda

3.2. BAGIAN-BAGIAN ATAP

Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording,

sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan talang.

3.2.1. Kuda-Kuda

Konstruksi kuda-kuda ialah suatu susunan rangka batang yang berfungsi

untuk mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus

dapat memberikan bentuk pada atapnya. Kuda-kuda merupakan penyangga

utama pada struktur atap. Struktur ini termasuk dalam klasifikasi struktur

framework (truss). Umumnya kuda-kuda terbuatdari kayu, bambu, baja, dan

beton bertulang. Kuda-kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan

bentang maksimal sekitar 12 m. Kuda-kuda bambu pada umunya mampu

mendukung beban atap sampai dengan 10 meter, Sedangkan kuda-kuda baja


Laporan Kerja Praktek
23
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap

sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau lengkung dapat

mendukung beban atap sampai dengan bentang 75 meter, seperti pada hanggar

pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dll. Kudakuda dari beton

bertulang dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10 hingga 12

meter. Pada kuda-kuda dari baja atau kayu diperlukan ikatan angin untuk

memperkaku struktur kuda-kuda pada arah horisontal.

Pada dasarnya konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangakaian batang yang

selalu membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan

dan bentuk penutupnya, maka konstruksi kudakuda satu sama lain akan

berbeda, tetapi setiap susunan rangka batang harus merupakan satu kesatuan

bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja tanpa

mengalami perubahan. Kuda-kuda diletakkan diatas dua tembok selaku

tumpuannya. Perlu diperhatikan bahwa tembok diusahakan tidak menerima

gaya horisontal maupun momen, karena tembok hanya mampu menerima beban

vertikal saja. Kuda-kuda diperhitungkan mampu mendukung beban-beban atap

dalam satu luasan atap tertentu. Beban-beban yang dihitung adalah beban mati

(yaitu berat penutup atap, reng, usuk, gording, kuda-kuda) dan beban hidup

(angin, air hujan, orang pada saat memasang/memperbaiki atap).

Kuda-kuda adalah bagian yang memberikan bentuk kepada atapnya dan

sekaligus berfungsi sebagai pendukung penutup atap. Konsturksi kuda-kuda

dapat dibuat dari rangka baja, beton, atau kayu. Kuda-kuda di buat dengan
Laporan Kerja Praktek
24
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap

caramerangkaikan beberapa batang yang dibentuk menjadi suatu konsturksi

rangka batang, dengan bentuk dasar segitiga.

A. Bagian Dari Kuda-Kuda Adalah Sebagai Berikut :

Gambar 6. Batang-Batang Konstruksi


Keterangan: Kuda-Kuda
Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin

a. Balok tarik i. Balok Tembok

b. Balok kunci j. Balok bubungan miring

c. Kaki kuda-kuda k. Balok tunjang

d. Tiang gantung l. Tiang Pincang

e. Batang Sokong m. Balok Pincang

f. Balok Gapit

g. Balok Bubungan

h. Balok Gording
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
25

1) Kaki kuda-kuda :

Yaitu batang miring yang membentuk sudut kemiringan atap, berfungsi

sebagai tumpuan balok gording dan beban diatasnya. Pada kaki kuda-kuda

bagian bawah akan timbul gaya horizontal dan gaya vertical yang harus ditahan

oleh tembok pendukungnya.

2) Balok datar (Bim balk) :

Yaitu batang datar atau batang tarik yang menahan gaya horizontal yang

timbul oleh adanya gaya yang bekerja pada kaki kuda-kuda, sehingga tembok

hanya menahan gaya vertikal saja.

3) Balok penggantung (Hanger) :

Yaitu batang tegak untuk menahan lenturan yang akan terjadi pada

batang datar, disebut juga sebagai tiang kuda-kuda atau tiang gantung atau

makelar.

4) Balok penykong (Skoor) :

Yaitu batang yang berfungsi untuk menyokong kaki kuda-kuda agar

tidak melentur oleh beban gording.

5) Balok gapit :

Yaitu dua batang kayu yang dipasang menggapit rangka kuda-kuda agar

tidak melentur kesamping.


Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
26

Kuda-kuda dipasang setiap jarak 3 m atau kurang agar pemakaian

ukuran kayu gordingnya tidak terlalu besar. Jarak 3 m ini juga untuk

menyesuaikan dengan jarak kolom-kolmnya, sehingga kuda-kuda dapat

diletakan di atas kolom ini.

B. Tipe Kuda-Kuda

a) Tipe pratt

Gambar 7. Kuda-Kuda Tipe Pratt


Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G.
Tamrin

b) Tipe howe

Gambar 8. Kuda-Kuda Tipe Howe


Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin
c) Tipe fink

Gambar 9. Kuda-Kuda Tipe Fink


Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
27

d) Tipe bowstring

Gambar 10. Kuda-Kuda Tipe Bowstring


Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin

e) Tipe sawtooth

Gambar 11. Kuda-Kuda Tipe Sawtooth


Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G.
Tamrin

f) Tipe waren

Gambar 12. Kuda-Kuda Tipe Waren


Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin

C. Bentuk-Bentuk Kuda-Kuda.

Berikut bentuk kuda-kuda berdasarkan bentang kuda-kuda dan jenis

bahannya, yaitu:

a. Bentang 3-4 Meter


Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
28

Digunakan pada bangunan rumah bentang sekitar 3 s.d. 4 meter,

bahannya dari kayu, atau beton bertulang.

Gambar 13. Kuda-Kuda Bentang 3-4 Meter


Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin

b. Bentang 4-8 Mater

Untuk bentang sekitar 4 s.d. 8 meter, bahan dari kayu atau beton

bertulang.

Gambar 14. Kuda-Kuda Bentang 4-8 Meter


Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin

c. Bentang 9-16 Meter

Untuk bentang 9 s.d. 16 meter, bahan dari baja (double angle).


Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
29

Gambar 15. Kuda-Kuda Bentang 9-16 Meter


Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin
d. Bentang 20 Meter

Bentang maksimal sekitar 20 m, Bahan dari baja (double angle) dan Kuda-

kuda atap sebagai loteng, Bahan dari kayu

Gambar 16. Kuda-Kuda Bentang 20 Meter


Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin

e. Kuda-Kuda Baja Profil Siku

Gambar 17. Kuda-Kuda Baja Profil Siku-Siku


Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin

f. Kuda-Kuda Gabel Profil WF


Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
30

Gambar 18. Kuda-Kuda Gabel Profil WF


Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin

3.2.2. Gording

Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada

proyeksi horisontal. Gording meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk,

orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda. Gording

berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda.

Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus disesuaikan

dengan panjang usuk yang tersedia. Gording harus berada di atas titik buhul

kuda-kuda, sehingga bentuk kuda kuda sebaiknya disesuaikan dengan panjang

usuk yang tersedia.

Bahan- bahan untuk Gording, terbuat dari kayu, baja profil canal atau

profil WF. Pada gording dari baja, gording satu dengan lainnya akan

dihubungkan dengan sagrod untuk memperkuat dan mencegah dari terjadinya

pergerakan. Posisi sagrod diletakkan sedemikian rupa sehingga mengurangi

momen maksimal yang terjadi pada gording.

Gording kayu biasanya memiliki dimensi; panjang maksimal 4 m, tinggi

12 cm dan lebar 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 s.d. 2,5 m. Gording
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
31

dari baja profil canal (Iight lip channel) umumnya akan mempunyi dimensi;

panjang satu batang sekitar 6 atau 12 meter, tinggi antara 10 s.d. 12 cm dan tebal

sekitar 2,5 mm. Profil WF akan memiliki panjang 6 s.d. 12 meter, dengan tinggi

sekitar 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 0,5 cm.

3.2.3. Jurai

Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau

framework yang disebut jurai. Jurai dibedakan menjadi jurai dalam dan jurai

luar.

3.2.4. Sagrod

Sagrod adalah batang besi bulat terbuat dari tulangan polos dengan

kedua ujungnya memiliki ulir dan baut sehingga posisi bisa digeser

(diperpanjang/diperpendek).

3.2.5. Usuk/kaso

Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan

meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm dan

panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40 s.d. 50 cm antara satu

dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk akan terhubung dengan

gording dengan menggunakan paku. Pada kondisi tertentu usuk harus dibor

dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-ujung usuk.

3.2.6. Reng
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
32

Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang

sekitar 3 m. Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan meneruskannya

ke usuk/kaso. Pada atap dengan penutup dari asbes, seng atau sirap reng tidak

digunakan. Reng akan digunakan pada atap dengan penutup dari genteng. Reng

akan dipasang pada arah tegak lurus usuk dengan jarak menyesuaikan dengan

panjang dari penutup atapnya (genteng).

3.2.7. Penutup atap

Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap. Penutup atap

harus mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya rembesan air selama

kejadian hujan. Sifat tidak rembes ini diuji dengan pengujian serapan air dan

rembesan.

Struktur penutup atap merupakan struktur yang langsung berhubungan

dengan beban-beban kerja (cuaca) sehingga harus dipilih dari bahan-bahan yang

kedap air, tahan terhadap perubahan cuaca. Struktur penutup yang sering

digunakan antara lain; genteng, asbes, kayu (sirap), seng, polycarbonat, plat

beton, dan lain-lain.

a. Genteng

Menurut bahan material terdapat genteng beton dan genteng tanah liat

(keramik). Sedangkan menurut bentuknya, genteng terdiri atas genteng biasa

(genteng S), genteng kodok, genteng pres silang. Sedangkan untuk bentuk
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
33

genteng karpus terdiri atas genteng setengah lingkaran, genteng segitiga, dan

genteng sudut patah.

Gambar 19. Genteng Biasa (Genteng S) Gambar 20. Genteng Kodok


Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin

Gambar 21. Genteng Pres Silang


Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin

½ Lingkaran Segitiga Sudut Patah

Gambar 22. Macam Bentuk Genteng Bubungan


Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
34

Gambar 23. Potongan Pemasangan Genteng S


Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin

Gambar 24. Tampak Muka Pemasangan Genteng S


Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
35

Gambar 25. Pemasangan Genteng Bubungan (Karpus)


Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin

b. Sirap

Bahan sirap adalah akyu keras yang banyak terdapat di hutan-hutan

Kalimantan, yang dibuat menjadi lembaran-lembaran tipis dengan ukuran 8 X 60

cm2.

Gambar 26. Penutup Atap Sirap


Sumber. Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin

c. Asbes gelombang
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
36

Keuntungan asbes gelombang sebagai penutup atap adalah mudah dan

cepat pemasngannya karena tidak memerlukan usuk dan reng, yaitu lagsung

diletakan pad balok gording. Kejelekan asbes apabila terjadi keretakan atu

kerusakan , maka harus menganti dengan lembaran baru, juga bukan isolasi

panas yang baik, sehingga ruangan di bawah atap asbesakan menjadi panas.

Bahan penutup atap lain yang mempunyai ukuran besar adalah : seng

logam, seng fibre glass, kaca, dan lain-lain.

3.3. BENTUK ATAP BANGUNAN BERTINGKAT

Bentuk atap untuk bangunan bertingkat dapat dibagi menjadi dua

macam, yaitu :

 Atap datar

 Atap sudut

3.3.1. Atap Datar

Atap datar umumnya dibuat dari beton bertulang kedap air, yaitu di buat

dari campuran 1 semen : 1 ½ pasir : 2 ½ kerikil + air, diberi tulangan rangkap

atas bawah. Tulangan atas berfungsi sebagai tulangan susut untuk mencegah

retak-retak pada permukaan beton akibat terkena sinar matahari, sedang

tulangan bawah berfungsi sebagai tulangan konstruksi untuk menahan lenturan.

Tulangan atas bawah masing-masing dipasang bersilang, diametertulangan


Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
37

susut minimum 6 mm dan diameter tulangan konstruksi minimum 8 mm. plat

atap harus dibuat dengan tebal minimum 7 cm atau lebih.

Untuk mencegah retak-retak pada bidang permukaan dan juga mencegah

korosi betonnya, dapat diberikan lapisan pelindung pada seluruh permukaan

atap. Lapis pelindung ini dapat berupa :

 Pelesteran kera 1 semen : 2 pasir, yang dibuat kasar agar tidak licin, agar

indah dapat ditutup tegel galar atau jenis ubin lainnya.

 Cairan pekat seperti aspal ‘water proofing’ dengan diberi tebaran pasir.

Keuntungan atap beton:

 Di atasnya dapat dipakai unutk ruangan serba guna, seperti gudang,

tempat jemuran, ruang mesin, bak air.

 Konstruksi atap menjadi satu dengan rangka portalnya, menambah sifat

kaku dari bangunan, sehingga tahan terhadap gaya horizontal, oleh

angin atau gempa.

 Karena tahan api, maka dapat mencegah menjalarnya api yang dating

dari arah atas kedalam ruangan di bawahnya.

3.3.2. Atap Sudut

Atap sudut atau atap bersudut adalah atap yang mempunyai kemiringan,

sehingga membentuk suatu sudut dengan rangka bangunannya.


Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
38

Ditinjau dari besarnya sudut kemiringan, atap sudut dapat dibagi menjadi

dua, yaitu:

1. Atap landai

Atap landai dapat menggunakan penutup atap dengan lembaran-

lembaran besar, seperti seng gelombang atau asbes. Untuk membentuk sudut

kemiringan atap, dapat dibuat konstruksi rangka batang (kuda-kuda) dari kayu

atau baja. Karena landai, maka tekanan angin yang diterima hanya kecil saja, hal

ini akan menguntungkan terhadap kestabilan konstruksi. Atap landai dapat

menggunakan penutup atap dengan lembaran-lembaran besar, seperti seng

gelombang atau asbes. Untuk membentuk sudut kemiringan atap, dapat dibuat

konstruksi rangka batang (kuda-kuda) dari kayu atau baja. Karena landai, maka

tekanan angin yang diterima hanya kecil saja, hal ini akan menguntungkan

terhadap kestabilan konstruksi.

2. Atap runcing

Atap runcing dapat memberih kesan megah dan anggun terhadap

bagunannya. Pembuatan rangka atap membutuhkan lebih banyak dan luas,

bidang atapnya juga lebih besar dibandingkan atap landai, jadi harga per satuan

luas atap menjadi lebih mahal juga. Pengaruh tekanan angin pada bidang atap

dan pengaruh gaya gempa tersa lebih besar, maka ukuran untuk konstruksi
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
39

pada rangka bangunannya harus juga diperhitungkan adanya momen oleh

guling oleh angin dan tau gempa.

Gambar 27. Perbedaan Tekanan Angin Pada Atap


Sumber. KBG Bertingkat Rendah
Ir. Ign. Benny Puspantoro, MSc

Makin tinggi tempat dari muka tanah, makin besar pula tekanan

anginnya, maka untuk mencegah agar atap tidak terbang dihembus angin,

dalam memasng kuda-kudanya tidak boleh hanya diletakan begitu saja, tapi

harus diangker kuat atau dibegel pada klom pendukungnya.

Bahan penutup atap, terutama dari bahan yang ringan, sebaiknya dipaku

atau diskrup pada batang tumpuannya, agar tidak mudah dihempas angin.

Kuda-kuda dari konstruksi rangka batang ‘vakwerk’ merupakan

rangkaian batang-batang yang menjadi satu kesatuan yang kuat membentuk

rangka atap. Beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam membentuk

konsruksi rangka batang adalah sebagai berikut ini :

1. Pada tiap titik buhul (titik simpul, titik sambung), garis sumbu batang dan

garis kerja batang-batang harus bertemu pada suatu titik


Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
40

Gambar 28. Sambungan Titik Buhul Pada Kuda-Kuda Kayu


Sumber. KBG Bertingkat Rendah
Ir. Ign. Benny Puspantoro, MSc

Gambar 29. Sambungan Titik Buhul Pada Kuda-Kuda Baja


Sumber. KBG Bertingkat Rendah
Ir. Ign. Benny Puspantoro, MSc

2. Beban-beban pada rangka batang hanya boleh bekerja pada titik buhul.

Beban yang bekerja pada batang antara dua titik buhul, harus dilimpahkan

dulu ke titik-titik buhul yang terdekat. Berat sendiri rangka batang tidak

diperhitungkan sebagai beban.


Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
41

Gambar 30. Beban-Beban Pada Rangka Batang


Sumber. KBG Bertingkat Rendah
Ir. Ign. Benny Puspantoro, MSc

3. Batang yang dipakai harus utuh dan lurus, agar garis sumbuhnya juga lurus.

Batang yang cacat, rusak atau sudah rapuh, tidak boleh pakai, kareana ini

dapat melemahkan kontruksi. Bila satu batang pada rangka patah, maka

konstruksi batang tersebut akan runtuh.

Gambar 31. Rangka Batang


Sumber. KBG Bertingkat Rendah
Ir. Ign. Benny Puspantoro, MSc

4. Rangkaian batang harus selalu membentuk segitiga-segitiga supaya

konstruksi stabil.
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
42

Gambar 32. Bentuk Rangkaian Rangka Batang


Sumber. KBG Bertingkat Rendah
Ir. Ign. Benny Puspantoro, MSc

5. Titik buhul dianggap sendi tanpa mengalami deformasi (perubahan bentuk)

dan perubahan panjang batang diabaikan, ketentuan ini hanya dipakai dalam

hitungan saja.

Gambar 33. Deformasi Pada Rangka Batang


Sumber. KBG Bertingkat Rendah
Ir. Ign. Benny Puspantoro, MSc

3.3.3. Tinjauan Konstruksi

Ditinjau secarah utuh, pada konstruksi rangka batang tidak timbul

momen dan gaya lintang pada batang tunggal. Pada rangka batang hanya perlu

dihitung gaya-gaya normal (gaya tarik atau gaya desak) yang terjadi pada

masing-masing batang.
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
43

Bahan untuk rangka atap dapat memakai : kayu, baja siku, baja profil I

atau beton bertulang.

Keuntungan dan kerugian dari masing-masing bahan :

1. Kayu

 Mudah didapat dari alam, sifat kenyal, elastis, kekuatan dan

keawetannya tergantung dari umur kayu dan jenis kayu.

 Mudah dikerjakan oleh tukang biasa dengan alat sederhana, dapat

dibentuk berbagai model yang indah.

 Harga relative murah, dank arena bahannya ringan dapat memperkecil

ukuran konstruksi bangunan dan fondasinya.

 Dapat terbakar dan mudah menjalarkan api dari suatu tempat ke tempat

yang lain.

 Konstruksi harus terlindung dari panas dan hujan, agar tidak cepat

lapuk.

 Perlu diberi lapis pelindung agar tidak dimakan rayap, bubuk atau

serangga kecil lain.

 Sebaiknya untuk bentangan atap tidak lebih dari 12 m.

2. Baja :

 Bahanya diperoleh dari hasil pabrik, mutu dan kekuatannya tergantung

standar pabrik pembuatnya.

 Sifat bahannya yang keras memerlukan alat khusus untuk

pembuatannya, dibentuk di bengkel di poryek hanya tinggal pasang.


Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
44

 Harga baja mahal, kekuatan baja besar, jadi hanya ekonomis unutk

bentangan besar dengan beban berat.

 Oleh api dan panas yang tinggi, batang dapat terlentur, menggeliat dan

leleh.

 Oleh panas dan hujan, bahan dapat berkarat dan kropos, jadi perlu diberi

lapis pengawat anti karat dan terlindung.

Gambar 34. Kuda-Kuda Baja


Sumber. KBG Bertingkat Rendah
Ir. Ign. Benny Puspantoro, MSc
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
45

Gambar 35. Bentuk Kuda-Kuda Rangka


Sumber. KBG Bertingkat Rendah
Ir. Ign. Benny Puspantoro, MSc

Untuk bangunan bertingkat terutama yang mempunyai bentangan besar

dengan beban atap yang berat, sebaiknya kuda-kuda mengunakan konstruksi

rangka baja karena mempunyai kekuatan dan keandalan yang lebih tinggidari

kayu.
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
46

3. Beton Bertulang

 Dibuat dari beton yang diberi tulangan, perlu waktu untuk pengerasn

betonnya, mutunya tergantung cara pelaksanaannya.

 Umumnya dibuat langsung di tempatdengan membuat cetakan-cetakan

dari kayu, dapat dikerjakan dengan alat sederhana.

 Harga relative masih murah disbanding umurnya yang tidak terbatas,

setelah betonnya mengeras tidak perlu perawatan lagi.

 Merupakan bahan yang tahan api, tidak dapat terbakar, tidak rusak oleh

panas dan hujan, tahan zat kimia.

 Dapat untuk landasan helicopter atau dipaki untuk keperluan lain (

ruang mesin, bak air, penthouse).

Gambar 36. Contoh Kuda-Kuda Rangka Beton


Sumber. KBG Bertingkat Rendah
Ir. Ign. Benny Puspantoro, MSc
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
47

BAB IV

PELAKSANAAN PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP

Setelah tahap-tahap pembuatan metode konstruksi, rencana kerja dan

rencana lapangan, maka tahap puncak dari tahap pelaksanaan adalah

pelaksanaan di lapangan. Untuk setiap pekerjaan struktur, semua pekerjaan

didasarkan atas gambar kerja ( shop drawing ). Pelaksanaan pekerjaan yang

diamati selama di lokasi proyek adalah sebagai berikut :

4.1. Pekerjaan Rangka Atap

Pekerjaan rangka atap meliputi pekerjaan pemasangan: kuda-kuda, nok,

Gording, ikatan angin vertikal, ikatan angin horisontal, sargod, konsol, plat

jengger.

1. Pekerjaan Kuda-Kuda

Konstruksi kuda-kuda ialah suatu susunan rangka batang yang berfungsi

untuk mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat

memberikan bentuk pada atapnya. Kuda-kuda merupakan penyangga utama

pada struktur atap. Struktur ini termasuk dalam klasifikasi struktur framework

(truss). Pada proyek pelaksanaan gedung Grha Wiyata FK UGM ini bahan kuda-

kuda yang digunakan dari baja WF. Terdiri dari 7 bentuk kuda-kuda yaitu KK1,

KK2, KK3, KK4, KK5, KK6, KK7.


Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
48

POT 1
Gambar 37. KK1
Sumber. Gambar Penulis

Gambar 38. DETAIL POT.1 KK1


Sumber. Gambar Penulis

POT 1
Gambar 39. KK2
Sumber. Gambar Penulis
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
49

Gambar 40. DETAIL POT.1 KK2


Sumber. Gambar Penulis

POT 1
Gambar 41. KK3
Sumber. Gambar Penulis

Gambar 42. DETAIL POT.1 KK3


Sumber. Gambar Penulis
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
50

Gambar 43. KK4


Sumber. Gambar Penulis

Gambar 44. KK5 Gambar 45. KK6


Sumber. Gambar Penulis Sumber. Gambar Penulis
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
51

A. Alat dan Bahan

a) Alat

Alat-alat yang digunakan pada pekerjaan pemasangan kuda-kuda pada

proyek ini, antara lain :

 Alat las

 Kunci pas 28-25

 Kunci shock 23-24

 Meteran.

 Penggaris siku.

 Tali

 Palu

 Pensil.

 Water pas

 Gergaji

 Katrol

 Tabung gas

 Alat pemotong baja

b) Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada pekerjaan pemasangan kuda-kuda

pada proyek ini, antara lain :

 Kuda-kuda K1, K2, K3, K4, K5, K6, baja IWF profil 2L 60.60.6
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
52

 Kuda-kuda K7, baja IWF profil 2C 200.75.20.3

 Plat kopel baja 8 mm

 Plat buhul baja 8 mm

 Plat baja untuk sambungan

 Baut 28 dan 23

 Timah las,(nikko steel welding elektroder, RD 260, 32x350mm)

 Tabung gas; isi 30 kg dan 12 kg

B. Tahapan pekerjaan

a) Pengangkutan kuda-kuda, bahan dan alat ke lokasi proyek

Pengangkutan dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain :

 Dengan menggunakan lift barang, pada pekerjaan ini barang-barang

yang diangkut hanya berupa bahan dan alat yang bobotnya ringan.

 Dengan tenaga manusia, bahan-bahan yang diangkut sendiri oleh pekerja

yaitu bahan baja yang bobotnya besar dengan dimensi yang besar.

b) Pekerjaan pengecatan rangka kuda.

Setelah bahan dan alat sudah berada di lokasi rangka kuda-kuda

kemudian dilakukan pengecatan anti karat dengan Cat baja; Zinc Chormate

Oktan 2 dan dicampur dengan Thinner.


Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
53

Gambar 46. Pengecatan


Sumber. Dokumentasi Penulis

c) Pekerjaan perangkaian kuda-kuda

Sebelum kuda-kuda dipasang terlebih dahulu kuda-kuda dirangkai

dilantai bawah atap, rangka kuda-kuda sebelumnya sudah dirakit di bengkel

kemudian dibawah ke lokasi proyek untuk dirangkai. Proses perangkaian kuda-

kuda dimulai dari:

 Rangka disusun sesuai dengan bentuk kuda-kuda yang akan dipasang.

Pada setiap sambungan kuda-kuda dilakukan penyambungan dengan

system baut.

 KK 1, KK2 dan KK3

Untuk KK1, KK2 dan KK3 profile baja yang digunakan,

 kaki kuda-kuda baja profile 2L 80.80.8

 skoor baja profile 2L 60.60.6

 balok tarik baja profile 2L 70.70.7

 Plat kopel tebal 8 mm tiap jarak 50 cm.

 Plat buhul tebal 10 mm.


Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
54

 Diameter baut untuk profil L 80.80.8 dipakai Q 16 mm.

 Diameter baut untuk profil L 70.70.7 dipakai Q 16 mm.

 Diameter baut untuk profil L 60.60.6 dipakai Q 12 mm.

 KK4, KK5 dan KK6

Untuk KK4, KK5 dan KK6 profile baja yang digunakan,

 kaki kuda-kuda baja profile 2L 60.60.6

 skoor baja profile 2L 60.60.6

 balok tarik baja profile 2L 60.60.6

 Plat kopel tebal 8 mm tiap jarak 50 cm

 Plat buhul tebal 8 mm

 Diameter baut untuk profil L 60.60.6 dipakai ø 12 mm

Gambar 47. Perangkaian Kuda-Kuda Gambar 48. Pengancingan Baut


Sumber. Dokumentasi Penulis Sumber. Dokumentasi Penulis
d) Pekerjaan menaikan kuda-kuda keatas atap

Setelah kuda-kuda dirangkai dibawah kuda-kuda kemudian dinaikan

keatas atap pada alat yang digunakan untuk menaikan kuda-kuda keatap
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
55

digunakan alat box trackel manual. Rangka kuda-kuda terlebih dahulu diikat

pada rantai kemudian ditarik secarah manual dengan bantuan box trackel.

Gambar 49. Box Trackel Sebagai Alat


Gambar 50. Katrol Yang Dipasang Pada
Bantu Pengangkut
Boxtrackel
Sumber. Dokumentasi Penulis
Sumber. Dokumentasi Penulis

e) Pekerjaan pemasangan kuda-kuda

Pada pekerjaan pemasangan kuda-kuda, rangka kuda-kuda ditempatkan

pada angkur yang terdedia, besi angkur merupakan tulangan dari kolom yang

dilebihkan sebagai pengikat antara kuda-kuda dan dinding. Angkur kemudian

ditempatkan pada plat dudukan kuda-kuda yang suda dilobangi, kemudian

angkur dan plat dudukan kuda-kuda tersebut disambung dengan baut angkur

12mm. Jarak antara kuda-kuda 3,6 m.

Gambar 51. Pemasangan Kuda-Kuda Gambar 52. Detail Sambungan Antara Kuda-
Sumber. Dokumentasi Penulis Kuda Dan Angkur
Sumber. Dokumentasi Penulis
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
56

2. Pekerjaan pemasangan Ikatan Angin Vertikal (IAV)

Ikata Angin Vertikal berfungsi sebagai pengikat antar kuda-kuda. IAV

dipasang setelah kuda-kuda telah terpasang.

A. Alat dan bahan

a) Alat

Alat-alat yang digunakan untuk pemasangan IAV adalah sebagai berikut:

 Alat las

 Kunci pas 28-25

 Kunci shock 23-24

 Meteran.

 Penggaris siku.

 Tali

 Palu

 Pensil.

 Water pas

 Gergaji

 Katrol

 Tabung gas

 Alat pemotong baja

 Linggis

b) Bahan
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
57

Bahan-bahan yang digunakan pada pekerjaan pemasangan IAV antara lain :

 IAV 1 baja WF profil 2L 60.60.6

 IAV 2 baja WF profil 1L 60.60.6

 Baut 12mm

 Plat kopel T 8mm tiap jarak 50 cm

 Plat buhul T 8mm

 Timah las,(nikko steel welding elektroder, RD 260, 32x350mm)

 Tabung gas; isi 30 kg dan 12 kg

B. Tahapan pekerjaan

a) Perangkaian IAV

Setelah semua bahan dan alat suda disiapkan dilantai atas maka

dilakukan proses perangkaian IAV. IAV sudah dirakit terlebih dahulu di bengkel

pada lokasi proyek tinggal dilakuakan perangkaian sesuai dengan gambar

rencana.

b) Pekerjaan menaikan IAV ke atap.

Dilakukan secarah manual tanpa memakai box trackel. Kedua ujung IAV

diikat dengan tali , pada ujung atas tali dililitkan pada rangka kuda-kuda

kemudian tali tersebut ditarik untuk menaikan IAV.


Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
58

Gambar 53. IAV Dinaikan Untuk Dipasang


Sumber. Dokumentasi Penulis

c) Setelah IAV dinaikan pekerjaan selanjutnya yaitu pemasangan IAV .

Pada masing-masing ujung IAV telah diberi plat penyambung yang

berfungsi sebagai pengikat IAV dan kuda-kuda, setelah itu dilakukan pengelasan

antara plat IAV dan rangka kuda-kuda.

Gambar 54. Pemasangan IAV


Sumber. Dokumentasi Penulis

3. Pekerjaan Pemasangan Balok Nok (Jurai Dan Balok Bubungan).

Pekerjaan pemasangan balok nok dipasang setelah pekerjaan pemasangan kuda-

kuda dan Ikatan Angin Vertikal telah selesai.


Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
59

A. Alat dan Bahan

1. Alat.

Alat-alat yang digunakan pada pekerjaan pemasangan nok antara lain:

 Alat las

 Meteran.

 Penggaris siku.

 Kunci pas 28-25

 Kunci shock 23-24

 Tali

 Palu

 Pensil.

 Water pas

 Katrol

 Tabung gas

 Alat pemotong baja

 Linggis

2. Bahan

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan pemasangan balok nok antara

lain:

 Nok baja WF profil 2C 200.75.20.3

 Timah las,(nikko steel welding elektroder, RD 260, 32x350mm)

 Tabung gas; isi 30 kg dan 12 kg

 Baut 12mm

B. Tahapan pekerjaan.
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
60

a) Persiapan pemasangan.

Dua batang Baja profil C 200.75.20.3 dengan panjang 6m disatukan

dengan pengelasan setiap 30 cm. setiap jarak 50 cm dikasi baja tul sebagai

penyambung antar kedua baja agar lebih kuat.

Gambar 52. Pengelasan Penyatuan 2 Balok Baja Gambar 53. Detail Las Penyambungan
Untuk Balok Nok Sumber. Dokumentasi Penulis
Sumber. Dokumentasi Penulis

b) Pekerjaan menaikan balok nok ke atap.

Kedua ujung nok diikat dengan tali kemudian ujung atas tali dililitkan pada

rangka kuda-kuda kemudian ditarik.

Gambar 54. Tali Diikat Pada Kedua Ujung


Konsol Untuk Ditarik Keatas
Sumber. Dokumentasi Penulis
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
61

3. Pekerjaan pemasangan

 Untuk pemasangan nok, pada ke empat sudut dinding sudah terpasang

angkur kemudian angkur tersebut di pasang plat baja sebagai

sambungan/dudukan pada nok.

Gambar 55. Angkur Yang Dicor Dari Kolom


Sebagai Pengikat Nok Dan Dinding
Sumber. Dokumentasi Penulis

 Kuda-kuda sebagai dudukan balok nok, pada pertemuan antara nok dan

kuda-kuda dilakukan pengelasan sebagai pengikat antara nok dan kuda-kuda.

Gambar 56. Pertemuan Antara Titik Buhul Gambar 57. Plat Baja Sebagai Sambungan Antar
Kuda-Kuda Dan Nok Kuda-Kuda Dan Konsol
Sumber. Dokumentasi Penulis Sumber. Dokumentasi Penulis

 Pada sambungan antar nok dilakukan dengan pengelasan.

 Dudukan konsol pada angkur diberi plat baja yang berbentuk seperti

trapezium sebagai penyambung antar nok dan angkur.


Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
62

 Pada angkur diberi plat baja segi empat sebagai dudukan plat penyambung,

diatas plat dipasang 2 plat penyambung baja L yang berlawanan, baut pada

angkur dimasukan pada plat penymbung tersebut, untuk pengikatnya diberi

plat baja trapezium pada sambungan plat dengan konsol dilakukan system

pengelasan dan plat L dengan plat terapesium sambungan dilakukan dengan

pengelasn dan baut.

Gambar 58. Peletakan Plat Penyambung Gambar 59. Pengelasan Antara Plat Trapezium
Sebagai Pengikat Antara Angkur Dan Konsol Dan Konsol
Sumber. Dokumentasi Penulis Sumber. Dokumentasi Penulis
4. Pekerjaan Pemasangan Gording

Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada

proyeksi horisontal. Gording meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk, orang,

beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda. Gording berada di atas

kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda. Gording menjadi tempat ikatan

bagi usuk, dan posisi gording harus disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia.

Gording harus berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda

sebaiknya disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia.

A. Alat dan bahan

a) Alat
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
63

Alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan gording antara lain:

 Alat las

 Meteran.

 Penggaris siku.

 Kunci pas 28-25

 Kunci shock 23-24

 Tali

 Palu

 Pensil.

 Water pas

 Katrol

 Tabung gas

 Alat pemotong baja

 Linggis

b) Bahan

Bahan-bahan yang dibutuhkan pada pekerjaan gording adalah

 Gording baja C 200.75.20.3

 Timah las,(nikko steel welding elektroder, RD 260, 32x350mm)

 Tabung gas; isi 30 kg dan 12 kg

 Plat baja penyambung

B. Tahapan pemasangan

a) Persiapan pemasangan
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
64

Untuk memindahkan gording dari lantai bawah ke lantai atas dilakukan

dengan cara manual yaitu dengan tenaga manusia. Material gording sebelumnya

disiapkan dilantai atas untuk dilakukan pengecatan dan persiapan pemasangan.

Gambar 60. Material Gording Didatangkan Ke Gambar 61. Gording Dibawa Ke Lantai Atas
Lokasi Proyek Sumber. Dokumentasi Penulis
Sumber. Dokumentasi Penulis

b) Pengecatan

Sebelum gording dipasang terlebih dahulu dilakukan pengecatan anti karat. Cat

yang digunakan: cat baja zinkromat dicampur dengan thinner sebagai pengencer.

Gambar 62. Cat Yang Sudah Dicampur Gambar 63. Tahap Pengeringan Gording
Sumber. Dokumentasi Penulis Sumber. Dokumentasi Penulis

c) Pemasangan gording

Setelah gording sudah berada diatas atap dilakukan pemasangan gording.

Gording ditempatkan diatas kuda-kuda pada titik buhul kuda-kuda. Penyambungan


Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
65

dilakukan dengan pengelasan. Pada titik buhul kuda-kuda diberi plat baja yang berfungsi

sebagai pengikat dan dudukan gording, pertemuan antara gording dan jurai/nok pada

ujung gording dilakukan pemotongan agar dapat dilakukan penyambungan. Sambungan

antar gording dilakukan pengelasan dan diberi plat baja siku pada bagian dalam gording

sebagai pengikat antar kedua gording. Penampang gording 20/8 dengan Panjang 6 M

dan tebal 4mm.

Gambar 64. Pemasangan Gording Gambar 65. Detail Plat Dudukan Gording
Sumber. Dokumentasi Penulis Sumber. Dokumentasi Penulis

Gambar 66. Penyambungan Antara Gording Dan Gambar 67. Sambungan Pada Gording Dengan
Jurai Plat Baja L
Sumber. Dokumentasi Penulis Sumber. Dokumentasi Penulis

5. Pekerjaan Pemasangan Ikatan Angin Horisontal (IAH)

IAH berfungsi sebagai pengikat antara kuda-kuda yang dipasang secara

horizontal. Panjang bentangan 6m.


Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
66

A. Alat dan bahan

a) Bahan

Bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan ikatan angin horizontal antara lain:

 Baja tul 16mm

 Panskrup

 Timah las,(nikko steel welding elektroder, RD 260, 32x350mm)

 Tabung gas; isi 30 kg dan 12 kg

b) Alat

Alat-alat yang digunakan pada pekerjaan pemasangan IAH antara lain:

 Alat las

 Meteran.

 Pensil.

 Tabung gas

 Alat pemotong baja

 Alat pengancing panskrup

B. Cara pemasangan.

 Masing-masing kuda-kuda pada kedua titik buhul bagian bawah terlebih

dahulu dipasang tul baja dengan panjang 65 cm pada ujungnya dibuat seperti

kait yang berfungsi untuk mengaitkan panskrup,

 setelah pengait panskrup dipasang selanjutnya yaitu pamasngan panskrup,

panskrup dikaitkan pada baja tul.


Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
67

 Pada bagian atas masing-masing kuda-kuda dipasang baja tul dengan panjang

5,6 m dan pada ujungnya dibuat seperti kait sebagai pengait panskrup, kedua

baja ini ditarik secara silang. Penyambungan dilakukan dengan pengelasan.

 Tahap selanjutnya, baja tul yang telah dipasang ditarik secara menyilang ujung

baja pada kuda-kuda A dikatkan pada panskrup kuda-kuda B demikianpula

sebaliknya.

 Setelah itu dilakukan pengancingan pada panskrup.

Gambar 68. Pemasangan Panskrup Gambar 69. Pengancingan IAH Pada Panskrup
Sumber. Dokumentasi Penulis Sumber. Dokumentasi Penulis

Gambar 70. IAH Yang Telah Terpasang


Sumber. Dokumentasi Penulis

6. Pekerjaan Pemasangan Sagrod.


Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
68

Sagrod berfungsi sebagai pengikat antar gording, Sagrod adalah batang besi

bulat terbuat dari tulangan polos dengan kedua ujungnya memiliki ulir dan baut

sehingga posisi bisa digeser (diperpanjang/diperpendek). Panjang sagrod 1,6m, jarak

masing sagrod 3m.

A. Alat dan bahan.

a) Alat

Alat yang digunakan dalam pekerjaan pemasangan sagrod adalah:

 Alat las

 Meteran.

 Pensil.

 Tabung gas

 Alat pemotong baja

 Kunci pas.

b) Bahan

Bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pemasangan sagrod adalah:

 Baja tul 12mm

 Baut

 Baja tul 16mm

 Timah las,(nikko steel welding elektroder, RD 260, 32x350mm)

 Tabung gas; isi 30 kg dan 12 kg.

B. Cara pemasangan.

 Kedua gording terlebih dahulu dilobangi dengan diameter 13mm


Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
69

 Tulangan sagrod dimasukan kedalam lobang kedua gording.

 Setelah itu dilakukan pengancingan dengan baut.

 Ada dua cara penyambungan yaitu pengelasn dan baut

Gambar 71. Sargod Gambar 72. Penempatan Sargod


Sumber. Dokumentasi Penulis Sumber. Dokumentasi Penulis

7. Pekerjaan Pemasangan Plat Jengger

Plat jengger merupakan plat baja profile L dengan tinggi 15cm, yang berfungsi

sebagai plat dudukan papan ruiter, plat ini ditempatkan diatas nok.

A. Alat dan bahan.

a) Alat

Alat-alat yang digunakan dam pekerjaan pemasangan plat jengger adalah:

 Alat las

 Meteran.

 Pensil.

 Tabung gas

 Alat pemotong baja

b) Bahan
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
70

Bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pemasangan plat jengger adalah

 Plat baja porfil L

 Timah las,(nikko steel welding elektroder, RD 260, 32x350mm)

 Tabung gas; isi 30 kg dan 12 kg.

B. Proses pemasangan

 plat baja profil L dipotong dengan panjang 15cm

 pada plat jengger dilobangi dengan dua titik lobang sebagai tempat

pemasangan paku.

 plat jengger kemudian dipasang dengan jarak masing-masing 50 cm, plat

jengger ini dipasang secarah berlawanan dengan plat jengger lainnya. siku

dalam plat dihadapkan kearah luar, setelah itu dilakukan pengelasan.

8. Pekerjaan Pemasangan Konsol

Konsol merupakan rangka yang berfungsi seperti kuda-kuda yang ditempatkan

pada atap tritisan.

A. Alat dan bahan.

a) Alat

Alat yang digunakan dalam pekerjaan konsol adalah:

 Alat las

 Tabung gas

 Alat pemotong baja

 Palu
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
71

 Linggis

 Meteran

 Pensil

 Waterpas

 Katrol

 Rantai besi

b) Bahan

Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pemasangan konsol adalah:

 Konsol rangka baja WF profil 2L 60.60.6

 Baut diameter 12mm

 Timah las,(nikko steel welding elektroder, RD 260, 32x350mm)

 Tabung gas; isi 30 kg dan 12 kg.

B. Proses pemasangan

Rangka konsol sebelunya sudah jadi dibengkel, pada lokasi proyek konsol

kemudian dipasang. Berikut ini proses pekerjaan pemasangan konsol:

 Katrol sebagai pengangkat konsol disiapkan diatas atap

Gambar 74. Alat Bantu Untuk Menaikan Konsol


Gambar 73. Konsol
Sumber. Dokumentasi Penulis
Sumber. Dokumentasi Penulis
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
72

 Konsol kemudian dililitkan pada rantai dari katrol

Gambar 75. Konsol Dililitkan Pada Rantai


Sumber. Dokumentasi Penulis

 Setelah itu konsol kemudian ditarik keatas sampai pada tempat penempatan

konsol.

 Konsol langsung ditempatkan pada angkur yang tersedia.

Gambar 76. Angkur Gambar 77. Pemasangan Konsol


Sumber. Dokumentasi Penulis Sumber. Dokumentasi Penulis

 Setelah konsol sudah terpasang dengan baik dan lurus maka dlakukan

pengancingan antara angkur dan konsol dengan baut.


Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
73

Gambar 78. Konsol Yang Telah Terpasang Gambar 79. Plat Baja L Sebagai Tambahan
Sumber. Dokumentasi Penulis Pengikat
Sumber. Dokumentasi Penulis

5.2. Pekerjaan Penutup Atap

Pekerjaan penutup atap terdiri dar pekerjaan; pemasangan papan ruiter,

pemasangan usuk, pemasangan alumunium foil, reng, genteng dan genteng bubungan.

1. Pekerjaan Pemasangan Papan Ruiter

Papan ruieter dipasang diatas nok yang berfungsi sebagai pertemuan antara

balok usuk.

A. Alat dan bahan

a) Alat

Alat yang digunakan dalam pekerjaan pemasangan papan jengger adalah

 Palu

 Gergaji

 Pensil

 Meteran
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
74

 Golok/parang

b) Bahan

Bahan yang diguanakan dalam pekerjaan pemasangan plat jengger adalah:

 papan jengger kayu jati 15/2 dengan panjang 3m

 paku 5cm

B. Tahap pemasangan

 papan ruiter ditempatkan digaris tengah konsol antara plat jengger, papan

ruiter dipasang secarah berurutan dari bawah keatas.

 Setelah itu dilakukan pemasangan, untuk lebih kuat dilakukan pemakuan

antar plat jengger dengan papan ruieter.

Gambar 80. Peletakan Papan Ruiter Gambar 81. Detail Samb. Plat Jengger Dan
Sumber. Dokumentasi Penulis Papan Ruiter
Sumber. Dokumentasi Penulis

2. Pekerjaan Pemasangan Usuk.

A. Alat dan bahan.

a) Alat

Alat yang digunakan dalam pekerjaan pemasangan usuk antara lain:

 Palu/hammar
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
75

 Gergaji

 Meteran

 Pensil

 Linggis

b) Bahan

Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pemasangan usuk.

 Usuk 5/7 kayu panggire klas 1, panjang 4m

 Bagel U baja

 Paku 5cm dan 10cm

B. Tahapan pekerjaan

 Bagel U dipaku pada usuk dengan jarak 1,4m dan 1,8 (mengikuti jarak

antargording)Bagel U dipasang pada penampang bawah usuk yang berfungsi

sebagai pengait antara gording dan usuk.

Gambar 82. Bagel U Gambar 83. Bagel U Dipaku Pada Usuk


Sumber. Dokumentasi Penulis Sumber. Dokumentasi Penulis

 Setelah bagel U terpasang pada usuk setelah itu usuk dipasang pada gording

dengan cara bagel U dikaitkan pada gording.


Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
76

 Pada pertemuan antara usuk dan papan ruiter ujung pada usuk dipotong

miring agar dapa tersambung baik dengan papan ruiter, pada sambungan

antar papan ruiter dan usuk dilakukan pemakuan.

Gambar 84. Penempatan Bagel U Pada Gambar 85. Pertemuan Antara Usuk Dan
Usuk Papan Ruiter
Sumber. Dokumentasi Penulis Sumber. Dokumentasi Penulis

3. Pekerjaan Pengecatan Anti Rayap Pada Usuk

Pengecatan anti rayap pada usuk dilakukan dua tahap, tahap pertama dilakukan

pada saat usuk belum terpasang. Dan pada tahap kedua pengecatan dilakukan setelah

usuk terpasang.

A. Alat dan bahan

c) Alat

Alat-alat yang digunakan pada pekerjaan pengecatan anti rayap adalah

 Kwas

 Ember sebagai tempat campuran.


Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
77

d) Bahan

Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pengecatan anti rayap yaitu:

 Cat anti rayap (supraleum)

 Air untuk campuran

B. Tahapan pekerjaan

 Cairan anti raya dicampur telebih dahulu dengan air dengan campuaran 1liter

air dan 1 tutupan airan anti rayap, setelah campuran suda siap maka

dilakukan pengecatan.

Gambar 86. Cairan Anti Rayap Gambar 87. Campuran Cat Anti Gambar 88. Pengecatan
Sumber. Dokumentasi Penulis Rayap Sumber. Dokumentasi Penulis
Sumber. Dokumentasi Penulis

4. Pekerjaan Pemasangan Alumunium Foil.

Alumunium foil berfungsi sebagai lapisan genteng, alimunium foil dipasang

diatas usuk.

A. Bahan dan alat

a) Alat

Alat yang digunakan dalam pekerjaan pemasangan alumunium foil adalah:


Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
78

 Palu

 Gergaji

 Tank

b) Bahan

Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan alumunium foil adalah:

 Kertas alumunium foil type : super – 588 s/s, single sided, ukuran 1.22 x 50 m

 Paku 5 cm

B. Tahapan pekerjaan

 Alumunium foil dibentangkan sesuai dengan bentangan atap , setelah itu

dipaku pada usuk.

Gambar 89. Alumunium Foil Gambar 90. Pemasangan Alumunium Foil


Sumber. Dokumentasi Penulis Sumber. Dokumentasi Penulis

5. Pekerjaan Pemasangan Reng.

Setelah pemasangan alumunim foil pekrjaan selanjutnya yaitu pekerjaan

pemasangan reng.

A. Alat adan bahan

a) Alat
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
79

Alat yang digunakan pada pekerjaan pemasangan reng antara lain:

 Palu/hamer

 Gergaji

 Benang

 Tank

b) Bahan

Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pemasangan reng antara lain:

 Reng 4/3, kayu jati klas 1 dengan panjang 1,5 m, 2 m, 2,5 m.

 Paku 10 cm

B. Tahapan pekerjaan

 Reng dipaku diatas usuk dengan jarak antar reng; pada bagian bawah atap

jarak reng 35 cm dan diteruskan keatas dengan jarak 30 cm. sebagai patokan

jarak reng digunakan kayu dengan panjang 35 cm dan 30 cm agar reng dapat

lurus.

Gambar 91. Pemasangan Reng Gambar 92. Reng Yang Telah Terpasang
Sumber. Dokumentasi Penulis Sumber. Dokumentasi Penulis
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
80

6. Pekerjaan Pemasangan Genteng.

A. Alat dan bahan

a) Alat.

Alat yang digunakan pada pekerjaan pemasangan genteng antara lain:

 Dua buah kayu dengan panjang sekitar 15 cm yang berfungsi sebgai

pengungkit genteng.

 Alat pemotong genteng

b) Bahan.

Bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pemasangan genteng antara lain:

 Genteng beton Mutiara KW 1

B. Tahapan pekerjaan

 Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangn genteng sebelumnya disiapkan

diatas atap (disusun) pada titik-titik tertentu.

 Genteng dipasang secarah horisontal terlebih dahulu pada bagian atas.

 Setelah pada bagian paling atas terpasang diteruskan pada bagian bawahnya

secara horizontal. Dengan cara pemasangan genteng pada bagian atas

diangkat atau diungkit setelah itu dimasukan genteng pada bagian bawahnya.

Pertemuan dengan jurai genteng dipotong dengan bentuk segitiga agar rapi.
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
81

Gambar 93. Pemasangan Genteng Gambar 94. Genteng Yang Sudah Terpasang
Sumber. Dokumentasi Penulis Sumber. Dokumentasi Penulis

Gambar 95. Alat Pemotong Genteng


Sumber. Dokumentasi Penulis

7. Pekerjaan Pemasangan Genteng Pada Bubungan Dan Jurai.

A. Bahan dan alat

a) Bahan

Bahan-bahan yang dibutuhkan pada pekerjaan pemasangan genteng bubungan :

 Semen

 Air

 Genteng bubungan/kerpus

b) Alat
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
82

Alat-alat yang digunakan pada pekerjaan pemasangn genteng bubungan:

 Benang

 Paku

 Senduk semen

 Waterpas

B. Proses pekerjaan

 Pemasangan benang sebagai patokan pemasangan genteng

 Sebelum genteng pada bubungan dipasang terlebih dilakukan semenisasi

sebagai perekat antara genteng bubungan dan ganteng setelah itu dipasang

genteng.

Gambar 96. Pemotongan Genteng Pada Gambar 97. Persiapan Pemasangan Kerpus
Pertemuan Dengan Jurai Sumber. Dokumentasi Penulis
Sumber. Dokumentasi Penulis

Gambar 98. Campuran Untuk Pemasangan Gambar 99. Pemasangan Genteng Bubungan
Genteng Bubungan Sumber. Dokumentasi Penulis
Sumber. Dokumentasi Penulis
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
83

8. Pekerjaan Pemasangan Papan Lisplank

Pada pekerjaan papan lisplank terdapat beberapa tahap pekerjaan yaitu;

1) Pekerjaan Pemasangan Rangka Lisplank

A. Alat dan bahan

a) Alat

Alat yang digunakan dalam pekerjaan rangka lisplank adalah:

 Gergaji

 Meteran

 Pensil

 Palu

 Benang

b) Bahan

Bahan yang digunakan antara lain;

 Kayu glusuk 5/7 panjang 3-4m.

 Paku

B. Tahapan pekerjaan

 Rangka pada bagian atas ditempatkan diatas usuk kemudian dipaku

 Kemudian kayu sepanjang 15 cm dipaku dibawah rangka bagian atas yang

telah terpasang

 Rangka bagian bawah dipaku pada rangka kayu sepanjang 15 cm. setelah itu

diberikan pengakuan dengan kayu yang dipasang miring.


Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
84

Gambar 100. Pemasangan Rangka Lisplank


Sumber. Dokumentasi Penulis

2) Pekerjaan Pemasangan Lisplank

A. Alat dan bahan

a) Alat

Alat yang digunakan dalam pekerjaan rangka lisplank adalah

 Gergaji

 Meteran

 Pensil

 Palu

 Benang

b) Bahan

Bahan yang digunakan antara lain;

 Papan GRC 30/15 panjang 2m

 Paku 5cm

B. Tahapan pekerjaan

 Papan lisplank dipaku pada rangka lisplank.


Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
85

 Pada sambungan papan lisplank dibuat sambungan bibir lurus.

 Setelah selesai pemasangan tahap berkutnya yaitu dilakukan pendumpulan

dan pengecatan.

Gambar 101. Pemasangan Papan Lisplank


Sumber. Dokumentasi Penulis

5.3. Pekerjaan Finising Atap

Setelah semuah pekerjaan rangka dan penutup atap telah selesai maka dilakukan

pekerjaan finising atap diantaranya:

 Pembersihan genteng

 Pengecatan bubungan

 Pengecatan papan lisplank

Gambar 102. Foto Atap Dari Sisi Selatan Gambar 103. Foto Atap Dari Sisi Timur
Sebelum Finising Sebelum Finising
Sumber. Dokumentasi Penulis Sumber. Dokumentasi Penulis
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
86

Gambar 104. Foto Setelah Finising


Sumber. Dokumentasi Penulis
Laporan Kerja Praktek
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Dan Penutup Atap
87

Anda mungkin juga menyukai