I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
A. Membuat/ Menyusun Rencana Kerja
Sebelum memulai pekerjaan, dengan terlebih dahulu menyusun rencana kerja yaitu
suatu rencana yang terperinci termasuk jadwal pelaksanaan (Time Schdule)
diajukan kepada Direksi.
Rencana Kerja ini akan dipakai sebagai dasar untuk menentukan segala sesuatu
yang berhubungan dengan kemajuan, keterlambatan dan penyimpanagn pekerjaan
yang dilaksanakan.
Membuat daftar material yang perlu diajukan contohnya terlebih dahulu sebelum
digunakan dalam pelaksanaan.
Peralatan : Truk Sedang, Pick up, Beko sorong, Sepeda motor dan Mobil.
Peralatan : Waterpas, Palu karet, Benang, Paku, Palu, Ember semen, Sendok semen dan
Sarung tangan.
Bahan : Mortar semen (semen, pasir dan air) dan Keramik.
Peralatan : Waterpas, Sendok semen, Benang, Paku, Palu, Ember semen, Beko sorong,
Sarung tangan dan Selang air.
Bahan : Mortar semen (semen, pasir dan air) dan Batu bata.
D. Pekerjaan Keramik
Pada saat membeli keramik dari supplier atau distributor sebelumnya dipisahkan dahulu
keramik yang sewarna. Keramik direndam terlebih dahulu sampai basah jenuh sehingga
dalam proses pemasangan nantinya tidak menyerap air semen. Menyelesaikan pekerjaan
pipa yang akan ditanam didalam keramik agar nantinya tidak bongkar pasang keramik.
Mengukur ruangan yang akan dipasang keramik. Membuat gambar kerja pemasangan
keramik berdasarkan hasil pengukuran sehingga dapat ditentukan lebar rencana potongan.
Membuat garis bantu kedataran dan ketegakan dengan benang ukur. Membuat kepalaan
keramik berdasarkan ukuran gambar kerja yang sudah dibuat. Memasang keramik.
Memasang nut keramik.
E. Pekerjaan Beton (Lantai Kerja K-100, Pondasi (K-225), Kolom Padestel (K-225) &
Pekerjaan Sloof (K-100)
Adapun langkah - langkah pekerjaan adalah sebagai berikut :
Pabrikasi besi beton sesuai dengan gambar kerja. Untuk pekerjaan penulangan,
pemotongan besi dan pembengkokannya digunakan alat bar cutter dan bar bending.
Bekisting di buat menggunakan multiplek.
Hamparkan pasir urug di lokasi & elavasi yang telah ditentukan dengan marking &
bouwplank dengan tebal ±10cm.
Buat lantai kerja diatas pasir urug dengan ketebalan ±5cm.
Setelah lantai kerja keras, mulai pemasangan tulangan Sloof yang telah dirakit sesuai
dengan gambar kerja atau shop drawing.
Pasang bekisting sesuai dengan ukuran setelah tulangan terpasang .
Antara papan bekisting dengan besi tulangan, diganjal dengan beton decking sehingga
besi tulangan tidak melekat pada papan bekisting dan memudahkan pada waktu
pembongkaran bekisting.
Setelah semua Metode Pelaksanaan diatas selesai, lanjutkan dengan pengecoran beton
dengan adukan mutu beton yang sudah ditentukan.
Setelah umur beton mencapai 14 hari, bekisting dapat dilepaskan.
Pembesian
Besi yang digunakan yang memiliki sertifikat SNI.
Semua dimensi/ukuran dan bentuk besi tulangan yang akan digunakan sesuai dengan
gambar.
Pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton yang berukuran
garis tengah minimal 1 mm.
Penyimpanan besi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Bekisting
Bahan cetakan beton (bekisting) menggunakan kayu sembarang keras, kecuali Direksi/
Pengawas menegaskan lain.
Bekisting yang dibuat harus kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama
pengecoran, pemadatan dan perawatan.
Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan akhir
struktur yang tidak terekspos, tetapi kayu yang diserut dengan tebal yang merata harus
digunakan untuk permukaan beton yang terekspos. Seluruh sudut-sudut tajam harus
dibulatkan.
Bekisting harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.
Gambar 15. Pekerjaan Begisting
Beton
Perawatan :
a. Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini,
temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga
agar kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh
temperatur yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin
hidrasi yang sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan beton.
b. Beton harus dirawat, sesegera mungkin setelah beton mulai mengeras,
dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air.
c. Bilamana digunakan acuan kayu, acuan tersebut harus dipertahankan basah pada
setiap saat sampai dibongkar, untuk mencegah terbukanya sambungan-
sambungan dan pengeringan beton.
d. Lantai beton harus dirawat setelah permukaannya mulai mengeras
dengan cara ditutup oleh lapisan pasir lembab setebal 5 cm paling sedikit
selama 21 hari.
G. PEKERJAAN DINDING
Pasangan Batu Bata
Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu bata ini dikerjakan setelah pekerjaan pasangan
batu kali dan pengecoran beton ( foot plate, sloof, kolom, balok, pelat lantai selesai.
Pemasangan batu bata harus mengikuti peraturan atau tahapan yang lazim dilakukan
serta dibantu dengan pemasangan profil dan penarikan benang agar diproleh hasil
pasangan yang baik, semua pasangan bata harus lurus, rata horizontal maupun vertikal,
setiap pasangan bata seluas 9 m2 harus diberikan kolom praktis dan pada tumpuan
bentang lebih dari 1 m’ diberi balok latei demikian pula halnya dengan pertemuan antara
pasangan atau pada dinding yang berdiri bebas. Spesi yang digunakan untuk pasangan
batu bata adalah 1pc : 5ps, untuk pasangan rollag dan ruang kedap airadalah 1pc : 2ps.
Pekerjaan pemasangan Batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan tebal ½ dan 1
batu pada seluruh detail yang disebutkan/ ditujukan pada gambar dan sesuai dengan
petunjuk Direksi/konsultan pengawas. Semua pasanagan tembok dibuat tebal kurang lebih
14 cm. Pekerjaan dinding harus dipatok (diukur) dan dibangun sesuai dengan ukuaran,
ketebalan dan ketinggian yang tercantum dalam gambar-gambar. Batu bata pc atau batu
cetak dipasang dengan loncatan ½ bata untuk tembok. Siar- siar tebal 10 mm dan merata
padat. Tiap tahap pemasanan dinding tidak boleh dilaksakan lebih dari ketinggian 1 m.
Plesteran dan Acian
Langkah Pekerjaan Plesteran adalah sebagai berikut:
Memasang benang pada ke empat sisi bidang dinding sesuai ketebalan yang di
kehendaki.
Membuat caplaan dari adukan ukuran 10 x 10 cm2 dengan potongan triplek 2 x 5 cm
diatasnya sesuai ketebalan plesteran.
Membuat lajur kepalaan plesteran horizontal per bidang (sisi atas dan bawah) dengan
memperhatikan lot lokasi paling atas dan bawah dengan menyesuaikan plesteran antar
kepalaan.
Buat kepalaan vertikal @ 1,5 m dari atas ke bawah dan biarkan +/- 24 jam (note : siku
20.20.2 dapat dipakai sebagai kepalaan).
Penyiraman dinding bata sebelum dilaksankan plesteran antara kepalaan.
Kamprot dan ratakan dengan jidar allumunium dan biarkan mengering 3-4 hari.
Perataan permukaan plesteran dengan kasut dan jidar hingga halus dan rata.
Basahi permukaan plesteran dan aci permukaan plesteran hingga rata dan menutup
seluruh pori-pori plesteran.
Finishing dengan kasut besi dan kertas ex. Semen.
Kondisi acian setelah kering digosokan dengan spon /busa agar halus dan rata.
Biarkan +/- 14 hari sebelum dicat agar pengaruh garam alkali hilang / berkurang. (note :
pengaruh garam alkali dapat mengakibatkan perubahan warna).
Jika ada tali air, maka marking jalurnya dan potong dengan menggunakan mesin
potong keramik /cutter.
Chipping dengan pahat dan palu jalur tali air yang telah dipotong dengan mesin potong
keramik.
Laburkan acian dan ratakan / calbon dengan memakai kuas.
Isi acian dan ratakan / padatkan dengan menggunakan raskam tali air / mal yang
ukurannya sesuai dengan ukuran tali air.
Peralatan : Waterpas, Sendok semen, Benang, Paku, Palu, Ember semen, Beko sorong,
Plywodd/multiplek cetakan list Sarung tangan dan Selang air.
Bahan : Semen dan Air.
H. PEKERJAAN SANITASI
Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang. Pipa saluran
air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan menggunakan lem atau dapat
ditanam di dinding bila berukuran < 2 “. Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran
tertutup harus dibuat bak kontrol pada pertemuan pipa air hujan dengan saluran
pembuang. Bila terdapat sambungan, arah shock harus sebelah atas, dan
penyambungannya harus benar-benar kuat.
Gambar 21. Pekerjaan Perpipaan Sanitasi
Peralatan : Waterpas, Sendok semen, Benang, Paku, Palu, Ember semen, Beko sorong,
Plywodd/multiplek, Sarung tangan, bambu/kayu dolken dan Selang air.
Bahan : Semen dan Air.
J. PEKERJAAN DINDING
Item pekerjaan sama dengan diatas metode pelaksanaannya.
K. PEKERJAAN ATAP
Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda kuda, dan tidak diperkenankan
menggunakan gambar draft sebagai panduan. Menyiapkan semua peralatan perlengkapan
keselamatan dan kesehatan kerja, dan memperhatikan petunjuk tentang persyaratan
melakukan pekerjaan di atas ketinggian (lihat bagian keselamatan kerja). Menyiapkan
semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, antara lain: bor dan hexagonal
socket, meteran, selang air (waterpass), alat penyiku, mesin pemotong, gergaji besi, palu,
dan sebagainya. Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan
siku, dengan menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu.
Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan dan
tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di bawahnya. Memberi tanda
posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar rencana atap. Mengukur jarak
antar kuda-kuda. Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak mengakibatkan
kerusakan pada rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit. Memasang kuda-kuda
sesuai dengan nomornya di atas ring balok atau wall-plate, berdasarkan gambar kerja.
Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan kiri kuda-
kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda, dengan mulut
web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian di sebelah kiri pekerja disebut sisi kiri, sedangkan
yang berada di sebelah kanannya adalah sisi kanan. Mengontrol posisi berdirinya kuda-
kuda agar tegak lurus dengan ringbalok menggunakan benang dan lot (unting-unting)
Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan menggunakan 4 buah
screw 12 – 14 x 20 HEX. Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan
dynabolt, dan menambahkan balok penopang sementara, agar
posisi kuda-kuda tidak berubah. Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan
semua kuda-kuda, sesuai dengan posisinya dalam gambar kerja. Memeriksa ulang jarak
antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2 meter). Memeriksa kedataran (leveling)
semua puncak kuda-kuda (Apex), dan memastikan garis nok memiliki ketinggian yang
sama (datar). Memasang balok nok. Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika
bekerja beban angin. Bracing dipasang di atas top-chord dan di bawah reng. Bila
menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas truss, jurai dan
rafter. Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap
yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw
ukuran 10-16x16 sebanyak 2 (dua) buah. Memasang outrigger (gording tambahan setelah
kuda-kuda terakhir yang menumpu ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat
dipasang sebagai overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari kuda kuda terluar, dan
jarak antar outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan dan di-screw dengan dua buah
kuda-kuda yang terdekat. Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing
ceilling battens adalah 120 cm. Komponen ini dipasang pada permukaan bagian atas
bottom chord kuda-kuda dan di-screw. Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok
di beri bantalan bracket yang diikat memakai 2 (dua) buah dynabolt. Fungsi ceilling battens
adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan
memanjang ceiling battens sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap sambungan harus
overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan bottom chord harus di-screw. Ceiling battens
selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan penggantungnya. Memeriksa
ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran nok maupun sisi atap,
dan memastikan support overhang terpasang dengan benar. Bila menggunakan
Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas jurai dan rafter,
Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang digunakan, kemudian
dilanjutkan dengan
pemasangan reng (roof battens) dengan screw 10 – 16 x 16 HEX. Memasang satu jalur
penutup terlebih dahulu dari bawah ke atas. Pemasangan penutup atap harus lurus dan
rapi agar polanya menjadi rapi dan tidak berbelok – belok.
L. PEKERJAAN LISTRIK
Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa/cabelduct harus diusahakan
tidak tampak dari luar (tertanam). Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum
pengecoran. Pemasangan sparing-sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton
harus dipasang terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasukkan
bersamaan dengan pemasangan sparing. Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan
sebelum pekerjaan plesteran dan acian dikerjakan. Penempatan sambungan/percabangan
harus ditempatkan di daerah yang mudah dicapai untuk perbaikan (perawatan).
Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan baik
sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada Te Dos.
Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk
memudahkan penarikan kabel). Jaringan arde harus dipasang tersendiri / terpisah dengan
arde penangkal petir.
– tidak boleh ada sambungan
– dihubungkan dengan elektroda pentanahan
– ditanam sampai minimal mencapai air tanah
Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok
atau pada balok kayu rangka langit-langit.Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur
dinding bata/beton pada shaft harus diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan
terlalu rumit (banyak). Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm
dari lantai, saklar dipasang setinggi
150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya). Pemasangan stop kontak dan
saklar harus rata dengan dinding. Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk
menghindari adanya arus.
PEKERJAAN DINDING
Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan
dan/atau bagian-bagian lain yaang ditentukan gambar. Sebelum dinding diplamur,
plesteran sudah harus betul-betul kering tidak ada retak-retak dan Pemborong meminta
persetujuan kepada Konsultan Pengawas. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisal
plamur dari plat baja tipis dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk
bidang yang rata. Sesudah 7 hari plamur terpasang dan percobaan warna besi No. 00,
kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding cat
dengan menggunakan Roller.
Untuk mendapatkan tekstur pada pengecatan dinding yang ditentukan dengan finish
texture spray paint, digunakan Texture Finish Pasta texture dengan bahan dasar emulsi
acrylic ini disemprotkan dengan alat penyemprot compressor. Untuk cat semprot emulsi
bertexture, pada dinding luar digunakan plesteran 1 pc : 5 ps dengan pasir diayak halus,
disemprotkan dengan mesin semprot pada bidang plesteran 1 pc : 5 ps yang rata. Setelah
kering dan keras baru disemprot dengan alkali resistance sealer dan dicat emulssi.
Lapisan pengecatan untuk dinding luar adalah 3 (tiga) lapis dengan kekentalan sama
setiap lapisnya. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali
resistance sealer yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis emulsion dengan kekentalan cat
sebagai berikut :
- Lapis I encer ( tambahan 20 % air )
- Lapis II kental
- Lapis III encer.
Untuk warna-warna yang jenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-kaleng
dengan nomor percampuran (batch number) yang sama. Setelah pekerjaan cat selesai,
bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan
bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar 1 kali. Sambungan las dan
ujung yang tajam diberi ‘touch up’ dengan dua lapis U-pox Red lead primer 520-1130
setelah itu lapisan tebal 40 micron diulaskan. Setelah kering sesudah 24 jam, dan
diamplass kembali maka disemprot 1 lapis. Setelah 48 jam mengering baru lapisan akhir
U-pox enamel 103 disemprot 2 lapis. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan
semprot dengan compressor 2 lapis. Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin,
utuh, mengkilap, tidak ada gelembung-gelembung dan dijaga terhadap pengotoran-
pengotoran.
V. REHAB DRAINASE
Pada pekerjaan drainase terdiri dari beberapa tahap pekerjaan yaitu
1. Pleseteran drainase
Semua tahap pekerjaan sudah diuraikan sebelumnya.
2. Pemasangan floor drainase
Floor drain yang digunakan sesuai dengan spesifikasi.
Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai dengan gambar.
Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tanpa cacat dan telah disetujui
oleh Pemilik Pekerjaan.
Pada tempat-tempat yang telah dipasang floor drain, penutup lantai harus dilubangi
dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan
ukuran floor drain tersebut.
Hubungan saringan metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton kedap air.
Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapi waterpass, dibersihkan dari noda-
noda semen dan tidak ada kebocoran.
3. Cor plat penutup drainase, yaitu bekisting, pembesian dan pengecoran.
Semua tahap pekerjaan sudah diuraikan sebelumnya.
Gambar 31. Pekerjaan Floor Drain
HANAPI PANJAITAN
DIREKTUR