TAHUN ANGGARAN
2021
1
SPESIFIKASI TEKNIS
Daerah Rawa Tambak Marang Kayu terletak di Kecamatan Marang Kayu Kabupaten Kutai
Kerta Negara, Propinsi Kalimantan Timur. Untuk mencapai lokasi pekerjaan / proyek dapat ditempuh
: Samarinda – Marang Kayu
• Lewat Sungai dan laut dengan waktu tempuh ± 4 (Empat) jam
Samarinda – Marang Kayu
• Lewat darat dengan waktu tempuh ± 2 (Dua) jam
• Jumlah Alat yang digunakan dalam pekerjaan saluran dan peningkatan tanggul tambak
sebanyak 2 unit dengan menggunakan alat excavator PC 200 kapasitas Bucket 0,8 M3.
1. Sebelum memulai pekerjaan penyedia jasa harus menyampaikan pemberitahuan (surat ijin
pelaksanaan kegiatan) secara tertulis kepada Pemerintah Daerah setempat atau instansi
terkait lainnya. Selalu mengkoordinasikan bersama-sama konsultan supervisi (jika ada) dan
Direksi Pekerjaan apabila terjadi permasalahan yang berkaitan dengan Pemerintah Daerah
setempat atau instansi terkait lainnya.
2. Penyedia Jasa harus membuat papan nama proyek sesuai dengan pekerjaan pada daerah
lokasi pekerjaan. Tulisan harus mencantumkan nama proyek, nama Penyedia Jasa, Nama
Konsultan Supervisi (jika ada), jangka waktu pelaksanaan, biaya dan lain-lain atau menurut
petunjuk Direksi Pekerjaan.
2
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan meliputi pekerjaan mobilisasi alat berat, pekerjaan pengukuran, dan pekerjaan
demobilisasi alat berat.
A. MOBILISASI
Pekerjaan mobilisasi dalam pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan Penyedia Jasa sesudah
terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) atau dilaksanakan selambat-lambatnya dalam
waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
Mobilisasi sudah mempertimbangkan biaya-biaya seperti peralatan, kendaraan, personil dan
lain-lain yang mendukung pelaksanaan kegiatan di lapangan. Mobilisasi juga memperhatikan
dampak jalan – jalan yang dilalui alat dan sudah memperhitungkan semua resiko yang akan
ditimbulkan.
Pekerjaan pelaksanaan dilapangan yang memerlukan alat-alat berat harus dilakukan mobilisasi
dengan menggunakan peralatan yang sesuai dengan jenis, jumlah dan kapasitas peralatan yang
digunakan.
Mobilisasi alat pekerjaan ini dilakukan melalui jalur Sungai/Laut dengan menggunakan alat
jenis LCT yang kapasitasnya disesuaikan dengan jumlah dan jenis alat yang diangkut kelokasi
pekerjaan.
Semua alat-alat berat yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan harus dalam kondisi baik
dan sudah berada dilokasi pekerjaan. Untuk metode pelaksanaan pekerjaan mobilisasi alat
dilaksanakan secara bertahap tergantung jenis dan jumlah alat yang rencana digunakan
dilapangan.
Dalam pelaksanaan kegiatan pekerjaan ini hal-hal yang diperhatian adalah penggunaan alat-
alat keselamatan kerja yang disesuaikan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan dan
kondisi lapangan. Hal ini harus dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kecelakan kerja dalam
pelaksanaan kegiatan pekerjaan.
B. UITZET / PENGUKURAN
Diskripsi
Pengukuran dilakukan untuk mengetahui ketinggian dan keadaan topografi daerah pekerjaan
secara memanjang (long section) dan secara melintang (cross section) sebelum pekerjaan
dimulai yang disebut MC 0%. Setelah pengukuran dilaksanakan maka akan dihasilkan gambar
yang akan dilengkapi dengan rencana letak bangunan dan sebagai acuan pekerjaan di
lapangan.
Pekerjaan pengukuran (uitset trase saluran atau jalan) dalam pelaksanaan pekerjaan harus
dilakukan penyedia jasa sebelum memulai pekerjaan. Pekerjaan pengukuran/survei
lapangan/pemeriksaan secara detail ini dilaksanakan bersama-sama Konsultan Supervisi (jika
ada) dan Direksi Pekerjaan.
Pada permulaan pekerjaan harus terlebih dahulu dilakukan pengukuran lokasi pekerjaan untuk
menentukan patok BM (Benchmark) dan patok-patok bantu. Pekerjaan-pekerjaan tersebut
harus dilakukan oleh tim ahli juru ukur/surveyor untuk mendapatkan data-data pekerjaan
antara lain :
a. Pengukuran sifat datar memanjang (differential leveling/fly leveling)
Jarak antara dua station yang akan ditentukan beda tingginya sangat berjauhan (diluar
jangkauan jarak pandang). Jarak antara kedua station tersebut dibagi dalam jarak-jarak
pendek yang disebut seksi atau slag. Jumlah aljabar beda tinggi tiap seksi akan
menghasilkan beda tinggi antara kedua station tersebut.
3
b. Pengukuran profil memanjang (profile leveling/longitudinal sectioning)
Menentukan ketinggian titik-titik sepanjang garis tertentu (profil memanjang), misalnya profil
lapangan (tanah asli) sepanjang garis rencana jalan/rencana saluran (garis proyek).
Prosedur Pengukuran
Prosedur pengukuran untuk melakukan pekerjaan pengukuran pada uitzet trase saluran, jalan,
bangunan dan lain-lain dapat dilakukan sebagai berikut :
• Penyedia jasa harus menyiapkan peralatan ukur, termasuk pekerja, patok- patok, serta
peralatan lainnya yang diperlukan untuk pengukuran. Penyedia jasa harus menggunakan alat
ukur yang mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi untuk pengukuran.
• Pekerjaan ini dimulai dengan memasang patok yang terbuat dari balok kayu 4/6 dengan
jarak yang telah ditentukan.
• Patok–patok yang telah dipasang tidak boleh goyang dan berpindah tempat karena telah
memiliki elevasi yang didasarkan pada BM sekitar setelah dilakukan pengukuran.
• Setelah data pengukuran diperoleh dan diolah maka akan dihasilkan gambar kerja sebagai
panduan pekerjaan di lapangan dan harus disetujui terlebih dahulu oleh direksi.
• Setelah pekerjaan lapangan selesai maka diadakan pengecekan dan pengukuran ulang di
lokasi pekerjaan (MC 100%) untuk membuat gambar purna laksana (Asbuilt drawing) sebagai
tanda pekerjaan selesai. Asbuilt drawing dinyatakan selesai bila direksi telah menyetujui.
• Penyedia jasa harus segera menyerahkan semua data survai serta hasil perhitungan dan
gambar-gambar dari pengukuran MC 0% dan MC 100% kepada direksi secepatnya.
• Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Penyedia Jasa harus menyiapkan kotak P3K
sebagai penanganan sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
• Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Waterpass dan Theodolith dan bantu
seperti rambu ukur, GPS, meteran, kompas arah, parang dan lain-lain.
• Pada saat melakukan pengukuran harus berhati-hati dan sedini mungkin melakukan
langkah-langkah pengamanan agar tidak terjadi kecelakaan akibat terperosok, terjatuh
kelubang/jurang, bahaya binatang buas, kejatuhan peralatan, terinjak benda tajam, kena
duri pohon dan lainnya.
• Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan harus diamankan agar tidak terjadi
kecelakaan, baik akibat terinjak, jatuh atau lain sebagainya yang bisa menyebabkan terluka
4
ringan atau berat. Pengamanan bisa dilakukan dengan cara menempatkan alat ditempat
lokasi kerja yang aman atau dibawa ke work shop atau digudang penyimpanan alat.
Dalam pelaksanaan kegiatan pekerjaan ini hal-hal yang diperhatian adalah penggunaan alat-
alat keselamatan kerja yang disesuaikan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan dan
kondisi lapangan. Hal ini harus dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kecelakan kerja dalam
pelaksanaan kegiatan pekerjaan.
Data-data hasil pengukuran lapangan dilakukan pengolahan dan digambarkan atau disajikan
dalam bentuk detail gambar memanjang dan melintang trase saluran atau jalan yang diberi
elevasi existing dan rencana.
C. DEMOBILISASI
Demobilisasi dilakukan setelah pekerjaan dilapangan dinyatakan selesai 100 % dikerjakan.
Apabila pekerjaan dilapangan dinyatakan belum selesai oleh Direksi Lapangan dan Demobilisasi
sudah dilakukan maka penyedia jasa harus mendatangkan alat kembali.
Pekerjaan demobilisasi merupakan pekerjaan akhir pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan
demobilisasi harus dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan sesuai dengan kontrak kerja selesai
dikerjakan atau menurut perintah Direksi Pekerjaan. Untuk pekerjaan demobilisasi alat yang
dilakukan sesuai dengan mobilisasi alat yang sudah dilakukan diawal pelaksanaan pekerjaan.
Demobilisasi alat pekerjaan ini dilakukan melalui jalur darat dengan menggunakan alat jenis
truck Trailer yang kapasitasnya disesuaikan dengan jumlah dan jenis alat yang berada dilokasi
pekerjaan.
Semua alat-alat berat yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan harus dibawa keluar lokasi
pekerjaan. Untuk metode pelaksanaan pekerjaan demobilisasi alat dilaksanakan secara
bertahap tergantung jenis dan jumlah alat yang rencana digunakan dilapangan.
Dalam pelaksanaan kegiatan pekerjaan ini hal-hal yang diperhatikan adalah penggunaan alat-
alat keselamatan kerja yang disesuaikan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan dan
kondisi lapangan. Hal ini harus dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kecelakan kerja dalam
pelaksanaan kegiatan pekerjaan.
5
Lapangan. Pekerjaan tebas dan pembersihan diperlukan untuk mempermudah dalam kegiatan
penggalian saluran primer.
Prosedur kerja
• Tebas dan Pembersihan dilakukan pada lokasi saluran yang sudah ditentukan sesuai
gambar atau petunjuk Direksi Lapangan.
• Sebelum melakukan pembersihan, terlebih dulu dilakukan pematokan daerah jalur saluran
sub sekunder yang akan dibersihkan.
• Dikerjakan secara manual menggunakan parang, arit dan alat bantu lainnya, untuk tebas
dan pembersihan tumbuh-tumbuhan kecil yang ada pada jalur saluran Primer dan
sekitarnya atas persetujuan Direksi Lapangan.
• Penyedia jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilakasanakan, seperti sarung tangan,topi pelindung
kepala,sepatu safety dll, Penyedia jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai penangan
sementara bila terjadi kecelakaan.
Prosedur kerja
Prosedur kerja untuk melakukan pekerjaan galian tanah dengan alat pembuatan saluran primer
dapat dilakukan sebagai berikut :
• Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar detail
rencana shop drawing detail penampang melintang dan memanjang yang menunjukkan
elevasi tanah asli dan elevasi rencana dari hasil pengukuran dilapangan sebelum
pelaksanaan penggalian dilaksanakan.
• Sebelum pelaksanaan pekerjaan galian, penyedia jasa harus membuat patok ajir sepanjang
saluran dengan jarak tertentu sesuai yang diperintah Direksi Lapangan.
6
• Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan galian tanah pembuatan saluran primer
dilakukan dengan menggunakan alat excavator Standart.
• Alat excavator Standart terlebih dahulu menyusun batang kayu kenepel sebagai bahan
landasan untuk penggalian tanah yang hanya dapat dijangkau oleh Excavator Standart.
• Penggalian dan pembentukan dimensi saluran serta hasil galian harus dibentuk dan
dirapikan sesuai gambar kerja, dibuang pada lokasi yang ditentukan agar tidak mengganggu
dimensi saluran dan dirapikan. Untuk perapian dilaksanakan segera setelah galian sudah
dapat dilewati alat sesuai dengan perintah Direksi Lapangan. Pekerjaan galian tanah
dengan alat excavator dikerjakan setelah pekerjaan tebas dan pembersihan selesai
dikerjakan.
• Dimensi dan elevasi kemiringan saluran harus sesuai dengan gambar rencana atau
menurut persetujuan Direksi Lapangan.
• Penyedia jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilakasanakan, seperti sarung tangan,topi pelindung
kepala,sepatu safety dll, Penyedia jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai penangan
sementara bila terjadi kecelakaan.
Prosedur kerja
• Tebas dan Pembersihan dilakukan pada lokasi saluran sekunder yang sudah ditentukan
sesuai gambar atau petunjuk Direksi Lapangan.
• Sebelum melakukan pembersihan, terlebih dulu dilakukan pematokan daerah jalur saluran
sekunder yang akan dibersihkan.
• Dikerjakan secara manual menggunakan parang, arit dan alat bantu lainnya, untuk tebas
dan pembersihan tumbuh-tumbuhan kecil yang ada pada jalur saluran sekunder dan
sekitarnya atas persetujuan Direksi Lapangan.
• Penyedia jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilakasanakan, seperti sarung tangan,topi pelindung
kepala,sepatu safety dll, Penyedia jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai penangan
sementara bila terjadi kecelakaan.
7
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan tebas dan pembersihan meliputi lokasi rencana
saluran yang dibersihkan, sesuai petunjuk Direksi Lapangan.
Pembayaran untuk pekerjaan tebas dan pembersihan sudah termasuk pada harga pembersihan
yang dibuat harga satuan per meter persegi (M2), yaitu termasuk harga tenaga / pekerja, dan
peralatan lain yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini.
Prosedur kerja
Prosedur kerja untuk melakukan pekerjaan galian tanah dengan alat pembuatan saluran
sekunder dapat dilakukan sebagai berikut :
• Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar detail
rencana shop drawing detail penampang melintang dan memanjang yang menunjukkan
elevasi tanah asli dan elevasi rencana dari hasil pengukuran dilapangan sebelum
pelaksanaan penggalian dilaksanakan.
• Sebelum pelaksanaan pekerjaan galian, penyedia jasa harus membuat patok ajir sepanjang
saluran sekunder dengan jarak tertentu sesuai yang diperintah Direksi Lapangan.
• Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan galian tanah pembuatan saluran sekunder
dilakukan dengan menggunakan alat excavator.
• Alat excavator terlebih dahulu menyusun batang kayu kenepel sebagai bahan landasan
untuk penggalian.
• Penggalian dan pembentukan dimensi saluran sekunder serta hasil galian harus dibentuk
dan dirapikan sesuai gambar kerja, dibuang pada lokasi yang ditentukan agar tidak
mengganggu dimensi saluran sekunder dan dirapikan. Untuk perapian dilaksanakan segera
setelah galian sudah dapat dilewati alat sesuai dengan perintah Direksi Lapangan
• Pekerjaan galian tanah dengan alat excavator dikerjakan setelah pekerjaan tebas dan
pembersihan selesai dikerjakan.
• Dimensi dan elevasi kemiringan saluran sekunder harus sesuai dengan gambar rencana
atau menurut persetujuan Direksi Lapangan.
• Penyedia jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilakasanakan, seperti sarung tangan,topi pelindung
kepala,sepatu safety dll, Penyedia jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai penangan
sementara bila terjadi kecelakaan.
Bahan
Bahan timbunan tanah dengan alat diambil dari tanah setempat yang memenuhi syarat teknis
dan mendapat persetujuan oleh Direksi Lapangan sebagai bahan timbunan.
Bahan yang digunakan adalah Batang kayu kenepel sebagai bahan landasan alat excavator
pada waktu melakukan pekerjaan peninmbunan. Dan Bahan bakar untuk operasional alat mekanik
excavator.
Peralatanyangdigunakan
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan Timbunan tanah dengan alat dalam pekerjaan
tanggul adalah alat jenis excavator PC 200 kapasitas Bucket 0,8 M3..
Prosedurpenimbunan
• Kontraktor harus menyerahkan gambar detail penampang melintang dan memanjang yang
menunjukkan elevasi tanah asli dan elevasi rencana sebelum pelaksanaan penimbunan
dilaksanakan.
• Sebelum penimbunan, kontraktor harus membuat patok-patok batas penimbunan dari balok
kayu dengan jarak tertentu sesuai yang diperintahkan Direksi Lapangan.
• Penimbunan dilakukan dengan alat excavator.
• Alat excavator terlebih dahulu menyusun batang kayu kenepel sebagai bahan landasan untuk
penggalian.
• Timbunan tanah dengan alat harus dibentuk dan dirapikan.
• Timbunan tanah dengan alat harus dipadatkan secara bertahap dengan alat excavator.
• Dimensi dan elevasi timbunan tanah dengan alat excavator harus sesuai dengan gambar
rencana atau menurut persetujuan dari Direksi Lapangan.
Pembayaran
Ukuran pembayaran pekerjaan timbunan tanah dengan alat excavator dibuat berdasarkan harga
satuan setiap per meter kubik (M3). Harga satuan tersebut telah termasuk seluruh biaya pekerja,
bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan.
D .PEKERJAAN PEMBUATAN BANGUNAN PINTU AIR ULIR FIBER 1 DAUN 1 MERCU ( 4 BUAH )
PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN TEBAS DAN PEMBERSIHAN
Diskripsi
Pekerjaan tebas dan pembersihan ini mencakup pembersihan tumbuh-tumbuhan kecil, semak,
perdu, maupun tanaman berkayu pada lokasi yang telah ditentukan sehingga lokasi pekerjaan
benar-benar bersih dari tanaman, akar-akar, dan tunggul sesuai gambar atau petunjuk Direksi
Lapangan. Pekerjaan tebas dan pembersihan diperlukan untuk mempermudah dalam kegiatan
Bangunan pintu air.
9
Peralatan yang digunakan
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan tebas dan pembersihan adalah parang, arit dan alat
bantu lainnya.
10
• Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, masker pelindung dan
lainnya. Penyedia Jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan sementara
apabila terjadi kecelakan kerja
11
PEKERJAAN DEWATERING
Diskripsi
Pekerjaan dewatering adalah pekerjaan pengeringan yang bertujuan untuk dapat
mengendalikan air agar tidak mengganggu atau menghambat proses pelaksanaan pekerjaan
konstruksi. Pekerjaan ini mencakup pekerjaan pengeringan rembesan pada lokasi bangunan
Bangunan pintu air sebelum dilakukan pekerjaan galian tanah untuk pondasi dan sebelum
dilakukan pekerjaan pengecoran.
13
lainnya. Penyedia Jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan sementara
apabila terjadi kecelakan kerja.
PEKERJAAN DEWATERING
Diskripsi
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan pengeringan rembesan pada lokasi bangunan Bangunan
pintu air sebelum dilakukan pekerjaan galian tanah untuk pondasi dan sebelum dilakukan
pekerjaan pengecoran.
PEMBONGKARAN KISTDAM
GALIAN TANAH MANUAL
Diskripsi
Pekerjaan galian tanah manual mencakup pekerjaan penggalian tanah secara manual dengan
Kedalaman lebih 1 meter untuk pembongkaran kistdam ditempat yang sudah selesai dipasang
bangunan pintu air. Penggalian disesuaikan dengan gambar rencana atau menurut perintah
Direksi Lapangan.
14
Pengajuan Kesiapan Kerja
• Kontraktor harus menyerahkan pengajuan kesiapan pekerjaan sebelum memulai
pekerjaan dan disetujui oleh Direksi Lapangan.
• Peralatan yang digunakan antara lain adalah cangkul, sekop dan alat bantu lainnya
2. PEKERJAAN PONDASI
A.GALIAN TANAH MANUAL
Diskripsi
Pekerjaan ini harus mencakup penggalian tanah secara manual untuk pondasi dan untuk lantai
kerja yang akan dipasang pada bangunan pintu air. Galian tanah manual untuk pondasi dan
lantai kerja,dikerjakan sebelum pekerjaan tiang pancang kayu galam dikerjakan. Penggalian
disesuaikan dengan gambar rencana atau menurut perintah Direksi Lapangan.
15
• Peralatan yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan untuk pekerjaan galian
tersebut.
• Hasil galian harus dibuang dari lokasi bangunan dan bisa digunakan sebagai bahan
timbunan jika memenuhi syarat teknis tanah timbunan
• Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, masker pelindung dan
lainnya. Penyedia Jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan sementara
apabila terjadi kecelakan kerja.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran kuantitas pekerjaan galian tanah manual untuk pekerjaan pondasi harus diukur /
dihitung berdasarkan gambar detail yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
Untuk pembayaran pekerjaan galian tanah manual dibuat berdasarkan harga satuan setiap per
meter kubik (M3). Harga satuan tersebut telah termasuk seluruh biaya pekerja, bahan-bahan
dan peralatan yang digunakan.
17
• Pekerjaan papan turap pada koperan bangunan pintu air dikerjakan setelah pekerjaan
galian tanah manual untuk pondasi selesai dikerjakan dan sebelum pekerjaan pembesian,
pengecoran pada koperan selesai dikerjakan
• Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, masker pelindung dan
lainnya. Penyedia Jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan sementara
apabila terjadi kecelakan kerja.
• Peralatan dan material bahan pada waktu istirahat harus diamankan agar tidak
mengganggu atau membahayakan pekerja atau orang lain. Dimana semua peralatan
disimpan dilokasi kerja yang aman atau dibawa ke workshop atau gudang penyimpanan alat
sedangkan material bekas potongan balok suai segera diambil dan dikumpulkan ditempat
yang aman guna mencegah kecelakan kerja akibat terinjak material tersebut.
Batu
• Batu harus berkualitas baik, bersih, keras, padat dan bebas dari lempung, Lumpur, akar,
cabang-cabang pohon, material organik dan kotoran-kotoran yang lain yang menurunkan
kekuatan pasangan.
18
E. COR BETON UNTUK LANTAI KERJA (BEDDING)
Diskripsi
Pekerjaan cor beton untuk lantai kerja mencakup pekerjaan pengadaan, pencampuran dan
pemasangan. Cor beton untuk lantai kerja dibuat dengan perbandingan campuran material = 1
Semen : 2 Pasir : 3 Kerikil. Cor beton untuk lantai kerja yang dikerjakan harus sesuai dengan
dimensi bangunan yang akan dibangun atau dibuat berdasarkan gambar rencana atau menurut
perintah Direksi Pekerjaan.
Air Pencampur
Air yang digunakan pada pencampuran beton dengan perbandingan proporsi takaran
campuran mutu beton untuk lantai kerja dan mortar adalah air bersih dan bebas dari kotoran,
tidak mengandung endapan lumpur, zat-zat organik, alkali, garam atau tidak mengandung
bahan-bahan yang dapat mempengaruhi daya lekat beton, seperti minyak dan lemak.
Zat Tambahan
Beton atau adukan harus dibuat dari semen, pasir, krikil dan air sebagaimana ditentukan tidak
boleh ada campuran bahan-bahan lain tanpa persetujuan Direksi, Penyedia boleh memakai zat
pelambat untuk memudahkan persiapan pembuatan sambungan-sambungan, sebagaimana
susunanya zat pelambat dan care pemakaiannya hams mendapat persetujuan Direksi.
19
Prosedur Pekerjaan Beton Lantai Kerja (Bedding)
Prosedur kerja untuk melakukan pekerjaan cor beton Lantai Kerja (Bedding) dapat dilakukan
sebagai berikut :
• Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar detail
rencana pelaksanaan pekerjaan cor beton Lantai Kerja (Bedding) pada bangunan.
• Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh jenis bahan cor beton Lantai Kerja (Bedding)
kepada Direksi Pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan.
• Penyedia Jasa harus menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang akan
melaksanakan pekerjaan cor beton Lantai Kerja (Bedding) kepada Direksi Pekerjaan.
• Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi pelindung kepala,
menutup hidung, sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa harus menyiapkan kotak P3K
sebagai penanganan sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
• Lokasi pembuatan adukan diatur sedemikian rupa agar dapat menjamin kelancaran
pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan menjamin tercapainya mutu adukan yang
baik dan terlindung.
• Pengadukan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi konstruksi yang akan dikerjakan.
Kerikil, pasir dan semen disiapkan terpisah ditempat kering (lebih tinggi dari tanah
sekitarnya).
• Kotak adukan dipasang ditempat datar tepat berada dibawah alat pengaduk/concrete
mixer dan dilokasi yang memudahkan bagi petugas pengaduk dan pengangkutan adukan
ke lokasi kerja.
• Drum air ditempatkan didekat alat pengaduk, kotak-kota takaran disiapkan secukupnya
dilokasi timbunan kerikil, pasir dan semen. Gerobak pengangkut adukan dan ember
disiapkan dekat alat pengaduk kearah konstruksi yang akan dikerjakan.
• Cor beton untuk lantai kerja dilakukan dengan cara manual dan menggunakan alat
mekanik yaitu concrete mixer serta alat bantu seperti cangkul, keranjang, sekop, concrete
vibrator, kotak adukan, ember, kasut kayu/besi, kereta dorong dan lain-lain.
• Cor Beton untuk lantai kerja harus terbuat dari bahan semen, pasir, kerikil, air dengan
perbandingan campuran 1 Semen : 3 Pasir : 6 Kerikil dan bila diperlukan bahan tambahan
yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Semua harus dicampur sampai merata dengan
menggunakan alat concrete mixer sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.
• Perbandingan campuran dapat berdasarkan isi takaran sama dengan satu zak semen
dalam keadaan kering. Penyedia Jasa harus membuat takaran yang sama ukuran-
ukurannya dan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
• Pengecoran beton untuk lantai kerja dikerjakan setelah pekerjaan tiang pancang kayu
galam, pasangan batu dan pemncangan papan turap KAYU KELAS I selesai di kerjakan
• Adukan cor beton untuk lantai kerja harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran
dengan menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau
bahan-bahan lain dari luar. Pengecoran dilakukan secara terus menerus (kontinu/ tanpa
berhenti).
• Cor beton untuk lantai kerja dibuat berdasarkan dimensi dan elevasi bangunan yang akan
dibuat berdasarkan gambar rencana atau menurut perintah Direksi Pekerjaan.
• Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan harus diamankan agar tidak terjadi
kecelakaan, baik akibat terinjak, kejatuhan atau lain sebagainya yang bisa menyebabkan
terluka ringan atau berat. Pengamanan bisa dilakukan dengan cara menempatkan alat
dilokasi kerja yang aman atau dibawa ke work shop atau digudang penyimpanan alat.
• Material yang digunakan khususnya bahan semen yang masih terbuka harus ditutup dan
ditempatkan dilokasi yang aman jauh dari jangkauan anak-anak agar tidak terjadi
kecelakan akibat menghirup debu semen atau termakan bahan semen tersebut. Pasir dan
kerikil sisa hasil pengecoran harus dibuang atau dikumpulkan ditempat yang aman.
20
• Untuk sisa bahan adukan yang terbuang pada saat pengecoran yang sifatnya mengganggu
harus dibersihkan dan dibuang ketempat pembuangan.
• Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, masker pelindung dan
lainnya. Penyedia Jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan sementara
apabila terjadi kecelakan kerja.
Sambungan Cor
Penjelasan dan kedudukan dari tempat sambungan-sambungan cor harus diserahkan kepada
Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum mulai dengan pengecoran.Tempat sambungan
harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pengaruh dari penyusutan dan suhu sangat
diperkecil. Dimana pekerjaan beton panjang atau luas dan menurut Direksi pelaksanaannya
lebih praktis, maka Penyedia harus mengatur rencana pelaksanaan sedemikian rupa,
sehingga sebelum betonnbaru dicorkan menyambung yang lama, beton sudah berumur 4
minggu.
Sambungan cor harus rapat air, dan harus dibentuk dalam garis-garis lurus dengan acuan
yang kaku tegak lurus pada garis tegangan pokok dan sejauh mungkin dapat dilaksanakan,
pada tempat gaya lintang/geser yang terkecil. Sambungan itu merupakan jenis pertemuan
biasa, kecuali jika jenis lain dikehendaki oleh Direksi. Sebelum yang baru dicor disamping beton
yang sudah mengeras, beton yang lama harus dibersihkan dari batuan diatas seluruh
penampangnya dan meninggalkan perrnukaan kasar yang bersih serta bebas dari buih
semen.
21
Ukuran vertikal dari beton yang dituangkan pada satu kali pengecoran harus tidak Iebih dari
1,0 m dan ukuran mendatar harus tidak Iebih dari 7 m, meskipun tanpa adanya
persetujuan Iebih dahulu dari Direksi.
22
• Kontraktor harus menyerahkan daftar personil dan peralatan minimal yang digunakan
melakukan pekerjaan bekisting dan pembongkaran diantaranya gunting, palu, gergaji dll.
Jumlah peralatan tersebut disesuaikan dengan volume dan batas waktu pelaksanaan.
G. PEMBESIAN PONDASI
Diskripsi
• Semua penulangan harus diprofilkan ( deformed ), produksi dalam negeri menurut dengan
standar Indonesia atau sejenis dengan U 24.
• Kecuali tertera pada gambar atau ditentukan Direksi Lapangan, hook, bengkokan,
pengerasan selimut beton dan detail lainnya dari penulangan harus menurut pada PBI-71.
23
Pembengkokan Tulangan
• Pembengkokan besi tulangan harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, serta tepat pada
ukuran posisi dan lokasi pembengkokan sesuai dengan gambar kerja dan tidak
menyimpang dari SKSNI T – 15 – 1991 – 03. Pembengkokan dilakukan oleh tenaga yang
ahli, dengan menggunakan alat-alat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
keretakan, cacat-cacat, patahan dan sebagainya. Kontraktor harus membuat daftar
pemotongan dan pembengkokan besi tulangan yang sebelumnya harus diserahkan kepada
Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan.
Penempatan Tulangan
• Tulangan harus ditempatkan seperti terlihat pada gambar atau dimana ditentukan oleh
Direksi Lapangan.
• Spasi harus ditempatkan seperti terlihat pada gambar, atas dasar persetujuan Direksi
Lapangan, kontraktor dapat mengubah tempat jarak dan mungkin spasi tulangan ditambah
ditempat lain dari yang terlihat pada gambar. Dipindahkannya spasi atau ditambahkannya
spasi dengan persetujuan Direksi lapangan, akan termasuk perhitungan volume
pembayaran penulangan.
• Penempatan tulangan harus rata dan sesuai pada standar tulangan. Penulangan akan
diperiksa untuk menyesuaikan dengan kebutuhan ukuran, bentuk, panjang, spasi, letak dan
jumlah yang dipasang.
• Pembesian pada lantai, dinding, sayap tegak dan sayap miring harus berada diatas dudukan
berupa beton (beton tahu).
• Ketinggian bantalan pembesian lantai, dinding, sayap tegak dan sayap miring tergantung
dari ketebalan selimut beton yang direncanakan.
• Sebelum penulangan disambungkan pada beton, permukaan tulangan dan permukaan
beberapa penyangga tulangan harus bersih dari karatan, kotoran, lemak atau bahan asing
yang menurut pendapat Direksi Lapangan dapat mengganggu kekuatan beton.
24
Bahan dan Material yang Digunakan
Semen
• Semen harus disediakan oleh kontraktor dari hasil produksi pabrik yang disetujui oleh
Direksi Lapangan.
• Semen harus terbungkus dalam kantong-kantong yang cukup kuat untuk tahan penanganan
kasar.
• Segera setelah diterimanya di lapangan kerja, semen akan disimpan dalam penyimpanan
yang kering, tahan air dan diberikan ventilasi yang memadai, dengan pencegahan
penyerapan kelembaban yang cukup. Cara penanganan dan penyimpanan semen oleh
kontraktor harus sesuai dengan persetujuan Direksi Lapangan.
Batu Koral
Batu koral yang dipakai berukuran batu pecah 2/3 cm dan harus berkualitas baik, bersih, keras,
padat, tidak tercampur batuan besar dan bebas dari lempung, lanau, akar, cabang-cabang
pohon, material organik dan kotoran-kotoran yang lain yang menurunkan kekuatan beton.
Pasir
Pasir harus berkualitas baik dengan diameter maksimum 2.00 mm. Pasir harus bersih, keras,
padat dan tidak tercampur batu pecah dan harus bebas dari banyak kotoran lempung, lanau
dan bahan kimia lain yang dapat mempengaruhi kekuatan beton.
Air Pencampur
Air yang digunakan pada pencampuran beton dan mortar adalah air bersih dan bebas dari
kotoran, tidak mengandung endapan Lumpur, zat-zat organik, alkali, garam atau tidak
mengandung bahan-bahan yang dapat mempengaruhi daya lekat beton, seperti minyak dan
lemak.
Campuran Beton
• Beton harus terbuat dari semen, pasir, kerikil, air dengan perbandingan campuran sesuai
dengan hasil mix design yang dikeluarkan oleh instansi/ lembaga independen atau
laboratorium universitas. Dan bila diperlukan bahan tambahan yang disetujui, semua
dicampur sampai merata dengan mollen sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.
• Perbandingan campuran dapat berdasarkan isi takaran sama dengan satu zak semen
dalam keadaan kering. Kontraktor harus membuat takaran yang sama ukuran-ukurannya
dan harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
• Semua beton yang dipakai untuk pekerjaan ini harus dicampur dengan menggunakan
mesin/mollen kecuali untuk pekerjaan yang bersifat sementara.
• Sebelum dilakukan pengecoran, besi beton harus diberi beton tahu dengan ukuran yang
ditentukan sesuai selimut beton pada gambar rencana dan atau sesuai petunjuk Direksi
Lapangan agar besi tulangan dapat menyatu dengan beton.
26
• Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000
putaran per menit dengan berat efektif 0.25 kg. boleh saja digunakan acuan tersebut
supaya dapat menghasilkan getaran yang merata
• Posisi vibrator untuk memadatkan didalam beton harus dalam keadaan vertical. Hingga
dapat melakukan penetrasi sampai kedalaman 10 cm dari dasar beton yang baru dicor.
Sehingga mengahsilkan kepadatan yang menyeluruh pada bagian tersebut
• Apabila alat penggetar tersebut akan digunakan pada posisi yang lain maka alat tersebut
harus ditarik secara perlahan dan dimasukan kembali pada posisi lain dengan jarak tidak
lebih dari 45 cm. alat penggetar tidak boleh berada pada sutu titik lebih dai 15 detik atau
permukaan beton sudah merata.
• Apabila kecepatan pengecoran 20 M3/jam, maka harus digunakan alat penggetar yang
mempunyai dimensi lebih besar dari 7.5 cm
• Dalam segala hal, pemadatan beton harus sudah selesai sebelum terjadi waktu ikat awal
beton (initial setting).
3. PEKERJAAN LANTAI
A. PEMBESIAN
Diskripsi
• Semua penulangan harus diprofilkan ( deformed ), produksi dalam negeri menurut dengan
standar Indonesia atau sejenis dengan U 24.
• Kecuali tertera pada gambar atau ditentukan Direksi Lapangan, hook, bengkokan,
pengerasan selimut beton dan detail lainnya dari penulangan harus menurut pada PBI-71.
Pembengkokan Tulangan
• Pembengkokan besi tulangan harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, serta tepat pada
ukuran posisi dan lokasi pembengkokan sesuai dengan gambar kerja dan tidak
27
menyimpang dari SKSNI T – 15 – 1991 – 03. Pembengkokan dilakukan oleh tenaga yang
ahli, dengan menggunakan alat-alat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
keretakan, cacat-cacat, patahan dan sebagainya. Kontraktor harus membuat daftar
pemotongan dan pembengkokan besi tulangan yang sebelumnya harus diserahkan kepada
Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan.
Penempatan Tulangan
• Tulangan harus ditempatkan seperti terlihat pada gambar atau dimana ditentukan oleh
Direksi Lapangan.
• Spasi harus ditempatkan seperti terlihat pada gambar, atas dasar persetujuan Direksi
Lapangan, kontraktor dapat mengubah tempat jarak dan mungkin spasi tulangan ditambah
ditempat lain dari yang terlihat pada gambar. Dipindahkannya spasi atau ditambahkannya
spasi dengan persetujuan Direksi lapangan, akan termasuk perhitungan volume
pembayaran penulangan.
• Penempatan tulangan harus rata dan sesuai pada standar tulangan. Penulangan akan
diperiksa untuk menyesuaikan dengan kebutuhan ukuran, bentuk, panjang, spasi, letak dan
jumlah yang dipasang.
• Pembesian pada lantai, dinding, sayap tegak dan sayap miring harus berada diatas dudukan
berupa beton (beton tahu).
• Ketinggian bantalan pembesian lantai, dinding, sayap tegak dan sayap miring tergantung
dari ketebalan selimut beton yang direncanakan.
• Sebelum penulangan disambungkan pada beton, permukaan tulangan dan permukaan
beberapa penyangga tulangan harus bersih dari karatan, kotoran, lemak atau bahan asing
yang menurut pendapat Direksi Lapangan dapat mengganggu kekuatan beton.
28
• Semen harus terbungkus dalam kantong-kantong yang cukup kuat untuk tahan penanganan
kasar.
• Segera setelah diterimanya di lapangan kerja, semen akan disimpan dalam penyimpanan
yang kering, tahan air dan diberikan ventilasi yang memadai, dengan pencegahan
penyerapan kelembaban yang cukup. Cara penanganan dan penyimpanan semen oleh
kontraktor harus sesuai dengan persetujuan Direksi Lapangan.
Batu Koral
Batu koral yang dipakai berukuran batu pecah 2/3 cm dan harus berkualitas baik, bersih, keras,
padat, tidak tercampur batuan besar dan bebas dari lempung, lanau, akar, cabang-cabang
pohon, material organik dan kotoran-kotoran yang lain yang menurunkan kekuatan beton.
Pasir
Pasir harus berkualitas baik dengan diameter maksimum 2.00 mm. Pasir harus bersih, keras,
padat dan tidak tercampur batu pecah dan harus bebas dari banyak kotoran lempung, lanau
dan bahan kimia lain yang dapat mempengaruhi kekuatan beton.
Air Pencampur
Air yang digunakan pada pencampuran beton dan mortar adalah air bersih dan bebas dari
kotoran, tidak mengandung endapan Lumpur, zat-zat organik, alkali, garam atau tidak
mengandung bahan-bahan yang dapat mempengaruhi daya lekat beton, seperti minyak dan
lemak.
Campuran Beton
• Beton harus terbuat dari semen, pasir, kerikil, air dengan perbandingan campuran sesuai
dengan hasil mix design yang dikeluarkan oleh instansi/ lembaga independen atau
laboratorium universitas. Dan bila diperlukan bahan tambahan yang disetujui, semua
dicampur sampai merata dengan mollen sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.
• Perbandingan campuran dapat berdasarkan isi takaran sama dengan satu zak semen
dalam keadaan kering. Kontraktor harus membuat takaran yang sama ukuran-ukurannya
dan harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
• Semua beton yang dipakai untuk pekerjaan ini harus dicampur dengan menggunakan
mesin/mollen kecuali untuk pekerjaan yang bersifat sementara.
• Sebelum dilakukan pengecoran, besi beton harus diberi beton tahu dengan ukuran yang
ditentukan sesuai selimut beton pada gambar rencana dan atau sesuai petunjuk Direksi
Lapangan agar besi tulangan dapat menyatu dengan beton.
29
• Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, masker pelindung dan
lainnya. Penyedia Jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan sementara
apabila terjadi kecelakan kerja.
• Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000
putaran per menit dengan berat efektif 0.25 kg. boleh saja digunakan acuan tersebut
supaya dapat menghasilkan getaran yang merata
• Posisi vibrator untuk memadatkan didalam beton harus dalam keadaan vertical. Hingga
dapat melakukan penetrasi sampai kedalaman 10 cm dari dasar beton yang baru dicor.
Sehingga mengahsilkan kepadatan yang menyeluruh pada bagian tersebut
30
• Apabila alat penggetar tersebut akan digunakan pada posisi yang lain maka alat tersebut
harus ditarik secara perlahan dan dimasukan kembali pada posisi lain dengan jarak tidak
lebih dari 45 cm. alat penggetar tidak boleh berada pada sutu titik lebih dai 15 detik atau
permukaan beton sudah merata.
• Apabila kecepatan pengecoran 20 M3/jam, maka harus digunakan alat penggetar yang
mempunyai dimensi lebih besar dari 7.5 cm
• Dalam segala hal, pemadatan beton harus sudah selesai sebelum terjadi waktu ikat awal
beton (initial setting).
Pembengkokan Tulangan
• Pembengkokan besi tulangan harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, serta tepat pada
ukuran posisi dan lokasi pembengkokan sesuai dengan gambar kerja dan tidak
menyimpang dari SKSNI T – 15 – 1991 – 03. Pembengkokan dilakukan oleh tenaga yang
ahli, dengan menggunakan alat-alat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
keretakan, cacat-cacat, patahan dan sebagainya. Kontraktor harus membuat daftar
31
pemotongan dan pembengkokan besi tulangan yang sebelumnya harus diserahkan kepada
Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan.
Penempatan Tulangan
• Tulangan harus ditempatkan seperti terlihat pada gambar atau dimana ditentukan oleh
Direksi Lapangan.
• Spasi harus ditempatkan seperti terlihat pada gambar, atas dasar persetujuan Direksi
Lapangan, kontraktor dapat mengubah tempat jarak dan mungkin spasi tulangan ditambah
ditempat lain dari yang terlihat pada gambar. Dipindahkannya spasi atau ditambahkannya
spasi dengan persetujuan Direksi lapangan, akan termasuk perhitungan volume
• pembayaran penulangan.
• Penempatan tulangan harus rata dan sesuai pada standar tulangan. Penulangan akan
diperiksa untuk menyesuaikan dengan kebutuhan ukuran, bentuk, panjang, spasi, letak dan
jumlah yang dipasang.
• Pembesian pada lantai, dinding, sayap tegak dan sayap miring harus berada diatas dudukan
berupa beton (beton tahu).
• Ketinggian bantalan pembesian lantai, dinding, sayap tegak dan sayap miring tergantung
dari ketebalan selimut beton yang direncanakan.
• Sebelum penulangan disambungkan pada beton, permukaan tulangan dan permukaan
beberapa penyangga tulangan harus bersih dari karatan, kotoran, lemak atau bahan asing
yang menurut pendapat Direksi Lapangan dapat mengganggu kekuatan beton.
B.PEMASANGAN BEKISTING
Diskripsi
• Bekisting meliputi pekerjaan pemasangan bekisting pada dinding, sayap tegak dan sayap
miring dan filar atau bagian yang ditunjukkan oleh Direksi Lapangan untuk pembatas dan
pembentuk beton agar letak dan elevasinya sesuai dengan yang dibutuhkan.
• Bekisting harus terbuat dari papan kayu atau papan rata dalam kondisi baik yang
mempunyai kekuatan cukup dan kaku untuk memikul beton dan menahan lenturan dari
kondisi rata dan harus dilindungi permukaannya menurut kebutuhan pelaksanaan.
Permukaan bekisting yang berhubungan dengan beton harus bersih, kaku dan cukup
kedap untuk menahan kehilangan mortar.
• Bekisting dari papan kayu atau papan rata hanya sekali pemakaian.
• Bilamana diminta oleh Direksi Lapangan, kontraktor harus mengajukan gambar rencana
bekisting dan mendapat persetujuan Direksi Lapangan sebelum pembuatan bekisting
dilakukan.
• Kontraktor harus menyerahkan daftar personil dan peralatan minimal yang digunakan
melakukan pekerjaan bekisting dan pembongkaran diantaranya gunting, palu, gergaji dll.
Jumlah peralatan tersebut disesuaikan dengan volume dan batas waktu pelaksanaan.
32
• Sebelum pengecoran beton, semua bekisting harus kaku, kedap dan sesuai pada
tempatnya serta harus dibersihkan dari semua kayu potongan, serbuk gergaji, gumpalan
mortar kering, benda asing dan genangan air harus dibuang dari antara bekisting. Bekisting
harus berpermukaan baik dengan dilapisi minyak bekisting ( form oil ) atau yang sejenis
dan disetujui oleh Direksi Lapangan.
• Bekisting dari papan kayu atau papan rata hanya sekali pemakaian,Bekisting untuk
permukaan bagian luar ( exterior ) pada dinding harus tetap bersih.
• Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, masker pelindung dan
lainnya. Penyedia Jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan sementara
apabila terjadi kecelakan kerja.
Campuran Beton
• Beton harus terbuat dari semen, pasir, kerikil, air dengan perbandingan campuran sesuai
dengan hasil mix design yang dikeluarkan oleh instansi/ lembaga independen atau
laboratorium universitas. Dan bila diperlukan bahan tambahan yang disetujui, semua
dicampur sampai merata dengan mollen sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.
• Perbandingan campuran dapat berdasarkan isi takaran sama dengan satu zak semen
dalam keadaan kering. Kontraktor harus membuat takaran yang sama ukuran-ukurannya
dan harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
• Semua beton yang dipakai untuk pekerjaan ini harus dicampur dengan menggunakan
mesin/mollen kecuali untuk pekerjaan yang bersifat sementara.
• Sebelum dilakukan pengecoran, besi beton harus diberi beton tahu dengan ukuran yang
ditentukan sesuai selimut beton pada gambar rencana dan atau sesuai petunjuk Direksi
Lapangan agar besi tulangan dapat menyatu dengan beton.
35
D. PEMBONGKARAN BEKISTING
Pekerjaan pembongkaran Bekisting meliputi pada sayap miring,sayap
tegak,filar,jembatan pelayanan,kolom atap dan atap bangunan pintu air
• Umum
Bongkaran bekisting meliputi pembongkaran semua bekisting dan perancah-
perancah yang terpasang di lokasi pekerjaan.
• Pembongkaran Bekisting / Acuan
Acuan-acuan bagian konstruksi dibawah ini boleh dilepas dengan memperhitungkan
keamanan sesuai SKSNI T – 15 – 1990 – 03 dalam waktu sebagai berikut :
• Sisi balok, dinding dan kolom yang tidak dibebani = 2 hari
• Tiang penyangga plat beton yang tidak dibebani = 7 hari
• Tiang-tiang penyangga balok yang tidak dibebani = 16 hari
• Tiang-tiang penyangga oversteak / cantilever = 28 hari
Pekerjaan pembongkaran acuan harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya oleh
Direksi Lapangan. Apabila setelah acuan dibongkar ternyata ada bagian-bagian
beton yang keropos atau cacat lainnya yang akan mempengaruhi kekuatan
konstruksi, maka kontraktor harus segera memberitahukan kepada Direksi untuk
meminta persetujuan mengenai cara pengisian atau penutupannya. Semua resiko
yang terjadi sebagai akibat pekerjaan perbaikan tersebut menjadi tanggung jawab
kontraktor.
• Pembayaran
Pengukuran pekerjaan bongkaran bekisting diukur menurut bangunan dari dimensi
yang tertera dalam gambar-gambar atau menurut perintah Direksi Lapangan. Ukuran
pembayaran bekisting dibuat berdasarkan harga satuan setiap per meter persegi
(M2). Harga satuan tersebut telah termasuk seluruh biaya pekerja, bahan-bahan dan
peralatan yang dipergunakan.
36
Semen
• Semen harus disediakan oleh kontraktor dari hasil produksi pabrik yang disetujui oleh
Direksi Lapangan.
• Semen harus terbungkus dalam kantong-kantong yang cukup kuat untuk tahan penanganan
kasar.
• Segera setelah diterimanya di lapangan kerja, semen akan disimpan dalam penyimpanan
yang kering, tahan air dan diberikan ventilasi yang memadai, dengan pencegahan
penyerapan kelembaban yang cukup. Cara penanganan dan penyimpanan semen oleh
kontraktor harus sesuai dengan persetujuan Direksi Lapangan.
Batu
Batu harus berkualitas baik, bersih, keras, padat, dan bebas dari lempung, lanau, akar, cabang-
cabang pohon, material organik dan kotoran-kotoran yang lain yang menurunkan kekuatan
pasangan.
Pasir
Pasir harus berkualitas baik dengan diameter maksimum 2.00 mm. Pasir harus bersih, keras,
padat dan tidak tercampur batu pecah dan harus bebas dari banyak kotoran lempung, lanau
dan bahan kimia lain yang dapat mempengaruhi kekuatan pasangan.
Air Pencampur
Air yang digunakan pada pencampuran pasangan batu gunung dan mortar adalah air bersih dan
bebas dari kotoran, tidak mengandung endapan lumpur, zat-zat organik, alkali, garam atau tidak
mengandung bahan-bahan yang dapat mempengaruhi daya lekat pasangan, seperti minyak dan
lemak.
Fiber
Fiber resin ketebalan ± 4 - 5 mm, 2 (dua ) lapis serat fiber jenis mat karung, kombinasi dengan
penguat plat besi strip 2 cm tebal 2 mm yang dipasang pada sekeliling daun pintu.
Kawat Las
Untuk pembuatan atau perangkaian konstruksi pintu ulir menggunakan bahan kawat las. Kawat
las yang digunakan harus disesuaikan dengan bahan konstruksi pintu yang dibuat atau menurut
arahan Direksi Pekerjaan.
Cat Minyak
Pintu ulir yang akan dipasang harus diberi cat. Jenis cat yang digunakan adalah jenis cat
minyak. Adapun bahan-bahan yang harus disiapkan adalah cat warna, cat dasar, ampelas dan
minyak cat. Untuk warna cat minyak yang akan dipasang harus sesuai dengan gambar rencana
atau menerut perintah Direksi Pekerjaan.
Prosedur Pelaksanaan
Prosedur kerja untuk melakukan pekerjaan pintu ulir dapat dilakukan sebagai berikut :
• Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar detail pintu ulir yang akan diadakan dan
dipasang sebelum memulai pekerjaan kepada Direksi Pekerjaan.
• Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh jenis bahan-bahan yang akan diadakan dan
dibuat pintu ulir kepada Direksi Pekerjaan.
• Penyedia Jasa harus menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang akan membuat
pintu ulir kepada Direksi Pekerjaan.
38
• Pengadaan dan pembuatan pintu ulir dilakukan setelah gambar, bahan, peralatan serta
tenaga kerja yang sudah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
• Pemotongan bahan-bahan pintu ulir harus sesuai dengan gambar rencana, untuk perakitan
atau penyambungan pintu ulir dilakukan dengan menggunakan bahan kawat las dan alat
bantu mesin las.
• Las-las harus kuat dan tidak boleh mudah lepas.
• Pintu ulir yang sudah selesai dibuat diberi cat minyak agar tidak mudah berkarat. Sebelum
dilakukan pengecatan pintu ulir harus dibersihkan terlebih dulu dengan menggunakan
bahan ampelas. Pengecatan dilakukan dengan tahapan, pertama dilakukan pengecatan
dengan menggunakan bahan cat dasar dan setelah cat dasar kering dilakukan pelapisan
dengan menggunakan cat cat warna.
• Pemasangan pintu ulir harus sudah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
• Pintu yang dipasang pada bangunan yang sudah disiapkan tempatnya, pada sisi kanan dan
kiri kusen pintu diberi adukan cor beton. Cor beton yang dipasang harus padat dan tidak
boleh tembus air.
• Pintu yang dipasang harus kuat dan tidak boleh goyang serta mudah diopersikan.
6. PEKERJAAN LAIN-LAIN
Urugan Tanah Manual
Diskripsi
Pekerjaan ini mencakup urugan tanah pada lokasi bangunan pintu air yang telah ditentukan
sesuai patok batas pengurugan, tinggi urugan tanah disesuaikan dengan gambar rencana.
Pekerjaan urugan tanah manual ini adalah pekerjaan opritan pada bangunan pintu air.
39
E. PEKERJAAN PEMBUATAN GORONG-GORONG ( 3 BUAH )
PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN TEBAS DAN PEMBERSIHAN
Diskripsi
Pekerjaan tebas dan pembersihan ini mencakup pembersihan tumbuh-tumbuhan kecil, semak,
perdu, maupun tanaman berkayu pada lokasi yang telah ditentukan sehingga lokasi pekerjaan
benar-benar bersih dari tanaman, akar-akar, dan tunggul sesuai gambar atau petunjuk Direksi
Lapangan. Pekerjaan tebas dan pembersihan diperlukan untuk mempermudah dalam kegiatan
pekerjaan pembuatan jembatan gorong – gorong.
40
Prosedur kerja
Prosedur kerja untuk melakukan pekerjaan galian tanah dengan alat pembuatan saluran
pengelak dapat dilakukan sebagai berikut :
• Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar detail
rencana shop drawing detail penampang melintang dan memanjang yang menunjukkan
elevasi tanah asli dan elevasi rencana dari hasil pengukuran dilapangan sebelum
pelaksanaan penggalian dilaksanakan.
• Sebelum pelaksanaan pekerjaan galian, penyedia jasa harus membuat patok ajir sepanjang
saluran dengan jarak tertentu sesuai dengan yang diperintahkan Direksi Lapangan.
• Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan galian dilakukan dengan menggunakan alat
excavator.
• Alat excavator terlebih dahulu menyusun kayu kenepel sebagai bahan landasan untuk
penggalian.
• Hasil galian harus dibuang pada lokasi yang ditentukan agar tidak mengganggu dimensi
saluran dan dirapikan. Untuk perapian dilaksanakan segera setelah galian sudah dapat
dilewati alat sesuai dengan perintah Direksi Lapangan.
• Pekerjaan galian tanah dengan alat excavator dikerjakan setelah pekerjaan tebas dan
pembersihan selesai dikerjakan.
• Dimensi dan elevasi kemiringan saluran harus sesuai dengan gambar rencana atau
menurut persetujuan Direksi Lapangan.
• Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, masker pelindung dan
lainnya. Penyedia Jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan sementara
apabila terjadi kecelakan kerja.
Prosedur kerja
Prosedur kerja untuk melakukan pekerjaan timbunan tanah dengan alat penimbunan kembali
saluran pengelak dapat dilakukan sebagai berikut :
41
• Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar detail
rencana detail penampang melintang dan memanjang dari hasil pengukuran dilapangan
sebelum pelaksanaan penimbunan dilaksanakan.
• Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan timbunan dilakukan dengan menggunakan alat
excavator.
• Alat excavator terlebih dahulu menyusun kayu kenepel sebagai bahan landasan alat
excavator untuk penimbunan.
• Pekerjaan timbunan tanah dengan alat excavator dikerjakan setelah pekerjaan pembuatan
jembatan gorong-gorong selesai dikerjakan dan pekerjaan pembongkaran kistdam selesai
dikerjakan.
• Dimensi penimbunan saluran pengelak harus sesuai dengan gambar rencana atau menurut
persetujuan Direksi Lapangan.
• Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, masker pelindung dan
lainnya. Penyedia Jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan sementara
apabila terjadi kecelakan kerja.
PEKERJAAN DEWATERING
Diskripsi
Pekerjaan dewatering adalah pekerjaan pengeringan yang bertujuan untuk dapat
mengendalikan air agar tidak mengganggu atau menghambat proses pelaksanaan pekerjaan
konstruksi. Pekerjaan ini mencakup pekerjaan pengeringan rembesan pada lokasi bangunan
jembatan gorong-gorong sebelum dilakukan pekerjaan galian tanah untuk pondasi dan sebelum
dilakukan pekerjaan pengecoran.
42
lainnya. Penyedia Jasa harus menyiapkan kotak PPPK sebagai penanganan sementara
apabila terjadi kecelakaan kerja.
Prosedur Kerja
• Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar detail
rencana pelaksanaan untuk pekerjaan kerangka kisdam.
• Kontraktor harus Menyiapkan semua bahan Kerangka kistdam pada jembatan gorong-gorong
di lokasi rencana kerja.
• Penyedia Jasa harus menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang akan
melaksanakan pekerjaan kerangka kistdam kepada Direksi Pekerjaan.
• Bahan kerangka kistdam pada pekerjaan jembatan gorong-gorong diatur dan di tancapkan
satu – persatu dan ditumbuk menggunakan alat bantu dan di rangkai, selanjutnya di pasang
terpal untuk menahan isi kisdam atau sesuai dengan gambar kerja.
• Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, masker pelindung dan
lainnya. Penyedia Jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan sementara apabila
terjadi kecelakan kerja.
Pekerjaan pembuatan kerangka kistdam dikerjakan setelah pekerjaan saluran pengelak
selesai dikerjakan.
43
URUGAN TANAH MANUAL
Diskripsi
Pekerjaan ini mencakup urugan tanah manual untuk bahan pengisian kerangka kistdam, harus
padat dan tidak boleh ada rembesan air, dan disesuaikan dengan elevasi rencana gambar atau
menurut perintah direksi lapangan.
PEKERJAAN DEWATERING
Diskripsi
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan pengeringan rembesan pada lokasi bangunan jembatan
gorong – gorong sebelum dilakukan pekerjaan galian tanah untuk pondasi dan sebelum
dilakukan pekerjaan pengecoran.
PEMBONGKARAN KISTDAM
GALIAN TANAH DENGAN ALAT
Diskripsi
Pekerjaan galian tanah dilakukan dengan cara mekanik. Penggalian dilakukan setelah
pekerjaan bangunan jembatan gorong gorong selesai dikerjakan. Pekerjaan ini meliputi
pembongkaran kistdam pada bangunan jembatan gorong gorong sesuai dengan elevasi dan
dimensi penampang yang akan dibuat atau berdasarkan gambar rencana.
Prosedur kerja
Prosedur kerja untuk melakukan pekerjaan galian tanah dengan alat pembongkaran kistdam
pada bangunan jembatan gorong gorong dapat dilakukan sebagai berikut :
• Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar detail
rencana bangunan jembatan gorong gorong penampang melintang dan memanjang yang
menunjukkan elevasi tanah asli dan elevasi rencana dari hasil pengukuran dilapangan
sebelum pelaksanaan penggalian dilaksanakan.
• Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan galian tanah untuk pembongkaran kistdam
dilakukan dengan menggunakan alat excavator.
• Penggalian dan pembentukan dimensi pada pembongkaran kistdam bangunan jembatan
gorong gorong serta hasil galian harus dibentuk dan dirapikan sesuai gambar kerja, dibuang
pada lokasi yang ditentukan agar tidak mengganggu dimensi saluran pada bangunan
jembatan gorong gorong.
• Pekerjaan galian tanah dengan alat excavator dikerjakan setelah pekerjaan pembuatan
jembatan gorong gorong selesai dikerjakan.
• Dimensi dan elevasi kemiringan pada pondasi harus sesuai dengan gambar rencana atau
menurut persetujuan Direksi Lapangan.
• Penyedia jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilakasanakan, seperti sarung tangan,topi pelindung
45
kepala,sepatu safety dll, Penyedia jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai penangan
sementara bila terjadi kecelakaan.
PEKERJAAN PONDASI
A. GALIAN TANAH DENGAN ALAT
Diskripsi
Pekerjaan galian tanah dilakukan dengan cara mekanik. Penggalian dilakukan setelah
pengeringan pada lokasi pekerjaan pembuatan jembatan gorong gorong selesai dikerjakan.
Pekerjaan ini meliputi penggalian pada pondasi bangunan jembatan gorong gorong sesuai
dengan elevasi dan dimensi penampang yang akan dibuat atau berdasarkan gambar rencana.
Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan adalah kayu kenepel sebagai bahan landasan alat excavator pada waktu
melakukan penggalian. Dan bahan bakar untuk operasional alat mekanik excavator.
Prosedur kerja
Prosedur kerja untuk melakukan pekerjaan galian tanah dengan alat pembuatan pondasi pada
bangunan jembatan gorong gorong dapat dilakukan sebagai berikut :
• Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar detail
rencana bangunan jembatan gorong gorong penampang melintang dan memanjang yang
menunjukkan elevasi tanah asli dan elevasi rencana dari hasil pengukuran dilapangan
sebelum pelaksanaan penggalian dilaksanakan.
• Sebelum pelaksanaan pekerjaan galian pada pondasi, penyedia jasa harus membuat patok
ajir pada sepanjang saluran yang akan dibangun pembuatan jembatan gorong gorong
dengan jarak tertentu sesuai yang diperintah Direksi Lapangan.
• Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan galian tanah pada pondasi dilakukan dengan
menggunakan alat excavator.
• Penggalian dan pembentukan dimensi pada rencana pondasi bangunan jembatan gorong
gorong serta hasil galian harus dibentuk dan dirapikan sesuai gambar kerja, dibuang pada
lokasi yang ditentukan agar tidak mengganggu dimensi bangunan jembatan gorong gorong.
• Pekerjaan galian tanah dengan alat excavator dikerjakan setelah pekerjaan pembuatan
saluran pengelak, pembuatan kistdam, pengeringan air pada lokasi pekerjaan selesai
dikerjakan.
• Dimensi dan elevasi kemiringan pada pondasi harus sesuai dengan gambar rencana atau
menurut persetujuan Direksi Lapangan.
• Penyedia jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilakasanakan, seperti sarung tangan,topi pelindung
kepala,sepatu safety dll, Penyedia jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai penangan
sementara bila terjadi kecelakaan.
46
Pengukuran dan Pembayaran
Ukuran pembayaran galian tanah dengan alat pada pekerjaan jembatan gorong-gorong dibuat
berdasarkan harga satuan setiap per meter kubik (M3) yang tergali ditempat / saluran akan
ditentukan Direksi. Harga satuan tersebut telah termasuk seluruh biaya untuk penggalian,
pembentukan, perataan dan perapihan dan buangan hasil galian, pekerja, bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan.
47
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran kuantitas pekerjaan KAYU KELAS I harus diukur / dihitung berdasarkan gambar
detail yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
Untuk pembayaran pekerjaan KAYU KELAS I dibuat berdasarkan harga satuan setiap per meter
kubik (M3). Harga satuan tersebut telah termasuk seluruh biaya pekerja, bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan.
Pekerjaan KAYU KELAS I bisa di hitung progress fisiknya dan dibayar setelah terpasang di lokasi
pekerjaan.
48
diperlukan sebelum dilakukan pemancangan pada ujung bagian bawah balok diruncingkan
terlebih dulu dengan menggunakan alat kampak atau sejenisnya.
• Apabila dalam pelaksanaan tiang pancang yang dipancang belum mencapai tanah keras,
maka tiang pancang harus dilakukan penyambungan. Untuk bahan penyambung antar balok
tiang pancang bisa menggunakan bahan plat besi baja atau lainnya. Untuk bahan
penyambungan akan diperhitungkan kemudian apabila diperlukan dilapangan.
• Pada saat pemancangan tiang pancang sudah mencapai tanah keras, maka pemancangan
harus dihentikan dan perhitungan volume pembayaran sesuai dengan tiang pancang yang
terpasang dan harus dipotong sesuai dengan elevasi bangunan.
• Tiang pancang yang sudah dipancang keseluruhan, pada bagian atas harus diratakan secara
keseluruhan sesuai dengan elevasi bangunan yang ditunjukan pada rencana gambar.
• Peralatan dan material bahan tiang pancang pada waktu istirahat harus diamankan agar tidak
mengganggu atau membahayakan pekerja atau orang lain. Dimana semua peralatan
disimpan dilokasi kerja yang aman atau dibawa ke workshop atau gudang penyimpanan alat
sedangkan material bekas potongan tiang pancang segera diambil dan dikumpulkan ditempat
yang aman guna mencegah kecelakan kerja akibat terinjak material tersebut.
49
Pengukuran dan Pembayaran
Ukuran pembayaran pekerjaan pasangan batu kosong dibuat berdasarkan harga satuan setiap
per meter kubik ( M3 ). Harga satuan tersebut telah termasuk seluruh biaya pekerja, bahan-
bahan dan peralatan yang dipergunakan.
Batu Kerikil
Bahan batuan (kerikil) harus memenuhi persyaratan sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI. 03 -2417-1991)dan bergradasi baik dengan diameter maximum
tergantung dari kias betonnya. Apabila kelas dari beton menghendaki perlawanan abrasi
yang baik, maka bahan batuan harus diambil dari lokasi setempat yang menurut
penilaian Direksi adalah yang terbaik.
Penyedia harus mengirim contoh material apabila dibutuhkan oleh Direksi.
Bahan batuan untuk beton tahan abrasi harus berberat jenis 2,6 dan nilai tanah harus kurang
dari 15% apabila diuji menurut Nasional Indonesia (SNI. 03-2417-1991) dan PB1 1971.
Pasir
Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan lain seperti pasir
dari batu pecah akan diijinkan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI 02-6820-2002),
apabila menurut pendapat Direksi, pasir yang ada tidak memenuhi gradasinya. Kandungan
maximum terhadap lempung lanau dan debu tidak boleh lebih dari 3% perbandingan berat
Air Pencampur
Air yang digunakan pada pencampuran beton dengan perbandingan proporsi takaran
campuran mutu beton untuk lantai kerja dan mortar adalah air bersih dan bebas dari kotoran,
tidak mengandung endapan lumpur, zat-zat organik, alkali, garam atau tidak mengandung
bahan-bahan yang dapat mempengaruhi daya lekat beton, seperti minyak dan lemak.
Zat Tambahan
Beton atau adukan harus dibuat dari semen, pasir, krikil dan air sebagaimana ditentukan tidak
boleh ada campuran bahan-bahan lain tanpa persetujuan Direksi, Penyedia boleh memakai zat
pelambat untuk memudahkan persiapan pembuatan sambungan-sambungan, sebagaimana
susunanya zat pelambat dan care pemakaiannya hams mendapat persetujuan Direksi.
50
Peralatan yang digunakan
Peralatan yang harus disiapkan untuk pekerjaan cor beton Lantai Kerja adalah Concrete Mixer
dan alat bantu diantaranya ember, kotak adukan, sekop, cangkul, kasut kayu/besi, kereta
dorong dan lain-lain.
51
terluka ringan atau berat. Pengamanan bisa dilakukan dengan cara menempatkan alat
dilokasi kerja yang aman atau dibawa ke work shop atau digudang penyimpanan alat.
• Material yang digunakan khususnya bahan semen yang masih terbuka harus ditutup dan
ditempatkan dilokasi yang aman jauh dari jangkauan anak-anak agar tidak terjadi
kecelakan akibat menghirup debu semen atau termakan bahan semen tersebut. Pasir dan
kerikil sisa hasil pengecoran harus dibuang atau dikumpulkan ditempat yang aman.
• Untuk sisa bahan adukan yang terbuang pada saat pengecoran yang sifatnya mengganggu
harus dibersihkan dan dibuang ketempat pembuangan.
• Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, masker pelindung dan
lainnya. Penyedia Jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan sementara
apabila terjadi kecelakan kerja.
Sambungan Cor
Penjelasan dan kedudukan dari tempat sambungan-sambungan cor harus diserahkan kepada
Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum mulai dengan pengecoran.Tempat sambungan
harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pengaruh dari penyusutan dan suhu sangat
diperkecil. Dimana pekerjaan beton panjang atau luas dan menurut Direksi pelaksanaannya
lebih praktis, maka Penyedia harus mengatur rencana pelaksanaan sedemikian rupa,
sehingga sebelum betonnbaru dicorkan menyambung yang lama, beton sudah berumur 4
minggu.
Sambungan cor harus rapat air, dan harus dibentuk dalam garis-garis lurus dengan acuan
yang kaku tegak lurus pada garis tegangan pokok dan sejauh mungkin dapat dilaksanakan,
52
pada tempat gaya lintang/geser yang terkecil. Sambungan itu merupakan jenis pertemuan
biasa, kecuali jika jenis lain dikehendaki oleh Direksi. Sebelum yang baru dicor disamping beton
yang sudah mengeras, beton yang lama harus dibersihkan dari batuan diatas seluruh
penampangnya dan meninggalkan perrnukaan kasar yang bersih serta bebas dari buih
semen.
Ukuran vertikal dari beton yang dituangkan pada satu kali pengecoran harus tidak Iebih dari
1,0 m dan ukuran mendatar harus tidak Iebih dari 7 m, meskipun tanpa adanya
persetujuan Iebih dahulu dari Direksi.
53
• Gambar detail penulangan bangunan yang akan dilaksanakan.
• Kontraktor harus menyerahkan daftar personil / tenaga kerja dan peralatan minimal yang
digunakan melakukan pekerjaan penulangan diantaranya gunting pemotong, kunci
pembengkok, dan lain-lain. Jumlah peralatan tersebut disesuaikan dengan volume dan
batas waktu pelaksanaan.
• Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, masker pelindung dan
lainnya. Penyedia Jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan sementara
apabila terjadi kecelakan kerja.
Pembengkokan Tulangan
• Pembengkokan besi tulangan harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, serta tepat pada
ukuran posisi dan lokasi pembengkokan sesuai dengan gambar kerja dan tidak
menyimpang dari SKSNI T – 15 – 1991 – 03. Pembengkokan dilakukan oleh tenaga yang
ahli, dengan menggunakan alat-alat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
keretakan, cacat-cacat, patahan dan sebagainya. Kontraktor harus membuat daftar
pemotongan dan pembengkokan besi tulangan yang sebelumnya harus diserahkan kepada
Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan.
Penempatan Tulangan
• Tulangan harus ditempatkan seperti terlihat pada gambar atau dimana ditentukan oleh
Direksi Lapangan.
• Spasi harus ditempatkan seperti terlihat pada gambar, atas dasar persetujuan Direksi
Lapangan, kontraktor dapat mengubah tempat jarak dan mungkin spasi tulangan ditambah
ditempat lain dari yang terlihat pada gambar. Dipindahkannya spasi atau ditambahkannya
spasi dengan persetujuan Direksi lapangan, akan termasuk perhitungan volume
pembayaran penulangan.
• Penempatan tulangan harus rata dan sesuai pada standar tulangan. Penulangan akan
diperiksa untuk menyesuaikan dengan kebutuhan ukuran, bentuk, panjang, spasi, letak dan
jumlah yang dipasang.
• Pembesian pada lantai, dinding, sayap tegak dan sayap miring harus berada diatas dudukan
berupa beton (beton tahu).
• Ketinggian bantalan pembesian lantai, dinding, sayap tegak dan sayap miring tergantung
dari ketebalan selimut beton yang direncanakan.
• Sebelum penulangan disambungkan pada beton, permukaan tulangan dan permukaan
beberapa penyangga tulangan harus bersih dari karatan, kotoran, lemak atau bahan asing
yang menurut pendapat Direksi Lapangan dapat mengganggu kekuatan beton.
54
yang dipergunakan jarak spasi antar tulangan disesuaikan dengan gambar atau menurut
persetujuan Direksi Pekerjaan.
Batu Koral
Batu koral yang dipakai berukuran batu pecah 2/3 cm dan harus berkualitas baik, bersih, keras,
padat, tidak tercampur batuan besar dan bebas dari lempung, lanau, akar, cabang-cabang
pohon, material organik dan kotoran-kotoran yang lain yang menurunkan kekuatan beton.
Pasir
Pasir harus berkualitas baik dengan diameter maksimum 2.00 mm. Pasir harus bersih, keras,
padat dan tidak tercampur batu pecah dan harus bebas dari banyak kotoran lempung, lanau
dan bahan kimia lain yang dapat mempengaruhi kekuatan beton.
Air Pencampur
Air yang digunakan pada pencampuran beton dan mortar adalah air bersih dan bebas dari
kotoran, tidak mengandung endapan Lumpur, zat-zat organik, alkali, garam atau tidak
mengandung bahan-bahan yang dapat mempengaruhi daya lekat beton, seperti minyak dan
lemak.
Campuran Beton
• Beton harus terbuat dari semen, pasir, kerikil, air dengan perbandingan campuran sesuai
dengan hasil mix design yang dikeluarkan oleh instansi/ lembaga independen atau
laboratorium universitas. Dan bila diperlukan bahan tambahan yang disetujui, semua
dicampur sampai merata dengan mollen sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.
55
• Perbandingan campuran dapat berdasarkan isi takaran sama dengan satu zak semen
dalam keadaan kering. Kontraktor harus membuat takaran yang sama ukuran-ukurannya
dan harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
• Semua beton yang dipakai untuk pekerjaan ini harus dicampur dengan menggunakan
mesin/mollen kecuali untuk pekerjaan yang bersifat sementara.
• Sebelum dilakukan pengecoran, besi beton harus diberi beton tahu dengan ukuran yang
ditentukan sesuai selimut beton pada gambar rencana dan atau sesuai petunjuk Direksi
Lapangan agar besi tulangan dapat menyatu dengan beton.
56
lainnya. Penyedia Jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan sementara
apabila terjadi kecelakan kerja.
H. PEMASANGAN BEKISTING
Diskripsi
• Bekisting meliputi pekerjaan pemasangan bekisting pada Dinding luar atau bagian yang
ditunjukkan oleh Direksi Lapangan untuk pembatas dan pembentuk beton agar letak dan
elevasinya sesuai dengan yang dibutuhkan.
• Bekisting harus terbuat dari papan kayu atau papan rata dalam kondisi baik yang
mempunyai kekuatan cukup dan kaku untuk memikul beton dan menahan lenturan dari
kondisi rata dan harus dilindungi permukaannya menurut kebutuhan pelaksanaan.
Permukaan bekisting yang berhubungan dengan beton harus bersih, kaku dan cukup
kedap untuk menahan kehilangan mortar.
• Bilamana diminta oleh Direksi Lapangan, kontraktor harus mengajukan gambar rencana
bekisting dan mendapat persetujuan Direksi Lapangan sebelum pembuatan bekisting
dilakukan.
57
• Kontraktor harus menyerahkan daftar personil dan peralatan minimal yang digunakan
melakukan pekerjaan bekisting dan pembongkaran diantaranya gunting, palu, gergaji dll.
Jumlah peralatan tersebut disesuaikan dengan volume dan batas waktu pelaksanaan.
58
Peralatan yang Digunakan
• Peralatan yang digunakan untuk pembesian antara lain kunci pembengkok, gunting
pemotong, dll.
Pembengkokan Tulangan
• Pembengkokan besi tulangan harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, serta tepat pada
ukuran posisi dan lokasi pembengkokan sesuai dengan gambar kerja dan tidak
menyimpang dari SKSNI T – 15 – 1991 – 03. Pembengkokan dilakukan oleh tenaga yang
ahli, dengan menggunakan alat-alat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
keretakan, cacat-cacat, patahan dan sebagainya. Kontraktor harus membuat daftar
pemotongan dan pembengkokan besi tulangan yang sebelumnya harus diserahkan kepada
Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan.
Penempatan Tulangan
• Tulangan harus ditempatkan seperti terlihat pada gambar atau dimana ditentukan oleh
Direksi Lapangan.
• Spasi harus ditempatkan seperti terlihat pada gambar, atas dasar persetujuan Direksi
Lapangan, kontraktor dapat mengubah tempat jarak dan mungkin spasi tulangan ditambah
ditempat lain dari yang terlihat pada gambar. Dipindahkannya spasi atau ditambahkannya
spasi dengan persetujuan Direksi lapangan, akan termasuk perhitungan volume
pembayaran penulangan.
• Penempatan tulangan harus rata dan sesuai pada standar tulangan. Penulangan akan
diperiksa untuk menyesuaikan dengan kebutuhan ukuran, bentuk, panjang, spasi, letak dan
jumlah yang dipasang.
• Pembesian pada lantai, dinding, sayap tegak dan sayap miring harus berada diatas dudukan
berupa beton (beton tahu).
• Ketinggian bantalan pembesian lantai, dinding, sayap tegak dan sayap miring tergantung
dari ketebalan selimut beton yang direncanakan.
• Sebelum penulangan disambungkan pada beton, permukaan tulangan dan permukaan
beberapa penyangga tulangan harus bersih dari karatan, kotoran, lemak atau bahan asing
yang menurut pendapat Direksi Lapangan dapat mengganggu kekuatan beton.
2. PEMASANGAN BEKISTING
Diskripsi
• Bekisting meliputi pekerjaan pemasangan bekisting pada Plat,Dinding,Filar,Sayap atau
bagian yang ditunjukkan oleh Direksi Lapangan untuk pembatas dan pembentuk beton
agar letak dan elevasinya sesuai dengan yang dibutuhkan.
• Bekisting harus terbuat dari papan kayu atau papan rata dalam kondisi baik yang
mempunyai kekuatan cukup dan kaku untuk memikul beton dan menahan lenturan dari
kondisi rata dan harus dilindungi permukaannya menurut kebutuhan pelaksanaan.
Permukaan bekisting yang berhubungan dengan beton harus bersih, kaku dan cukup
kedap untuk menahan kehilangan mortar.
• Bekisting yang dipasang hanya sekali pemakaian dan harus terbuat dari papan kayu atau
papan rata dalam kondisi baik
59
• Bilamana diminta oleh Direksi Lapangan, kontraktor harus mengajukan gambar rencana
bekisting dan mendapat persetujuan Direksi Lapangan sebelum pembuatan bekisting
dilakukan.
• Kontraktor harus menyerahkan daftar personil dan peralatan minimal yang digunakan
melakukan pekerjaan bekisting dan pembongkaran diantaranya gunting, palu, gergaji dll.
Jumlah peralatan tersebut disesuaikan dengan volume dan batas waktu pelaksanaan.
60
Batu Koral
Batu koral yang dipakai berukuran batu pecah 2/3 cm dan harus berkualitas baik, bersih, keras,
padat, tidak tercampur batuan besar dan bebas dari lempung, lanau, akar, cabang-cabang
pohon, material organik dan kotoran-kotoran yang lain yang menurunkan kekuatan beton.
Pasir
Pasir harus berkualitas baik dengan diameter maksimum 2.00 mm. Pasir harus bersih, keras,
padat dan tidak tercampur batu pecah dan harus bebas dari banyak kotoran lempung, lanau
dan bahan kimia lain yang dapat mempengaruhi kekuatan beton.
Air Pencampur
Air yang digunakan pada pencampuran beton dan mortar adalah air bersih dan bebas dari
kotoran, tidak mengandung endapan Lumpur, zat-zat organik, alkali, garam atau tidak
mengandung bahan-bahan yang dapat mempengaruhi daya lekat beton, seperti minyak dan
lemak.
Campuran Beton
• Beton harus terbuat dari semen, pasir, kerikil, air dengan perbandingan campuran sesuai
dengan hasil mix design yang dikeluarkan oleh instansi/ lembaga independen atau
laboratorium universitas. Dan bila diperlukan bahan tambahan yang disetujui, semua
dicampur sampai merata dengan mollen sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.
• Perbandingan campuran dapat berdasarkan isi takaran sama dengan satu zak semen
dalam keadaan kering. Kontraktor harus membuat takaran yang sama ukuran-ukurannya
dan harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
• Semua beton yang dipakai untuk pekerjaan ini harus dicampur dengan menggunakan
mesin/mollen kecuali untuk pekerjaan yang bersifat sementara.
• Sebelum dilakukan pengecoran, besi beton harus diberi beton tahu dengan ukuran yang
ditentukan sesuai selimut beton pada gambar rencana dan atau sesuai petunjuk Direksi
Lapangan agar besi tulangan dapat menyatu dengan beton.
61
Pengukuran dan Pembayaran
Ukuran pembayaran cor beton dibuat berdasarkan harga satuan setiap per meter kubik (M3).
Harga satuan tersebut telah termasuk seluruh biaya pekerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan.
62
• Apabila kecepatan pengecoran 20 M3/jam, maka harus digunakan alat penggetar yang
mempunyai dimensi lebih besar dari 7.5 cm
• Dalam segala hal, pemadatan beton harus sudah selesai sebelum terjadi waktu ikat awal
beton (initial setting).
PEKERJAAN LAIN-LAIN
PIPA SANDARAN GALVANIS D 3’
A. Pekerjaan Pipa Sandaran Galvanis
PEMBESIAN
Diskripsi
• Semua penulangan harus diprofilkan ( deformed ), produksi dalam negeri menurut dengan
standar Indonesia atau sejenis dengan U 24.
• Kecuali tertera pada gambar atau ditentukan Direksi Lapangan, hook, bengkokan,
pengerasan selimut beton dan detail lainnya dari penulangan harus menurut pada PBI-71.
• Pekerjaan ini Meliputi Pembesian pada Tiang Handrailing
Pembengkokan Tulangan
• Pembengkokan besi tulangan harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, serta tepat pada
ukuran posisi dan lokasi pembengkokan sesuai dengan gambar kerja dan tidak
menyimpang dari SKSNI T – 15 – 1991 – 03. Pembengkokan dilakukan oleh tenaga yang
ahli, dengan menggunakan alat-alat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
keretakan, cacat-cacat, patahan dan sebagainya. Kontraktor harus membuat daftar
pemotongan dan pembengkokan besi tulangan yang sebelumnya harus diserahkan kepada
Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan.
63
Penempatan Tulangan
• Tulangan harus ditempatkan seperti terlihat pada gambar atau dimana ditentukan oleh
Direksi Lapangan.
• Spasi harus ditempatkan seperti terlihat pada gambar, atas dasar persetujuan Direksi
Lapangan, kontraktor dapat mengubah tempat jarak dan mungkin spasi tulangan ditambah
ditempat lain dari yang terlihat pada gambar. Dipindahkannya spasi atau ditambahkannya
spasi dengan persetujuan Direksi lapangan, akan termasuk perhitungan volume
pembayaran penulangan.
• Penempatan tulangan harus rata dan sesuai pada standar tulangan. Penulangan akan
diperiksa untuk menyesuaikan dengan kebutuhan ukuran, bentuk, panjang, spasi, letak dan
jumlah yang dipasang.
• Pembesian pada lantai, dinding, sayap tegak dan sayap miring harus berada diatas dudukan
berupa beton (beton tahu).
• Ketinggian bantalan pembesian lantai, dinding, sayap tegak dan sayap miring tergantung
dari ketebalan selimut beton yang direncanakan.
• Sebelum penulangan disambungkan pada beton, permukaan tulangan dan permukaan
beberapa penyangga tulangan harus bersih dari karatan, kotoran, lemak atau bahan asing
yang menurut pendapat Direksi Lapangan dapat mengganggu kekuatan beton.
PEMASANGAN BEKISTING
Diskripsi
• Bekisting meliputi pekerjaan pemasangan bekisting pada Tiang Handrailing atau bagian
yang ditunjukkan oleh Direksi Lapangan untuk pembatas dan pembentuk beton agar letak
dan elevasinya sesuai dengan yang dibutuhkan.
• Bekisting harus terbuat dari papan kayu atau papan rata dalam kondisi baik yang
mempunyai kekuatan cukup dan kaku untuk memikul beton dan menahan lenturan dari
64
kondisi rata dan harus dilindungi permukaannya menurut kebutuhan pelaksanaan.
Permukaan bekisting yang berhubungan dengan beton harus bersih, kaku dan cukup
kedap untuk menahan kehilangan mortar.
• Bekisting yang dipasang hanya sekali pemakaian dan harus terbuat dari papan kayu atau
papan rata dalam kondisi baik
• Bilamana diminta oleh Direksi Lapangan, kontraktor harus mengajukan gambar rencana
bekisting dan mendapat persetujuan Direksi Lapangan sebelum pembuatan bekisting
dilakukan.
• Kontraktor harus menyerahkan daftar personil dan peralatan minimal yang digunakan
melakukan pekerjaan bekisting dan pembongkaran diantaranya gunting, palu, gergaji dll.
Jumlah peralatan tersebut disesuaikan dengan volume dan batas waktu pelaksanaan.
65
• Semen harus terbungkus dalam kantong-kantong yang cukup kuat untuk tahan penanganan
kasar.
• Segera setelah diterimanya di lapangan kerja, semen akan disimpan dalam penyimpanan
yang kering, tahan air dan diberikan ventilasi yang memadai, dengan pencegahan
penyerapan kelembaban yang cukup. Cara penanganan dan penyimpanan semen oleh
kontraktor harus sesuai dengan persetujuan Direksi Lapangan.
Batu Koral
Batu koral yang dipakai berukuran batu pecah 2/3 cm dan harus berkualitas baik, bersih, keras,
padat, tidak tercampur batuan besar dan bebas dari lempung, lanau, akar, cabang-cabang
pohon, material organik dan kotoran-kotoran yang lain yang menurunkan kekuatan beton.
Pasir
Pasir harus berkualitas baik dengan diameter maksimum 2.00 mm. Pasir harus bersih, keras,
padat dan tidak tercampur batu pecah dan harus bebas dari banyak kotoran lempung, lanau
dan bahan kimia lain yang dapat mempengaruhi kekuatan beton.
Air Pencampur
Air yang digunakan pada pencampuran beton dan mortar adalah air bersih dan bebas dari
kotoran, tidak mengandung endapan Lumpur, zat-zat organik, alkali, garam atau tidak
mengandung bahan-bahan yang dapat mempengaruhi daya lekat beton, seperti minyak dan
lemak.
Campuran Beton
• Beton harus terbuat dari semen, pasir, kerikil, air dengan perbandingan campuran sesuai
dengan hasil mix design yang dikeluarkan oleh instansi/ lembaga independen atau
laboratorium universitas. Dan bila diperlukan bahan tambahan yang disetujui, semua
dicampur sampai merata dengan mollen sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.
• Perbandingan campuran dapat berdasarkan isi takaran sama dengan satu zak semen
dalam keadaan kering. Kontraktor harus membuat takaran yang sama ukuran-ukurannya
dan harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
• Semua beton yang dipakai untuk pekerjaan ini harus dicampur dengan menggunakan
mesin/mollen kecuali untuk pekerjaan yang bersifat sementara.
• Sebelum dilakukan pengecoran, besi beton harus diberi beton tahu dengan ukuran yang
ditentukan sesuai selimut beton pada gambar rencana dan atau sesuai petunjuk Direksi
Lapangan agar besi tulangan dapat menyatu dengan beton.
66
• Setelah pengecoran selesai dikerjakan dilakukan perawatan setelah beton mulai mengeras
dengan cara menyelimuti dengan bahan yang dapat menyerap air.
• Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, masker pelindung dan
lainnya. Penyedia Jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan sementara
apabila terjadi kecelakan kerja.
67
• Posisi vibrator untuk memadatkan didalam beton harus dalam keadaan vertical. Hingga
dapat melakukan penetrasi sampai kedalaman 10 cm dari dasar beton yang baru dicor.
Sehingga mengahsilkan kepadatan yang menyeluruh pada bagian tersebut
• Apabila alat penggetar tersebut akan digunakan pada posisi yang lain maka alat tersebut
harus ditarik secara perlahan dan dimasukan kembali pada posisi lain dengan jarak tidak
lebih dari 45 cm. alat penggetar tidak boleh berada pada sutu titik lebih dai 15 detik atau
permukaan beton sudah merata.
• Apabila kecepatan pengecoran 20 M3/jam, maka harus digunakan alat penggetar yang
mempunyai dimensi lebih besar dari 7.5 cm
• Dalam segala hal, pemadatan beton harus sudah selesai sebelum terjadi waktu ikat awal
beton (initial setting).
68
PEMBONGKARAN BEKISTING
Pekerjaan pembongkaran Bekisting Dinding,Plat,Filar dan Sayap
Diskripsi
Bongkaran bekisting meliputi pembongkaran semua bekisting dan perancah-perancah
yang terpasang di lokasi pekerjaan.
Prosedur Penggalian
• Penggalian harus dilaksanakan elevasi yang ditentukan dalam gambar konstruksi atau
ditujukan oleh Direksi Lapangan dan harus mencakup pembuangan semua bahan dalam
bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, kayu, beton, pasangan batu dan
bahan yang tidak digunakan lainnya.
69
• Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan seminimal mungkin terhadap tanah
bahan dibawah dan diluar batas galian.
• Peralatan yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan untuk pekerjaan
galian tersebut.
• Hasil galian harus dibuang dari lokasi bangunan dan bisa digunakan sebagai bahan
timbunan jika memenuhi syarat teknis tanah timbunan
• Pekerjaan galian tanah manual dikerjakan sebelum pemasangan papan nama aset
dilaksanakan.
• Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, masker pelindung dan
lainnya. Penyedia Jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan sementara
apabila terjadi kecelakan kerja.
COR BETON
Diskripsi
Pekerjaan ini meliputi pengecoran pada bangunan pembuatan papan nama aset dengan mutu
K-100 atau sesuai gambar rencana.
Batu Koral
Batu koral yang dipakai berukuran batu pecah 2/3 cm dan harus berkualitas baik, bersih, keras,
padat, tidak tercampur batuan besar dan bebas dari lempung, lanau, akar, cabang-cabang
pohon, material organik dan kotoran-kotoran yang lain yang menurunkan kekuatan beton.
Pasir
Pasir harus berkualitas baik dengan diameter maksimum 2.00 mm. Pasir harus bersih, keras,
padat dan tidak tercampur batu pecah dan harus bebas dari banyak kotoran lempung, lanau
dan bahan kimia lain yang dapat mempengaruhi kekuatan beton.
70
Air Pencampur
Air yang digunakan pada pencampuran beton dan mortar adalah air bersih dan bebas dari
kotoran, tidak mengandung endapan Lumpur, zat-zat organik, alkali, garam atau tidak
mengandung bahan-bahan yang dapat mempengaruhi daya lekat beton, seperti minyak dan
lemak.
Campuran Beton
• Perbandingan campuran dapat berdasarkan isi takaran sama dengan satu zak semen
dalam keadaan kering. Kontraktor harus membuat takaran yang sama ukuran-ukurannya
dan harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
• Semua beton yang dipakai untuk pekerjaan ini harus dicampur dengan menggunakan
mesin/mollen kecuali untuk pekerjaan yang bersifat sementara.
• Sebelum dilakukan pengecoran, besi beton harus diberi beton tahu dengan ukuran yang
ditentukan sesuai selimut beton pada gambar rencana dan atau sesuai petunjuk Direksi
Lapangan agar besi tulangan dapat menyatu dengan beton.
71
Persyaratan Bahan/Material dan Prosedur Kerja Pekerjaan Papan Nama
• 4Papan Nama terbuat dari bahan aluminium yang pada bagian bawahnya dilapisi dengan
plat besi dengan tebal 2 mm.
• Plat aluminium dibungkus menjadi satu bagian dengan plat dan ditempelkan menggunakan
paku kling.
• Permukaan papan nama harus rata tidak boleh bergelembung.
• Untuk tulisan yang akan dipasang harus sesuai dengan gambar rencana atau menurut
persetujuan Direksi Pekerjaan.
• Cat yang digunakan untuk tulisan papan tidak luntur, tudak mudah terkelupas.
• Tulisan yang ada harus mudah dibaca dan terlihat jelas.
• Tulisan yang ada sesuai dengan yang tertulis yang ditunjukkan dalam gambar.
• Konstruksi Papan nama :
• bagian tiang menggunakan pipa besi diameter 2”.
• untuk penempatan papan nama menggunakan besi siku L.30.30.3 ditunjukan pada
gambar rencana.
• Untuk penyambungan pembuatan konstruksi dilakukan dengan las.
Prosedur Penggalian
• Penggalian harus dilaksanakan elevasi yang ditentukan dalam gambar konstruksi atau
ditujukan oleh Direksi Lapangan dan harus mencakup pembuangan semua bahan dalam
bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, kayu, beton, pasangan batu dan
bahan yang tidak digunakan lainnya.
• Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan seminimal mungkin terhadap tanah
bahan dibawah dan diluar batas galian.
• Peralatan yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan untuk pekerjaan
galian tersebut.
• Hasil galian harus dibuang dari lokasi bangunan dan bisa digunakan sebagai bahan
timbunan jika memenuhi syarat teknis tanah timbunan
• Pekerjaan galian tanah manual dikerjakan sebelum pekerjaan pengecoran patok batas
dilaksanakan.
72
• Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, masker pelindung dan
lainnya. Penyedia Jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan sementara
apabila terjadi kecelakan kerja.
Pembengkokan Tulangan
• Pembengkokan besi tulangan harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, serta tepat pada
ukuran posisi dan lokasi pembengkokan sesuai dengan gambar kerja dan tidak
menyimpang dari SKSNI T – 15 – 1991 – 03. Pembengkokan dilakukan oleh tenaga yang
ahli, dengan menggunakan alat-alat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
keretakan, cacat-cacat, patahan dan sebagainya. Kontraktor harus membuat daftar
pemotongan dan pembengkokan besi tulangan yang sebelumnya harus diserahkan kepada
Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan.
Penempatan Tulangan
• Tulangan harus ditempatkan seperti terlihat pada gambar atau dimana ditentukan oleh
Direksi Lapangan.
73
• Spasi harus ditempatkan seperti terlihat pada gambar, atas dasar persetujuan Direksi
Lapangan, kontraktor dapat mengubah tempat jarak dan mungkin spasi tulangan ditambah
ditempat lain dari yang terlihat pada gambar. Dipindahkannya spasi atau ditambahkannya
spasi dengan persetujuan Direksi lapangan, akan termasuk perhitungan volume
pembayaran penulangan.
• Penempatan tulangan harus rata dan sesuai pada standar tulangan. Penulangan akan
diperiksa untuk menyesuaikan dengan kebutuhan ukuran, bentuk, panjang, spasi, letak dan
jumlah yang dipasang.
• Pembesian pada lantai, dinding, sayap tegak dan sayap miring harus berada diatas dudukan
berupa beton (beton tahu).
• Ketinggian bantalan pembesian lantai, dinding, sayap tegak dan sayap miring tergantung
dari ketebalan selimut beton yang direncanakan.
• Sebelum penulangan disambungkan pada beton, permukaan tulangan dan permukaan
beberapa penyangga tulangan harus bersih dari karatan, kotoran, lemak atau bahan asing
yang menurut pendapat Direksi Lapangan dapat mengganggu kekuatan beton.
PEMASANGAN BEKISTING
Diskripsi
Bekisting meliputi pekerjaan pemasangan bekisting pada pondasi atau bagian yang ditunjukkan
oleh Direksi Lapangan untuk pembatas dan pembentuk beton agar letak dan elevasinya sesuai
dengan yang dibutuhkan.
• Bekisting harus terbuat dari papan kayu atau papan rata dalam kondisi baik yang
mempunyai kekuatan cukup dan kaku untuk memikul beton dan menahan lenturan dari
kondisi rata dan harus dilindungi permukaannya menurut kebutuhan pelaksanaan.
Permukaan bekisting yang berhubungan dengan beton harus bersih, kaku dan cukup
kedap untuk menahan kehilangan mortar.
• Bilamana diminta oleh Direksi Lapangan, kontraktor harus mengajukan gambar rencana
bekisting dan mendapat persetujuan Direksi Lapangan sebelum pembuatan bekisting
dilakukan.
• Kontraktor harus menyerahkan daftar personil dan peralatan minimal yang digunakan
melakukan pekerjaan bekisting dan pembongkaran diantaranya gunting, palu, gergaji dll.
Jumlah peralatan tersebut disesuaikan dengan volume dan batas waktu pelaksanaan.
74
• Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, masker pelindung dan
lainnya. Penyedia Jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan sementara
apabila terjadi kecelakan kerja.
COR BETON
Diskripsi
Pekerjaan ini meliputi pengecoran untuk pembuatan patok batas dengan mutu K-100 atau
sesuai gambar rencana.
Batu Koral
Batu koral yang dipakai berukuran batu pecah 2/3 cm dan harus berkualitas baik, bersih, keras,
padat, tidak tercampur batuan besar dan bebas dari lempung, lanau, akar, cabang-cabang
pohon, material organik dan kotoran-kotoran yang lain yang menurunkan kekuatan beton.
Pasir
Pasir harus berkualitas baik dengan diameter maksimum 2.00 mm. Pasir harus bersih, keras,
padat dan tidak tercampur batu pecah dan harus bebas dari banyak kotoran lempung, lanau
dan bahan kimia lain yang dapat mempengaruhi kekuatan beton.
Air Pencampur
Air yang digunakan pada pencampuran beton dan mortar adalah air bersih dan bebas dari
kotoran, tidak mengandung endapan Lumpur, zat-zat organik, alkali, garam atau tidak
mengandung bahan-bahan yang dapat mempengaruhi daya lekat beton, seperti minyak dan
lemak.
PEMBONGKARAN BEKISTING
Diskripsi
Bongkaran bekisting meliputi pembongkaran semua bekisting dan perancah-perancah
yang terpasang di lokasi pekerjaan.
77