Dalam melaksanakan Pekerjaan lobby pembuatan lahan parker perbaikan kanstin, pembuatan
ruang band dan karaoke pada lingkungan Gedung BSSN Sentul dan perbaikan Gedung F pad
BSSN Sawangan Penyedia Jasa harus menyusun metoda pelaksanaan pekerjaan pada saat
Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan (PCM-Pre Construction Meeting) dengan
memperhitungkan aspek kelayakan teknis, waktu, kekuatan, keawetan, kualitas dan estetika
secara rasional, realistik dan dapat dilaksanakan untuk penyelesaian pekerjaan berdasarkan
sumber daya dan teknik pengerjaan yang dimiliki, serta menggambarkan penguasaan
teknologi membangun dalam
penyelesaian pekerjaan meliputi :
a. Metode Pelaksanaan Setiap Item Pekerjaan yang menjelaskan metoda yang digunakan serta
menjelaskan :
(1) perhitungan waktu
(2) kebutuhan bahan,
(3) kebutuhan alat,
(4) kebutuhan tenaga,
(5) kualitas hasil dan performance pengerjaan.
b. Metode pengendalian waktu.
c. Metode pengendalian mutu.
d. Metode pengendalian teknis.
e. Metode pengendalian biaya.
f. Metode penggunaan dan penempatan peralatan bantu di lapangan.
g. Rencana pengaturan penempatan material (setting material) di lapangan, dengan
mempertimbangkan tingkat gangguan agar aktifitas kampus tetap berjalan tanpa terganggu
aktifitas pelaksanaan Konstruksi.
h. Time Schedule / Rencana Jadwal Pelaksanaan/ Kurva S yang ditawarkan dengan waktu
yang sesuai dengan yang telah ditentukan. Kurva S harus menggambarkan dimana pada 50%
(lima puluh persen) waktu pelaksanaan, rencana kemajuan fisik minimal mencapai 40%
(empat puluh persen).
i. Prioritas pelaksanaan pekerjaan pada Gedung PSLH, dengan ketentuan minimal 70% (tujuh
puluh persen) waktu pelaksanaan pekerjaan, total capaian pekerjaannya minimal 65% (enam
puluh lima persen). Capaian pekerjaanya 65% (enam puluh lima persen) tersebut adalah
sampai dengan penyelesaian Pekerjaan Arsitektur pada Gedung PSLH.
j. Metode / Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), yang minimal
memuat:
1) Kebijakan K3;
2) Organisasi K3;
3) Konsultan Pengawasan K3;
4) Pengendalian dan program K3; serta
5) Pemeriksaan dan Evaluasi K3.
PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN
a. Penyedia Jasa berkewajiban menyusun dan membuat jadwal pelaksanaan dalam bentuk
barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir
komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Penyedia Jasa
selambatlambatnya 7 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan.
Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas.
c. Bila selama 7 (tujuh) hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa belum
menyelesaikan pembuatan jadwal pelaksanaan, maka Penyedia Jasa harus dapat menyajikan
jadwal pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari
pelaksanaan pekerjaan.
d. Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun, Penyedia Jasa harus
melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang
harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan 2 mingguan ini harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
e. Penyedia Jasa bersama Konsultan Pengawas harus menyelenggarakan rapat koordinasi
persiapan pelaksanaan (kick of meeting) menjelaskan jadwal, metoda, sistem komunikasi dan
mekanisme kerja, kelengkapan dokumen DED dan sistem laporan serta evaluasi pekerjaan.
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DASAR HUKUM
Dasar hukum dalam penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, antara
lain:
a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja;
b. Undang-Undang No. 13 Tahun 2013, tentang Ketenagakerjaan;
c. Permen Tenaga Kerja No. Per-05/MEN/1996, tentang Sistem Manajemen K3;
d. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012, tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja;
e. Permen PU No. 05/PRT/M/2014, tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
3.2. PENERAPAN K3
a. Penerapan Umum
Penerapan secara umum SMK3 pada tahap pelaksanaan Konstruksi, antara lain:
1) SMK3 dipresentasikan pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan Konstruksi/pre
construction meeting (PCM) oleh Penyedia Jasa, untuk disahkan dan ditanda tangani oleh
PPK;
2) SMK3 yang telah disahkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen kontrak
dan pekerjaan Konstruksi dan menjadi acuan penerapan SMK3 pada pelaksanaan Konstruksi;
3) Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat ketidaksesuain dalam penerapan RK3K
dan/atau peruabahan dan/atau pekerjaan tambah/kurang, maka SMK3 harus ditinjau ulang
dan disetujui oleh PPK;
4) Dokumentasi hasil pelaksanaan SMK3 dibuat oleh penyedia jasa dan dilaporkan kepada
PPK secara berkala (harian, mingguan, bulanan), yang menjadai bagian dari pelaporan
pelaksanaan pekerjaan;
5) Apabila terjadi kecelakaan kerja, Penyedia Jasa wajib membuat laporan kecelakaan kerja
kepada PPK, paling lambat 2x24 jam.
6) Penyedia Jasa wajib melaksanakan perbaikan dan peningkatan kinerja sesuai hasil evaluasi
SMK3, dalam rangka menjamin kesesuaian dan efektifitas penerapan RK3K.
7) Penyedia Jasa bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja, apabila tidak menyelenggarakan SMK3 sesuai dengan SMK3;
8) Pada saat pelaksanaan uji coba dan laik fungsi sistem (testing and commissioning) untuk
penyerahan hasil akhir pekerjaan, Ahli K3 Konstruksi/Petugas K3 Konstruksi harus
memastikan bahwa prosedur K3 telah dilaksanakan;
9) Laporan penyerahan hasil akhir pekerjaan wajib memuat hasil kinerja SMK3, statistic
kejadian, serta ususlan perbaikan untuk proyek sejenis yang akan datang.
PENGENDALIAN RESIKO
Penyedia Jasa dan Konsultan Pengawas berkewajiban melakukan pengendalian risiko K3
Konstruksi, termasuk inspeksi yang meliputi:
a. Tempat kerja;
b. Peralatan kerja;
c. Metode/cara kerja;
d. Alat pelindung kerja;
e. Alat pelindung diri;
f. Rambu-rambu; dan
g. Lingkungan kerja Konstruksi sesuai dengan RK3K yang disetujui dan disahkan PPK.
• Bahan tambahan
Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedapan terhadap air dan menambah daya lekat.
2. Adukan dan Plesteran siap pakai
• Pasangan bata dan plesteran
Semen instan dengan formula khusus untuk pekerjaan pasangan bata merah dan plester
dengan ketebalan 10 mm.
• Perekat bata ringan
Semen instan dengan formula khusus untuk pekerjaan pasangan bata ringan dengan ketebalan
3 mm .
• Plester
Semen instan dengan formula khusus untuk pekerjaan plesteran pada dinding. Dapat di
aplikasikan dengan mesin spray atau manual pada dinding eksterior dan interior untuk
menghasilkan permukaan yang lebih halus dan padat. Atau bahan plester dengan ketebalan 3-
8 mm pada bata ringan yang menghasilkan permukaan halus dan siap untuk di cat.
• Plester trasram
Semen instan dengan formula khusus untuk pekerjaan plesteran yang mempunyai sifat kedap
terhadap air (trasram). Sangat baik untuk area dinding luar, area basah (kamar mandi), area
fondasi dan lain-lain. Kepadatan dan kerapatan sangat tinggi, sehingga dapat menghambat
masuknya air (kapilarisasi) bersifat kedap air.
• Pelapis kedap air
Semen instan dengan formula khusus untuk pekerjaan kedap terhadap air, dan dilakukan
sebelum dilakukan pemasangan keramik, granit / HT, batu alam. Sangat baik untuk area
dinding luar, area basah (kamar mandi), area fondasi dan lain-lain. Kepadatan dan kerapatan
sangat tinggi, sehingga dapat menghambat masuknya air (kapilarisasi) bersifat kedap air.
• Acian plesteran beton
Semen instan dengan formula khusus untuk pekerjaan acian pada permukaan dinding
plesteran dan beton baik untuk eksterior maupun interior. Mencegah terhadinya retak rambut
pada dinding akibat penyusutan.
e. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Perbandingan campuran adukan dan plesteran
• Campuran 1 semen dan 3 pasir digunakan untuk adukan kedap air, adukan kedap air 150
mm di bawah permukaan tanah sampai 200 mm di atas lantai.
• Campuran 1 semen dan 5 pasir untuk semua pekerjaan adukan dan plesteran selain tersebut
di atas.
• Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan meningkatkan kekedapan terhadap air
harus digunakan dalam jumlah yang sesuai dengan petunjuk penggunaan dari pabrik
pembuat.
2. Pencampuran
• Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat pencampur yang
disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk kemudian ditambahkan sejumlah air
dan pencampuran dilanjutkan kembali. Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu
pencampuran minimal 1 sampai 2 menit sebelum pengaplikasian. Adukan yang tidak
digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah pencampuran tidak diijinkan digunakan.
• Adukan khusus untuk pasangan batu bata maupun bata beton ringan harus dicamput sesuai
petunjuk dan rekomendasi dari pabrik pembuatnya.
3. Persiapan dan pembersihan permukaan
• Semua permukaan yang akan menerima adukan dan / atau plesteran harus bersih, bebas dari
serpihan karbon lepas dan bahan lainnya yang mengganggu.
• Pekerjaan plesteran hanya diperkenankan setelah selesainya pemasangan instalasi listrik dan
air dan seluruh bagian yang akan menerima plesteran telah terlindung di bawah atap.
Permukaan yang akan diplester harus telah berusia tidak kurang dari dua minggu. Bidang
permukaan tersebut harus disiram air terlebih dahulu dengan air hingga jenuh dan siar telah
dikerok sedalam 10 mm dan dibersihkan.
4. Pemasangan
• Semua Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan pembersihan
selesai.
• Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan akan dilapis dengan
bahan lain.
• Sisa – sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan.
PEKERJAAN KACA
a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, tenaga dan pemasangan kaca-kaca pada
daunpintu dan jendela dan kaca cermin dan partisi kaca seperti yang tertera dalam gambar-
gambar.
b. Pengendalian Pekerjaan
NI-3-1970SII-0189-78
BS-476
c. Bahan-bahan
1. Persyaratan Bahan
• Digunakan kaca jenis clear float glass tebal 5 mm, (untuk dimensi kaca diatas 1500x
2000mm), dengan toleransi ketebalan maksimum 3% peruntukan ketebalan kaca disesuaikan
dengan gambar.
• Untuk pintu-pintu tertentu yang sudah ditunjukkan pada gambar menggunakan lapisan
stiker sandblas.
• Untuk boven pintu dan jendela dipakai kaca dengan ketebalan 5 mm
• Kaca tempered lapis sandblas tebal 10 mm untuk jendela ruang-ruang tertentu. Dan tebal 12
mm untuk pintu. Sedangkan kaca tempered grey reflection / panasharp tebal 8 mm untuk
curtain wall.
• Digunakan cermin dari “Float Glass” tebal 5 mm dengan permukaan dilapis :
a. Lapisan perak terpasang secara kimiawi di permukaan yang tercermin tidak boleh cacat
bebas dari sulfida atau noda-noda lain
b. Cooper backing” secara elektrolisasi setebal 0.04 mm langsung di atas permukaan perak.
c. Dua lapis Vernis bening atau cat untuk melindungi lapisan di atas setebal 40 mikron.
d. Sealant dari jenis “plysulfide”.
• Kaca laminated tebal 12 mm (2 x 6 mm) untuk kanopi gedung, dan rumah kaca.
a. Bahan kaca menggunakan PVB atau butiran film polyvinyl.
b. Ketebalan film 30 mil (0,75 mm)
b. Lapisan berada di dalam kaca yang fungsinya merekatkan kaca.
c. Catatan: hindari proses lanjut pada kaca laminated seperti pemotongan, pembuatan lubang
dan aksesoris lain, walaupun mungkin dapat dikerjakan, tapi akan sangat sulit dan tidak rapi.
Semua ukuran dan aksesoris harus sudah tepat, sebelum proses laminate dikerjakan.
2. Pengujian Bahan
Kaca dan sealant yang akan digunakan untuk pekerjaan harus sudah lulus test/pengujian dari
pabrik pembuatnya berdasarkan standar yang berlaku.
3. Contoh Bahan
• Pelaksana harus menyerahkan contoh bahan untuk pekerjaan kaca, berukuran 20 cm x 20
cm dan sealant dalam tabung untuk disetujui Konsultan Pengawas.
• Contoh bahan harus sesuai dengan contoh yang telah diuji/diperkirakan selambat-lambatnya
2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan pekerjaan untuk menapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
4. Penyimpanan
Kaca disimpan di tempat yang disediakan lepas dari tanah dan kelembaban dan ditumpuk
sampai setinggi tiak lebih dari 1,00 m. Tempat penyimpanan harus terlindung dari cuaca akan
tetapi tetap mendapatkan aliran udara secukupnya.
9.3. AKSESORIS PINTU DAN JENDELA
a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan, pengamanan dan perawatan dari semua alat-
alat penggantung dan kunci-kunci yang dipasang di pintu dan jendela yang ditentukan dalam
gambar.
b. Pengendalian Pekerjaan
Sesuai dengan SNI atau disesuaikan dengan salah satu standar ASTM, JIS, AAMA.
c. Bahan-Bahan
1. Persyaratan Bahan
• Semua hardmare dalam pekerjaan ini, adalah yang berkuaitas baik, seragam dalam
pemilihan bahan dan warna, selaras bentuknya, dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
• Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal yang tertera nomor
pengenalnya. Plat ini dihubungkan ke masing masing anak kunci dengan cincin. Untuk anak
kunci harus disediakan sebuah almari anak kunci yang dilengkapi pengait anak kunci lengkap
dengan nomor-nomor pengenal.
• Bahan untuk kunci (handle, backplate, lockcase, cylender) sekurang-kurangnya memenuhi
yang di tentukan dalam daftar spesifikasi teknis. Aksesoris untuk pintu dan jendela;
Accesories pintu ;
- Engsel pintu
- Lever handle
- Flush handle untuk pintu shaft
- Pull handle untuk pintu kaca
- Lockcase
- Double Cyinder
- Knob cylinder untuk pintu toilet
- Flush bolt
- Escutcheon
- Door closer tanam
- Material : Stainless Steel
- Pintu kaca doble swing
- Kaca tempered lapis sandblas tebal 12 mm
- Top patch fitting
- Patch lock
- Top pin
- Floor hinge
- Glass handle door
- Floor hinge
Untuk jendela dan bouvent ;
- Casement stay / friction stay 16” (untuk jendela) & CMT 12” (untuk bouvent)
- Rambuncis
2. Pengujian bahan
Pelaksana harus menyampaikan secara tertulis bahwa bahan-bahan yang akan digunakan
sudah melalui test yang diadakan di pabrik dengan disertai sertifikat pengujian.
3. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-cntoh kunci, alat penggantung dan perlengkapan
lainnya yang akan digunakan. Setiap bahan yang diserahkan harus sesuai dengan contoh-
contoh yang telah mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
4. Penyimpanan
Alat perlengkapan pintu dan jendela harus disimpan di tempat yang telah disediakan dan
harus bebas dari genangan-genangan air dan diusahakan agar mudah untuk diadakan
pemeriksaan dan pengamatan.
d. Pelaksanaan
Pengerjaan
1. Semua pemasangan harus dilaksanakan oleh Sub kontraktor/penyedia jasa pintu automatic
door yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas .
2. Untuk pemasangan engsel-engsel pintu adalah sebagai berikut
• Engsel atas dipasang 30 cm (as) di atas pintu.
• Engsel bawah dipasang 30 cm dari permukaan lantai.
• Engsel tengah dipasang di tengah-tengah kedua engsel atas dan bawah.
• Apabila tidak ditentukan lain, kunci-kunci dan handle pintu dipasang setinggi 90 cm (as)
dari permukan lantai.
3. Penarikan pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
4. Pemasangan lock-case, handle dan back plate serta door closer harus rapi, lurus, dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
5. Door stoper di pasang pada lantai, letaknya di atur sedemikian rupa sehingga agar hande
dan kunci tidak membentur tembok.
6. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik
PEKERJAAN CAT
a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga dan pekerjaan pengecatan pada
seluruh permukaan dinding, logam, kayu, gypsump, dan pipa-pipa railing, permukaan-
permukaan lain sesuai dengan gambar-gambar serta yang ditunjukkan Konsultan Pengawas.
b. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar sebagai berikut:
NI-3-1970
NI-4-1972
c. Bahan-Bahan
Cat serta pelapis-pelapis lain yang akan digunakan disini, adalah;
1. Cat Besi
Besi yang akan dicat harus dibersihkan dari karat, minyak dan kerak dengan cara menggosok,
menyikat dengan sikat baja kemudian harus segera ditutup dengan cat dasar, meni dan cat
akhir dengan lapisan sebagai berikut:
• 2 lapis Quick Drying Metal Primer Red Lead sampai rata
• 1 lapis Undercoat
• 1 lapis weather Resistant Paint sampai rata, dan didapat warna yang sama.
• Cat dasar besi yang dipakai cat zink chromate cat dasar jenis sintetis alkyd, anti karat dan
korosi.
• Cat finishing yang dipakai Cat meni besi Sinthetic Emulsion.
• Warna untuk tiap lapisan primer, under coat dan finish harus dibedakan.
2. Cat Tembok
Cat tembok bagian dalam menggunakan cat khusus interior dan cat tembok bagian luar cat
khusus exterior. Setelah plesteran tembok kering maka pengecatan tembok baru dapat
dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
• 1 lapis alkali resisting primer
• Acrylic Wall Filler untuk meratakan permukaan tembok bagian dalam bangunan (dilarang
menggunakan filler buatan sendiri/campuran cat+semen putih+lem)
• Untuk dinding luar dilarang menggunakan Filler, dinding baru cukup digosok halus dan rata
dibersihkan dan dilapis Alkali primer.
• Minimal 2 lapis Acrylic Emulsion untuk dinding dalam dan
• Minimal 2 lapis Wheathercoat/Weathershield Acrylic Emulsion untuk dinding luar. Untuk
cat tembok dalam maupun luar agar dilakukan pengecatan sampai merata dan didapat warna
akhir yang sama.
3. Cat Melamine Lack Kayu
Lingkup pekerjaan ini mencakup daun pintu kayu jati dan plint kayu. Biarkan permukaan
yang akan dicat mengering, bersihkan permukaan kayu/kayu lapis dari kotoran, debu,
minyak, gemuk, dsb. Amplas permukaannya, kemudian dilap bersih setelah dilakukan,
lahkah langkah sesuai ketentuan dari pabrik:
• 1 (satu) lapis wood filler , digosok halus dengan amplas no:400 hingga serat-serat pori kayu
nampak
• 1 (satu) lapis wood filler, digosok halus dengan amplas no:400 hingga serat-serat pori kayu
nampak
• disemprot Melamine lack, Ketiga lapisan tersebut harus dari satu merk.
4. Cat Coating Texture
Lingkup pekerjaan ini mencakup area fasad bangunan. Permukaan yang akan dicat harus rata
dan kering, proses pengerjaan sesuai pabrik:
• Sealer coat dengan metode roll atau brush.
• Beri tanda untuk area yang akan di coating texture sesuai desain.
• Coating dasar dengan mencampur material texture 24 kg dan air 0.15 lt, cakupan area
coating 2.60-4.50 kg/m. Menggunakan texture spray gun (stucco/mortar), nozzle diameter 4-
6.5 mm.
• Coating middle dengan mencampur material texture, accent warna 24 kg dan air 0.05 lt,
cakupan area coating 0.30-0.45 kg/m. Menggunakan texture spray gun (stucco/mortar),
nozzle diameter 4-6.5 mm.
• Finishing Coating dengan mencampur tipe seri texture 20 kg dengan thinner 10 lt. Cakupan
area coating 0.20-0.35 kg/m. Menggunakan spray
• Ketiga lapisan tersebut harus dari satu merk
5. Pelaksanaan
• Laksanakan pengecatan atas semua permukaan sesuai dengan aturan pakai yang dijelaskan
oleh pabrik pembuat cat.
• Lapisan pengecatan jenis Vinyl synthetic emulsion dan polyurethan harus mencapai
minimal 2 (dua) kali.
• Pelaksana harus membersihkan bagian dari baja yang akan dicat anti karat dengan cara
melakukan Sand-blasting yang sesuai dengan SA.21/2, BS. 4232 second quality, SSPC-SP10.
• Khusus pelaksanaan pekerjaan cat dengan cat tahan karat harus menggunakan airless spray.
• Pelaksana harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas aturan pemakaian cat dari
pabrik pembuatnya yang disetujui.
• Pelaksana pekerjaan cat harus aplikator resmi yang di tunjuk oleh pabrik, yang di buktikan
dengan surat resmi.
• Aplikator harus menyerahkan surat garansi hasil pekerjaan selama 5 tahun pada akhir
kontrak.
6. Persetujuan Konsultan Pengawas
• Semua cat yang akan digunakan harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas
/Konsultan Pengawas sebelum boleh dipakai di dalam pekerjaan.
• Cat didatangkan ke lapangan pekerjaan harus dalam kaleng-kaleng asli dari pabrik, lengkap
dengan label perusahaan, merk dan sebagainya.
PEKERJAAN ATAP
PEKERJAAN ATAP WATERPROOFING BETON EKSPOSE
a. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, alat-
alat bantu termasuk pengangkutan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai
dengan yang dinyatakan dalam gambar, serta memenuhi spesifikasi pabrik pembuatnya.
Bagian yang di waterproofing ialah:
- Plat atap beton
- Talang dak beton
b. Standar Mutu Bahan
Berdasarkan : EN 1848-1, ENV 1187.
c. Bahan-bahan
1. Bahan
Expose Composite Membrane dengan standart mutu bahan EN 1848-1, ENV 1187 warna
dengan komposisi modified Bitumen,SBSdanTPO,diperkuat dengand ual reinforcement
system pasang Mecano / Torching dengan Jaminan Asuransi 15 Tahun,dengan jenis
membrane atau bahan lainnya yang memenuhi persyaratan sebagai berikut;
a. Merupakan “Waterprofing Membrane Torching System” atau sistem pemanasan tebal 4
mm dengan Composite ReinfoMat 180 gr/m2, uk. 8 m x 1 m
b. Tebal bahan minimum 4 mm, karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang merata dan
konstan.
c. Kedap air dan uap, termasuk bagian-bagian yang akan disusun overlapping nanti.
d. Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan.
e. Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca.
d. Spesifikasi Bahan
a. Dimensi : 1000x8000x4 mm
b. Kadar Tulangan fiberglass danpolyester : 180 gr/M2
c. DayaTarik : 880 N/50 mm
d. Elongation : 50%
e. Flesxibilitas pada suhu rendah : -15 sd -20
f. Ketahanan sambungan di permukaan : 150N/50 mm
g. Ketahanan sambungan pergeseran : 750N/50 mm
h. Water tighnest : 10%
i. Perekatan pada granule : 10%
e. Cara Pemasangan
1. Torching
Sistem pemasangan Torching seaming atau dengan pamanasan pada setiap
sambunganyadengan lebar overlap 8 cm, material yang di gunakan memiliki dimensi 8 x 1 m
dengan ketebalan konstan 4 mm. Seluruh sudut harus di buat edge fillet dengan sudut 45
derajat lebar 5 cm, seluruh permukaan di lapisi dengan bitu primer termasuk bagian dinding
dengan ketinggian minimum 25 cm. Membrane di pasang dengan cara di bakar pada bagian
bawahnya dengan mengikuti alur overlap dengan lebar 8 cm dan di pasang dengan metode T
joint atau susun silang Pada bagian pertemuan bidang lantai dengan dinding overlap
minimum 15 cm dan di pasang C Profile berbahan dasar plat zincalum lebar 5cm dengan
ketebalan 0,4mm di sepanjang keliling bangunan dengan perkuatan skrup,permukaan atas di
tutupi dengan kit sealent.
PEKERJAAN TALANG
a. Lingkup Pekerjaan
1. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan, dan
alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Meliputi pelaksanaan pengadaan dan pemasangan Talang-talang beserta perlengkapan
lainnya.
b. Material
1. Pipa tegak PVC tipe D
2. Pipa datar Metal sheet Zincalume 0.75 mm
3. Klem Besi Strip 2 x 40 x 2 mm
4. Rangka talang datar konstruksi besi siku 50 x 50 mm
c. Alat kerja
1. Penyedia jasa harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja untuk
keperluan pekerja pelaksananya.
2. Selain peralatan penyedia jasa juga harus menyediakan semua sarana yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
d. Persiapan
1. Guna mendapat persetujuan Pengawas proyek, Penyedia jasa harus menyerahkan contoh-
contoh semuai bahan yang akan dipakai.
2. Penyedia jasa wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan sebelum
memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak sesuaian ukuran, elevasi, dan posisi
terhadap keseluruhan disain, maka Penyedia Jasa wajib menuangkannya dalam shop drawing
dan melaporkannya kepada Pengawas proyek.
3. Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang memadai
untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
e. Pelaksanaan
1. Talang di pasang pada bangunan dengan menggunakan klem-klem yang telah diberi
lapisan Galvanis. Klem dipasang 4 buah untuk setiap lonjor pipa.
2. Pemasangan pipa tegak talang harus sejajar dengan garis vertikal bangunan.
3. Talang-talang datar dari metal sheet zincalume dibentuk sesuai gambar rencana dengan
kedalaman dasar talang dari bibir talang terendah sedalam sesuai gambar.
4. Pemasangan talang harus menghasilkan hasil akhir yang rapi dan teratur.
5. Sambungan antara pipa satu dengan yang lain adalah sesuai gambar rencana.
6. Sebelum pelaksanaan finishing cat, permukaan bidang yang berkarat pada sambungan pipa
harus dibersihkan dari karat atau harus dimatikan sifat karatnya dengan sand blasting SA 2½
atau cairan penutup karat.
PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN
a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga, dan pemasangan pekerjaan, usuk dan
reng baja ringan, rangka lisplank atap, klos-klos pengait dan pekerjaan baja ringan lainnya
sesuai gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas .
b. Pengendalian Pekerjaan
Semua bahan baja harus sesuai dengan standar-standar :
SNI.03-1727-1989
AZ/NZs 1170-2002. AZ/NZs 1170.1-2002, AZ/NZs 1170.2-2002
ASTM: A 1003/A 1003M-05
AS 3565.1-2002, AS3566.2-2002
c. Bahan-Bahan
1. Persyaratan Bahan
• Gording atap utama menggunakan C 150 x 50 x 20 x 3.2.
• Spesifikasi Bahan Usuk baja ringan terbuat dari baja ringan mutu tinggi G 550 tebal C-
75.75 (0,80mm tct) , Tegangan maksimum 550 Mpa, modulus elastisitas 200.000 Mpa,
dengan lapisan anti karat AZ 150 ketebalan lapisan 150 gr/m2, ukuran sesuai gambar.
• Spesifikasi Baut (screw), Sekrup khusus berlapis galvanis untuk struktur baja ringan dengan
kelas ketahanan korosi tingkat 2 berlapis zinc, panjang 16 mm, kepadatan alur 16 alur,
diameter badan dengan alur 4,80 mm tanpa alur 3,8 mm. Kekuatan mekanikal gaya geser 5,1
kN, gaya aksial 8,6 kN, gaya torsi 6,5 kN.
• Reng baja ringan profil U dengan ukuran TS 40.45 (0,50 mm).
2. Pengujian Bahan
Bahan-bahan yang akan digunakan harus sudah lulus test pengujian dari pabrik pembuatnya.
3. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-contoh bahan, brosur-brosur dan peraturan teknis
(regulation codes) yang berlaku dan setiap bahan yang diserahkan harus sesuai dengan
contoh-contoh yang telah diuji/diperiksa dan telah mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
4. Penyimpanan
Untuk Seng baja ringan harus disimpan pada tempat tertutup/terlindung kering dan tidak
lembab, terlindung dari benturan, beban, untuk menjaga agar tidak rusak pada saat
digunakan.
d. Pelaksanaan
1. Jarak antar Usuk Baja Ringan maksimal 800 mm, dengan jarak reng menyesuaikan
genteng atap
2. Ikatan antara usuk dengan gording dengan menggunakan klos/potongan baja ringan dari
profil C yang digunakan untuk bahan usuk dengan ikatan menggunakan baut/screw.
3. Ikatan antara reng dengan usuk menggunakan baut/screw.
4. Contoh Pengerjaan Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat meminta
Pelaksana untuk mengadakan contoh pengerjaan, khususnya untuk pekerjaan sambungan-
sambungan dan harus diperlihatkan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
5. Pengerjaan sambungan/ikatan Semua sambungan antara usuk dan reng, kecuali ditunjukan
lain, harus memakai baut atau kait dengan bahan yang sama (baja ringan). Seluruh pekerjaan
harus dilakukan di lapangan. Penyimpangan dari persetujuan ini harus seijin Konsultan
Pengawas.
6. Persyaratan Kerja
• Pelaksana harus mempelajari dan memahami keadaan tempat yang ada, agar dapat
mengetahui hal-hal yang akan mempengaruhi/ mengganggu kelangsungan pekerjaan.
• Pelaksana harus menyediakan peralatan, alat-alat pengatur dan alat-alat pengaman
tambahan yang diwajibkan oleh ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku di
Indonesia.
• Pelaksanaan pekerjaan hanya boleh dilaksanakan bila wakil Konsultan Pengawas hadir di
lapangan.
7. Pengujian Pekerjaan
• Pengujian dan pemeriksaan hasil pekerjaan oleh Konsultan Pengawas dilakukan secara
berkala selama masa pelaksanaan dalam hal penyambungan.
• Konsultan Pengawas akan menguji kekuatan, kualitas dan kerapihan pekerjaan atas biaya
kontraktor/penyedia jasa.
PEKERJAAN ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL
a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, tenaga kerja dan jasa-jasa lainnya, sehubungan
dengan pemasangan ACP pada fasad bangunan lobby bssn sentul atau sesuai dengan yang
tertera pada gambar.
b. Standar Rujukan
SNI 07-0603-1989 Produk Alumunium untuk Arsitektur
c. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar-standar yang diterapkan dalam ketentuan
pemasangan dari pabrik.
Persyaratan umum:
1. Pekerjaan ini harus ditangani oleh sub-kontraktor khusus.
2. Pekerjaan finishing ACP baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan pemasangan
rangka baja kanopi selesai dikerjakan.
3. Sebelum pekerjaan ini dilakukan. Kontraktor wajib mengadakan pengecekan rangka atap
kanopi terhadap kelurusan dan kemiringannya.
4. Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga/tukang yang ahli atau oleh sub-
Kontraktor khusus yang berpengalaman dan mempunyai reputasi hasil pekerjaan yang baik.
5. Permukaan yang akan dipasang ACP harus bersih dan bebas dari kontaminasi material
yang mengandung bahan kimia.
6. Material harus disimpan sesuai petunjuk dari pabrik.
7. Sebelum pemasangan kontraktor harus mengajukan dulu contoh bahan yang akan dipasang
untuk mendapat persetujuan Perencana.
8. Kontraktor harus mengusulkan shop drawing pemasangan ACP secara detil, sebelum
pemasangan dan harus dimintakan persetujuan Perencana dan Konsultan Pengawas.
d. Bahan-banan
1. Pelapis Alumunium Composite Panel (ACP) yang dipasang ukuran tebal 4 mm, dipasang
sesuai pola rencana, dipasang pada daerah-daerah seperti tertera dalam gambar. Warna dan
pola akan ditentukan oleh Perencana.
2. Bahan kerangka untuk ACP yang dipergunakan untuk pemasangan pada dinding
mempergunakan rangka hollow galvalum 40 x 40 mm tebal 4 mm dengan perkuatan tumpuan
rangka besi siku 50 x 50 x 5 mm, rangka besi harus dicat dengan zincchromate.
3. Contoh bahan: Pelaksana harus mengadakan dan menyerahkan contoh-contoh ACP yang
akan dipakainya kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuannya.
4. Paku sekrup (screw) yang dipagai harus galvanized/ anti karat.
5. The outer aluminum skin for exterior grade Alubond U.S.A Panels is coated with PVDF
Kynar 500 fluorocarbon coatings. The lower aluminum skin is chromate treated and polyester
coated.
6. Spesifikasi teknis komposisi lapisan ACP
e. Pemasangan
1. Persetujuan. Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan
(mock up) yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, warna, dan sealant-nya.
2. Kontraktor harus menyediakan brosur untuk pemilihan Alumunium Composite Panel yang
dipakai dan dimintakan persetujuan Konsultan Pengawas.
3. Jarak rongga yang terjadi antara ACP dengan rangka dibuat sesuai ketentuan pemasangan
dari pabrik.
4. Pengisi celah antara sambungan ACP, digunakan sealant sesuai dengan warna ACP yang
dipasang atau warna lain atas persetujuan Konsultan Pengawas.
5. Pemasangan harus tegak lurus dan waterpass, dan ukuran ukuran jadi sesuai dalam gambar.
6. Naat-naat vertikal dan horizontal yang terjadi harus benar-benar lurus.dan ukuran lebar
naat harus sama. Pelaksana harus melindungi ACP yang telah dipasang, lapisan plastik
pelindung boleh dibuka setelah tidak lagi ada kemungkinan rusak karena pekerjaan lain dan
harus mengganti, atas biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi, penyerahan pekerjaan
dilakukan dalam keadaan bersih.
PEKERJAAN HALAMAN
PENANAMAN TANAMAN & RUMPUT
Rumput yang ditanam adalah rumput gadjah mini. Media tanam digemburkan, lapisan bawah
diangkat dan lapisan atas ditimbun dengan lapisan bawah, kemudian ditaburkan pupuk
kandang pada permukaannya (+ 40 gram/m2). Lahan penanaman yang telah disiapkan harus
disirami terus untuk memastikan tanah yang akan ditanami dalam keadaan basah. Hal ini
penting, untuk mempercepat akar rumput mengikat tanah sebagai media tanamnya.
Lempengan rumput ditanam dengan cara memukul-mukul lempengan tersebut agar
menempel pada tanahnya. Lempengan tersebut disusun dengan jarak 35 cm. Ketinggian areal
penanaman setelah ditanami rumput sebaiknya lebih tinggi 2,5 cm dari pada area dengan
perkerasan yang letaknya berdampingan. Kontraktor hendaknya menyirami rumput sesering
mungkin untuk memastikan agar akarnya segera mengikat tanah. Semua celah yang terjadi
akibat penanaman yang tidak rapat harus segera ditambal dengan penambahan lempengan
rumput pada bagian tersebut agar dihasilkan permukaan yang penuh tertanam rumput.
Kontraktor bertanggung jawab terhadap segala bentuk perawatan selama masa kontrak
termasuk pemotongan rumput setinggi 10 cm dan disiangi setiap 3 bulan sekali (rumput liar
dicabuti). Pada kesempatan khusus, yaitu pemindahan rumput existing ke lahan penanaman
baru, lempeng rumput lama dikupas dari tanah hingga akarnya tetap utuh dengan ukuran + 30
x 30 cm. Jika lokasi penanaman baru belum siap, pembentukan level tanah masih dalam
pengerjaan, maka lempengan rumput dapat disimpan dalam tumpukan yang teratur.
Tumpukan rumput tersebut tidak lebih dari 1 m dan dilindungi dengan peneduh berupa kassa
ayam atau dibawah pohon peneduh. Tumpukan rumput ini hanya dapat bertahan selama + 3
minggu dengan
penyiraman 2 - 3 kali sehari.
a. Penyiraman setelah penanaman
Segera setelah penanaman, semua tanaman hendaknya disiram secukupnya hingga kebutuhan
akar tercukupi. Adalah tanggung jawab kontraktor untuk memastikan persediaan air yang
cukup untuk keperluan penyiraman selama masa kontrak berlangsung. Rumput harus
mendapat perhatian lebih karena setelah penanaman merupakan masa dimana kondisi tanah
harus selalu lembab. Kekeringan akan mengakibatkan rumput rumput tersebut mati.
b. Pekerjaan Pemeliharaan
1. Pembersihan
Setelah pelaksanaan penanaman ulang atau pelaksanaan lainnya selama masa pertanggung
jawaban kerusakan, kontraktor hendaknya secara berkala membersihkan seluruh area
perkerasan dan memperbaiki daerah-daerah yang rawan akibat pekerjaannya. Kontraktor
bertanggung jawab untuk menyingkirkan bahan-bahan yang tersisa akibat penyimpanan pada
lahan dan hendaknya meninggalkan lokasi dan seluruh area penanaman dalam keadaan yang
rapi.
2. Masa pertanggung jawaban kerusakan
Masa pertanggung jawaban kerusakan adalah 3 bulan terhitung setelah seluruh penanaman
selesai dilaksanakan. Selama masa ini, seluruh area penanaman hendaknya dijaga dan
dibersihkan oleh kontraktor sehingga bebas dari rumputrumput liar dan sampah. Seluruh
tanaman disiram secukupnya untuk memastikan pertumbuhan yang sempurna. Penyiraman
hanya dilakukan pagi dan sore hari. Steger pohon dan tali pengikatnya harus diperiksa ulang
agar tetap terikat kuat. Jika steger dan talinya ada yang merusak kulit kayu, kedudukannya
harus diperbaiki untuk menghindari kerusakan yang lebih dalam dan membuang daerah yang
luka. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggantian tanaman-tanaman yang mati,
akibat kesalahannya, sebagai tanggung jawabnya atas pekerjaan yang jelek, kualitas bahan
yang jelek atau karena kelalaiannya. Kontraktor tidak harus bertanggung jawab untuk
mengganti tanaman yang rusak disebabkan oleh angin topan, banjir atau bencana alam
lainnya. Pada akhir dari masa pertanggung jawaban kerusakan, pekerjaan akan diperiksa dan
pengecekan formal dilakukan bersama-sama antara kontraktor dengan manajer proyek.
Pelaksanaan penanaman ulang akan disetujui sebelum penyerahan lahan kepada kontraktor.
c. Pemeliharaan berkala
Setelah masa pertanggung jawaban kerusakan selesai, developer bertanggung jawab untuk
meneruskan kegiatan pemeliharaan. Adapun kegiatan-kegiatan pemeliharaan tersebut
mencakup :
1. Pembabatan rumput
2. Pembabatan rumput dilakukan 1 - 2 minggu sekali tergantung pada kecepatan tumbuhnya.
Kecepatan tumbuh ini tergantung pada kerapatan tanam, pemupukan dan penyiraman yang
sesuai.
3. Penyapuan dan Pengangkutan sampah Dilaksanakan setiap hari.
4. Penyiraman dan Pemberantasan hama. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyiraman
ialah waktu, jumlah teratur, tidak menunggu tanaman mengalami kekeringan dan tidak
menyebabkan tanah menjadi padat. Penyiraman dilakukan 2 x sehari untuk rumput dan
tanaman hias yaitu pada pagi dan sore hari kecuali bila hujan. biasanya pagi hari antara jam
07.00 - 09.00 dan sore hari antara jam 15.00 - 18.00.
Penyiraman dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
• Dengan menggunakan tangki dan alcon (pompa air). Dilakukan pada lahan
• yang terjangkau kendaraan.
• Dengan menggunakan alcon yang mengambil air dari kolam. Dilakukan pada
• lahan yang dekat dengan kolam, jarak yang terjangkau oleh alcon kurang lebih 20-50 m.
• Dengan sprinkle. Merupakan alat yang statis dengan radius pancaran kurang
• lebih 5 - 6 m. Besar radius pancaran tergantung dari besar daya dari alat tersebut.
a. Pemupukan
Tanaman yang hidup membutuhkan zat makanan untuk kelangsungan hidupnya. Zat-zat
makanan yang mutlak diperlukan untuk pertumbuhan tanaman adalah unsur-unsur C, H, O,
N, P dan K.
1. Unsur C dan O diambil berupa gas CO2 dari udara.
2. Unsur H berupa air tanah sedangkan N, P, K dan S berupa garam-garam yang
3. terlarut dalam air tanah.
4. Unsur C dan O bersama-sama H yang berupa air dipergunakan dalam proses
5. fotosintesa.
6. Unsur N dipergunakan untuk sel pertumbuhan, menyehatkan pertumbuhan,
7. membuat daun-daun sehat dan segar serta memperbanyak anakan.
8. Unsur P dipergunakan untuk pembentukan inti sel dan pembagian sel,
9. pembentukan lemak, pembentukan akar, merangsang pembentukan biji dan
10.membentuk daya tahan terhadap penyakit.
11.Unsur K dan S dipergunakan untuk proses pertumbuhan dan ketahanan
12. terhadap hama dan penyakit
Persediaan unsur-unsur tersebut di dalam tanah akan berkurang habis jika diambil
oleh tanaman terus menerus. Tanaman akan kehabisan unsur-unsur makanan dalam tanah
sehingga pertumbuhannya merana, daun-daun menguning dan tidak sehat. Penambahan zat-
zat makanan atau pemupukan yang berupa unsur-unsur ke dalam tanah untuk diserap akar
atau langsung dengan menyemprotkan cairan makanan ke daun adalah cara untuk
mengatasinya. Pemupukan jenis dapat dipakai urea dan NPK dengan dosis seperti yang
tercantum dalam kemasannya dan juga pupuk kandang, sedangkan untuk rumput setelah
berumur 2 minggu penanaman dengan menggunakan pupuk buatan, untuk selanjutnya
pemupukan dilakukan setiap 1 bulan sekali. Jenis pupuk yang dipakai adalah :
urea dengan dosis 0,1 kg/m dan NPK 0,075 kg/m.
Pemupukan dilakukan dengan cara :
• disebar dalam tanah (broadcast), tanah didangir sedalam 15-20 cm dan pupuk
• disebarkan dalam tanah, lalu ditutup dan disiram agar cepat larut.
• ditabur dalam lajur di antara barisan tanaman (band placement/furrow
• placement).
• disebar sekeliling tanaman (metode perforasi), untuk tanaman yang tidak terlalu
• besar dibuat saluran sekeliling tanaman. Pupuk ditabur dalam saluran tersebut
• dan kemudian ditutup dengan tanah. Untuk pohon yang besar dibuat saluran
• sekeliling proyeksi tajuk dan (pohon).
• disiram di sekeliling tanaman, contoh pupuk Pokon dan Hyponex.
• pupuk dilarutkan dalam air dan disemprotkan pada daun (foliar fertilizer/foliar application),
contoh : pupuk Wuxal, Bayfolan, Welgro, Hyponex, dan Trimogreen.
PEKERJAAN KANSTEN
a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan dan pemasangan semua kansten
sesuaidengan gambar perencanaan serta persyaratan-persyaratan teknis ini.
b. Pengendalian pekerjaan
Beton rabat dari beton dicetak bagian perbagian, memenuhi syarat PUBB (NI-31957) dan
PBI (NI.2- 1971). Bentuk Pola dan Ukuran sesuai dengan gambar dan mendapat petunjuk-
petunjuk serta persetujuan Konsultan Pengawas. Kansten dicetak di Pabrik dengan cetakan
besi agar mendapat ukuran yang sama rata (mutu beton: K 250). Bentuk tipe/bentuk dan
Ukuran sesuai dengan gambar dan mendapat petunjuk-petunjuk serta persetujuan Konsultan
Pengawas. Kontraktor harus mengadakan contoh untuk mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
c. Pemasangan
Pekerjaan harus sesuai dengan gambar dan sesuai petunjuk serta persetujuan Konsultan
Pengawas.
1. Kansteen dipasang pada tepi perkerasan/pavement sesuai ditunjukkan pada gambar.
2. Pemasangan kansten dipasang diatas permukaan sirtu yang telah dipadatkan dan dipasang
diatas adukan spesi setebal 5 cm campuran spesi 1 Pc : 5 Ps, diatas sirtu yang telah
dipadatkan.
3. Naat-naat antara kansten 3 - 4 mm, dan diisi dikolot acian semen.
4. Pemasangan kanstin harus rapih ,tegak dan lurus.