Anda di halaman 1dari 43

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA

JAKARTA

SUKU DINAS PERHUBUNGAN


KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU

RENCANA KERJA DAN SYARAT


(RKS)

PEKERJAAN
PEMBANGUNAN DERMAGA DAN KOLAM LABUH
PLAZZA KABUPATEN PULAU PRAMUKA
KABUPATEN ADMINISTRATIF
KEPULAUAN SERIBU

URUSAN : 1.07 PERHUBUNGAN


ORGANISASI : 1.07.016 SUDIN PERHUBUNGAN
KEPULAUAN SERIBU (6.06.02.00.0000.000)
PROGRAM : 1.07.06 PROGRAM PEMBANGUNAN TRANSPORTASI
PERAIRAN
KEGIATAN : 1.07.06.014 PEMBANGUNAN DERMAGA DAN
KOLAM LABUH PLAZZA KABUPATEN
LOKASI KEGIATAN : PULAU PRAMUKA
KABUPATEN ADMINISTRATIF KEPULAUAN SERIBU
SUMBER DANA : APBN

TAHUN ANGGARAN 2017


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

BAB I
PERSYARATAN TEKNIS UMUM
1. PENDAHULUAN

Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara
umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa diterapkan.
Bagian pekerjaan yang diungkapkan dalam satu atau lebih dari dokumen berikut
dibawah ini.
• Gambar-gambar pelelangan / pelaksanaan.
• Rencana Kerja dan Syarat-syarat pelaksanaan.
• Perincian volume.
• Berita acara rapat penjelasan.
Dalam hal dimana ada bagian dari persyaratan teknis umum ini tidak mencakup
salah satu bagian yang disebutkan di atas bisa diterapkan, maka bagian dari
persyaratan teknis umum tersebut dianggap tidak berlaku.

2. LINGKUP PEKERJAAN

Dengan tidak mengurangi lingkup pekerjaan yang diberikan pada persyaratan


teknis khusus atau bagian penjelasan lainnya (rapat penjelasan, surat-menyurat dan
lain sebagainya) dibawah ini diperjelas bahwa dalam lingkup pekerjaan termasuk :
(terlampir)

Page 1
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

3. REFERENSI

Atas seluruh bagian pekerjaan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat


pelaksanaan (RKS) ini, kecuali jika secara khusus disyaratkan lain dalam satu atau lebih
dokumen pelelangan / pelaksanaan, juga berlaku :
• Undang-Undang R.I.
• Peraturan / Surat Keputusan dari instansi yang berwenang.
• Peraturan Pemerintah.
• Peraturan Pemerintah Daerah.
• Standard / Normalisasi / Pedoman di Indonesia.

Dalam hal ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak termasuk
dalam persyaratan teknis umum / khusus. Maka atas bagian pekerjaan tersebut
Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus mengajukan salah satu dari
persyaratan-persyaratan berikut ini guna disepakati oleh Konsultan Pengawas /
Konsultan Perencana untuk disepakati sebagai pedoman persyaratan teknis :
1. Standard / Normalisasi / Kode / Pedoman yang dapat diterapkan pada bagian
pekerjaan bersangkutan, yang dikeluarkan oleh instansi / Institusi / Asosiasi Profesi
/ Asosiasi Produsen / Lembaga Pengujian Nasional dari negara
lain, sejauh hal tersebut diperoleh kesepakatan dengan Konsultan Pengawas.
2. Brosur teknis dari produsen yang di dukung sertifikat dari lembaga pengujian
yang diakui Badan Nasional / Internasional.

4. PEMAKAIAN UKURAN

a. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong tetap bertanggung jawab dalam menepati


semua ketentuan yang tercantum dalam Spesifikasi teknis dan gambar-gambar
pelaksanaan.
b. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus mengadakan pemeriksaan
menyeluruh terhadap semua gambar-gambar yang ada (Struktur) & kondisi
lapangan serta kebenaran dari ukuran ukuran keseluruhan maupun bagian bagiannya
dan segera memberitahukan Konsultan Pengawas tentang setiap perbedaan yang
ditemukan didalam pelaksanaan. Pelaksana Pekerjaan /Pemborong baru diizinkan
membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah ada persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.
c. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan didalam hal apapun
menjadi tanggung-jawab Pelaksana Pekerjaan / Pemborong.

5. PEMERIKSAAN DAN PENGETESAN


a. Semua material bangunan yang akan digunakan harus sesuai dengan ketentuan
didalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat pelaksanaan (RKS).Untuk jenis material
bangunan tertentu harus disertai pengetesan, dan atau surat pernyataan sertifikat /
klasifikasi) dari instansi yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas untuk kebutuhan
tersebut. Konsultan Pengawas berhak menginstruksikan kepada Pelaksana Pekerjaan /
Pemborong untuk segera mengeluarkan material-material yang ternyata tidak
memenuhi spesifikasi keluar dari site, dalam waktu 24 jam. Semua biaya yang
diperlukan baik untuk field-test ataupun "Lab-test" menjadi tanggungan Pelaksana
Pekerjaan / Pemborong.

Page 2
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

b. Konsultan Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang oleh Pelaksana Pekerjaan /


Pemborong setiap waktu. Meskipun pekerjaan telah diperiksa oleh Konsultan
Pengawas, tanggung-jawab atas hasil pekerjaan tetap menjadi tanggungan Pelaksana
Pekerjaan / Pemborong.
c. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong bertanggung jawab dan harus
memperbaiki dan apabila perlu, membongkar pekerjaan-pekerjan yang telah
dilaksanakan yang tidak sesuai dengan ketentuan didalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat pelaksanaan (RKS) ini.
d. Biaya - biaya yang diperlukan untuk pengetesan bahan, pengeluaran bahan -
bahan yang tidak memenuhi syarat keluar lapangan dan perbaikan atau pembongkaran
pekerjaan - pekerjaan yang tidak memenuhi syarat merupakan tanggung-jawab
Pelaksana Pekerjaan / Pemborong.

6. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN


a. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus menempatkan tenaga ahli, antara
lain :

No Posisi Kualifikasi Jumlah


1 Project Manager Tenaga Ahli SKA Ahli Madya 1 orang
Managemen Konstruksi ( 601 )
Pendidikan S1 teknik Sipil,
pengalaman min 10 th
2 Site Manager Tenaga Ahli SKA Ahli Madya Teknik 1 orang
Dermaga ( 208 ) Pendidikan S1 teknik
Sipil, pengalaman min 10 th

3 Ahli K3 Tenaga Ahli SKA Ahli Madya K3 1 orang


Konstruksi ( 603 ) Pendidikan S1
teknik Sipil, pengalaman min 10 th

4 Pelaksana Tenaga teknis/ terampil SKT 2 orang


Pelaksana Gedung ( TS051 )
Pendidikan S1 teknik Sipil,
pengalaman min 5 th
5 Surveyor Tenaga teknis/ terampil SKT Juru 1 orang
Ukur / Teknik Pemetaan (TS004 )
Pendidikan STM, pengalaman min 5
th
6 Juru Gambar Tenaga teknis/ terampil SKT muda 1 orang
Juru Gambar / Drafman Sipil
(TS003) Pendidikan STM,
pengalaman min 5 th

7 Penyelam Sertifikat Penyelam (ADS - 1 Orang


Association Diving School /ADC -
Association Diving Contractors)

Page 3
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

b. Penanggungjawab harus terus menerus berada di tempat pekerjaan


selama jam kerja dan saat diperlukan dalam pelaksanaan atau pada
setiap saat yang dikehendaki Konsultan Pengawas.
c. Petunjuk dan perintah Konsultan Pengawas didalam pelaksanaan
disampaikan langsung kepada Pelaksana Pekerjaan / Pemborong melalui
penanggung jawab tersebut sebagai penanggung jawab di lapangan.
d. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong diwajibkan pada setiap saat
menjalankan disiplin dan tata tertib yang ketat terhadap semua buruh,
pegawai, termasuk pengurus bahan-bahan yang berada dibawahnya.
Siapapun diantara mereka tidak boleh melanggar terhadap peraturan
umum, mengganggu ataupun merusak ketertiban, berlaku tidak senonoh
melakukan perbuatan yang merugikan pelaksanaan, harus segera
dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas perintah Konsultan Pengawas.

7. TANGGUNGJAWAB ATAS PEKERJAAN YANG CACAT


a. Semua cacat-cacat akibat penyusutan atau kesalahan-kesalahan lain yang
timbul selama jangka waktu tanggungjawab dari Pelaksana Pekerjaan /
Pemborong yang disebabkan oleh penggunaan bahan-bahan yang tidak
sesuai atau cara pengerjaannya yang tidak sesuai dengan syarat-syarat
yang ditentukan didalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat pelaksanaan
(RKS) ini, menjadi tanggungjawab penuh dari Pelaksana Pekerjaan / Pemborong untuk
mengadakan perbaikan sampai dianggap cukup oleh Konsultan Pengawas atas biaya
Pelaksana Pekerjaan / Pemborong.
b. Konsultan Pengawas juga berhak untuk setiap saat minta kepada
Pelaksana Pekerjaan / Pemborong untuk mengadakan perbaikan-perbaikan
dengan biaya Pelaksana Pekerjaan / Pemborong atas semua pekerjaan yang cacat yang
timbul selama masa pemeliharaan.

8. WEWENANG PEMBERI TUGAS UNTUK MEMASUKI TEMPAT


PEKERJAAN
Pemberi Tugas dan para wakilnya mempunyai wewenang untuk memasuki
tempat pekerjaan dan bengkel kerja atau tempat-tempat lainnya dimana
Pelaksana Pekerjaan / Pemborong melaksanakan pekerjaan, dan bilamana
pekerjaan harus dilaksanakan di bengkel kerja atau tempat-tempat lain
kepunyaan Sub-Pelaksana Pekerjaan / Pemborong, maka Pelaksana
Pekerjaan / Pemborong menurut ketentuan-ketentuan dalam Sub-Pelaksana
Pekerjaan / Pemborong itu harus bisa mendapatkan jaminan agar Pemberi
Tugas dan para wakilnya mempunyai wewenang untuk memasuki bengkel
kerja dan tempat lain kepunyaan Sub-Pelaksana Pekerjaan / Pemborong.

9. FASILITAS LAPANGAN
a. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus menyediakan atas biaya sendiri
fasilitas-fasilitas penunjang yang dibutuhkan didalam pelaksanaan dan
menyelesaikan pekerjaan, antara lain :
• Kantor Pelaksana Pekerjaan / Pemborong.
• Kamar mandi dan WC lengkap dengan septic-tank untuk kebutuhan para
pekerja Pelaksana Pekerjaan / Pemborong.
• Ruangan-ruangan lainnya seperti gudang bahan-bahan, tempat-tempat kerja dll.

Page 4
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

Pekerjaan bangunan yang disediakan harus kuat, cukup luas sesuai dengan
kebutuhannya dan dilaksanakan sesuai dengan gambar bestek, bersih, dan
lengkap dengan peralatannya dan harus dengan persetujuan Konsultan Pegawas.
Semua biaya untuk keperluan tersebut harus sudah termasuk dalam harga
penawaran.Setelah diselesaikannya pekerjaan, bahan-bahan bekas fasilitas
penunjang tersebut tetap merupakan milik Pemberi Tugas.
b. Pelaksana Pekerjaan/Pemborong harus menyediakan atas biayanya sendiri
fasilitas -fasilitas pembantu untuk melaksanakan pekerjaan, seperti :

• Listrik Kerja :
Untuk melaksanakan pekerjaan, keamanan dan penerangan didalam
bangunan-bangunan sementara, halaman-halaman dan tempat-tempat
pekerjaan yang dianggap perlu.
• Air bersih :
Yang sesuai untuk kebutuhan, baik untuk pelaksanaan pekerjaan, air minum dll.
• Alat-alat P3K :
Harus lengkap guna keperluan pertolongan pertama pada kecelakaan dan harus
selalu berada ditempat pekerjaan.
• Direksi keet & Bedeng :
Di dalam pelaksanaan pekerjaan ini kontraktor pelaksana wajib menyiapkan
direksi keet dan gudang kerja sendiri di lahan yang telah di siapkan.

10. PERLENGKAPAN KERJA / ALAT


a. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong wajib menyediakan atas biayanya sendiri
untuk melaksanakan tugasnya Pelaksana Pekerjaan / Pemborong seluruh kebutuhan
peralatan dan perlengkapan kerja sesuai kebutuhan untuk menunjang pelaksanaan
fisik di lapangan dan harus selalu tersedia di proyek antara lain :

Page 5
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

Jumla Status Keterangan


No. Jenis Peralatan Utama
h Kepemilikan
1. Jika milik
Alat Ukur ( Theodolite )
dibuktikan
Kapasitas Pembacaan :
1. 1 Unit Milik dengan kwitansi/
5”-10”, ketelitian : 5”, Display :
Faktur
2 muka
pembelian
2. Jika Sewa/
Waterpass Kapasitas ketelitian Perjanjian
2. : 1,0mm, minimum fokus: 1 Unit Milik dibuktikan
1,5m, pembesran lensa: 30x dengan Surat
Perjanjian/ Sewa
Mesin Molen kapasitas 0,35
3. 2 Unit Milik
m3
4. Jack Hammer kapasitas 15 psi 2 Unit Milik/Perjanjian/Sewa
Vibrator Beton Dimensions
5. 1 Unit Milik/Perjanjian/Sewa
(mm) : 460x460x510
6. Stamper Kapasitas 3,3 liter 1 Unit Milik/Perjanjian/Sewa
7. Las Genset Kapasitas 150 KVA 1 Unit Milik/Perjanjian/Sewa
Mesin Listrik Kapasitas Mesin
8. Daya : 100% -100A, 60%, 1 Unit Milik/Perjanjian/Sewa
Kawat Las : 2,0 ɸ - 4,0 ɸ
Diesel Hammer kapasitas
9. 1 Unit Milik/Perjanjian/Sewa
30-100 ton
Crane radius 45 m kapasitas
10. 1 Unit Milik/Perjanjian/Sewa
160 ton
11. Excavator standar PC 200 1 Unit Milik/Perjanjian/Sewa
Ponton apung kapasitas
12. 1 Unit Milik/Perjanjian/Sewa
minimal 23 ton
13. Kapal Angkut material 60 ≤ gt 1 Unit Milik/Perjanjian/Sewa

b. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong wajib merawat / memelihara seluruh peralatan


dengan sebaik-baiknya agar dapat dipergunakan pada saat diperlukan.
c. Konsultan Pengawas berhak memberikan instruksi kepada Pelaksana Pekerjaan
/ Pemborong untuk melengkapi / menambah jumlah peralatan bila menurut perhitungan
peralatan yang tersedia kurang memadai dalam usaha mencapai target prestasi.
Apabila Pelaksana Pekerjaan / Pemborong tidak mengindahkan instruksi serupa,
maka Pelaksana Pekerjaan / Pemborong dapat dikenakan denda / tindakan administratif.

11. PENGATURAN LOKASI KERJA


a. Pengaturan dan penggunaan halaman kerja harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus membuat rencana detail
penempatan los-los kerja, tempat penimbunan bahan dll, baik untuk keperluan
Pelaksana Pekerjaan / Pemborong, Pelaksana Pekerjaan / Pemborong Specialis dan
para Sub-Pelaksana Pekerjaan / Pemborong sesuai dengan pengaturan yang
diberikan Konsultan Pengawas.
b. Selama berlangsungnya pembangunan kebersihan halaman, kantor, gudang
dan los-los kerja dan bagian dalam bangunan yang dikerjakan harus tetap bersih dan

Page 6
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

tertib, bebas dari bahan-bahan bekas, tumpukan tanah dan lain-lain.


c. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong dalam menempatkan barang-barang dan
material-material kebutuhan pelaksanaan, baik di dalam gudang-gudang ataupun
dihalaman terbuka, harus mengatur sedemikian rupa sehingga :
• Tidak mengganggu kelancaran dan keamanan umum.
• Tidak menyumbat saluran air.
• Terjamin keamanannya.
• Memudahkan pemeriksaan dan penelitian bahan-bahan oleh Konsultan
Pengawas.
d. Cara penempatan bahan dan peralatannya harus disesuaikan dengan kondisi
yang disyaratkan oleh produsen, untuk menghindarkan kerusakan-kerusakan yang
diakibatkan oleh cara penyimpanan yang salah.

e. Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan langsung
pada pekerjaan yang bersangkutan, tidak diperkenankan untuk disimpan didalam site.
f. Tidak diperkenankan :
1. Buruh menginap ditempat pekerjaan kecuali dengan izin Konsultan
Pengawas. Bila izin khusus tersebut diberikan, maka Pelaksana Pekerjaan /
Pemborong tetap bertanggung-jawab atas kemungkinan kerugian-kerugian
apapun yang disebabkan oleh buruh yang menginap tersebut.
2. Memasak di tempat pekerjaan kecuali atas izin Konsultan Pengawas.
3. Memberikan izin masuk kepada penjual-penjual makanan, buah-buahan,
minuman, rokok dsb.
4. Tanpa seizin petugas keamanan proyek, kepada siapapun terkecuali petugas
dari Konsultan Pengawas, tidak dibenarkan untuk keluar masuk secara bebas ke
lapangan. (Catatan: semua tamu proyek yang mendapat izin dari Konsultan
Pengawas harus diberi tanda pengenal yang disediakan oleh Pelaksana
Pekerjaan / Pemborong).
5. Melanggar peraturan lain mengenai penertiban yang akan dikeluarkan oleh
Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan.
6. Pekerja-pekerja diwajibkan memakai tanda pengenal. Pembuatan tanda
pengenal atas beban Pelaksana Pekerjaan / Pemborong.
g. Pengaturan mengenai penertiban dan pengamanan site harus
dikoordinasikan dengan bagian security bersama-sama dengan Konsultan Pengawas pada
waktu pelaksanaan akan dimulai.

12. PENGAWASAN DAN JAM KERJA

a. Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh Konsultan


Pengawas.
b. Konsultan Pengawas berhak pada setiap waktu yang dianggap perlu tanpa
memberitahukan sebelumnya, untuk mengadakan inspeksi / pemeriksaan :
• terhadap jenis pekerjaan yang dipersiapkan didalam atau diluar site
• terhadap gudang penyimpanan bahan-bahan
• terhadap pengolahan material maupun sumber sumbernya.

Page 7
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

c. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari


pengawasan Konsultan Pengawas tetap menjadi tanggung-jawab
Pelaksana Pekerjaan / Pemborong pekerjaan. Jika diperlukan harus
segera dibuka sebagian atau seluruhnya untuk kepentingan pemeriksaan.
d. Jam kerja normal yang berlaku diproyek ini adalah pukul 07.00 sampai
pukul 18.00. Dalam hal Pelaksana Pekerjaan / Pemborong memerlukan
waktu lebih dari yang ditetapkan diatas, maka harus dimintakan izin tertulis
dari Konsultan Pengawas.

e. Setiap pelaksanaan pekerjaan yang didalam gedung / ruangan, maka kontraktor


pelaksanan meminta izin kerja / lembur melalui konsultan pengawas

13. KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA

a. Selama pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan / Pemborong wajib


mengadakan segala yang diperlukan untuk menjamin keamanan, keselamatan
kerja.
b. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong juga wajib memenuhi segala peraturan tata-tertib,
koordinasi pemerintah ataupun pemerintah setempat.
c. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong bertanggung-jawab atas biaya, kerugian
atau tuntutan ganti rugi yang diakibatkan adanya kecelakaan selama pelaksanaan
pekerjaan.
d. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus mengkoordinir keamanan dan
keselamatan kerja proyek sampai dengan Serah Terima kedua pekerjaan. Pelaksana
Pekerjaan / Pemborong harus membuat laporan tentang keamanan, keselamatan
kerja dan tidak adanya bahaya lain yang mungkin timbul. Laporan harus diserahkan
kepada Konsultan Pengawas setiap hari pada akhir kegiatan proyek.
e. Semua pekerja yang bekerja didaerah berbahaya harus memakai
perlengkapan pengamanan kerja seperti Safety belt, Helm.

14. KETENTUAN - KETENTUAN DARI PEMBERI TUGAS

a. Kelalaian-kelalaian yang dibuat oleh Pelaksana Pekerjaan / Pemborong


seperti :
• Tanpa ada alasan ternyata meninggalkan pekerjaan sebelum pekerjaan
seluruhnya selesai atau apabila tidak mengindahkan segala instruksi yang diberikan
oleh Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
• apabila tidak dapat melanjutkan pekerjaannya secara teratur dan baik, atau
dalam hal telah menyerahkan bagian yang menjadi tanggung-
jawabnya kepada pihak lain tanpa persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas.
• tidak menghadiri rapat-rapat teknis.

b. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari sesudah menerima instruksi tertulis dari
Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas masih belum ada tanda adanya
perubahan yang berarti atau belum dilaksanakan instruksi termaksud,
maka Konsultan Pengawas akan mengeluarkan peringatan tertulis.
Apabila dalam 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya peringatan tertulis,
masih belum ada perubahan yang berarti maka Konsultan Pengawas
dapat mengambil tindakan dengan tidak mempertimbangkan alasan-alasan
Page 8
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

apapun yang terjadi sebelumnya. Tindakan tersebut dapat berupa


dialihkannya tugas termaksud kepada pihak lain dengan biaya dibebankan
kepada Pelaksana Pekerjaan / Pemborong.

c. Apabila ternyata Pelaksana Pekerjaan / Pemborong tersebut mengalami


kebangkrutan (bankrupt) atau telah terjadi pengambil-alihan oleh pihak lain
atas perusahaannya secara hukum atau tindakan-tindakan lain yang
senada dengan tindakan tersebut diatas, maka pekerjaan Pelaksana
Pekerjaan / Pemborong dibawah kontrak ini akan diadakan tindakan lebih
lanjut. Pekerjaan tersebut dapat dilanjutkan sesuai dengan kontrak
tersendiri, hanya apabila telah terdapat persetujuan antara Pemberi Tugas
dengan pihak lain yang telah mengambil-alih semua kegiatan Pelaksana
Pekerjaan / Pemborong tersebut.
d. Apabila dengan tindakan seperti tercantum diatas ternyata pekerjaan tidak
dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka :
1. Pemberi Tugas akan menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan
memberikan kepada pihak lain, dengan menggunakan semua fasiltas
dan peralatan yang telah berada di lapangan seperti bangunan-
bangunan darurat, gudang, peralatan-peralatan kerja, barang-barang,
material, termasuk barang-barang yang telah dibeli (tetapi belum
sampai ditempat) yang akan digunakan untuk mnyelesaikan pekerjaan di
lapangan.
2. Bila dipandang perlu oleh Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas maka
dalam waktu 10 (sepuluh) hari sesudah dikenakannya suatu tindakan,
Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus tetap menyerahkan barang-
barang dan material yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
di lapangan sesuai dengan isi kontrak ini, melalui supplier atau Sub-
Pelaksana Pekerjaan / Pemborong yang menyerahkan barang-barang
dan material sesuai dengan kontrak ini, yang mana ternyata sebegitu
jauh belum dibayar oleh Pelaksana Pekerjaan / Pemborong yaitu
dengan memotong bagian yang harus dibayarkan kepada Pelaksana
Pekerjaan / Pemborong sesuai penilaian prestasi.
3. Apabila dianggap perlu oleh Pemberi Tugas maka semua barang yang
masih tinggal di lapangan seperti peralatan-peralatan kerja, barang-
barang material dan barang-barang yang disewanya, harus segera
dikeluarkan dari lapangan dan semua biaya untuk hal tersebut menjadi beban
Pelaksana Pekerjaan / Pemborong. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari
ternyata hal tersebut diatas tidak dilaksanakan, maka akan diselesaikan
menurut kebijaksanaan Pemberi Tugas, dengan tidak bertanggung-jawab
atas kerusakan atau hilangnya barang-barang tersebut. Ketentuan tersebut
juga berlaku bagi Pelaksana Pekerjaan / Pemborong yang karena satu dan lain
hal ternyata dihentikan kontrak kerjanya oleh Pemberi Tugas.

15. KEWAJIBAN PELAKSANA PEKERJAAN / PEMBORONG


a. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus menyelesaikan pekerjaan secara
lengkap seluruhnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan didalam kontrak.
b. Selekas mungkin sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja (SPK) atau
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum berakhirnya masa belaku
Jaminan Penawaran, Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus
menyediakan Jaminan Pelaksanaan yang dikeluarkan oleh Bank atau
Badan Keuangan lain yang disetujui oleh Pemberi Tugas. Apabila
Jaminan Pelaksanaan belum diserahkan kepada Pemberi Tugas didalam

Page 9
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

jangka waktu tersebut, maka hal ini berarti Pelaksana Pekerjaan /


Pemborong mengundurkan diri dari pelaksanaan pekerjaan kontrak ini. Demikian
pula, apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya Surat Perintah
Kerja (SPK), Pelaksana Pekerjaan / Pemborong belum mulai melaksanakan
pekerjaan di lapangan dan / atau belum membayar dan / atau belum menyerahkan
Jaminan Pelaksanaan, maka hal ini berarti Pelaksana Pekarjaan / Pemborong
menolak melaksanakan pekerjaan dan mengundurkan diri dari pelaksanaan
pekerjaan tersebut.
c. Apabila ternyata dalam gambar-gambar kontrak terdapat perbedaan-
perbedaan atau penyimpangan-penyimpangan dengan apa yang telah
tercantum didalam kontrak sehingga menimbulkan keragu-raguan dalam
pekerjaan, maka Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus segera
memberitahukan hal ini kepada Konsultan Pengawas untuk diadakan
penyelesaian.
d. Apabila terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar-gambar dengan
ketentuan-ketentuan dalam uraian Rencana Kerja dan Syarat-syarat
pelaksanaan (RKS), maka ketentuan yang paling lengkaplah yang
mengikat.
e. Yang dimaksud dengan “gambar” adalah gambar pelaksanaan, gambar
kerja, gambar-gambar detail dan gambar-gambar lainnya yang dibuat
untuk pekerjaan ini sebelum atau pada saat pelaksanaan pekerjaan.
Apabila terdapat perbedaan antara gambar-gambar tersebut, maka
gambar yang berskala lebih besarlah yang mengikat.
f. Apabila pada waktu pelaksanaan, oleh Konsultan Perencana diadakan
perubahan-perubahan dalam penggunaan bahan dan ukuran-ukuran,
maka pada saat penyerahan pertama Pelaksana Pekerjaan / Pemborong
diwajibkan menyerahkan tiga set gambar perubahan yang dikerjakan
diatas gambar cetakan asli dengan tinta berwarna.
g. Atas perintah Konsultan Pengawas kepada Pelaksana Pekerjaan /
Pemborong dapat dimintakan gambar-gambar penjelasan dan rincian atas
bagian-bagian pekerjaan khusus. Gambar-gambar tersebut yang telah dibubuhi
tanda persetujuan dari Konsultan Pengawas selanjutnya dianggap sebagai
gambar pelengkap dari Perencana. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong
diwajibkan untuk menyerahkan tiga set cetakannya kepada Konsultan
Pengawas.
h. Biaya pembuatan semua keperluan gambar-gambar yang dibutuhkan
selama masa kontrak, baik gambar asli dan atau gambar perubahan yang
diperlukan dalam pelaksanaan untuk kepentingan Pelaksana Pekerjaan /
Pemborong maupun gambar-gambar yang memerlukan persetujuan dari
Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana yang harus dibuat diatas
kertas kalkir, dan biaya pencetakan gambar-gambar tersebut menjadi
tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan / Pemborong.
i. Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah dikelurkannya Surat Perintah
Kerja (SPK), Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus telah mulai dengan
pekerjaan pembangunan fisik dalam arti kata yang nyata. Untuk itu syarat-
syarat yang diwajibkan agar dapat dimulainya pekerjaan harus dipenuhi
terlebih dahulu.
j. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong wajib mempelajari dan memahami
semua Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Persyaratan Umum
maupun suplementnya, Persyaratan Standard Internasional dan
persyaratan yang dikeluarkan produsen serta tidak menyimpang dari
Page 10
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

ketentuan didalam dokumen pelelangan serta segala petunjuk-petunjuk


tertulis yang telah dikeluarkan.
k. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong diharuskan menyediakan sedikitnya
satu set gambar-gambar pelaksanaan dan RKS ditempat pekerjaan dalam
keadaan yang tetap rapih dan bersih yang dapat dilihat setiap saat oleh
Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas ataupun petugas-petugas lainnya.

l. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong berhak meminta penjelasan kepada


Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana atau pihak lain yang ditunjuk
Pemberi Tugas bilamana menurut pendapatnya ada bagian-bagian dari
dokumen kontrak, gambar atau hal-hal lainnya yang kurang jelas.
m. Pemborong / kontraktor pelaksana di wajibkan merapikan dan menata kembali
taman/lahan yang rusak akibat lahan yang digunakan untuk berdirinya gudang dan
bedeng sementara atau direksi keed.

16. TUGAS PELAKSANA PEKERJAAN/PEMBORONG DALAM PELAKSANAAN

a. Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah Surat Perintah Kerja (SPK)


Pelaksana Pekerjaan / Pemborong telah mulai dengan pekerjaan
pembangunan fisik dalam arti kata yang nyata. Untuk itu syarat-syarat
yang diwajibkan agar dapat dimulainya pekerjaan, harus segera dipenuhi,

b. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus mempunyai dan menyediakan


atas biayanya sendiri semua tenaga dan peralatan yang dibutuhkan untuk
terlaksananya pekerjaan sesuai dengan kontrak.
c. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus menyerahkan :
• Daftar / susunan Staf Pelaksana yang ditempatkan dilapangan.
• Daftar dan schedule peralatan yang akan digunakan untuk
pelaksanaan.
• Detail rencana waktu penyelesaian pekerjaan (Time Schedule)
• Schedule pengadaan meterial.
• Dan lain-lain yang diperlukan.
d. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus mematuhi segala peraturan dan
ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku, serta instruksi-instruksi tertulis
yang dikeluarkan oleh Pemerintah / Penguasa setempat sehubungan
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
e. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong wajib berkoordinasi dengan pihak
lainnya dalam kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek terutama
berkoordinasi dengan pihak Sub-Pelaksana Pekerjaan / Pemborong
langsung dari Pelaksana Pekerjaan / Pemborong.
f. Sub Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus melaksanakan pekerjaannya
diselaraskan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Pelaksana Pekerjaan /
Pemborong, yang telah disetujui Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
Dalam hal Sub-Pelaksana Pekerjaan / Pemborong tidak mengindahkan
teguran tertulis dari Pelaksana Pekerjaan / Pemborong dalam hal
penyelarasan jadwal dengan pelaksanaan pekerjaan Sub-Pelaksana Pekerjaan
/ Pemborong dapat dikenakan sanksi denda / teguran.

Page 11
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

g. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus mematuhi segala peraturan dan


ketentuan-ketentuan yang berlaku serta instruksi-instruksi tertulis yang
dikeluarkan oleh Pemerintah / Penguasa setempat sehubungan dengan
pekerjaan yang dilaksanakan.
h. Didalam melaksanakan pekerjaan ini, Pelaksana Pekerjaan / Pemborong
harus :
1. Memperhatikan, melaksanakan dan mengikuti semua ketentuan yang
dikeluarkan oleh Pelaksana Pekerjaan / Pemborong Utama
sehubungan dengan fungsinya sebagai koordinator pelaksanaan pekerjaan
sepanjang ketentuan tersebut berhubungan dengan pelaksanaan kontrak
ini.
2. Bekerja sama dan saling tidak mengganggu dengan pihak lainnya
(Pelaksana Pekerjaan / Pemborong Utama, Sub-Pelaksana Pekerjaan
/ Pemborong lainnya dan pihak-pihak lain yang disetujui oleh Pemberi
Tugas untuk melaksanakan pekerjaan tertentu) didalam melaksanakan
pekerjaan yang merupakan bagian dari pembangunan proyek ini.
3. Menjamin pihak-pihak lainnya sebagaimana tersebut diatas dari
segala macam kerugian yang diderita oleh pihak lain tersebut didalam
melaksanakan pekerjaannya yang disebabkan oleh kelalaian dan
kesalahan Sub-Pelaksana Pekerjaan / Pemborong.

17. SUB PELAKSANA PEKERJAAN / PEMBORONG

a. Penunjukkan Sub-Pelaksana Pekerjaan / Pemborong oleh pelaksana


Pekerjaan / Pemborong hanyalah dapat dilakukan dengan sepengetahuan dan seizin
tertulis dari Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
b. Apabila hasil kerja Sub-Pelaksana Pekerjaan / Pemborong tidak memenuhi
semua persyaratan Rencana Kerja dan Syarat-syarat pelaksanaan (RKS)
ini ataupun tidak memenuhi target prestasi yang harus dicapai pada suatu
tahap pekerjaan, maka Pelaksana Pekerjaan / Pemborong tidak dibenarkan untuk
meninggalkan atau menyerahkan kontrak ini sebagian
atau seluruhnya yang menjadi kewajibannya kepada yang ahli (Sub-Pelaksana
Pekerjaan / Pemborong) tanpa terlebih dahulu memberitahukan kepada Pemberi
Tugas.
c. Apabila tidak disebutkan didalam kontrak, maka Pelaksana Pekerjaan /
Pemborong tidak dibenarkan untuk mensubkan sebagian dari pekerjaan
yang menjadi kewajibannya tanpa persetujuan Pemberi Tugas / Konsultan
Pengawas. Dalam hal sudah mendapat persetujuan Pemberi Tugas /
Konsultan Pengawas, maka Pelaksana Pekerjaan / Pemborong Utama
tetap bertanggung jawab penuh atas hasil pekerjaan dan segala kelalaian
serta kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh Subnya.
d. Sub-Pelaksana Pekerjaan / Pemborong adalah pihak yang mempunyai kontrak
langsung dengan Pelaksana Pekerjaan / Pemborong, yaitu dalam menyediakan dan
mengerjakan bagian-bagian pekerjaan khusus sesuai keahliannya.
e. Khusus untuk pekerjaan dewatering, pekerjaan harus dilaksanakan oleh
Sub-Pelaksana Pekerjaan/ Pemborong spesialis dewatering yangberpengalaman.
Didalam penawaran, Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus melampirkan surat
pernyataan kerja sama dengan Sub-Pelaksana Pekerjaan / Pemborong spesialis
dewatering, brosur alat pengukur settlement.

Page 12
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

18. KOORDINASI PELAKSANAAN DI LAPANGAN


a. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong wajib melakukan koordinasi dengan
semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan pekerjaan yang tercakup
dalam proyek ini.
Tugas koordinasi tersebut meliputi :
1. Memberi petunjuk dan pengarahan kepada Sub-Pelaksana Pekerjaan
/ Pemborong mengenai saat dimulai dan diselesaikannya suatu bagian
/ keseluruhan pekerjaan dengan berpedoman kepada Master
Schedule dan keadaan kondisi lapangan.
2. Mengatur dan memberi keleluasaan kerja kepada para Sub-Pelaksana
Pekerjaan / Pemborong dan memperhatikan urutan-urutan pekerjaan
suatu Pelaksana Pekerjaan / Pemborong dengan yang lainnya yang
saling berkaitan agar keseluruhan pekerjaan dapat dilaksanakan
sebaik-baiknya.
3. Memberi data-data tentang suatu bagian pekerjaan dimana Sub-
Pelaksana Pekerjaan / Pemborong akan melakukan kegiatan mengenai
pengukuran, Gambar detail dsb, sehingga Sub-Pelaksana Pekerjaan /
Pemborong dapat mempersiapkan serta membuat rencana kerja terperinci
yang tepat.
4. Mengadakan rapat koordinasi antara semua Pelaksana Pekerjaan /
Pemborong yang terlibat didalam proyek ini guna mencapai
kesepakatan dan konsensus dalam rencana kerja dan / atau dalam
mambahas suatu masalah yang timbul sebelum diajukan kedalam
rapat lapangan.
b. Sub Pelaksana Pekerjaan / Pemborong bertanggung-jawab untuk
mengganti kerugian yang diderita oleh Pelaksana Pekerjaan / Pemborongdan/ atau
Sub-Pelaksana Pekerjaan/ Pemborong lainnya tersebutmengalami gangguan
dan/ atau kerusakan yang disebabkan olehkelalaian Sub-Pelaksana Pekerjaan /
Pemborong.

19. INSTRUKSI KONSULTAN PENGAWAS


a. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus mematuhi dan melaksanakan semua
instruksi tertulis yang dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas. Apabila dalam
waktu 2 (dua) hari sesudah menerima instruksi tersebut, ternyata masih belum
ada realisasinya maka Pelaksana Pekerjaan / Pemborong akan diberi peringatan
tertulis dari Konsultan Pengawas. Apabila dalam waktu 2 (dua) hari setelah
peringatan tertulis dikeluarkan
ternyata masih belum ada realisasi dari pelaksana instruksi tertulis tersebut,
maka Pelaksana Pekerjaan / Pemborong dapat dikenakan tindakan administratip
seperti yang disebut dalam dokumen kontrak.
b. Semua instruksi dari Konsultan Pengawas harus dikeluarkan secara
tertulis (Instruksi tertulis). Suatu instruksi lisan bukan mutlak merupakan
pekerjaan yang harus segera dilaksanakan. Oleh karena itu apabila dalam
waktu 2 (dua) hari tidak dikeluarkan instruksi tertulis, hal tersebut tidak
perlu ditanggapi Pelaksana Pekerjaan / Pemborong. Tetapi sebaliknya
Pelaksana Pekerjaan / Pemborong bertanggung-jawab penuh atas biayanya
sendiri untuk segala pekerjaan yang telah dilaksanakannya tanpa adanya instruksi
tertulis dari Konsultan Pengawas.

Page 13
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

c. Instruksi tertulis dari Konsultan Pengawas tersebut dapat berupa :


• Teguran atas sesuatu cara pelaksanaan yang salah sehingga
membahayakan bagi keteguhan konstruksi, atau pekerjaan finishing
yang kurang baik atau hal-hal lain yang menyimpang dari persyaratan-
peryaratan teknis dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
pelaksanaan (RKS) dan gambar pelaksanaan.
• Instruksi untuk menyingkirkan material / bahan yang tidak memenuhi
syarat dan harus diangkut keluar area proyek.
• Instruksi untuk mengganti Pelaksana (foreman) dari Pelaksana
Pekerjaan / Pemborong yang dianggap kurang mampu (un-skilled).
• Instruksi untuk suatu pekerjaan perubahan (pengurangan dan
penambahan pekerjaan) yang sudah waktunya dilaksanakan dengan
segera.
• Instruksi untuk mengganti Sub-Pelaksana Pekerjaan / Pemborong
yang dianggap kurang mampu, baik dari segi mutu kerja maupun
kecepatan kerja.
• Instruksi untuk mempercepat pelaksanaan suatu bagian pekerjaan.
• Dan instruksi-instruksi lainnya yang termasuk dalam lingkup tugas
Pelaksana Pekerjaan / Pemborong.

d. Bilamana ada instruksi lisan, Pelaksana Pekerjaan / Pemborong berhak


untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, atau mengadakan konfirmasi
kepada Konsultan Pengawas. Tetapi sebaliknya Pelaksana Pekerjaan /
Pemborong bertanggung-jawab penuh atas segala pekerjaan yang telah
dilaksanakan tanpa adanya instruksi tertulis dari Konsultan Pengawas.

20. BAGAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN RENCANA KERJA

a. Satu minggu setelah dinyatakan sebagai pemenang lelang, Pelaksana


Pekerjaan / Pemborong harus telah siap dengan schema Bagan
Kemajauan Pekerajaan (Progress Schedule) sesuai dengan batas waktu
maksimal yang telah ditetapkan dalam master schedule yang telah diajukan
dalam penawaran. Progress schedule tersebut harus disesuaikan dengan bagan yang
disusun dan dilengkapi :
1. Barchart
2. Network Planning
3. Volume masing-masing pekerjaan
4. Mandays (tenaga harian) yang diperlukan
5. Peralatan yang diperlukan
6. S-Curve
7. Gambaran mengenai bobot dan harga setiap tahapan pekerjaan
sesuai dengan schedule yang dibuat Pelaksana Pekerjaan /
Pemborong.

b. Bagan Kemajuan Pekerjaan ini dicantumkan besarnya (volume) dan waktu


penyelesaian setiap item pekerjaan, sedangkan didalam rencana kerja
dicantumkan secara terperinci program setiap tahapan tentang kapasitas
kerja, peralatan, tenaga kerja dan target setiap harinya.

Page 14
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

c. Dalam progress schedule, harus juga dibuat S-Curve, gambaran mengenai


nilai / harga pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan schedule yang dibuat
Pelaksana Pekerjaan / Pemborong.
d. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus secara terpisah menyusun
"Bagan Pengerahan Tenaga" dan "Bagan Penyediaan Bahan" yang
diperlukan.
e. Bagan-bagan tersebut harus diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
f. Kelalaian dalam memasukkan bagan-bagan yang dimaksud dapat
menyebabkan ditundanya permulaan pekerjaan. Akibat penundaan ini
sepenuhnya menjadi tanggung-jawab Pelaksana Pekerjaan / Pemborong.
g. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong wajib melaksanakan pekerjaan tersebut
sesuai dengan patokan waktu yang telah disetujui bersama didalam
menyusun Bagan Kemajuan Pekerjaan. Demikian juga dengan
pengerahan tenaga, peralatan dan bahan.
h. Bagan Kemajuan Pekerjaan dan S-curve sebagaimana tersebut diatas
yang merupakan target prestasi akan merupakan pedoman untuk
mengadakan penilaian progress kerja Pelaksana Pekerjaan / Pemborong
atas suatu tahap maupun keseluruhan pekarjaan. Hasil dari penilaian
progress kerja ini akan dikaitkan dengan pembayaran kepada Pelaksana
Pekerjaan / Pemborong.

21. LAPORAN - LAPORAN

Pelaksana Pekerjaan / Pemborong diwajibkan membuat :


a. Laporan harian yang berisi :
• Tahap berlangsungnya pekerjaan.
• Pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh Sub-Pelaksana
Pekerjaan / Pemborong (jika diizinkan).
• Catatan dan instruksi Konsultan Pengawas yang disampaikan tertulis
maupun lisan.
• Hal ikhwal mengenai bahan-bahan (yang masuk dan yang ditolak).
• Keadaan cuaca.
• Jumlah tenaga kerja dan alat.
• Masalah yang terjadi.
Setiap laporan harian pada tanggal yang sama harus diperiksa dan disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
b. Laporan Mingguan
Laporan mingguan dibuat berdasarkan laporan harian dan disampaikan langsung
kepada Konsultan Pengawas. Penugasan-penugasan dan instruksi dari
Konsultan Pengawas baru dianggap berlaku dan mengikat apabila telah dimuat
dalam laporan harian dan telah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
c. Foto-foto kegiatan proyek dalam bagian atau tahapan kegiatan penting
sebanyak 3 (tiga) set berikut album yang diserahkan kepada Konsultan
Pengawas untuk setiap tahapan pelaksanaan.
d. Laporan bulanan yang dibuat berdasarkan laporan mingguan.

Page 15
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

22. PERUBAHAN RENCANA

a. Atas instruksi dan persetujuan KMK, Konsultan Perencana berhakmengadakan


suatu perubahan atas rencana yang telah ada denganmemberi instruksi tertulis
kepada Pelaksana Pekerjaan / Pemborong untuk dilaksanakan. Dalam hal ini
Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus bertanggung-jawab atas pekerjaan
yang tidak sesuai dengan instruksi tersebut.
b. Yang dimaksud dengan perubahan tersebut adalah perubahan (alternatif
atau modifikasi) dari pada design, kwalitas maupun kwantitas dari
pekerjaan seperti yang tercantum didalam gambar-gambar kerja (kontrak).
Perubahan tersebut termasuk penambahan, pembatalan atau penggantian
dari suatu pekerjaan, perubahan dari jenis atau standard dari suatu bahan,
peralatan atau mesin yang dipergunakan didalam pekerjaan.
c. Kuantitas dan nilai dari semua perubahan akan dihitung oleh Konsultan
Pengawas menurut ketentuan yang berlaku didalam kontrak ini dan
apabila diperlukan, Pelaksana Pekerjaan / Pemborong diberi kesempatan
untuk mengikuti perhitungan yang dibuat.
Untuk perhitungan nilai dan perubahan, metode atau cara berikut ini harus dipakai :
1. Harga-harga yang tertera didalam kontrak dipakai untuk menghitung
nilai dari item pekerjaan yang bersifat sama.
2. Untuk item pekerjaan dimana sifatnya berbeda maka harga-harga
yang tertera didalam Penawaran merupakan dasar perhitungan dari
nilai suatu perubahan, sepanjang nilai yang didapat adalah wajar dan
hanya untuk sifat yang berbeda saja yang dinilai perubahannya.

23. PENYERAHAN PEKERJAAN

a. Penyerahan pertama dilaksanakan selambat-lambatnya pada tanggal yang


telah ditetapkan dalam Surat Perjanjian Pemborongan, sesuai dengan
penjelasan tentang waktu penyelesaian yang ditetapkan dalam aanwijzing.
b. Perpanjangan waktu penyerahan hanya dapat diterima jika alasan-alasan
tersebut sesuai dengan alasan-alasan yang diperkenankan dan tertulis
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat pelaksanaan (RKS).
c. Rencana dan tanggal penyerahan pertama harus diajukan kepada
Konsultan Pengawas, selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum tanggal yang
dimaksud, dimana Konsultan Pengawas akan mengadakan pemeriksaan seksama
atas hasil keseluruhan. Hasil pemeriksaan ini akan disampaikan kepada Pelaksana
Pekerjaan / Pemborong. Sebelum penyerahan pertama, pemeriksaan dapat
diadakan lebih dari satu kali. Pada saat-saat pemeriksaan maupun penyerahan
dibuatkan Berita Acara.
d. Keadaan yang dapat digunakan sebagai alasan dalam mengajukan
permohonan perpanjangan waktu penyelesaian atau pengunduran waktu
penyerahan adalah keadaan-keadaan force majeure.
e. Keadaan force majeure yang dimaksud adalah :
• hujan terus menerus dari hari kehari
• demonstrasi dan pemogokan yang langsung mempengaruhi jalannya
pekerjaan
• dan lain-lain menurut pertimbangan Konsultan Pengawas dapat
diterima.

Page 16
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

24. PENYELESAIAN DAN MASA PEMELIHARAAN

a. Setelah pekerjaan dianggap terlaksana 100%, maka pihak Konsultan


Pengawas dan Pelaksana Pekerjaan / Pemborong bersama-sama
menandatangani suatu Berita Acara Penyerahan-I. Bertepatan dengan ini
berlangsunglah penyerahan pekerjaan pertama.

b. Masa pemeliharaan adalah sesuai dengan kontrak, terhitung sejak tanggal


dilakukannnya penyerahan pertama pekerjaan dari Pelaksana Pekerjaan /
Pemborong kepada Pemberi Tugas.

c. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong bertanggung jawab untuk mengganti


atau memperbaiki cacat-cacat maupun kekurangan-kekurangan yang
timbul dalam masa pemeliharaan yang disebabkan oleh pemakaian bahan-
bahan maupun kwalitas pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan-
ketentuan didalam kontrak. Penggantian ataupun perbaikan harus
dilaksanakan secepat setelah ditemukannya cacat-cacat atau kekurangan-
kekurangan tersebut. Apabila hal ini tidak segera dilakukan Konsultan
Pengawas berhak untuk menunjuk pihak lain untuk melaksanakan
perbaikan tersebut dan biaya untuk itu merupakan beban Pelaksana
Pekerjaan / Pemborong.

d. Jika Pemberi Tugas menganggap perlu ia boleh mengeluarkan instruksi


agar Pelaksana Pekerjaan / Pemborong memperbaiki segala cacat, susut
dan kesalahan lainnya yang disebabkan oleh bahan-bahan dan cara-cara
pelaksanaan yang tidak sesuai dengan kontrak.

e. Setelah semua instruksi perbaikan selesai dilaksanakan, maka dibuatkan


Berita Acara.

f. Setelah masa pemeliharaan dilampaui dan sesudah semua perbaikan-


perbaikan dilaksanakan dengan baik, Konsultan Pengawas akan
mengeluarkan Sertifikat Penyelesaian Pekerjaan Perbaikan (SP3) yang
berarti penyerahan kedua dari pihak Pelaksana Pekerjaan / Pemborong
kepada Pemilik, merupakan berakhirnya masa pemeliharaan.

25. PERATURAN YANG DIGUNAKAN DALAM PELAKSANAAN

Untuk pelaksanaan pekerjaan berlaku peraturan-peraturan :


• AV. (Algemen Voor Waarden Voor De Uitvoering Bijaaneming Van
Openbare Werken In Indonesia, tgl. 28 Mei 1941 No. 9 dan tambahan Lembaran
Negara No. 14571).
• Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI.- 2 / 1971 dan Tata Cara
Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SK-SNI T-15-
1991-03.
• Semua SNI yang terkait dengan mutu bahan bahan bangunan.
• Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan NI. -3 / 1956.
• Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Gedung SNI 03-2847-2002
• Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI.- 5.
• Peraturan Umum Listrik (AVE) NI. - 6.
• Peraturan Umum Air Minum (AVWI-drink water).
• Peraturan Semen Portland Indonesia NI - 8 / 1972.

Page 17
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

• Peraturan Pengecatan SNI 03-2407-1991


• Peraturan Pengecatan tembok dengan cat emulsion : SNI 03-2410-1991
• Peraturan Muatan Indonesia NI.-18.
• Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL).
• Peraturan-peraturan lain yang berlaku dan dipersyaratkan berdasarkan
Normalisasi di Indonesia yang belum tercantum diatas dan mendapat
persetujuan Pengawas.
• Standard / Normalisasi / Kode / Pedoman yang dapat diterapkan pada
bagian pekerjaan bersangkutan, yang dikeluarkan oleh Instansi / Institusi
/ Asosiasi Profesi / Asosiasi Produsen / Lembaga Pengujian Nasional
ataupun dari Negara lain, sejauh mana bahwa atas hal tersebut dianggap
relevan.

Page 18
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

BAB II
PERSYARATANTEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR
Pasal 1
PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN TANAH

I. LINGKUP PEKERJAAN
a. Galian struktur merupakan penggalian tanah untuk bangunan struktur, sesuai dengan
batasan pekerjaan sebagaimana dijelaskan di sini atau sebagaimana tampak pada
gambar. Pekerjaan galian yang dijelaskan dengan pasal-pasal lain dalam spesifikasi ini
tidaklah digolongkan sebagai galian struktur.
b. Pekerjaan galian ini mencakup pengurugan kembali dengan material yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan dipadatkan sesuai persyaratan, berikut pembuangan
bahan-bahan sisa, dan semua bahan dan peralatan lainnya untuk menghindarkan galian
dari genangan air tanah dan air permukaan.
c. Penyediaan tenaga kerja, bahan, fasilitas pelaksanaan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tanah yang sesuai dengan
gambar-gambar dan spesifikasi.

II. PERSYARATAN PEKERJAAN


a. Tata Letak
Kontraktor bertanggung jawab atas tata letak yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan. Sebelum penataan, Kontraktor harus menyerahkan rencana tata letak untuk
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Bench Mark yang bersifat tetap
maupun sementara harus dijaga dari kemungkinan gangguan atau pemindahan.

b. Pengawasan
Selama pelaksanaan pekerjaan tanah ini, Kontraktor harus diwakili oleh seorang
pengawas ahli yang sudah berpengalaman dalam bidang pekerjaan penggalian /
pengurugan, yang mengetahui semua aspek pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai
kontrak.

Page 1
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

c. Pekerjaan Pembersihan dan Pembongkaran.


 Semua benda di permukaan seperti pohon, akar dan tonjolan, serta rintangan -
rintangan dan lain-lain yang berada di dalam batas daerah pembangunan yang
tercantum dalam gambar, harus dibersihkan.
 Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang
tidakmudah rusak, yang letaknya minimal 1 meter di bawah dasar Pondasi.
 Pembongkaran tiang-tiang, saluran-saluran dan selokan-selokan hanya sedalam
yang diperlukan dalam penggalian di tempat tersebut.
 Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali, lubang-lubang bekas pepohonan dan
lubang-lubang lain, harus diurug kembali dengan bahan-bahan yang baik dan
dipadatkan.
 Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan
puing-puing ke tempat yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

d. Air Tanah
 Bila air tanah muncul ketika sedang dilakukan galian struktur, maka kontraktor harus
segera mengambil langkah-langkah untuk mencegah air menggenangi galian dan
alas struktur.
 Bila galian terjadi pada tanah yang mengandung air permukaan, maka air ini tidak
merupakan air tanah dan akan dianggap sebagai kewajiban kontraktor untuk
menanggulanginya sesuai spesifikasi ini, sehingga tidak akan ada tambahan
pembayaran.
 Bila tinggi muka air di atas elevasi dasar galian, maka harus digunakan cofferdam
yang kedap air. Bila diminta, kontraktor harus menunjukkan gambar mengenai
metoda pembuatan cofferdam yang dipakainya kepada Konsultan Pengawas untuk
disetujui. Cofferdam atau palung untuk pembuatan pondasi, secara umum, harus
dibuat di bawah dasar alas pondasi dan dibuat sedapat mungkin kedap air.
Umumnya, dimensi interior cofferdam itu harus sedemikian rupa sehingga
memberikan cukup kebebasan untuk pembuatan acuan (form) dan pemeriksaannya,
dan memudahkan proses pemompaan air keluar.
Bila menurut Konsultan Pengawas, keadaan tidak memungkinkan untuk
mengeringkan galian sebelum membuat alas pondasi, Konsultan Pengawas dapat
memerintahkan pembuatan lapisan beton penutup dengan ukuran tertentu, dan

Page 2
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

Lapisan tersebut harus diletakkan sebagaimana tampak pada gambar atau


mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas.
Cofferdam dibuat untuk melindungi beton dari kerusakan karena naiknya muka air
dan dari erosi. Di dalam cofferdam atau palung tak boleh ditinggalkan kayu-kayuan
dan lain-lain, tanpa ijin Konsultan Pengawas.
Bila pekerjaan memompa air diijinkan dilakukan dari bagian galian pondasi, maka
harus dicegahagar jangan ada bahan beton yang ikut terbawa keluar. Setiap
pekerjaan memompa yang dibutuhkan selama perletakkan beton, atau selama
waktu sekurang-kurangnya 24 jam sesudahnya harus menggunakan pompa yang
sesuai dan air diletakkan di luar acuan beton.
Pemompaan air untuk mengeringkan ini tidak boleh dikerjakan sebelum lapisan
cukup keras dan kuat untuk melawan tekanan hidrostatik. Kecuali bila tidak
ditentukan lain, cofferdam atau palung, dengan segala pelengkapnya, harus
dibongkar oleh Kontraktor segera setelah selesai pekerjaan sub-struktur.
Pemindahannya harus sedemikian rupa sehingga tidak merusak pekerjaan yang
telah diselesaikan.
 Pemeliharaan Saluran
Jika tak diijinkan, penggalian tak boleh dikerjakan di luar caisson, palung, cofferdam
atau sheet piling; dan saluran air yang berdekatan dengan pondasi tidak boleh
terganggutanpa ijin Konsultan Pengawas.Jika ada pekerjaan galian atau
pengerukkan yang dilakukan sebelum caisson; palung dan cofferdam terpasang
pada tempatnya, maka setelah selesai pembuatan dasar pondasi, Kontraktor harus
mengurug kembali galian-galian itu sesuai kembali dengan muka tanah semula,
dengan memakai bahan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.Bahan-bahan
yang tertinggal pada daerah aliran air akibat dari pembuatan pondasi atau galian
lainnya harus dibuang agar saluran itu bersih dari segala macam halangan.

e. Pembuangan Humus
 Sebelum mulai pekerjaan penggalian, lapisan humus dan rumput harus dibersihkan,
harus bebas dari sisa-sisa tanah bawah (subsoil), bekas-bekas pohon, akar-akar,
batu-batuan, semak-semak atau bahan-bahan lain.
 Humus yang didapat dari pengupasan tersebut harus dibuang ketempat yang sudah
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

Page 3
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

III. GALIAN TANAH


a. Sebelum memulai pekerjaan galian, kontraktor harus dengan inisiatif sendiri mengambil
tindakan untuk mengatur drainase alamiah dari air yang mengalir pada permukaan
tanah, untuk mencegah galian tergenangi air.
Memeriksa segala pembongkaran dan pembersihan di tempat itu sudah dilaksanakan
sesuai dengan spesifikasi ini. Memberitahu Konsultan Pengawas sebelum memulai suatu
galian apapun, agar elevasi penampang melintang dan pengukuran dapat diketahui dan
dilakukan pada tanah yang belum terganggu. Tanah yang berdekatan dengan struktur
tidak boleh diganggu tanpa ijin Konsultan Pengawas.
b. Parit-parit atau galian pondasi untuk struktur atau alas struktrur, harus mempunyai
ukuran yang cukup sehingga memungkinkan peletakkan atau alas pondasi sesuai dengan
ukurannya.Bagian-bagian dinding/sisi parit harus selalu ditopang.Elevasi dasar alas
sebagaimana tampak pada gambar merupakan perkiraan, sehingga secara tertulis
Konsultan Pengawas dapat memerintahkan perubahan ukuran dan elevasi jika diperlukan
untuk menjamin pondasi yang kokoh.
c. Pekerjaan penggalian truss pile menggunakan mesinm dikarenakan penggalian truss pile
sampai pada kedalaman lapisan tanah keras.
d. Apabila terjadi kerusakan bangunan (roboh) yang diakibatkan oleh pekerjaan galian,
maka Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap kerusakan bangunan tersebut dan
harus menggantinya atas biaya Kontraktor.
e. Kontraktor harus melakukan perlindungan dan perawatan yang cukup untuk
bagian-bagian pekerjaan diatas maupun di bawah tanah, drainase, saluran-saluran
pembuang dan rintangan-rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan. Semua
biaya yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
f. Setiap kali galian selesai dikerjakan, Kontraktor harus memberitahu Konsultan Pengawas
mengenai hal itu; dan pembuatan Lapisan Sirtu, Lantai Kerja atau penempatan material
apapun tidak boleh dilakuakan sebelum Konsultan Pengawas menyetujui kedalaman
pondasi dan karakter tanah dasar pondasi.

IV. URUGAN KEMBALI DAN PEMADATAN TANAH GALIAN STRUKTUR


a. Pekerjaan Urugan.
Bila struktur telah selesai, lubang bekas galian harus diurug dengan material yang
ditentukan sampai setinggi permukaan tanah final. Kecuali bila disetujui lain oleh

Page 4
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

Konsultan Pengawas. Semua material yang berlebih dari yang dibutuhkan pada pasal ini
harus dipergunakan untuk membentuk dasar timbunan .
 Bahan Urugan
o Bahan urugan yang dipakai adalah tanah merah atau pasir urug darat yang
memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan. Lokasi sumber jenis bahan
urugan tersebut di atas, harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Tanah bekas galian pada umumnya tidak boleh dipakai lagi untuk bahan urugan,
kecuali apabila tanah tersebut memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan
dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
o Semua bahan urugan, harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas,
baik mengenai kualitas bahan maupun sumber bahan itu sendiri sebelum
dibawa atau digunakan di-dalam lokasi pekerjaan.
o Bahan urugan yang mengandung tanah organis, akar-akaran, sampah, dan
lain-lain, tidak boleh dipergunakan untuk urugan. Bahan-bahan seperti ini harus
dipindahkan dan ditempatkan pada daerah pembuangan yang disetujui atau
ditunjuk oleh Konsultan Pengawas.
o Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari humus dengan cara stripping
setebal 30 cm.
 Pengurugan
o Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan dikeruk,
sebelum pekerjaan pengurugan dimulai. Pada saat pengerukan dan
pengurugan, daerah ini harus dikeringkan.
o Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan deras. Jika
permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenang oleh air, Kontraktor harus
membuat alur-alur pada bagian teratas untuk mengeringkannya sampai
mencapai kadar air yang benar dan dipadatkan kembali.
o Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus mencapai elevasi sesuai yang
tercantum didalam gambar kerja.

b. Pekerjaan Pemadatan
 Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketepatan penempatan dan pemadatan
bahan - bahan urugan dan juga memperbaiki kekurangan - kekurangan akibat
pemadatan yang tidak cukup.

Page 5
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

 Kontraktor harus menentukan jenis ukuran dan berat dari alat yang paling sesuai
untuk pemadatan bahan urugan yang ada. Alat-alat pemadatan ini harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
 Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapisan
maksimum 30 cm dan dipadatkan sampai mencapai paling sedikit 90% (modified
proctor) dari kepadatan kering maksimum seperti yang ditentukan dalam AASHTO
T99.

Pasal 2
PEKERJAAN STRUKTUR BETON
I. PERSYARATAN KHUSUS MUTU DAN BAHAN BETON
a. Mutu Beton
Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus mempunyai mutu
karakteristik minimal, sebagai berikut :
 Mutu beton untuk K-250.
 Mutu beton untuk K-300.
 Seluruh beton untuk lantai kerja adalah beton rabat dengan campuran 1pc : 3ps : 3kr
(Mutu beton untuk K-175).
Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan standar Beton Indonesia NI-2 PBI-l971.
Bilamana tidak ditentukan lain kuat tekan dari beton adalah selalu kekuatan tekan hancur
dari contoh kubus yang bersisi 15 (1 0,06) cm diuji pada umur 28 hari.
Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil pengujian
benda-benda uji harus memberikan hasil 'bk (kekuatan tekan beton karakreristik yang
lebih besar dari yang ditentukan di dalam tabel PBI. 1971.

b. Baja Tulangan
Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan standard
Indonesia untuk beton NI-2, PBI-l971 atau ASTM Designation A-15, dan harus disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
Konsultan Pengawas berhak meminta kepada Kontraktor, surat keterangan tentang
pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang disediakan, sesuai dengan
persyaratan mutu untuk setiap bagian konstruksi seperti tercantum di dalam gambar
rencana.

Page 6
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat, minyak,
gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi daya lekat antara
baja tulangan dengan beton.

Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini adalah
sebagai berikut :
 Mutu baja tulangan s/d  8 mm adalah BJTP 24.
 Mutu baja tulangan ≥  16 mm adalah BJTD 32

c. Cetakan (Bekisting)
 Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini memakai multiplex tebal max 12 mm
dengan salah satu bagian permukaannya berlapis filem standar pabrik
pembuatnnya. Bekisting dari multiplex tersebut harus diperkuat dengan rangka kayu
meranti ukuran 5/7, untuk mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang sempurna,
atau dari bahan lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
 Steiger (penyangga) untuk cetakan/bekisting harus dari pipa-pipa besi (scaffolding)
atau kayu yang kuat dan tidak diperkenankan memakai bambu karena licin dan
berbahaya.

d. Water stop
Water stop harus dipasang di setiap penghentian pengecoran untuk bagian-bagian yang
harus kedap air, yang antara lain pelat dak atap, lantai toilet, groundtank/reservoar dan
tempat-tempat basah lainnya sesuai dengan gambar kerja.
Water stop yang digunakan adalah SIKA Water Bars, V type untuk "cold joint" atau
setaraf dengan minimum lebar 20 cm.

e. S e m e n
 Semua semen harus Cement Portland yang disesuaikan dengan persyaratan dalam
Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type 1 atau standard
Inggris BS 12.
 Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah TIGA RODA, GRESIK,
HOLCIM serta memenuhi persyaratan NI-8.
Pemilihan salah satu merk semen adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh
pekerjaan.

Page 7
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

 Penyimpanan semen sebelum digunakan harus terlindung dari pengaruh cuaca


sepanjang waktu dan perletakannya harus terangkat dari lantai untuk menghindari
kelembaban.

f. Pasir
Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah Pasir alam yaitu pasir yang
dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain dengan persetujuan Pengawas/Direksi.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis dari semua bahan
sumber-sumber pasir alam yang dipakai dalam pekerjaan pembuatan beton Readymix
maupun konvensional.
Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan lunak dari tanah
liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi yang merusak, jumlah prosentase
dari segala macam substansi yang merugikan beratnya tidak boleh lebih dari 5% berat
pasir.
Pasir harus mempunyai 'modulus kehalusan butir' antara 2 sampai 32 atau jika diselidiki
dengan saringan standard harus sesuai dengan standard Indonesia untuk beton atau
dengan ketentuan sebagai berikut :
Saringan no. Persentase satuan timbangan tertinggal di saringan
4 0 - 15
8 6 - 15
16 10 - 25
30 10 - 30
50 15 - 35
100 12 - 20
PAN 3 -7

Jika persentase satuan tertinggal dalam saringan no. 16 adalah 20 persen atau kurang,
maka batas maksimum untuk persentase satuan dalam saringan no. 8 dapat naik sampai
20 persen.

g. Agregrat Kasar (Kerikil)


Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui.
Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa
batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.

Page 8
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori.
Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai tiga
persen dari beratnya.
Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci.
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm, sampai 25
mm dan harus memenuhi syarat-syarat dengan semua ketentuan-ketentuan yang
terdapat di NI-2 PBI-l971.

h. A i r
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi /mortar dan spesi injeksi harus
bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran
lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. ketentuan-ketentuan yang ada di dalam
PBI-l971 untuk bahan campuran beton.

i. Bonding Agent
Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan/dicor secara
terputus, untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan
perhitungannya.
Bonding Agent yang digunakan adalah NITOBOND PVA cm7 produk Fosroc atau setaraf
yang dicampur dengan air dan semen.
Cara pemakaiannya harus sesuai dengan petunjuk pabrik.

j. Admixture
Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan
beton. Bahan admixture yang dipakai adalah CONPLAST P.211 merk Fosroc atau setara,
dengan takaran 0.8% dari berat semen atau setaraf.
Takaran yang lain dapat digunakan untuk mendapatkan kekuatan maksimal dengan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.

II. PELAKSANAAN SEBELUM PENGECORAN ADUKAN BETON

a. Rencana Cetakan / Bekesting


Cetakan harus sesuai dengan bentuk, dan ukuran yang ditentukan dalam gambar
rencana. Sewaktu-waktu Konsultan Pengawas dapat mengafkir sesuatu bagian dari

Page 9
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan Kontraktor harus dengan
segera mengambil bentuk yang diafkir dan menggantinya atas bebannya sendiri.
Konstruksi Cetakan :
 Semua cetakan harus betul-betul teliti, kuat dan aman pada kedudukannya sehingga
dapat dicegah pengembangan atau lain gerakan selama dan sesudah pengecoran
beton.
 Permukaan bahan cetakan (multipleks) yang berlapis filem / permukaan bahan licin
seperti pernis/plastik, menghadap pada bagian dalam dengan maksud mencegah
secara efektif lekatnya beton pada cetakan dan akan memudahkan melepas cetakan
beton.
 Penyangga cetakan (steiger) harus bertumpu pada pondasi yang baik dan kuat
sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.

b. Perakitan/Pemasangan Baja Tulangan


 Baja tulangan beton harus dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk
dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi.
Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokan kembali dengan cara
yang dapat merusak bahannya. Batang dengan bengkokan yang tidak ditunjukkan
dalam gambar tidak boleh dipakai.
Semua batang harus dibengkokan dalam keadaan dingin, pemanasan dari besi beton
hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
 Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana. Untuk
menempatkan tulangan tetap tepat ditempatnya maka tulangan harus diikat kuat
dengan kawat beton (bindraat) dengan bantalan blok-blok beton cetak (beton
decking) atau kursi-kursi besi/cakar ayam perenggang. Dalam segala hal untuk besi
beton yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat, sehingga tidak akan
ada batang yang turun.
 Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak ditentukan dalam
gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan
harus memberikan kesempatan masuknya alat penggetar beton.
 Sambungan Baja Tulangan
Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari yang
ditunjukkan pada gambar-gambar, bentuk dari sambungan harus disetujui oleh

Page
10
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

Konsultan Pengawas. Overlap pada sambungan-sambungan tulangan harus minimal


40 kali diameter batang, kecuali jika telah ditetapkan secara pasti di dalam gambar
rencana dan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas

c. Selimut Beton
Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar
cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian-bagian konstruksi.
Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut beton untuk satu
sisi pada masing-masing konstruksi adalah sebagai berikut :
 Balok sloof dan footplat = 4,00 cm
 Kolom = 4,00 cm
 Balok = 3,00 cm
 Pelat beton = 1,50 cm

d. Penyekat – Penyekat Air (Water Stop)


 Penyekat-penyekat air (water stop) dari polyvinyl harus ditempatkan pada
sambungan-sambungan pelat lantai dan pelat atap bila terjadi penundaan
pengecoran atau seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar.
Kontraktor harus menyiapkan semua penyekat-penyekat air termasuk lem PVC,
semen, pasak, mur-mur dan bahan penyambung lainnya.
 Kontraktor harus membuat semua sambungan-sambungan (splices), penyatuan dan
lengkungan-lengkungan (joints and bends), pasak-pasak untuk penyekat air,
pertemuan perpotongan-perpotongan yang dibuat secara khusus sesuai dengan
gambar-gambar atau seperti ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas.
 Semua penyatuan-penyatuan harus diletakkan persis dengan petunjuk-petunjuk
pabrik pembuat dan penggunaan material yang disyahkan oleh pabrik dan harus
dibentuk sedemikian agar menghasilkan sambungan yang kuat dan kedap air.

e. Pekerjaan Sparing
 Bahan-bahan material sparing, letak-letak dan posisi sparing harus sesuai dengan
gambar kerja dan tidak boleh mengurangi kekuatan struktur.
 Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan, bila tidak ada dalam gambar, maka
Kontraktor harus mengusulkan dan minta persetujuan dari Konsultan Pengawas.

Page
11
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

 Bilamana sparing (pipa, dll.) berpotongan dengan baja tulangan, maka baja tulangan
tersebut tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
 Semua sparing-sparing (pipa) harus dipasang sebelum pengecoran dan harus
diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.
 Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengecoran.

f. Komposisi Campuran Beton (Readymix dan Konvensional).


 Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil, dan air seperti yang
ditentukan sebelumnya.
Bahan beton dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya
sampai pada kekentalan yang baik/tepat.
 Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam
spesifikasi ini, harus dipakai "campuran yang direncanakan" (designed mix).
Campuran yang direncanakan dihasilkan dari percobaan-percobaan campuran yang
memenuhi kekuatan karak- teristik yang disyaratkan.
 Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang direncanakan,
maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut :
o Faktor air semen untuk pondasi sloof, poer, maksimum 0,60.
o Faktor air semen untuk kolom, balok, plat lantai, tangga dan listplank / parapet
maksimum 0,60.
o Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap, dan tempat-tempat basah lainnya
maksimum 0,55.
 Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton, dan.dapat dihasilkan suatu
mutu sesuai dengan yang direncanakan, maka untuk konstruksi beton dengan faktor
air semen maksimum 0,55 harus memakai Plasticizer sebagai bahan additive.
Pemakaian merk dari bahan additive tersebut harus mendapat persetujuan dari
Pengawas/Direksi.
 Konsultan Pengawas berhak untuk melakukan pemeriksaan maupun pengawasan
pembuatan campuran beton Readymix ditempat pembuatannya.
Pemeriksaan dan pengujian beton akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas atas
biaya Kontraktor. Perbandingan campuran beton harus diubah jika perlu untuk
tujuan penghematan yang dikehendaki, workability, kepadatan, kekedapan, awet

Page
12
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

atau kekuatan dan kontraktor tidak berhak atas claim yang disebabkan perubahan
yang demikian.

g. Mengaduk Beton Konvensional


Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian
cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan beton.
Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
 Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk
beton yaitu 'batch mixer' / mesin molen.
Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika
pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan
dengan susunan kekentalan dan warna yang merata/seragam dalam komposisi dan
konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila diminta adanya perubahan dalam
komposisi atau konsistensi.
Air harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.
 Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebih-lebihan
(lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi
beton yang dikehendaki.
Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dari kapasitas yang telah ditentukan.
Tiap mesin penga-duk harus diperlengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur
waktu dan menghitung jumlah adukan.

h. Pengangkutan Beton
Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton (readymix dan
konvensional) harus sedemikian rupa dan Kontraktor harus memperhitungkan jarak
maupun jumlah waktu pengiriman bahan beton readymix ke tempat pekerjaan sehingga
beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat
pengecoran tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan
perubahan nilai slump.

i. Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-Benda Uji Beton (Readymix dan Konvensional).
 Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan untuk
menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi

Page
13
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

kandungan lembab atau gradasi (perbutiran) dari agregat waktu masuk dalam mesin
pengaduk (mixer). Penambahan air untuk mencairkan kembali beton padat hasil
pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang sama
sekali tidak diperkenankan.
Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan sangat perlu.
Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump), tidak boleh kurang dari 8 cm dan
tidak melampaui 12 cm, untuk segala beton yang dipergunakan.
Semua pengujian harus sesuai dengan NI-2 PBI-l971. Konsultan Pengawas berhak
untuk menuntut nilai slump yang lebih kecil bila hal tersebut dapat dilaksanakan dan
akan menghasilkan beton kerkualitas lebih tinggi atau alasan penghematan.
 Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Konsultan Pengawas melalui
pengujian biasa dengan kubus 15 x 15 x 15 cm dibuat dan diuji sesuai dengan NI-2
PBI- l971.
Pengujian slump akan diadakan oleh Konsultan Pengawas sesuai NI-2 PBI-l971.
Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan
contoh-contoh pemeriksaan yang representatif.

Pasal 3
PEKERJAAN PONDASI BATU BELAH
I. LINGKUP PEKERJAAN
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dalam gambar atau disebutkan dalam spesifikasi ini
dengan hasil yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi batu belah/batu kali dan bagian-bagian lain yang
dianggap perlu.

II. PERSYARATAN BAHAN


Batu belah/batu kali dari jenis yang keras tidak keropos, adalah batu besar yang
dibelah-belah menjadi ukuran normal dan harus memenuhi P.U.B.I. (NI-3-1970).
II. a. Semen portland harus memenuhi NI - 18.
II. b. Pasir harus memenuhi NI – 3
II. c. Air harus memenuhi PBVI - 1982

Page
14
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

III. SYARAT PELAKSANAAN


III. a. Pondasi tersebut harus di pasang dengan campuran min.1 pc : 5 pasir.
III. b. Pasangan batu belah tersebut harus di kerjakan dengan cara yang terbaik yang
dikenal disini , batu kali harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat atau retak
III. c. Setelah pasangan batu belah/batu kali tersebut mencapai 24 jam baru diperbolehkan
melakukan pekerjaan lanjutan.
III. d. Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk
-bentuk yang di tunjukan dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan
adukan sehingga semua hubungan batu melekat satu dengan yang lainnya dengan
sempurna, semua batu harus di pasang diatas lapisan adukan dan di cetak di tempatnya
sehingga tegak.adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu untuk
mendapatkan masa yang kuat dan integral.

Pasal 4
PEKERJAAN TIANG PANCANG
I. LINGKUP PEKERJAAN
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan seperti dalam gambar atau disebutkan dalam spesifikasi ini dengan hasil yang baik dan
sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pemasangan tiang pancang dan bagian-bagian lain yang dianggap perlu.

II. PERSYARATAN BAHAN


Tiang Pancang yang digunakan pada pekerjaan ini, antara lain sebagai berikut :
a. Tiang pancang beton bertulang type C uk. 25 x 25 cm, mutu beton fc' 41 Mpa setara
K-500 Kg/Cm2.
b. Tiang pancang beton bertulang type C uk. 35 x 35 cm, mutu beton fc' 41 Mpa setara
K-500 Kg/Cm2
c. Pekerjaan pemotongan kepala tiang pancang

Page
15
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

III. SYARAT PELAKSANAAN


1. Persiapan
a. Penetuan alat pancang yang digunakan Peralatan pancang yang digunakan harus
mempunyai efisiensi dan energi yang memadai.
Berikut ini tabel kesesuaian tiang pancang dan alat pancang :
 Tabel diatas memberikan rekomendasi secara umum untuk diesel hammer.
 Pemilihan jenis hammer secara tepat harus memperhitungkan panjang tiang, daya
dukung tiang dan kondisi tanah.

b. Rencanakan final set tiang pancang untuk menentukan pada kedalaman dimana
pemancangan tiang dapat dihentikan, berdasarkan data tanah dan data jumlah
pukulan terakhir (final set).
c. Rencanakan urutan pemancangan, dengan pertimbangan kemudahan manuver alat.
Lokasi stock material agar diletakkan dekat dengan lokasi pemancangannya.
d. Tentukan titik pancang dengan theodolith dan tandai dengan patok.

2. Mobilisasi Tiang Pancang


Untuk mobilisasi tiang pancang bisa dilakukan melalui darat ataupun laut, alat untuk mencapai
proyek untuk alat transportasi biasanya menggunakan pontoon, trailer maupun boogy, tentunya
sebelum menentukan alat apa yg digunakan kita harus melakukan pertimbangan terlebih dahulu
untuk kelebihan dan kekurangan baik melalui darat ataupun laut.

Page
16
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

3. Proses Pemancangan
a. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga ashammer jatuh pada patok titik
pancang yang telah ditentukan.
b. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap tiang.
c. Tiang didirikan disamping “driving lead” dan kepala tiang dipasang pada helmet
yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang.
d. Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang telah
ditentukan.
e. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang “backstay’ sambal
diperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul -betul vertikal.
f. Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem dengan ‘center gate”
pada dasar “driving lead” agar posisi tiang tidak bergeser selama pemancangan,
terutama untuk tiang batang pertama.
g. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara kontinyu
ke atas helmet yang terpasang diatas kepala tiang.
h. Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk penyambungan batang berikutnya bila
level kepala tiang telah mencapai level muka tanah sedangkan level tanah keras yang
diharapkan belum tercapai.
i. Melaksanakan kalendering pada saat hampir mendekati top pile yang disyaratkan,
Final Set 3 cm untuk 10 pukulan terakhir, atau bisa dilihat dari data bore log.
j. Pemancangan tiang dapat dihentikan (selesai) bila ujung bawah tiang telah mencapai
lapisan tanah keras / final set yang ditentukan.
h. Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang ditentukan sesuai shop drawing

Proses penyambungan tiang :


 Tiang diangkat dan kepala tiang dipasang pada helmet seperti yang dilakukan pada
batang pertama.
 Ujung bawah tiang didudukkan di atas kepala tiang yang pertama sedemikian sehingga
sisi-sisi pelat sambung kedua tiang telah berimpit dan menempel menjadi satu.
 Penyambungan dilakukan dengan pengelasan penuh di sekeliling pertemuan kedua
pelat ujung.
 Tempat sambungan las dilapisi dengan anti karat.

Page
17
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

 Selesai penyambungan, pemancangan dapat dilanjutkan seperti yang dilakukan pada


batang pertama.
 Penyambungan dapat diulangi sampai mencapai kedalaman tanah keras yang
ditentukan.

Pasal 5
PEKERJAAN PEMASANGAN RUBBER FENDER
I. LINGKUP PEKERJAAN
Rubber Fender di pasang dengan tujuan untuk menghindari benturan keras kapal / perahu disaat
bersandar / merapat di dermaga.
Pemasangan (Install) Rubber Fender di dalam kontruksi dermaga adalah Pemasangan Rubber
Fender V.
Rubber Fender V adalah Rubber Fender yang paling banyak penggunaannya di dermaga di
Indonesia, karena model yang simple dan pemasangan nya yang mudah.

Page
18
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

II. PERSYARATAN BAHAN


Jenis bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pemasangan rubber fender, antara lain :
a. Rubber Fender, type V400 (V400 - 1000L)

b. Dinabolt / Anchor Bolt

III. SYARAT PELAKSANAAN


a. Desain Rubber Fender V adalah bentuk huruf V dengan tapakan kaki fender diperkuat plat
untuk menahan anchor bolt yang ditanamkan pada fender
b. Anchor Bolt

Page
19
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

c. Anchor Bolt Fender V yang umum adalah bentuk Anchor Bolt model J terdiri dari :
1. selongsong (Anchor) yang tertanam pada didinding dermaga bentuk J
2. Baut Fender posisi mengapit rubber fender
3. Ring Baut dengan bentuk menyesuaikan letak lubang pada fender
d. Dinding dermaga baru sebelum dilakukan pengecoran, selongsong (anchor fender) dilas pada tulangan
dinding dermaga jarak antar anchor (selongsong) disesuaikan dengan jarak antar lubang fender (sesuai dengan
tipe fender), dalam hal ini dibutuhkan mal dari manufacture rubber fender

e. Setelah tahap pengecoran selesai dan rubber fender siap dipasang,


f. Pekerjaan pemasangan rubber fender membutuhkan tenaga yang berpengalaman dan yang terutama adalah
safety.

Pasal 6
PEKERJAAN PEMASANGAN BOLLARD / BESI TAMBATAN KAPAL

I. LINGKUP PEKERJAAN
Bollard (bolder, besi cor tambatan kapal) sebagai komponen dalam konstruksi dermaga selain
rubber fender, memilik peranan yang penting sebagai bagian dari alat yang membantu proses
kapal sandar.

II. PERSYARATAN BAHAN


Jenis bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pemasangan rubber fender, antara lain :
a. Bollard / Besi Tambatan Kapal (kapasitas beban tarik 25 ton)
b. Angkur / Anchor Bolt besi dia 22
c. Baut dan skrup

Page
20
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

Page
21
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

III. SYARAT PELAKSANAAN

a. Pemasangan atau instalasi Bollard menggunakan angkur / anchor bolt dengan material
besi lapisan galvanis.
b. Bollard yang digunakan terbuat dari baja cor (cast steel) kualitas kelas 3-SC46 (sesuai JIS

G5101) dan mampu menahan beban kerja 25 Ton. Pada umumnya lubang anchor bolder
memiliki sedikit sekali toleransi antara 1 mm sampai dengan 3 mm sehingga pemasangan
anchor harus presisi agar bollard dapat terpasang nantinya.
c. Untuk memastikan posisi pemasangan anchor bollard yang tepat maka digunakan bollard

itu sendiri sebagai template yang dipasang setelah pemasangan besi beton. Setelah
bollard terpasang kuat bari dilaksanakan pengecoran beton.

Pasal 7
PEKERJAAN GAPURA
I. LINGKUP PEKERJAAN
Gapura pada pekerjaan ini, adalah sebagai pintu masuk ke dermaga dan kolam labuh
plaza kabupaten, serta menunjukkan identitas lokasi.
Gapura ini dirancang menggunakan pipa besi dengan konstruksi sesuai gambar rencana.

II. PERSYARATAN BAHAN


Jenis bahan yang digunakan dalam pelaksanaan canopy membrane, antara lain :
a. Pondasi tiang canopy menggunakan pondasi beton bertulang atau tiang pancang type C
uk. 35 x 35 cm, mutu beton fc' 41 Mpa setara K-500 Kg/Cm2

Page
22
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

b. Pile cap beton bertulang, uk. 2950x2950x80 (49.31 kg besi + bekesting), mutu beton fc' 41
Mpa setara K-300 Kg/Cm2
c. Tiang gapura dengan pekerjaan kolom struktur dengan pasangan dinding bata dan
plesteran acian serta finishing cat tembok
d. Balok gapura menggunakan pipa besi ukuran 4” dan 3”, finishing cat besi
e. Papan nama gapura menggunakan plat besi berlubang, tebal 2 mm, dengan lubang 10
mm, finishing cat besi
f. Redaksi / Huruf, menggunakan plat besi stainless, dengan desain sesuai rencana

III. SYARAT PELAKSANAAN


a. Persiapan pelaksanaan pembuatan gapura, yaitu :
- Gambar kerja pelaksanaan gapura
- Menyiapkan tenaga ahli dan pelaksana dilapangan
- Menyiapkan bahan dan peralatan yang digunakan
b. Setelah pengukuran / pemasangan bouwplang, maka mulai dilaksanakan pekerjaan galian
tanah dan pemasangan tiang pancang dan pile cap yang sesuai gambar rencana
c. Dilaksanakan pembuatan mulai dari tiang gapura, perakitan balok gapura, papan nama
serta pekerjaan pengelasan
d. Pemasangan konstruksi gapura harus memperhatikan faktor keamanan, kekuatan dan
estetika

Pasal 8
LAIN – LAIN

I. Hal- hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan
dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas dan Penyedia Jasa, bila diperlukan akan
dibicarakan bersama Konsultan Perencana.
II. Sebelum penyerahan pertama, Penyedia Jasa wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dan semua barang yang
tidak berguna disingkirkan dari proyek.
III. Meskipun telah ada Pengawas dan unsur- unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan gambar kerja dan bestek menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu Pelaksana
harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.

Page
23
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ( RKS )
Pekerjaan Pembangunan Dermaga dan Kolam Labuh Plazza Kabupaten Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

BAB
PENUTUP

Penyedia jasa harus melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan-


ketentuan pada Dokumen PEKERJAAN PEMBANGUNAN DERMAGA DAN
KOLAM LABUH PLAZZA KABUPATEN. Yang Berlokasi di Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Rencana Kerja dan Syarat Teknis,
BQ dan Gambar Perencanaan yang saling mendukung dan melengkapi.
Kekurangan dan permasalahan-permasalahan pada dokumen tersebut, baik yang
terjadi di dalamnya maupun ketidakcocokan antar dokumen atau dengan
peraturan-peraturan yang terkait, harus diselesaikan pada rapat monitoring yang
dihadiri oleh Pemberi Tugas, Perencana, Pengawas Teknis dan Pelaksana
(Penyedia jasa) yang bertempat di Direksi Keet dengan saling mendukung untuk
mendapatkan hasil yang terbaik.

Jakarta, 6 Maret 2017


Mengetahui/Menyetujui,

Suku Dinas Perhubungan Dan


Transportasi KONSULTAN PERENCANA
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu PT. BENNATIN SURYA CIPTA
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

PENSONG BENNY,SE,Msi
ROBERT EDWARD ST,MM Direktur Utama
NIP. 196910221990121001

Syarat dan Ketentuan Teknis Penutup

Anda mungkin juga menyukai