PEKERJAAN :
PERENCANAAN PEMBANGUNAN LANJUTAN KANTOR KELURAHAN
MUSAK
TAHUN ANGGARAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1. INFORMASI PROYEK
a. Lokasi : Puruk Cahu Kabupaten Murung Raya, berada di depan SMP Negeri 5,
Kota Puruk Cahu.
b. Izin Usaha : Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi Usaha
Kecil [Kecil/Menengah/Besar], serta disyaratkan sub bidang klasifikasi/layanan Jasa
Desain Arsitektural (AR102) atau Jasa Arsitektural Gedung Hunian dan Non Hunian
(AR001) [sesuai dengan sub bidang klasifikasi/layanan SBU yang dibutuhkan.
Personil majerial yang dibutuhkan dalam kegiatan konstruksi ini minimal terdiri dari:
Nama
No. Jumlah/Keahlian Nama Pengalaman
Jabatan
1 Orang
Pelaksana Pelaksana Bangungan Doni
1 -
Lapangan Gedung/Pekerjaan Gedung Kurniawan
(TA022)
1 Orang Fauzan
2. Petugas K3 -
Sertifikat K3 Konstruksi Zakaria
Berada di atas lahan yang terletak di persimpangan jalan di depan SMPN 5 Puruk Cahu.
Bangunan dimaksudkan untuk menjadi kantor baru kelurahan Musak.
BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS
Tabel Perhitungan Besaran Iuran Asuransi dan Perizinan (Asuransi BPJS Ketenagakerjaan)
tiang dari kaso 5/7 atau dolken berdiameter 8 – 10 cm dengan jarak 2 meter satu sama lain.
Pemasangan harus kuat dan permukaan atasnya rata dan sifat datar (waterpass).
e. Bahan-bahan bekas galian jalan dan strippingnya tidak boleh digunakan sebagai material
timbunan, tetapi dipindahkan ke kaveling sebelah area proyek atau tempat yang akan
ditentukan oleh MK, dimana tanah bekas galian-galian tersebut harus dirapikan dan
dipadatkan.
f. Segala pekerjaan pengukuran, persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.
g. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli ukur
yang berpengalaman.
Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan melengkapi keterangan-keterangan mengenai peil tanah, letak
batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya oleh Konsultan
Pengawas atau perencana.
Ketidak-cocokan yang mungkin terjadi anatara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk dimintakan
keputusannya.
Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/theodolith.
Kontraktor harus menyediakan waterpass atau theodolith beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Konsultan Pengawas.
Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas
segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
h. Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang menyatakan as-
as dan atau level/peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak mudah hilang jika terkena air
atau hujan.
i. Material timbunan harus didatangkan dari lokasi lain yang disetujui oleh MK. Bahan urugan
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Tanah harus dibersihkan dan tidak mengandung akar, kotoran dan bahan organis
lainnya.
Terlebih dahulu diadakan test dan hasilnya harus tertulis serta diketahui oleh MK.
Penimbunan tanah dilakukan sampai peil yang ditentukan pada gambar rencana.
j. Penimbunan baru dilaksanakan setelah tanah yang dikupas dipadatkan sampai 98%
kepadatan maximum compaction standard proctor.
k. Tanah yang digunakan untuk penimbunan adalah tanah yang gradasinya bagus serta bebas
dari humus/akar-akaran.
l. Pengukuran dan pemasangan bouwplank titik duga (peil + 0) ditentukan bersama-sama MK.
Patok-patok berukuran minimal 5/7 cm dan papan bouwplank 3/20 dengan panjang ukuran
lebih dari 4 m dan terbuat dari kayu kualitas baik. Papan patok harus keras dan tidak
berubah posisinya, tanda-tanda dan sumbu harus teliti dan jelas, dicat dengan cat menie.
m. Pemborong harus memasang dan mengukur secara teliti patok monumen (BM) pada lokasi
tertentu sepanjang proyek untuk memungkinkan perancangan kembali, pengukuran sipat
datar dari perkerasan atau penentuan titik dari pekerjaan yang akan dilakukan. Patok
monumen yang permanen harus dibangun di atas tanah yang tidak akan terganggu/di
pindahkan.
n. Untuk pekerjaan jalan Pemborong harus menentukan titik patok konstruksi yang
menunjukan garis dan kemiringan untuk lebar perkerasan, lebar bahu dan drainase saluran
samping sesuai dengan penampang melintang standar yang diberikan dalam gambar rencana
dan harus mendapat persetujuan MK sebelum memulai konstruksi. Jika terjadi perubahan
dari garis dan kemiringan, baik sebelum maupun sesudah penentuan patok perlu persetujuan
lebih lanjut.
2. Pekerjaan Galian
a. Seluruh lapangan pekerjaan harus diratakan atau digali dan semua sisa-sisa tanaman seperti
akar-akar, rumput-rumput dan sebagainya, harus dihilangkan.
b. Pekerjaan penggalian tanah, perataan tanah, harus dikerjakan lebih dahulu sebelum
kontraktor memulai pekerjaan. Pekerjaan galian tersebut disesuaikan dengan kebutuhannya
sesuai dengan peil-peil (level), pada lokasi yang telah ditentukan di dalam gambar, dan
mendapatkan persetujuan pengawas.
c. Daerah yang akan digali harus dibersihkan dari semua benda penghambat seperti, sampah-
sampah, tonggak bekas-bekas lubang dan sumur, lumpur, pohon dan semak-semak. Bekas-
bekas lubang dan sumur, harus dikuras airnya dan diambil Lumpur atau tanahnya yang
lembek, yang ada didalamnya. Pohon yang ada, hanya boleh disingkirkan setelah mendapat
persetujuan pengawas. Tunggak-tunggak pepohonan dan jalinan-jalinan
akar harus dibersihkan dan disingkirkan sampai pada kedalaman + 1,5 m di bawah
permukaan tanah. Segala sisa dan kotoran yang disebabkan oleh pekerjaan tersebut, harus
disingkirkan dari daerah pembangunan oleh kontraktor, sesuai dengan petunjuk pengawas.
c. Material-material bahan urugan yang terletak pada daerah yang tidak memungkinkan untuk
dipadatkan dengan alat-alat berat, urugan dilakukan dengan ketebalan maksimum 10 cm
material lepas dan dipadatkan dengan mesin stamper.
d. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian maupun pengurugan
adalah ± 10 mm terhadap kerataan yang ditentukan.
e. Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan harus ditest di laboratorium, untuk
mendapat nilai standard proctor. Laboratorium yang memeriksa harus laboratorium resmi
atau laboratorium yang ditunjuk oleh Pengawas. Dengan bahan yang sama, material yang
akan dipadatkan harus ditest juga di lapangan dengan sistem “Field Density Test” dengan
hasil kepadatannya sebagai berikut
Untuk lapisan yang dalamnya sampai 30 cm dari permukaan rencana, kepadatannya 95%
dari standard proctor.
Untuk lapisan yang dalamnya lebih dari 30 cm dari permukaan rencana, kepadatannya
90% dari standard proctor.
Hasil test di lapangan harus tertulis dan diketahui oleh Pengawas. Semua hasil-hasil pekerjaan
diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk mengetahui sampai dimana kedudukan
permukaan tanah tersebut.
Bagian permukaan tanah yang telah dinyatakan padat, harus dipertahankan dan dijaga jangan
sampai rusak, akibat pengaruh luar dan tetap menjadi tanggung jawab kontraktor sampai dengan
masa pemeliharaan.
Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah mendapat persetujuan Pengawas.
f. Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan-lapisan yang rata
dalam ketebalan yang tidak melebihi 200 mm pada kedalaman gembur. Gumpalan-
gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dicampur dengan cara
menggaru atau cara sejenisnya sehingga diperoleh lapisan yang kepadatannya sama. Setiap
lapisan harus diarahkan pada kepadatan yang dibutuhkan dan diperiksa melalui pengujian
lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan lapisan berikutnya. Lapisan berikutnya
tidak boleh dihampar sebelum hasil pekerjaan lapisan sebelumnya mendapat persetujuan
dari Pengawas.
Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut
harus diulang kembali pekerjannya atau diganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang telah
ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan.
Jadwal pengujian akan ditentukan atau ditetapkan oleh Perencana atau
Pengawas. Pengujian diadakan minimum setiap 25 m2. Biaya pengujian ditanggung oleh
Kontraktor. Setelah pemadatan selesai, kelebihan tanah urugan harus dipindahkan ketempat
yang ditentukan oleh Pengawas. Ketinggian (peil) disesuaikan dengan gambar.
g. Sarana-sarana darurat
Kontraktor harus mengadakan drainage yang sempurna setiap saat. Ia harus membangun
saluran-saluran, memasang parit-parit, memompa dan atau mengeringkan drainage.
5. Pengurugan Pasir
a. Bahan urugan pasir adalah pasir urug atau pasang sesuai dengan kebutuhan.
b. Pasir urug harus bebas dari kotoran dan biji-bijian yang dapat tumbuh.
c. Urugan pasir digunakan untuk menguatkan lapisan tanah dibawah pondasi dan lantai.
d. Pemadatan pasir urug menggunakan handpress atau stamper dan dengan penyiraman
secukupnya.
e. Pengukuran ketebalan pasir yang dilakukan setelah pasir direndam air dan dipadatkan.
2. Pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi batu belah/batu kali dan bagian-bagian lain yang
dianggap perlu.
B. PERSYARATAN BAHAN
1. Batu belah/batu kali dari jenis yang keras tidak keropos, adalah batu besar yang dibelah-
belah menjadi ukuran normal dan harus memenuhi P.U.B.I. (NI-3-1970).
2. Semen portland harus memenuhi NI - 18.
3. Pasir harus memenuhi NI - 3 pasal 14 ayat 2.
4. Air harus memenuhi PBVI - 1982 pasal 9.
C. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1. Pondasi tersebut harus dipasang dengan campuran 1 pc : 5 pasir.
2. Pasangan batu belah tersebut harus di kerjakan dengan cara yang terbaik yang dikenal disini
, batu kali harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat atau retak .
3. Setelah pasangan batu belah/batu kali tersebut mencapai 24 jam baru diperbolehkan
melakukan pekerjaan lanjutan.
4. Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk -bentuk
yang di tunjukan dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan
sehingga semua hubungan batu melekat satu dengan yang lainnya dengan sempurna, semua
batu harus di pasang diatas lapisan adukan dan di cetak di tempatnya sehingga tegak.adukan
harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu untuk mendapatkan masa yang kuat dan
integral.
3) Pekerjaan Bekisting
Bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan
dalam gambar. Bekisting harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatanperkuatan
cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama
pengecoran. Bekisting harus rapat dan tidak bocor permukaanya, bebas dari kotoran seperti
serbuk gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya, agar mudah pada saat
dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
D. Pengecoran Beton
Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan melakukan pemeriksaan
ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
E. Pekerjaan Acuan/Bekisting
1) Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan/yang
diperlukan dalam gambar.
2) Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan, sehingga cukup kokoh dan
dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran dilakukan.
3) Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran (serbuk gergaji),
potongan kayu, tanah/lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan dan harus
mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
4) Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng, diameter
kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm.
5) Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.
F. Kontraktor dan Kualifikasi Pelaksana/Kontraktor :
1) Pelaksana / Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya sampai dengan
berakhirnya masa pelaksanaan sesuai dengan keahlian.
2) Pekerjaan harus dilakukan tenaga-tenaga ahli pada bidangnya. Pelaksana / Kontraktor harus
qualified, minimum STM 3 (tiga) tahun pengalaman kerja.
3) Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan syarat-
syarat maupun yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan yang berlaku.
4) Kontraktor wajib mengikuti isi kontrak yang akan disusun kemudian dengan pemilik, baik
mengenai hal-hal pembayaran maupun hal teknis dan non teknis lainnya.
5) Kontraktor harus menempatkan site manager dan wajib hadir selama pekerjaan berjalan.
a. Semua batako yang digunakan harus dari mutu klas I, padat, keras, benar ukurannya,
mempunyai ujung persegi dan harus sesuai dengan gambar rencana.
b. Semua batako yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat. Bata merah yang
akan digunakan dengan ukuran yang mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan
Direksi.
c. Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan batako mengikuti ketentuan
peraturan pekerjaan beton
d. Minimal umur batako yang digunakan adalah 1 bulan (4 minggu) dari waktu percetakan
batako untuk menjamin tingkat kekuatan batako.
dengan adukan dan angker - angker ditanam dengan beton campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krk
didalam tembok.
k. Semua pasangan harus rapi, rata, baik horisontal maupun vertikal. Penjepitan dengan
benang harus dilakukan tiap-tiap jarak tidak lebih dari 30 cm. Semua pertemuan agak
lurus harus benar-benar bersudut 90 derajat.
l. Semua pasangan harus dilindungi dari sinar matahari langsung dan pasangan baru harus
selalu dibasahi selama 3 hari dengan karung basah, atau alat pembasah lainnya.
a. Pasangan dinding batako yang tegak lurus ke atas, tidak melengkung secara vertikal
maupun horizontal.
b. Susunan batako yang saling menyangga, garis nat secara vertikal tidak bersambung,
melainkan terputus-putus (seperti metode pasangan bata).
c. Garis nat terjaga, kemiringan dinging terjaga dan tetap datar.
Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau pasangan
dinding batu bata telah disetujui oleh Perencana/Pengawas sesuai Uraian dan
Persyaratan Pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.
Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar
Arsitektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran
tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.
Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara
pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi
pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting
dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas
pengikar bekisting atau form tie harus tertutup aduk plesteran.
Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish
dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan plesterannya).
Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan memakai spesi kedap
air.
Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur-
alur garis horizontal atau diketrek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik
terhadap bahan finishingnya kecuali untuk yang menerima air.
Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 M, dipasang tegak dan menggunakan
keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan dinding.
Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang
dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Tebal plesteran
minimum 2,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk
membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang
diizinkan Perencana/PENGAWAS.
Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung
bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi, Kontaktor
berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan kontraktor.
sebagainya yang telah diseleksi dengan baik, lurus, rata, tidak ada bagian yang bengkok
atau melengkung, atau cacat-cacat lainnya, dan tidak disetujui oleh Pengawas.
Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada pelat beton dan atau atap dengan
menggunakan penggantung dari logam galvanized suspension / kawat seng BWG 14
yang dapat diatur ketinggiannya dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka
dapat melekat dengan baik dan kuat pada pelat beton dan tidak dapat berubah-ubah
bentuk lagi.
Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka harus rata,
lurus dan waterpass, tidak ada bagian yang bergelombang dan batang-batang rangka
harus saling tegak lurus.
Rangka tersebut mempertimbangkan beban mechanical electrical equipment yang
terletak di plafon.
b. Pekerjaan langit-langit Gypsum Board
Bahan penutup langit-langit yang digunakan adalah gypsum board dengan ukuran
sesuai dengan gambar.
Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau
cacat-cacat lain dan telah mendapat persetujuan dari Pengawas.
Gypsum board dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar untuk itu dan
setelah gypsum board terpasang, bidang permukaan langit-langit harus rata, lurus,
waterpas dan tidak bergelombang dan sambungan antara unit-unit gypsum board harus
tidak kelihatan.
Finishing gypsum adalah cat emulsi, warna akan ditentukan kemudian.
Semua sambungan antar gypsum board didempul dengan bahan tertentu sesuai tatacara
dan teknis dari pabrik. Sambungan gyspum harus didempul dan compound sehingga
rata menutupi sambungan tanpa ada retakan.
B. Standar
1) Steel Structure Painting Council (SSPC).
2) Swedish Standard Institution (SIS).
3) British Standar (BS).
4) Petunjuk Pelaksanaan dari pabrik pembuat cat yang digunakan.
C. Bahan-bahan
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau yang setara :
Avitex Alkali untuk permukaan plesteran, beton, gypsum dan semen berserat.
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau yang setara :
• Avitex Emulsion untuk permukaan plesteran, beton, gypsum dan panel semen berserat.
D. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Umum
Semua peralatan gantungan dan kunci serta perlengkapan lainnya, permukaan polesan
mesin, plat, instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya yang berhubungan langsung
dengan permukaan yang akan dicat harus dilepas, ditutupi atau dilindungi, sebelum
pelaksanaan persiapan permukaan dan pengecatan dimulai.
Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bidang tersebut.
Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan permukaan atau
pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus dihilangkan dengan memakai kain
bersih dan zat pelarut/pembersih yang berkadar racun rendah dan mempunyai titik
nyala di atas 38o C.
Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa sehingga debu
dan pencemar lain yang berasa dari proses pembersihan tersebut tidak jatuh di atas
permukaan cat yang baru dan basah.
Pengecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimall (dalam keadaan cat kering),
sesuai ketentuan berikut :
Permukaan interior plesteran, beton, gypsum dan panel semen berserat.
Cat dasar : 2 (dua) lapis Alkali Resisting Primer/Alkali Sealer Resistant.
Cat akhir : 2 (dua) lapis Vinyl Acrylic Emulsion/Acrylic Emulsion
Permukaan eksterior plesteran, beton dan panel semen berserat.
Cat dasar : 2 (dua) lapis Alkali Resisting Primer/Alkali Sealer Resistant.
Cat akhir : 2 (dua) lapis Vinyl Acrylic Emulsion/Acrylic Emulsion
Tebal lapisan cat
Tebal lapisan cat dalam keadaan kering harus sesuai dengan standard dari pabrik
pembuat cat yang dipilih untuk digunakan
2) Permukaan Plesteran dan Beton
Permukaan plesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang waktu 4
(empat) minggu untuk mongering di udara terbuka. Semua pekerjaan plesteran atau
semen yang dicat harus dipotong dengan tepi-tepinya bersambung menjadi rata dengan
plesteran sekelilingnya.
Permukaan plesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan menghilangkan bunga
garam kering, bubuk besi kapur, debu, lumpur lemak minyak, aspal, adukan yang
berlebihan dan tetesan- tetesan adukan.
Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan plesteran dibasahi secara
menyeluruh dan seragam dengan tidak meninggalkan genangan air. Hal ini dapat
dicapai dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan mempersiapkan selang
waktu dari saat penyemproten hingga air dapat diserap.
Semua bahan sisa atau bahan yang tidak dimanfaatkan lagi digedung ini agar dibersihkan dan
dihilangkan keluar dari area pekerjaan sehingga tidak ada satupun menjadi kotoran.
B. Asbuilt Drawing
Setelah pekerjaan dianggap selesai maka kontraktor harus membuat backup data akhir dan
dibuatkan gambar Asbuilt Drawing atau Gambar sesuai Hasil Pekerjaan dilapangan.
PENUTUP
Hal-hal yang belum ditetapkan atau tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini, jika dianggap perlu
akan disampaikan kemudian dengan berpedoman kepada Peraturan yang berlaku.