Anda di halaman 1dari 16

SPESIFIKASI TEKNIS

Kegiatan : Pembangunan Gedung CSSD Rumah Sakit Pratama Nias


Utara
Pekerjaan : Pemasangan Timbal untuk Pembangunan Ruang CT-
SCAN
Lokasi : RSUD PANDAN

Tahun Anggaran : 2023

1
SPESIFIKASI TEKNIS
Pemasangan Timbal untuk Pembangunan Ruang CT-SCAN

BAB I
PENDAHULUAN

PASAL 1
PENJELASAN UMUM MENGENAI LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah membangun dan mengadakan Sarana
dan Prasarana Fisik Pembangunan limbah B3 Rumah Sakit Pratama Nias Utara
PASAL 2
PERATURAN TEKNIS YANG DIPERGUNAKAN

2.1. Berlaku dan mengikat dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini adalah :
Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi
persyaratan-persyaratan teknis Gedung Negara dan peraturan peraturan setempat
lainnya yang berlaku atas jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan yaitu :
Standar-standar yang berlaku
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung.
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 9/KPTS/M/2006 tentang Persyaratan
Teknis dan Bangunan.
d. Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 18 Tahun 1999, Tanggal 7 Mei 1999,
tentang Undang-undang Jasa Konstruksi.
e. Peraturan Pemerintah Nomor : No. 70 tahun 2012, tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintahbeserta penjelasannya;
f. Peraturan Pemerintah Nomor : 29 Tahun 2000, tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi;
g. Peraturan Pemerintah Nomor : 30 Tahun 2000, tentang Penyelenggaraan Pembinaan
Jasa Konstruksi;

h. Standar Konstruksi dan Bangunan :


- Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
- PUPI (Peraturan Umum Pembebanan Indonesia) tahun 1987.
- SNI Nomor : 03-0106-1987 tentang : Penggunaan ubin lantai keramik marmer dan
cara uji.
2
SPESIFIKASI TEKNIS
Pemasangan Timbal untuk Pembangunan Ruang CT-SCAN

- SNI Nomor : 03-3527-1994 tentang : Mutu Kayu bangunan.


- SNI Nomor : 03-1726-1984 tentang Pedoman Perencanaan Tahan Gempa untuk
Rumah dan Gedung.
- SNI Nomor : 03-1734-1989 tentang : Pedoman Perencanaan Beton Bertulang dan
Struktur Dinding Bertulang untuk Rumah dan Gedung.
- SNI Nomor : 03-1736-1989 tentang : Tata Cara Perencanaan Struktur bangunan
untuk penanggulangan bahaya kebakaran.
- SNI Nomor : 03-2407-1991 tentang : Tata cara pengecatan kayu untuk Rumah dan
Gedung.
- SNI Nomor : 03-2834-1992 tentang: Tata cara pembuatan rencana Campuran Beton
Normal.
- SNI Nomor : S-05-1989-F tentang: Baja Tulangan Beton Dan Kawat Pengikat
- SNI Nomor : 0255-1987.D. tentang: Persyaratan Instalasi Listrik.
- SNI Nomor : 03-1727-1989 tentang Perencanaan Pembebanan untuk rumah dan
Gedung.
- SNI Nomor : 03-2847-1992 tentang : Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung.
- Keputusan Menteri PU Nomor : 468/KPTS/1998 tanggal 1 Maret 1998 tentang:
Persyaratan Teknis Aksesbilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan.
- Keputusan Menteri PU Nomor : 10/KPTS/2000 tentang: Ketentuan Teknis
Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungannya.
- Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah Nomor: 45/PRT/M/2007
tanggal 20 Desember 2007 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
- Peraturan tentang Standarisasi Harga Barang dan Jasa (SHBJ) Kabupaten Nias
Utara.
- Menurut peraturan setempat yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pembangunan dari instansi yang berwenang.
-

2.2. PELAKSANAAN DAN GAMBAR PELAKSANAAN

a. Pemborong diwajibkan meneliti semua gambar, peraturan-peraturan dan syarat-


syarat sebelum pekerjaan dilaksanakan, baik pekerjaan sipil maupun
mekanikal/elektrikal.

3
SPESIFIKASI TEKNIS
Pemasangan Timbal untuk Pembangunan Ruang CT-SCAN

b. Apabila ada persyaratan yang tidak lazim dilaksanakan atau bila dilaksanakan akan
menimbulkan bahaya, maka Pemborong diwajibkan untuk mengadakan perubahan
seperlunya dengan terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis kepada
Direksi/Pengawas Pekerjaan.
c. Apabila ada perubahan pada gambar atau ukuran antara gambar ukuran kecil dan
gambar detail atau ada perbedaan antara Bestek (RKS) dengan gambar maka yang
berlaku adalah menurut urutan-urutan yang menentukan di bawah ini :
- Bestek (RKS)
- Gambar dengan skala yang lebih besar
- Keputusan Direksi/Pengawas Pekerjaan
d. Pelaksanaan Pembangunan proyek diselenggarakan secara lengkap termasuk
mendatangkan, mengangkut dan mengerjakan semua bahan-bahan yang diperlukan,
menyediakan tenaga kerja berikut pengawasan dan hal-hal lain yang dianggap perlu.
e. Pemborong diwajibkan menangani semua keperluan yang dibutuhkan untuk menunjuk
penyelesaian dan pelaksanaan secara cepat, baik dan lengkap.
f. Di dalam pelaksanaan pekerjaan, misalnya pekerjaan beton bertulang, konstruksi
baja, konstruksi kayu dan pekerjaan struktur lainnya disamping pekerjaan pengolahan
tanah, baik menurut perhitungan dan gambar-gambar konstruksi yang disediakan oleh
Direksi jika diduga terdapat kekurangan, maka Pemborong diwajibkan mengadakan
Konsultasi dengan Direksi/Pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan.
g. Pihak Pemborong dianggap telah mempertimbangkan semua resiko yang mungkin
terjadi dan memperhitungkan di dalam harga penawaran.
h. Tanah dan lahan untuk pembangunan ini diserahkan kepada Pemborong dalam
keadaan pada saat seperti penjelasan/peninjauan lapangan.
i. Pemborong harus menjaga ketertiban selama pekerjaan dilaksanakan, sehingga
lingkungan sekitarnya menjadi tertib, misalnya pelaksanaan pekerjaan pada malam
hari, Pemborong harus meminta persetujuan kepada Direksi/Pengawas terlebih
dahulu.
j. Pekerjaan harus diserahkan dengan lengkap, selesai dengan sempurna kepada
Pemberi Tugas/Direksi termasuk perbaikan-perbaikan yang timbul sebagai akibat
pelaksanaan pada lingkungan pembangunan termasuk pembersihan.

2.3. RENCANA KERJA


Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong menyusun rencana kerja yaitu suatu rencana
yang terperinci termasuk Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) dan diajukan kepada
Direksi selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah dikeluarkannya Surat Keputusan dan
SuratPerintah Mulai Kerja (SPMK).
4
SPESIFIKASI TEKNIS
Pemasangan Timbal untuk Pembangunan Ruang CT-SCAN

Setelah disetujui maka Time Schedule dimaksud diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
berupa salinan. Sedangkan cetakan aslinya harus selalu terpampang di Kantor Proyek dan
merupakan lampiran Dokumen Kontrak.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong telah menyerahkan Request Pekerjaan
beserta Shop Drawing kepada Konsultan Perencana untuk dimintai persetujuannya.
Konsultan Pengawas setelah mempelajari usulan tersebut dengan memperhatikan
gambar-gambar rencana, RKS dan lain-lain, baru memberikan persetujuan kepada
Pemborong untuk segera dilaksanakan
Pemborong harus melaksanakan pekerjaan, mendatangkan bahan-bahan dan alat bantu
sesuai dengan rencana kerja kecuali jika terpaksa menyimpang karena sesuatu hal yang
harus dipertimbangkan, maka terlebih dahulu harus disetujui oleh Direksi.
Rencana Kerja ini akan dipakai Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas sebagai dasar untuk
menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan, keterlambatan dan
penyimpangan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pemborong.

5
SPESIFIKASI TEKNIS
Pemasangan Timbal untuk Pembangunan Ruang CT-SCAN

BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN

PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1. PAPAN NAMA


Kontraktor harus membuat dan memasang papan nama proyek dengan ukuran 1.20x0.75
m dengan konstruksi tiang dari kayu ukuran 8/12 cm dan papan tebal 2 cm atau tripleks 6
mm, dan dilakukan sesuai dengan petunjuk direksi dilapangan.

Contoh Papan Nama Proyek:

(..................instansi..............................)
LOGO DINAS Alamat :……………………………………….
Nama Pekerjaan : …………………………………………………………………………………
75 cm

No. Kontrak : ………………………………………………………………………………..


Tgl. Kontrak : …………………………………………………………………………………
Masa Pelaksanaan : …………………………………………………………………………………
Biaya : Rp. …………………………………………………………………………
Rekanan : …………………………………………………………………………………
Konsultan Pengawas : …………………………………………………………………………………

120 cm

1.2. PENGUKURAN TAPAK KEMBALI


1. Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian
tanah, letak bangunan, letak batas-batas tanah dengan menggunakan alat optik dan
sudah ditera kebenarannya oleh pihak yang berwajib;
2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Direksi Lapangan untuk dimintai
keputusannya;
3. Pemborong harus menyediakan waterpass beserta petugas yang melayaninya untuk
kepentingan pemeriksaan Direksi Lapangan;

6
SPESIFIKASI TEKNIS
Pemasangan Timbal untuk Pembangunan Ruang CT-SCAN

4. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segi tiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan;
5. Instalasi-instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi harus diberi tanda yang jelas
dan dilindungi dari kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi akibat pekerjaan
proyek ini, dan untuk itu harus dicantumkan dalam gambar pengukuran seperti
disebutkan dalam pengukuran sesuai dengan ayat (1) pasal ini. Kontraktor
bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat pekerjaan yang sudah
dilaksanakannya;
6. Gambar pengukuran tapak proyek harus mendapat persetujuan/pengesahan dari
Direksi Lapangan, yang meliputi antara lain :
- System koordinat, sesuai ketentuan gambar;
- Peil setiap titik simpul koordinat dan transisi dengan interval 0,25 m (tinggi)
- Rencana Kantor Direksi, Kantor Pemborong, tempat simpan bahan terbuka, tempat
simpan bahan tertutup, los kerja, sumber air.

1.3. PAPAN PATOK UKUR (BOUWPLANK)


Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilaksanakan Rekayasa lapangan bersama-
sama dengan Direksi /Pemilik Proyek atau yang mewakili yang bertujuan untuk :
1. Pekerjaan penentuan Peil
 Sebelum pengukuran peil tinggi/lantai, tanah yang ada dilokasi agar dikupas atau
diurug dahulu sampai peil yang ditentukan oleh Direksi/Pengawas;
 Sebelum peil 0.00 ditentukan oleh Direksi Lapangan atau sesuai dengan petunjuk
Direksi Lapangan.
2. Pengukuran/Penarikan Bouwplank
 Penarikan bouwplank untuk bangunan-bangunan dapat dilaksanakan dengan
selang ukur atau alat lainnya yang disetujui Direksi;
 Penarikan bowplank harus dihadiri oleh Pengawas dari pihak Direksi;
 Elevasi 0.00 harus ditentukan bersama oleh Pengawas/Direksi Teknik sebagai
dasar penarikan bouwplank dan elevasibangunaninduk;
 Pengukuran rencana peletakan bangunan harus dilakukan
dengantelitidanseksama,sehinggasesuaidenganrencanadan gambar bestek;
 Pemasanganpatok-patokataupuntitik-titikdugayangtelah terpasangmaupun
bouwplank, jikaDireksi menilai/mempertimbangkan merasaperlu
dirobah/diperbaiki/dipindahkan/direvisi, kontraktor harus melakukan dengan
petunjuk dan pengarahan Direksi Lapangan;
 Menggunakan Kayu balok 5/7 cm dan papan kayu 2/20cm,dengan
7
SPESIFIKASI TEKNIS
Pemasangan Timbal untuk Pembangunan Ruang CT-SCAN

memperhitungkanmutubahannyasehinggapatok tersebut cukup kuat


hinggaselesaipekerjaan pelaksanaannya;

1.4. PERALATAN KERJA DAN MOBILISASI


1. Pemborong harus mempersiapkan dan mengadakan peralatan-peralatankerja dan
perlatan bantu yang akan digunakan di lokasi proyek sesuai dengan lingkup pekerjaan
serta memperhitungkan segala biaya pengangkutan;
2. Pemborong harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan ala-talat
berat yang menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu lalulintas;
3. Pengawas atau pemberi tugas berhak memerintahkan untuk menambah peralatan
atau menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan;
4. Bila pekerjaan telah selesai, pemborong diwajibkan untuk segeramenyingkirkan alat-
alat tersebut, memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya dan membersihkan bekas-
bekasnya;
5. Disamping untuk menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti dimaksudkan pada
ayat (1), pemborong harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapatbekerja pada
kondisi apapun, seperti : tenda-tenda untuk bekerja padawaktu hari hujan, perancah
(scafolding) pada sisi luar bangunan atau tempat lain yang memerlukan, serta
peralatan lainnya.

1.6. RAPAT LAPANGAN


Sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) minggu diadakan Rapat Lapangan
(Site Meeting) di Ruang Rapat di Kantor Direksi yang dipimpin langsung oleh Direksi
Pokok-pokok pembicaraan dalam rapat ini antara lain :
- Kemajuan Pekerjaan (Progress Report) dan hal-hal yang tercantum dalam Laporan
Mingguan;
- Perihal Administrasi Proyek
Hal-hal teknis (penjelasan gambar/spesifikasi serta instruksi Direksi dan Pemberi
Tugas);
- Koordinasi Pekerjaan
Seluruh Hasil Rapat ditulis dalam suatu Risalah Rapat dan masing-masing peserta
rapat menerima satu berkas risalah rapat yang dapat dijadikan acuan dan kontrol
bagi pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.

1.7. LAPORAN-LAPORAN
Kontraktor harus menbuat catatan-catatan berupa laporan harian yang memberikan
gambaran dan catatan singkat dan jelas mengenai :
8
SPESIFIKASI TEKNIS
Pemasangan Timbal untuk Pembangunan Ruang CT-SCAN

a. Taraf berlangsungnya pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor


bawahan;
b. Catatan dari Pemberi Tugas/Direksi/Konsultan Pengawas yang telah disampaikan
secara tertulis maupun lisan;
c. Hal ikhwal mengenai bahan-bahan, peralatan/mesin yang masuk
d. Keadaan Cuaca;
e. Hal ikhwal mengenai pekerja;
f. Hal ikhwal mengenai kesulitan-kesulitan atau gangguan yang mungkin ada.

Setiap laporan harian pada hari dan tanggal yang sama diperiksa dan disetujui
kebenarannya oleh Pengawas Harian dari Konsultan Pengawas. Perselisihan mengenai
hal ini mengakibatkan pekerjaan dihentikan untuk diadakan opname. Dan berdasarkan
laporan harian ini, oleh kontraktor disusun laporan mingguan yang minimal berisikan :

 Jumlah hasil pekerjaan yang diperoleh dalam waktu 1 (satu) minggu serta
perbandingannya dengan schedule yang disepakati;
 Prestasi fisik yang dicapai, dibandingkan dengan program, dan dibandingkan
dengan minggu sebelumnya dalam suatu curva “S”;
 Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga, bahan dan peralatan serta
rencana penanggulangannya;
 Instruksi-instruksi, tegoran-tegoran dan sebagainya yang telah diterima oleh
Kontraktor dari Pemberi Tugas, Direksi dan Konsultan pengawas dan solusinya.

1.8. JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA


1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut Syarat-syarat Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di
lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan
pekerja dilapangan;
2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-
syarat kesehatan bagi semua Petugas dan Pekerja yang ada dibawah kekuasaan
Kontraktor;
3. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib
diberikan oleh kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

1.9. S I T U AS I
1. Hal mana pembangunan/perbaikan/pemeliharaan akan diserahkan kepada pelaksana
sebagaimana adanya pada waktu rapat penjelasan, untuk itu para calon Pemborong
9
SPESIFIKASI TEKNIS
Pemasangan Timbal untuk Pembangunan Ruang CT-SCAN

wajib meneliti situasi medan terutama bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal
lain yang berpengaruh terhadap harga penawaran;
2. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk klaim
dikemudian hari;
3. Dalam rapat penjelasan akan ditunjukan dimana pekerjaan akan dilaksanakan.

2.0. MATERIAL DAN PENYIMPANAN


2.0.1 Bahan yang dipergunakan di dalam Pekerjaan harus :
a. Memenuhi Spesifikasi dan standar yang berlaku;
b. Sesuai dengan ukuran, kebutuhan, tipe dan mutu yang dipersyaratkan dalam
gambar atau dokumen kontrak;
2.0.2 Penyimpanan Material
a. Umum
Material harus disimpan sedemikian rupa sehingga mutunya terjamin dan
terpelihara serta siap untuk dipergunakan dalam pekerjaan sewaktu-waktu.
Penyimpanan bahan penempatannya harus sedemikian rupa sehingga dapat
digunakan sewaktu-waktu dan mudah untuk diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
b. Tempat Penyimpanan
Tempat penyimpanan bahan di lapangan harus bebas dari tumbuh-tumbuhan dan
sampah, bebas dari genangan dan bila perlu permukaannya ditinggikan.Bahan yang
ditempatkan di atas tanah tidak diperkenankan untuk dipakai, kecuali hanya kalau
permukaan tanah tersebut telah disiapkan sebelumnya dan diberi lapis
permukaan.

2.1.Dokumentasi Pekerjaan
Foto dokumentasi dilakukan dengan setiap perkembangan pekerjaan.Dibuat dalam
satu lembar kertas F4 terdiri dari:

Nama pekerjaan: ................


Dokumentasi sebelum dikerjakan

Dokumentasisedang dikerjakan

Dokumentasi sesudah dikerjakan

- Photo dokumentasi (photo berwarna )

10
SPESIFIKASI TEKNIS
Pemasangan Timbal untuk Pembangunan Ruang CT-SCAN

- dilampiri dengan laporan harian pekerjaan dan lain-lain yang dianggap perlu yang
berhubungan dengan administrasiproyek
- dokumentasi dilampiri dengan laporan pekerjaan yang disusun oleh kontraktor dan
yang ditandatangani oleh pengawas lapangan untuk diserahkan sebagai lampiran
administrasi dalam proses pemeriksaan lapangan maupun dalam proses
pembayaran penagihan pekerjaan.

11
SPESIFIKASI TEKNIS
Pemasangan Timbal untuk Pembangunan Ruang CT-SCAN

BAB III
PASAL 1
PEKERJAAN DAUN PINTU

A. UMUM
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pintu kayu panil.
b. Pintu rangka kayu dengan penutup teakwood dilapisi bahan plastic
laminated untuk toilet.
c. Penyediaan kisi/louver untuk aliran udara untuk toilet.
d. Penyediaan 'vision panel' dari kaca pada pintu tertentu.
e. Penyediaan lubang dan perkuatan-perkuatan untuk Ironmongery.
f. Pekerjaan Kosen Kayu, yaitu kosen pintu dan daun pintu.
2. Contoh Bahan.
Semua bahan yang akan dipakai harus diperlihatkan untuk disetujui Direksi dan
Perencana.
3. RANGKA KAYU.
a. Kayu yang digunakan seluruh pekerjaan pintu panel adalah kayu Kamper
Samarinda mutu terbaik.

b. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5, (PPKI
tahun 1961) dan persyaratan lain yang tertulis dalam bab material kayu.

c. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata,
bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.

d. Kelembaban bahan rangka daun pintu disyaratkan 12 % - 14 %

e. Tebal daun pintu minimum 4,00 cm.

4. BAHAN DAUN PINTU


Daun pintu dengan konstruksi teak plywood / plastic laminated dengan bahan-
bahan :
a. Teak plywood dengan urat kayu yang baik tanpa terlihat tambalan mata
kayu dan difinish dengan melmic spray.
b. Plastic laminated 1,2 mm, HPL. (merk : Wilson art, formica, decopal)

12
SPESIFIKASI TEKNIS
Pemasangan Timbal untuk Pembangunan Ruang CT-SCAN

c. Plywood ketebalan 4 mm produk dalam negeri merek Singalaut atau yang


setara, untuk pintu-pintu toilet.
d. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus rata, lurus dan siku.

5. PELAKSANAAN

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti


gambar-gambar yang ada kondisi dilapangan (ukuran dan lubang-lubang),
termasuk mempelajari bentuk, pola, penem-patan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan pintu di tempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak
terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
3. Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan
penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak
tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
4. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu
sama lain sisi-sisinya, dan di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk
penyetelan/pemasangan.
5. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin diluar
tempat pekerjaan/pemasangan.

Daun pintu Toilet :


a. Daun pintu bagian luar dilapis HPL 003 ex DECOPAL bagian dalam plywood
9 mm dilapis plastic laminated yang dipasang pada rangka kayu adalah
dengan cara lem, tanpa pemakuan, jika diperlukan, harus menggunakan
sekrup galvanized atas persetujuan Perencana/Konsultan Management
Konstruksi tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang
tampak. Khususnya untuk plastic laminated direkatkan dengan lem pada
permukaan bidang plywood (9 mm) yang telah dipasang pada kerangka
daun pintu, keretakan ini harus dilakukan dengan press di work shop.
b. Pada bagian daun pintu lapis plywood HPL decopal , harus dipasang rata,
tidak bergelombang dan merekat dengan sempurna.
c. Permukaan plywood tidak boleh di dempul.
13
SPESIFIKASI TEKNIS
Pemasangan Timbal untuk Pembangunan Ruang CT-SCAN

PASAL 2
FINISHING DINDING KALSIBOARD

A. LINGKUP PEKERJAAN

1. Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan, peralatan serta pemasangan partisi
Kalsinoard dengan rangka metal stud ex. Jayaboard dan pekerjaan lain yang
sesuai dengan detail yang dinyatakan dalam gambar dan atas petunjuk Konsultan
Pengawas.
2. Kalsinoard dipasang pada Satu sisi rangkanya dan dipasang tegak lurus dari lantai
sampai setinggi plafond (rapat dengan plafond).
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan jenisnya, namun sebelum
dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk
menentukan warna yang akan dipakai.
4. Sistem Pemasangan Partisi Rangka Hollow terdiri dari pemasangan satu atau
beberapa lembar papan Kalsinoard yang dipasang pada rangka Hollow tahan
karat dengan menggunakan skrup. Rangka yang digunakan adalah Rangka Boral
Metal System (BMSys) yang memproduksi rangkaian system dinding partisi rangka
metal secara menyeluruh, termasuk system partisi ringan (non load bearing) dan
system partisi pemikul beban (load bearing). Beberapa komponen BMS, termasuk
wall stud dan wall track diperkuat dengan menggunakan lekukan.

B. PERSYARATAN BAHAN

1. Kalsiboard
Kalsiboard yang dipakai adalah merk Jayaboard dengan ketebalan 4 mm.
Finishing gypsum dicat sesuai dengan Pasal PEKERJAAN CAT, juga harus
memiliki daya tahan terhadap bahaya kebakaran minimal 60 menit.
2. Rangka Partisi
Rangka partisi menggunakan Hollow Uk. 40.40.2. Apabila ada yang memakai
rangka kayu di tempat tertentu, seluruh rangka kayu harus diserut hingga lurus
dan di-treatment dengan bahan anti rayap. Ukuran dan Tipe sesuai gambar.
Ketebalan partisi adalah 100 mm. Sistem Pemasangan Partisi Rangka Metal
Jayaboard terdiri dari pemasangan satu atau beberapa lembar papan gipsum
Jayaboard yang dipasang pada rangka metal tahan karat dengan menggunakan
skrup. Rangka yang digunakan adalah Rangka Boral Metal System (BMSys) yang
memproduksi rangkaian system dinding partisi rangka metal secara menyeluruh,
termasuk system partisi ringan (non load bearing).

14
SPESIFIKASI TEKNIS
Pemasangan Timbal untuk Pembangunan Ruang CT-SCAN

C. PERSYARATAN PELAKSANAAN

1. Semua partisi atau dinding pembatas ruangan harus dibuat/didirikan tegak


lurus dengan lantai.
2. Rangka-rangka partisi diusahakan dipasang pada bagian-bagian struktur
gedung, disekrup dan lain-lain, agar tidak mudah roboh bila kena benturan.
3. Panel Kalsiboard dipasang rata di Satu sisi tanpa ada sambungan horizontal
ditengahnya. Semua sambungan antar panel gypsum harus di tengah dengan
paper tape dan ditutup dengan joint compound dan diamplas halus dengan
permukaan yang rata. Panel gypsum harus ditempel pada rangka-rangkanya
dengan sekrup khusus (standart) dengan jarak ke arah horizontal maximal 60
cm arah vertikal 40 cm, kecuali untuk bagian tepinya.
4. Pemasangan kanal pegangan dibawah (lantai) digunakan skrup fiser S6 atau jika
kondisi lapangan memaksa boleh menggunakan paku beton 1,5 cm s/d 2 cm,
setiap jarak 30 cm.
5. Pemasangan kanal pegangan ke plafond menngunakan paku full drat S 6
dengan jarak skrup maximal 30 cm dengan skrup lainnya.

PASAL 3
PELAPISAN TIMBAL

A. LINGKUP PEKERJAAN

Sesuai Dengan Permenkes No. 24 Tahun 2020 Tentang Dinding Ruang CT-SCAN ,Konstruksi

dinding bata merah dengan ketebalan 25 cm (dua puluh lima sentimeter) dan kerapatan

jenis 2,2 g/cm (dua koma dua gram per sentimeter kubik), atau beton dengan ketebalan

20 cm (dua puluh sentimeter) atau setara dengan 2 mm (dua milimeter) timah hitam

(Pb), sehingga tingkat radiasi di sekitar ruangan pesawat sinar-X tidak melampaui Nilai

Batas Dosis 1 mSv/tahun (satu millisievert per tahun).

B. PERSYARATAN BAHAN

1. Lempang Timbal (Pb)


Timbal yang dipakai dengan ketebalan 2 mm. Finishing Kalsiboard Dengan
pentutup Timbal Vinyl, juga harus memiliki daya tahan terhadap bahaya
kebakaran minimal 60 menit.

15
SPESIFIKASI TEKNIS
Pemasangan Timbal untuk Pembangunan Ruang CT-SCAN

C. PERSYARATAN PELAKSANAAN

1. Ukur terlebih dahulu tinggi dinding yang akan dipasang Timbal

2. Tahap pemotongan. Sebelum melakukan tahap ini anda harus terlebih dahulu memahami
kriteria Timbal. Timbal umum nya diproduksi per roll, untuk 1 roll Timbal dapat
digunakan untuk luas 5m persegi karena ukuran 1 roll Timbal umum nya adalah 0,6 x 9,5
meter. Oleh karena itu apabila tinggi ruangan anda berkisar 3m, 1 roll Timbal dapat
dipotong menjadi 3 bagian. Untuk cara pemotongannya menggunakan pisau cutter, untuk
potongan pertama ukuran nya dilebihkan sedikit dari tinggi dinding. Misalkan tinggi
dinding 3m maka ukuran untuk panjang Timbal yang dipotong adalah 3,1m. Potongan
pertama ini akan menjadi acuan untuk potongan kedua dan seterusnya.

3. setelah Timbal dipotong, baluti bagian belakang Timbal dengan lem Timbal. untuk cara
pelumasannya agar lebih cepat gunakan roll kuas untuk cat. pastikan seluruh bagian
Timbal terbalut lem, jika tidak akan mengakibatkan gelembung pada saat pemasangan.

4. Setelah proses pengeleman selesai Timbal siap dipasang. pemasangan dimulai dari
bagian sudut dinding, pada langkah pemasangan pertama lot terlebih dahulu, marking
dengan menggunakan pulpen agar Timbal terpasang lurus. Jangan lupa untuk memotong
Timbal yang lebih pada bagian atas dan bawah dinding

Mengetahui, Dibuat oleh :


DIREKTUR UPTD RSUD PANDAN Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
KABUPATEN TAPANULI TENGAH/ Rumah Sakit Umum Daerah Pandan
PENGGUNA ANGGARAN

Dr. Masdyana Doloksaribu, MARS Edwar Bangun, S.Pi


Pembina Tk. I Penata Tk. I
NIP. 19700409 199910 2 001 NIP. 19790803 200502 1 002

16

Anda mungkin juga menyukai