Anda di halaman 1dari 46

Spesifikasi Teknis Pemb.

Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

SPESIFIKASI TEKNIS

PEMBANGUNAN RUJAB DINAS KESEHATAN/PENDIDIKAN


TAHUN ANGGARAN 2023

PENDAHULUAN
1. PENJELASAN UMUM MENGENAI LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah:
Proyek : Pembangunan Rujab Dinas Kesehatan / Pendidikan
Lokasi : Kec. Lk, Tangaya
Jenis Pekerjaan : a. Pekerjaan Tanah
b. Pekerjaan Pondasi
c. Pekerjaan Beton
d. Pekerjaan Pasangan Dinding dan Plesteran
e. Pekerjaan Pintu dan Jendela
f. Pekerjaan Atap
g. Pekerjaan Langit-langit
h. Pasangan Lantai
i. Pekerjaan Instalasi Listrik
j. Pekerjaan Sanitasi
k. Pekerjaan Finishing
l. Pekerjaan lain-lain

2. PERATURAN-PERATURAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN


2.1. UNTUK PEKERJAAN SIPIL
Untuk melaksanakan Pekerjaan Sipil, digunakan peraturan umum yang lazim dipakai yakni
A.V/SU/41 (Syarat-syarat Umum untuk Pelaksanaan Bangunan Umum yang lelangkan), kecuali
ditentukan lain dalam Spesifikasi Teknik ini.
Peraturan Bangunan yang dimaksud dalam Spesifikasi Teknik ini adalah :
▪ Undang-undang Republik Indonesi No. 18 Tahun 1999 tentang jasa konstruksi
▪ Undang-undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
▪ Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
▪ Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/ KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung
▪ Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per. 01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan
▪ Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No.
Kep. 174/MEN/1986, dan No. 104/KPTS/1986 tentang K3 Pada Tempat Kegiatan
Konstruksi
▪ Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman SMK3
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
1
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

▪ SK SNI T-15-1991 (Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Bangunan Indonesia


▪ PBI-1971/NI-2 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia
▪ PUBI-1982 (Peraturan Umum untuk Bangunan Indonesia
▪ PKKI-1971/NI-5 (Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia
▪ PPBBI-1980 (Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia
▪ PUBI-1970/NI-3 (Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia
▪ Peraturan Cat lndonesia/NI-4 (PTI-1961)
▪ Peraturan-peraturan lain yang harus dipenuhi adalah peraturan-peraturan daerah
setempat

2.2. PELAKSANAAN DAN GAMBAR PELAKSANAAN


2.2.1. Penyedia diwajibkan meneliti semua gambar, peraturan-peraturan dan syarat-syarat
sebelum pekerjaan dilaksanakan, baik pekerjaan sipil maupun mekanikal/elektrikal.
2.2.2. Apabila ada persyaratan yang tidak lazim dilaksanakan atau bila dilaksanakan akan
menimbulkan bahaya, maka Penyedia diwajibkan untuk mengadakan perubahan
seperlunya dengan terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis kepada
Direksi/Pengawas Pekejaan.
2.2.3. Apabila ada perubahan pada gambar atau pelaksanaan pekerjaan dilokasi atau ada
perbedaan antara Bestek (RKS) dengan gambar maka yang berlaku adalah menurut
urutan- urutan yang menentukan di bawah ini :
▪ Bestek (RKS)
▪ Gambar detail/sesuai ukuran tertera pada gambar.
▪ Keputusan Direksi/Pengawas Pekerjaan
2.2.4. Pelaksanaan Pembangunan proyek diselenggarakan secara lengkap termasuk
mendatangkan, mengangkut dan mengerjakan semua bahan - bahan yang diperlukan,
menyediakan tenaga kerja berikut pengawasan dan hal-hal lain yang dianggap perlu.
2.2.5. Penyedia diwajibkan menangani semua keperluan yang dibutuhkan untuk menunjuk
penyelesaian dan pelaksanaan secara cepat, baik dan lengkap.
2.2.6. Didalam pelaksanaan pekerjaan, misalnya pekerjaan beton bertulang, konstruksi baja,
konstruksi kayu dan pekerjaan struktur lainnya disamping pekerjaan pengolahan tanah,
baik menurut perhitungan dan gambar-gambar konstruksi yang disediakan oleh Direksi
jika diduga terdapat kekurangan, maka Penyedia diwajibkan mengadakan Konsultasi
dengan Direksi/ Pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan.
2.2.7. Pihak Penyedia dianggap telah mempertimbangkan semua resiko yang mungkin terjadi
dan memperhitungkan di dalam harga penawaran.
2.2.8. Penyedia harus menjaga ketertiban selama pekerjaan dilaksanakan, sehingga lingkungan
sekitarnya menjadi tertib, misalnya pelaksanaan pekerjaan pada malam hari, Penyedia
harus meminta persetujuan kepada Direksi /Pengawas terlebih dahulu.
2.2.9. Pekerjaan harus diserahkan dengan lengkap, se!esai dengan sempurna kepada Pemberi
Tugas/Direksi termasuk perbaikan-perbaikan yang timbul sebagai akibat pelaksanaan
pada lingkungan pembangunan termasuk pembersihan.

2.3. RENCANA KERJA


2.3.1. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia menyusun rencana kerja yaitu suatu rencana
yang terperinci termasuk jadwal pelaksanaan (Time Schedule) dan diajukan kepada
Direksi selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah dikeluarkannya Surat Keputusan

2
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

dan Penunjukan Mulai Kerja (SPMK) dan mengadakan Pre Construction Meeting (PCM)
dengan pihak Konsultan pengawas dan Direksi Lapangan.
2.3.2. Setelah disetujui maka Time Schedule dimaksud diserahkan kepada Direksi
Pekerjaansebanyak 3 (tiga) salinan. Sedangkan cetakan aslinya harus selalu
terpampang di Kantor Proyek dan merupakan lampiran Dokumen Kontrak
2.3.3. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia telah menyerahkan Request Pekerjaan
beserta Shop Drawing kepada Konsultan Pengawas untuk dimintai persetujuannya.
2.3.4. Konsultan Pengawas setelah mempelajari usulan tersebut dengan memperhatikan
gambar-gambar rencana, RKS dan lain-lain, baru memberikan persetujuan kepada
Penyedia untuk segera dilaksanakan.
2.3.5. Penyedia harus melaksanakan pekerjaan, mendatangkan bahan-bahan dan alat bantu
sesuai dengan rencana kerja kecuali jika terpaksa menyimpang karena sesuatu hal yang
harus dipertimbangkan, maka terlebih dahulu harus disetujui oleh Direksi.
2.3.6. Rencana Kerja ini akan dipakai Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas sebagai dasar
untuk menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan, keterlambatan
dan penyimpangan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia.

2.4. DIREKSI KEET, GUDANG DAN RUANG RAPAT LAPANGAN


2.4.1. Gudang dan ruang rapat di lapangan telah dibuat di sekitar bangunan yang letaknya
ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Kontraktor pada tahap ini diharuskan mengadakan
penyempurnaan-penyempurnaan pada bangunan yang sudah ada.
2.4.2. Bahan-bahan utama atau bahan-bahan tambahan yang seharusnya mendapat
perlindungan, harus disimpan di dalam gudang yang cukup menjamin perlindungan
terhadap bahan-bahan tersebut.
2.4.3. Penyedia wajib mengikuti rapat-rapat lapangan yang diselenggarakan oleh Direksi
bersama-sama dengan Pemberi Tugas untuk membicarakan segala sesuatu mengenai
pembangunan proyek tersebut.

2.5. KETENTUAN-KETENTUAN LAIN


Selain Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, ketentuan-ketentuan lain yang mengikuti di dalam
pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
2.5.1 Gambar
▪ Gambar-gambar yang dilampirkan pada rencana kerja dan syarat-syarat
pekerjaan ini.
▪ Gambar Detail yang diserahkan oleh Pemberi Tugas/Direksi.
2.5.2 Petunjuk
▪ Petunjuk atau keterangan yang diberikan dalam Rapat Penjelasan (Aanwijzing)
yang tercantum di dalam Berita Acara Rapat Penjelasan.
▪ Petunjuk, syarat-syarat yang diberikan dalam masa pelaksanaan oleh Pemberi
Tugas/Direksi, Konsultan Perencana dan Instansi terkait, Dinas Tata Kota maupun
Dinas Keselamatan Kerja.
2.5.3 Peraturan
▪ Semua Undang-undang dan Peraturan Pemerintah yang berlaku untuk semua
pelaksanaan penyediaan.
▪ Syarat-syarat umum untuk pelaksanaan penyediaan dari Dirjen Cipta Karya
Departemen Pekerjaan Umum yang disahkan dengan Surat Keputusan

3
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

Pemerintah tanggal 28 Mei 1941 (AV) kecuali dinyatakan lain dalam Rencana
Kerja dan Syarat-syarat ini.

4
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

PASAL - 1
GALIAN, URUGAN KEMBALI
DAN PEMADATAN

1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan ini meliputi tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut :
Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memadai, bahan-bahan, tenaga kerja yang cukup
untuk menyelesaikan semua pekerjaan termasuk pelat turap sementara sementara jika diperlukan.
Penggalian, pengurugan kembali dan pemadatan semua pekerjaan yang membutuhkan galian
dan/atau urugan kembali seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Penggalian, pengurugan kembali dan pemadatan di lokasi dimana terdapat sisa konstruksi atau
instalasi yang berada di bawah tanah yang sudah tidak berfungsi lagi sesuai dengan petunjuk
Pengawas..
Membuang semua bahan-bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan ke suatu tempat
pembuangan yang telah ditentukan. Penggalian dan pengangkutan bahan timbunan dari suatu tempat
galian. Melengkapi pekerjaan seperti ditentukan dalam Spesifikasi ini.

2. PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.1. Penggalian.
2.1.1. Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas. Lebar galian harus dibuat cukup
lebar untuk memberikan ruang gerak dalam melaksanakan pekerjaan.
2.1.2. Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan perkiraan saja dan
Pengawas dapat menginstruksikan perubahan-perubahan bila dianggap perlu.
2.1.3. Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib melaporkannya kepada Pengawas
untuk diperiksa sebelum melaksanakan pekerjaan selanjutnya.
2.1.4. Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus bebas dari
bahan lepas, bersih dan dipotong mendatar atau miring sesuai Gambar Kerja atau
sesuai petunjuk Pengawas sebelum menempatkan bahan urugan.
2.1.5. Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian rencana, Kontraktor
harus melakukan penggalian tambahan sesuai petunjuk Pengawas, sampai kedalaman
yang memiliki permukaan yang sesuai.
2.1.6. Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan sebelum
pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan atau air permukaan
lainnya tidak merusak permukaan galian. Untuk menggali tanah lunak, Kontraktor
harus memasang dinding penahan tanah sementara untuk mencegah longsornya
tanah ke dalam lubang galian. Kontraktor harus melindungi galian dari genangan air
atau air hujan dengan menyediakan saluran pengeringan sementara atau pompa.

2.1.7. Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian Kontraktor harus
diperbaiki sesuai petunjuk Pengawas tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.

5
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

2.2. Urugan dan Timbunan.


2.2.1. Pekerjaan urugan atau timbunan hanya dapat dimulai bila bahan urugan dan lokasi
pengerjaan urugan/timbunan telah disetujui Pengawas.
2.2.2. Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan pengurugan sebelum pekerjaan
terdahulu disetujui Pengawas.
2.2.3. Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan dapat disimpan oleh
Kontraktor di tempat penumpukan pada lokasi yang memudahkan pengangkutan
selama pekerjaan pengurugan dan penimbunan berlangsung. Lokasi penumpukan
harus disetujui Pengawas.
2.2.4. Pengurugan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika umur beton minimal 14
hari, dan ketika pekerjaan pasangan berumur minimal 7 hari, atau setelah mendapat
persetujuan dari Pengawas.
2.2.5. Urugan kembali lubang pondasi / pasangan harus dilakukan dengan persetujuan
Pengawas.
2.2.6. Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dan tiap-tiap lapis dipadatkan

2.3. Pemadatan.
Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai untuk memadatkan
urugan maupun daerah galian. Bila tingkat pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus
dilakukan sampai tercapai pemadatan sesuai ketentuan. Bahan yang ditempatkan di atas
lapisan yang tidak dipadatkan dengan baik harus disingkirkan dan atau harus dipadatkan
kembali sesuai petunjuk Pengawas.

PASAL - 2
BETON BERTULANG
1. LINGKUP PEKERJAAN.
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan beton pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan ini termasuk tetapi tidak terbatas pada pondasi telapak, sloof, kolom, balok dan pekerjaan
beton lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

2. PROSEDUR UMUM.
2.1. Gambar Detail Pelaksanaan.
Gambar Detail Pelaksanaan berikut harus diserahkan Kontraktor kepada Pengawas untuk
disetujui.
Diagram penulangan yang menunjukkan pembengkokan, kait, lewatan, sambungan dan
lainnya sesuai ketentuan Persyaratan teknis Baja Tulangan
Bentuk cetakan harus menunjukkan batang struktur, spasi, ukuran, sambungan, sisipan
dan pekerjaan lainnya yang terkait.

2.2. Contoh Bahan.


2.2.1. Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material, misalnya
PC, pasir, split atau besi tulangan untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas
Pekerjaan.

6
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

2.2.2. Contoh-contoh material yang telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, akan dipakai
sebagai standart/pedoman untuk memeriksa/ menerima material yang dikirim oleh
Kontraktor ke site.
2.2.3. Pemakaian adukan atau campuran adukan diajukan terlebih dahulu sebelum melakukan
pengecoran.

2.3. Syarat Pengiriman dan Penyimpanan.


2.3.1. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat.
Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam kotak/ kemasan aslinya yang masih
tersegel dan berlabel pabriknya.
2.3.2. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup kering, tidak lembab dan
bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.
2.3.3. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.
2.3.4. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan. Bila ada kerusakan, Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor
sendiri.

3. BAHAN - BAHAN
3.1. Mutu Beton.
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah sesuai dengan gambar kerja
yakni beton K225, dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI 1971. Adapun
beton ini dipakai untuk pekerjaan sloof, kolom praktis, ring balok, pondasi, lantai, dan lain-lain
seuai dengan gambar kerja.

3.2. Semen.
Semen harus dari tipe I dan memenuhi persyaratan SII-0013, seperti Semen Tonasa, Tiga
Roda atau setara. Sebelum pengadaan semen, sertifikat semen harus diserahkan kepada
Pengawas untuk disetujui, termasuk metoda dan cara pengangkutan harus disertakan.
Semen harus diadakan dalam kemasan besar atau zak, dengan persetujuan dari Pengawas.

3.3. Pasir & Batu Pecah.


Pasir / batu pecah harus memenuhi NI-3.

3.4. Air.
Air untuk campuran, perawatan atau aplikasi lainnya harus bersih dan bebas dari unsur-
unsur yang merusak seperti alkali, asam, garam dan bahan anorganik lainnya. Air dari
kualitas yang dikenal dan untuk konsumsi manusia tidak perlu diuji. Bagaimanapun, bila hal
ini terjadi, semua air kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji dan disetujui Pengawas.
3.5. Baja Tulangan.
Untuk besi dengan diameter ≤ 12 mm digunakan besi tulangan polos, kekuatan besi
U24 = 2400 kg/cm2, dan memenuhi ketentuan SII-0136.
Untuk besi dengan diameter > 12 mm digunakan besi tulangan ulir, kekuatan besi
U40 = 4000 kg/cm2, dan memenuhi ketentuan SII-0136.

7
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1. Pembesian
4.1.1. Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan, sambungan
kait-kait dan pembuatan sengkang ( ring ) persyaratannya harus sesuai dengan
ketentuan PBI 1971.
4.1.2. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan gambar
konstruksi
4.1.3. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut tidak
berubah tempat selama pengecora, dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja
dengan memasang beton sesuai dengan ketentuan PBI 1971.
4.1.4. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja
dalam waktu 2 jam setelah ada perintah tertulis dari Pengawas Lapangan.
4.1.5. Penulangan harus dikerjakan sesuai dengan gambar rencana, diameter jumlah serta
jaraknya harus benar-benar sesuai dalam arti phisik serta final.
4.1.6. Batang tulangan yang dibengkokkan tidak boleh dengan cara dipanaskan.
4.1.7. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi
beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI - 2 (PBI 1971).
4.1.8. Untuk permukaan beton ekspos, ikatan metal, bila diijinkan, harus disingkirkan
sampai kedalaman minimal 2,50 cm dari permukaan beton tanpa merusak. Cekungan-
cekungan harus diisi dengan adukan dan permukaan harus tetap halus, rata dan
seragam dalam warna.
4.1.9. Sebelum dilakukan pemasangan pembesian pondasi pada bagian dasar galian pondasi
telapak harus diberi lantai kerja diatas pasir urug dengan beton 1
PC:3PS:5Kr.

4.2. Perancah dan Acuan.


4.2.1. Acuan harus dipasang sesuai bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditentukan atau yang
diperlukan dalam gambar.
4.2.2. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga cukup
kokoh, dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran dilakukan.
4.2.3. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan yang aman,
sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap dijamin sesuai dengan persyaratan.

4.3. Penempatan Pipa Drainase, Plumbing, Konduit.


4.3.1. Pipa-pipa drainase & plumbing, konduit kabel listrik dan/atau, harus dipasang
sebelum pengecoran, dengan tanpa mengurangi kekuatan beton. Pipa-pipa tersebut
harus dilindungi sehingga tidak akan terisi adukan beton sewaktu pengecoran.
4.3.2. Pipa drainase dan konduit kabel listrik dari bahan PVC yang mempunyai kuat tekan 10
kg/m2 yang memenuhi JIS K6741. Diameter pipa PVC sesuai ketentuan Gambar
Kerja.

4.4. Cara Pengadukan.


4.4.1. Cara pengadukan harus tunduk ketentuan PBI 1971.
4.4.2. Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh
Pengawas Lapangan.

8
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

4.4.3. Hanya untuk beton praktis, lantai kerja, beton tumbuk dan mortel pemasangan batu bata
yang diperkenankan memakai mesin pengaduk beton/molen, mengaduk dengan
sekop/cangkul dilarang.
4.4.4. Jika diperlukan pada setiap pengecoran pada bagian-bagian yang penting, Kontraktor
harus membuat kubus-kubus beton percobaan/ pengetesan, sedangkan jumlah serta
cara pengambilan kubus-kubus beton tersebut harus sesuai dengan peraturan PBI
1971. Pengetesan terhadap kubus-kubus beton tersebut dilakukan pada laboratorium
yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.

4.5. Pengecoran Beton.


4.5.1. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan
menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
4.5.2. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Pengawas Lapangan.
4.5.3. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat, dan harus dihindrkan terjadinya cacat
pada beton seperti keropos, dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah
konstruksi.
4.5.4. Apabila pengecoran beton akan dihentikan, dan diteruskan pada hari berikutnya, maka
tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
4.5.5. 4.5.5. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi penguapan
cepat.Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.
4.5.6. Beton harus dibasahi paling sedikit 10 ( sepuluh ) hari setelah pekerjaan pengecoran.

4.6. Pembongkaran Perancah/Acuan


Pembongkaran bekesting hanya boleh dilakukan dengn ijin tertulis dari Pengawas Pekerjaan.
Setelah bekesting dibuka tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan
beton, tanpa persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.

4.7. Syarat pengamanan Pekerjaan


4.7.1. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah
pengecoran.
4.7.2. Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain.
4.7.3. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan/
Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor sendiri.
4.7.4. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air
terus menerus selama 1 ( satu ) minggu atau lebih ( sesuai dengan ketentuan PBI 1971
).

9
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

PASAL - 3
PASANGAN BATU GUNUNG

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pasangan batu gunung, seperti pondasi, turap dan lainnya
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Pekerjaan ini meliputi tidak
terbatas pada pengadaan bahan, tenaga kerja dan semua pekerjaan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan pasangan sesuai batas, tingkat, bagian dan dimensi seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.

2. PROSEDUR UMUM
2.1. Contoh Bahan.
Contoh bahan batu seberat minimal 20 kg dengan ukuran terpanjang maksimal 15 cm, harus
diserahkan terlebih dahulu kepada Pengawas untuk disetujui.

2.2. Gambar Detail Pelaksanaan.


Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus membuat Gambar Detail Pelaksanaan yang
mencakup dimensi, elevasi, kemiringan dan detail-detail lain yang diperlukan, untuk disetujui
Pengawas

3. BAHAN-BAHAN
3.1. Batu gunung.
Batu gunung harus memiliki sisi terpanjang berukuran maksimal 15 cm, dan memiliki minimal
3 bidang kontak. Batu kali harus keras bersifat kekal dan tidak boleh mengandung bahan
yang dapat merusak.

3.2. Adukan dan Pelesteran.


Adukan yang dipakai harus memenuhi uraian Persyaratan teknis Adukan & Plesteran.

4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1. Umum.
4.1.1. Pekerjaan pasangan batu kali, baru diijinkan untuk dimulai bila semua pekerjaan
galian dan urugannya telah diperiksa serta disetujui Pengawas Pekerjaan galian dan
urugan kembali dilaksanakan sesuai Persyaratan teknis Galian, Urugan kembali, dan
Pemadatan.
4.1.2. Sebelum memulai pekerjaan perletakan pasangan batu gunung, air/air hujan ataupun air
tanah yang berada dalam galian harus dipompa dan dikeluarkan.
4.2. Pemasangan.
4.2.1. Adukan 1 semen dengan 2 pasir untuk pasangan batu kali yang terendam air dan
adukan 1 semen dengan 4 pasir untuk pasangan batu gunung yang tidak terendam air.
4.2.2. Adukan harus membungkus batu gunung pada bagian tengah pasangan sedemikian
rupa sehingga tidak ada bagian dari pasangan yang berongga/tidak padat.
4.2.3. Tidak diperbolehkan sama sekali memukul batu kali di tempat pekerjaan (pada bagian
konstruksi) dengan martil besar, kecuali di luar papan patok ukur/bow plank.
4.2.4. Pasangan batu gunung di atas dasar galian harus diurug lapisan pasir setebal 5 dan di
anstamping batu gunung 10 cm.

10
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

4.2.5. Bagian yang akan diberi pasangan batu gunung harus sudah dibentuk sesuai petunjuk
dalam Gambar Kerja, dan/atau sesuai petunjuk Pengawas.
4.2.6. Pasangan batu gunung harus saling menyilang dan terkait, sehingga tidak ada siar yang
merupakan garis lurus.

4.3. Perletakan Lubang Saluran.


Pemasangan pondasi sudah harus menyediakan lubang saluran sesuai elevasi yang diperlukan
dan seperti ditunjukan pada gambar kerja.

4.4. Pembersihan Permukaan.


Segera setelah adukan ditempatkan, semua permukaan pasangan batu gunung yang terlihat
harus dibersihkan secara menyeluruh dari cipratan adukan dan harus dijaga sedemikian rupa
sampai pekerjaan selesai.

4.5. Perawatan.
Pasangan batu kali harus dilindungi dari cahaya matahari dan secara terus-menerus
harus dibasahi dengan cara yang disetujui selama tiga hari setelah pekerjaan selesai.

PASAL - 4
PASANGAN BATA
1. URAIAN PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi dan tidak terbatas pada penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat-alat bantu
yang dibutuhkan, bahan dan semua pasangan batu bata pada tempat-tempat seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

2. PROSEDUR UMUM
2.1. Contoh Bahan.
Contoh bahan-bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan
untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirimkan ke lokasi proyek.

2.2. Pengiriman dan Penyimpanan.


Semua bahan harus disimpan dengan baik, terlindung dari kerusakan. Bata harus disusun
dengan baik dan teratur dengan tinggi maksimum 1.50 m.
Semen harus dikirim dalam kemasan aslinya yang tertutup rapat dimana tertera nama
pabrik serta merek dagangnya. Penyimpanan semen harus dilaksanakan sesuai ketentuan
Persyaratan teknis dari pabriknya.

3. BAHAN-BAHAN
3.1. Batu Bata
3.1.1. Bata merah yang digunakan harus mempunyai kuat tekan minimal
25kg/cm2, sesuai ketentuan SII-0021 dan SK SNI S-04-1989-F.

3.2. Adukan dan Pelesteran.


Adukan dan pelesteran untuk pasangan batu bata harus memenuhi ketentuan Persyaratan
teknis Adukan dan Plesteran.

11
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1. Adukan.
Pasangan batu merahdengan menggunakan semen PC dengan adukan 1 PC : 4 Ps.

4.2. Pemasangan.
4.2.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memeriksa dengan seksama
Gambar Kerja dan melihat keadaan di tempat pekerjaan tersebut di atas yang akan
dilaksanakan. Sebelum digunakan, batu bata harus direndam dalam air
menggunakan bak air/drum hingga jenuh. Dinding harus dipasang dan didirikan
menurut masing-masing ukuran, ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
4.2.2. Tidak diperkenankan memasang batu ringan yang patah dua melebihi dari 2% dan
yang patah lebih dari dua.
4.2.3. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok rata dan dibersihkan
dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
4.2.4. Pasangan dinding bata ringan sebelum diplester dengan plasteran konvensional
campuran 1 pc : 4 ps harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah
dikerok serta dibersihkan.
4.2.5. Setelah pekerjaan plesteran selesai tidak diperkenankan untuk langsung diaci atau di
pasang keramik dinding, tunggu 48 jam setelah kelembaban air keluar dalam
dinding/berkeringat kering, dapat dilakukan pekerjaan acian dengan acian semen atau
pemasangan keramik dinding.
4.2.6. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 8-10 lapis
setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
4.2.7. Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom
dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan
pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm.
4.2.8. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
4.2.9. Pembuatan lubang pada pasangan bata ringan yang berhubungan dengan setiap
bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 6
mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan
beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata ringan sekurang-kurangnya 30
cm kecuali ditentukan lain.
4.2.1. Pasangan bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal
13 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus
cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
4.2.2. Sebelum dipelester, pasangan bata harus dibasahi dengan air terlebih dahulu sampai
jenuh.

4.3. Perawatan dan Perlindungan.


4.3.1. Pasangan batu ringan harus dibasahi terus menerus selama sedikitnya 7 hari setelah
didirikan.
4.3.2. Pasangan batu ringan yang terkena udara terbuka, selama waktu-waktu hujan lebat
harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok.
4.3.3. Siar atau celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding dengan bukaan
dinding atau dinding dengan peralatan, harus ditutup dengan bahan pengisi celah
seperti disebutkan dalam Persyaratan teknis Pasangan Bata.

12
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

4.3.4. Khusus pasangan dinding bata ekspos harus menggunakan bata super dengan
permukaan yang baik dan selama pelaksanaan harus dilindungi supaya tidak terkena
adukan dan kotoran lainnya yang bisa mengakibatkan perubahan warna ataupun texture
bata ekspos.

4.4. Pelesteran dan Pengacian.


Pelesteran dan pengacian harus dilaksanakan sesuai ketentuan Persyaratan teknis Adukan
dan Plesteran.

PASAL - 5
ADUKAN DAN PLESTERAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plasteran (kasar dan halus), seperti dinyatakan
dalam Gambar Kerja atau ketentuan dalam Persyaratan teknis ini.

2. PROSEDUR UMUM
2.1. Contoh Bahan.
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas untuk disetujui
terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.

2.2. Pengiriman dan Penyimpanan.


2.1.1. Pengiriman dan penyimpanan bahan semen harus sesuai ketentuan pabrik.
2.1.2. Pasir harus disimpan di atas tanah yang bersih, bebas dari aliran air, dengan kata
lain daerah sekitar penyimpanan dilengkapi saluran pembuangan yang memadai, dan
bebas dari benda-benda asing. Tinggi penimbunan tidak lebih dari 1200 mm agar
tidak berhamburan.

3. BAHAN-BAHAN
3.1. Semen.
Semen tipe I harus memenuhi standar SII-0013, seperti Semen Tonasa, Tiga Roda atau
yang setara. Semen yang digunakan harus berasal dari satu merek dagang.

3.2. Pasir.
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur atau kotoran lain
yang merusak dengan ukuran atau perbandingan butir-butir yang seragam mulai dari yang
kasar sampai pada yang halus.

3.3. Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat-zat organik yang bersifat merusak.
Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji. Pada dasarnya semua
air yang digunakan harus disetujui Pengawas.

4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1. Perbandingan Campuran Adukan dan/atau Pelesteran.
4.1.1. Campuran 1 semen dan 2 pasir digunakan untuk adukan kedap air, adukan kedap
air 15 cm di bawah permukaan tanah sampai 20 cm di atas lantai, tergambar atau
13
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

tidak tergambar dalam Gambar Kerja, pelesteran permukaan beton yang terlihat dan
tempat-tempat lain seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
4.1.2. Campuran 1 semen dan 4 pasir untuk semua pekerjaan adukan dan pelesteran
selain tersebut di atas, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
4.1.3. Pencampuran.
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat pencampur
yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk kemudian
ditambahkan sejumlah air dan pencampuran dilanjutkan kembali.
Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu pencampuran minimal 1
sampai 2 menit sebelum pengaplikasian. Adukan yang tidak digunakan dalam jangka
waktu 45 menit setelah pencampuran tidak diijinkan digunakan.

4.2. Persiapan dan Pembersihan Permukaan.


4.2.1. Semua permukaan yang akan menerima adukan dan/atau pelesteran harus
bersih, bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya yang mengganggu
4.2.2. Pekerjaan pelesteran hanya diperkenankan setelah selesainya pemasangan
instalasi listrik dan plumbing serta seluruh bagian yang akan menerima pelesteran
telah terlindung di bawah atap. Permukaan yang akan dipelester harus telah berusia
tidak kurang dari dua minggu. Bidang permukaan tersebut harus disiram air terlebih
dahulu dengan air hingga jenuh dan siar telah dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan.

4.3. Pemasangan.
4.3.1. Pelesteran Batu Bata/ Bata Ringan.
Pekerjaan pelesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan pembersihan
selesai. Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang pelesteran
dibagi-bagi dengan kepala pelesteran yang dipasangi kelos-kelos sementara dari
bambu. Kepala pelesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan
menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan kerataan bidang. Setelah
kepala pelesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya, permukaan dinding baru
dapat ditutup dengan pelesteran sampai rata dan tidak ada kepingan-kepingan kayu
yang tertinggal dalam pelesteran. Seluruh permukaan pelesteran harus rata dan rapi,
kecuali bila pasangan aka dilapis dengan bahan lain. Sisa-sisa pekerjaan yang telah
selesai harus segera dibersihkan.
Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian pertemuan dengan
bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam Gambar Kerja, dibuat dengan
menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang telah diserut rata, rapi dan siku.
Tidak diperkenankan membuat tali air dengan menggunakan baja tulangan.
4.3.2. Pelesteran Permukaan Beton.
Permukaan beton yang akan diberi pelesteran harus dikasarkan, dibersihkan dari
bagian-bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian dipelester. Permukaan beton
harus bersih dari bahan-bahan cat, minyak, lemak, lumut dan sebagainya sebelum
pekerjaan pelesteran dimulai. Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan
kawat baja. Setelah pelesteran selesai dan mulai mengeras, permukaan pelesteran
dirawat dengan penyiraman air. Pelesteran yang tidak sempurna, misalnya
bergelombang, retak-retak, tidak tegak lurus dan sebagainya harus diperbaiki.

14
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

4.4. Ketebalan Adukan dan Pelesteran.


Tebal adukan dan/atau pelesteran minimal 10 mm, kecuali bila dinyatakan lain dalam
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas.

4.5. Pengacian.
Pengacian dilakukan setelah pelesteran disiram air sampai jenuh sehingga pelesteran
menjadi rata, halus, tidak ada bagian yang bergelombang, tidak ada bagian yang retak dan
setelah pelesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering betul. Selama 7 (tujuh) hari
setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor harus selalu menyiram bagian permukaan
yang diaci dengan air sampai jenuh, sekurang-kurangnya dua kali setiap harinya.

4.6. Pemeriksaan.
Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa. Kontraktor setiap waktu harus
memberi kemudahan kepada Pengawas untuk dapat memeriksa pada bagian yang telah
diselesaikan. Bagian yang ditemukan tidak memuaskan; seperti pada plesteran dan acian
yang tidak sempurna dan retak akibat kelalaian kontraktor terutama pada bagian pemasangan
instalasi yang tertanam atau pada pemasangan pintu & jendela dan pada bagian lainnya; harus
diperbaiki dan dikerjakan dengan cara yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya
tambahan dari Pemilik Proyek. lainnya

4.7. Lapisan Kedap Air.


Pada bagian yang memerlukan lapisan kedap air seperti tanki air bawah tanah atau lainnya
yang ditunjukan gambar kerja harus diberi lapisan kedap air.
4.7.1. Bahan lapisan kedap air yang digunakan sperti AM Product, Cemecryl Elastis, Silasec
atau yang setara. Contoh berikut data teknis bahan yang akan dipakai harus
diserahkkan kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan Aplikasi pelaksanaanya
harus sesuai dengan ketentuan teknis dari pabrik.

4.7.2. Pemeriksaan
Dilakukan pemeriksaan dengan 24 jam pengujian kebocoran, jika ternyata masih ada
kebocoran atau rembesan maka harus diulangi atau diperbaiki lagi hingga sempurna tanpa
tambahan biaya dari Pemilik Proyek.

PASAL 7
DINDING BATU BATA / BATA MERAH
1. URAIAN PEKERJAAN.
Siapkan gambar shopdrawing yang telah di approved untuk digunakan sebagai acuan.

2. PROSEDUR UMUM.
Siapkan alat kerja dan bahan seperti batu bata/bata merah, meteran, sendok semen/roskam, palu
karet, waterpass, ember plastik, alat lot, benang, gergaji, dll.

3. BAHAN-BAHAN.
3.1. Untuk hasil terbaik dalam memasang bata, Anda dapat menggunakan Portland Cemen.
3.2. Cek / sortir batu bata /batu merah agar didapat ukuran yang sama sehingga bilamana dipasang
akan mendapat permukaan yang rata.

15
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1. Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasang bata ringan.
Pasanglah petunjuk/alat bantu yang cukup untuk kerataan pasangan bata/ dinding (marking).
Pasang Profil dengan memakai hollow besi.
4.2. Pasang starterbar lantai atas dan bawah sesuai approval, termasuk pasang besi kolom praktis
sesuai approval. Dengan ketentuan :
4.3. Tidak boleh pasang dinding sebelum starter bar atas dan bawah terpasang.
4.4. Kedalaman bor, kebersihan lubang agar di cek
4.5. Bersihkan area kerja dari kotoran – kotoran yang ada.
Bersihkan bata ringan dari kotoran dan debu sebelum dipasang agar perekat dapat bekerja
dengan baik.
4.6. Siapkan campuran adukan tinbed/ perekat bata ringan dan masukan kedalam bak adukan /
ember plastik
Lakukan pemasangan bata ringan secara manual sebagaimana umumnya dengan tebal speci
yang dianjurkan ±3mm dengan roskam gerigi, untuk bagian bawah joint lantai dan atas join
slab menggunakan MU-380/ 301-Tinbed ( Campuran MU 380 dengan air dan diaduk
menggunakan Hand mixer), seperti gambar terlampir.
Pemasangan starter bar pada kolom praktis disesuaikan dengan spesifikasi yang telah
disetujui.
4.7. Pengecoran kolom praktis dilakukan pada tiap pasangan bata ringan mencapai ketinggian
±1meter.
4.8. Untuk memastikan kelurusan dari pasangan dinding batu bata tersebut digunakan hollow
alumunium / jidar Uk. 50 / 100 sebagai alat control kerataan.
4.9. Setelah pekerjaan pasangan batu bata selesai dan dipastikan telah mengering dilanjutkan
dengan pekerjaan plesteran/ acian.

PASAL 8
RANGKA ATAP BAJA RINGAN
1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap berupa
rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk segitiga, trapesium dan
persegi panjang yang terdiri dari :
a. Rangka utama atas (top chord)
b. Rangka utama bawah (bottom chord)
c. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut menakik
sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
d. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak
sesuai dengan ukuran jarak genteng.
Pada Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan meliputi :
Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
a. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen (Fabrikasi).
b. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek.
c. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan.

16
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

d. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka kuda-kuda
(truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan angin dan bracing
(ikatan pengaku).
e. Pemasangan jurai dalam (valley gutter).
Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:
a. Pemasangan penutup atap.
b. Pemasangan kap finishing atap.
c. Talang selain jurai dalam.
d. Accesories atap.

2. BAHAN-BAHAN
Rangka atap baja ringan yang digunakan pada pelaksanaan terbuat dari bahan lapis zinc dan
aluminium yang anti karat, profil rangka berbentuk kanal C dan Top Span dengan ketebalan 0,75 – 1
mm atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
2.1. Material struktur rangka atap
Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties)
a. Baja Mutu Tinggi G 550
b. Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
c. Tegangan Maksimum 550 Mpa
d. Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
e. Modulus geser 80.000 Mpa

2.2. Lapisan anti karat :


Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis lapisan anti karat
(coating):
Galvanised (Z220)
a. Pelapisan Galvanised
b. Jenis Hot-dip zinc
c. Kelas Z22
d. katebalan pelapisan 220 gr/m2
e. komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran

2.3. Galvalume (AZ100)


Pelapisan Zinc-Aluminium
a. Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
b. Kelas AZ100
c. Ketebalan pelapisan 100 gr/m2
d. Komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.

2.4. Dimensi :
a. Ukuran Chanel 70 x 50 tebal = 0.75 mm
b. Ukuran Reng 30 x 40 tebal = 0.50 mm
c. Merek : Smartruss atau setara

17
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

2.5. Multigrip ( MG )
Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk menahan
gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:
a. Galvabond Z275
b. Yield Strength 250 MPa
c. Design Tensile Strength 150 MPa

2.6. Brace System (bracing)


a. BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah (bottom chord)
pada kuda-kuda baja ringan.
b. LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda baja
ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling) pada batang tekan
(web),standar teknis mengacu pada desain struktur kuda-kuda tersebut.
c. DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing diagonal antara web pada
kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan letak berdampingan.
d. STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan bottom chord
kuda-kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace berdasarkan perhitungan desain
struktur.

18
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

e. Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang membentuk sudut
tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan talang dalam (Valley Gutter)
untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai dalam minimal 0,45 mm dengan
detail profil seperti gambar dibawah.

2.7. Alat Sambung (Screw)

Baut menaik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar elemen
rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw sebagai berikut:

2.8. Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2


a. Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
b. Kepadatan Alur 16 alur/inci
c. Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
d. Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm

2.9. Kekuatan Mekanikal


a. Gaya geser satu baut 5,10 KN
b. Gaya aksial 8,60 KN
c. Gaya Torsi 6,90 KN
2.10. Pekerjaan atap meliputi:
a. Pemasangan penutup atap.
b. Pemasangan kap finishing atap/rabung.
c. Accesories atap.
19
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

2.11. Persyaratan Material Atap


a. Atap menggunakan jensi Galvalume Zincalume/Spandek 0,35 mm'
b. Warna Atap Spandek dipilih natural
c. Galvalum merujuk pada material baja dengan pelapisan yang mengandung unsur
alumunium dan zinc, terdiri dari: 55% unsur coatingnya adalah aluminium, 43,5% adalah
unsur seng/zink dan 1,5% unsur silikon.

3. PROSEDUR UMUM
a. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan pemasangan
rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat)
b. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang dilampirkan pada
dokumen tender.
c. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan
bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja.
Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat sambung pada setiap
titik buhul.
d. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan Pengawas,
Konsultan Perencana dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
e. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop permanen dengan
menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil perakitan (fabrikasi)
f. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan penyedia
jasa Rangka Atap Baja ringan,
g. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari badan akreditasi
nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya).

4. PELAKSANAAN.
2.1. Sebelum pelaksanaan dimulai pemborong harus menyerahkan gambar kerja dan hasil
perhitungan shoftware structure untuk rangka atap, serta menyerahkan contoh produk rangka
atap beserta data teknis bahan yang akan digunakan untuk mendapat persetujuan dari Ahli.
Pemasangan jarak kuda-kuda harus sesuai dengan hasil perhitungan struktur yang telah
dihitung oleh suplier dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas ( batas maksimal jarak kuda-
kuda ± 120 cm).

2.2. Pada saat pemasangan rangka harus diperhitungkan besaran sudut atap sesuai dengan
gambar perancangan. Rangka merupakan konstruksi utama, sebelum dipasang harus diperiksa

20
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

dan diteliti sebaik-baiknya. Penguat-penguat tertentu dapat ditambahkan untuk lebih


memperkuat konstruksi rangka, dan harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.

2.3. Persyaratan Pelaksanaan


a. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan sesuai
gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja ringan
sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.
b. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
c. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan mesin
rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang dilengkapi
dengan kontrol torsi.
d. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi rata
air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka atap.
e. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai
untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan ataupun tenaga ahli
berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.
f. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang akan
dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan dapat
memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan genteng tersebut
sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
g. Jaminan Struktural yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi
ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan,
meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.

2.4. Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan Pembebanan
Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang tercantum pada “Cold
formed code for structural steel”(Australian Standard/New Zealand Standard 4600:1996)
dengan desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead and live loads Combination (Australian
Standard 1170.1 Part 1) & “Wind load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan
sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-self drilling-for the building and construction
industries”(Australian Standard 3566).

2.5. Bila rangka atap yang terpasang kemudian dibongkar karena adanya ketidak sesuaian dari hasil
gambar kerja yang telah diajukan, maka akan dibongkar dan semua biaya ditanggung oleh
Pemborong.

2.6. Jaminan
Setelah pelaksanaan rangka atap baja ringan selesai, maka diwajibkan kepada pemborong
untuk menyerahkan sertifikat garansi pemasangan dan jaminan produk resmi selama max. 10
tahun.

21
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

Sample Rangka Atap Baja Ringan dengan Sertifikat Struktur

22
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

PASAL - 10
TANGKI SEPTIK DAN RESAPAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan akan meliputi pengadaan bahan, alat-alat, peralatan, tenaga kerja dan pemasangan
tangki septik dan resapan sesuai dengan garis, susunan, lokasi dan dimensi yang ditunjukkan
dalam Gambar Kerja dan sesuai dengan ketentuan Persyaratan teknis ini.

2. PROSEDUR UMUM
2.1. Contoh Bahan dan Data Teknis.
Kontraktor harus menyerahkan contoh dan data teknis bahan kepada Pengawas untuk
disetujui terlebih dahulu, sebelum pengadaan bahan dan pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Gambar Detail Pelaksanaan.


Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan yang mencakup
dimensi, tata letak, jenis bahan dan detail-detail pelaksanaan, untuk diperiksa dan disetujui
Pengawas

2.3. Ketidaksesuaian.
2.3.1. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, jumlah maupun pemasangan dan
lain-lain.
2.3.2. Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata menyimpang atau tidak sesuai
dengan yang telah disetujui, Kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai
dan disetujui Pengawas
2.3.3. Biaya yang ditimbulkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya.

3. BAHAN-BAHAN
3.1. Tangki Septik.
Tangki septik dapat dibuat dari pasangan batu bata atau beton bertulang (sesuai petunjuk
dalam Gambar Kerja), dalam kapasitas, ukuran dan bentuk sesuai Gambar Kerja.

3.2. Pipa.
Pipa-pipa saluran dan rembesan yang dipasang harus pipa PVC kelas 5 kg/cm2 standar JIS K
6741 seperti merek Pralon atau Rucika. Diameter pipa PVC yang digunakan sesuai ketentuan
Gambar Kerja dan dimensi lainnya seperti panjang, tebal dan lain-lain harus sesuai dengan
standar JIS di atas.

3.3. Batu Bata.


Bata beton harus memenuhi persyaratan Persyaratan teknis Pasangan Bata.

3.4. Beton Bertulang.


Bahan beton harus memenuhi persyaratan pekerjaan beton bertulang.

3.5. Adukan.
23
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

3.5.1. Bahan adukan untuk pasangan batu bata yang terdiri dari semen, pasir dan air,
harus memenuhi ketentuan Persyaratan teknis Adukan dan Plesteran

3.5.2. Semua adukan yang dipakai mempunyai komposisi 1 semen dan 2 pasir atau sesuai
ketentuan dalam Gambar Kerja.

3.6. Resapan.
Tangki septik harus dilengkapi dengan sumur resapan dalam ukuran sesuai petunjuk Gambar
Kerja. Bahan-bahan untuk sumur resapan sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau sesuai
petunjuk Pengawas

4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1. Umum.
4.1.1. Seluruh tangki septik dan resapan harus dipasang sesuai petunjuk Gambar Kerja,
Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui serta Persyaratan teknis ini.
4.1.2. Pekerjaan galian, urugan kembali dan pemadatan harus memenuhi ketentuan
Persyaratan teknis Galian, Urugan kembali dan Pemadatan.
4.1.3. Pengerjaan beton bertulang harus dilaksanakan sesuai ketentuan
Persyaratan teknis Beton Cor di tempat
4.1.4. Pengerjaan pasangan batu bata harus dilaksanakan sesuai ketentuan Persyaratan teknis
Pasangan Bata. Pemipaan.
4.1.5. Semua pekerjaan pemipaan harus dikerjakan sesuai ketentuan Persyaratan teknis
Plumbing.

4.2. Konstruksi dan Pemasangan.


4.2.1. Tangki septik harus mempunyai ruang udara tidak kurang dari 0,20 meter dari langit-
langit tangki dan di bawah tutup tangki.
4.2.2. Tangki harus terbuat dari pasangan batu bata atau pasangan beton bertulang yang
kedap air. Dinding bagian dalam tangki diberi pelesteran dengan adukan 1 : 2.
Dinding bagian luar tangki yang berhubungan langsung dengan tanah tidak perlu
dipelester. Bahan pelesteran harus memenuhi ketentuan Persyaratan teknis Adukan
dan Plesteran.
4.2.3. Resapan harus dibuat dan dipasang sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja serta
petunjuk Pengawas.

24
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

PASAL - 1
PEKERJAAN LANTAI
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan bahan ubin dan bahan untuk pemasangan alat alat bantu,
persiapan / pembersihan lantai yang akan dipasang pada tempat-tempat sesuai petunjuk Gambar
Kerja serta Persyaratan teknis ini serta sesuai petunjuk MK.

2. PROSEDUR UMUM
2.1. Contoh Bahan dan Data Teknis.
Contoh bahan dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Pengawas untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek. Contoh bahan ubin
harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) buah dengan 4 (empat) gradasi warna untuk setiap bahan.
Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2.2. Pengiriman dan Penyimpanan.
Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang belum dibuka
dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan jelas.
Kontraktor wajib mennyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan bahan terpasang
untuk diserahkan kepada Pemilik Proyek.
2.3. Peil lantai yang diinginkan harus diteliti betul dan bila terdapat hal hal yang
menimbulkan persoalan harus segera dilaporkan kepada MK/Arsitek untuk dicarikan
pemecahannya.
2.4. Permukaan yang akan dipasang bahan lantai harus bersih dari berbagai macam kotoran
2.5. Permukaan lantai yang akan dipasang bahan lantai harus betul betul rata dan datar yang harus
diperiksa dengan water pass
2.6. Bahan lantai yang cacat tidak boleh dipasang.
2.7. Sebelum pekerjaan finishing lantai dilakukan maka :
▪ Kontraktor wajib mengadakan penelitian terhadap kemiringan lantai agar sesuai
gambar rencana / petunjuk MK
▪ Lapisan water profing harus sudah selesai dipasang untuk daerah – daerah toilet
elevator pit, tangki air dan tempat tempat/ruangan yang lebih rendah dari permukaan
tanah dan plat atap beton
▪ Pekerjaan finishing lantai tidak boleh dimulai sebelum seluruh pekerjaan plafon dan
dinding dinding selesai dikerjakan , kecuali pemasangan panel akustik
▪ Pekerjaan dan bahan bahan untuk hal ini terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
MK / Arsitek
▪ Sebelum pekerjaan dimulai , pemborong diwajibkan untuk mengajukan gambar kerja
pelaksanaan.

25
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

3. BAHAN-BAHAN
3.1. Ubin Keramik.
3.1.1. Ubin keramik harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal seperti
GRANITO atau yang setara berukuran 600 mm x 600 mm. Granit yang tidak rata
permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-sudutnya tidak siku, retak atau
cacat-cacat lainnya, tidak boleh dipasang.
3.1.2. Ubin keramik ROMAN atau yang setara dengan permukaan anti slip, berukuran 250
mm x 250 mm untuk lantai KM/WC atau yang ditunjukan dalam gambar, tipe dan warna
dapat ditentukan kemudian
3.1.3. Ubin keramik Dinding ROMAN atau yang setara berukuran 250 mm x 400 mm untuk
dinding KM/WC atau yang ditunjukan dalam gambar, tipe dan warna dapat ditentukan
kemudian.

3.2. Beton Acian / Screed


Beton untuk lantai yang tidak difinish dengan suatu bahan pelapis apapun, penyelesaiannya
menggunakan adukan 1pc : 3ps, dengan ketebalan minimum 5 cm.

3.3. Adukan
Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir dengan perbandingan 1 : 4 yang dipergunakan
sebagai media (“plur”) untuk meratakan level lantai agar sesuai dengan level rencana.
Sedangkan untuk pemasangan ubin keramik atau Granit pada bidang vertikal agar
menggunakan perekat yang berkwalitas untuk menghindari kekotoran dan kerusakan warna
atau texture .
Bahan-bahan adukan dan bahan tambahan harus memenuhi ketentuan Persyaratan teknis
Adukan dan Plesteran.

3.4. Bahan Pengisi Celah ( Grouting )


Mengandung pasir silica untuk celah naad ubin lebih dari 3mm . Tidak mengandung pasir silica
untuk naad ubin sampai dengan 3mm. Mengandung bahan anti jamur, tahan terhadap sinar
Ultra Violet (UV) serta bersifat lentur dan berdaya lekat tinggi.
• Grouting untuk ubin Keramik : setara produk AM 50 Coloured Ceramic Grout atau atau
setara
• Grouting untuk Granit digunakan bahan yang bersifat lentur dan berdaya rekat tinggi

3.5. Plint
Plint lantai terbuat dari bahan yang disesuaikan dengan bahan lantai.
(Lihat Spesifikasi Pemakaian Bahan).

4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1. Persiapan
4.1.1. Pekerjaan pasangan keramik baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya benar-
benar selesai.
4.1.2. Pemasangan keramik harus menunggu sampai semua alat penggantung, pengunci
pintu/ jendela dan semua pekerjaan pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya

26
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

yang terletak di belakang atau di bawah pasangan granit ini telah diselesaikan terlebih
dahulu.
4.1.3. Pemasangan keramik lainnya wajib memperhatikan nilai estetikanya.
4.1.4. Keramik yang akan dipasang harus berasal dari serial produksi yang sama sehingga
diacapai warna dan ukuran yang tidak berbeda.
4.1.5. Keramik atau lainnya yang akan dipasang harus dipilih/disortir di lapangan misalnya
terhadap warna dan ukuran yang tidak sama, tidak siku, gerumpil atau cacat-cacat lain.
Toleransi perbedaan ukuran yang paling besar dan paling kecil maksimum 2 mm.
4.2. Pembersihan dan Perlindungan
Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin ( keramik dan lain ) harus benar-benar bersih,
tidak ada yang cacat.

PASAL - 2
PEKERJAAN DINDING

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan bahan dinding dan bahan untuk pemasangan alat alat
bantu, persiapan / pembersihan lantai yang akan dipasang pada tempat-tempat sesuai petunjuk
Gambar Kerja serta Persyaratan teknis ini serta sesuai petunjuk MK.

2. PROSEDUR UMUM
2.1. Contoh Bahan dan Data Teknis.
Contoh bahan dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Pengawas untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek. Contoh bahan
harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) buah dengan 4 (empat) gradasi warna untuk setiap bahan.
Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2.2. Pengiriman dan Penyimpanan.
Pengiriman bahan ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang belum
dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan jelas. Kontraktor wajib
mennyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan bahan terpasang untuk diserahkan
kepada Pemilik Proyek.
2.3. Dinding yang akan difinis harus diteliti betul dan bila terdapat hal hal yang menimbulkan
persoalan harus segera dilaporkan kepada MK/Arsitek untuk dicarikan pemecahannya.
2.4. Permukaan yang akan dipasang bahan harus bersih dari berbagai macam kotoran
2.5. Permukaan dinding yang akan dipasang bahan lantai harus betul betul rata dan datar yang
harus diperiksa dengan water pass
2.6. Bahan dinding yang cacat tidak boleh dipasang
2.7. Sebelum pekerjaan finishing lantai dilakukan maka :
▪ Pekerjaan dan bahan bahan untuk hal ini terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
CM / Arsitek.

27
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

▪ Sebelum pekerjaan dimulai , pemborong diwajibkan untuk mengajukan gambar kerja


pelaksanaan.

3. BAHAN-BAHAN
3.1. Bahan Dinding Keramik
a. Jenis : Keramik
b. Ukuran : 250 x 400 atau sesuai desain
c. Pengisi nut : keramik sealer sesuai warna granit atau keramik sesuai
desain ( waterproof) : - AM Grout 50
d. Produksi : lokal merk. Roman atau setara
e. Perekat : min. 2 cm
f. Pola : lihat gambar rencana

Pemilihan Material dilakukan secara bertahap .


Sebelum masuk kedalam lokasi dan sebelum dilakukan pekerjaan pemasangan dilapangan.
Pemasangan :
▪ Bidang dinding /kolom yang akan dipasang granit harus diberi penguat dari besi
beton dan kawat kuningan untuk pengait angker.
▪ Setiap lembar marmer diberi penguat angkur sebanyak dua buah dan diikatkan
dengan menggunakan kawat-kawat kuningan.
▪ Disamping tegak , sisi harus rata ( tidak menonjol) dan saling tegak lurus Pola
pemasangan harus sesuai dengan gambar rencana
▪ Naad/ siar-siar yang terjadi harus sekecil mungkin dan kemudian diisi dengan marmer
sealer yang berwarna sama dengan warna dasar granit
▪ Pertemuan sudut adu manis sesuai dengan gambar rencana.

3.2. Dinding Batu bata


3.2.1. Lingkup Pekerjaan :
▪ Dinding pembatas Unit, Pembatas ruangan , km/wc, dan lain-lain.

3.2.2. Bahan
a. Batu – Bata
Harus matang pembakarannya . Bila direndam didalam air akan tetap utuh, tidak
pecah atau hancur. Ukuran bata dapat disesuaikan berdasarkan tebal dinding akhir
yang disyaratkan dalam gambar ( 15 cm ) Kontraktor wajib memberikan contoh
pada CM . untuk dimintakan persetujuannya . Apabila bahan bahan yang datang,
oleh CM. dianggap tidak memenuhi , maka CM berhak menolak bahan –bahan
tersebut dan kontraktor wajib mengeluarkan dari kompleks pembangunan. Ukuran
bata : 21,5 x 11 x 6 cm .

b. Semen / Portland cement ( PC)


a. Semen yang datang diproyek harus disimpan didalam gudang yang lantainya
kering dan minimal 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah disekitarnya.
b. Bilamana pada setiap pembukaan kantong , ternyata semennya sudah lembab
dan menunjukan gejala membatu , maka semen tersebut tidak boleh
dipergunakan dan segera dikeluarkan dari komples proyek
28
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

c. Suplier/ pedagang yang mengirim semen ke pekerjaan hendaknya dapat


menunjukkan sertifikat dari pabriknya.
c. Pasir Pasang
a. Pasir yang akan dipakai harus bersih pasir asli/alami dan bebas dari segala
macam kotoran dan bahan kimia dengan NI-3
b. Bila mana pasir yang dipakai tidak memenuhi Syarat diatas kontraktor wajib
untuk mencuci pasir tersebut untuk mendapatkan persetujuan MK.
c. Khusus untuk plester , harus dipakai pasir yang lebih halus tingkat gradasinya.
3.2.3. Adukan
a. Jenis adukan
Jenis adukan yang akan dipakai didalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
▪ Untuk beton : sesuai dengan
ketentuan yang
akan diuraikan di
dalam persyaratan
Konstruksi
▪ Untuk pasangan batu gunung : 1 PC : 4 Psr
▪ Untuk Pasangan kedap air ( trasram ) : 1 PC : 2 Psr
▪ Untuk pasangan dinding biasa (diatas trasram) : 1 PC : 4 Psr
b. Pelaksanaan pembuatan adukan
Adukan harus dibuat dalam beton Molen yang memenuhi syarat dan dlaksanakan
dengan baik
Semen dan pasir harus dicampur didalam keadaan kering, yang kemudian diberi
sesuai persyaratan sampai didapat campuran yang plastis.
Adukan yang sudah mengering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru.

3.2.4. Jenis Pasangan


Terdiri 2 jenis , yaitu :
a. Pasangan Kedap air (Trassraam)
Pasangan ini memakai adukan 1 PC : 2 Psr. Untuk dinding dinding biasa diatas
tanah , pasangan kedap air dimulai dari sloof sampai 30 cm diatas lantai. Untuk
dinding toplet ( kamar mandi dan WC ) dan lain lain sesuai dengan gambar,
pasangan kedap air dibuat minimum 1,50 m diatas lantai. Seluruh dinding
bangunan yang tidak terlindung overstek dibuat dengan pasangan 1PC : 3 Psr.
b. Pasangan biasa
Pasangan ini memakai adukan 1PC : 5 Psr dan dipasang langsung di atas
pasangan kedap air
3.2.5. Pelaksanaan Pembuatan Dinding Bata
a. Kontraktor harus mengerjakan pengukuran bangunan (uitzet ) serta letak-letak
dinding bata yang akan dilaksanakan secara teliti dan sesuai dengan gambar.
b. Didalam satu hari, pasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari satu meter dan
pengakhirannyaharus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi, untuk
menghindari retak dinding dikemudian hari.
Pekerjaan pasangan bata dilaksanakan waterpas ( horizontal ) dengan
menggunakan benang dan tiap-tiap kali lantai, diteliti keratannya.
Pemasangan benang terhadap pasangan dibawahnya tidak boleh lebih dari 30 cm.

29
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

c. Pada semua pasangan bata setengah batu satu sama lain harus terdapat
pengikatan yang sempurna.
Tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan separuh panjang, kecuali
sesuai dengan peraturannya ( di sudut ).
Lapisan yang satu dengan lapisan yang diatasnya harus dipasang secara zig-zag (
berselang-selang dengan perbedaan separuh panjang ).
Pada pasangan satu bata dan pasangan yang lebih tebal ( kalau ada ), maka
pelaksanaan harus sesuai petunjuk/peraturan yang diisyaratkan ( NI-3)
d. Untuk dinding setengah batu bata pada tiap-tiap pertemuan tegak lurus harus
diperkuat dengan kolom beton praktis.
Demikian juga setiap luasan dinding 12 m2 harus diberi penguat kolom praktis dan
balok lantai.
Semua pertemuan tegak lurus harus benar-benar bersudut 90derajat siku.
e. Sebelum dimulai pemasangan batu bata harus direndam lebih dahulu didalam air
dan permukaan yang akan dipasngpun harus basah.
Tebal siar batu bata tidak boleh kurang dari 1 cm ( 10 mm ) dan siarnya harus
benar-benar terisi adukan.
f. Sebagai persiapan plesteran, siar harus dikerok sedalam 1 cm supaya cukup
mengikat plesteran yang akan dipasang.
g. Semua lobang-lobang yang terdapat pada dinding harus ditutup dengan baik
sebelum plesteran dipasang.
h. Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat batu – bata yang cacat atau tidak
sempurna, Kontraktor wajib untuk menggantinya.
i. Pekerjaan pemasangan pipa dan atau alat-alat yang ditanam didalam dinding,
maka harus dibuat pahatan dengan kedalaman yang cukup pada pasangan dinding
sebelum diplester. Pahatan tersebut setelah dipasangnya pipa / alat – alat, harus
ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksankan secara sempurna, yang
dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh dinding.
j. Untuk lebar pahatan lebih dari 7 cm sebelum diplester harus dipasang kawat ayam
yang dipakukan pada dinding bata, untuk menghindari keretakan dikemudian hari.
k. Sesudah pasangan bata selesai dikerjakan, dan sudah kering baru pekerjaan
plesteran dimulai.
l. Plesteran menggunakan adukan yang sama dengan adukan untuk pasangan
m. Untuk pengakhiran sudut plesteran/ dinding, hendaknya dibuat dengan sudut
tumpul.
n. Untuk kolom dengan pipa-pipa air hujan, digunakan non shrink concrete.

3.3. Bahan Jendela Kaca


Jenis : Kaca
Ukuran : 5 mm atau 8 mm sesuai desain
Kusen : Aluminium Powder Coating 4"
Produksi : Aluminium Indalex atau setara, Kaca Bening
Pemilihan Material dilakukan secara bertahap .
Sebelum masuk kedalam lokasi dan sebelum dilakukan pekerjaan pemasangan dilapangan.

30
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

PASAL - 3
PEKERJAAN PLASTERAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi penyediaan bahan plesteran, penyiapan dinding / bidang yang akan diplester, serta
pelaksanaan pekerjaan pemlesteran itu sendiri pada dinding-dinding yang akan diselesaikan 31ertic
cat, sesuai 31ertic yang tertera dalam gambar denah dan notasi penyelesaian dinding. Seluruh
dinding pasangan bata baik yang terlihat atau tidak ( pasangan bata diatas plafond dan dinding shaft
harus diplester ).

2. BAHAN
2.1. Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi presyaratan sesuai NI-8.

2.2. Pasir yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus halus 31ertic warna asli/alami, sesuai NI-3
dan telah mendapat persetujuan dari MK.

2.3. Air untuk mengaduk kedua bahan tersebut di atas sesuai NI-3 pasal 10.

3. JENIS PEKERJAAN
Jenis-jenis plesteran yang digunakn adalah sebagai berikut :
3.1. Plesteran kedap air ( 1 PC : 2 Psr ) digunakan untuk menutup dinding – dinding kedap air.
3.2. Plesteran dinding – dinding sisi luar bangunan yang tidak terlindungi dipakai plesteran 1 PC : 5
Psr.
3.3. Plesteran biasa ( 1 PC : 3 Psr ) digunakan untuk menutup seluruh permukaan dinding selaian
dinding kedap air.
3.4. Plesteran beton ( 1 PC : 3 Psr ) digunakan untuk menutup dinding – dinding beton.
3.5. Plesteran sudut ( 1 PC : 3 Psr ) digunakan untuk membuat pengakhiran sudut dari bidang-
bidang plesteran.

4. PERSIAPAN DINDING YANG AKAN DIPLESTER


4.1. Semua siar di permukaan dinding bata dikerok sedalam ± 1 cm agar bahan plester dapat lebih
merekat.
4.2. Permukaan bidang yang akan diplester harus dibersihkan dan disiram air sebelum bahan
plester dimulai ( permukaan dinding harus basah pada waktu diplester ).
4.3. Semua bidang plesteran harus dijaga kelembabannya selama seminggu sejak penempelan
plesterannya.
4.4. Untuk pekerjaan plesteran pada dinding beton, bidang beton itu harus dikasarkan terlebih
dahulu sebelum pekerjaan plesteran di mulai.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN PLESTERAN


Antara lain harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
5.1. Adukan Plesteran
- Semua bahan plesteran harus diaduk mesin atau tangan sesuai persyaratan MK.
- Apabila dipandang perlu dan sesuai seperti rencana, Kontraktor diperkenankan
menggunakan bahan-bahan kimia sebagai campuran.
Hanya semen yang baik yang boleh dipergunakan.

31
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

5.2. Contoh – contoh


Kontraktor harus membuat contoh –contoh bidang plesteran dari setiap macam pekerjaan
plesteran sesuai seperti yang diminta, sehingga jenis / macam pekerjaan dapat diterima oleh
MK.
Dan untuk seterusnya semua pekerjaan plesteran harus sama 32ertic contoh yang dibuat.
Untuk dapat mencapai tebal plesteran yang rata, sebaiknya diadakan pemeriksaan secara
silang oleh pelaksanaan menggunakan garisan panjangyang digerakkan secara horisontal dan
vertikal ( silang ) dan alat seperti lainnya.
Tebal plesteran harus diukur supaya mendapatkan ketebalan yang sama pada kedua muka
dinding dan hasil akhir dari dinding tembok setelah diplester adalah 15 cm, kecuali ditentukan
lain. Setelah itu baru diadakan pengacian.

5.3. Sudut –sudut Plesteran


Semua sudut-sudut horisontal dan vertikal, luar dan dalam harus dilaksnakan secara
sempurna, tegak dan siku.

5.4. Perbaikan Bidang Plesteran


Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak ( tidak rata ) harus diperbaiki secara
sempurna.
Bagian-bagian yang akan diperbaiki hendaknya dibobok secara teratur ( dibuat
bobokan yang berbentuk segi empat ) dan plesteran baru harus rata 32ertic sekitarnya.

6. NUT PLESTERAN
6.1. Nut-Nut harus dibuat sesuai gambar rencana.
6.2. Besarnya nut akan ditentuka kemudian.
6.3. Pembuatan nut harus lurus dan rata baik horisontal maupun vertical, dan kedalamannya harus
sama.
6.4. Pembuatan naad harus menggunakan list kayu ( sesuai ukuran nut ) dan tali untuk mengukur
kelurusan horisontal / vertical agar rapi.

32
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

PASAL - 4
PEKERJAAN LOGAM ARSITEKTUR
1. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi semua pekerjaan logam tidak berbesi (non ferros metal) dan baja tak berkarat (stainless steel
dan kuningan) dengan segala kelengkapan pemasangannya, seperti yang tertera pada gambar,
ataupun yang tidak dipersyaratkan secara khusus dalam persyaratan ini.
Termasuk di sisni adalah :
▪ Kusen, dan jendela alumunium ;
▪ Alat perlengkapan pintu dan jendela ;
▪ Rangka partisi ;

2. PROSEDUR UMUM
2.1. Pengendalian pekerjaan
Sesuai dengan:
NI-3-1970
SII-0193-1978

2.2. Standar Pekerjaan


Pekerjaan fabrikasi metal harus dikerjakan oleh kontraktor yang mempunyai spesialisasi dalam
pekerjaan metal tsb dan paling sedikit mempunyai pengalaman 5 tahun dengan menunjukkan
pekerjaan yang memuaskan.
Semua bahan yang digunakan harus memenuhi standar mutu bahan yang ditetapkan dalam
British dan Amerika Standard, dan mendapat persetujuan dari Pengawas.

2.3. Penyimpanan
Material harus disimpan baik, sehingga meminimalkan kemunkinan yang terjadinya
korosit/karat ;
Material harus diperlakukan sedemikian sehingga tidak menimbulkan cacat atau gelembung
yang merusak penampilan yang diinginkan ;
Jika terdapat ketidak sempurnaan bahan, harus dilaporkan pada Pengawas, dan prosudur
perbaikannya harus dikonsultasikan pada Pengawas, untuk mendapat persetujuan.

3. BAHAN-BAHAN
Bahan-bahan yang akan dipasang harus sesuai dengan gambar perancangan atau bila belum
ditentukan harus lebih dahulu dibuat gambar shop drawing mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas dalam bentuk dan warnanya, untuk selanjutnya dipakai sebagai standard dalam pekerjaan.

4. PELAKSANAAN
4.1. Semua bentukan yang dilas yang akan tampak, harus diratakan dan difinish sehingga sama
dengan permukaan sekitarnya ;
4.2. Semua pengikat yang lain seperti “clip” keling dan lain-lain yang tampak harus sama finishing
dan warnanya dengan bahan yang diikatnya. Di samping itu, pengikat yang bertemu dengan
pekerjaan plesteran, harus ditekuk membentuk “plester key” ;
4.3. Lubang-lubang untuk sekrup dan baut harus dibor ;
4.4. Hubungan-hubungan yang langsung berhubungan dengan udara luar harus dibentuk
sedemikian sehingga tidak menampung air ;

33
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

4.5. Angker ke dalam tembok/kolom praktis dan ring balok untuk alat dari aluminium harus dari baja
tak berkarat (stainless steel), khusus untuk pemasangan semua jenis kusen ;
4.6. Penyambungan paku keling untuk bahan-bahan aluminium harus dari bahan aluminium.

PASAL - 5
PEKERJAAN DAUN PINTU
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan bahan pintu dan bahan untuk pemasangan alat alat bantu,
persiapan yang akan dipasang pada tempat-tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Persyaratan
teknis ini serta sesuai petunjuk MK.
Pekerjaan ini mencakup (lihat Keyplan P&J)pintu panel pada :
▪ Frame Pintu Aluminium /Panel kaca
▪ Pintun Allumunium untuk Km/Wc

2. PROSEDUR UMUM
2.1. Contoh Bahan dan Data Teknis.
Contoh bahan dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Pengawas untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek. Contoh bahan
pintu harus diserahkan dengan 4 (empat) gradasi warna untuk setiap bahan. Biaya pengadaan
contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2.2. Pengiriman dan Penyimpanan.


Pengiriman bahan pintu ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang belum
dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan jelas.
Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan bahan terpasang
untuk diserahkan kepada Pemilik Proyek.

2.3. Shop drawing harus dibuat oleh kontraktor untuk disetujui oleh Arsitek / Managemen
Konstruksi (MK).

3. BAHAN-BAHAN

3.1. Daun Pintu Kaca


3.2.1. Jenis kaca : Bening merk ASAHI tebal 8 mm atau 6 mm sesuai gambar.
3.2.2. Rangka : Aluminium Powder Coating ex Alexindo Besar 4"

34
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

PASAL - 6
PEKERJAAN KUSEN JENDELA

1. URAIAN PEKERJAAN.
Semua pekerjaan kusen jendela dari alumunium dengan perlengkapannya yang diperlukan sesuai
penjelasan dalam gambar-gambar.

2. PROSEDUR UMUM.
Semua pekerjaan kusen dan pintu alumunium harus dikerjakan menurut instruksi pabrik/produsen dan
standar-standar antara lain:
▪ The Aluminium Association (AA) ;
▪ Architectural Aluminium Manufactures Association (AAMA) ;
American Society for Testing Materials (ASTM).

3. BAHAN-BAHAN.
▪ Kusen Aluminium ;
▪ Kusen aluminium yang digunakan adalah produksi setara “ALEXINDO”.
▪ Sealant harus dari mutu yang baik ;
▪ Kaca sesuai dengan poin 3.10. Pada persyaratan teknis ini.
▪ Karet sealer harus sesuai ukuran dan bentuknya dengan jendela dan kaca yang dimaksud
dan harus dari mutu yang terbaik.

4. PELAKSANAAN.
4.1. Gambar Rancangan Pembuatan
Pemborong diminta untuk mempersiapkan gambar kerja dengan ukuran- ukuran yang
disesuaikan di lapangan.
Pemborong diminta untuk merencanakan sistem pemasangan dengan memperhitungkan
keamanan terhadap defleksi yang bisa terjadi akibat bentangan, tekanan angin dan sebagainya,
sesuai dengan rekomendasi pabrik dan peraturan-peraturan muatan yang berlaku.

4.2. Pengerjaan
▪ Semua pengerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang terbaik dengan standar
pengerjaan disetujui Konsultan Pengawas ;
▪ Pemakaian alat-alat terbaik ;
▪ Pemasangan sambungan harus tepat tanpa cela sedikitpun ;
▪ Semua detail pertemuan harus runcing, halus dan rata, bersih dari goresan-goresan,
serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan alumunium.

4.3. Pemasangan
Pemasangan harus sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan teknis ini. Setiap
sambungan dengan dinding atau benda yang berlainan sifatnya harus diberi sealant.
Tanda-tanda dan cacat akibat proses anodizing, yaitu “rack” atau “gipper” yang timbul di
permukaan aluminium harus dihilangkan.

4.4. Perlindungan
Semua aluminium harus dilindungi dengan “lacquer film” atau bahan yang lain yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas ketika dibawa ke lapangan.
35
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

Perlindungan tersebut harus dibuka dimana diperlukan ketika aluminium akan dikerjakan.
Tepi-tepi kusen harus dilindungi dengan plastic tape atau zinc chromate primer (pernis
transparan) ketika pekerjaan plester dilaksanakan. Bagian-bagian lain dapat tetap dilindungi
dengan “lacquer film” sampai pekerjaan selesai.

4.5. Weather Seal


Pemasangan kusen harus dilengkapi dengan weather seal (backing strip) di dalam dan di luar
sebagai lapisan pengisi, sebelum sealant dipasang.

4.6. Pengujian
Jendela tipikal
Semua jendela tipikal dikerjakan lebih dahulu termasuk pemasangan kaca dan sealant.
Contoh (sample) produksi aluminium tersebut harus ditest pada sebuah labotorium yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan test itu meliputi:
▪ Ketebalan lapisan ;
▪ Staining ;
▪ Berat ;
▪ Test korosi.

Konsultan Pengawas akan menguji kekuatan, kualitas pekerjaan dan kedap air dari kusen
tersebut, pekerjaan aluminium yang lain boleh dilanjutkan setelah pekerjaan disetujui oleh
Konsultan Pengawas.

4.7. Masa Pemeliharaan


Bila sampai akhir masa pemeliharaan, Konsultan Pengawas berpendapat bahwa curah hujan
masih kurang untuk menguji kedapan air, maka Konsultan Pengawas berhak menguji jendela
dengan penyemprotan air secara kontinyu.
Bila terjadi keretakan, kebocoran dan sebagainya akibat hujan maupun penyemprotan, harus
diperbaiki kembali sehingga sempurna, tanpa biaya tambahan.

PASAL - 7
PEKERJAAN DAUN JENDELA

1. URAIAN PEKERJAAN.
Semua pekerjaan daun jendela aluminium dengan perlengkapan yang diperlukan sesuai penjelasan
dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

2. BAHAN-BAHAN.
Rangka aluminium untuk jendela yang ditunjukkan dalam gambar adalah merupakan ide dasar Ahli,
yang selanjutnya harus dilengkapi gambar kerja oleh Pemborong sesuai dengan jenis profil aluminium
yang akan digunakan. Aluminium yang akan digunakan adalah produksi setara “ALEXINDO”.
Kaca, sesuai 3.10. Pada persyaratan teknis ini.

3. PELAKSANAAN.
Lakukan pengukuran seteliti mungkin ditempat pemasangan, laporan kelainan-kelainan yang terjadi
pada Konsultan Pengawas agar mendapat petunjuk lanjutan dan persetujuan sebelum pemasangan.

36
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

PASAL - 8
ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

1. URAIAN PEKERJAAN.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua alat penggantung dan pengunci
pada semua daun pintu dan jendela sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

2. PROSEDUR UMUM
2.1. Contoh Bahan dan Data Teknis.
Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat penggantung dan pengunci yang akan
dipakai harus diserahkan kepada Pengawas untuk disetujui, sebelum dibawa ke lokasi proyek.

2.2. Pengiriman dan Penyimpanan.


Alat penggantung dan pengunci harus dikirim ke lokasi proyek dalam kemasan asli dari pabrik
pembuatnya, tiap alat harus dibungkus rapi dan masing-masing dikemas dalam kotak yang
masih utuh lengkap dengan tipe/jenis produk, nama pabrik dan mereknya. Semua alat harus
disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung dari kerusakan.

2.3. Ketidaksesuaian.
Pengawas berhak menolak bahan maupun pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan dan
Kontraktor harus menggantinya dengan yang sesuai. Segala hal yang diakibatkan karena hal di
atas menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3. BAHAN-BAHAN.
3.1. Umum.
Semua bahan/alat yang tertulis di bawah ini harus seluruhnya baru, kualitas baik, buatan
pabrik yang dikenal dan disetujui. Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang
memiliki nilai kelembaban lebih dari 70% .
Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung dann pengunci yang didatangkan harus
sesuai dengan tipe-tipe tersebut di bawah.

3.2. Alat Penggantung dan Pengunci.


Kunci pintu terdiri dari Lockcase dan Cylinder Logo eks Cisa, Kend, atau
yang setara ( daftar terlampir atau lihat BQ )

3.3. Warna/Lapisan.
Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna senada, kecuali bila ditentukan lain.

4. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
4.1. Umum.
Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai dengan persyaratan serta
sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapih pada tempatnya, untuk
menjamin kekuatan serta kesempurnaan fungsinya.

4.2. Pemasangan Pintu.


4.2.1. Kunci pintu dipasang pada ketinggian 100 cm dari lantai.

37
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

4.2.2. Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 28 cm dari tepi atas daun pintu dan engsel
bawah berjarak maksimal 33 cm dari tepi bawah daun pintu, sedang engsel tengah
dipasang di antara kedua engsel tersebut.

PASAL - 9
LANGIT - LANGIT

1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, tenaga, peralatan bantu dan pemasangan langit-langit
pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Persyaratan teknis ini.

2. PROSEDUR UMUM.
2.1. Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan terlebih dahulu kepada Pengawas untuk
disetujui sebelum dikirim ke lokasi proyek.

2.2. Gambar Detail Pelaksanaan.


Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan sebelum pekerjaan dimulai, untuk
disetujui oleh Manajemen Konstruksi Gambar Detail Pelaksanaan harus mencakup penjelasan
mengenai jenis /data bahan, dimensi bahan, ukuran-ukuran, jumlah bahan, cara
penyambungan, cara fabrikasi, cara pemasangan dan detail lain yang diperlukan.

2.3. Pengiriman dan Penyimpanan.


Bahan-bahan yang didatangkan harus menerapkan merek yang jelas, dan harus disimpan
ditempat yang bersih dan kering, serta dilindungi dari kerusakan.

2.4. Ketidaksesuaian.
2.4.1. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan kesalahan/
ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, jumlah maupun pemasangan dan lainnya.
2.4.2. Bila bahan-bahan yang didatangkan atau difabrikasi ternyata menyimpang atau tidak
sesuai dengan yang telah disetujui, maka akan ditolak dan Kontraktor wajib
menggantinya dengan yang sesuai.
2.4.3. Biaya yang ditimbulkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuh- nya dan tanpa tambahan waktu.

3. BAHAN-BAHAN.
3.1. Gypsum Board
▪ Ukuran : Lembaran atau sesuai gambar rencana
▪ Tebal : 9 mm
▪ Finish : Cat tembok ( Acrylic emulsion ), Mowilex atau setara
▪ Produksi : JayaBoard atau setara
▪ Nut : tanpa nut
▪ Rangka : Hollow 4 x 4 cm, termasuk penggantung.
▪ List : Cornish Gypsum (Lihat Spesifikasi Bahan)

38
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

3.2. Fiber Semen Water Resistant


▪ Ukuran : Lembaran atau sesuai gambar rencana
▪ Tebal : 6 mm
▪ Finish : cat tembok ( Acrylic emulsion ), Mowilex atau setara
▪ Rangka : Hollow 4 x 4 cm, termasuk penggantung.
▪ Produksi : Kalsiboard
▪ Nut : tanpa nut
▪ List : Cornish Gypsum (Lihat Spesifikasi Bahan)

4. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
4.1. Umum.
4.1.1. Sebelum bahan langit-langit dipasang, Kontraktor harus memeriksa kesesuaian tinggi
permukaan, pembagian bidang, ukuran dan konstruksi rangka langit-langit terhadap
ketentuan Gambar Kerja, serta lurus dan waterpas pada ketinggian yang sama.
4.1.2. Permukaan langit-langit terpasang harus rata, lurus, waterpas dan tidak bergelombang
pada seluruh permukaannya.
4.1.3. Bidang bukaan harus disediakan di langit-langit yang datar, berupa panel yang dapat
dibuka yang berukuran minimal 60 cm x 80 cm, dengan jenis penyelesaian yang sama
dengan panel di sekitarnya.
4.1.4. Semua pekerjaan lain seperti instalasi mekanikal/elektrikal yang berada diatas/dalam
langit-langit harus sudah selesai dan ditest. Pembongkaran langit-langit yang telah
terpasang akibat pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor dan tidak ada
penambahan waktu.

4.2. Pemasangan.
4.2.1. Lembaran Gypsum board dipasang pada rangka plafond dengan paku khusus yang
direkomendasikan oleh pabrik yang membuatnya, dan agak dipendam kemudian lubang
itu ditutup dengan plamur hingga tidak terlihat, rata dan rapih
4.2.2. Setiap sambungan antara lembaran Gypsum board harus diperkuat dengan perforated
draker paper tape, yang kemudian di lapisi Jointing Compound berupa Multibond
Cement M400, dan ditutup juga dengan plamur hingga rata dan rapih..
4.2.3. Pemotongan atau pembuatan lubang/bukaan pada lembaran Gypsum harus
menggunakan peralatan yang sesuai dengan maksud dan keperluannya, dan hasilnya
harus rata, halus dan rapih serta berukuran tepat.
4.2.4. Multipleks dipasang diatas kasau sesuai kemiringan rangka atap tanpa nut/sambungan.
Sambungan antar multipleks sedemikian rupa harus tidak terlihat dari bawah.
4.2.5. Pemasangan list langit-langit diperlakukan sesuai dengan jenis bahannya seperti
tersebut diatas. Kecuali untuk penyambungan list kayu, harus dengan adu manis,
kemudian cukup didempul sampai tertutup, setelah kering diamplas sampai halus dan
rata. Kemudian list tersebut dicat sesuai dengan yang telah disetujui oleh Pengawas.
4.2.6. Letak manhole untuk plafond yang datar harus dibuat pada tempat tersembunyi.

39
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

PASAL - 10
PENGECATAN

1. LINGKUP PEKERJAAN.
Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan, tenaga kerja dan
bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan selengkapnya, sesuai dengan Gambar
Kerja dan Persyaratan teknis ini.
Pengecatan dilakukan untuk permukaan dinding dan kayu halus kecuali bila ditentukan lain. Jenis cat
yang digunakan disesuailkan untuk aplikasi interior (terlindung) dan aplikasi eksterior (tidak terlindung)
dengan standar pengecatan sesuai dengan rekomendasi dari pabrik yang mengeluarkan untuk hasil
yang terbaik.

2. PROSEDUR UMUM.
2.1. Data Teknis dan Kartu Warna.
Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat yang akan
digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Semua
warna ditentukan oleh Konsultan MK dan akan diterbitkan secara terpisah dalam suatu Skema
Warna.

2.2. Contoh dan Pengujian.


2.2.1. Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek dalam
kemasan tertutup, bertanda merek dagang dan mencantumkan indentitas cat yang ada
di dalamnya, serta harus diserahkan tidak kurang 2 (dua) bulan sebelum pekerjaan
pengecatan, sehingga cukup dini untuk memungkinkan waktu pengujian selama 30
(tiga- puluh) hari.
2.2.2. Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan MK mengambil 1 liter contoh dari
setiap takaran yang ada dan diambil secara acak dari kaleng / kemasan yang masih
tertutup. Isi dari kaleng / kemasan contoh harus diaduk dengan sempurna untuk
memperoleh contoh yang benar-benar dapat mewakili.
2.2.3. Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-cat tersebut di atas 2
(dua) potongan kayu lapis atau asbes berukuran 30 cm x 30 cm untuk masing-masing
warna 1 (satu)
2.2.4. contoh disimpan Kontraktor dan 1 (satu) contoh lagi disimpan MK guna memberikan
kemungkinan untuk pengujian di masa mendatang bila bahan tersebut ternyata tidak
memenuhi syarat setelah dikerjakan.
2.2.5. Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna cat menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

3. BAHAN - BAHAN
3.1. U m u m.
3.1.1. Cat harus dalam kaleng / kemasan yang masih tertutup patri / segel, dan masih jelas
menunjukkan nama / merek dagang, nomor formula atau spesifikasi cat, nomor takaran
pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrik, petunjuk dari pabrik dan nama pabrik
pembuat, yang kesemuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya. Semua
bahan harus sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat.

40
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

3.1.2. Dempul pengisi pori-pori, cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari
satu pabrik/merek dagang dengan cat akhir yang akan digunakan.
3.1.3. Bahan cat menggunakan merk/produksi Mowilex , Nippon Paint, Dulux atau yang
setara.

3.2. Dempul/Pengisi Pori-Pori


▪ Wall filler untuk permukaan dinding
▪ Wood Filler Impra dan Ultran Filler untuk permukaan kayu transparant, sedangkan
pewarnaan menggunakan produk yang sejenis.
3.3. Cat Dasar.
Cat dasar yang digunakan harus sesuai daftar berikut atau yang setara.
▪ Alkali Resisting Primer/Alkali Resistant Sealer/Undercoat untuk permukaan pelesteran
dan beton.
▪ Sending Sealer untuk cat transparant permukaan kayu dan Wood Primer Sealer untuk
cat mate/solid permukaan kayu.
▪ Quick-Drying Metal Primer Chromate/Zinc Chromate Primer untuk permukaan besi/baja.

3.4. Cat Akhir.


Cat akhir yang digunakan harus sesuai daftar berikut, atau yang setara.
▪ Acrylic Emulsion / Vinyl Acrylic Emulsion / Weathershield / Wheatercoat untuk
permukaan eksterior pada pelesteran dan beton.
▪ Melamic resin amino alkyd dan polyurethane untuk cat transparant kayu, Vinyl Acrylic
Emulsion atau Synthetic Super Gloss untuk cat mate/solid permukaan kayu.
▪ Aluminium Paint / Synthetic Super Gloss / Synthetic Enamel untuk besi.
▪ Lihat Spesifikasi Pemakaian Bahan.

4. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
4.1. Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.
4.1.1. Umum.
Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya, permukaan polesan
mesin dan benda-benda sejenisnya yang berhubungan langsung dengan permukaan
yang akan dicat, harus dilepas, ditutupi atau dilindungi, sebelum pelaksanaan
persiapan permukaan dan pengecatan dimulai.
Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bidang tersebut.
Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan permukaan
atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus dihilangkan dengan memakai
kain bersih dan zat pelarut / pembersih yang berkadar racun rendah dan mempunyai
titik nyala di atas 380 C.
Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa sehingga debu
dan pencemar lain yang berasal dari proses pembersihan tersebut tidak jatuh di atas
permukaan cat yang baru dan basah.
4.1.2. Permukaan Plesteran atau Beton dan Plafon Multiplex/Gypsum
Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang waktu 4
(empat) minggu untuk mengering di udara terbuka. Semua pekerjaan pelesteran atau
semen yang cacat harus dipotong dengan tepi-tepinya dan ditambal dengan pelesteran
baru hingga tepi-tepinya bersambung menjadi rata dengan pelesteran sekelilingnya.
41
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

Permukaan pelesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan menghilangkan


bunga garam kering, bubuk besi, kapur, debu, lumpur, lemak, minyak, aspal, adukan
yang berlebihan dan tetesan-tetesan adukan.
Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan pelesteran dibasahi secara
meneyeluruh dan seragam dengan tidak meninggalkan genangan air. Hal ini dapat
dicapai dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan memberikan selang
waktu dari saat penyemprotan hingga air dapat diserap.
Penggunaan jenis cat harus sesuai dengan aplikasi untuk area eksterior dan interior.

4.2. Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan.


Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat harus
mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disyaratkan, secepat mungkin
setelah persiapan-persiapan di atas selesai.

4.3. Pelaksanaan Pengecatan.


4.3.1. Umum.
▪ Permukaan yang sudah dirapihkan harus bebas dari aliran punggung cat, tetesan
cat, penonjolan, gelombang, bekas olesan kuas, perbedaan warna dan tekstur.
Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah sempurna dan
semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan ketebalan yang
sama.
▪ Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk bagian
tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh ketebalan lapisan yang
sama dengan permukaan-permukaan di sekitarnya.
▪ Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan permukaan
yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus telah diberi lapisan cat
dasar terlebih dahulu.
▪ Prosedur dan tahapan penegecatan harus menurut petunjuk yang dikeluarkan
pabriknya. Untuk pelaksanaannya, Pelaksana pekerjaan diminta untuk meminta
pengawasan /supervisi tenaga ahli dari pabriknya.
4.3.2. Proses Pengecatan.
Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan yang berikutnya untuk
memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan dengan keadaan
cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud. Setiap tahap pengecatan harus
dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat kering) minimal 2 x pengecatan
dan menjamin hasil akhir pengecatan yang sempurna.
4.3.3. Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran.
Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda mengeras, membentuk
selaput yang berlebihan dan tanda-tanda kerusakan lainnya. Cat harus diaduk, disaring
secara menyeluruh dan juga agar seragam konsistensinya selama pengecatan.
Bila disyaratkan oleh keadaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda pengecatan, maka
cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan pengecatan dengan mentaati petunjuk
yang diberikan oleh pabrik pembuat cat dan tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat pengencer
yang baik untuk 4 liter cat.
Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab Kontraktor untuk
memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu menutup warna lapis di
bawahnya).
42
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

4.3.4. Metoda Pengecatan.


Cat dasar untuk permukaan pelesteran dan beton diberikan dengan kuas dan lapisan
berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
Cat dasar untuk permukaan kayu diberikan dengan kuas dan lapisan berikutnya dengan
kuas atau spayer.
Cat dasar untuk permukaan barang besi/baja diberikan dengan kuas atau disemprotkan
dan lapisan berikutnya boleh menggunakan sprayer.
Khusus untuk dinding luar maka lapisan akhir harus menggunakan jenis Weathershield
sebanyak 2 (dua) lapis.

4.4. Pemasangan Kembali Barang-barang yang Dilepas.


Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang dilepas harus
dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.

PASAL - 11
PERLENGKAPAN SANITAIR

1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan ini mencakup pengangkutan, pengadaan dan pemasangan semua perlengkapan sanitasi
pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan/atau Persyaratan teknis ini,
termasuk Pengawasan percobaan yang diperlukan agar keseluruhan sistem dapat berjalan dengan
baik.

2. PROSEDUR UMUM.
2.1. Contoh Bahan dan Data Teknis.
Contoh dan/atau data teknis/brosur perlengkapan sanitasi yang akan digunakan harus
diperlihatkan kepada Pengawas untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi
proyek. Data teknis harus mencantumkan tipe, dimensi, warna dan data lain yang diperlukan
untuk pemasangan.
2.2. Gambar Detail Pelaksanaan.
Sebelum pemasangan, Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan yang
mencakup dimensi, detail tata letak, cara pemasangan dan pengencangan dan detail lain yang
diperlukan, kepada MK untuk diperiksa dan disetujui.
2.3. Penyimpanan.
Semua perlengkapan sanitasi harus disimpan dalam tempat yang bersih dan kering serta
terlindung dari kerusakan, sebelum dan sesudah pemasangan.

3. BAHAN-BAHAN.
Perlengkapan Sanitair menggunakan produk TOTO atau setara (Lihat Spesifikasi Pemakaian
Bahan).

TOILET
• Closet Duduk : Jenis & no code lihat di BQ
• Shower Closet : Jenis & no code lihat di BQ
• Washtafel : Jenis & no code lihat di BQ
• Floor drain : Jenis & no code lihat di BQ

43
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

• Kran Air : Jenis & no code lihat di BQ

PELAKSANAAN PEKERJAAN.
4.1. Umum.
4.1.1. Semua perlengkapan harus dipasang menurut petunjuk pabrik dan Persyaratan teknis
ini, kecuali dinyatakan lain secara tertulis Ukuran vertikal dan horisontal serta jumlah
setiap jenis perlengkapan sesuai dengan petunjuk dalam Gambar Kerja.
4.1.2. Kecuali disyaratkan lain, maka semua perlengkapan pemasangan harus sesuai dengan
petunjuk dan detail dari pabrik pembuatnya.
4.1.3. Kontraktor bertanggung jawab melengkapi semua perlengkapan sanitasi yang diperlukan
sehingga pemasangan terlaksana dengan baik. Oleh karenanya semua perlengkapan
pekerjaan sanitasi harus diperiksa dengan rinci.

4.2. Pemasangan.
4.2.1. Semua sambungan harus kedap air dan udara. Bahan penutup sambungan antara fixture
sanitair dengan bidang lainnya harus menggunakan waterproof silicon rubber sealent.
Penutup tersebut harus diselesaikan sedemikian rupa sehingga tampak rapi dan bersih.
Cat, vernis, dempul dan lainnya tidak diijinkan dipasang pada bidang-bidang pertemuan
sambungan sampai semua sambungan dipasang kuat dan diuji. Semua saluran ekspos
ke perlengkapan sanitasi harus diselesaikan sedemikian rupa sehingga tampak bersih
dan rapih dan sesuai ketentuan Gambar Kerja dan petunjuk pemasangan dari pabrik
pembuat.
4.2.2. Pemipaan dari perlengkapan sanitasi ke pipa distribusi utama harus dilaksanakan sesuai
ketentuan Persyaratan teknis perlengkapan saniter.
4.2.3. Semua perlengkapan sanitair dipasang pada ketinggian sesuai petunjuk Gambar Kerja.
4.2.4. Kesalahan pemasangan yang mengakibatkan fixture menjadi rusak/cacat harus diganti
dengan yang baru, dan biaya tersebut dibebankan ke kontraktor.

PASAL - 12
ARMATURE
1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan ini mencakup pengangkutan, pengadaan dan pemasangan semua perlengkapan pada
tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan/atau Persyaratan teknis ini, termasuk
Pengawasan percobaan yang diperlukan agar keseluruhan sistem dapat berjalan dengan baik.

2. PROSEDUR UMUM.
2.1. Contoh Bahan dan Data Teknis.
Contoh dan/atau data teknis/brosur Armatur yang akan digunakan harus diperlihatkan kepada
Pengawas untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek. Data teknis harus
mencantumkan tipe, dimensi, warna dan data lain yang diperlukan untuk pemasangan.

2.2. Gambar Detail Pelaksanaan.


Sebelum pemasangan, Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan yang
mencakup dimensi, detail tata letak, cara pemasangan dan pengencangan dan detail lain yang
diperlukan, kepada Pengawas untuk diperiksa dan disetujui.

44
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

2.3. Penyimpanan.
Semua perlengkapan sanitasi harus disimpan dalam tempat yang bersih dan kering serta
terlindung dari kerusakan, sebelum dan sesudah pemasangan.

3. BAHAN-BAHAN.
Armatur menggunakan produk ARTOLITE, PHILIPS, atau setara di mana bentuk dan warna
disesuaikan dengan detail desain Architecture

4. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
4.1. Umum.
4.1.1. Semua perlengkapan harus dipasang menurut petunjuk pabrik dan Persyaratan teknis
ini, kecuali dinyatakan lain secara tertulis.
Ukuran vertikal dan horisontal serta jumlah setiap jenis perlengkapan sesuai dengan
petunjuk dalam Gambar Kerja.
4.1.2. Kecuali disyaratkan lain, maka semua perlengkapan pemasangan harus sesuai dengan
petunjuk dan detail dari pabrik pembuatnya.
4.1.3. Kontraktor bertanggung jawab melengkapi semua perlengkapan Armatur yang
diperlukan sehingga pemasangan terlaksana dengan baik. Oleh karenanya semua
perlengkapan pekerjaan sanitasi harus diperiksa dengan rinci.

4.2. Pemasangan.
4.2.1. Semua pemasangan harus rapi dan tampak bersih sesuai petunjuk pemasangan dari
Pabrik
4.2.2. Pemipaan dari perlengkapan sanitasi ke pipa distribusi utama harus dilaksanakan sesuai
ketentuan Persyaratan teknis perlengkapan saniter.
4.2.3. Semua perlengkapan armatuur dipasang pada ketinggian sesuai petunjuk Gambar Kerja.
4.2.4. Kesalahan pemasangan yang mengakibatkan armatuur menjadi rusak/cacat harus
diganti dengan yang baru, dan biaya tersebut dibebankan ke kontraktor.

PASAL - 13
PENUTUP ATAP

1. LINGKUP PEKERJAAN.
1.1. Menyediakan bahan penutup atap Spandeck yang sesuia dengan desain,
1.2. Menyiapkan atap yang akan dipasang bahan tersebut.
1.3. Pemasangan bahan penutup atap tersebut pada rangka kamper , atau sesuai dengan gambar
rencana.

2. PROSEDUR UMUM
2.1. Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.
Contoh dan data teknis / brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan terlebih dahulu
kepada Pengawas untuk disetujui sebelum dikirim ke lokasi proyek.

45
Spesifikasi Teknis Pemb. Rumah Dinas Kesehatan/Pendidikan

2.2. Gambar Detail Pelaksanaan.


Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan sebelum pekerjaan dimulai, untuk
disetujui oleh Pengawas.Gambar Detail Pelaksanaan harus mencakup penjelasan mengenai
jenis/ data bahan, dimensi bahan, ukuran-ukuran, jumlah bahan, cara penyambungan, cara
fabrikasi, cara pemasangan dan detail lain yang diperlukan.
2.3. Pelaksanaan pemasangan penutup atap tersebut diatas ini harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang
benar-benar telah berpengalaman dalam bidangnya.

2.4. Kelengkapan dan tata cara pemasangan lainnya harus sesuai dengan persyaratan dari pabriknya.

3. BAHAN
Atap menggunakan Spandeck AZ-100 t. 0,35 mm warna

4. HASIL YANG DIKEHENDAKI


4.1. Panel penutup atap harus terlihat rapi, rusuk-rusuknya lurus.
4.2. Warna dan bentuk tidak berubah dari warna aslinya.
4.3. Untuk menghindari kerusakan, harus diperhatikan tentang cara penyimpanan, pengangkutan
dan cara pengerjaannya.
4.4. Tidak dipenuhinya hasil akhir sesuai uraian di atas, serta apabila terjadi kebocoran-kebocoran,
akibat cara pemasangan yang tidak benar, maka Kontraktor wajib mengganti sehingga
didapatkan hasil yang baik.

46

Anda mungkin juga menyukai