Anda di halaman 1dari 28

n

I. SPESIFIKASI UMUM
A. URAIAN UMUM

Pasal - 1
Lingkup Pekerjaan

1.1 Penyediaan dan pengadaan bahan-bahan material, tenaga kerja, peralatan kerja, peralatan
pengangkutan, penyediaan air kerja dan tenaga listrik untuk menyelesaikan
REHABILITASI RUANGAN DAN GEDUNG KANTOR KEJAKSAAN NEGERI
BATAM, sesuai dengan gambar kerja, RKS dan kontrak kerja.

1.2 Pekerjaan tersebut meliputi :

Pekerjaan Renovasi kantor kejeksaan negeri Bata mini utamanya adalah pekerjaan
penggantian keramik Dari Lantai 1 Sampai Dengan lantai 4 Meliputi :

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
I. Pekerjaan persiapan meliputi Pembuatan papan nama Proyek, laporan, Shop
Drawing dan As Built Drawing, Peralatan K3

B. B. PEKERJAAN PEMASANGAN KERAMIK


II. Pekerjaan Pembongkaran keramik
III. Pemasangan Keramik

C. PEKERJAAN INTERIOR DAN FURNITURE


IV. Pekerjaan Plafond
V. Pekerjaan Pengecatan dinding
VI. Pekerjaan dinding partisi
VII. Pekerjaan pengadaan Sanitair
VIII. Pengadaan furniture kantor

1
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021
Pasal - 2
Peraturan dan Ketentuan Teknis Bangunan

2.1 Dalam melaksanakan pekerjaan bila tidak ditentukan lain dalam rencana kerja dan syarat-
syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini, termasuk segala
perubahan dan tambahannya :

2.1.1 Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010, Nomor 70 Tahun
2012, Nomor 16 Tahun 2018 tentang pengadaan barang/ jasa Pemerintah beserta
perubahannya;
2.1.2 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang pedoman
teknis pembangunan bangunan gedung negara;
2.1.3 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman
SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;
2.1.4 Undang-undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung;
2.1.5 Undang-undang Republik Indonesi No. 18 Tahun 1999 tentang jasa konstruksi;
2.1.6 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/ KPTS/1998 tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
2.1.7 PUBI-1982 (Peraturan Umum untuk Bangunan Indonesia);

2
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021
2.1.8 Peraturan Beton Bertulang Indonesia1971 (PBI 1971) dan SKSNI 1991.
2.1.9 Peraturan konstruksi Baja yang berlaku di Indonesia (PPBBI 1983).
2.1.10 Peraturan Semen Portland Indonesia NI No. 08.
2.1.11 PUBI-1970/NI-3 (Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia);
2.1.12 Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia, untuk Arbitrasi Teknik dari
Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).
2.1.13 Peraturan dan Ketentuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Batam, yang
berkaitan dengan permasalahan Bangunan.

2.2 Untuk melaksanakan pekerjaan, berlaku dengan mengikat pula :


2.2.1 Gambar kerja (Detail Perencanaan) yang dibuat konsultan Perencana dan
telah disyahkan oleh pemilik proyek.
2.2.2 Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
2.2.3 Berita Acara penjelasan pekerjaan
2.2.4 Berita Acara penunjukan
2.2.5 Surat Keputusan Pemilik Proyek tentang Penunjukan Kontraktor.
2.2.6 Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
2.2.7 Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya
2.2.8 Jadwal Pelaksanaan (time schedule) dan network planing yang telah
disetujui pemilik proyek.

2.3 Rencana Kerja:


2.3.1 Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong menyusun rencana kerja yaitu suatu
rencana yang terperinci termasuk jadwal pelaksanaan (Time Schedule) dan
diajukan kepada Direksi selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah
dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan mengadakan Pra
Construction Meeting (PCM) dengan pihak Konsultan pengawas dan Direksi
Lapangan.
2.3.2 Setelah disetujui maka Time Schedule dimaksud diserahkan kepada Direksi
Pekerjaan sebanyak 3 (tiga) salinan. Sedangkan cetakan aslinya harus selalu
terpampang di dinding gudang dan merupakan lampiran Dokumen Kontrak
2.3.3 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong telah menyerahkan Request
Pekerjaan beserta Shop Drawing kepada Konsultan Pengawas untuk dimintai
persetujuannya.

3
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021
2.3.4 Konsultan Pengawas setelah mempelajari usulan tersebut dengan
memperhatikan gambar-gambar rencana, RKS dan lain-lain, baru memberikan
persetujuan kepada Pemborong untuk segera dilaksanakan.
2.3.5 Pemborong harus melaksanakan pekerjaan, mendatangkan bahan- bahan dan
alat bantu sesuai dengan rencana kerja kecuali jika terpaksa menyimpang karena
sesuatu hal yang harus dipertimbangkan, maka terlebih dahulu harus disetujui
oleh Direksi.

2.4 Rencana Kerja ini akan dipakai Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas sebagai dasar untuk
menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan, keterlambatan dan
penyimpangan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pemborong.

Pasal - 3
Jenis Dan Mutu Bahan

3.1 Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri yang mudah
didapatkan dan sesuai dengan proses SNI.

Pasal - 4
Gambar – Gambar Untuk Tender

4.1 Gambar - gambar untuk Tender terdiri dari 1 ( satu ) berkas dokumen gambar
pelaksanaan, yang di gunakan sebagai dokumen Tender, adapun yang dipergunakan
dalam spesifikasi, dan gambar - gambar Tender adalah Satuan Metrik.

4
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021
Pasal - 5
Daerah Operasi Bagi Kontraktor

5.1 Kontraktor harus melakukan pengaturan daerah operasinya sendiri antara lain untuk
penyimpanan bahan – bahan bangunan, peralatan konstruksi, peralatan pengadukan beton,
kantor sementara ( Direksi Keet ) dll.
5.2 Areal yang dipilih Kontraktor harus mendapat persetujuan direksi, kontraktor harus
menjaga kebersihan dan keteraturan daerah operasinya selama pelaksanaan
pembangunan. Kontraktor harus mengatur sendiri peraturan untuk : air bersih, tenaga
listrik, alat komunikasi dan keperluan – keperluan lainnya selama pelaksanaan
pembangunan atas biaya sendiri. Dan pada akhir pembangunan Kontraktor harus
membersihkan daerah operasinya dan diterima baik oleh direksi.

Pasal - 6
Bahan – Bahan Bangunan dan Kualitas Pekerjaan.

6.1 Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan seperti yang disyaratkan dalam Dokumen
Kontrak dan gambar - gambar pelaksanaan dengan menggunakan bahan - bahan yang
terbaik dan metoda melaksanakan pekerjaan dengan kemampuan terbaiknya sesuai
dengan kaidah - kaidah teknis pelaksanaan yang normative serta bertumpu kepada
karakteristik jenis pekerjaan dan bahan yang harus dilaksanakan.
6.2 Bahan - bahan bangunan dan pekerjaan – pekerjaan yang telah dilaksanakan apabila tidak
memenuhi persyaratan akan ditolak dan Kontraktor harus mengganti/melaksanakan ulang
pekerjaan - pekerjaan yang tidak memenuhi standart tanpa perpanjangan waktu pelaksanaan.
6.3 Dan sehubungan dengan ketentuan bahwasanya item pekerjaan yang telah dilaksanakan
tidak sesuai dengan ketentuan didalam Kontrak kerja semua biaya
perbaikan/penggantiannya dibebankan kepada Pihak Kontraktor pelaksana.

Pasal - 7
Pelaksanaan Pekerjaan

7.1 Kontraktor harus mengambil langkah – langkah yang diperlukan agar diperoleh kemajuan yang
memuaskan yang sesuai dengan detail program pelaksanaan yang telah disetujui Direksi.
7.2 Kontraktor harus menyiapkan dan menjamin akan kelancaran dan cakupannya : mesin –
mesin cadangan, bahan - bahan bangunan, serta tenaga kerja serta peralatan dalam jumlah
5
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021
yang memadai untuk menjamin penyelesaian pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah
disetujui.

Pasal - 8
Patok – patok Pembantu Pengukuran.

8.1 Kontraktor harus memasang dan memelihara patok – patok pembantu pengukuran atau
yang lazim disebut BM ( Bench Mark ) dari beton berukuran 15cm x 15cm x 50cm yang
ditanam ditanah minimal pada 3 ( tiga ) buah titik poligon pengikatan, guna menentukan
acuan koordinat serta standart elevasi untuk digunakan sepanjang masa pelaksanaan
konstruksi sebagai acuan tetap dan diketahui direksi, serta tak boleh pernah di ubah.

Pasal - 9
Survey dan Pengukuran dan Pemasangan Tanda-Tanda.

9.1 Kontraktor harus bertanggung jawab untuk seluruh produk dan pelaksanaan pengukuran,
survey dan pemasangan tanda - tanda yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan
untuk keperluan ini harus memperkerjakan seseorang ahli pengukur yang nama dan
kualifikasinya memadai dan membuat gambar hasil pengukuran guna memperoleh
persetujuan dari direksi untuk digunakan sebagai referensi sepanjang masa pelaksanaan
kontrsuksi.
9.2 Kontraktor untuk tujuan pengecekan berkala terhadap revalansi sepanjang masa
pelaksanaan Bench Mark, harus memberikan bantuan yang diperlukan.
9.3 Pengukur dengan pengalaman yang memadai harus diperbantukan kepada Direksi,
sebaiknya pengukur yang sama selama berlangsungnya pekerjaan pembangunan.
9.4 Sebelum meminta persetujuan untuk setiap macam pekerjaan kontraktor harus
memberitahukan kepada Direksi sekurang - kurangnnya 24 ( dua puluh empat ) jam
sebelumnya baik untuk memasang tanda - tanda maupun menentukan elevasi pada setiap
bagian dari pekerjaan agar dapat dilakukan persiapan - persiapan untuk pemeriksaan oleh
Direksi.
9.5 Kontraktor harus menyediakan atas biaya sendiri, patok - patok kayu, bagian template,
yang diminta Direksi untuk pemeriksaan atau pengukuran bagian dari pekerjaan.

Pasal - 10
Alat – Alat Untuk Pengukuran

6
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021
10.1 Kontraktor harus menyediakan peralatan survey untuk dapat digunakan direksi bilamana
diperlukan untuk rechecking pemasangan tanda - tanda, penentuan evaluasi dan lain - lain
kegiatan pengukuran yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
10.2 Kontraktor harus memelihara alat - alat untuk survey ini secara baik, sehingga selama
pelaksanaan pekerjaan dapat tetap digunakan secara baik.
10.3 Kontraktor harus menyediakan atas biaya sendiri, patok - patok beton, patok - patok
kayu, bagan template, yang diminta Direksi untuk Pemeriksaan atau pengukuran bagian
dari pekerjaan.

Pasal - 11
Persetujuan Direksi

11.1 Kecuali dinyatakan lain, semua gambar - gambar, dokumen - dokumen, contoh - contoh
bahan bangunan dan hal - hal yang memerlukan Direksi harus diserahkan dalam 3 ( tiga)
rangkap dan apabila disetujui 1 (satu) rangkap dari padanya akan dikembalikan kepada
Kontraktor dan yang lainnya disimpan oleh Direksi.

7
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021
Pasal - 12
Buku Harian

12.1 Kontraktor Pelaksana wajib menyediakan Buku Harian di tempat pekerjaan. Segala
kejadian yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan harus dicatat setiap harinya. Catatan
tersebut meliputi antara lain :
a. Banyaknya pekerjaan yang dikerjakan setiap hari.
b. Hari - hari kerja, hari-hari bekerja dan lain - lain.
c. Bahan - bahan bangunan yang datang, yang telah dipergunakan dan yang ditolak
atau diterima.
d. Kemajuan dari pekerjaan.
e. Kejadian - kejadian ditempat pekerjaan yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan.
12.2 Buku Harian tersebut harus ditanda tangani bersama - sama antara pelaksana dan
pengawas harian sebagai Tanda persetujuan. Apabila terjadi perbedaan pendapat maka
masing - masing dapat mengajukan persoalan kepada Direksi Harian/Kepala pelaksana
untuk mendapatkan penyelesaian.
12.3 Disamping buku harian harus menyediakan buku Direksi dimana dicatat semua instruksi
Direksi yang ditanda tangani oleh Direksi.

Pasal - 13
Keamanan Proyek

13.1 Kontraktor diwajibkan : Menjaga keamanan dan tata tertib ditempat pekerjaan :
a. Mengambil tindakan yang perlu demi untuk kepentingan keselamatan para
pekerja.
b. Mentaati peraturan setempat dan mengusahakan perijinan pengunaan jalan,
bangsal dsb.
c. Mentaati semua kewajiban yang dibebankan kepadanya berhubung dengan
peraturan - peraturan pelaksanaan pula peraturan yang diadakan selama
penyelenggaraan.

8
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021
Pasal - 14
Keselamatan Kerja

14.1 Kontraktor berkewajiban :


a. Menyediakan segala alat penolong untuk menghindari bahaya dan memberikan
pertolongan jika terjadi kecelakaan ditempat pekerjaan, biaya perawatan
menjadi biaya kontraktor
b. Segera memberitahukan secara tertulis kepada Direksi mengenai terjadinya
kecelakaan dengan disertai keterangan seperlunya.
c. Menyediakan peralatan P3K yang sesuai dengan peraturan kesehatan di tempat
pekerjaan.
d. Kontraktor disarankan membuat pengaturan dengan rumah sakit terdekat dan
dengan dokter setempat sehingga bagi para pegawai/pekerjanya yang sakit atau
mengalami kecelakaan segera dapat menerima pengobatan yang baik pada
setiap saat baik siang maupun malam.
e. Menyediakan air minum yang cukup dan memenuhi syarat - syarat kesehatan
bagi para pekerja yang semuanya menjadi beban Kontraktor.

Pasal - 15
Konstruksi Pembantu/Sementara

15.1 Kontraktor bertanggung jawab atas kekuatan dan penggunaan secara tepat alat
pembantu (konstruksi). Dalam hal ini Direksi dapat meberikan petunjuk dan
namun kontraktor tetap bertanggung jawab pada pelaksanaan dan pemeliharaannya
misalnya profil dari kayu, bouwplank, bekisting, jalan masuk, jembatan darurat,
dan lain sebagainya.
15.2 Apabila direksi kurang lengkap memberikan petunjuk-petunjuk maka Kontraktor
wajib mengajukan cara - cara penyempurnaan tanpa mengurangi tanggung jawab.

Pasal - 16
Jam Kerja

9
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021
16.1 Kontraktor leluasa mengatur jam kerjanya sendiri, namun bila seandainya akan
dilakukan pekerjaan pada malam hari, Kontraktor harus menyediakan /
menyiapkan yang diperlukan misalnya penerangan lampu dan sebagainya demi
kesempurnaan pekerjaan atas tanggungan biaya kontraktor dan atas persetujuan
dan pengawasan Direksi.

Pasal - 17
Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Syarat

17.1 Untuk pekerjaan yang tidak memenuhi syarat-syarat karena tidak sesuai dengan
gambar atau RKS, maka atas perintah Direksi pihak Kontraktor harus
membongkarnya dalam jangka waktu 2 x 24 jam atau ditetapkan oleh Direksi dan
memperbaiki kembali atas tanggungan biaya pihak Kontraktor.

B. BAHAN – BAHAN BANGUNAN UTAMA

10
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021
Pasal - 1
Umum

1.1 Sedapat mungkin harus dipakai bahan - bahan dalam negeri untuk keperluan konstruksi.
1.2 Spesifikasi Standartd : Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi atau diijinkan oleh
Direksi secara tertulis semua bahan - bahan atau barang-barang harus sesuai dengan
terbitan terbaru dari J.I.S yang dapat digunakan atau British Standard ( selanjutnya
disebut B.S ) dan Normalisasi Indonesia ( selanjutnya di sebut N.I ), atau Standard
Industri Indonesia ( SII ). Bahan – bahan lain yang tidak sepenuhnya disebut didalamnya
dan untuk mana tidak ada dalam JIS, BS atau NI, harus disetujui secara khusus oleh
Direksi dimana pedoman penggunaan harus mengacu kepada standarisasi produsen.
1.3 Pemeriksaan dan pengujian : Semua bahan - bahan dan barang – barang / benda -
benda yang disarankan oleh Kontraktor untuk dipakai didalam pekerjaan proyek harus
dapat/boleh diperiksa, diuji dan dianalisa sewaktu - waktu jika dan bila diminta oleh
Direksi. Jika Direksi menganggap perlu, maka kontraktor atas biayanya sendiri,
Kontraktor harus dapat memberikan test sertifikat dari pabrik. Atas biayanya sendiri,
Kontraktor harus menyadiakan dan mempersiapkan bahan yang ditest dan contoh -
contoh dari bermacam - macam bahan yang sewaktu -waktu akan diminta atau
diisyaratkan. Semua ongkos dari peninjauan dan ujian menjadi tanggungan Kontraktor.
Setiap test bahan atau pekerjaan yang telah selesai harus dilaksanakan dengan disaksikan
Direksi dan harus dilaksanakan sedemikian rupa guna mengikuti standarisasi yang
memenuhi persyaratan yang diminta dalam spesifikasi teknis.

11
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021
1.4 Semua bahan - bahan yang dipakai dalam proyek / pekerjaan harus mendapat persetujuan
Direksi sebelum dipakai/dipasang, meskipun bahan - bahan tersebut telah dinyatakan
dapat diterima pada waktu didatangkan di site. Setiap kerugian atau kerusakan yang
disebabkan oleh tidak disetujuinya bahan-bahan tersebut oleh Direksi menjadi
tanggungan Kontraktor. Direksi mempunyai kebebaan untuk menolak salah satu atau
semua bahan-bahan yang tidak sama kwalitasnya dan Kontraktor harus segera
memindahkan bahan - bahan atau membongkar pekerjaan - pekerjaan yang dimaksud atas
tanggungannya.

Pasal - 2
Standarisasi Spesifikasi Teknis Material Utama.

2.1 Material Semen : Semen yang dipakai untuk beton harus merek/pabrik yang disetujui
dan harus portland cement Type II dan dapat ditambahkan bahan Additive yang sesuai
dengan relevasi manfaat dan tujuan dari konstruksi yang akan dilaksanakan dengan JLS
R 5210, ASTM C 150 dan atau SII-0013-81, terkecuali jika ditentukan lain dan
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.
2.2 Sertifikat pengujian dan lain-lain : Setiap pengiriman semen bila diperlukan harus
disertai dengan pengiriman sertifikat dari pabrik yang menunjukan bahwa semen
tersebut telah diuji dan dianalisa mengenai komposisi kimianya dan bahwa coba uji dan
analisa tersebut dalam segala - galanya sesuai dengan persyaratan -persyaratan yang
relevan dengan JIS, BS atau NI. Setiap pengiriman semen yang dikirim ke site harus
diuji dan dianalisa menurut persyaratan yang relevan dengan JIS,BS atau NI.
2.2.1 Sampel dikumpulkan sebagaimana ditentukan oleh Direksi dan pengujian harus
dilaksanakan pada laboratorium yang telah disetujuinya. Semen yang telah
dipakai untuk sample - sampel tidak boleh di pakai pada pekerjaan apapun
sebelum coba ujinya dan analisanya telah selesai dan hasilnya telah diterima
dengan baik oleh Direksi.
2.2.2 Sebagai tambahan dari test - test dan analisa - analisa tersebut diatas Direksi
dapat menguji semen yang telah disimpan di site sebelum dipakai untuk
menentukan apakah semen yang didatangkan telah rusak selama pengangkutan
atau selama disimpan. Tidak boleh ada semen yang dipakai sebelum diterima
dan dinyatakan baik oleh Direksi.

12
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021
Banyaknya semen untuk test tidak ditentukan dan ongkos pengujiannya harus
dimasukan dalam harga satuan pekerjaan untuk masing - masing pekerjaan.
2.2.3 Direksi dapat menolak semen yang didatangkan yang ada, berdasarkan hasil
pengujian yang telah dilakukuan meskipun semen itu telah mendapat sertifikat
pabrik. Semen-semen yang telah ditolak harus segera dipindahkan dari site atas
biaya Kontraktor.

2.3 Pengangkutan dan Penyimpanan semen : Umur semen waktu dilever


dilapangan tidak boleh lebih dari 2 ( dua ) bulan dan semen harus dipakai dalam waktu
3 ( tiga ) bulan setelah datang di site.
2.3.1 Semen harus diangkut ke site dalam keadaan tertutup, terlindung dengan baik
terhadap cuaca dan harus disimpan dengan baik didalam gudang -gudang yang
mempunyai cukup ventilasi, tahan terhadap cuaca dan tahan air untuk mencegah
kerusakan karena lembab. Lantai gudang semen harus terbuat kayu setinggi
paling sedikit 30 cm diatas tanah dan diberi ventilasi.
2.3.2 Setiap pengiriman semen harus dipisah - pisahkan agar dapat dengan mudah
diidentifikasi diperiksa, ditest dan dicatat tanggal pengeluarannya. Semen yang
disimpan dalam kantong/zak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 10 zak.
2.3.3 Semen yang datang di site harus segera ditempatkan di dalam gudang - gudang
tersebut di atas dan dipakai pada pelaksanaan sesuai urutan datangnya.
2.3.4 Penggunaan semen dalam jumlah besar tidak dilarang. Biar bagaimanapun juga
pengangkutan, penyimpanannya dan penggunaan harus mendapat persetujuan
Direksi terlebih dahulu.
2.3.5 Kontraktor harus menyampaikan laporan mingguan kepada direksi mengenai
pengiriman semen, penyimpanannya dan menjelaskan berapa banyaknya yang
diterima dan dikeluarkan selama minggu tersebut, dari siapa/dari mana dibeli
dan dibagian - bagian pekerjaan apa saja semen telah dipergunakan.

2.4 Agregat Untuk Beton : Agregat untuk beton harus diambil dari sumber-sumber yang
disetujui dan memenuhi syarat - syarat dalam NI atau BS 882, 2201, Part

13
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021
2 atau standard lain yang disetujui Direksi. Apabila Agregat air sumber yang telah
disetujui dan memenuhi syarat tersebut diatas maka sumber ini dapat ditolak. Suatu
jumlah stock yang agregat yang disetujui Direksi/Engineer harus selalu ada dilapangan
untuk memungkinkan homogenitas dan kesinambungan pembuatan beton secara
kontinue untuk suatu jangka waktu 1 ( satu ) minggu tanpa terhenti.

2.4.1 Agregat Kasar : Agregat kasar terdiri dari kerikil/gravel yang telah disetujui
atau pecahan batuan dengan ukuran butir maximum tidak melebihi daftar
dibawah ini. Untuk seluruh pekerjaan beton agregat kasar harus memenuhi
persyaratan gradasi ASTM C 33, yang ditentukan dalam BS 882, 1201, Part 2,
Table 1, saringan sebagaimana tabel dibawah ini dalam ukuran nominal atau
dalam NI atau dalam tabel berikut ini yang dipetik dari JIS :

Prosentase terhadap berat yang lolos saringan.


( JIS A 1002 SIEVE )

ASTM Sieves Ukuran saringan ( mm )


% thd berat lolos saring

40 mm 25 mm 10 mm
50 mm 100
38 mm 95-100
31,8 mm 100
25 mm 90-100
19 mm 35-70
16 mm 25-60
9,50 mm 10-30 85-100
No. 4 0-5 0-10 0-20

Apabila dari analisa gradasi menunjukan kekurangan agregat tertentu yang


dapat mempengaruhi kerapatan beton, Direksi dapat memberi

14
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021
petunjuk kepada Kontraktor untuk menambah kekurangan ukuran agregat
tertentu tersebut diatas.

Kerapatan berbagai kelas beton akan ditentukan oleh direksi setelah dilakukan
pengetesan dilapangan. Kerikil dari batu pecah haruslah keras, tidak lapuk,
bersih. Dan tidak mengandung clay atau pelapukan batuan. Batuan tersebut
harus dipecah untuk mendapatkan ukuran yang diisyaratkan dengan jenis crusher
yang disetujui. Bubuk atau partikel halus lolos saring 5 mm harus dipisahkan
dan kalau dikehendaki Direksi harus dicuci secara seksama.

2.4.2 Agregat Halus : Pasir untuk beton harus dan bebas dari clay atau zat- zat
organic, dan mempunyai gradasi sedemikian apabila dicampur dengan agregat
halus harus masuk dalam batasan yang ditentukan dalam BS 1198-1200 atau
dalam NI atau dalam tabel berikut ini dari JI

Presentase terhadap berat yang lolos saringan ( JIS A 1102 Sieve ) Ukuran
Saringan ( mm )

10 5 2,50 1,20 0,60 0,30 0,15


% 100 90-100 80-100 50-90 25-65 10-35 2-10

Pasir dari pecahan batu dapat ditambahkan pada pasir alami untuk
memperoleh pasir dengan gradasi yang memenuhi syarat. Pasir dari
pecahan batu dapat dipakai hanya diperlukan persetujuan Direksi.

2.5 Pengambilan contoh – contoh dan testing untuk agregat : Direksi dapat
memerintahkan kepada Kontraktor pada setiap saat untuk mengambil contoh agregat
dari lapangan atau sumber agregat untuk dilakukan testing menurut cara yang diuraikan
dalam BS 812, JIS A 1102 atau NI, Agregat yang tidak memenuhi syarat dalam test
harus diganti atau dicuci sampai test lebih lanjut untuk dipakai. Semua biaya yang
dikeluarkan untuk dipenuhinya persyaratan ini menjadi tanggungan Kontraktor.

2.6 Penyimpanan Agregat : Pasir dan agregat kasar untuk bahan beton harus disimpan
dalam bak atau lantai papan yang direncanakan khusus untuk mencegah terpisahnya
suatu komposisi agregat tertentu atau tercampurnya agregat dari ukuran yang berbeda-
beda dan menghindarkan tercampurnya agregat dengan debu, zat organic atau bahan-
bahan pencemar lainnya,

15
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021
Agregat dengan ukuran tertentu harus disimpan secara terpisah kecuali disetujui lain
oleh Direksi.

2.7 A i r : Air yang akan digunakan untuk adukan beton harus bersih, tawar dan bebas dari
zat - zat organic atau anorganik yang larut atau mengambang dalam suatu jumlah yang
dapat mengurangi kekuatan atau keawetan beton. Apabila mungkin air harus diperoleh
dari sumber air minum apabila dari sumber lain harus mendapat persetujuan dari
Direksi. Hanya air dengan kwalitas yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk
pembuatan beton, penyemprotan dan membasahi acuan/bekesting ( form work ) atau
pengeringan beton.

Kontraktor harus melakukan pengaturan untuk memperoleh atau penyimpanan yang


cukup di lapangan untuk mengaduk dan mengeringkan beton dan menyemprot dan
membasahi acuan.

Apabila ada, air ini dapat diperoleh dari sumber sumur dalam lokasi proyek. Apabila
Kontraktor menggunakan sumber ini, maka seluruh biaya pengadaan, pemeliharaan,
sumber tenaga listrik dan biaya - biaya lainnya untuk memperoleh air ini, seluruh
biayanya harus ditanggung Kontraktor sendiri.

2.8 Batu Pecah Gunung/Batu kali : Batu yang akan digunakan dalam pekerjaan ini
harus dari kualitas terbaik untuk digunakan dalam pekerjaan kontruksi. Batu yang
digunakan harus keras, tahan lama, liat, tahan terhadap goresan dan cuaca dan bebas
dari tanah atau sampah-sampah lain dan cacat - cacat lain. Batu pecah tidak boleh
mengandung claey, bagian-bagian yang pipih atau panjang atau cadas yang lapuk batu
tidak pecah menggunakan batu kali. Batu untuk keperluan pondasi pasangan harus
mempunyai besaran rata-rata antara
20 - 40 cm per menit tertera pada skala gambar kerja. Sumber tempat pengambilan batu
harus disetujui Direksi. Kontraktor harus mengatur sedemikian rupa sehingga
persediaan dari batu yang disyaratkan untuk pekerjaan dapat terjamin.

2.9 Pasir Bawah Lantai / Pondasi Pasangan : Material untuk bawah lantai /
pasangan batu pondasi yang digunakan adalah campuran pasir dan batu dan harus
memenuhi salah satu dari persyaratan-persyaratan brikut ini :

2.9.1 Material yang diklasifikasikan dalam klompok A-1. A-2-4, A-25 atau A-3
seperti tertera dalam AASHTO M. 145 dan harus dipadatkan sampai 90%
dari berat jenis kering maksimum menurut AASHTO T.99.

16
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021
2.9.2 Material yang diklasifikasikan dalam kelompok A-26, A-2-7, A-4, A-5, A- 6, A-
7, boleh digunakan dengan perhatian khusus diberikan pada waktu pemadatan
tanah untuk mencapai 95% dari berat jenis kering menurut AASHTO T.99.

2.10 Material Kayu : Apabila Menggunakan Meterial Kayu Maka kayu yang digunakan
adalah jenis kayu yang termasuk dalam katagori kuat dan awet sesuai standard yang
berlaku dalam PKKI ( Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ).

2.11 Batu Bata Ringan setara Cilcon : Batu Bata yang digunakan adalah produk lokal
yang bermutu baik, memiliki berat yang cukup dan berukuran sama serta telah melalui
proses pembuatan yang baik dan benar sebagaimana dipersyaratkan dalam PUBBI 1970
dan untuk ini diharuskan memperoleh ijin dari direksi guna memperoleh pilihan mutu
terbaik.

2.12 Material Cat : Cat yang digunakan adalah cat yang terbaik sebagaimana diisyaratkan
dalam JIS K 5511, JIS K 5513, JIS K 5515, JIS K 5591, JIS K 5621, JIS K 5506,
dengan mutu standard adalah mengacu kepada standarisasi mutu SII.

2.13 Material Plumbing : Material plumbing akan menggunakan PIPA PVC berbagai
ukuran sebagaimana diisyaratkan dalam gambar pelaksanaan dengan spesifikasi AW
atau setara dan standard mutu adalah sertifikasi SII. Dan khusus material ini kontraktor
harus mengajukan usulan jenis produksi yang disetujui oleh direksi.

Fixture-fixture sanitasi plumbing yang di gunakan antara lain, stopkran, kran air, dan
sebagainya merupakan fixture-fixture dengan performa kwalitas terbaik, hal mana untuk
fixture - fixture yang akan digunakan harus memperoleh persetujuan direksi.

2.14 Material Baja Tulangan : Baja tulangan yang akan digunakan sebagai enforcement
pada beton bertulang adalah baja Ulir 16 yang harus memenuhi standar JISS G 3112 hot
Roller bar SR 24 dengan dimensionering unit sebagaimana dijelaskan dalam gambar
detail kawat dimensionerngunitn

17
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021
sebagaimana dijelaskan dalam gambar detail dan kawat bendrat pengikat sesuai dengan
JIS G 3532 SWM – A diameter minimal 0,90 mm.

Toleransi dimensi yang diberikan terhadap dimensi yang diisyaatkan terhadap baja
tulangan dalam gambar pelaksanaan adalah 5% dimana bilamana toleransi ini
dilampaui maka kontraktor wajib mengkompensasikannya dalam bentuk tambahan
tulangan sehingga total luasan yang diperoleh dari kekurangan dimensi baja tulangan
menjadi sama namun penyesuaian yang dilakukan sepenuhnya harus sepertujuan dan
sepengetahuan direksi secara tertulis dalam bentuk gambar kerja penyesuaian yang
diusulkan oleh kontraktor.

C. SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pasal - 1
B ETON

1.1 Perbandingan Campuran dan kekuatan : Campuran beton harus mengikuti persyaratan
dari tabel campuran beton yang diberikan. Test pendahuluan harus dilakukan sebelum
pengecoran beton untuk berbagai kelas beton yang direncanakan dan harus mengikuti
N-I ( PBI –71 ) bagian 3, bab 4 untuk menentukan perbandingan semen, agregat dan air
yang akan digunakan.
1.2 Test pendahuluan adalah untuk memeroleh adukan dengan kemampuan pengerjaan
(work ability) yang diinginkan, dengan kekuatan yang diperoleh kira-kira 30% - 40%
lebih tinggi dari kekuatan yang direncanakan. Kekuatan yang lebih tinggi ( margin )
yang diminta oleh Direksi adalah untuk mencakup kemungkinan kegagalan hasil test
karena mesin - mesin pengaduk, peralatan, tingkat pengawasan mutu dan terjadinya
deviasi mutu beton.
1.3 Campuran pada akhirnya ditentukan dari test pendahuluan, akan tetap dipertahankan.
Selama pekerjaan berlangsung, kecuali ditentukan lain oleh direksi, perubahan dimana
dipandang perlu karena adanya perubahan dalam bahan atau hasil - hasil test.
1.4 Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan konstruksi REHABILITASI RUANGAN
DAN GEDUNG KANTOR KEJAKSAAN NEGERI BATAM, ini adalah :
1.4.1 Beton Balok Pembantu dan Kolom Pembantu Adukan Campuran 1:2:3

18
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021
1.5 Dan disarankan agar penggunaan air semen mengacu kepada PBI 1971 pada table 4.34
untuk memperoleh pendekatan Concrete slump yang memadai antara 9 cm s/d 11 cm.

Pasal - 2
PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN

2.1 Pembingkaian Kolom dan Balok Beton Dinding : Semua dinding tembok dibuat sebagai
dinding beton bertulang yang memikul beban dan dengan tebal ±20 cm yang diperkuat
dengan kolom - kolom dan balok dari beton bertulang sesuai dengan gambar rencana.
2.2 Apabila tidak disebutkan dalam gambar, maka untuk dinding beton bertulang diperkuat
dengan kolom/balok beton bertulang. Dimensi kolom dan balok penguat tersebut adalah
sesuai dengan gambar kerja.
2.3 Apabila tidak disebutkan dalam gambar, maka untuk dinding tembok ½ bata, setiap luas
10 m² harus diperkuat dengan kolom/balok beton bertulang. Dimensi kolom dan balok
penguat tersebut adalah 9 x 9 cm
2.4 Bata harus jenuh air ( direndam air ) sebelum dipasang. Adukan yang digunakan untuk
pasangan dinding adalah 1pc : 3 ps. untuk trasram dan 1 : 4 untuk dinding biasa.
2.5 Plesteran Dinding : Permukaan dinding harus benar – benar lurus baik dalam arah
horizontal maupun vertical. Plesteran dinding menggunakan adukan 1 pc : 3 ps untuk
plesteran trasram. Plesteran yang baru selesai harus selalu dibasahi dengan air
minimum 7 hari.
2.6 Sebelum melaksanakan plesteran, permukaan dinding yang akan diplester harus
dibasahi/disiram dengan air hingga jenuh. Tebal plesteran maksimum adalah 1,5 cm.
2.7 Pasangan dinding yang terendam didalam tanah harus diplester kasar dan dilaksanakan
sebelum pengurugan kembali.
2.8 Plesteran Dinding Khusus : Plesteran untuk daerah pemipaan ( air dan Listrik ) harus
dilaksanakan setelah pemasangan pipa-pipa selesai. Pembobokan plesteran untuk
keperluan instalasi pipa-pipa tersebut tidak diperkenankan. Plesteran pada sudut-
sudut/pertemuan pasangan harus dilaksanakan bersamaan dan pada waktu yang sama.
2.9 Setelah pekerjan plesteran selesai, maka dilanjutkan dengan acian dimana
pelaksanaannya dapat dilakukan secepatnya 2 hari setelah pekerjaan plesteran tersebut
selesai dikerjakan.

Pasal - 3

19
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021
PEKERJAAN LANTAI

3.1 Lantai Bangunan : Pekerjaan lantai bangunan menggunakan keramik ukuran Sebagai
Berikut
a. Keramik ukuran 60 x 60 Cm Granite Tile
b. Keramik Ukuran 30 x 60 cm Ganite Tile
c. Keramik Ukran 80 x 80 Cm Granite Tile
d. Keramik Ukuran 60 x 120 cm granite Tile
3.2 Keramik ukuran 60 x 80 cm granite TileSebelum dipasang lantai keramik, permukaan
lantai harus dicor dengan beton tumbuk 1:2:3, hal mana dimaksudkan agar setelah
lantai di pasang keramik tidak terjadi penurunan, untuk kemudian diberi lapisan pasir
yang bebas lempung setebal 10 cm.
3.3 Metoda pekerjaan lantai keramik harus menggunakan profil-profil waterpas lantai yang
akan mengeliminir terjadinya kemungkinan kecekungan dan kecembungan lantai.
3.4 Penggunaan bahan material keramik dan pekerjaan keramik lantai harus persetujuan
direksi untuk memperoleh kepastian perihal kondisi rabat lantai bangunan.
.

Pasal - 4
PEKERJAAN PEMIPAAN

4.1 SUMBER AIR : pada pekerjaan intstalasi pemipaan menggunakan bahan PVC ukuran
dari ½”, 2”, 4”. Untuk pipa ukuran ½” digunakan untuk kran air, pipa ukuran 2” pipa
pembuangan atau untuk pemasangan floor drain sedangkan pipa ukuran 4” untuk
intstalasi pembuangan tinja.
4.2 Saluran air pengurasan/buangan menggunakan pipa PVC 4” dengan design kemiringan
ini minimal 1,5% dan maksimal 2,5%.
4.3 Apabila dimensi dan penemuan saluran air tidak tertera dan kurang jelas pada gambar
rencana maka pemborong harus mempersiapkan perencanaan dengan mendapat
persetujuan direksi sebelum pelaksanaan dimulai.
4.4 Fitting - fitting dan alat sambung pipa harus dipasang secara benar dengan
membersihkan kedua permukaan terlebih dahulu. Penyambungan pipa dilakukan
dengan menggunakan lem dengan kualitas baik, sehingga dijamin tidak bocor atau terjadi
rembesan pada bagian sambungan.

Pasal - 5
20
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

5.1 SUMBER LISTRIK : arus listrik diambil pada aliran listrik existing dari bangunan yang
telah ada.
5.2 Pekerjaan instalasi listrik menggunakan kabel ukuran 2.5MM dengan 3 jalur sesuai
standart yang telah ditetapkan oleh Pihak PLN.
5.3 Semua instalasi listrik berada pada dalam dinding menggunakan pipa conduit.
5.4 Pola pemasangan instalasi listrik selang-seling sesuai dengan gambar rencana kerja.
5.5 Setelah pekerjaan pemasangan instalasi listrik semua hasil pemasangan akan
dilakukan pengetesan sebagaimana mestinya.

Pasal - 6
PEKERJAAN PENGECATAN

6.1 Tahapan - tahapan pengecetan : Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecatan,


pemborong harus melaporkan kepada Direksi, apakah tembok/beton, dan lain-lain
sudah siap untuk pekerjaan ini maka pelaksana sebaiknya membuat contoh cat pada
sebagian kecil bidang yang akan dicat.
6.2 Permukaan tembok/beton yang akan dicat harus dibersihkan dari kotoran- kotoran debu,
lumpur dan sebagainya kemudian dicuci dengan air bersih.
6.3 Seluruh lapisan komponen yang akan dicat harus diplamur atau didempul sehingga akan
menutupi seluruh pori-pori dinding agar diperoleh hasil yang paling maksimal.
6.4 Pengecatan dilakukan 3 (tiga) lapis atau sampai diperoleh hasil maksimal.

Pasal 9
Pengadaan Furniture
Spesifikasi Bahan
1. Meja Direktur ex.Informa

21
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021
2. Kursi direktur ex. Informa

3. Sofa set ex.informa

4. Meja manager ex. Informa

22
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021
5. Kursi manager ex. informa

6. Meja staf ex informa

7. Kursi staf ex. informa

23
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021
Pasal - 10
PEKERJAAN AKHIR FINISHING

10.1 Sebelum dilakukannya penyerahan pekerjaan konttraktor pelaksana diwajibkan untuk


membersihkan lapangan dan lokasi pekerjaan dari kotoran – kotoran atau sampah –
sampah sisa dari pekerjaan.
10.2 Menyusun semua laporan pekerjaan dilapangan dengan menyerahkan ke Konsultan
Pengawas untuk dikoreksi bobot pekerjaan yang terrealisasikan.
10.3 Membuat gambar as – built drawing pekerjaan sesuai dengan keadaan pekerjaan
dilapangan.
10.4 Bersama – sama konsultan pengawas mengecek kekurangan – kekurangan yang
dikerjakan selama pelaksanaan pekerjaan.
10.5 Bersedia untuk melakukan perbaikan selama masa pemeliharaan pekerjaan.

24
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021
II. SPESIFIKASI KHUSUS
A. BAHAN – BAHAN KHUSUS

1. Pekerjaan Pembersihan Lapangan.

Pada saat Kontraktor akan melakukan pekerjaan di lokasi hendaknya melakukan


pembersihan pada lokasi pekerjaan, agar dalam pelaksanaan pekerjaan tidak terganggu.
Dalam hal tahap pelaksanaan pekerjaan hendaknya konsultansi terlebih dahulu dengan
direksi pengawas agar segala pekerjaan yang telah dikerjakan tidak mengalami
kesalahan, sisa material bahan bangunan existing sitempat pada tempat yang aman
dikarenakan material bahan bangunan existing tersebut merupakan aset bangunan
daerah dan apabila sisa pembongkaran material bahan bangunan existing mengalami
kehilangan diwajibkan kepada kontraktor pelaksana menggantikan kembali.

2. Pekerjaan Beton.

2.1 Penyiapan Lokasi.


2.2 Penyiapan Job mix Formula untuk beton 1 Pc : 2 Ps : 3Kr.
2.3 Penyiapan Baja tulangan dengan rekomendasi pabrikan untuk baja ≥ D16mm
dengan mutu baja U40, dan baja < D10 mm dengan mutu baja U24.
2.4 Dalam pelaksanaan ini harus mendapatkan persetujuan dari direksi pengawas dan
mengikuti gambar kerja yang telah ada.

3. Pekerjaan Lantai Bangunan.

a. Keramik ukuran 60 x 60 Cm Granite Tile


b. Keramik Ukuran 30 x 60 cm Ganite Tile
c. Keramik Ukran 80 x 80 Cm Granite Tile
d. Keramik Ukuran 60 x 120 cm granite Tile

Prodak keramik yang di pakai harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut :

25
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021
26
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021
4. Pekerjaan Cat.

4.1 Cat tembok interior ( JOTUN ).

5. Pekerjaan Dinding Bangunan.

5.1 Dinding bangunan menggunakan batu bata Ringan berkualitas baik, adapun
campuran spesi Menggunakan Mortar
5.2 Plesteran dinding batu bata Menggunakan Mortar.
5.3 Acian dinding batu bata merah tebal 1-3mm.
5.4 Untuk dinding interior menggunakan multiplek 12mm lapis HPL Arborite.
5.5 Kaca yang digunakan tebal 5mm warna menyesuaikan.
5.6 Pekerjaan dinding partisi kaca bahan tempered tebal 12mm.
5.7 Pekerjaan Pertisi dinding menggunakan gipsum 9 mm dengan rokwool sebagai
peredam suara.

6. Pekerjaan Plafond.

6.1 Untuk plafond menggunakan rangka ikafuring tebal 0.35 jarak rangka uk. 40 x
60cm dan penutup plafond dalam ruangan (interior)

7. Pekerjaan Elektrikal.

7.1. Kabel yang disyaratkan ukuran NYA, 3x6 mm, 3x2.5 mm, 3x1.5 mm,
7.2 Stop Kontak dan Saklar menggunakan bahan Clipsal / Schenider berdaya 350
watt dan 1500 watt interior.
7.3 Lampu menggunakan Lampu Downlight Kotak Berdaya 18 Watt Philips.

8. Pekerjaan Mekanikal.

8.1. Wastafel dan closed duduk menggunakan bahan TOTO berkualitas baik.
8.2 Pipa PVC ukuran ½” digunakan untuk instalasi air bersih sedangkan ukuran PVC
3” dan 4” digunakan untuk instalasi air kotor.
8.3 Floor Drain dan Kran Air menggunakan bahan steinless berkualitas baik.

27
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021
Demikian Rencana Kerja dan Syarat – Syarat ini dibuat agar dapat dipergunakan disaat
pelaksanaan pekerjaan dilapangan nantinya, adapun item pekerjaan yang belum terdapat pada
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat ini akan ditentukan nantinya sesuai dengan kebutuhan
dilapangan.

Batam, September 2021


Pejabat Pembuat Komitmen
Dinas Cipta karya Dan Tata Ruang
Tahun Anggaran 2021

RAHMAD HIDAYAT , ST
NIP: 197909092010011016

28
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Tahun Anggaran 2021

Anda mungkin juga menyukai