Anda di halaman 1dari 21

PROGRAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN : REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN


TINGKAT KERUSAKAN MINIMAL SEDANG
BESERTA PERABOTNYA SMP NEGERI 5
VOLUME : 7 (TUJUH) LOKAL
LOKASI : DESA WABULA
KECAMATAN : WABULA KABUPATEN BUTON
T.A. : 2024

KONSULTAN PERENCANA
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BUTON Spesifikasi Teknis

“PEKERJAAN PEMBANGUNAN REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN KERUSAKAN MINIMAL”


SEDANG BESERTA PERABOTNYA SMP NEGERI 05 BUTON T.A 2024

1. PENJELASAN UMUM PEKERJAAN

Lingkup Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah terdiri dari :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
c. Pekerjaan Strukturi
d. Pekerjaan Finishing

A. PERATURAN-PERATURAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Pekerjaan Sipil

Untuk melaksanakan Pekerjaan Sipil, digunakan peraturan umum yang lazim dipakai yakni Syarat-syarat Umum
untuk Pelaksanaan Bangunan Umum yang dilelangkan, kecuali ditentukan lain dalam Spesifikasi Teknik ini.
Peraturan Bangunan yang dimaksud dalam Spesifikasi Teknik ini adalah :
Ø Undang-undang Republik Indonesi No. 2 Tahun 2017 tentang jasa konstruksi;
Ø Undang-undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
Ø Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
Ø Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/ KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung;
Ø Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per. 01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada
Konstruksi Bangunan;
Ø Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No. Kep.174/MEN/1986,
dan No. 104/KPTS/1986 tentang K3 Pada Tempat Kegiatan
Konstruksi;
Ø Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum;
Ø Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2016 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum;
Ø SK SNI T-15-1991 (Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Bangunan Indonesia);
Ø PBI-1971/NI-2 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia);
Ø PUBI-1982 (Peraturan Umum untuk Bangunan Indonesia);
Ø PKKI-1971/NI-5 (Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia);
Ø PPBBI-1980 (Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia);
Ø PUBI-1970/NI-3 (Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia);
Ø Peraturan Cat lndonesia/NI-4 (PTI-1961);
Ø Peraturan-peraturan lain yang harus dipenuhi adalah peraturan-peraturan daerah setempat;

2. Pelaksanaan dan Gambar Pelaksanaan

Ø Penyedia diwajibkan meneliti semua gambar, peraturan-peraturan dan syarat-syarat sebelum pekerjaan
dilaksanakan, baik pekerjaan sipil maupun mekanikal/elektrikal.
Ø Apabila ada persyaratan yang tidak lazim dilaksanakan atau bila dilaksanakan akan menimbulkan bahaya,
maka Penyedia diwajibkan untuk mengadakan perubahan seperlunya dengan terlebih dahulu
memberitahukan secara tertulis kepada Direksi/Pengawas Pekejaan.
Ø Apabila ada perubahan pada gambar atau pelaksanaan pekerjaan dilokasi atau ada perbedaan antara
Bestek (RKS) dengan gambar maka yang berlaku adalah menurut urutan-urutan yang menentukan di bawah
ini :
- Bestek (RKS)

Hal 1
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BUTON Spesifikasi Teknis

- Gambar dengan skala yang lebih besar/sesuai ukuran tertera pada gambar.
- Keputusan Direksi/Pengawas Pekerjaan
Ø Pelaksanaan pembangunan proyek diselenggarakan secara lengkap termasuk mendatangkan, mengangkut
dan mengerjakan semua bahan-bahan yang diperlukan, menyediakan tenaga kerja berikut pengawasan dan
hal-hal lain yang dianggap perlu.
Ø Penyedia diwajibkan menangani semua keperluan yang dibutuhkan untuk menunjuk penyelesaian dan
pelaksanaan secara cepat, baik dan lengkap.
Ø Didalam pelaksanaan pekerjaan, misalnya pekerjaan beton bertulang, konstruksi baja, konstruksi kayu dan
pekerjaan struktur lainnya disamping pekerjaan pengolahan tanah, baik menurut perhitungan dan gambar-
gambar konstruksi yang disediakan oleh Direksi jika diduga terdapat kekurangan, maka Penyedia diwajibkan
mengadakan konsultasi dengan Direksi/ Pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan.
Ø Pihak Penyedia dianggap telah mempertimbangkan semua resiko yang mungkin terjadi dan
memperhitungkan didalam harga penawaran.
Ø Penyedia harus menjaga ketertiban selama pekerjaan dilaksanakan, sehingga lingkungan sekitarnya
menjadi tertib, misalnya pelaksanaan pekerjaan pada malam hari, Penyedia harus meminta persetujuan
kepada Direksi /Pengawas terlebih dahulu.
Ø Pekerjaan harus diserahkan dengan lengkap, se!esai dengan sempurna kepada Pemberi Tugas/Direksi
termasuk perbaikan-perbaikan yang timbul sebagai akibat pelaksanaan pada lingkungan pembangunan
termasuk pembersihan.

3. Rencana Kerja

Ø Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia menyusun rencana kerja yaitu suatu rencana yang terperinci
termasuk jadwal pelaksanaan (Time Schedule) dan diajukan kepada Direksi selambat-lambatnya 1 (satu)
minggu setelah dikeluarkannya Surat Penunjukan atau Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan
mengadakan Pre Construction Meeting (PCM) dengan pihak Konsultan pengawas dan Direksi Lapangan.
Ø Setelah disetujui maka Time Schedule dimaksud diserahkan kepada Direksi Pekerjaan sebanyak 3 (tiga)
salinan. Sedangkan cetakan aslinya harus selalu terpampang di Kantor Proyek dan merupakan lampiran
Dokumen Kontrak
Ø Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia telah menyerahkan Request Pekerjaan beserta Shop
Drawing kepada Konsultan Pengawas untuk dimintai persetujuannya.
Ø Konsultan Pengawas setelah mempelajari usulan tersebut dengan memperhatikan gambar-gambar rencana,
RKS dan lain-lain, baru memberikan persetujuan kepada Penyedia untuk segera dilaksanakan.
Ø Penyedia harus melaksanakan pekerjaan, mendatangkan bahan-bahan dan alat bantu sesuai dengan
rencana kerja kecuali jika terpaksa menyimpang karena sesuatu hal yang harus dipertimbangkan, maka
terlebih dahulu harus disetujui oleh Direksi.
Ø Rencana Kerja ini akan dipakai Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas sebagai dasar untuk menentukan
segala sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan, keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia.

4. Gudang dan Ruang Rapat Lapangan

Ø Gudang dan ruang rapat di lapangan telah dibuat di sekitar bangunan yang letaknya ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan. Kontraktor pada tahap ini diharuskan mengadakan penyempurnaan-penyempurnaan pada
bangunan yang sudah ada.
Ø Bahan-bahan utama atau bahan-bahan tambahan yang seharusnya mendapat perlindungan, harus
disimpan didalam gudang yang cukup menjamin perlindungan terhadap bahan-bahan tersebut.
Ø Penyedia wajib mengikuti rapat-rapat lapangan yang diselenggarakan oleh Direksi bersama-sama dengan
Pemberi Tugas untuk membicarakan segala sesuatu mengenai pembangunan proyek tersebut.

5. Ketentuan-Ketentuan Lain

Selain Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, ketentuan-ketentuan lain yang mengikuti didalam pelaksanaan
pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

Hal 2
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BUTON Spesifikasi Teknis

a) Gambar

- Gambar-gambar yang dilampirkan pada rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan ini.
- Gambar Detail yang diserahkan oleh Pemberi Tugas/Direksi.

b) Petunjuk

- Petunjuk atau keterangan yang diberikan dalam Rapat Penjelasan (Aanwijzing) yang tercantum didalam
Berita Acara Rapat Penjelasan.
- Petunjuk, syarat-syarat yang diberikan dalam masa pelaksanaan oleh Pemberi Tugas/Direksi,
Konsultan Perencana dan Instansi terkait, Dinas Tata Kota maupun Dinas Keselamatan Kerja.

c) Peraturan

- Semua Undang-undang dan Peraturan Pemerintah yang berlaku untuk semua pelaksanaan penyediaan.
- Syarat-syarat umum untuk pelaksanaan penyediaan dari Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan
Umum yang disahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah kecuali dinyatakan lain dalam Rencana
Kerja dan Syarat-syarat ini.

B. SYARAT-SYARAT UMUM PEKERJAAN SIPIL

1. Air (PUBI 1970/N1-3)

Ø Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan, dipakai air yang tidak mengandung minyak, asam, alkali, garam,
bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang dapat merusak bangunan.
Ø Khusus untuk beton, jumlah air yang digunakan untuk membuat adukan disesuaikan dengan jenis pekerjaan
beton atau dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat serta harus dilakukan setepat-tepatnya.

2. Pasir (PUBI 1970/NI-3, PBI 1971/NI-2)

Ø Pasir Urug

Pasir untuk pengurugan, peninggian dan lain-lain tujuan harus bersih dan keras. Pasir laut untuk maksud-
maksud tersebut harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dan Direksi Pekerjaan.
Ø Pasir Pasang
Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
- Butiran-butiran harus tajam dan keras tidak dapat dihancurkan dengan jari.
- Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5% (lima persen).
- Butiran-butiran harus dapat melalui ayakan berlubang persegi 3 mm.

➢ Pasir Beton

Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI 1971 (Nl-2)
diantaranya yang paling penting adalah:
- Butiran-butiran harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan dengan jari dan pengaruh cuaca.
- Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5% (lima persen).
Ø Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya, apabila diayak dengan ayakan 150
maka sisa butiran-butiran di atas ayakan 0,25 mm, berkisar antara 60% sampai dengan 90% dari berat.
Ø Syarat-syarat tersebut di atas harus dibuktikan dengan pengujian laboratorium

Hal 3
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BUTON Spesifikasi Teknis

3. Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah)

Ø Yang dimaksud dengan Agregat Kasar dapat berupa kerikil atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan
batu (Stone Chruser) dengan besar butiran lebih besar dari 5 mm (split).
Ø Kerikil atau Batu Pecah untuk beton harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SK SNI T-15-
1991 diantaranya : harus terdiri dari butir-butir yang keras, tidak berpori, tidak pecah/hancur oleh pengaruh
cuaca.
Ø Kerikil atau Batu Pecah harus keras, bersih serta sesuai butiran dan gradasinya bergantung pada
penggunaannya.
Ø Kerikil/Batu Pecah tidak boleh mengandung lumpur lebih besar dari 1% (satu persen).

4. Portland Cement (N1.8, PBI 1971/N1.2)

Ø Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC jenis (NI-8) dengan type I (satu) dan dalam Kantong
Baru/Utuh.
Ø Bila menggunakan PC yang telah disimpan lama harus diadakan pengujian terlebih dahulu oleh laboratorium
yang berkompeten.
Ø Dalam pengangkutan PC ke tempat pekerjaan harus dijaga agar tidak menjadi lembab, begitu pula
penempatannya harus ditempatkan di tempat kering.
Ø PC yang sudah membatu (menjadi keras dan sweeping) tidak boleh dipakai / dipergunakan lagi.
Ø Pengukuran semen, tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari ± 2,5%.

5. Kayu (PPKI 1961)

Ø Pada umumnya kayu harus bersifat baik dan segar dengan ketentuan bahwa sifat dan kekurangan-
kekurangan yang berhubungan dengan pemakaiannya tidak akan merusak atau mempengaruhi nilai
konstruksi bangunan
Ø Jenis kayu yang digunakan harus sudah cukup tua, dipilih dan mutu yang terbaik, kering, lurus dan
dihindarkan adanya cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecahpecah, mata kayu, melinting basah
dan lapuk.
Ø Untuk kayu balok, kelembaban tidak dibenarkan melebihi 19% dan kayu papan (kayu yang ketebalannya
kurang dari 2,5 cm) disyaratkan kelembabannya tidak lebih dari 12%.

6. Baja Tulangan Beton dan Kawat Pengikat (PUBI 1970/N1-3)

Ø Jenis baja besi tulangan harus dihasilkan dari pabrik-pabrik baja yang dikenal dan bentuk belahan-belahan
polos.
Ø Mutu baja besi tulangan dipakai U-24.
Ø Kawat pengikat harus terbuat dari besi baja lunak dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan
terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.

7. Beton (PBI 1971/N1-2)

Ø Beton yang dipakai untuk pekerjaan ini pada umumnya dapat dipakai/diperkirakan dengan campuran 1 PC :
2 Pasir : 3 Kerikil/ Spilit atau dipakai 1 PC : 3 Pasir : 5 Kerikil/Split perbandingan berat.
Ø Kekentalan adukan beton harus diperiksa dengan pengujian slump dengan sebuah kerucut terpancung
Abram. Nilai-nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus menurut Tabel 4.4.1. PBI 1971 (NI-l).

C. PEKERJAAN

1. Persiapan

- Pekerjaan ini meliputi penyedian, pendayagunaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantunya yang dibutuhkan dalam melaksanakan pembangunan pada proyek ini.
- Bagian ini meliputi pembersihan lokasi, pemasangan bowplank, Barak Kerja dan Gudang Material,
penyediaan air kerja, pembuatan papan proyek, administrasi dan dokumentasi, dan penyiapan listrik kerja.

Hal 4
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BUTON Spesifikasi Teknis

2. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank

Ø Papan patok ukur (bowplank) dipasang pada patok kayu yang kuat, sehingga tidak bisa digerak-
gerakkan
Ø Papan patok ukur dibuat dari kayu kelas-III, dengan ukuran tebal 2,5 cm, lebar 20 cm, lurus pada sisi
sebelah atasnya
Ø Tinggi sisi atas papan bouwplank harus sama satu sama lain kecuali dikehendaki lain oleh Direksi
Lapangan.
Ø Setelah selesai pemasangan papan patok ukur, Penyedia harus melapor kepada Direksi Lapangan
untuk diminta persetujuannya, serta harus menjaga dan memelihara keutuhan serta ketetapan patok-
patok ukur sampai tidak diperlukan lagi dan dibongkar atas persetujuan Direksi Lapangan

3. Barak Kerja

Untuk daerah yang ditentukan sesuai dengan Bill of Quantity (BQ) :

Ø Kantor Direksi Lapangan cukup representatif dan memiliki tempat penyimpanan peralatan dan bahan
untuk bekerja selama pelaksanaan proyek.
Ø Luas dan peralatan yang disediakan untuk Kantor Direksi minimal harus memenuhi persyaratan.
Ø Pada tahap ini yang dibutuhkan adalah penyempurnaan- penyempurnaan terhadap Direksi Keet yang
telah ada dimana dilaksanakan pada tahap sebelumnya.

4. Penyediaan Air dan Daya Listrik Untuk Kerja

Ø Air untuk bekerja harus disediakan Penyedia dengan membuat sumur pompa ditapak proyek atau air
dari PDAM atau sumber air lainya. Air harus bersih bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya.
Ø Listrik untuk bekerja harus disediakan Penyedia dan diperoleh dari sambungan sementara PLN
setempat selama masa pelaksanaan pembangunan dengan daya minimal 300 watt. Penggunaan Diesel
untuk pembangunan sementara harus melalui persetujuan Direksi Lapangan

5. Rapat Lapangan

Sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) minggu diadakan Rapat Lapangan (Site Meeting) di Ruang
Rapat di Kantor Direksi yang dipimpin langsung oleh Direksi. Pokokpokok pembicaraan dalam rapat ini
antara lain :
Ø Kemajuan Pekerjaan (Progress Report) dan hal-hal yang tercantum dalam Laporan Mingguan, dan lain-
lain.
Ø Perihal Administrasi Proyek
Ø Hal-hal teknis (penjelasan gambar/spesifikasi serta instruksi Direksi dan Pemberi Tugas)
Ø Koordinasi Pekerjaan
Ø Seluruh Hasil Rapat ditulis dalam suatu Risalah Rapat dan masing-masing peserta rapat menerima satu
berkas risalah rapat yang dapat dijadikan acuan dan kontrol bagi pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.

6. Laporan-Laporan

Kontraktor harus membuat catatan-catatan berupa laporan harian yang memberikan gambaran dan
catatan singkat dan jelas mengenai :
Ø Taraf berlangsungnya pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor bawahan.
Ø Catatan dari Pemberi Tugas / Direksi / Konsultan Pengawas yang telah disampaikan secara tertulis
maupun lisan.
Ø Hal ikhwal mengenai bahan-bahan, peralatan/mesin yang masuk.
Ø Keadaan Cuaca.
Ø Hal ikhwal mengenai pekerja.
Ø Hal ikhwal mengenai pekerjaan tambah kurang.
Ø Hal ikhwal mengenai kesulitan-kesulitan atau gangguan yang mungkin ada

Hal 5
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BUTON Spesifikasi Teknis

Ø Setiap laporan harian pada hari dan tanggal yang sama diperiksa dan disetujui kebenarannya oleh
Pengawas Harian dan Konsultan Pengawas. Perselisihan mengenai hal ini mengakibatkan pekerjaan
dihentikan untuk diadakan opname. Dan berdasarkan laporan harian ini, oleh kontraktor disusun laporan
mingguan yang minimal berisikan :
- Jumlah hasil pekerjaan yang diperoleh dalam waktu 1 (satu) minggu serta perbandingannya dengan
schedule yang disepakati
- Prestasi fisik yang dicapai, dibandingkan dengan program, dan dibandingkan dengan minggu
sebelumnya dalam suatu Curva "S"
- Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga, bahan dan peralatan serta rencana
penanggulangannya
- Catatan-catatan mengenai ada tidaknya pekerjaan tambah/kurang.
- Instruksi-instruksi, tegoran-tegoran dan sebagainya yang telah diterima oleh Kontraktor dan Pemberi
Tugas, Direksi dan Konsultan pengawas dan solusinya.

7. Urugan Pasir .

1. Setiap urugan pasir disiram dengan air hingga padat.


2. Atas petunjuk direksi, pemborong harus menyediakan pasir yang digunakan untuk pengurugan berkualitas
kadar lumpur tidak lebih dari 10 % tidak terkotori oleh bendabenda organik. Petunjuk ini tidak mengurangi
tanggungjawab kontraktor atas semua hasil pengurugan yang dilakukan.

8. Pekerjaan Beton Bertulang (Pondasi, Sloof, Kolom, Balok, dan Ringbalk)

a. Beton Cor Di Tempat

➢ Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga kerja dan jasa-jasa lain sehubungan
dengan pekerjaan beton biasa, beton bertulang dan lain-lain sesuai dengan gambar-gambar
persyaratan teknis ini.
Dalam hal ini Penyedia yang harus menyediakan tenaga, peralatan seperti Lift/Crane berikut Concrete
Mixer dan peralatan-peralatan lain yang harus selalu berada di lapangan sesuai dengan standard dan
kapasitas untuk pekerjaan tersebut.

➢ Pengendalian Pekerjaan

Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuanketentuan seperti
tertera dalam : - SK SNI T-15-1991-03 - NI-2-PBI-1971, ..
- NI-3-1970
- NI-5-1961
- NI-8-1974 - SKTM-JLS G 3445.

➢ Syarat-Syarat Pelaksanaan

- Untuk Pekerjaan Struktur Sloof dan Kolom Bangunan digunakan Beton Cor dengan ketentuan harus
memenuhi Spesifikasi Beton dengan mutu (f’c) = 20 MPa (K 225) cara pelaksanaannya harus
rnenggunakan adukan beton seperti molen (conrete mixer).
- Pengujian slump
§ Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump harus dalam
batas-batas yang diisyaratkan dalam PBI 1971 dan sama sekali tidak diperbolehkan adanya
penambahan air/additive, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
§ "Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut, beton dengan mutu dan
kekuatan yang memuaskan, yang akan menghasilkan hasil akhir yang bebas keropos, ataupun

Hal 6
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BUTON Spesifikasi Teknis

berongga-rongga. Pelaksanaan dari persetujuan kontrak adalah bahwa "Kontraktor" bertanggung


jawab penuh untuk produksi dari beton dan pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian yang
memenuhi syarat batas slump.
Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di pelepasan pipa, bukan di
truk mixer. Maximum slump harus 150 mm.

➢ Bahan-bahan Agregat Beton

- Agregat Beton berupa batu pecah/ kerikil


- Agregat Beton harus sesuai spesifikasi agregat beton menurut ASTM-C 33
- Ukuran terbesar Agregat Beton adalah 2,5 cm
- Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan pekerjaan dan menjaga agar tidak
terjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan
- Agregat harus bersih dari segala kotoran, tidak melebihi 5% (lima persen)

➢ Agregat Kasar

- Agregat Kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras tidak berpori dan berbentuk
kubus. Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya tidak boleh melampaui 20% dari jumlah berat
keseluruhannya
- Agregat Kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50% kehilangan berat menurut
test mesin Los Angeles ASTM-C 131-55
- Agregat Kasar harus bersih dari zat-zat organis, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang merusak
beton.

➢ Gradasi

Saringan Ukuran Lewat Saringan (%)


1” 25,00 mm 100
¾” 20,00 mm 90 – 100
3/8” 95,00 mm 20 – 55
No. 4 04,76 mm 0 - 10

➢ Agregat Halus

- Agregat Halus dapat menggunakan pasir alam yang berasal dari Quarry yang telah disepakati pihak
Pengawas.

Pasir harus bersih dari zat organis, zat alkali tanah dan substansi lain yang dapat merusak beton.
Pasir tidak boleh mengandung substansi tersebut lebih dari 5%.
- Pasir Laut tidak boleh digunakan untuk beton
- Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras
- Cara dan penyimpanan harus baik agar menjamin kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan
menjaga tidak terjadi kontaminasi yang tidak diinginkan.

Hal 7
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BUTON Spesifikasi Teknis

➢ Gradasi

Saringan Ukuran Lewat Saringan (%)


3/8” 9,500 mm 100
No. 4 4,760 mm 90 – 100
No. 8 2,380 mm 80 – 100
No. 16 1,190 mm 50 – 85
No. 30 0,595 mm 25 – 65
No. 50 0,297 mm 10 – 30
No. 100 0,149 mm 5 – 10
No. 200 0,074 mm 0-5

➢ PC (Portland Cement)

Semen yang dipakai harus dari mutu yang diisyaratkan dalam Nl-8 Bab 3.2. Kontraktor harus
mengusahakan agar semen yang dipakai untuk seluruh pekerjaan beton berasal dari satu merk saja.
Semen ini harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam zak yang tertutup oleh pabrik dan terlindung serta
harus dalam jumlah sesuai dengan urutan pengirimannya.
Penyimpanannya harus dilaksanakan dalam tempat-tempat rapat air dengan lantai terangkat dan
ditumpuk dalam urutan pengiriman. Semen yang rusak atau tercampur apapun tidak boleh dipakai dan
harus dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.

➢ Pembesian

- Besi tulangan harus memenuhi persyaratan PBI NI – 2 1971 dengan tegangan leleh

(σ = 3.200 kg/cm2 ) atau Baja U-32.


- Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa, sehingga bebas dari
hubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah. Besi penulangan harus disimpan
berkelompok berdasarkan ukuran masingmasing. Besi penulangan rata maupun besi
penulangan bergelombang (Deformed Bars) harus sesuai dengan persyaratan dalam NI-2 Bab 3.7,
yang dinyatakan sebagai U-24 seperti dinyatakan dalam gambar-gambar dengan persyaratan
sebagai berikut : U-24 untuk diameter lebih kecil dari 16 mm

Besi penulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain, apabila harus
dibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa mengurangi diameter penampang besi, atau
dengan bahan cairan sejenis "Vikaoxy Off” yang disetujui Pengawas.
- Direksi/Pengawas berhak memerintahkan untuk menambah besi tulangan di tempat yang dianggap
perlu sampai maksimum 5% dari tulangan yang ada di tempat tersebut, meski tidak tertera dalam
gambar struktur, tanpa biaya tambahan.

➢ Kawat Pengikat

Harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti diisyaratkan dalam Nl-2 Bab 3.7.

➢ Air

Air harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan dalam NI-2 Bab 3.6. Sebelum air untuk
pengecoran beton dipergunakan, harus terlebih dahulu disetujui Pengawas dan biaya sepenuhnya
ditanggung oleh Kontraktor. Dan Kontraktor harus menyediakan air atas biayanya sendiri.
.

Hal 8
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BUTON Spesifikasi Teknis

- Pelaksanaan

1. Pengecoran Beton

Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah Kontraktor mendapat izin secara tertulis dari
Pengawas. Permohonan izin rencana pengecoran harus diserahkan paling lambat 2 (dua) hari
sebelumnya. Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah menyiapkan seluruh steak-
steak maupun anker-anker dan sparing-sparing yang diperlukan, pada kolom-kolom, balokbalok
beton untuk bagian yang akan berhubungan dengan dinding belah maupun pekerjaan instalasi.
Kecuali dinyatakan lain pada gambar, maka stek-stek dan anker-anker dipasang dengan jarak
setiap 1 (satu) meter.
o Memberitahukan Direksi selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam sebelum
pengecoran beton dilaksanakan.
o Persetujuan Direksi ini berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan
pemasangan besi serta bukti bahwa Kontraktor dapat melaksanakan pengecoran tanpa
gangguan.
o Persetujuan di atas tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor atas pelaksanaan
pekerjaan beton secara menyeluruh.

o Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan
agregat atau semen pada agregat telah melampaui 1 jam dan waktu ini dapat berkurang
lagi jika Direksi menganggap perlu didasarkan pada kondisi tertentu.
o Beton harus dicor sebagaimana mestinya sehingga menghindari terjadinya pemisahan
material (segregation) dan perubahan letak tulangan. Cara penulangan dengan alat-alat
bantu seperti talang, pipa, chute dan sebagainya dan harus mendapat persetujuan dari
Direksi.
o Alat-alat penuang seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus bersih dan bebas dari
lapisan-lapisan beton yang mengeras. Adukan beton tidak boieh dijatuhkan secara bebas
dari ketinggian lebih dari 2 (dua) meter. Selama dapat dilaksanakan sebaiknya digunakan
pipa yang terisi penuh adukan dengan pangkalnya terbenam dalam adukan baru yang
dituang
o Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami "intialset" atau
yang telah mengeras dalam belah dimana akan terjadi plastis karena getaran
o Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus diberi
lantai dasar setebal 5 cm agar menjamin duduknya tulangan dengan baik dan penyerapan
air semen dengan tanah
o Bila pengecoran harus berhenti untuk sementara sedang beton sudah menjadi keras dan
tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari air semen (laitances) dan partikel-partikel
yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup sampai tejadi beton yang padat.
o Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang lekat pada
tulangan dan cetakan harus dibersihkan.

2. Pemadatan Beton

o Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan untuk mengangkut dan
menuang beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat beton padat tanpa
menggetarkan secara berlebihan.
o Pelaksanaan penuangan dan penggetaran beton adalah sangat penting. Beton
digetarkan dengan vibrator secukupnya dan dijaga agar tidak berlebihan (overvibrate).
Hasil beton yang berongga-rongga dan terjadi pengantongan beton-beton tidak akan
diterima
o Penggetaran tidak boleh dilakukan bila dengan maksud untuk mengalirkan beton.
o Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan penggetar dengan
frekwensi tinggi 0,2 cm, agar dijamin pengisian beton dan pemadatan yang baik.
o Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang mengerti dan terlatih.

Hal 9
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BUTON Spesifikasi Teknis

b. Cetakan Beton (Bekisting)


➢ Standard
Seluruh cetakan harus mengikuti persyaratan-persyaratan normalisasi dibawah ini:
- Nl-2-1971
- Nl-3-1970

➢ Bahan-bahan

- Bahan pelepas acuan (Realising Agent) harus sepenuhnya digunakan pada semua acuan untuk
pekerjaan beton.
- Bahan cetakan harus dibuat dari multiplex dengan diberi penguat secukupnya sehingga keseluruhan
form work dapat berdiri stabil dan tidak terpengaruh oleh desakan-desakan beton pada waktu
pengecoran serta dapat menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan belahs-
belahs yang sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar.
- Pada cetakan kolom, balok, harus diadakan perlengkapan dan peralatan khusus untuk
menyingkirkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan kawat pengikat dan lain-lain.
- Apabila acuan harus memikul beban yang besar atau bentang-bentang yang besar serta
memerlukan bentuk yang khusus, maka harus dibuat perhitunganperhitungan dan gambar kerja,
guna mengetahui beban pelaksanaan, termasuk beban vertikal dan horizontal dan kegiatan-kegiatan
serta faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi.
- Sebelum beton dituang, konstruksi cetakan harus diteliti untuk memastikan sehingga dapat terjamin
kedudukan yang tepat, kokoh, rapat, tidak terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton
dituang serta bersih dan segala benda dan kotoran-kotoran yang tidak diinginkan. Permukaan
cetakan harus diberi minyak yang biasa diperdagangkan (Form Oil) untuk mencegah lekatnya beton
pada cetakan. Pelaksanaannya dilakukan di tempat pabrikasi bekisting.
- Sebelum pengecoran dimulai, permukaan cetakan harus dibasahi terlebih dahulu dengan rata agar
tidak terjadi penyerapan air beton yang harus dituang.
- Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi atau jika umur beton telah
melampaui waktu sebagai berikut :
o Bagian sisi balok : 48 jam
o Balok tanpa beban konstruksi : 7 hari
o Balok dengan beban konstruksi : 21 hari
o Pelat Lantai/Atap : 21 hari
Dengan persetujuan Direksi, cetakan beton dapat dibongkar lebih awal asal benda uji yang kondisi
perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah mencapai kekuatan pada umur 28 hari. Segala
izin yang diberikan oleh Direksi sekali-kali tidak boleh menjadi bahan untuk mengurangi/
membebaskan tanggung jawab Kontraktor dari adanya kerusakan-kerusakan yang timbul akibat
pembongkaran cetakan tersebut. Pembongkaran cetakan beton tersebut harus dilaksanakan
dengan hati-hati sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton dan tetap menghasilkan
sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah.

➢ Hasil Pengecoran dan Finishing

- Sernua permukaan beton yang dihasilkan harus rapi, bersih tanpa cacat, lurus dan tepat pada
posisinya sesuai dengan gambar rencana.
- Permukaan beton yang akan difinish dengan cat, tidak akan diplester lagi tetapi langsung diberi
plamur dan cat
- Pengecatan dapat dilakukan setelah Pengawas memeriksa dan menyatakan persetujuannya.

c. Perawatan

Beton harus dilindungi dari hujan lebat, aliran air hujan dan dari kerusakan yang disebabkan oleh alat-alat.
Semua beton harus dalam keadaan basah, paling sedikit 7 hari.

Hal 10
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BUTON Spesifikasi Teknis

d. Siar Muai
Siar muai harus dibuat pada lokasi dan dimensi tepat seperti gambar- gambar rencana. Penulangan tidak
boleh menerus melalui sambungan.

9. Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding

a. Lingkup Pekerjaan

1. Lantai yang digunakan Tegel Keramik Polished Warna Pitih Polos ukuran 60 x 60 cm, Plint 10 x 60 cm
2. bahan yang dipakai dan dipergunakan harus terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi.
3. Adukan sebagai perekat lantai menggunakan 1 PC : 3 Ps dengan tebal minimum 45 mm.

b. Pelaksanaan Pekerjaan Lantai

1. Dasar untuk lantai yang terdiri dari pasir urug setebal 5 cm yang dipadatkan merata, setelah terlebih
dahulu diteliti ketepatan terhadap peil yang telah ditentukan.
2. Tegel Keramik yang dipergunakan baik motif, warna maupun ukuran disesuaikan dengan petunjuk
gambar kerja atau sesuai dengan persetujaun direksi teknik.
3. Sebelum pemasangan tegel keramik harus dibersihkan dari debu bagian bawahnya.
4. Tegel Keramik yang dipergunakan adalah Keramik dengan kwalitas baik.
5. Nat antara tegel yang satu dengan tegel yang lain maximal 1 mm.
6. Kerataan dan kesikuan pasangan tegel harus benat-benar terjaga sehingga hasil pekerjaan dapat
maksimum.
7. Pengecoran Nat/Siar-siar dengan air semen dapat dilakukan setelah pasangan agak kering dibersihkan
dari kotoran.
8. Pemotongan ubin hanya diperkanankan denga menggunakan mesin potong dan dihaluskan dengan
batu gurinda.

c. Lantai Beton dengan Rabat Beton/Beton Tumbuk

1. Untuk bahan-bahan yang berat tebal lantai beton 5 cm dengan mutu beton fc = 10 Mpa (K-125) U.24.
tulangan yang digunakan adalah Ø 10 – 20 cm (jika menggunakan tulangan). Untuk beban biasa
digunakan tulangan praktis Ø 8 – 20 cm tebal 8 cm.
2. Permukaan lantai beton dengan beban berat harus dilakukan dengan sekali cor dan tidak
diperkenankan adanya pekerjaan finishing sebelum selesai pengecoran.

10. Pekerjaan Dinding

a. Lingkup Pekerjaan

1. Bahan yang digunakan Batu Bata local atau Batako Lokal


2. Bahan yang dipakai dan dipergunakan harus terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi.
3. Adukan sebagai perekat Batu Bata menggunakan 1 PC : 5 Ps dengan tebal spesi minimum 15 mm.
4. Plestaran dinding menggunakan 1 PC : 4 PC , Plesteran Beton 1 Pc : 3 Psr dengan tebal 15 mm

Hal 11
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BUTON Spesifikasi Teknis

b. Pelaksanaan Pekerjaan Dinding

1. Bahan :

a. Semua Bahan yang digunakan harus dari mutu klas I, padat, keras, benar ukurannya, mempunyai
ujung persegi dan harus sesuai dengan gambar kerja.
b. Semua bahan yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat. yang akan digunakan
dengan ukuran yang mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan Direksi.
c. Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan dinding mengikuti ketentuan
peraturan pekerjaan beton

2. Pelaksanaan pemasangan :

a. Bahan dinding yang dipakai harus utuh tanpa cacat, kecuali pada sudut-sudut pertemuan dapat
dipakai potongan dengan ukuran yang semestinya.
b. Bila dalam pasangan terdapat cacat maka bahan dinding ini harus diganti atas beban pelaksana.
c. Semua sambungan harus terisi penuh oleh adukan dengan jarak siar yang seragam.
d. Jarak siar rata - rata 12,5 mm dengan toleransi 2,5 mm.
e. Dalam 1 hari pasangan tidak boleh lebih tinggi dari 2 m.
f. Pengakhiran pasangan itu harus dibuat bertangga menurun dan tidak bergigi untuk untuk
menghindari retak kemudian hari.
g. Pasangan dinding diatas kusen atau bidang terbuka lainnya harus dipasang berdiri (Pasangan
Rolag).
h. Baik tertera dalam gambar atau tidak, dinding tembok harus diperkuat dengan kolom atau ring
beton praktis pada luas paling besar 12 m2 atau paling jauh setiap jarak 4 m1.
i. Pada tempat yang akan terdapat rangka kayu atau Kusen, Pasangan Dinding hendaknya
ditinggalkan sampai kusen tersebut terpasang dengan baik.
j. Semua angker - angker kusen dan lain - lain harus ditunjukkan dulu kepada Konsultan Pengawas
dan Direksi sebelum pekerjaan dilanjutkan. Alur-alur tersebut harus diisi penuh dengan adukan
dan angker - angker ditanam dengan beton campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krk didalam tembok.
k. Semua pasangan harus rapi, rata, baik horisontal maupun vertikal. Penjepitan dengan benang
harus dilakukan tiap-tiap jarak tidak lebih dari 30 cm. Semua pertemuan agak lurus harus benar-
benar bersudut 90 derajat.

3. Hasil Akhir yang Dikehendaki :

a. Pasangan dinding yang tegak lurus ke atas, tidak melengkung secara vertikal maupun horizontal.
b. Susunan yang saling menyangga, garis nat secara vertikal tidak bersambung, melainkan terputus-
putus (seperti metode pasangan bata).
c. Garis nat terjaga, kemiringan dinging terjaga dan tetap datar.

c. Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran Dinding Dan Acian

1. Bahan

a. Semen Portland / P.C


Semen untuk pekerjaan batu dan plesteran sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan beton.
b. Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir, tajam dan keras.

Hal 12
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BUTON Spesifikasi Teknis

Kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5% dan pasir harus
memenuhi persyaratan PUBB NI 1970 atau NI-3
. c. Air
Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan untuk pekerjaan beton (lihat pasal
sebelumnya.
d. Bahan-bahan tersebut diatas sebelum pengadaan untuk dipasang Pemborong terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan dari konsultan perencana dan direksi lapangan. Apabila dalam pemasangan
tidak sesuai dengan contoh yang sudah disepakati maka Pemborong harus membongkar dan diganti
sesuai dengan contoh yang telah disepakati, semua biaya ditanggung oleh pemborong dan tidak
menjadi pekerjaan tambah.

2. Pelaksanaan plesteran :

a. Plesteran menggunakan adukan 1 PC : 4Psr untuk Dinding dan 1 Pc : 3 Psr untuk Pekerjaan Beton,
Ponasi
b. Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus terhadap lantai yang
ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
c. Tentukan dahulu titik / jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal.
d. Sebelum diplester, lakukan penyiraman / curring terlebih dahulu pada permukaan dinding Batu Bata
untuk menghindarkan keretakan.
e. Buat adukan untuk plesteran dinding Batu Bata.
f. Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat bantu unting-unting
untuk loting.
g. Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekityarnya, kemudian ratakan dengan raskam
dan jidar.
h. Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.

3. Pelaksanaan Acian :

a. Setelah pekerjaan plesteran selesai, lakukan penyiraman permukaan secukupnya agar tidak terjadi
retakan pada permukaan.
b. Siapkan peralatan acian dan mortar acian yaitu campuran semen dan air.
c. Sebelum mengaci usapkan permukaan plesterandengan air, agar permukaan plesteran dapat
menyerap air adukan campuran semen dengan baik.
d. Lalu laburkan mortar acian di permukaan plesteran usapkan dengan rata dengan peralatan.
e. Haluskan permukaan acian setelah kering dengan mengamplas permukaan hingga rata dan halus.

4. Hasil Akhir yang Dikehendaki :

a. Plesteran dinding yang rata, tidak melengkung secara vertikal maupun horizontal.
b. Tidak ditemukan retakan pada permukaan.
c. Plesteran melekat kuat dipermukaan dinding Batu Bata.

11. Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela

a. Lingkup pekerjaan meliputi :


Pekerjaan kusen pintu, kusen jendela, daun pintu, daun jendela, jalusi dan trali jendela,

Hal 13
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BUTON Spesifikasi Teknis

b. Bahan bahan meliputi :


1. Kusen
Kayu Kelas I ( Kayu Jati )
2. Daun pintu
Kayu Kelas I (Kayu Jati)
3. Daun jendela
Kayu Kelas I ( Kayu Jati)
4. Jalusi
Kayu Kelas II ( Kayu Maniaga)
5. Kaca polos tebal 5 mm

c. Pelaksanaan

1. Kusen dipasang sebelum tembok dikerjakan atau sebagian tembok dikerjakan.


2. Sebelum menggunakan bahan Kontraktor harus memperlihatkan bahan – bahan kayu yang akan
digunakan kepada konsultan pengawas dan direksi teknis, bahwa bahan yang digunakan sesuai
spesifikasi yang tertera dalam perencanaan.
3. Pekerjaan kusen, daun pintu, jendela dan jalusi, kayu tersebut harus diketam rapi dan diprofil yang
sama. Kusen, daun pintu,daun jendela dan jalusi dibuat rapi, tidak baling dan siku pada sudut-sudutnya.
4. Ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan ketentuan gambar kerja.
5. Semua kayu harus dikerjakan dengan rapi, bagian yang nampak harus diserut dan diamplas halus.
6. Semua kusen harus mempunyai alur dan diberi angker besi diameter 10 mm tiap jarak vertikal 60 cm.
7. Semua kusen harus menempel pada beton yang sudah jadi.
8. Untuk mencegah gangguan rayap, maka bagian kayu yang menempel pada dinding dan lantai harus
dimenie.
9. Selama pekerjaan berlangsung, kusen - kusen harus dilindungi dari benturanbenturan benda keras.
Kerusakan atau cat -cat harus diganti oleh Pemborong dengan biaya sendiri.
10. Pegangan kunci dipasang sesuai dengan gambar. Kalau tidak disebutkan lain, maka tinggi pegangan
kunci adalah 90 cm dari lantai.
11. Rangka kayu tidak boleh disambung bertepatan dengan penanaman badan pengunci.
12. Kaca dipasang setelah daun jendela terpasang pada kusen, Serta Bahan Yang Digunakan Sesuai
gambar rencana atau yang di tentukan konsultan pengawas dan direksi lapangan.
13. Kaca yang dipasang baik untuk pemasangan kaca mati, jendela kaca, pintu kaca yang terdiri dari kaca
bening tebal 5 mm dan untuk pintu kaca tebal 12 mm atau dengan mengacu pada ukuran ketebalan
mengikuti gambar kerja.
14. Pemasangan kaca bagian dalam dipoleskan plamur kayu, pemasangan kaca harus rata dan tidak dapat
kemungkinan menggelembung dan menyusut akibat perubahan temperatur.
15. Semua pemasangan kaca dilengkapi dengan list kaca ukuran 1 x 1 cm, dari kayu klas I yang diserut
rata dan tidak mempunyai cacat.

d. Hasil Akhir Yang Dikehendaki

1. Bentuk dan letak pintu sesuai dengan gambar.


2. Tidak ada bagian - bagian atau sudut-sudut yang cacat.
3. Kusen - kusen terpasang dengan kuat pada tembok.
4. Daun tidak terpuntir dan dapat dibuka atau ditutup dengan lancar.
5. Kunci - kunci, penggantung dapat dipergunakan dengan lancar dan baik.

Hal 14
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BUTON Spesifikasi Teknis

6. Penyelesaian bersih dan merata.

12. Pekerjaan Perlengkapan Pintu dan Jendela

a. Semua kunci tanam yang dipergunakan adalah kunci tanam 2 x Slaag , finish stenless dan tiap kunci
mempunyai 3 anak kunci.
b. Untuk pintu yang berdaun dua dipasang Handle (pegangan pintu) dibagian depan 2 buah dan dibagian
belakang 2 buah, harus dipasang rapi dengan kualitas baik.
c. Engsel pintu dan jendela.
d. Semua engsel yang dipasang baik dalam daun pintu maupun daun jendela mempergunakan kualitas baik.
e. Pemasangan untuk tiap daun pintu adalah 3 (tiga) buah engsel dan untuk tiap daun jendela 2 (buah) engsel.
f. Engsel pintu kuningan yang berhubungan dengan luar maupun dalam bangunan di pasang jenis cacut H,
panjang 6”, dan untuk engsel jendela kuningan dengan jenis yang sama ukuran 2.5 x 3”.
g. Grendel dan Kait Angin.
1. Untuk setiap pintu masuk yang terdiri dari 2 daun pintu harus dilengkapi dengan grendel pintu
sebanyak 2 buah dipasang di bagian atas dan bawah.
2.Ukuran grendel yang terpasang di pintu adalah panjang 30 cm.
3.Untuk setiap daun jendela kaca, di pasang sebuah grendel jendela.
4.Kualitas grendel pintu dan jendela adalah terbuat dari besi dilapisi kuningan.
5.Kait angin dipasang 2 (dua) buah pada setiap jendela kaca.
6.Jenis kait angin yang dipasang adalah jenis logam dilapisi tembaga/kuningan sepanjang 30 cm yang
dapat berfungsi sebagai pengunci.
h. Cara Pemasangan.
1. Cara pemasangan harus rapi, kuat dan mudah dipergunakan.
2. Pemasangan semua alat penggantung dan kunci harus benar-benar kokoh dan semua asesoris yang
terdapat didalam perangkat alat penggantung tersebut harus dipasang.
3. Pemasangan yang tidak baik, goyah atau mudah lepas di bongkar dan diperbaiki atas biaya pelaksana.

13. Pekerjaan Atap / Rangka Baja Ringan Atap Spandek

Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap berupa rangka
batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk segitiga, trapesium dan persegi panjang
yang terdiri dari :
1. Rangka utama atas (top chord)
2. Rangka utama bawah (bottom chord)
3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut menarik sendiri (self drilling
screw) dengan jumlah yang cukup.
4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak sesuai dengan
ukuran jarak genteng/penutup atap.

Pada pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi : Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan
pemasangan
Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop.
1. Pengiriman bahan kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek.
2. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
3. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka kudakuda (truss), balok
tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku).

Hal 15
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BUTON Spesifikasi Teknis

4. Pemasangan jurai dalam (valley gutter).

Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:


1. Pemasangan penutup atap.
2. Pemasangan kap finishing atap.
3. Talang selain jurai dalam.
4. Accesories atap.

a. Persyaratan Material Rangka Atap

Material struktur rangka atap Lapisan anti


karat :
Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis lapisan anti karat (coating) :
Galvanised (Z220), Pelapisan Galvanised Jenis Hot-dip zinc, katebalan pelapisan 220 gr/m2, komposisi 95%
zinc, 5% bahan campuran Dimensi :
1. Ukuran Canal C 75 x 0.75 mm
2. Ukuran Reng 32 x 0,45 mm
3. Merek Smartruss atau setara

Chanel

Baut menaik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar elemen rangka atap yang
digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw sebagai berikut: Kelas Ketahanan Korosi Minimum
Kelas 2.
1. Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
2. Kepadatan Alur 16 alur/inci
3. Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
4. Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm

b. Persyaratan Pra-Konstruksi

1. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan,
sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat) .
2. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang dilampirkan pada dokumen tender.
3. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan bertanggung jawab terhadap
semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang
profil dan jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.
4. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan Pengawas, Konsultan
Perencana dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.

Hal 16
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BUTON Spesifikasi Teknis

c. Persyaratan Pelaksanaan

1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan sesuai gambar dan
desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar
perhitungan mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.
2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
3. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan mesin rakit (Jig) dan
pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
4. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi rata air (waterpas level)
untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka atap.
5. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai untuk tumpuan
kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi
mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.
6. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang akan dipakai sebagai
penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan dapat memasang reng dengan jarak yang setepat
mungkin, dan penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
7. Jaminan Struktural yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan maupun
keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan
reng.
8. Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan Pembebanan Indonesia.

14. Pekerjaan Langit - Langit

a. Rangka Plafond

1. Rangka plafond dibuat dari besi hollow galvalum ukuran 40.x 40 x 2 mm dengan bentuk dan
pemasangan sesuai dengan gambar.
2. Seluruh rangka dipasang rapi dan rata serta lurus, seluruh rangka digantungkan dengan baik pada
rangka kuda-kuda.
3. Apabila bahan penutup plafond dipasang dengan diberi nat/skoneng antara unitunit bahan plafond,
maka bagian bawah rangka plafond yang terlihat dirapikan dengan dempul sehingga terlihat rapi.

b. Penutup Plafond
1. Bahan penutup plafond yang digunakan adalah Multiplex tebal 5 mm dengan pola pemasangan sesuai
dengan gambar.
2. Multiplekx harus dengan kualitas baik menurut standarisasi departemen perdagangan.

15. PekerjaanPengecatan

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alatalat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempuma.
2. Persiapan permukaan yang akan diberi cat
3. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan
4. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada gambar tidak disebutkan secara khusus dengan
warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Perencana

Hal 17
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BUTON Spesifikasi Teknis

b. Standar Pengerjaan (Mock Up)

1. Sebelum pengecatan yang dimulai, Penyedia harus melakukan pengecatan padasuatu bidang untuk
tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebutakan dijadikan contoh pilihan warna,
texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mockup ini akan
ditentukan oleh Direksi Lapangan.
2. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi Lapangan, bidangbidang ini akan
dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan

c. Pekerjaan Cat dinding

1. Persyaratan Bahan

- Bahan Cat : Produk dalam negeri yang disetujui oleh Konsultan Pengawas /setara Jotun.
- Warna : Akan ditentukan kemudian
- Bahan Plamur : Yang disetujui oleh Konsultan Pengawas
- Pengencer : Air bersih sesuai spesifikasi yang Ditentukan
- Sistem pengecatan : Minimal dilakukan 2 (dua) lapis atau hingga warna merata dan tidak
membayang.

2. Syarat-syarat Pelaksanaan

- Bahan-bahan yang dipergunakan, sebelum digunakan terlebih dahulu diserahkan contohnya untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas atau direksi teknis.
- Penyedia harus menyerahkan 2 (dua) copy yang berisikan ketentuan dan persyaratan teknis operatif
dari pabrik dan contoh percobaan warna cat kepada Konsultan Pengawas.
- Sebelum pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan harus rata, kering dan bersih dari
segala kotoran, minyak dan debu.
- Bidang pengecatan siap dicat setelah diplamur terlebih dahulu.
- Lapisan plamur dibuat sampai membentuk bidang yang rata.
- Setelah pelamuran dan sudah disetujui oleh Konsultar Pengawas, bidang pelamuran diamplas yang
halus kemudian dibersihkan sampai bersih.
- Sebelum pengecatan dilakukan, Penyedia diwajibkan membuat contoh-contoh warna, untuk disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
- Pengecatan disyaratkan dengan menggunakan kuas. Untuk permukaan dimana pemakaian roller
tidak memungkinkan, dipakai kuas halus/baik.
- Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya sentuhan benda-benda dan
pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya selama 2 (dua) jam.

d. Pengecatan Kayu

1. Lingkup pekerjaan

- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alatatat bantu lainnya
yang diperlukan dalam pelaksaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
2. Persyaratan Bahan

- Digunakan Bahan Buatan Dalam Negeri dari mutu terbaik serta disetujui oleh Konsultan Pengawas.

- Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI4 serta sesuai
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.

Hal 18
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BUTON Spesifikasi Teknis

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

- Bidang permukaan pengecatan harus diratakan/dihaluskan dengan bahan/ alat mesin amplas
elektrik yang bermutu baik, sampai permukaannya halus dan licin, segala persiapan pengecatan
telah memenuhi persyaratan yang ditentukan dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Uraian
dan syarat-syarat ini meliputi pengecatan listplank dan lain-lain yang ditentukan dalam detail gambar.
- Bidang permukaan pengecatan dibersihkan dan debu, serbuk gergaji, bebas dari minyak kering dan
sebagainya.
- Harus dihindarkan adanya celah/pori-pori kayu pada permukaan pengecatan - Aduk bahan dengan
sempurna sebelum pemakaian.
- Digunakan bahan campuran yang bermutu baik serta disetujui oleh Pengawas.
- Penggunaan alat sprayer dari mutu yang diisyaratkan serta disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Pengecatan harus dilakukan sejauh mungkin dari pengaruh pekerjaan lain serta jauh dari tumbuh-
tumbuhan.

e. Pekerjaan Cat Plafond .


1. Persyaratan Bahan
- Bahan Cat : Produk dalam negeri yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.(SetaraJotun)
- Warna : Akan ditentukan kemudian
- Pengencer : Air bersih sesuai spesifikasi yang Ditentukan
- Sistem pengecatan : Minimal dilakukan 2 (dua) lapis atau hingga warna
merata dan tidak membayang.

2. Syarat-syarat Pelaksanaan

- Bahan-bahan yang dipergunakan, sebelum digunakan terlebih dahulu diserahkan contohnya untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas atau direksi teknis.
- Penyedia harus menyerahkan 2 (dua) copy yang berisikan ketentuan dan persyaratan teknis operatif
dari pabrik dan contoh percobaan warna cat kepada Konsultan Pengawas.
- Sebelum pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan harus rata, kering dan bersih dari
segala kotoran, minyak dan debu.
- Sebelum pengecatan dilakukan, Penyedia diwajibkan membuat contoh-contoh warna, untuk disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
- Pengecatan disyaratkan dengan menggunakan kuas. Untuk permukaan dimana pemakaian roller
tidak memungkinkan, dipakai kuas halus/baik.
- Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya sentuhan benda-benda dan
pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya selama 2 (dua) jam.

D. PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PEKERJAAN INI

a. Gerobak Dorong : Minimal 1 Unit


b. Skopang : Minimal 5 Unit
c. Alat Tukang Batu : 1 Set
d. Alat Tukang Kayu : 1 Set
e. Alat Tukang Besi : 1 Set
f. Concrete Mixer : Minimal 1 Unit

Hal 19
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BUTON Spesifikasi Teknis

E. PENYELESAIAN PEKERJAAN

1. Seluruh pekerjaan diselesaikan secara baik serta rapi dan disesuaikan dengan rencana kerja dan syarat-syarat
(RKS). Pekerjaan yang tidak rapi dan kurang baik, harus diperbaiki sampai diperoleh hasil yang memenuhi
syarat.
2. Setelah seluruh pekerjaan dikerjakan sesuai dengan rencana kerja dan syarat-syarat, maka seluruh halaman
harus dibersihkan dari sisa-sisa bahan dan diratakan sebaik mungkin.
3. Pekerjaan yang belum jelas dan tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini (RKS) akan dijelaskan
pada berita acara Aanwijzing.

F. UMUM

a. Gambar dan Spesifikasi Teknis merupakan suatu kesatuan yang saling mengikat dan saling melengkapi.
b. Pekerjaan ini dapat dilaksanakan apabila terdapat dalam gambar dan RAB.

G. PENUTUP

a. Ukuran duga (peil) dan ukuran tinggi dientukan dalam gambar, kontraktor wajib memeriksa semua ukuran ini
didalam pelaksanaan, sehingga betul-betul sesuai dengan gambar dan dalam skala itulah yang benar. Dalam hal
seperti ini kontraktor wajib menanyakan kepada pihak pengawas pekerjaan. Bila terjadi ukuran
keliru/menyimpang dari gambar tanpa pemberitahuan atau melaporkan hal ini adalah kesalahan/tanggung jawab
kontraktor.

b. Pembersihan / penyelesaian
1. Pembersihan diadakan di lokasi bangunan.
2. Semua sisa bahan bangunan yang tidak digunakan segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan (sesuai
dengan petunjuk direksi).

Meskipun dalam Spesifikasi ini dimensi (ukuran) pekerjaan dan bahan-bahan tidak diuraikan secara detail, yang
harus dilaksanakan oleh kontraktor tetapi disebutkan dalam penjelasan pekerjaan, maka pekerjaan tersebut
dianggap terurai dalam pekerjaan ini. Pihak kontraktor tidak dibenarkan untuk membuat interprestasi sendiri sebagai
dasar tanpa seizin pihak direksi, segala bentuk akibat dari kelalaian tersebut menjadi tanggung jawab pihak
kontraktor.

Mengetahui Oleh : Dibuat Oleh :


Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buton Konsultan Perencana
CV. Access Consultant

J U F R I. T, S.Kom.,M.Si. LA ODE HERMAN, ST


Nip. 19770218200604 1 008 Direktur

Hal 20

Anda mungkin juga menyukai