Anda di halaman 1dari 56

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN


JL. VETERAN TEMBLAHAN

SPESIFIKASI TEKNIS

Kegiatan

PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN UPT KEMETROLOGIAN DAERAH

Pekerjaan

BELANJA JASA KONSULTASI PENYUSUNAN DETAIL ENGINEERING (DED)

PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR LABORATORIUM KEMETROLOGIAN DAERAH

Lokasi

KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

KONSULTAN PERENCANA

CV. RUANG KREASI


Jl. Letda Samidi No. 10
Tembilahan – Inhil – Riau
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

BAB I
PENJELASAN UMUM

I. URAIAN UMUM

1.1. PEKERJAAN

Pekerjaan ini adalah meliputi Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Penyusunan Detail Engineering
Design (DED) Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah.

a. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang,
buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud.

b. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-gambar


Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addenda yang disampaikan
selama pelaksanaan.

1.2. BATASAN/PERATURAN

a. Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung


b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang jasa konstruksi
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang / Jasa Pemerintah sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2015
e. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2011 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara
f. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2018 tentang pengadaan
Barang / Jasa Pemerintah
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29 Tahun 2006 tentang Pedoman
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 tahun 2006 tentang Pedoman Teknis
Fasilitas dan Aksebilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24 tahun 2008 tentang Pedoman
Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26 tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis
Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 31 Tahun 2015 tentang
Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 7 Tahun 2011 tentang
Standard an Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultasi
l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28 tahun 2016
tentang Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum
m. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 tahun 2017
tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung
n. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat Nomor 22 Tahun 2018
tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara
o. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 441 Tahun 1998 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung
p. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 468 Tahun 1998 tentang Persyaratan
Teknis Aksebilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan

1. Umum – hal1
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

q. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10 Tahun 2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
r. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 Tahun 2000 tentang Ketentuan Teknis
Manajemen Penanggulanagn Kebakaran di Perkotaan
s. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3 / 56)
t. SNI 1726:2012 tentang Tata Cara Perencanaan ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung
u. Peraturan Beton Bertulang 1971 (PBI 1971)
v. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
w. SNI 0225:2011 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011)
x. SNI 03-1729-2002 tentang tata cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung
y. SNI 1729:2015 tentang Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural

1.3. DOKUMEN KONTRAK

a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas


: Surat Perjanjian Pekerjaan
Surat Penawaran Harga dan Perincian
Penawaran Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat Bil of Quantity (BoQ)
Addenda yang disampaikan oleh PPK dan Konsultan PENGAWAS selama masa
pelaksanaan

b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya
yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan
gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor
wajib untuk memberitahukan/melaporkannya kepada Konsultan Pengawas.

Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka
gambar detail yang diikuti.
2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka
yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan
menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Konsultan PENGAWAS lebih dahulu.
3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila
hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan
kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
PENGAWAS.
4. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap
sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan
pekerjaan.

c. Bila akibat kekurang telitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksanan


pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan,
maka Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi
yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah
memperoleh keputusan Konsultan PENGAWAS tanpa ganti rugi apapun dari pihak-
pihak lain.

1. Umum – hal2
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

II. LINGKUP PEKERJAAN

2.1 KETERANGAN UMUM

1. Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Penyusunan Detail Engineering Design (DED)


Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah. secara umum
meliputi pekerjaan standar maupun non standar.

2. Secara teknis, pekerjaan ini mencakup keseluruhan proses pembangunan dari


persiapan sampai dengan pembersihan/pemberesan halaman, dan dilanjutkan dengan
masa pemeliharaan seperti yang ditentukan, mencakup :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Pondasi
c. Pekerjaan Struktur
d. Pekerjaan Atap
e. Pekerjaan Arsitektur
f. Pekerjaan Elektrikal dan Plumbing
g. Pekerjaan lain yang jelas – jelas terkait dengan penyelesaian pekerjaan tersebut
diatas

2.2 SARANA DAN CARA KERJA

a. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat


pekerjaan, melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup
pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.
b. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan memadai
dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan mempekerjakan orang-
orang yang tidak tepat atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan
kepadanya. Kontraktor harus selalu menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara
pekerja/karyawannya.
c. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan seperti beton molen,
pompa air, timbris, waterpas, alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan
untuk pekerjaan ini. Peralatan dan perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.
d. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan
menggunakan kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
seluruh cara pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta pengaturan
semua bagian pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu komponen
konstruksi dilaksanakan.
f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan PENGAWAS dan
Konsultan Perencana sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor Pelaksana sudah harus
menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
 Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam
 pelaksanaannya.
 Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar
 perubahan.
h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh persetujuan
Konsultan PENGAWAS setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan
merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu,
kekurangan dalam hal ini berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.
j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor, bila :
 Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa pemeliharaan
mengalami kerusakan atau dijumpai kekurangsempurnaan pelaksanaan.

1. Umum – hal3
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

 Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar pekerjaan


pokoknya yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya
 jalan, halaman, dan lain sebagainya).
k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa
pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa
kontrak berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.

2.3 PEMBUATAN RENCANA JADUAL PELAKSANAAN

a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan dalam


bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan
butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor
Pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan
pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan
persetujuan Konsultan.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana belum
menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana harus dapat
menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2
minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.
d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana
harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan
mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2
mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

2.4 KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT BAHAN

a. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas yang
sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada ketentuan
lain dalam RKS ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka bahan-bahan yang
dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam AV-41 dan PUBI-1982 serta ketentuan lainnya yang berlaku di
Indonesia.
b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus mengajukan
contoh bahan yang akan digunakan kepada Konsultan PENGAWAS yang akan
diajukan User dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-
bahan yang tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak
oleh Konsultan PENGAWAS tidak boleh digunakan dan harus segera dikeluarkan dari
halaman pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Konsultan PENGAWAS ternyata masih
dipergunakan oleh Kontraktor, maka Konsultan PENGAWAS berhak memerintahkan
untuk membongkar kembali bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut.
Semua kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
d. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Konsultan
PENGAWAS berhak meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu ke
Laboratorium Balai Penelitian Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum ada
kepastian hasil pemeriksaan dari Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan untuk
melanjutkan bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut.
e. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya bahan-bahan
dari kerusakan.
f. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini,
sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan diisyaratkan
langsung di dalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen
konstruksi di belakang.
 Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan
penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung minyak, garam,

1. Umum – hal4
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

asam dan zat organik lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat, sebagai air
untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan
rekomendasi laboratorium.

 Semen Portland (PC)


Semen Portland yang digunakan adalah jenis satu harus satu merek untuk
penggunaan dalam pelaksanaan satu satuan komponen bengunan, belum
mengeras sebagai atau keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan dengan
cara dan didalam tempat yang memenuhi syarat sebagai air untuk menjamin
 kebutuhan kondisi sesuai persyaratan di atas.
 Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran,
 lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas:
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut pasir
urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar
adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut
pasir pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.

III. SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN


3.1. SITUASI/LOKASI

Lokasi proyek adalah di jl. Soebrantas Tembilahan Kab. Indragiri Hilir.


a. Lokasi proyek akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya waktu
Rapat Penjelasan. Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama
mengenai kondisi struktur dan atap gedung tersebut.
b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan
klaim/tuntutan.

3.2. AIR DAN DAYA

a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/ biaya sendiri yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan
sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat
seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau
mengurangi kekuatan konstruksi.
Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/ buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut
harus cukup terjamin.

b. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara


yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam
melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini harus memenuhi
persyaratan yang berlaku. Kontraktor harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan
peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja di lapangan. Kontraktor harus pula
menyediakan penangkal petir sementara untuk keselamatan.

3.3. SALURAN PEMBUANGAN

1. Umum – hal5
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah
bangunan selalu dalam keadaan kering/ tidak basah tergenang air hujan atau air buangan.
Saluran dihubungkan ke parit/ selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Manajemen
Konstruksi.

3.4. PAPAN NAMA PROYEK

Kontraktor wajib membuat dan memasang plank nama proyek di bagian depan halaman
proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 x 150 cm
dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pemerintah Daerah
setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk
apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.

3.5. PEMBERSIHAN HALAMAN

a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti
adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan
dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang
ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas
bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar
dari halaman proyek.

3.6. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)

a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20 cm
yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran
5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam halus
pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran harus
memakai alat ukur yang disetujui Konsultan PENGAWAS.
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/ dinding. Letak dan
ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah
selama pekerjaan berlangsung.

1. Umum – hal6
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

BAB II
PERSYARATAN TEKNIS ARSITEKTURAL

A. PEKERJAAN ARSITEKTUR
BAB I PEMBERSIHAN/PEMBONGKARAN DAN PENGUKURAN

1.1. PEMBERSIHAN HALAMAN

a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti
adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan
dibersihkan serta dipindahkan dari lokasi bangunan.

1.2. PERMUKAAN ATAS LANTAI (PEIL)

a. Perrmukaan Peil  0,00 permukaan lantai bangunan di tetapkan sesuai gambar rencana.
b. Kontraktor harus mengulang kembali pengukuran guna pengecekan untuk pekerjaan
pelaksanaan dan baya yang ditimbulkan di tanggung oleh kontraktor.
c. Penentuan peil dan penempatan bangunan dituangkan dalam berita acara Pengukuran
dan pemasangan bouwplank.

d. Penyimpangan penempatan rencana bangunan yang tidak sesuai dengan rencana, maka
kontraktor, Pengawas dan Perencana memeriksa kembali sehingga diambil suatu
kesepakatan yang terbaik dan dibuat dalam Berita Acara Rapat Lapangan.

1.3. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)

a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20 cm
yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran
5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam halus
pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran harus
memakai alat ukur yang disetujui Pengawas Lapangan.
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian  0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan
ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah
selama pekerjaan berlangsung.

1.5 PEKERJAAN PASANG PLANK NAMA PROYEK

a. Kontraktor harus membuat plank nama proyek yang ditempatkan dibagian muka
(menghadap Jalan ).

Tulisan yang tercantum adalah sebagai berikut :


Nama Kegiatan, nama pekerjaan, biaya/nilai kontrak, jangka waktu pelaksanaan, jangka
waktu pemeliharaan, konsultan Pengawas/Direksi, Kontraktor/Pelaksana, Waktu Mulai
Pelaksanaan

a. Papan tersebut dipasang pada dua buah tiang kayu ukuran 5/7 Cm, yang ditanam kuat
kedalam tanah.

2. Arsitek – hal. 1|
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

b. Sebelum pembuatan papan nama proyek maka terlebih dahulu harus dikonsultasikan
kepada direksi proyek mengenai bentuk, ukuran dan tulisan

Kontraktor harus membuat dan memasang papan nama kegiatan dilokasi pada tempat yang
mudah dilihat. Ukuran dan pemasangan papan nama kegiatan dilaksanakan sebelum
pekerjaan fisik dimulai.

BAB II PEKERJAAN TANAH

2.1. GALIAN TANAH

a. Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pembentukan muka tanah, saluran-saluran air
dan lain-lain seperti ditunjukkan dalam gambar kerja. Penggalian harus dikerjakan
sesuai dengan ukuran yang tercantum dalam gambar baik kedalaman, kemiringan
maupun panjang dan lebarnya. Khusus galian tanah untuk basement mengacu kepada
persyaratan perencanaan struktur.

b. Lubang pondasi dan lubang galian lainnya harus diusahakan selalu dalam keadaan
kering (bebas air), untuk itu harus disediakan pompa-pompa air yang siap pakai dengan
daya dan jumlah yang bisa menjamin kelancaran pekerjaan.

2.2. URUGAN TANAH

a. Pekerjaan ini meliputi pengurugan kembali bekas galian untuk pasangan pondasi dan
peninggian halaman. Urugan harus dilakukan selapis demi selapis dengan ketebalan
tidak lebih dari 20 cm untuk setiap lapisan dan ditimbris sampai padat.

b. Pengurugan kembali tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi, instalasi/pipa-pipa dan


lain-lain yang bakal tertutup tanah diperiksa oleh Pengawas Lapangan.

2.3. BENDA-BENDA YANG DITEMUKAN

a. Semua benda-benda yang ditemukan selama pekerjaan tanah berlangsung, terutama


pada saat pembongkaran dan penggalian tanah, menjadi milik proyek.

2.4. URUGAN PASIR


a. Urugan pasir dilaksanakan untuk di bawah paving block atau bahan perkerasan jalan,
saluran-saluran, bak-bak kontrol dan dibawah pasangan lantai bangunan.

b. Urugan tersebut harus dipadatkan dengan stamper dan disiram dengan air. Ukuran dari
ketinggian urugan pasir yang tercantum dalam gambar adalah ukuran jadi (sesudah
dalam keadaan padat).

2. Arsitek – hal. 2|
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

BAB III PEKERJAAN PASANGAN DINDING

3.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat – alat bantu yang dibutuhkan,
bahan dan semua pasangan batu bata pada tempat – tempat seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini. Pekerjaan ini terdiri tetapi tidak
terbatas pada hal – hal berikut :
  Pasangan Bata Merah
  Adukan
 Pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding
dengan bukaan dinding dan dinding dengan peralatan.
 Dinding partisi

Sesuai dengan petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis.

STANDAR / RUJUKAN

1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)


2. Standar Nasional Indonesia (SNI)

3.2. PROSEDUR UMUM

1. Keterangan.
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat dari batu bata merah
dan disusun 1/2 bata, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk
pekerjaan ini.

2. Pengiriman dan Penyimpanan.


Semua bahan harus disimpan dengan baik, terlindung dari kerusakan.
Batu bata harus disusun dengan baik dan teratur dengan tinggi maksimal 150 cm.
Semen harus dikirim dalam kemasan aslinya yang tertutup rapat dimana tertera nama
pabrik serta merek dagangnya.
Penyimpanan semen harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

3.3. BAHAN - BAHAN


1. Batu Bata.
Batu bata yang digunakan produksi lokal yang bermutu baik, matang
pembakarannya, utuh dan tidak cacat, untuk seluruh bangunan digunakan batu bata
dengan ukuran yang sama, dengan ukuran 5 x 10 x 20 Cm, atau mendekati ukuran
tersebut. Kualitas batako harus sesuai dengan Persyaratan Umum Bahan Bangunan
di Indonesia. Kontraktor harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada
Pengawas Lapangan. Pengawas Lapangan berhak menolak batu bata dan
menyuruh bongkar pasangan batu bata yang tidak memenuhi syarat. Bahan-bahan
yang ditolak harus segera diangkut keluar dari tempat pekerjaan.

2. Adukan dan Plesteran.


Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk pemasangan dinding batu bata.
Komposisi adukan adalah 1 pc : 5 pasir untuk dinding biasa, 1 Pc : 3 pasir.

Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik atau produk daerah
setempat yang mempunyai kualitas standar konstruksi).

2. Arsitek – hal. 3|
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

Adukan harus dibuat dalam alat tempat mencampur, diatas permukaan yang keras,
bukan langsung diatas tanah. Bekas adukan yang sudah mulai mengeras tidak boleh
digunakan kembali.

Adukan dan plesteran untuk pasangan batako harus memenuhi ketentuan Spesifikasi
Teknis.

3. Beton Bertulang
Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding bata, yaitu : sloof, kolom, dan
ringbalk.

Komposisi bahan beton rangka penguat dinding (sloof, kolom praktis, ringbalk) adalah
K-250
Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (satu merek untuk
seluruh pekerjaan). Pasir beton harus bersih, bebas dari tanah/lumpur dan zat-zat
organik lainnya. Kerikil/split dari pecahan batu keras dengan ukuran 1 - 2 cm, bebas
dari kotoran. Baja tulangan menurut ketentuan PBI 1971.

4. Bahan Penutup dan Pengisi Celah.


Bahan penutup dan pengisi celah harus memenuhi persyaratan Spesifikasi Teknis.

3.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan menurut
masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan
dalam gambar.

1. Sloof, kolom dan ringbalk.


Pemasangan bekisting harus rapi dan cukup kuat. Celah-celah papan harus rapat
sehingga tidak ada air adukan yang keluar. Bekisting baru boleh dibongkar setelah
beton mengalami proses pengerasan.

2. Pasangan dinding batu bata.


Batu bata yang akan dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai
jenuh. Tidak diperkenankan memasang batu bata :
1. Yang ukurannya kurang dari setengahnya
2. Lebih dari 1 (satu) meter tingginya setiap hari di satu bagian pemasangan
3. Pada waktu hujan di tempat yang tidak terlindung atap
4. Setiap luas pasangan dinding bata mencapai 12 m2 harus dipasang beton praktis
(kolom, dan ring balk)

Bata dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya dengan
bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat dan benar-benar
dipasang tegak lurus.

Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap jarak 40 cm.
Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata diatas kusen harus dibuat
pasangan rollaag. Pemasangan harus dijaga kerapihannya, baik dalam arah vertikal
maupun horizontal. Sela-sela disekitar kusen-kusen harus diisi dengan aduk.

3. Perawatan dan Perlindungan.


Pasangan batu bata harus dibasahi terus menerus selama sedikitnya 7 hari setelah
didirikan.
Pasangan bata yang terkena udara terbuka, selama waktu – waktu hujan lebat harus
diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok.
2. Arsitek – hal. 4|
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

Siar atau celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding dengan bukaan
dinding atau dinding dengan peralatan, harus ditutup dengan bahan pengisi celah.

4. Plesteran
Plesteran harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

BAB IV PEKERJAAN ADUKAN DAN PLESTERAN

4.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plesteran (kasar dan halus), seperti
dinyatakan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
4.2. STANDAR / RUJUKAN

Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2,1971)


Standar Nasional Indonesia (SNI)

4.3. PROSEDUR UMUM

1. Contoh Bahan.
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada PENGAWAS untuk
disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.

2. Pengiriman dan Penyimpanan.


Pengiriman dan penyimpanan bahan semen dan bahan lainnya harus sesuai ketentuan
Spesifikasi Teknis.
Pasir harus disimpan di atas tanah yang bersih, bebas dari aliran air, dengan kata lain
daerah sekitar penyimpanan dilengkapi saluran pembuangan yang memadai, dan bebas
dari benda – benda asing. Tinggi penimbunan tidak lebih dari 1200 mm agar tidak
berhamburan.

4.4. BAHAN - BAHAN

1. Adukan dan Plesteran Dibuat di


Tempat. Semen.
Semen tipe I harus memenuhi standar SNI 15-2049-1994 atau ASTM C 150-1995,
. Semen yang digunakan harus berasal dari satu merek dagang.

Pasir.
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur atau kotoran lain
yang merusak.
Perbandingan butir – butir harus seragam mulai dari yang kasar sampai pada yang
halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.

Bahan Tambahan.
Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedapan terhadap air dan menambah daya
lekat harus berasal dari merek yang dikenal luas, .

2. Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat – zat organik yang bersifat
merusak.
Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji. Pada dasarnya
semua air, kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji sesuai ketentuan AASHTO
T26 dan / atau disetujui Konsultan PENGAWAS.
2. Arsitek – hal. 5|
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

4.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Perbandingan Campuran Adukan dan / atau Plesteran.


Campuran 1 semen dan 3 pasir digunakan untuk adukan kedap air, adukan kedap air
150 mm di bawah permukaan tanah sampai 500 mm di atas lantai, tergambar atau tidak
tergambar dalam Gambar Kerja, plesteran permukaan beton yang terlihat dan tempat –
tempat lain seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Campuran 1 semen dan 5 pasir untuk semua pekerjaan adukan dan plesteran selain
tersebut di atas.
Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan meningkatkan kekedapan terhadap
air harus digunakan dalam jumlah yang sesuai dengan petunjuk penggunaan dari pabrik
pembuat.

2. Pencampuran.
Umum.
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat pencampur
yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk kemudian ditambahkan
sejumlah air dan pencampuran dilanjutkan kembali.
Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu pencampuran minimal 1 sampai 2
menit sebelum pengaplikasian.
Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah pencampuran tidak
diijinkan digunakan.

Adukan Khusus.
Adukan khusus untuk pasangan batu bata ringan harus dicamput sesuai petunjuk dan
rekomendasi dari pabrik pembuatnya.

3. Persiapan dan Pembersihan Permukaan.


Semua permukaan yang akan menerima adukan dan / atau plesteran harus bersih,
bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya yang mengganggu.
Pekerjaan plesteran hanya diperkenankan setelah selesainya pemasangan instalasi
listrik dan air dan seluruh bagian yang akan menerima plesteran telah terlindung di
bawah atap. Permukaan yang akan diplester harus telah berusia tidak kurang dari dua
minggu. Bidang permukaan tersebut harus disiram air terlebih dahulu dengan air hingga
jenuh dan siar telah dikerok sedalam 10 mm dan dibersihkan.

4. Pemasangan.
Plesteran Bata.
 Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan pembersihan
selesai.
 Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang plesteran dibagi –
bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi kelos – kelos sementara dari bambu.
 Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan
menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan kerataan bidang. 
 Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya, permukaan
dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata dan tidak kepingan –
 kepingan kayu yang tertinggal dalam plesteran. 
 Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan akan
dilapis dengan bahan lain.
  Sisa – sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan. 
 Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian pertemuan dengan
bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam Gambar Kerja, dibuat
dengan menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang telah diserut rata, rapi dan
siku. Tidak diperkenankan membuat tali air dengan menggunakan baja tulangan.

2. Arsitek – hal. 6|
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

Plesteran Permukaan Beton.


 Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus dikasarkan, dibersihkan dari
bagian – bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian diplester. 
 Permukaan beton harus bersih dari bahan – bahan cat, minyak, lemak, lumur dan
sebagainya sebelum pekerjaan plesteran dimulai. 
 Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja. Setelah plesteran
selesai dan mulai mengeras, permukaan plesteran dirawat dengan penyiraman air. 
 Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak – retak, tidak tegak
lurus dan sebagainya harus diperbaiki.

5. Ketebalan Adukan dan Plesteran.
Tebal adukan dan / atau plesteran 10 – 25 mm, kecuali bila dinyatakan lain dalam
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.

6. Pemeriksaan dan Pengujian.


Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji. Kontraktor setiap
waktu harus memberi kemudahan kepada Pengawas Lapangan untuk dapat mengambil
contoh pada bag yang telah diselesaikan.

Bagian yang ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan dengan cara
yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek.

BAB V PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan alumunium dalam hubungannya dengan gambar dan
spesifikasi, dan pelaksanaan pekerjaan hingga selesai sesuai dengan gambar rencana.
b. Pekerjaan ini terdiri dari :
- Pekerjaan Alumunium, terdiri dari pekerjaan kusen pintu, jendela, daun jendela dan bagian
yang lain seperti pada gambar rencana.
2. Persyaratan Bahan-bahan
1. Kusen Alumunium
 Bahan kusen pintu dan jendela dipakai bahan alumunium

 Rangka (Bingkai) daun jendela terbuat dari bahan aluminium, ukuran sesuai dengan
 gambar detail ( gambar pelaksanaan ).
 Ukuran bingkai jendela disesuaikan dengan gambar pelaksanaan.
 Pemasangan kaca terhadap bingkai harus rapi dan sempurna.
 Semua tipe Jendela menggunakan kusen dan rangka aluminium dengan
 menggunakan daun jendela berupa kaca bening tebal 5 mm.
 Pekerjaan Ventilasi disesuaikan dengan gambar rencana.
 Daun Jendela terbuat dari rangka alumunium kaca t 5 mm

 Penempatan, bentuk dan ukuran masing-masing daun pintu/jendela disesuaikan
 dengan gambar.
 Untuk pasangan kaca mati jendela dipasang kaca t = 5 mm

 Untuk Pintu dan jendela sudah termasuk kunci, engsel grendel, hak angin / komplit

03. Syarat Pelaksanaan

2. Arsitek – hal. 7|
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

1. Kusen alumunium
a. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor wajib meneliti gambar-gambar dan kondisi
dilapangan (ukuran dan peil lubang harus diketahui) serta membuat contoh jadi untuk
semua detail sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi
bahan lain.
b. Semua frame baik untuk kusen dinding kaca luar dan pintu dikerjakan secara fabrikasi
dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan.
c. Pemotongan alumunium hendaknya dijauhkan dari bahan besi untuk menghindarkan debu
besi pada permukaan. Disarankan untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan
hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
d. Pada akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet,
atap dan harus cocok.
e. Celah antara kaca dan sistem kusen alumunium harus ditutup oleh sealent yang sudah
disetujui konsultan pengawas.
f. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant supaya
kedap air dan suara.
g. dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan spesifikasi dari produsen atau yang
disetujui konsultan pengawas.
h. kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaian, maka kontraktor tersebut harus
mengganti tanpa biaya tambahan.

2. Arsitek – hal. 8|
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

BAB VI PEKERJAAN KACA

6.1. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, penyediaan tenaga kerja, alat-alat dan bahan-
bahan serta pemasangan kaca beserta aksesorinya, pada tempat-tempat seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.

6.2. STANDAR / RUJUKAN

Standar Nasional Indonesia (SNI).

6.3. PROSEDUR UMUM

6.3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis.


Contoh bahan berikut data teknis bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Pengawas Lapangan dalam ukuran dan detail yang dianggap memadai, untuk dapat diuji
kebenarannya terhadap standar atau ketentuan yang disyaratkan.

6.3.2. Pengiriman dan Penyimpanan


Semua bahan kaca yang didatangkan harus dilengkapi dengan merek pabrik dan data teknisnya.
Bahan kaca tersebut harus disimpan di tempat yang aman dan terlindung sehingga terhindar dari
keretakan, pecah, cacat atau kerusakan lainnya yang tidak diinginkan.

6.3.3. BAHAN - BAHAN


Kaca Polos.
Kaca polos harus merupakan lembaran kaca bening jenis clear float glass yang datar dan
ketebalannya merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik yang memenuhi ketentuan
SNI 15-0047 – 1987 dan SNI 15-0130 – 1987, Ukuran dan ketebalan kaca sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja.

6.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN

6.4.1. Umum.

Ukuran-ukuran kaca yang tertera dalam Gambar Kerja adalah ukuran yang mendekati
sesungguhnya. Ukuran kaca yang sebenarnya dan besarnya toleransi harus diukur
ditempat oleh Kontraktor berdasarkan ukuran di tempat kaca tersebut akan dipasang,
atau menurut petunjuk dari Pengawas Lapangan, bila dikehendaki lain.
Setiap kaca harus tetap ditempeli merek pabrik yang menyatakan tipe kaca, ketebalan
kaca dan kualitas kaca.
Merek-merek tersebut baru boleh dilepas setelah mendapatkan persetujuan dari
Pengawas Lapangan.
Semua bahan harus dipasang dengan rekomendasi dari pabrik.
Pemasangan harus dilakukan oleh tukang-tukang yang ahli dalam bidang pekerjaannya.

6.4.2. Pemasangan Kaca.

Sela dan Toleransi Pemotongan.


Sela dan toleransi pemotongan sesuai ketentuan berikut :
- Sela bagian muka antara kaca dan rangka nominal 3mm.
- Sela bagian tepi antara kaca dan rangka nominal 6mm.
- Kedalaman celah minimal 16mm.
- Toleransi pemotongan maksimal untuk seluruh kaca adalah +3mm atau -1,5mm.
- Sela untuk Gasket harus ditambahkan sesuai dengan jenis gasket yang digunakan.

2. Arsitek – hal. 9|
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

Persiapan Permukaan.
- Sebelum kaca-kaca dipasang, daun pintu, daun jendela, bingkai partisi dan bagian-
bagian lain yang akan diberikan kaca harus diperiksa bahwa mereka dapat bergerak
dengan baik.
- Daun pintu dan daun jendela harus diamankan atau dalam keadaan terkunci atau
tertutup sampai pekerjaan pemolesan dan pemasangan kaca selesai.
Permukaan semua celah harus bersih dan kering dan dikerjakan sesuai petunjuk
pabrik.
- Sebelum pelaksanaan, permukaan kaca harus bebas dari debu, lembab dan lapisan
bahan kimia yang berasal dari pabrik.

Penggantian dan Pembersihan.


Pada waktu penyerahan pekerjaan, semua kaca harus sudah dalam keadaan bersih,
tidak ada lagi merek perusahaan, kotoran-kotoran dalam bentuk apapun.Semua kaca
yang retak, pecah atau kurang baik harus diganti oleh Kontraktor tanpa tambahan biaya
dari Pemilik Proyek.

BAB VII PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

7.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua alat penggantung dan
pengunci pada semua daun pintu dan jendela sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan atau
Spesifikasi Teknis.

7.2. STANDAR / RUJUKAN

Standar dari Pabrik Pembuat.

7.3. PROSEDUR UMUM

7.3.1. Contoh
Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat penggantung dan pengunci yang akan
dipakai harus diserahkan kepada Konsultan PENGAWAS untuk disetujui, sebelum dibawa
kelokasi proyek.

7.3.2. Pengiriman dan Penyimpanan


Alat penggantung dan pengunci harus dikirim. Pengawasan ke lokasi proyek dalam kemasan
asli dari pabrik pembuatannya, tiap alat harus dibungkus rapi dan masing-masing dikemas
dalam kotak yang masih utuh lengkap dengan nama pabrik dan mereknya. Semua alat harus
disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung dari kerusakan.

7.3.3. Ketidak sesuaian.


Pengawas Lapangan berhak menolak bahan maupun pekerjaan yang tidak memenuhi
persyaratan dan Kontraktor harus menggantinya dengan yang sesuai. Segala hal yang
diakibatkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2. Arsitek – hal. 10 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

7.4. BAHAN - BAHAN

7.4.1. Umum
Semua bahan/alat yang tertulis dibawah ini harus seluruhnya baru, kualitas baik, buatan
pabrik yang dikenal dan disetujui.
Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang memiliki nilai kelembapan lebih dari
70%.
Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang didatangkan harus
sesuai dengan tipe-tipe tersebut dibawah.

7.4.2. Alat Penggantung dan Pengunci.


Rangka Bagian Dalam.
a. Umum.
-Badan kunci tipe tanam (mortice lock) yang terbuat dari bahan baja lapis seng
dengan jenis dan ukuran yang disesuaikan dengan jenis bahan daun pintu (besi,
kayu atau alumunium), yang dilengkapi dengan lidah siang (latch bolt), lidah
malam (dead bolt), lubang silinder, face plate, lubang untuk pegangan pintu dan
dilengkapi strike plate.
Engsel.
Engsel untuk daun pintu menggunakan engsel kuningan 4 inchi

Hak Angin.
Hak angin untuk jendela yang menggunakan hak angin khusus alumunium

Pengunci Jendela.
Pengunci jendela menggunakan rambuncis jendela alumunium

Grendel Tanam / Flush Bolt.


Semua pintu ganda harus dilengkapi dengan grendel tanam .

Gembok.
warna solid brass untuk pintu-pintu [pelayanan atau sesuai petunjuk dalan Gambar Kerja.

Warna/Lapisan.
Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna matt chrome/stainless steel hair
line finish, kecuali bila ditentukan lain.

7.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

7.5.1. Umum.
Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai dengan persyaratan
serta sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapih pada tempatnya,
untuk menjamin kekuatan serta kesempurnaan fungsinya.
Setiap daun jendela dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 2 (dua) buah engsel
tipe casement dan setiap daun jendela yang menggunakan engsel tipe tipe casement
dan pengunci daun jendela menggunakan rambuncis.

7.5.2. Pemasangan Pintu.


Kunci pintu dipasang pada ketinggiann 1000mm dari lantai.
Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 120mm dari tepi atas daun pintu dan engsel
bawah berjarak maksimal 250mm dari tepi bawah daun pintu, sedang engsel tengah
dipasang diantar kedua engsel tersebut.

2. Arsitek – hal. 11 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan pegangan (hendel), pelat penutup
muka dan pelat kunci.
Pada pintu yang terdiri dari dua daun pintu, salah satunya harus dipasang slot tanam
sebagaimana mestinya, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

7.5.3. Pemasangan Jendela.


Daun jendela tidak berengsel dipasangkan ke kusen dengan menggunakan engsel tipe
casement yang merangkap sebagai hak angin, dengan cara pemasangan sesuai
petunjuk dari pabrik pembuatnya. Penempatan engsel harus sesuai dengan arah
buakaan jendela yang diinginkan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan setiap
jendela harus dilengkapi dengan sebuah pengunci.

BAB VIII PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

8.1. Persyaratan Bahan

Material : Gypsum 9 mm Size : 120 x 240


System :
Rangka : Metal Furing

- Kontraktor wajib menyampaikan contoh material gypsum yang akan dipakai kepada
pemberi tugas/ konsultan pengawas, sebagai pedoman pelaksanaan.
- Kontraktor wajib menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis dari
pabrik sebagai informasi bagi Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas
- Material lain yang tidak disyaratkan di atas, tetapi diperlukan untuk penyelesaian
pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui konsultan
Pengawas
- Kontraktor wajib membuat tempat penyimpanan sample yang telah disetujui di Direksi
Keet.
- Standar Material ASTM C-1396, standar Aplikasi ASTM C636
- Memiliki minimal kelendutan \< 2mm
- Memantulkan cahaya 84% - 87% dan dapat menahan beban seberat 3kg

8.2. Persyaratan pengiriman dan penyimpanan


- Gypsum didatangkan ke lokasi dalam keadaan utuh, bersegel, berlabel pabrik,
bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak cacat.
- Pemborong bertanggung jawab dari kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan.
- Bahan harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung dan bersih.

8.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


- Rangka plafond Gypsum dibuat metal furing dengan bentuk, ukuran dan pola
pemasangan sesuai gambar
- Pada tempat tertentu harus dibuat manhole panel yang bisa dibuka, tanpa merusak
Gypsum sekelilingnya, untuk keperluan pemeliharaan instalasi listrik, plumbing dan AC.

2. Arsitek – hal. 12 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

8.4 Persyaratan Pengamanan Pekerjaan


- Pemborong diwajibkan melindungi pekerjaan ini dari kerusakan akibat pekerjaan lain.
- Bila terjadi kerusakan, pemborong diwajibkan memperbaikinya dengan tidak
mengurangi kualitas pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
pemborong.

BAB IX PEKERJAAN PELAPISAN DINDING

9.1 KETERANGAN

Pekerjaan ini mencakup pemasangan pelapis dinding ruangan-ruangan dalam maupun luar
bangunan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan RKS ini, meliputi penyediaan alat, bahan
dan tenaga untuk keperluan pekerjaan ini. Ruangan yang dilapisi keramik sesuai dengan
gambar dan schedule finishing.

9.2 PELAPIS DINDING KERAMIK

9.2.1 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan ubin keramik pada tempat-
tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.

9.2.2 STANDAR / RUJUKAN

Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)


Standar Nasional Indonesia (SNI)
- SNI 03-4062-1996 – Ubin Lantai Keramik Berglaris
Australian Standard (AS)
British Standard (BS)
American National Standard Institute (ANSI).

9.2.3 PROSEDUR UMUM

Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.


Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Konsultan PENGAWAS untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
Contoh bahan keramik harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) set masing-masing dengan 4
(empat) gradasi warna untuk setiap set.
Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Pengiriman dan Penyimpanan.


Pengiriman keramik ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang
belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan jelas.
Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan bahan
terpasang untuk diserahkan kepada Pemilik Proyek.

9.2.4 BAHAN - BAHAN

Umum.
Keramik harus dari kualitas yang baik / KW 1 dan dari merek yang dikenal yang
memenuhi ketentuan SNI.

2. Arsitek – hal. 13 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

Ubin yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-sudutnya tidak
siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.

Keramik Berglasur.
keramik berglasur merek terdiri dari beberapa jenis seperti tersebut berikut :
- Keramik berglasur ukuran 200 mm x 250 mm untuk dinding KM/WC.
- Keramik berglasur ukuran 100mm x 500mm digunakan untuk plin pada tempat-
tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

Tipe dan warna masing-masing ubin keramik harus sesuai Skema Warna yang sudah
ditentukan pada pembangunan tahap sebelumnya.

Adukan.
Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan penguat
dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabri pembuat.
Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis.

Adukan perekat khusus untuk memasang ubin, jika ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau
sesuai petunjuk Konsultan PENGAWAS, harus memenuhi ketentuan AS 2356, ANSI
118.1, 118.4 dan BS 5385, seperti LePengawasra FK 101 dan LePengawasra FK 103
(khusus daerah basah), AM 30 Mortarflex, ASA Fixall atau yang setara.

Adukan Pengisian Celah.


Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai, yang diberi
warna dari pabrik pembuat, seperti Lekra FS Nat Flexible, AM 50 Coloured Ceramic
Grout, ASA Coloured Grout atau yang setara yang disetujui.

9.2.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN

Persiapan.
Pekerjaan pemasangan keramik baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya benar-
benar selesai.

Pemasangan keramik harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan air bersih/air
kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau dibawah pasangan keramik ini
telah diselesaikan terlebih dahulu.

Pemasangan.
Sebelum pemasangan keramik pada dinding dimulai, plesteran harus dalam keadaan
kering, padat, rat dan bersih.
Adukan untuk pasangan keramik dinding luar dan bagian lain yang harus kedap air harus
terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah bahan tambahan, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Adukan untuk pasangan keramik pada tempat-tempat lainnya menggunakan campuran 1
semen dan 5 pasir.
Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila ditentukan lain
dalam Gambar Kerja.
Adukan untuk pasangan keramik pada dinding harus diberikan pada permukaan
plesteran dan permukaan belakang keramik, kemudian diletakkan pada tempat yang
sesuai dengan yang direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.

Keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus
dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang keramik yamg terpasang tetap lurus
dan rata. Keramik yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti.

2. Arsitek – hal. 14 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

keramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik.

Sambungan atau celah-celah antar keramik harus lurus, rata dan seragam, saling tegak
lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila ditentukan lain. Adukan harus
rapi, tidak keluar dari celah sambungan.

Pemotongan keramik harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu
sisi, bila tidak terhindarkan.
Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan
bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin.

Siar antar keramik dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama dengan warna
keramiknya dan disetujui Konsultan Pengawas/PENGAWAS.
Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar.
Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera dibersihkan
dengan kain lunak yang baru dan bersih.

Setiap pemasangan keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang terdiri dari
penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa polystyrene atau
polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau sesuai
pengarahan dari Pengawas Lapangan.
Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.

Pembersihan dan Perlindungan.


Setelah pemasangan selesai, permukaan keramik harus benar-benar bersih, tidak ada
yang cacat, bila dianggap perlu permukaan keramik harus diberi perlindungan misalnya
dengan sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan
keramik.

BAB X PEKERJAAN PENUTUP LANTAI

10.1. KETERANGAN

Bagian ini mencakup semua pekerjaan penutup lantai dalam bangunan dan teras-teras
termasuk plin dan tangga, seperti yang tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi
penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.

10.2. LANTAI KERAMIK

10.2.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan lantai granit dan keramik pada
tempat-tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.

10.2.2. STANDAR / RUJUKAN

Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)


Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 03-4062-1996 – Ubin Lantai Keramik Berglaris

10.2.3. PROSEDUR UMUM

2. Arsitek – hal. 15 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.


Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Pengawas Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
Contoh bahan ubin harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) set masing-masing dengan 4
(empat) gradasi warna untuk setiap set.
Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pengiriman dan Penyimpanan.
Pengiriman material ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang
belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan jelas.

10.2.4. BAHAN - BAHAN

Umum.
Granit dan keramik harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal yang
memenuhi ketentuan SNI.
Granit dan Keramik yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-
sudutnya tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.

Keramik Berglasur.
keramik berglasur, terdiri dari beberapa jenis seperti tersebut berikut :
- Ubin keramik berglasur tipe non-slip ukuran 400mm x 400mm Rocktile untuk
lantai KM/WC.
- Granit Tile Kilap yang dipakai ukuran 600 X 600 mm (dan digunakan untuk
ruangan yang telah ditentukan dalam schedule finishing.

Tipe dan warna masing-masing Granit dan keramik harus sesuai Skema Warna yang
sudah ditentukan pada gambar.

Adukan.
Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan penguat
dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabri pembuat.
Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis.
Adukan perekat khusus untuk memasang ubin, jika ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau
sesuai petunjuk Pengawas Lapangan, harus memenuhi ketentuan AS 2356, ANSI 118.1,
118.4 dan BS 5385,

Adukan Pengisian Celah.


Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai, yang diberi
warna dari pabrik pembuat.

10.2.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Persiapan.
Pekerjaan pemasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya benar-benar
selesai.

Pemasangan granit dan keramik harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan air
bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau dibawah pasangan
ubin ini telah diselesaikan terlebih dahulu.

2. Arsitek – hal. 16 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

Pemasangan.
Adukan untuk pasangan granit dan keramik pada lantai, dan bagian lain yang harus
kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah bahan tambahan,
kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila ditentukan lain
dalam Gambar Kerja.

Adukan untuk pasangan granit dan keramik pada lantai harus ditempatkan diatas lapisan
pasir dengan ketebalan sesuai Gambar Kerja.
keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus dilakukan
pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yamg terpasang tetap lurus dan rat. Granit
dan keramik yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti.

Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik.

Sambungan atau celah-celah antar keramik harus lurus, rata dan seragam, saling tegak
lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila ditentukan lain. Adukan harus
rapi, tidak keluar dari celah sambungan.

Pemotongan granit dan keramik harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya
pada satu sisi, bila tidak terhindarkan.
Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan
bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin.

Siar antar ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama dengan warna
keramiknya dan disetujui Konsultan Pengawas/PENGAWAS.

Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar.


Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera dibersihkan
dengan kain lunak yang baru dan bersih.

Setiap pemasangan granit dan keramik keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai
yang terdiri dari penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa
polystyrene atau polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar
Kerja atau sesuai pengarahan dari Konsultan PENGAWAS.
Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.

Pembersihan dan Perlindungan.


Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-benar bersih, tidak ada yang
cacat, bila dianggap perlu permukaan ubin harus diberi perlindungan misalnya dengan
sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan keramik.

BAB XI PEKERJAAN PENGECATAN

11.1. KETERANGAN

Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dengan pengecatan memakai
bahan-bahan emulsi, enamel, politur/teak oil, cat dasar, pendempulan, baik yang
dilaksanakan sebagai pekerjaan permulaan, ditengah-tengah dan akhir. Yang dicat adalah
semua permukaan baja/besi, kayu, plesteran tembok dan beton, dan permukaan-permukaan
lain yang disebut dalam gambar dan RKS. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga
dan semua peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini.

2. Arsitek – hal. 17 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

11.2. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan, tenaga
kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan selengkapnya,
sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan eksterior dan interior harus dicat dengan standar
pengecatan minimal 1 (satu) kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.

11.3. STANDAR / RUJUKAN

Steel Structures Painting Council (SSPC).


Swedish Standard Institution (SIS).
British Standard (BS).
Petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat.

11.4. PROSEDUR UMUM

11.4.1. Data Teknis dan Kartu Warna.


Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat yang akan
digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan PENGAWAS.
Semua warna ditentukan oleh Konsultan PENGAWAS dan akan diterbitkan secara terpisah
dalam suatu Skema Warna.

11.4.2. Contoh dan Pengujian.


Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek dalam kemasan
tertutup, bertanda merek dagang dan mencantum Pengawasan identitas cat yang ada
didalamnya, serta harus disetrahkan tidak kurang 2 (dua) bulan sebelum pekerjaan
pengecatan, sehingga cukup dini untuk memungkinkan waktu pengujian selama 30 (tiga
puluh) hari.

Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas Lapangan mengambil 1 liter
contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secar acak dari kaleng/kemasan yang masih
tertutup. Isi dari kaleng/kemasan contoh harus diaduk dengan sempurna untuk memperoleh
contoh yang benar-benar dapat mewakili.

Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-cat tersebut di atas 2
(dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat berukuran 300mm x 300mm untuk
masing-masing warna. 1 (satu) contoh disimpan Kontraktor dan 1 (satu) contoh lagi disimpan
Pengawas Lapangan guna memberikan kemungkinan untuk pengujian di masa mendatang
bila bahan tersebut ternyata tidak memenuhi syarat setelah dikerjakan.

Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

11.5. BAHAN – BAHAN

11.5.1. Umum.
Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih jelas
menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat, nomor
takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrikpetunjuk dari pabrik dan nama
pabrik pembuat, yang semuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya.
Semua bahan harus sesuai dengan Spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat.

2. Arsitek – hal. 18 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik/merek
dagang dengan cat akhir yang akan digunakan.
.
Finishing dinding interior dapat menggunakan cat emulsi .

Finishing dinding eksterior harus menggunakan cat bersifat waterproofing.

Semua Komponen permukaan yang terletak pada eksterior baik permukaan beton
maupun besi harus dilapisi cat waterproofing. Epoxy resin harus dipasok oleh Pabrik
Pembuat yang disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan Perencana/Konsultan
Pengawas/PENGAWAS, dan harus diaplikasikan sesuai dengan instruksi tertulis dari
Pabrik Pembuat tersebut.

Kuas, Rol, dan Perangkat Pengecatan: harus yang terbaik, bersih dan sesuai dengan
pekerjaan yang dilakukan.

11.5.2. Cat Dasar.


Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau setara :
- Water-based sealer untuk permukaan pelesteran, beton, papan gipsum dan
panel kalsium silikat.
- Masonry sealer untuk permukaan pelesteran yang akan menerima cat akhir
berbahan dasar minyak.
- Wood primer sealer untuk permukaan kayu yang akan menerima cat akhir
berbahan dasar minyak.
- Solvent-based anti-corrosive zinc chomate untuk permukaan besi/baja.

11.5.3. Undercoat.
Undercoat digunakan untuk permukaan besi/baja.

11.5.4. Cat Akhir.


Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang setara :
- Emulsion untuk permukaan interior pelesteran, beton, papan gipsum dan panel
kalsium silikat.
- Emulsion kh usuuntuk permukaan eksterior pelesteran, beton, papan gipsum
dan panel kalsium silikat.
- High quality solvet-based high quality gloss finish untuk permukaan interior
pelesteran dengan cat dasar masonry sealer, kayu dan besi/baja..

11.6. PELAKSANAAN PEKERJAAN

11.6.1. Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.


Umum.
- Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya, permukaan
polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya yang
berhubungan langsung dengan permukaan yang akan dicat, harus dilepas,
ditutupi atau dilindungi, sebelum persiapan permukaan dan pengecatan dimulai.
- Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bidang
tersebut.
- Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan
permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus dihilangkan
dengan memakai kain bersih dan zat pelarut/pembersih yang berkadar racun
o
rendah dan mempunyai titik nyala diatas 38 C.
- Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa sehingga
debu dan pecemar lain yang berasal dari proses pembersihan tersebut tidak jauh
diatas permukaan cat yang baru dan basah.

Permukaan Pelesteran dan Beton.

2. Arsitek – hal. 19 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang waktu 4
(empat) minggu untuk mengering di udara terbuka. Semua pekerjaan pelesteran atau
semen yang cacat harus dipotong dengan tepi-tepinya dan ditambal dengan pelesteran
baru hingga tepi-tepinya bersambung menjadi rata dengan pelesteran sekelilingnya.
Permukaan pelesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan menghilangkan
bunga garam kering, bubuk besi, kapur, debu, lumpur, lemak, minyak, aspal, adukan
yang berlebihan dan tetesan-tetesan adukan.
Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan pelesteran dibasahi secara
menyeluruh dan seragam dengan tidak meninggalkan genangan air. Hal ini dapat dicapai
dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan memberikan selang waktu dari
saat penyemprotan hingga air dapat diserap.

Permukaan Barang Besi /Baja.


a. Besi/ Baja Baru.
Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda-benda asing lainnya harus
dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawat atau penyemprtan pasir/sand
1
blasting sesuai standar Sa2 /2.
Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya harus dibersihkan dengan zat
pelarut yang sesuai dan kemudian dialp dengan kain bersih.
Sesudah pembersihan selesai, pelpisan cat dasar pada semua permukaan barang
besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan.

b. Besi/Baja Dilapis Dasar di Pbrik/Bengkel.


Bahan dasar yang diaplikasikan di pabrik/bengkel harus dari merek yang sama
dengan cat akhir yang akan diaplikasikan dilokasi proyek dan memenuhi ketentuan
dalam butir 4.2. dari Spesifikasi Teknis ini.
Barang besi/baja yang telah dilapis dasar di pabrik/bengkel harus dilindungi terhadap
karat, baik sebelum atau sesudah pemasangan dengan cara segera merawat
permukaan karat yang terdeteksi.
Permukaan harus dibersihkan dengan zat pelarut untuk menghilangkan debu,
kotoran, minyak, gemuk.
Bagian-bagian yang tergores atau berkarat harus dibersihkan dengan sikat kawat
sampai bersih, sesuai standar St 2/SP-2, dan kemudian dicat kembali (touch-up)
dengan bahan cat yang sama dengan yang telah disetujui, sampai mencapai
ketebalan yang disyaratkan.

c. Besi/Baja Lapis Seng/Galvani.


Permukaan besi/baja berlapis seng/galvani yang akan dilapisi cat warna harus
dikasarkan terlebih dahulu dengan bahan kimia khsus yang diproduksi untuk maksud
tersebut, atau disikat dengan sikat kawat. Bersikan permukaan dari kotoran-kotoran,
debu dan sisa-sisa pengasaran, sebelum pengaplikasian cat dasar.

11.6.2. Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan.


Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat harus
mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disayaratkan, secepat mungkin
setelah persiapan-persiapan di atas selesai. Harus diperhatikan bahwa hal ini harus
dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada permukaan yang sudah disiapkan di atas.

11.6.3. Pelaksanaan Pengecatan.


Umum.

2. Arsitek – hal. 20 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

- Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung cat, tetesan
cat, penonjolan, pelombang, bekas olesan kuas, perbedaan warna dan tekstur.
- Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah sempurna dan
semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan ketebalan yang
sama.
- Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk
bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh ketebalan lapisan
yang sama dengan permukaan-permukaan di sekitarnya.
- Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan permukaan
yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus telah diberi lapisan cat
dasar terlebih dahulu.

Proses Pengecatan.
- Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya untuk
memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan dengan kedaan
cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud.
Penecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat kering),
sesuai ketentuan berikut.
1) Permukaan Interior Pelesteran, Beton, Gipsum.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.

2) Permukaan Eksterior Pelesteran, Beton, Panel Kalsium Silikat.


Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion acrylic khusus eksterior.

3) Permukaan Interior dan Eksterior Pelesteran dengan Cat Akhir Berbahan Dasar
Minyak.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis masonry sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality
gloss finish.

4) Permukaan Besi/Baja.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zinc
chromate primer.
Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality
gloss finish.

- Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai dengan ketentuan
dan/atau standar pabrik pembuat cat yang telah disetujui untuk digunakan.

Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran.


- Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda mengeras,
membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda kerusakan lainnya.
- Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatan.
- Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda pengecatan,
maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan pengecatan dengan
mentaati petunjuk yang diberikan pembuat cat dan tidak melebihi jumlah 0,5 liter
zat pengencer yang baik untuk 4 liter cat.
- Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab kontraktor
untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu menutup warna lapis di
bawahnya).
Metode Pengecatan.

2. Arsitek – hal. 21 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

- Cat dasar untuk permuakaan beton, pelesteran, panel kalsium silikat diberikan
dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan papan gipsum deberikan dengan kuas dan dan
lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan lapisan
berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan.
- Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau disemprotkan
dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.

Pemasangan Kembali Barang-barang yang dilepas.


Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang dilepas harus
dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.

BAB XII PEKERJAAN PENUTUP ATAP METAL ZINCALUME


12.1. LINGKUP PEKERJAAN

1. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan penutup atap ini adalah penyediaan


tenagakerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang
berhubungan dengan pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
dan sempurna.

2. Melaksanakan pekerjaan penutup atap hingga diperoleh hasil yang baik dan
memuaskan.

3. Pekerjaan pemasangan penutup atap ini sesuai dengan yang dinyatakan /


ditunjukkandalam detail gambar.

4. Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini : Pekerjaan konstruksi


atap,pekerjaan kerangka baja untuk penutup atap, pekerjaan talang, pekerjaan
lisplang,pekerjaan M/E dll.

12.2. PERSYARATAN BAHAN


Material Penutup Atap :
- Bahan Atap Baja Kirana dengan kadar pelapis karat Zinaclume AZ 100 (100
gram/m2) yang dibentuk dengan cetakan pabrik, ukuran dan segala
kelengkapan peralatan fasteners, capping, flashing, dan lain-lain disesuaikan
ketentuan pabrik, dengan warna yang ditetepkan Perancana.

- Properti Mekanikal Baja (Steel Mechanical Properties)nya harus memenuhi


persyaratan sebagai berikut :
 Bahan Baja Mutu Tinggi G-550, harus dibuktikan dengan sertifikat pabrik
(Mill Certificate).
 Tegangan Leleh Minimum (Minimum Yield Strength) : 550 Mpa.

- Dengan komposisi sebagai berikut :

 Aluminium (Al) : 55%


 Zinc : 43,5%
 Silicon : 1,5%
 Ketebalan Pelapisan : minimum 100 gr/m².kedua sisi (atas dan bawah)
 Kelas : AZ 100

- Profil Material yang akan digunakan terdiri dari :

2. Arsitek – hal. 22 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

 Lebar Efektif gelombang : 696mm


 Tinggi gelombang : 24mm (+/- 1mm)
 Sistem pengait : screw
 Ketebalan Standar : 0.35 BMT (Base Metal Thickness)

- Material Pendukung yang digunakan adalah :


 Baut (Screw), berfungsi sebagai Alat Penyambung antar elemen rangka
atap baja ringan. Baut (Screw) yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi
disini adalah Baut Menakik Sendiri (Self Drilling Screw) dengan spesifikasi
sebagai berikut :

o Kelas Ketahanan Korosi : Class 3 atau Class 4

 Sekrup Baja harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh fabrikan
setara dengan Sekrup galvanized ring logam dan karet.kelas 3 / 4 12-
 14x50 SGHRW untuk atap dan 12-14x20 HRW untuk dinding
 Untuk Flashing menggunakan Sekrup galvanized kelas 3 / 4 dengan
10-16x16 HRW ring logam dan karet.

12.2.1. CONTOH BAHAN


Kontraktor jauh sebelum waktu pemasangan harus menyerahkan contoh dari
bahan-bahan tersebut diatas untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas /
Pengawas Lapangan.

12.3. SYARAT-SYARAT PRA-KONSTRUKSI

a. Pihak Perencana, Manajemen Konstruksi dan Wakil Pemberi Tugas wajib


memberikan approval terhadap spesifikasi dan desain struktur maupun shop
drawing guna menjamin kesesuaian antara desain dan kondisi lapangan.

b. Perubahan Bahan maupun Detail material karena alasan tertentu harus diajukan
kepihak Perencana, Manajemen Konstruksi dan Wakil Pemberi Tugas guna
mendapatkan persetujuan secara tertulis.

c. Material Penutup Atap yang akan digunakan untuk seluruh proyek harus berasal
dari satu produsen saja.

12.4. SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN

a. Kontraktor / Aplikator wajib menyerahkan mill certificate (sertifikat pabrik) dari


material baja ringan yang akan digunakan guna menjamin bahwa material yang
digunakan adalah material sesuai dengan spesifikasi yang telah Perencana
tentukan.

b. Sebelum melaksanakan pekerjaannya Kontraktor / Aplikator diwajibkan untuk


meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan termasuk mempelajari
bentuk, pola layout / penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai
gambar.

c. Kontraktor / Aplikator diwajibkan membuat Shop Drawing sesuai ukuran / bentuk /


metoda kerja yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, dan telah disesuaikan
dengan keadaan di lapangan.

d. Semua Detail dan Konektor Penutup Atap Metal harus dipasang sesuai dengan
gambar Shop Drawing yang telah disetujui Konsultan Pengawas.

e. Sebelum melaksanakan pekerjaannya, Kontraktor / Aplikator diharuskan


menyampaikan contoh material / bahan yang akan digunakan untuk mendapatkan

2. Arsitek – hal. 23 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

persetujuan.
Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan maupun
tambahan- tambahan bahan sehubungan dengan pekerjaan ini adalah menjadi
beban dan tanggung jawab Kontraktor / Aplikator.

12.4.1. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Tentukan posisi atap pada sisi tepi dan ujung kearah


2. Tentukan posisi panjang overhang pada arah talang
3. Setelah posisi atap sudah sesuai, dilakukan penguncian menggunakan skrew pada
puncak gelombang dengan jarak yang telah ditentukan. Skrew yang digunakan tipe
12-14x50 SGHRW dengan logam ring dan karet
4. Setelah penguncian pada sheet I selesai kita lakukan pemasangan pada sheet II
5. Pemasangan pada sheet kedua,posisi sidelaps dan overhang harus tepat
6. Agar posisi sidelaps&overhang tidak bergeser maka pada sidelaps diberi penjepit
7. Disetiap sambungan samping (side lap) dikunci menggunakan skrew tipe 10-16x16
HRW Hexagon with Seal
8. Lakukan pengecheckan pada lembar bagian atas dan bawah
9. Setelah pemasangan atap selesai kita,lakukan pemasangan penutup bagian tepi dg
flashing yang gambar dan bentuk sudah ditentukan
10. Pemasangan penutup tepi dilakukan dg bantuan pengunci 10-16x16 HRW dan bor
listrik yang sudah ditentukan
11. Pekerjaan pemasangan Nok. Sebelum dilakukan pemasangan Nok, ujung atap
harus di takik dng alat TURN UP agar tidak ada limpahan air masuk karena angin
12. Setelah pekerjaan takik selesai, baru kita lakukan pemasangan Nok.
13. Nok harus dicoak dng Nothing Tool pada setiap puncak gelombang atap
14. Nok yang dipasang pada tile nok harus dicoak dng Nothing Tool pada setiap puncak
gelombang atap dan dibantu gunting metal.
15. Setelah pekerjaan dicoak selesai lalu dilakukan penguncian dengan screw 10-16x16
HRW screw dapat dipasang selang seling/per 1 gelombang
16. Sisa panjang Nok dipotong dengan gunting metal
17. Sambungan pd pekerjaan Nok setiap overlaps/sambungan harus dibersihkan dan
diberi sealent terlebih dahulu dan baru discrew / rivetl

BAB XIII PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN


13.1. UMUM

1. Merujuk pada Spesifikasi Struktur mengenai Pekerjaan Konstruksi Baja Ringan.

2. Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan
struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka
batang berbentuk segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :
Rangka utama atas (top chord)

Rangka utama bawah (bottom chord)

Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan


baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama
dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.

3. Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:


Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi

2. Arsitek – hal. 24 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen (Fabrikasi),

Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek

Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk


pelaksanaan pekerjaan
Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka
kuda- kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang,
ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku)
Pemasangan jurai dalam (valley gutter)

13.2. BAHAN-BAHAN

Spesifikasi Bahan Baku Baja Ringan:


Bahan baku baja yang digunakan adalah Baja Lapis Zinc Alumunium Coated
Steel {Aluminium Alloy Coated Structural Steel), yaitu melalui proses pencelupan
panas secara continue.

Jenis Baja adalah Baja Lembaran dalam bentuk koil Mechanical Properties G
550 yaitu jenis baja mutu tinggi (High Tensile) yang memiliki Yield Strength 550
5
N/mm2 (Mpa) dan Modulus Elastisitas 2,1 x 10 MPa serta Modulus Geser 8 x
4
10 Mpa.

Lapisan pelindung terhadap karat (Protective Coating):


Rangka batang harus mempunyai lapisan tahan karat seng dan aluminium (Zinc-
Alumunium/AZ) dengan komposisi sebagai berikut:
- 55 % Aluminium (Al)
- 43,5 % Seng (Zinc)
- 1,5 % Silicon (Si)
- Ketebalan Pelapisan : 150 gr/m2 (AZ 150)

Profile C
C75.75
1. Bahan : Baja Hi-Ten G550 Zinc Alumunium Coated Steel
2. Coating Mass : AZ150
3. Tebal : C75.75 (tinggi profil 75 mm dan ketebalan dasar baja 0,75
mm Base Metal Thickness / BMT)

C75.60
4. Bahan
5. Coating Mass : Baja Hi-Ten G550 Zinc Alumunium Coated Steel
6. Tebal : AZ150

: C75.60 (tinggi profil 75 mm dan ketebalan dasar baja 0,60 mm Base


Metal Thickness/ BMT)

2. Arsitek – hal. 25 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

C75.60 / C75.75

Reng
TS 35.045
1. Bahan : Baja Hi-Ten G550 Zinc Alumunium Coated Steel
2. Coating Mass : AZ150
3. Tebal : 0.45mm (BMT)
4. Tinggi : 35mm (BMT)

2. Steel strap brace (bracing)

Untuk menjaga stabilitas dan kekuatan ikatan struktur rangka atap, maka antara rangka
utama pada batang utama atas (top chord) dipasang strap bracing (pengaku). Material
baja strap bracing harus memiliki minimum tegangan tarik 250 Mpa, dengan ketebalan
minimum 1,00 mm dan lebar minimum 25 mm serta materialnya dilapis dengan bahan
anti korosi untuk mencegah terjadinya karat.

2. Arsitek – hal. 26 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

Minimum basic working loads, kN TYPE OF STEEL BRACE


STRAP BRACE
Steel Tension Capacity 3.5-5.5kN
End Fixing Capacity 3.5-5.5kN
Brace to intermediate truss fixing 0.55Kn
capacity
Wrap-around splice capacity 3.5-5.5kN
Brace Cross-Section Dimensions (mm (25-40) x 1.0
x mm)
Nail size requirements 10-16x16 wafer or hex

Desain steel strap bacing mengikuti aturan standard manual desain yang di keluarkan
pihak engineering dari pabrik.

2. Alat Sambung (Screw)

Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar
elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw
sebagai berikut:
Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2

Diameter kepala (Diameter of head screw) : 12 gauge (+/- 5.5mm)

Jumlah ulir per inch (Threads per inch/TPI) : 14

Panjang (Length) : 20 mm

Bahan (Material) : AISI 1022 Heat treated carbon steel

Kuat geser (Shear) : 8.8 kN

2. Arsitek – hal. 27 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

Kuat tarik (Tensile) : 15.3 kN

Gaya Torsi 13.2 KN

3. Ketahanan kuda-kuda baja ringan yag digunakan memiliki garansi minimal 15 tahun
yang ditunjukan dalam surat dukungan perusahaan.

13.3. PELAKSANAAN

13.3.1. Persyaratan Desain Struktur Rangka Atap Baja Ringan

Struktur rangka atap baja ringan harus di desain oleh tenaga ahli yang berkompeten.
Desain harus mengikuti kaidah-kaidah teknis yang benar sesuai karakter baja ringan
yaitu dengan perancangan standar batas desain struktur baja cetak dingin (Limit State
Cold Formed Steel Structure Design). Desain struktur rangka atap baja ringan meliputi
top chord, bottom chord, web, dan jumlah screw pada setiap titik buhul sebagai satu
kesatuan yang tidak boleh dipisahkan.

Perangkat lunak komputer (software) boleh digunakan untuk membantu proses desain
atap baja ringan jika software memang khusus dikembangkan untuk menghitung struktur
baja ringan dan mengakomodasi peraturan-peraturan yang telah disebutkan di atas,
dalam hal ini software telah mendapat rekomendasi dari Himpunan Ahli Konstruksi
Indonesia (HAKI).

13.3.2. Persyaratan Pra-Konstruksi

a. Kontraktor wajib menyerahkan sertifikat pabrik (mill test certificate), sertifikat tanda SNI
dari material baja yang akan digunakan dan sertifikat ISO 9001 (Quality Management
System).

b. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap, detail dan akurat
berdasarkan analisis perhitungan yang akurat dengan menggunakan Software
SUPRACADD® yang sudah direkomendasi oleh Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia
(HAKI) serta memenuhi kaidah-kaidah teknik yang benar dalam perancangan standard
batas desain struktur baja cetak dingin (Limit State Cold Formed Steel Structure Design).
Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil pada setiap segment dan jumlah
screw pada setiap titik buhul.

c. Kontraktor wajib melaksanakan pemaparan produk (penjelasan teknis dan software


desain) sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat (RKS) seperti yang telah dijelaskan
pada pasal-pasal di atas. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan
brosur yang dilampirkan pada dokumen tender.

d. Kontraktor wajib menyerahkan dokumen Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk
material baja ringan.

e. Kontraktor wajib menyerahkan surat dukungan dari aplikator baja ringan tersebut.

f. Kontraktor wajib menyerahkan surat jaminan pekerjaan pemasangan konstruksi baja


ringan dari aplikator.

g. Pemaparan produk dilaksanakan dalam rapat koordinasi teknis lapangan sebelum


pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan.

h. Kontraktor bersama pengawas lapangan harus mengadakan pengecekan balok ring


yang kemudian diajukan untuk mendapat persetujuan tertulis dari PPTK sebelum
pemasangan rangka atap baja ringan dilaksanakan.

2. Arsitek – hal. 28 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

i. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-
ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Pada prinsipnya ukuran pada gambar kerja
adalah ukuran jadi/finish.

j. Setiap bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang tertulis disini yang diakibatkan
oleh kurang teliti dan kelalaian kontraktor akan ditolak dan harus diganti kewajiban yang
sama, juga berlaku untuk ketidakcocokan kesalahan maupun kekurangan lain akibat
Kontraktor tidak teliti dan cermat dalam koordinasi dengan gambar pelengkap dari
Arsitek, Struktur, Mekanikal, dan Elektrikal.

k. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan Pengawas,


Konsultan Perencana, dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) untuk
mendapatkan persetujuan secara tertulis.

l. Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk konstruksi baja ringan difabrikasi di


workshop, baik workshop permanen atau workshop sementara. Kontraktor bertanggung
jawab atas semua kesalahan detail, fabrikasi dan ketetapan pemasangan semua
komponen konstruksi baja ringan.

5.3.3.3 Persyaratan Konstruksi

a. Jarak antar kuda-kuda maksimum adalah 1.1 m


b. Perangkaian rangka batang dilakukan di lapangan sesuai dengan hasil pengukuran
terakhir dan sesuai dengan aktual dilapangan
c. Perangkaian harus memperhatikan bentuk, ukuran, dan gambar desain.
d. Permukaan ring balok beton sudah rata dan elevasi sesuai desain
e. Dalam proses erection rangka atap, harus diperhatikan support sementara untuk
menjaga stabilitas rangka atap setelah dipasang. Support sementara ini tidak boleh
dilepas sebelum rangka kuda-kuda dinyatakan cukup kuat oleh tenaga ahli dari pabrik.
f. Jika diperlukan pemotongan material maka harus diperhatikan hal-hal berikut:
 Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan peralatan yang
 sesuai, alat potong listrik dan gunting, dan telah ditentukan oleh pabrik.
 Alat potong harus dalam kondisi baik.
 Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja.
 Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih.

13.3.3. Persyaratan Pasca Konstruksi

Kontraktor wajib menyerahkan sertifikat garansi material dari pabrikan maksimum 15


tahun dari sistem rangka baja ringan yang sudah digunakan melalui supervisi atau
pengecekan pemasangan berdasarkan gambar kerja yang lengkap, detil & akurat yang
dikeluarkan oleh Software SUPRACADD® yang sudah direkomendasi oleh Himpunan
Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) serta memenuhi kaidah-kaidah teknik yang benar
dalam perancangan standard batas desain struktur baja cetak dingin (Limit State Cold
Formed Steel Structure Design).

13.3.4. Persyaratan Tenaga Pemasang

a. Komponen struktur konstruksi baja ringan harus di kerjakan oleh tenaga pemasang yang
terlatih dan bersertifikat serta mampu memahami gambar kerja dan dibuktikan dengan
surat ijin memasang dari pabrikan.

b. Surat ijin memasang rangka atap baja ringan ini harus disertakan pada saat pemaparan
produk.

2. Arsitek – hal. 29 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

BAB XIV PEKERJAAN ALAT-ALAT SANITAIR DAN ASESORISNYA

15.1. KETERANGAN

Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan asesoris yang berhubungan seperti
ditunjukkan dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat yang diperlukan.

15.2. PEKERJAAN SANITAIR

15.2.1. LINGKUP PEKERJAAN

Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan yang berhubungan seperti ditunjukkan
dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat yang diperlukan

15.2.2. BAHAN – BAHAN

Water Closet dan Wastafel.


Barang-barang yang akan dipakai adalah sebagai berikut :
 Water Closet Duduk
Bahan porselen, produk dalam negeri lengkap dengan stop kran dan peralatan
 lain (warna standard).
 Water Closet Jongkok
Bahan porselen, produk dalam negeri lengkap dengan stop kran dan peralatan
 lain (warna standard).
  Wastafel
 Wastafel Gantung Bahan porselen, produk dalam, lengkap dengan
keran, siphon dan perlengkapan lainnya (warna standard).
 Urinoir
Semua wastafel dan Sanitary yang lainnya sudah lengkap dengan keran, siphon dan
perlengkapan lainnya yang diperlukan.
Keran, Floor Drain, Dll
 Keran air
 Floor Drain
Barang-barang yang akan dipasang harus benar-benar mulus dan tidak cacat sedikitpun.
Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh untuk disetujui oleh Pengawas bersama
dengan Konsultan Perencana.

15.2.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pemasangan semua peralatan/perlengkapan saniter harus dilakukan oleh ahli pemasangan
barang sanitair yang berpengalaman. Pengerjaan harus dilakukan dengan hati-hati dan
sangat rapi.
Semua sambungan harus kedap air dan udara. Bahan penutup sambungan tidak
diijinkan.
Cat, vernis, dempul dan lainnya tidak diijinkan dipasang pada bidang-bidang pertemuan
sambungan sampai semua sambungan dipasang kuat dan diuji.
Semua saluran ekspos ke perlengkapan sanitasi harus diselesaikan sedemikian rupa
sehingga tampak bersih dan rapih dan sesuai ketentuan Gambar Kerja dan petunjuk
pemasangan dari pabrik pembuat.
Pemipaan dari perlengkapan sanitasi ke pipa distribusi utama harus dilaksanakan sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
Bak cuci tangan tipe dinding harus dipasang sedemikian rupa sehingga puncak bagian
luar alat-alat tersebut berada 800mm di atas lantai, kecuali bila ditunjukkan lain dalam
Gambar Kerja.
Bak cuci tangan tipe pemasangan di meja harus dipasang pada ketinggian sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja.
Bak cuci dari bahan stainless steel harus dipasang sedemikian rupa pada meja/kabinter
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

2. Arsitek – hal. 30 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

Urinoir harus dipasang sedemikian rupa sehingga puncak tepi bagian depan alat ini
berada 530mm diatas lantai untuk orang dewasa dan 330mm untuk anak-anak, atau
sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Sistem penumpu dan penopang harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat
perlengkaan sanitasi atau sesuai persetujuan Pengawasan Lapangan.
Kaca cermin dan tempat alat-alat pada wastafel harus dipasang sipat datar dan
diskrupkan pada dinding. Barang-barang yang akan dipakai harus tidak bercacat
sedikitpun. Floor drain harus dipasang dengan saringannya, dan dipasang rapih. Semua
sela-sela antara floor drain dengan lantai, harus diisi dengan adukan 1 Pc : 2 Ps.
Pasangan harus sedemikian sehingga bidang atas floor drain rata dan sebidang dengan
bidang lantai. Paper holder hanya dipasang pada toilet yang closetnya duduk. Tempat
sabun hanya dipasang pada toilet yang ada bak airnya saja. Tinggi pemasangan pada
dinding  100 cm di atas lantai.

BAB XV PEKERJAAN DINDING ALUMINIUM COMPOSITE PANEL

15.1. Lingkup Pekerjaan.


Pekerjaan yang ACP (Alluminium Compossit Panel) meliputi :
15.1.1 Pekerjaan rangka ACP menggunakan besi Holow 7,5 x 7,5 Tebal 4,5 mm
15.1.2 Pekerjaan panel ACP jarak disesuaikan pada gambar rencana
15.1.3 Pekerjaan Finishing Nat ACP

15.2. Persyaratan Bahan.


Jenis, ukuran, warna sesuai dengan petunjuk gambar serta Spesifikasi Teknis ini dan telah
disetujui oleh Pemberi Tugas. Segala contoh yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas harus
diserahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas. Semua bahan yang terpasang sesuai
dengan contoh yang telah disetujui. Pemasangan semua unit ACP harus lengkap dengan
sistem pabrikasi.

15.3. Persyaratan Pelaksanaan.


15.3.1 Koordinasi Kerja.
Pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti gambar, uraian dan persyaratan
pekerjaan, spesifikasi serta patunjuk Direksi/Konsultan Pengawas. Diperlukan
koordinasi kerja dengan disiplin lain terutama yang bersangkutan dengan pekerjaan
pemasangan, baik jadwal pekerjaan maupun posisi meletakkan peralatan ditempat.

2. Arsitek – hal. 31 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Detail Enginering (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

15.3.2 Pemasangan Bahan.


Semua peralatan sebelum dan sesudah dipasang harus disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas dan dijaga dari kerusakan atau hilang sebelum masa penyerahan tiba. Pada
saat pemasangan peralatan, perhatikan semua ukuran, peil, pola dan syarat lain untuk
pemasangan pada rangka ACP. Peralatan harus dipasang dengan rapi sesuai dengan
pola ACP yang tertera pada gambar. Pemasangan ACP dan Nat harus dilakukan dengan
hati-hati dan cermat agar tidak terdapat bekas carat atau noda.
15.3.3 Pemasangan Rangka Hollow.
Pemasangan rangka harus dibuat secara presisi untuk mendapatkan garis tengah
besi hollow sebagai dudukan ACP supaya tidak miring, panel ACP dapat terpasang
dengan rapi jika rangka yang terpasang cukup baik dan dapat menyatu (tidak miring)
pada sisinya.
15.3.4 Pemeriksaan atau Pengujian
Sebelum pekerjaan Nat ACP diadakan pemeriksaan/pengujian oleh Direksi/Konsultan Pengawas
untuk memriksa sekrup jangan sampai ada yang terpasang miring.

2. Arsitek – hal. 32 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

BAB III
PERSYARATAN TEKNIS STRUKTURAL

3.1. URAIAN PEKERJAAN DAN SITUASI

1. Lingkup pekerjaan ini meliputi


: Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Pondasi Cerocok
Kayu Pekerjaan Lantai Kerja
Pekerjaan Pondasi
Tapak Pekerjaan Balok
Pekerjaan Kolom
Pekerjaan Ring Balok
Dan Pekerjaan lainnya yang jelas – jelas terkait dengan pekerjaan penyelesaian
struktur dan sipil dan Finshing

2. Untuk pelaksanaan Kontraktoran harus menyediakan :

Tenaga pelaksana yang terampil dalam bidang pekerjaannya.


Tenaga-tenaga pekerja harus tenaga-tenaga ahli yang cukup memadai sesuai
dengan jenis pekerjaan.
Alat-alat pengukur seperti water pass dan alat-alat bantu lain yang dipergunakan
untuk ketelitian, ketetapan dan kerapihan pekerjaan.

3. Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam uraian
pekerjaan dan syarat-syarat gambar bestek dan detail gambar konstruksi serta
keputusan Pengawas Lapangan.

4. Situasi

Halaman pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana keadaan


/ kondisi eksisting saat ini untuk itu hendaknya para Kontraktor mengadakan
penelitian yang seksama terutama mengenai tanah bangunan yang ada, sifat, luas
pekerjaan dan lain-lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran.

Calon Kontraktor bisa mengadakan pemeriksaan / peninjauan tempat dimana


pembangunan akan dilaksanakan tertera pada gambar.

3.2. UKURAN TINGGI DAN UKURAN POKOK

Mengukur letak bangunan :

Kontraktor harus menyediakan pekerja yang ahli dalam cara-cara pengukuran alat penyipat
datar, slang plastik, alat penyiku, prisma silang, segitiga siku-siku dan alat-alat penyipat tegak
lurus dan peralatan lain yang diperlukan guna ketetapan pengukuran.

3. Struktur – hal1|
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

3.3. PEKERJAAN PEMBERSIHAN

Semua benda dan permukaan seperti pohon akar dan tonjolan serta rintangan-rintangan
bangunan beserta pondasinya dan lain- lain yang berada di dalam batas daerah
pembangunan yang tercantum dalam gambar harus dibersihkan dan dibongkar kecuali untuk
hal-hal di bawah ini :

1. Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang tidak
mudah rusak yang letaknya minimum ± 1 meter di bawah dasar pondasi.

2. Pembongkaran tiang-tiang saluran-saluran dan selokan-selokan hanya sedalam yang


diperlukan dalam penggalian ditempat tersebut.

3. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali lubang-lubang bekas pepohonan dan lubang-
lubang lain harus diurug kembali dengan bahan-bahan yang baik dan dipadatkan.

4. Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan puing-


puing ketempat yang ditentukan oleh Konsultan.

3.4. PEKERJAAN BETON

3.4.1. PEKERJAAN PONDASI

1. Lingkup Pekerjaan Pondasi:

a. Penanam Kayu Cerocok Panjang 7 m Ø10 Cm – 12 Cm

Pemancangan cerocok kayu yang dipasang sebagai perkuatan dasar pondasi, harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga posisi cerocok kayu berdiri vertikal dan harus tertanam
seluruhnya. Pelaksanaan pemancangan cerocok kayu dilakukan dengan menggunakan alat
penumbuk kaki tiga atau peralatan lain yang disetujui Direksi Pekerjaan. Sebelum
melaksanakan pemancangan cerocok kayu, pada lajur yang akan dipasang serocok terlebih
dahulu harus dibuat garis – garis ( mal ) sesuai dengan gambar bestek untuk menjaga jarak
yang lurus antara cerocok kayu penanaman kayu cerocok Dia. 10-12 cm.

b. Pondasi setempat beton bertulang sebagaimana tertera dalam gambar rencana.

Kriteria dan Pelaksanaan Pondasi Setempat Beton Bertulang (tikaran) :

 Ukuran pondasi adalah sesuai dengan gambar rencana


 Alas pondasi diberi pasir urug yang dipadatkan setebal 5 cm (ukuran padat) ditimbris
 dengan disiram air sampai kepadatan maksimum.
 Lantai kerja pondasi adalah Mutu beton 7,4 MPa dengan slump 3 - 6cm (K 100)
 dengan ketebalan 5 cm.
 Kedalam Pondasi dari muka tanah adalah sesuai dengan gambar rencana. 
 Hal-hal yang berkaitan dengan ukuran dan dimensi penampang di sesuaikan dengan
gambar kerja.

2. Material yang dipergunakan adalah :
 Untuk pondasi setempat adalah mutu beton bertulang 21,7 MPa dengan slump 12 ± 2cm
(K 250) dengan camp : 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl, dengan tulangan baja ukuran dan
 pemasangan seperti gambar kerja atau dokumen pelaksanaan.
 Air yang digunakan harus bersih, tawar, bebas dari Lumpur, kotoran organic dan bahan
yang dapat merusak pondasi.

3. Struktur – hal2|
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

3. Penggalian pondasi setempat dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan Lay Out, Titik As
Pondasi tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai gambar dan disetujui oleh Direksi.
a. Pemeriksaan setiap galian pondasi dilaksanakan betul penempatan kedalaman, besaran,
lebar, letak dan kondisi desain gambar.
b. Kontraktor harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek tulangan ke sloof yang
menembus pondasi.

3.4.2. PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN TIDAK BERTULANG

Pelaksanaan pekerjaan beton harus berpedoman pada paersyartan-persyaratan dan


ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam standarisasiSNI -T-15-1990-03.
1. Bahan-bahan pembuatan beton.
a. Semen untuk konstruksi beton harus bertulang dipakai jenis-jenis semen yang memenuhi
pernyaratan-dan ketentuan yang tercantum dalam peraturan beton bertulang Indonesia (
SNI 1734 - 1989 F ).
b. Pasir beton untuk konstruksi beton bertulang harus terdiri dari butir-butir yang keras dan
tajam, kadar lumpur maksimum 5 % dan tidak boleh terlalu banyak mengandung bahan-
bahan organik dan mempunyai butir yang beraneka ragam besarnya antara 0 MM
sampai 1 MM.
c. Kerikil beton untuk konstruksi beton bertulang terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak
berpori, kadar lumpur maksimum 1 % apabilia kadar lumpur melampaui kadar maksimum
maka kerikil beton harus dicuci, berukuran antara zat-zat 1 cm sampai 3 cm. kerikil tidak
mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat-zat reaktif alkali.
d. Batang tulangan yang digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran lemak, kulit giling,
karat lepas serta bahan-bahan yang mengurangi daya lekat beton.
e. Air yang digunakan harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan kotoran-kotoran
lainnya, penggunaan air sumur dan air kali harus mendapat izin dari Konsultan
Pengawas/Direksi Teknis.
2. Kelas dan mutu beton
a. Beton kelas 1 mutu BO.
- Beton untuk pekerjaan-pekerjaan non konstruksi.
- Pelaksanaannya tidak memerlukan keahlian khusus -
Pengawasan ringan terhadap mutu bahan-bahan
- Tanpa pengawasan terhadap kekuatan tekan.
b. Beton Kelas 2 mutu K-250
- Beton untuk pekerjaan-pekerjaan strukturil.
- Pelaksanaanya memerlukan keahlian yang khusus -
Pengawasan sedang terhadap mutu bahan-bahan -
Tanpa pengawasan mutu terhadap kekuatan tekan.
3. Campuran beton.
a. Untuk beton mutu BO dipakai campuran yang biasa dipakai untuk pekerjaanpekerjaan
non strukturil dengan perbandingan 1 : 3 : 5 dalam perbandingan isi.
b. Untuk beton mutu K-250 harus uji labor.
c. Pengukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan lebih kurang dari 2,5 %
d. Semua pekerjaan beton bertulang yang dilakukan harus disertai test beton di lapangan yang
hasilnya langsung dapat diperoleh, serta test beton di laboratorium yang dilakukan di
lembaga di luar proyek dengan biaya test ditanggung oleh Kontraktor.

3. Struktur – hal3|
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

4. Kekentalan adukan beton


a. Kekentalan ( konsistensi ) adukan harus disesuaikan dengan cara transport cara
pamadatan,jenis konstruksi yang bersangkutan dan kerapatan tulangan. Jumlah semen
minimum dan nilai faktor air semen maksimum harus memperhatikan syarat-syrat dan
ketentuan-ketentuan SNI-15 11990-03.
b. Untuk mencegah penggunaan adukan terlalu kental atau terlalu encer, maka campuran
beton harus memperhatikan niai-nilai slump yang tercantum dalam SNI 1972-1990-F.
5. Cetakan dan acuan
a. Cetakan dan acuan harus kokoh dan cukup rapat sehingga tidak terjadi kebocoran yang
dituangkan kedalam cetakan.
b. Cetakan harus diberi ikatan-ikatan secukupnya, sehingga dapat terjamin kedudukan dan
bentuk yang kuat serta tetap.
c. Cetakan harus dibuat dari bahan-bahan yang baik dan tidak mudah meresap air dan
dipasang sedemikian rupa, sehingga pada waktu pembongkaran cetakan tidak terjadi
kerusakan pada beton.
d. Pada pelaksanaan beton 3, air beton tidak boleh benar-benar terserap oleh cetakan, oleh
sebap itu cetakan harus dilapisi dengan plastik atau bahan sejenis.
6. Pemasangan Tulangan
a. Besi tulangan beton yang digunakan mutu U-12 untuk Pondasi K1 dan sengkang P-8, dan
seterusnya sesuai yang ditentukan, dan ring balok digunakan mutu U-10 dan sengkang P-6
yang penting harus ditanyakan oleh test laboratorium resmi dan sah.
b. Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak/lemak, asam alkali dan bebas dari cacat
seperti serpi-serpi. Penampung besi harus bulat serta memenuhi persyaratan SNI 07-0663-
1995.
c. Baja Tulangan harus bebas dari kotoran, oli, minyak karatan/keropos serta bahan lainnya
yang dapat merusak mutu baja tulangan.
d. Jenis/mutu serta ukuran baja tulangan yang dipakai harus disesuaikan dengan gambar
rencana/detail yang akan dikerjakan atau diatur dalam pasal berikutnya.
e. Ukuran penampang/diameter baja tulangan yang dipakai adalah ukuran riil dilapangan.
f. Apabila ukuran/diameter baja tulangan yang diinginkan dalam gambar/perhitungan struktur
tidak terdapat dipasaran pemborong dapat menggunakan ukuran baja tulangan lain yang
mendekati ukuran dalam gambar rencana/detail atas persetujuan Direksi / Pengawas,
dengan syarat total luas penampang baja yang dipakai tidak kurang dari total luas
penampang yang direncanakan dalam gambar/detai.
g. Penyimpanan baja tulangan dilapangan harus di atur sedemikian rupa sehingga tidak mudah
dipengaruhi oleh faktor cuaca atau bahan lain yang dapat merusak baja tulangan.

h. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran tidak
berubah tempatnya, kawat ikat yang dipakai mutu SNI 0040-87-A.

i. Untuk ketepatan tebal penutup beton, tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang
terbuat dari beton dengan mutu yang sama dengan mutu yang akan di cor.

j. Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus dilakukan dalam
keadaan dingin. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar
kerja. Bila tidak tercantum dalam gambar kerja, harus dimintakan persetujuan Direksi terlebih
dahulu.

k. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama pengecoran tidak
berubah tempat.

3. Struktur – hal4|
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

l. Tulangan lengkung tidak boleh menempel pada papan cetakan atau tumpuan lain. Untuk itu
harus dibuat beton tahu (beton decking) dengan tebal dan pemasangan sesuai dengan PBI
‟71.

m. Pertemuan tulangan yang akan dipasang dengan tulangan pada plat/balok/kolom/pondasi


yang sudah dicor harus distek dengan overlapping sesuai perhitungan dalam PBI „71.

7. Pengadukan beton
a. Pengadukan beton pada semua mutu beton kecuali beton kelas 1 mutu BO harus
dilakukan dengan mesin pengaduk.
b. Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus diawasi.
c. Apabila karena sesuatu hal adukan beton tidak memenuhi syarat minimal seperti terlalu
encer karena kesalahan pemberian air pencampur, sudah mengeras sebagian atau
tercampur dengan bahan-bahan asing, maka adukan ini tidak boleh dipakai dan harus
disingkirkan dari tempat pelaksanaanya.
d. Pengecoran beton harus seijin tertulis dan sepengetahuan Direksi pengawasan.
e. Perbandingan adukan beton sesuai dengan ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat ini.
f. Angka dalam perbandingan adukan menyatakan takaran dalam isi yang ditakar dalam
keadaan kering.
g. Takaran harus dibuat baik dan kuat, sebelum dipakai dimintakan persetujuan Direksi.
h. Pengadukan minimum 3 menit setelah semua bahan masuk ke dalam drum pengadukan,
adukan beton harus memperlihatkan susunan dan warna yang sama.
i. Penggunaan bahan-bahan pembantu harus terlebih dahulu disetujui Konsultan
Pengawas/Direksi Teknis.
j. Begesting atau tulangan yang tekena percikan beton harus dibersihkan sebelum
pengecoran selanjutnya.
k. Beton tak boleh dituang langsung dari ketinggian lebih dari 1,5 meter untuk mencegah
terlepasnya agregat dari campuran bahan pengikatnya.
l. Nilai slump untuk lantai, balok, kolom dan pondasi adalah 7,5 sampai 15 cm.
8. Pengecoran dan pemadatan SNI T -15-1990-03
a. Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang kerikil, adukan beton
harus dipadatkan selama pengecoran, pemadatan dapat dilakukan dengan menumbuk-
numbuk atau dengan memukul-mukul cetakan atau dengan menggunakan alat pemadat
mekanis/penggetar.
b. Pemadatan dengan menggunakan alat pemadat mekanis/penggetar/vibrator harus
mengikuti ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam peraturan beton bertulang
Indonesia ( PBI - 1971).

9. Penutup beton
Tebal penutup beton minimum ( tidak termasuk plesteran ) sesuai denganpenggunaanya
adalah sebagai berikut :
a. Untuk kolom dan balok adalah 2,5 cm.
b. Untuk pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung dengan tanah adalah
3 cm.

3. Struktur – hal5|
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

10. Perawatan beton


1. Untuk mencegah pengeringan beton terlalu cepat, paling sedikit beton selamadua
minggu beton harus disiram terus menerus.
2. Selama proses pengerasan, beton tiap hari harus disiram dengan cukup air.
11. Pembongkaran cetakan beton
a. Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan yang cukup untuk
memikul berat dan beban-beban pelaksanaan lain yang bekerja padanya.
b. Pada bagian-bagian konstruksi dimana akibat pembongkaran cetakan akan bekerja
beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana dan akan terjadi keadaan yang lebih
berbahaya dari keadaan yang diperhitungkan, maka cetakan tidak boleh dibongkar
selama keadaan tersebut tetap berlangsung.
c. Waktu minimum untuk pembongkaran bekisting. Waktu minimum dari saat selesainya
pengecoran beton sampai dengan pembongkaran bekisting dari bagian-bagian struktur
harus ditentukan dari percobaan kubus benda uji yang memberikan kuat desar minimum
seperti terncantum pada daftar sebagai berikut :
No . Bagian-bagian Struktur Waktu Minimum Pembongkaran Bekisting
(hari)
1 Sisi Balok dinding dan Kolom yang 3
tidak dibebani
2 Penyangga pelat lantai 21
3 Penyangga Balok 21

Kecuali jika digunakan additive waktu pembongkaran bekisting bisa


dipercepat.Penggunaan dan jenis additive yang digunakan harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas/ Direksi Teknis.
12. Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan beton.
a. Pekerjaan beton untuk pondasi telapak setempat dan sloof.
1) Ukuran harus sesuai dengan yang tercantum pada gambar detail pondasi dan sloof.
2) Diameter besi dan bentuk penulangan harus sesuai dengan gambar detail pondasi
dan sloof.
b. Pekerjaan beton untuk kolom Pada setiap kolom konntrusi bagian atas dan bawah
dilengkapi dengan pariasi dari beton yang mempunyai bentuk seperti gambar.
c. Pekerjaan reng balok/ balok
1) Diameter besi tulang dan tulang geser lentur disesuaikan dengan gambar bestek.
2) Tinggi dan lebar harus disesuaikan dengan gambar bestek.

3. Struktur – hal6|
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

BAB IV
PERSYARATAN TEKNIS
MEKANIKAL, ELEKTRIKAL, PLAMBING
A. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN
PLUMBING I. UMUM
1.1. Penjelasan
Penjelasan yang dimaksudkan dalam spesifikasi ini antara lain :
Persyaratan umum, persyaratan teknis, gambar-gambar serta informasi/instruksi tertulis
yang disertakan resmi kepada peserta lelang paket ini adalah merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari dokumen lelang secara keseluruhan serta prosedur pelelangan
paket pekerjaan ini.
Dokumen pelelangan ini menerangkan seluruh informasi dan spesifikasi baik
administrasi maupun teknis yang diberikan oleh Pihak Pemilik, Perencana dan
Pengawas didalam proses pelelangan.

1.2. Waktu Pelaksanaan


Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan disesuaikan
dengan tahapan pembangunan atau disesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

1.3. Material
Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah baru
bebas dari defectiva material improved material dan menjamin terhadap kualitas atau
mutu barang sesuai dengan tujuan spesifikasi. Setiap material atau peralatan yang
tidak memenuhi spesifikasi harus diganti dengan yang sesuai dalam jangka waktu
tidak lebih dari 1 (satu) minggu setelah ditanda tangani Berita Acara Pemeriksaan
Barang. Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material/ peralatan tersebut
menjadi tanggung jawab/ beban kontraktor.

1.4. Gambar-gambar dan Spesifikasi


Gambar-gambar perancangan dan spesifikasi teknis ini merupakan satu kesatuan dan
tidak dapat dipisah - pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau peralatan
yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan
dalam salah satu gambar perancangan atau spesifikasi teknis saja maka Kontraktor
harus tetap melaksanakannya tanpa adanya biaya tambahan. Karenanya Kontraktor
harus meneliti memahami lingkup pekerjaannya sebelum mengajukan penawaran.

1.5. Gambar - gambar Perencanaan


Di dalam gambar-gambar perancangan ini tidak dimaksudkan untuk menunjukkan
seluruh pipa-pipa fitting - fitting valve-valve atau fixture secara terperinci.
Semua bagian-bagian tersebut walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara
spesifik harus disesuaikan dan dipasang oleh Kontraktor apabila diperlukan agar
instalasi ini lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan pelaksanaan yang
wajar.

1.6. Gambar-gambar Kerja


Gambar-gambar kerja untuk seluruh pekerjaan harus selalu berada dilapangan (Site).
4. MEP – hal. 1 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

Termasuk perubahan-perubahan atau usulan-usulan dan lain sebagainya.


Selama pelaksanaan instalasi ini berjalan Kontraktor harus memberikan tanda-tanda
dengan pensil/tinta merah pada lembar gambar atau segala perubahannya
penghapusan atau penambahan pada instalasi tersebut.

1.7. Gambar Pelaksanaan


Kontraktor harus membuat gambar instalasi secara mendetail (Shop Drawing)
sebanyak 3 (tiga) rangkap untuk disetujuk oleh Pemilik Proyek/Pengawas /Perencana
paling lambat 21 (dua puluh satu) hari kalender setelah dikeluarkannya Surat Perintah
Kerja juga Kontraktor harus menyerahkan Gambar Pelaksanaan (As Bult Drawing)
yang meliputi denah instalasi yang terpasang detail peralatan dari seluruh instalasi
diatas sebanyak 3 (tiga) rangkap cetakan sebelum dilakukan Serah Terima Pertama.
Pelaksanaan pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang umum berlaku dan
mengikuti Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979 dan Peraturan Daerah (Perda)
setempat.
Dokumentasi Foto
Pemborong diharuskan membuat Foto dokumentasi kemajuan pekerjaan tiap bulan
sebanyak 3 (tiga) set dan disajikan dalam album Foto serta diserahkan pada
PENGAWAS.

1.8. Contoh-contoh Barang


Pemborong wajib mengiripengawasan contoh-contoh bahan yang akan digunakan dalam
pelaksanaan kepada Pemilik Proyek/Perencana/PENGAWAS atau Brosur-brosur
dari alat-alat tersebut dan menunggu persetujuan dari Pemilik proyek/
Perencana/PENGAWAS sebelum alat-alat tersebut terpasang. Contoh-contoh barang
yang sudah disetujui oleh Pemilik Proyek/Perencana/PENGAWAS harus disimpan
di Direksi Keet guna dijadikan referensi bagi pemasangan di lapangan.
Bila bahan-bahan tersebut diragukan kualitasnya akan dikiripengawasan ke kantor
penyelidikan bahan-bahan bangunan atas biaya Pemborong/Kontraktor. Bila ternyata
terdapat bahan-bahan yang telah dinyatakan tidak baik/tidak bisa dipakai oleh
Pemilik Proyek/Perencana/ PENGAWAS maka Pemborong harus mengangkut
bahan-bahan tersebut keluar lapangan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari harus sudah
tidak ada dilapangan (Site).

1.9. Tenaga Pelaksana


Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang/tenaga-tenaga ahli
dalam bidangnya (Skilled Labour) agar dapat memberikan hasil kerja yang terbaik dan
rapi. Untuk pelaksanaan khususnya Pemborong harus memberikan surat pernyataan
yang membuktikan bahwa tenaga kerjanya yang melaksanakan pekerjaan tersebut
memang mempunyai pengalaman dan kecakapan. Terutama orang yang akan
mengerjaan pengelasan pipa (tukang las) dan pemasangan instalasi khusus lainnya
harus ditunjuk pekerja yang memiliki sertifikat.
Kontraktor wajib mempunyai PAS INSTALATUR yang dikeluarkan oleh PDAM
(Peruahaan Daerah Air Minum) setempa dan Surat Rekomendasi lain yang diperlukan
untuk meláksanakan pekerjaan ini.

1.10. Pengamanan
Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan-peralatan untuk
instalasi ini dari pencurian dan atau kerusakan lainnya. Bahan- bahan/peralatan
peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh Kontraktor tersebut tanpa
tambahan biaya. Pemasangan barang dan komponennya harus dikonsultasikan dan
disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Lapangan guna meneliti kesesuaian dengan
4. MEP – hal. 2 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

yang dimintakan pada spesifikasi teknis ini serta untuk mencegah terjadinya kehilangan
barang di proyek.

1.11. Koordinasi
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Pemborong diwajibkan mengadakan koordinasi
dengan pemborong lain yang mengerjakan pekerjaan Struktur, Arsitektur, Interior,
Elektrikal dan sebagainya sehinggá kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan
dalam pemasangan dapat diperkecil/dihilangkan. Kesalahan pemasangan akibat tidak
adanya kerja sama menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

1.12. Izin-izin
- Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan
instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atau tanggungan dan biaya Kontraktor.

- Semua pemeriksaan pengujian dan lain-lain beserta keterangan-keterangan


resminya yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini harus\dilakukan
oleh Kontraktor atau tanggungan Kontraktor.
- Kontraktor harus bertanggung jawab atau penggunaan alat-alat yang dipatenkan
kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan untuk ini.
Kontraktor wajib menyerahkan surat pernyataan mengenai hal ini.
- Kontraktor harus menyerahkan izin atau keterangan resmi dari pihak yang
berwenang (terkait) yang diperolehnya mengenai instalasi proyek ini kepada Pemilik
Proyek/PENGAWAS atau pihak yang ditunjuk untuk ini.

1.13. Korelasi Pekerjaan


- Pekerjaan galian dan pemimbunan yang ada sehubungan dengan pekerjaan
Plumbing baik untuk ukuran dan kesesuaian gambar pelaksanaan merupakan
tanggung jawab Kontraktor Plumbing.
- Pekerjaan pembuatan dudukan/pondasi untuk pompa/mesin dilakukan oleh
Kontraktor Plumbing termasuk pembuatan tali air disekitar pondasi pompa.
- Seluruh penarikan kabel listrik sampai ke panel pekerjaan Plumbing yang dilakukan
pihak lain. Pembororng Plumbing wajib memberikan data-data dan gambar-gambar
yang diperlukan pihak lain yang mengerjakannya dan menjaga pekerjaan pihak lain
untuk kepentingannya.
- Penarikan pipa air bersih yang tidak tercantum dalam gambar-gambar dan
spesifikasi dilakukan oleh pihak lain Kontraktor Plumbing harus berkoordinasi dan
memberikan data-data ukuran dan gambar-gambar kepada pihak lain yang
mengerjakannya.
- Seluruh fasilitas listrik, air, sanitair sementara/darurat hendaknya diusahakan oleh
Kontraktor Plumbing dan telah dimasukkan dalam penawarannya.
- Dalam hal dimana ada lebih dari satu Kontraktor Plumbing dengan tingkat prioritas
tanggung jawab yang sama dan bagian pekerjaannya terletak berdampingan maka
masing-masing Kontraktor wajib melakukan perapihan pada bagian pekerjaan
Kontraktor lain sedemikian rupa sehingga tidak cacat akibat pelaksanaan pekerjaan
menurut bagiannya.

1.14. Sub Kontraktor


- Apabila diperlukan tenaga-tanaga ahli khusus atau tenaga-tenaga pelaksana yang
tidak mampu melaksanakan pemasangan penyetelan pengujian dan lain-lain maka
Kontraktor dapa menyerahkan sebagian instalasinya kepada Sub Kontraktor lain
setelah mendapat persetujuan dari Pemilik Proyek/PENGAWAS/Perencana.

4. MEP – hal. 3 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

- Kontraktor wajib bertanggung jawab penuh atas segala lingkup pekerjaannya baik
yang dilaksanakannya sendiri maupun yang telah disub-kontraktorkan.
- Pemilik Proyek/PENGAWAS dan Perencana tidak dapat dituntut bilamana ada
gugatan Sub Kontraktor karena tidak lancarnya pembayaran yang harus diberikan
oleh Kontraktor.

1.15. Pengawas Lapangan


- Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini harus diawasi oleh seorang yang
cukup berpengalaman dan bertanggung jawab penuh atau segala pekerjaan
instalasi pada proyek ini.
- Nama perincian pengalaman kerja struktur organisasi Pengawas Lapangan
hendaknya diberikan oleh pemborong kepada Pemilik Proyek/Direksi Lapangan
untuk dimintakan persetujuannya.
- Bilamana ternyata menurut pendapat pihak Pemilik Proyek/ PENGAWAS/
Perencana atas pihak yang berwenang bahwa Pengawas Lapangan Kontraktor
yang ditunjuk itu kurang cakap memimpin maka Kontraktor harus menggantinya
dengan orang lain dan tidak terbatas pada jumlah personil yang dimintanya.

1.16. Penolakan Instalasi


- Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan- bahan yang akan
dipergunakannya kepada Pemilik Proyek/PENGAWAS/Perencana atau pihak yang
ditunjuk untuk dimintakan persetujuan tertulis perihal pemasangannya. Dengan
mencantupengawasan secara lengkap merk type spesifikasi dari semua contoh
bahan yang diajukan.
- Kontraktor harus membuat jadwal/schedule waktu yang terperinci untuk setiap
pekerjaannya dan diserahkan kepada Pemilik Proyek/ PENGAWAS/ Perencana
atau pihak yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuannya.
- Pemborong harus mengadakan :
a. Buku Laporan Harian
b. Buku Laporan Mingguan
c. Buku Laporan Bulanan
d. Izin Kerja lembur/hari libur

- Kontraktor harus melaporkan hasil kemajuan pekerjaan setiap minggu serta


perbandingannya dengan jadwal yang telah tersusun. Bila mana terjadi
perbedaan harus disertakan juga alasan - alasan serta cara-cara
penanggulangannya.
- Bagi setiap instalasi yang telah selesai dikerjakannya Kontraktor harus
mendapatkan pernyataan tertulis dari pihak Pemilik Proyek/ PENGAWAS/
Perencana dan pihak yang ditunjuk bahwa tahap instalasi ini telah selesai
dikerjakan sesuai dengan syarat-syarat yang ada. Tahapan instalasi ini ditentukan
kemudian berdasarkan jadwal perincian waktu yang diserahkan Kontraktor.
- Didalam setiap pelaksanaan pengujian balancing dan "trial run” sistem instalasi ini
harus dihadiri pihak Pemilik proyek/PENGAWAS/Perencana dan Ahli serta pihak-
pihak lain yang bersangkutan.
Untuk ini hendaklah diberikan pula sertifikat pernyataan hasil pengujian oleh pihak
yang berwenang memberikannya.
- Kontraktor wajib melaporkan kepada Pemilik Proyek/PENGAWAS/Perencana atau
ahli yang ditugaskan bilamana sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan-gangguan
yang mungkin ada.
- Air kerja dan listrik kerja untuk keperluan test merupakan tanggung jawab Kontraktor
dan sudah termasuk dalam item penawarannya.
4. MEP – hal. 4 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

1.17. Pembersihan Lapangan


- Lapangan yang dipergunakan harus setiap hari dibersihkan setelah selesai bekerja.
Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk koordinasi pembersihan
lapangan.
- Segera setelah Kontrak selesai maka Pemborong harus memindahkan semua sisa
bahan pekerjaannya dan peralatannya kecuali yang masih diperlukan selama masa
pemeliharaan.

1.18. Jaminan dan Pemeliharaan


- Kontraktor harus memberikan jaminan pabrik (Guaranted of Product) kepada
Pemilik Proyek terhadap peralatan/material yang digunakan pada proyek ini.
- Kontraktor harus memberikan service secara cuma-cuma selama 1 (satu) tahun
untuk peralatan dan 6 (enam) bulan untuk instalasi semenjak serah terima
pekerjaan pertama kali kecuali dinyatakan lain secara tersendiri.
- Kontraktor wajib mengganti atas biaya sendiri setiap bagian pekerjaannya yang
ternyata cacat atau rusak selama jangka waktu jaminan yang tersebut diatas setelah
proyek ini diserah terimakan untuk pertama kalinya kecuali yang dinyatakan secara
tersendiri.
- Kontraktor wajib mengganti atas biaya sendiri\ setiap kelompok barang-barang atau
sistem yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi akibat dari kesalahan
pabrik atau pengerjaan yang salah selama jangka waktu jaminan setelah proyek ini
diserah terimakan pertama kali.

1.19. Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan


- Pada saat penyerahan untuk pertama kalinya Kontraktor harus menyerahkan
gambar-gambar data-data peralatan petunjuk operasi dan cara-cara perawatan dari
mesin-mesin terpasang di bawah Kontrak ini dalam bahasa Indonesia.
Data-data tersebut harus diserahkan kepada Pemilik Proyek sebanyak 3 (tiga) set.
- Pada saat penyerahan pertama harus diserahkan antara lain Instruction Manual
Instalation Manual, Maintenance Guide, Operating, InstructionTrouble Shooting
Instruction dan brosur-brosur harus asli.
- Kontraktor harus memberikan pula 2 (dua) set singkatan petunjuk operasi
perawatan kepada Pemilik proyek dan sebuah hendaknya dipasang dalam suatu
kaca berbingkai dan ditempelkan di dinding dalam ruang mesin utama atau tempat
lain yang ditunjuk oleh Pemilik proyek/PENGAWAS.
- Selain itu pemberian manual ini Kontraktor juga harus memberikan pendidikan
praktek mengenai operasi dan perawatannya kepada petugas.
- Petugas Teknik (Team Engineering) yang ditunjuk oleh Pemilik Proyek secara
cuma- cuma harus cakap menjalankan tugasnya.
- Merupakan kewajiban/keharusan sebagai Kontraktor untuk memberikan surat
garansi atau peralatan-peralatan utama kepada Pemilik Proyek termasuk garansi
terhadap instalasi pemipaan maupun material pipa/sambungan pipa yang dipakai
pada proyek ini atau yang merupakan scope pekerjaannya.

1.20. Surat Keterangan


Kontraktor harus memberikan Surat keterangan/Sertifikat dari Dinas Penanggulangan
Kebakaran daerah setempat ( jika diperlukan ) Dinas Keselamatan kerja ( Depnaker )
yang menunjukkan bahwa unit tersebut dapat dipergunakan serta layak untuk diterima
dan digunakan. Surat keterangan keagenan yang berada di Indonesia untuk material-
material import.

4. MEP – hal. 5 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

1.21. Data Suku Cadang


Kontraktor harus menjamin dengan Surat jaminan adanya suku cadang yang mudah
diperoleh pada peralatan-peralatan yang sekiranya akan mengalami gangguan atau
kerusakan dalam waktu yang pendek baik peralatan utama maupun peralatan
penunjang.
1.22. Factory Test
Pemborong Plumbing harus memperhitungkan adanya “Factory test” yang dilakukan
oleh Pemilik Proyek, Perencana dan PENGAWAS yang minimal hasil pengujian
peralatan terpakai dapat dilampiri pada saat akan dipasangkan.
Dalam rangka kegiatan ini Pemilik Proyek, Perencana dan PENGAWAS harus
mendapatkan kejelasan dari agent/sub agent maupun factory product perihal peralatan
waktu pengiriman teknik peralatan agen didalam mekanisme kerjanya dapat memenuhi
target/ketepatan waktu pelaksanaan.

II. PENJELASAN LINGKUP PEKERJAAN


1. LINGKUP PEKERJAAN PLUMBING
Batasan dan Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan pada paket pekerjaan Plumbing ini
meliputi dan tidak terbatas pada penguraian tersebut diatas serta sesuai spesifikasi
teknis memenuhi persyaratan/standard yang berlaku, sehingga berfungsi dengan baik
antara lain :

1.1 Pengadaan dan pemasangan Peralatan Utama sistem Air Bersih berikut sistem
pemipaannya, Peralatan Pendukungnya, antara lain valve-valve, reducer, elbow,
flanged dan lainya. Pengadaan dan penyambungan Sumber Air dari Sumber Air Bersih
Eksisting ke Ground Water Tank, Booster Pump Unit dan distribusi kesetiap bangunan
sampai plumbing fixture di toilet, Pantry, kran taman, dan pada tempat-tempat yang
ditentukan sesuai gambar rencana.

1.2 Pengadaan dan pemasangan pipa buangan air bekas, air kotor dan vent dari Toilet,
Pantry, setiap Bangunan lengkap grease trap, clean out, Bak Kontrol, Bak Perangkap
Lemak secara terpisah sampai ke Instalasi Pengolahan Air Kotor lengkap dengan
peralatannya seperti pipa vent, Manhole, pipa over flow dan sebagainya seperti gambar
rencana.

1.3 Pengadaan dan pemasangan Pompa-pompa lengkap pengkabelan sampai ke Panel


Kontrol serta Sistem Pemipaannya.

1.4 Pengadaan dan pemasangan semua alat plumbing di Toilet dan sebagainya seperti
pada gambar rencana lengkap dengan peralatannya

1.5 Mengadakan Testing dan commissioning terhadap seluruh peralatan utama maupun
instalasi pemipaan yang terpasang dan pekerjaan dalam paket pekerjaan Plumbing ini
sehingga berfungsi dengan baik dan memenuhi persyaratan / standard yang ditentukan
didalam spesifikasi teknis ini.

4. MEP – hal. 6 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

III. PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIK KHUSUS

3.1 PERATURAN-PERATURAN / PERSYARATAN


Tata cara pelaksanaan dan lain-lain petunjuk yang berhubungan dengan peraturan-
peraturan Pembangunan yang sah berlaku di Republik Indonesia dan khususnya daerah
setempat. Selama pelaksanaan Kontrak ini harus betul- betul ditaati dan diikuti sesuai
petunjuk PENGAWAS. Pada umumnya peraturan-peraturan berikut ini yang berkenaan
dengan pasal sebagaimana yang tertuang didalam spesifikasi teknis antara lain : -
Peraturan Perusahaan Air Minum Negara tentang instalasi air.
- Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat Teknis
Penyehatan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.
- Peraturaan Beton Indonesia
- Peraturan Perburuhan Indonesia tentang penggunaan tenaga kerja harian mingguan
bulanan dan borongan. Kontraktor dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui
akan sisa dan maksud dari Peraturan - peraturan dan syarat-syarat tersebut diatas.
- National Plumbing Codes.
- Surat Keputusan Menteri PU 02/KPTS/1985 tentang ketentuan Pencegahan
danPenanggulangan Kebakaran pada Bangunan Gedung.
- Standard Konstruksi Bangunan Indonesia, SKBI.

3.2 MATERIAL

3.2.1 Pemipaan
Untuk Pemipaan Instalasi Air Bersih dari Ruang Pompa digunakan pipa Black Steel
Pipe ( BSP ) class schedule 40 demikian pula perlengkapannya seperti fitting-fittingnya
sedangkan distribusi Air Bersih di luar dan dalam gedung
digunakan pipa SD PP-R (Polypropylene Pipe Random) PN 16demikian pula
perlengkapannya seperti fitting dan accessorienya. Pipa yang digunakan harus
memenuhipersyaratan pipa untuk air minum atau International Standard DIN 8077, DIN
8078, ISO 9001, atau yang tercantum dalam SII 0161-81 juga PUIB 1982 serta
standard-standard. lainnya yang disetujui oleh Pemilik Proyek/PENGAWAS demikian
pula perlengkapannya seperti fitting-fitting sesuai gambar rencanan. Merk sekwalitas
Bakrie, PPI, Spindo, Bumi Kaya untuk BSP dan Wavinuntuk pipa SD PP-R.

Untuk Pemipaan Instalasi Buangan Air Bekas dan Air Kotor digunakan pipa Polivinyl
Chloride ( PVC ) class AW dengan tekanan kerja 10 Kg/cm2 atau memenuhi standard
JIS. K.6742 atau SII 0344-82 demikian pula dengan fitting-fitting seperti elbow, tee, tee
y, knee, reducer dan lainnya. Sedangkan untuk System Pemipaan Vent berikut fitting-
fingnya dipakai pipa PVC class D dengan tekanan kerja 5 Kg/cm2 standard JIS.K.6741.
Merk sekwalitas Wavin, Maspion, Rucika.
Pipa PVC yang digunakan adalah yang dibuat dari ekstrusi bahan utama polivynil
chlorida dalam keadaan panas. Kandungan PVC murni minimum 92.5%. Polimer dan
stabilizer yang digunakan harus berkwalitas baik dan tahan terhadap air dan cuaca
(ultra violet) yang dijamin dengan sertifikat pabrik. Permukaan luar dan dalam harus
halus licin dan tanpa cacat yang berbahaya seperti retak-retak guratan, gumpalan dan
cacat-cacat lainnya. Type yang digunakan mempunyai dimensi dan toleransi sebagai
berikut untuk saluran pembuangan :

4. MEP – hal. 7 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

3.2.2 Fittings
Type fitting-fitting yang digunakan sesuai dengan tertera dalam gambar rencana, dan
harus buatan pabrik yang sama dengan yang memproduksi pipa-pipa (yang digunakan
dalam instalasi ini).

3.2.3 Valve – Valve


a. Gate Valve
Digunakan type bronze body, non rising stem, screwed bonnet, solid wedge disk,
screwed end untuk valve sampai dengan diameter 2” atau bisa digunakan ball valve
diameter 1/2” s/d 1” sedangkan type flanged or lugged body, stainless steel dist,
stainless steel shaft, hand wheel operated with posision indicator untuk valve lebih
besar diameter 2” dengan body material cast iron untuk tekanan 150 psi. Merk
sekwlitas Kitz, Onda, Toyo, Nakajima, Okomura

b. Check Valve
Digunakan type bronze body, swing type, Y pattern, screwed cup, metal disk, screwed
end untuk valve sampai dengan diameter 2” digunakan swing silent type dengan
stainless steel dengan body material cast iron untuk tekanan 150 psi. Khusus untuk
pompa-pompa hydrofoor digunakan dual plate water type check valve. Merk sekwlitas
Kitz, Onda, Toyo, Nakajima, Okomura

c. Strainer
Digunakan type bronze body, screwed cap, stainless steel mesh screwed end sampai
dengan diameter 2” digunakan Y pattern, stainless steel perforated screen, bolted
bonnet, flanged end untuk lebih besar diameter 2”. Merk sekwlitas Toyo, Nakajima,
Yoshitake

d. Flexible joint
Digunakan flexible joint model doble sphere dengan material neoprene rubber yang
dapat menahan tekanan sampai 10 Kg/cm2. Tekanan kerja valve-valve untuk peralatan
pompa deliveryadalah minimum 225 psi.Tekanan kerja valve-valve untuk pipa-pipa
distribusi selain tersebut diatas dapat dipakai valve dengan tekanan kerja 150 psi.
Merk sekwalitas Tozen, Yoshitake

3.2.4 Plumbing Fixtures


a. Water Closet
Water Closet yang digunakan harus terbuat dari keramik padat berglasir warna
standard dibuat dari bahan keramik tunggal yang dibakar pada suhu tinggi. Permukaan
closet tidak boleh menampakkan cacat retak-retak yang merugikan bernoda glasir dan
tidak boleh menyerap air. Bentuk dan type water closet seperti terlihat gambar
rencana.Merk sekwalitas Toto .

b. Lavatory/Wastafel
Lavatory/wastafel terbuat dari Keramik padat berglasir tanpa cacat dan tidak menyerap
air type sesuai Gambar Rencana. Dilengkapi dengan kran dan Ptrap yang terbuat dari
stainless steel. Bentuk dan type seperti pada Gambar Rencana. Merk sekwalitas Toto

c. Urinoir
Terbuat dari keramik padat berglasir tanpa cacat dan tidak menyerap air Urinoir
dilengkapi dengan kran tekan (push valve) dan lubang pengeluaran dilengkapi trap.
4. MEP – hal. 8 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

Urinoir yang digunakan harus mempunyai kran untuk membersihkan diri (Mushlim
type). Bentuk dan type seperti pada Gambar Rencana.Merk sekwalitas Toto.

d. Floor Drain
Terbuat dari STAINLESS STEEL yang mempunyai bentuk sedemikian rupa sehingga
mempunyai trap yang selalu terisi air (bell trap) setinggi minimum 11,5 mm serta
berkualitas baik. Merk sekwalitas Toto.

e. Clean Out
Type clean out flange terbuat dari stainless steel. Dimensi sesuai gambar rencana
dilengkapi dengan rubber packing dan bolt nut. Merk sekwalitas San-Ei

f. Kran Taman, Kran Dinding dan Kran Wudhu


Kran/faucet yang digunakan terbuat dari stainless steel.Merk sekwalitas Toto.

g. Sink
Terbuat dari STAINLESS STEEL bentuk sesuai gambar rencana mempunyai trap yang
dapat dibersihkan setiap saat.

B. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LISTRIK


1.1. A. Persyaratan instalasi.
Dalam melaksanakan pekerjaan instalasi Listrik, Kontraktor harus mengikuti
semua persyaratan yang ada seperti:
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.
Peraturan Mentri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No: 023/PRT/78
tentang Peraturan Instalasi Listrik.
Peraturan Mentri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No:024/PRT/78
tentang Syarat-syarat penyambungan Listrik.
B. Sub Kontraktor/Instalatur yang melaksanakan pekerjaan instalasi listrik harus
dilaksanakan oleh instalatur yang telah berpengalaman dan memiliki Surat Izin
(SIKA) dari PLN, serta mendapat persetujuan dari pihak Direksi/pengawas.

C. Semua peralatan, bahan dan aksesories serta lampu-lampu yang dipakai harus
memenuhi persyaratan/standarisasi dari PLN.

D. Pemborong harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang tercantum
dalam :
Spesifikasi yang disyaratkan dalan peraturan yang disebutkan pada
poin 20.1.1 (a,b,c )
Gambar Rencana.
Berita Acara Aanwijzing.

E. Insalasi listrik yang dilaksanakan harus menggunakan system 3 (tiga) core dan
core yang ketiga merupakan jaringan pentahanan (arde). Dan panel listrik/Box
MCB harus diberi pentahanan dengan kawat BC yang ukurannya sesuaikan
dengan ketentuan teknis dari PUIL/PLN, dan Tegangan Listrik menggunakan
tenaga listrik 220 Volt/1 Phase /50 Hz.

F. Sebelum melaksanakan pekerjaan terlebih dahulu KONTRAKTOR diharuskan


membuat gambar-gambar kerja (Shop Drawing), dan rencana kerja, dan harus
mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas. Gambar serta rencana kerja ini
4. MEP – hal. 9 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

tersedia di ruang Pemborong dan mudah diperiksa sewaktu-waktu oleh Direksi/


Pengawas.

G. Setelah pekerjaan selesai Pemborong diharuskan menyerahkan gambar


instalasi yang telah direvisi dan disahkan oleh PLN dalam rangkap 4 (empat),
dilengkapi dengan Surat Jaminan Instalasi yang menyatakan bahwa pemasangan
instalasi tersebt telah memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan.

H. Kapasitas/spesifikasi yang tercantum dalam gambar adalah minimum.


Pemborong boleh memilih kapasitas/spesifikasi yang lebih besar dari yang diminta,
dengan syarat:
1. Tidak menyebabkan system menjadi lebih sulit.
2. Tidak menyebabkan pertambahan bahan.
3. Tidak meminta pertambahan ruang.
4. Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
5. Tidak menurunkan mutu.bahan

I. Intalasi yang dipakai untuk Instalasi dalam ruangan adalah kabel NYA dan NYM 2,5
mm (atau sejenisnya) yang telah memenuhi standarisasi PLN (tertera SPPLN) dan
pemakaiannya sesuai kebutuhan atau sesuai menurut ketentuan teknis.

J. Armature lampu, Fitting, Saklar, stockkontak, Ballast dan kondensator serta


perlengkapan lainnya harus berkualitas baik dan memenuhi persyaratan teknis PLN.

K. Semua pipa/bahan yang terpasang dalam tanah harus terbuat dari bahan yang
tahan terhadap pelapukan atau bahan metal yang diberi perlindungan anti karat.

L. Bola lampu dan perlengkapan penerangan lainnya yang dipasang harus berkwalitas
baik (Philips/setara).

M. Penempatan dan jumlah titik lampu dan stockantak untuk masing-masing


ruangandisesuaikan dengan Gambar Rencana.

4. MEP – hal. 10 |
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Gedung Kantor Laboratorium Kemetrologian Daerah, Kab. Indragiri Hilir

BAB IV
PENUTUP

1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tetapi didalam
pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan setelah ada perintah
tertulis dari Pemimpin Proyek dan akan diperhitungkan dalam pekerjaan tambahan.

2. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh Konsultan Perencana perlu
dikerjakan dan sudah termuat dalam Daftar Rencana Anggaran Biaya, tetapi menurut
pertimbangan Pemberi Tugas yang dapat dipertanggung awabkan tidak perlu lagi dilaksanakan,
maka atas perintah tertulis dari Pemberi Tugas pekerjaan tersebut tidak dilaksanakan dan akan
diperhitungkan sebagai pekerjaan kurangan.

3. Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis, dan Rencana Anggaran Biaya,
maka sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus diadakan rapat terlebih dahulu untuk
mendapatkan kepastian.

Tembilahan, Februari 2021


Disetujui Oleh :
Kepala Dinas Perdagangan dan Kepala Bidang Metrologi Legal.
Perindustrian Kab. Inhil

DHOAN DWI ANGGARA, S.STP, MH Hj. HASNAH, S.Sos, M.Si


NIP 19820701 200012 1 001 NIP. 19681005 199003 2 004

Bab 5 – hal. 1|

Anda mungkin juga menyukai