com
Dikirim ke:
PROPOSAL TEKNIS
2020
PROPOSAL TEKNIS
2020
DAFTAR ISI
1.3.2. Laporan Studi Penilaian Kebutuhan & Aset Masyarakat (CNAA) .............4
1.3.3. Pemetaan Pemangku Kepentingan & Laporan Penilaian Risiko Sosial ............................4
ii
3. MANAJEMEN PROYEK.................................................. ........................................ 22
Tabel 5. Metode Teknik Perolehan Data & Kegunaannya untuk Jenis Penelitian ............ 11
Tabel 9. Tingkat dan Metode Pelibatan Pemangku Kepentingan AA1000 SES .................. 19
Tabel 11. Ruang Lingkup Studi Asesmen Sosial yang Berbeda........................................ ...........22
Tabel 12. Kualifikasi Umum & Persyaratan Tim Peneliti/Konsultan..24 Tabel 13. Jadwal
Proyek .............................. ................................................................... ....................25
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5. Tingkat Keterlibatan Pemangku Kepentingan AA1000 SES dan Hubungannya dengan
v
1. PERKENALAN
1.1. Latar belakang
Blok Sakakemang merupakan PSC onshore blok migas yang dioperasikan oleh Talisman
Sakakemang BV – anak perusahaan Repsol, SA, yang berlokasi di Kabupaten Musi Banyuasin,
Provinsi Sumatera Selatan. Sedangkan blok ini dimiliki oleh Talisman Sakakemang BV, selaku
Operator dengan hak partisipasi sebesar 45%; PC Sakakemang BV, anak perusahaan
Petroleum Nasional Berhad (PETRONAS) dengan hak partisipasi 45%, dan MOECO
Sakakemang BV, anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Mitsui Oil Exploration Co.
Ltd. (MOECO) dengan hak partisipasi tetap 10%. Pihak-pihak tersebut telah bersama-sama
terlibat dalam kegiatan eksplorasi di Blok Sakakemang dan akan melanjutkan pekerjaan
eksplorasi tersebut dan menentukan jumlah cadangan melalui kegiatan penilaian lebih lanjut.
Blok Sakakemang diperkirakan memiliki potensi cadangan gas hingga 2 triliun kaki kubik
(TCF). Dan ditetapkan sebagai lima besar penemuan cadangan terbesar di dunia dalam satu
tahun terakhir, dan merupakan penemuan cadangan gas terbesar di Indonesia dalam 18
tahun terakhir.
Gambar 1. Lokasi Operasi Blok Sakakemang di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan
1
Dalam melaksanakan proyek Blok Sakakemang di Kabupaten Musi Banyuasin dan memperoleh
izin sosial untuk beroperasi (SLTO) dari para pemangku kepentingan, sangat penting untuk
mengidentifikasi isu-isu strategis terkait dengan kegiatan proyek, serta mengidentifikasi dan
melakukan analisis potensi dampak. terhadap pemangku kepentingan dan pengoperasian proyek
Blok Sakakemang.
Selain itu, Blok Sakakemang terletak di daerah pedesaan dengan infrastruktur yang jarang
dan mungkin tidak memadai. Melihat konteksnya, perusahaan bermaksud untuk melakukan
Social & Stakeholder Mapping, yang terdiri dari Social Baseline Study, Community Needs &
Assets Assessment., dan Pemetaan Pemangku Kepentingan & Penilaian Risiko Sosial. Semua
studi ini dilakukan untuk memahami apakah proyek Blok Sakakemang dapat beroperasi
sesuai dengan kerangka peraturan dan standar yang berlaku, secara nasional atau
internasional.
2
• Untuk memahami kebutuhan kelompok masyarakat tertentu.
Tujuan studi pemetaan pemangku kepentingan adalah untuk memenuhi tujuan berikut:
1.3. Keluaran
3
5) Data dasar tentang Ekonomi: Sumber mata pencaharian, mata pencaharian, skala
pendapatan, kelompok rentan, pola pemanfaatan sumber daya alam, dan jaringan
pasar produk masyarakat
6) Data Dasar Sosial-Budaya: Suku & sub suku serta masyarakat adat, jika
ada, bahasa, lembaga adat, kepemimpinan lokal, struktur pengambilan
keputusan adat, hak adat & kompensasi atas sumber daya alam,
persepsi masyarakat terhadap perusahaan, pola hubungan masyarakat,
nilai budaya & kearifan lokal serta aksesibilitas & transportasi.
1) Penilaian Aset Komunitas: jenis dan kondisi aset sosial, aset ekonomi,
aset sumber daya manusia, aset fisik/infrastruktur, dan aset alam, yang
berpotensi dimanfaatkan untuk peningkatan penghidupan.
Berdasarkan hasil Studi Dasar Sosial dan Penilaian Kebutuhan & Aset
Masyarakat, rekomendasi dapat disusun menjadi rencana garis besar hubungan
masyarakat dan pemberdayaan masyarakat atau program investasi sosial bagi
masyarakat.
Pemetaan pemangku kepentingan diharapkan dapat memperoleh data mengenai aspek-aspek berikut yang
diperlukan untuk mengelola pemangku kepentingan, termasuk rekomendasi pengelolaan isu-isu strategis
dan strategi pelibatan pemangku kepentingan. Aspek-aspek yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Identifikasi konteks lokal dan isu-isu strategis: konteks lokal, konteks politik,
sosial, teknologi, lingkungan dan ekonomi, serta isu-isu yang berpotensi
mempengaruhi/dampak pada Blok Sakakemang dari pemangku kepentingan
terkait.
2) Identifikasi pemangku kepentingan: pendataan pemangku kepentingan baik
dari data primer maupun sekunder (identifikasi langsung di lapangan), identifikasi
pemangku kepentingan dari instansi pemerintah (termasuk kelompok legislatif,
polisi dan militer), kelompok LSM, kelompok media, kelompok usaha lainnya,
4
termasuk lembaga adat), kelompok terkemuka, kelompok politik dan
kelompok lainnya.
3) Penilaian atribut pemangku kepentingan: penilaian atribut masing-masing
stakeholder untuk menyaring stakeholder kunci, penilaian sikap dan pandangan
masing-masing stakeholder terhadap perusahaan.
4) Profil pemangku kepentingan: rincian profil pemangku kepentingan utama (kontak
lengkap, jaringan, pendanaan, kegiatan/program, dll).
5) Penilaian risiko sosial berdasarkan isu-isu strategis: penilaian risiko menggunakan
matriks manajemen risiko, untuk menentukan risiko yang paling signifikan bagi
perusahaan.
Antropologi &
Sosial Budaya
Data
Dasar Sosial
Data (Pendidikan,
Kesehatan, Ekonomi)
Dasar Sosial
Pengelolaan
Lisensi sosial
Sosial yang Lebih Baik
penerimaan
mengoperasikan
Belajar
(SLTO)
Sosial
5
2.1.1. Kerangka & Tahapan Studi Dasar Sosial
Blok Sakakemang
Proyek
Merumuskan CSR
Rencana Strategis
Institusi Lokal
Etnografi
Program Sistem nilai & Persepsi
efektivitas & sosial, ekonomi, Biasa ke arah Grup Wanita
Tenurial
Efisiensi anggaran dan budaya Aturan/Hukum
Investasi
praktek
Mengurangi LSM,
Risiko Sosial
Rekomendasi Akademisi
Tahapan melakukan studi baseline sosial dilakukan sesuai dengan tabel di bawah ini.
6
Tahapan Kegiatan Keluaran
Pelaporan, • Mengolah dan menganalisis data • Draf laporan studi baseline sosial telah
yang terdiri dari: primer dan sekunder hasil studi, diserahkan
• Data termasuk pengukuran kuantitatif • Umpan balik dari perusahaan untuk
pengolahan • Penulisan laporan draft
• Persiapan untuk • Presentasi kepada manajemen • Laporan akhir disetujui oleh
merekomendasikan- • Penyerahan laporan akhir perusahaan
tanggal
• Penulisan laporan
2.1.2. Kerangka & Tahapan Studi Penilaian Kebutuhan & Aset Komunitas (CNAA)
Konteks kerentanan dalam kerangka mata pencaharian berkelanjutan diukur dari shock
factor yang dialami masyarakat selama beberapa tahun atau dekade terakhir. Masyarakat
terkejut Pengukuran kadar dapat dilakukan melalui guncangan ekonomi, konflik, modal
alam dan guncangan kondisi kesehatan masyarakat.
7
Sementara itu, kecenderungan didefinisikan sebagai kecenderungan yang terjadi di antara
orang-orang. Sama halnya dengan tren kenaikan atau penurunan jumlah penduduk tertentu, tren
ekonomi nasional dan internasional yang mempengaruhi kondisi masyarakat, atau tren
penggunaan teknologi dan tren ketersediaan modal alam masyarakat.
Aset mata pencaharian adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur aset
masyarakat dengan memperhatikan 5 (lima) aspek masyarakat, yaitu: modal manusia,
modal alam, modal keuangan, modal fisik/infrastruktur atau infrastruktur dan modal
sosial. Transformasi struktur dan proses akan mempengaruhi aset masyarakat dan
sebaliknya. Kondisi aset masyarakat tersebut dapat berdampak baik pada struktur maupun
prosesnya. Selain itu, struktur di sini dapat merujuk pada pemerintah, sedangkan proses
dapat merujuk pada undang-undang, kebijakan, budaya, dan institusi tertentu.
Dari penjelasan di atas, strategi penghidupan berkelanjutan dapat dianalisis dan dipetakan ke dalam beberapa
tujuan utama, seperti kemampuan masyarakat untuk mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi, peningkatan
kesejahteraan, pengurangan kerentanan, ketahanan dan ketersediaan pangan yang lebih baik, dan penggunaan
Persiapan, terdiri • Meninjau studi data sekunder • Data sekunder yang relevan dengan
8
Tahapan Kegiatan Keluaran
dari Studi Kebutuhan & Aset Masyarakat konfirmasi atas informasi yang
tercantum dalam laporan
2.1.3. Kerangka & Tahapan Pemetaan Pemangku Kepentingan & Penilaian Risiko Sosial
Ketersediaan dokumen pemetaan pemangku kepentingan yang kredibel merupakan prasyarat utama
yang memungkinkan perusahaan membangun hubungan yang baik dan kuat dengan para pemangku
kepentingan. Peta pemangku kepentingan yang kredibel membantu perusahaan dalam mengelola
hubungan mereka dan mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan kegiatan operasi Blok
Sakakemang, serta masalah sosial dan lingkungan. Tahapan kegiatan studi pemetaan pemangku
kepentingan lanjutan dijelaskan sebagai berikut.
Tabel 3. Tahapan kegiatan pemetaan pemangku kepentingan & pelaksanaan penilaian risiko masyarakat
dari:
sekunder publik, dan daftar pemangku
• Mengembangkan instrumen untuk kepentingan sementara, jika
• Pengumpulan data
pemetaan pemangku kepentingan memungkinkan
• Pemetaan pemangku kepentingan
• Instrumen untuk mengidentifikasi risiko
instrumen
sosial di sekitar perusahaan
pengembangan, termasuk
pemetaan isu strategis
Studi Lapangan • Identifikasi pemangku • Daftar pemangku kepentingan
kepentingan Blok Sakakemang di sementara, bersama dengan isu yang
tingkat kabupaten, serta tingkat diungkapkan, atribut yang menyertai
kecamatan dan persepsi publik tentang
• Mengidentifikasi dan perusahaan
memverifikasi risiko operasional, • Daftar risiko operasional, sosial
sosial dan lingkungan dan lingkungan termasuk tingkat
signifikansinya
Penulisan Laporan, • Melakukan analisis • Tabel peringkat pemangku
9
Tahapan Aktivitas Keluaran
• Penulisan laporan • Menyusun profil pemangku kepentingan • Draf laporan akhir pemetaan pemangku
Presentasi Laporan • Mencari beberapa masukan & • Masukan akhir dari anggota
umpan balik untuk memperbaiki internal, khususnya manajemen
dokumen PT ESA
Finalisasi Laporan & • Menyempurnakan dokumen Pemetaan • Laporan Akhir Pemetaan
Pemangku Kepentingan untuk mendapatkan Pemangku Kepentingan &
Penyerahan
dokumen akhir Penilaian Risiko Komunitas
2.2. Metodologi
Dalam studi sosial, umumnya menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk
memperoleh hasil penelitian yang komprehensif, dan berbagai metode dikembangkan untuk
memperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian. Berikut ini akan diuraikan
berbagai metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, termasuk standar acuan dan teknik
perolehan data.
10
2.2.2. Teknik Akuisisi Data
Ada berbagai macam metode yang digunakan untuk pengambilan data penelitian, antara lain;
wawancara mendalam, focus group discussion (FGD), kuesioner, lokakarya, observasi lapangan,
dan data sekunder. Setiap metode memiliki cara dan tujuan yang berbeda, sehingga
penggunaannya juga bervariasi sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Tabel 5. Metode Teknik Perolehan Data & Penggunaannya Untuk Jenis Studi
Dalam studi CNAA, wawancara mendalam akan digunakan untuk informan yang memiliki
pengetahuan mendalam terkait kebutuhan masyarakat, aset yang ada di masyarakat, dan konteks
sosial budaya yang ada di masyarakat. Informan akan dipilih berdasarkan distribusi dari wilayah
operasi Proyek Kayu untuk Energi, kemudian diwawancarai sesuai dengan keahlian/pengalaman
dalam aspek tertentu. Dalam studi pemetaan pemangku kepentingan, digunakan untuk
mewawancarai semua tokoh kunci di masyarakat atau semua responden yang dianggap utama
dalam penelitian pemetaan pemangku kepentingan.
Teknik Diskusi Kelompok Terfokus digunakan untuk menemukan peta masalah atau
menemukan akar masalah dan untuk menjawab apa tujuan dari studi baseline sosial.
Sedangkan kajian CNAA digunakan untuk membahas kebutuhan dan aset wilayah studi
dalam situasi informal. Jumlah peserta FGD bervariasi antara 15-20 orang yang dipandu
oleh fasilitator dan mewakili tokoh kunci formal dan informal kunci, termasuk dari
kelompok perempuan dan pemuda.
Teknik kuesioner digunakan dalam studi dasar sosial untuk mengekstrak aspek sosial
ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sosial budaya masyarakat. Sementara di CNAA
11
Kajian yang digunakan untuk menilai kebutuhan dan aset masyarakat yang meliputi modal
sumber daya manusia, modal sumber daya alam, modal sosial, modal keuangan dan modal
infrastruktur (fisik) atau yang dikenal sebagai Aset Pentagonal. Penilaian kuesioner menggunakan
Skala Likert dengan skor: (1) Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali); (2) Tidak (setuju/baik) atau
kurang; (3) Netral/cukup; (4) Setuju/baik/suka; dan (5) Sangat (setuju/baik/suka).
Ketika teknik bengkel digunakan dalam studi CNAA untuk menilai dan merumuskan
program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan aset mereka saat ini.
Teknik Observasi Lapangan digunakan untuk studi dasar sosial untuk pengumpulan
data. Juga dilakukan melalui teknik 'observasi partisipasi' untuk mendapatkan
pemahaman yang menyeluruh tentang latar belakang dan alasan praktik sosial, ekonomi
dan budaya tersebut dilakukan dan tetap hidup hingga saat ini di masyarakat. Untuk itu,
tim lapangan akan tinggal bersama masyarakat.
Sedangkan pada studi stakeholder mapping dan studi CNAA digunakan untuk
pengumpulan data dan informasi melalui observasi peneliti dimana peneliti dapat
merasakan keadaan yang sebenarnya di daerah penelitian. Peneliti juga dilibatkan dalam
suasana dan kondisi daerah penelitian untuk mencari data-data yang diperlukan. Dalam
hal ini pendataan difokuskan pada data kebutuhan masyarakat dan aset yang dimiliki
masyarakat. Sedangkan pemetaan pemangku kepentingan menggunakannya untuk
mengamati dampak operasi Blok Sakakemang.
Studi Data Sekunder digunakan dalam semua kegiatan penelitian sebagai dokumen pendukung
penelitian atau sebagai kerangka pemahaman awal tentang suatu kondisi daerah penelitian.
Metodologi analisis data yang dikembangkan dalam penelitian ini menyesuaikan dengan metode
penelitian yang digunakan. Misalnya, pada penelitian baseline sosial yang pengumpulan datanya
lebih banyak dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi partisipatif, maka data yang
dihasilkan lebih banyak dilakukan secara kualitatif. Sedangkan untuk menjamin keandalan
informasi akan diterapkan prinsip triangulasi—peneliti ganda, teknik pengumpulan data, dan
sumber data serta saturasi data—tidak ada lagi perubahan data yang terkumpul.
Untuk pemetaan pemangku kepentingan dan studi risiko masyarakat, analisis akan dilakukan dalam 3
tahap:
12
Karena pemetaan pemangku kepentingan menggunakan metode kualitatif, maka untuk menjamin
keandalan informasi, prinsip triangulasi dan sumber data juga akan diterapkan. Deskripsi masing-
masing teknik analisis seperti yang dijelaskan di bawah ini.
Semua isu yang dikumpulkan akan diuji menggunakan teknik materialitas isu seperti yang
disarankan oleh AA1000 Stakeholder Engagement Standard (SES). Pemangku kepentingan akan
diberi peringkat menggunakan atribut seperti yang disarankan oleh teori identifikasi pemangku
kepentingan(Mitchell, Agle, dan Wood, 1997; Driscoll dan Starik, 2004)serta modifikasinya.
Nantinya, analisis tema akan memandu peneliti dalam menarik kesimpulan.
Isu yang ditemukan akan menjadi subjek analisis pertama. Semakin banyak pemangku kepentingan
yang mengkonfirmasi isu tersebut, semakin penting isu tersebut sebagai tema analisis. Terakhir,
grafik gelembung akan menunjukkan keterkaitan antara isu dan pemangku kepentingan. AA 1000
SES menekankan bahwa perhatian harus dianggap material jika hal itu mempengaruhi atau
kemungkinan akan mempengaruhi keputusan, tindakan dan perilaku pemangku kepentingan dan/
atau organisasi itu sendiri. Penentuan masalah material akan dipandu oleh berikut ini.
(i) Misi dan materialitas yang didorong oleh kebijakan (Penting bagi Proyek Kayu untuk Energi):
• Kinerja keuangan jangka pendek dan kepatuhan hukum - aspek kinerja tersebut
termasuk potensi signifikan atau dampak hukum dan peraturan aktual yang
memiliki dampak finansial langsung terhadap operasi Blok Sakakemang.
• Norma berbasis teman sebaya - aspek kinerja atau perilaku yang diadopsi dan
umumnya dianggap sah oleh rekan-rekan operasi Blok Sakakemang (misalnya
perusahaan lain), terlepas dari apakah operasi Blok Sakakemang memiliki
kebijakan terkait.
(ii) Materialitas yang didorong oleh perilaku masyarakat dan pemangku kepentingan (Penting bagi Pemangku Kepentingan):
13
Tabel 6. Analisis Isu Materialitas/Strategis
Edisi No
Analisis Manajemen Risiko Sosial. Untuk analisis lebih lanjut, setiap isu material/strategis
dapat dianalisis tingkat risiko sosialnya. Analisis dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan Risk Management Matrix sesuai dengan ISO 31000:2009 Guidance on Risk
Management, seperti pada tabel di bawah ini.
14
Tabel 7. Analisis Matriks Risiko Isu Materialitas/Strategis
5
Berat
4
Besar
KONSEKUENSI
3
Sedang
2
Minor
1
diabaikan
1 2 3 4 5
Langka Tidak sepertinya Mungkin Mungkin Hampir yakin
KEMUNGKINAN
Catatan: Merah Tua = Risiko Sangat Tinggi; Merah = Resiko Tinggi; Kuning = Tingkat Sedang; Hijau = Risiko Rendah
• Legitimasi - persepsi masyarakat yang lebih luas bahwa tindakan entitas diinginkan
atau sesuai.
• Kedekatan - keadaan, kualitas, atau fakta berada dekat atau berikutnya dalam “ruang, waktu, atau
keteraturan”.
15
Penelitian Social Investment Indonesia tentang pemangku kepentingan menunjukkan
bahwa dalam konteks Indonesia ada dua atribut lain, yaitu kerentanan—didefinisikan
sebagai sejauh mana pemangku kepentingan rentan terhadap bahaya, degradasi, atau
kehancuran karena terkena dampak organisasi—dan besarnya dampak dari organisasi.
Dengan menggabungkan atribut klasik dengan keduanya, Social Investment Indonesia
akan dapat menunjukkan perbandingan antara kemampuan pemangku kepentingan
untuk mempengaruhi operasi Blok Sakakemang (dari menggabungkan atribut derajat
kekuatan, legitimasi dan urgensi) dan kondisi di mana pemangku kepentingan
terpengaruh. oleh pengoperasian Blok Sakakemang (kombinasi skor dari atribut
kedekatan, kerentanan dan besarnya dampak). Analisis pemangku kepentingan tersebut
dapat digambarkan pada tabel di bawah ini.
Kemampuan Pemangku Kepentingan untuk Mempengaruhi Sakakemang Dampak Operasi Blok Sakakemang terhadap
Operasi Blok Pemangku Kepentingan
sah
Pemangku Kepentingan
Kekuasaan Urgensi Jumlah Kedekatan Kerentanan besaran Jumlah
eh
kamu kamu e dari
Dampak
A
B
...
n
Total Total
pertama dan
terutama ditentukan oleh tingkat kekuasaan dan pengaruh pemangku kepentingan (lihat grid
powerinterest di sisi kanan). Semua pemangku kepentingan akan ditempatkan di grid untuk
memastikan bahwa tujuan keterlibatan yang tepat ada.
Untuk memastikan bahwa keterlibatan operasi Blok Sakakemang dengan para pemangku
kepentingannya didasarkan pada pemahaman yang baik dari setiap pemangku kepentingan, Social
16
Investment Indonesia akan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan profil rinci
• Konteks budaya, latar belakang dan perspektif yang beragam (misalnya gender, etnis,
agama, disabilitas);
• Skala geografis operasi;
• Kapasitas untuk terlibat (misalnya hambatan bahasa, literasi TI, kebutuhan aksesibilitas);
• Legitimasi; dan
• Hubungan dengan pemangku kepentingan lainnya.
Keluaran terpenting dari studi ini adalah rekomendasi rinci untuk membangun hubungan
yang konstruktif dengan pemangku kepentingan, sesuai dengan AA1000SES (2015).
Standar ini pertama-tama menekankan pada kegiatan pra-keterlibatan, yang “penting
untuk keterlibatan tetapi bukan merupakan metode keterlibatan formal.”
(1) Menerima informasi yang tidak diminta, misalnya protes, surat, media massa,
website, upaya advokasi lainnya;
(3) Menciptakan kesadaran, misalnya buletin, buletin dan brosur, situs web,
pidato dan presentasi konferensi, road show, siaran pers, iklan dan
tampilan publik lainnya, lobi
Untuk aktivitas keterlibatan, Standar ini menyediakan serangkaian tingkat keterlibatan dan metode
yang digunakan untuk menjalin hubungan dengan pemangku kepentingan, seperti yang
digambarkan pada gambar berikut.
17
Gambar 5. Tingkat Keterlibatan Pemangku Kepentingan AA1000 SES dan Hubungannya dengan
Sifat Hubungan & Komunikasi
Catatan:
Dalam menentukan tingkat keterlibatan, Social Investment Indonesia akan menentukan sifat
hubungan yang ingin dikembangkan oleh operasi Blok Sakakemang dengan para pemangku
kepentingannya, oleh karena itu masukan dari manajemen Blok Sakakemang sangat penting.
Keterlibatan dapat terjadi di lebih dari satu tingkat untuk setiap pemangku kepentingan/kelompok
pemangku kepentingan. Metode pelibatan (harap dicatat bahwa metode yang disebutkan pada
tabel di bawah hanyalah contoh) akan dipilih untuk memenuhi kebutuhan, kapasitas, dan harapan
pemangku kepentingan terkait. Lebih dari satu metode dapat dipilih untuk keterlibatan tertentu.
Metode yang berbeda dapat digunakan secara bersamaan atau berurutan.
18
Tabel 9. Tingkat dan Metode Pelibatan Pemangku Kepentingan AA1000 SES
19
Mengacu pada kegiatan pra-keterlibatan dan pelibatan Standar, Social Investment Indonesia akan
merumuskan rencana pelibatan pemangku kepentingan untuk setiap pemangku kepentingan/
kelompok pemangku kepentingan yang dapat diringkas dalam tabel di bawah ini.
Ada penekanan yang lebih besar pada kasus bisnis—melihat proyek melalui kacamata risiko dan
peluang, dan menciptakan nilai bersama dengan menyelaraskan tujuan bisnis dan prioritas
pengembangan pemangku kepentingan lokal. Tren lainnya termasuk fokus pada pembangunan
modal sosial dan kepemilikan lokal melalui proses multi-stakeholder, mempertimbangkan
keberlanjutan dan strategi serah terima ke dalam desain proyek, dan mengukur dan
mengomunikasikan hasil untuk mengoptimalkan nilai bisnis yang diperoleh dari investasi
masyarakat.(IFC, 2010).
20
prioritas bagi masyarakat, sesuai dengan prioritas pembangunan pemerintah daerah, dan
mendukung tujuan dan pendorong operasi Blok Sakakemang—yang digambarkan pada diagram
di atas. Untuk dapat melakukan itu, Social Investment Indonesia akan mengumpulkan data dari
masyarakat lokal (dalam wilayah yang terkena dampak) melalui studi CNAA.
Setelah area fokus CSR terlihat, daftar proyek komunitas potensial dapat dikembangkan. Investasi
Sosial Indonesia akan menggunakan “penyaringan investasi masyarakat” untuk setiap proyek yang
memungkinkan. Setiap proyek yang diusulkan akan diberi skor “rendah, sedang, atau tinggi” pada
masing-masing kriteria berikut, dan kemudian diberi peringkat berdasarkan skor total. Dengan metode
ini, operasi Blok Sakakemang akan menerima daftar proyek masyarakat yang akan membuat dan
menjaga izin sosial untuk beroperasi untuk operasinya.
Penelitian ini akan menggunakan berbagai instrumen yang sesuai dengan kebutuhan data yang akan
• Panduan Pertanyaan: digunakan sebagai pertanyaan yang menarik untuk mengumpulkan data dan
informasi yang lebih mendalam tentang suatu isu atau isu tertentu, sehingga menjadi pertanyaan semi
terstruktur.
• Lembar penghitungan: digunakan untuk merekam data pengukuran (menggunakan alat ukur
tertentu). Selain itu juga digunakan untuk mencatat hasil evaluasi yang daftarnya telah
ditetapkan sebelumnya atau mencatat temuan lapangan.
• Alat Ukur dan Dokumentasi, seperti alat tulis, tape recorder dan kamera
saku.
21
2.3. Lingkup Bidang Studi
Sesuai dengan informasi dari operasi Blok Sakakemang, ruang lingkup studi ini mencakup
seluruh area yang akan terkena dampak operasi Blok Sakakemang, meliputi 3 kecamatan
(Kecamatan Bayung Lincir, Sungai Lilin dan Tungkal Jaya) di Kabupaten Musi Banyuasin,
Provinsi Sumatera Selatan. . Lebih banyak data desa dan kelurahan serta ruang lingkup
masing-masing studi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
3. MANAJEMEN PROYEK
3.1. Struktur Manajemen Proyek
Untuk tujuan studi ini, manajemen proyek didirikan dipimpin oleh Manajer Proyek, yang
bertanggung jawab atas keseluruhan pelaksanaan studi ini. Manajer Proyek
bertanggung jawab langsung kepada manajemen operasi Blok Sakakemang. Selanjutnya
untuk teknis pelaksanaan proyek maka ditunjuk 2 Team Leader yang mempunyai fungsi
utama untuk memastikan proyek dapat terlaksana dengan baik dan memimpin tim
peneliti kecil yang terbagi dalam 3 kelompok yaitu: (1) tim kajian social baseline ; (2) tim
studi CNAA; dan (3) pemetaan pemangku kepentingan & penilaian risiko sosial;.
Selain itu, Penasihat Teknis Senior/Pakar Senior untuk semua aspek penelitian ini juga ditugaskan
untuk memberikan saran sebelum, selama dan setelah penelitian lapangan atau studi. Penasihat
Teknis Senior/Pakar Senior juga akan meninjau laporan secara menyeluruh, dan memberikan
masukan untuk rekomendasi setelah berdiskusi dengan anggota tim yang melakukan penelitian
lapangan.
22
Proses pengumpulan data primer – khusus untuk Social Baseline Study dan CNAA Study – akan
dibantu oleh enumerator dan atau surveyor, tim lokal, yang dipilih dari masyarakat lokal. Mereka
akan mendapatkan pelatihan sebelum melaksanakan tugasnya. Dalam pelatihan tersebut, mereka
akan mempelajari teknik wawancara dan pengisian kuesioner. Selain itu, untuk memastikan
bahwa mereka memiliki kemampuan yang terstandarisasi, mereka akan menjalani sesi latihan di
lapangan yang sebenarnya. Pencacah dipantau dan diawasi oleh tim Social Investment Indonesia,
yang juga bertugas memeriksa, membersihkan, dan mengedit data.
Social Investment Indonesia akan mempekerjakan konsultan yang paling berpengalaman untuk setiap proyek. Detail
Manajer proyek
Purnomo
Pengelola 1
Enumerator/Surveyor
Surveyor/ (7 orang)
pencacah 7
Tim peneliti kami memiliki pengalaman yang luas dalam penelitian serupa untuk industri berbasis
sumber daya alam, termasuk industri minyak & gas dan pertambangan. Tim peneliti kami juga
memiliki jaringan dan pengalaman yang sangat baik bekerja di wilayah barat Indonesia.
Untuk pelaksanaan social & stakeholder mapping di Blok Sakakemang, Social Investment
Indonesia juga akan melibatkan akademisi dan peneliti muda dari Universitas Sriwijaya.
Keterlibatan sivitas akademika Universitas Sriwijaya diarahkan sebagai nara sumber yang
dapat memberikan masukan dan pandangan dalam proses penelitian serta memberikan
umpan balik terhadap hasil penelitian yang dilakukan. Sementara itu, pelibatan peneliti muda
sebagai peneliti lokal diharapkan dapat menjadi sarana transfer pengetahuan dan
keterampilan dalam pelaksanaan pemetaan sosial dan pemangku kepentingan, dengan
menggunakan metodologi terkini.
23
Keterlibatan akademisi dan peneliti muda Universitas Sriwijaya khususnya diharapkan dapat
mempertajam konteks lokal dan isu-isu strategis yang ada di wilayah operasi Blok
Sakakemang. Selain itu, keterlibatan sivitas akademika Universitas Sriwijaya juga diharapkan
menjadi pintu untuk membina hubungan jangka panjang yang baik dengan seluruh
pemangku kepentingan di Provinsi Sumatera Selatan pada umumnya, dan di Kabupaten Musi
Banyuasin pada khususnya.
Untuk melakukan penelitian ini, Social Investment Indonesia akan menugaskan peneliti dan
konsultan yang memiliki kualifikasi dan persyaratan yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
1 Manajer proyek Orang tersebut memiliki pengalaman lebih dari 15 tahun dalam 1 orang
pengelolaan CSR, pengembangan sosial, penelitian sosial, atau
pengembangan masyarakat, baik untuk perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi. Pemahaman yang baik
tentang standar nasional dan internasional terkait dengan
kinerja sosial dan lingkungan serta industri berbasis sumber
daya alam diperlukan.
4 Peneliti senior/ Orang tersebut minimal memiliki 5 tahun pengalaman dalam 14 orang
Konsultan senior berbagai penelitian terkait sosial, penilaian sosial, implementasi
proyek komunitas, menguasai beberapa teknik pengumpulan data
dan analisis data sosial, memiliki kemampuan dalam mengawasi
secara efektif, dan memiliki kemampuan untuk bekerja dalam tim.
24
Tidak Posisi Kualifikasi Umum Persyaratan
6 Dukungan Proyek– Orang tersebut memiliki pengalaman lebih dari 3 tahun dalam 1 orang
Analis SIG mendukung tim proyek, terutama dalam melakukan analisis
data GIS yang terkait dengan proyek.
7 Dukungan Proyek – Orang tersebut harus memiliki pengalaman lebih dari 3 tahun 1 orang
Admin & Keuangan dalam mengelola dan mengadministrasikan manajemen
keuangan proyek, termasuk membantu Penasihat Teknis
Senior/Pakar Senior.
Studi akan dilakukan dalam 6 bulan yang dihitung setelah kontrak ditandatangani.
Alokasi waktu tersebut antara lain: persiapan tim, pendataan, penulisan laporan, dan
presentasi kepada manajemen operasi Blok Sakakemang.
4. ANGGARAN PROYEK
Anggaran untuk proyek yang terdiri dari 3 (tiga) penelitian atau jasa konsultasi ini adalah sebesar
Rp, sudah termasuk PPh 2%, belum termasuk PPN 10%. Anggaran tersebut antara lain:1) Biaya
operasional; 2) biaya profesional;dan 3) Biaya Manajemen & Kantor.
25
5. KETENTUAN LAINNYA
[]
26
PT Sahabat Investasi Indotama
Jl. Bendul Merisi Selatan Airdas No 18A,
Surabaya - 60239
+ 62 31 8432810
info@socialinvestment.id
https://socialinvestment.id