MATERI LAPORAN
2.1 Pendahuluan
PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) atau yang lebih dikenal sebagai PT PUSRI
pemasaran dan pupuk. Secara Legal, PT PUSRI resmi didirikan pada tanggal 24
Desember 1959 di Palembang dengan akta notaris Elisa Pondang dan diumumkan
pada lembaran Negara Republik Indonesia No. 46 pada tanggal 7 Juni 1960. Pada
saat itu yang menjadi Presiden Direktur adalah Ir.Ibrahim Zahier dan Ir. Dadang
pupuk urea PUSRI I sebanyak 100.000 ton/tahun. Pada tahun 1964, PUSRI-I
dapat mencapai produksi sampai dengan 100,4% dari target produksi yang
tanggal 7 Desember 1972, berdasarkan studi kelayakan yang dilakukan oleh John
Van Der Volk & Associate (Amerika Serikat), pabrik PUSRI II mulai didirikan
(Amerika Serikat) dan kontraktor pabrik urea dari Toyo Engineering Company
1
2
(Jepang). Pabrik PUSRI II tersebut mulai beroperasi pada tanggal 8 Agustus 1974
dengan kapasitas produksi sebesar 660 MTPD (metric ton per day) amonia dan
Pada tanggal 21 Mei 1975, pembangunan pabrik PUSRI III mulai dilakukan
Kapasitas produksi dari pabrik PUSRI III ini adalah 1000 ton amonia/hari dengan
menggunakan proses Kellog dan 1725 ton urea/hari atau 570.000 ton urea/tahun
Pembangunanpabrik PUSRI III ini dikerjakan oleh Kellog Overseas Corp dan
pembangunan pabrik PUSRI IV. Pembangunan pabrik ini dimulai pada tanggal 25
Oktober 1975 dengan kapasitas produksi dan proses yang sama dengan PUSRI
Pada tahun 1985, operasi pabrik PUSRI I dihentikan karena usia dan dinilai
tidak efisien lagi. Pada tahun 1990, pabrik PUSRI I dibangun pabrik PUSRI IB
oleh PT. Rekayasa Industri dengan menggunakan teknologi Advanced Cost and
PUSRI I
- Biaya : US $ 33 Juta
sebagai berikut:
PUSRI II
- Biaya : US $ 86 Juta
lainnya, yaitu:
Mitsui Toatsu Total Recycle C-Improved, milik Mitsui Toatsu Chemical Inc.
(Jepang).
kapasitas 15 MW
darurat
- Unit Water Treatment yang menyediakan air untuk kebutuhan proses dan air
pendingin
PUSRI III
PUSRI IV
secara berdampingan dengan menggunakan proses dan desain yang sama dengan
1. Unit steam generator masing-masing terdiri dari Waste Heat Boiler (Kapasitas
PUSRI IB
Package(PEDP)
1. Dua unit turbin generator (Hitachi) dengan apasitas 90.700 kg/jam steam
2. Dua unit water treatment untuk penyediaan demineralized dan kebutuhan air
pendingin
9
kapasitas 1000 MT
PT. Pupuk Sriwidjaja yang semula hanya memiliki satu pabrik dengan
kapasitas terpasang 100.000 ton per tahun, dalam periode 1972-2004 telah
Chemicals, Inc.
Chemicals, Inc.
Chemicals, Inc.
Engineering
corporation
pengembangan. Sebagai upaya penanganan tehadap limbah gas, maka pada tahun
1981 atas usul Direksi PUSRI Bapak Edi Madnaijaya maka dibangunlah proyek
PGRU (Purge Gas Recovery Unit) di PUSRI IV. Pembangunan proyek ini
ditujukan untuk mengurangi polusi udara, mengambil kembali gas NH3 dan
memanfaatkan kembali gas H2 dari purge gas pada unit sintesa ammonia. Dalam
proses yang diberi nama Ammonia Optimization Project (AOP) dan melakukan
11
kerjasama dengan Imperial Chemical Industry (ICI). Melalui proyek ini kapasitas
pada Tabel 1.
yang berlokasi di PUSRI IV untuk memisahkan limbah gas dan cair yang berasal
Sebagai upaya penanganan terhadap limbah cair, maka pada tahun 2005 PT
mengolah limbah cair hasil proses produksi yang berasal dari PUSRI IB, II,III dan
IV. Karena itu di setiap pabrik Urea dibangun MPAL (Minimalisasi Pengolahan
ditempatkan di Industri Pupuk Dalam Negeri dan di PT. Mega Eltra kepada PT.
1997 dan PP nomor 34 tahun 1998, maka PT. Pupuk Sriwidjaja Palembangyang
perusahaan penyertaan langsung yaitu PT. Rekayasa Industri dan PT. Mega Eltra,
Phonska, DAP, NPK, ZK, dan industri kimia lainnya serta Pupuk Organik
Jawa Barat. Memproduksi dan memasarkan pupuk urea dan industri kimia
lainnya
Construction (EPC) guna membangun industri gas & minyak bumi, pupuk,
6. PT. Mega Eltra (berdiri 1970), yang berkedudukan di Jakarta dengan bidang
konstruksi.
Namun, pada tahun 2010, dilakukan Pemisahan (Spin Off) dari Perusahaan
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang serta telah terjadinya pengalihan hak dan
Perubahan Anggaran Dasar pada PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang melalui Akte
disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM tanggal 13 Desember 2010 nomor
Pada tahun 2012, PT PUSRI melakukan review terhadap Visi, Misi, Nilai dan
Budaya perusahaan. Review Visi, Misi, Tata Nilai dan Makna perusahaan
dibangun dengan dasar perubahan posisi perusahaan sebagai anak perusahaan dari
spin off. Dasar pengesahan hasil review Visi, Misi, Tata Nilai dan Makna
2012.
Visi:
"Menjadi perusahaan yang kuat dan tumbuh dalam industri pupuk di tingkat
Misi:
telah termasyhur pada abad ke tujuh di segala penjuru dunia. Di samping itu,
Sumber: http://www.pusri.co.id/ina/perusahaan-makna-logo/
PT PUSRI.
16
datang.
itu.
Sumber:http://www.pusri.co.id/ina/perusahaan-makna-logo/
Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan rekomendasi dari Gas Bell & Associates
(Amerika Serikat).
17
kilang gas dan minyak Pertamina Sumbagsel, sehingga penyaluran gas alam
Pupuk Sriwidjaja Palembang menjadi lebih mudah dan jumlah gas alam lebih
terjamin
Musi ini menyebabkan kuantitas suplai air sebagai bahan baku pembuatan
steam dan keperluan utilitas lainnya terjamin sepanjang tahun. Sungai Musi
perluasan pabrik
4. Lokasi PT. Pupuk Sriwidjaja ini kondusif dan nyaman sebagai kawasan
industri, karena tidak terletak di pusat kota namun jarak menuju pusat kota
masih terjangkau
administrasi pemerintah.
Untuk mengetahui lokasi PT. Pupuk Sriwidjaja dapat dilihat pada Gambar 3.
18
Bagian depan kompleks menghadap ke Jl. Mayor Zen.PT PUSRI memiliki luas
area dengan total 500 Ha. Bagian depan kompleks industri merupakan gedung
karyawan yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti rumah sakit, fasilitas
olah raga, gedung pertemuan, perpustakaan umum, rumah makan, masjid, dan
PUSRI. Kompleks perumahan dan kompleks pabrik dibatasi oleh pagar dan
terdapat dua buah gerbang masuk kompleks pabrik yang dijaga oleh aparat
mudah. Hal yang sama juga dilakukan denganboiler. Boiler dan GTG diletakkan
dihindari.
lebih mudah dan memerlukan biaya yang lebih murah.Untuk keperluan bongkar
Keterangan :
C. Lapangan O. Ammoniastorage
D. Perumahan P. Kantor
H. Kolam T. Gedung
I. Masjid U. Dermaga
27.Kantorinstrumentasi.
yang terdiri dari direktur utama yang membawahi 4 orang direktur, yaitu:
1. Direktur Produksi
3. Direktur Tekbang
1. Direktur
2. General Manager
3. Manager
4. Superintendent
5. Shift Supervisor
6. Foremen Senior
7. Karyawan/Operator.
pada Gambar 5.
23
Direktur Utama
General manager
General Manager General Manager General Manger
perencanaan &
Pemeliharaan Pemasaran Umum
pengembangan usaha
General Manager
Perkapalan
- Menjaga kualitas produksi, bahan baku, material, dan peralatan serta bahan-
5. Departemen P & A.
bertugas sebagai pengkoordinir kegiatan di lapangan antara unit kerja pabrik dan
shift, mengawasi kerja operator untuk setiap shift, dan sekaligus sebagai
bekerja sesuai shift yang telah dijadwalkan dan diketuai oleh seorang kepala seksi
Dalam satu siklus kerja operator (pegawai shift) terdapat 4 regu yang mana
(pegawai administrasi) dan jabatan setingkat kepala bagian ke atas dengan jadwal
kerja:
- Dinas Pemeliharaan Lapangan II, terdiri dari Bagian Pemlap PUSRIIII dan
Pemlap PUSRIIV
26
Listrik I dan II, Bagian Pemeliharaan Instrument I dan II, dan Bagian
bidang, yaitu:
utilitas).
produksi.
sejenis.
PPP, yaitu:
Bulanan.
- Melaksanakan kajian dan uji coba pemakaian bahan kimia dan bahan
d. Bagian K3.
4. Laboratorium
Terdiri atas :
Terdiri atas:
Terdiri atas:
Terdiri atas :
jadwal kerjanya dibagi per shift terdapat pula karyawan non shift (pegawai
administrasi) dan jabatan setingkat kepala bagian ke atas dengan jadwal kerja:
dan penyaluran seluruh jenis pupuk bersubsidi, baik yang berasal dari produksi
No.56/KP/II/1979.
pada faktor biaya (Least Cost Distribution Pattern). Untuk dapat memenuhi
Gudang
Produsen Pupuk
Lini II
Gudang Koperasi/KUD
Penyalur
Lini III
PT. PUSRI
UPP (Unit
PT Pupuk Kujang Pengantong Pengecer
an Pupuk)
PT Pupuk Iskandar
Muda (PIM)
Petani
PT Petrokimia Gresik
PupukKantong
PT Pupuk Kalimantan
Pupuk
Timur curah
Importir
pupuk yang Gudang Gudang KUD/Koperasi
Pengecer Petani
ditunjuk Lini II Lini III Penyalur
pemerintah
yang ada. Adanya keputusan pemerintah ini hanya berlaku pada tata niaga pupuk
company.
Pada tahun 2001, tata niaga pupuk kembali diatur oleh pemerintah melalui
PUSRI dan atau produsen melaksanakan penjualan pupuk di lini III (kabupaten)
Februari 2003 yang menyatakan tentang tata niaga pupuk yang bersifat rayonisasi.
PT PUSRI tidak lagi bertanggung jawab untuk pengadaan dan penyediaan pupuk
secara nasional namun dibagi dalam beberapa rayon. Mulai Mei 2003, PT PUSRI
Banten.
impor.
2. Tujuh buah kapal pengangkut pupuk curah dan satu unit kapal sewa berdaya
5. Gudang persediaan pupuk sebanyak 107 unit dan gudang sewa sebanyak 261
unit
kabupaten
35
Pabrik PUSRI III terdiri dari tiga bagian yakni pabrik Amoniak, pabrik
Urea, dan pabrik Utilitas. Masing-masing pabrik membutuhkan bahan baku dan
produk. Jenis dan spesifikasi bahan baku dan bahan penunjang dari tiga bagian
pabrik yaitu pabrik Amoniak, pabrik Urea, pabrik Utilitas yang akan dibahas pada
bab ini.
a. Gas Alam
Gas alam yang digunakan dalam proses produksi ini berasal dari ladang gas
(GMS) yang berfungsi untuk mengukur jumlah gas alam yang disuplai dari PT.
Pertamina. Kandungan metana (CH4) yang terdapat dalam gas alam digunakan
sedangkan hidrogen sebagai bahan baku pembuatan amoniak dan juga digunakan
sebagai fuel gas sebagai sumber panas. Gas alam ini secara rutin dianalisis
36
1. N2 0,1
2. CH4 86,48
3. C2H5 5,43
4. C3H8 1,17
5. i-C4H10 0,2
6. n-C4H10 0,24
7. i-C5H12 0,09
8. n-C5H12 0,05
9. C6H14 0,16
1. Tidak berwarna
2. Tidak berbau
3. Mudah terbakar
b. Air
Air yang digunakan bersumber dari sungai Musi. Sebelum dikirim ke pabrik
menghilangkan kation dan anion yang terdapat pada air, sehingga mempunyai
kemurnian H2O yang sangat tinggi atau disebut dengan DeminWater dan
pembentukan kerak dan lain-lain. Sifat-sifat air dapat dilihat pada Tabel 5.
No Sifat Nilai
c. Udara
reformer, udara tersebut berasal dari ambient (sekeliling) yang kemudian masuk
udara masuk ke dalam alat proses yang bertekanan tinggi. Kandungan N2 dari
1. Mempunyai sifat yang tidak mudah terbakar, tetapi dapat membantu proses
pembakaran
39
2. Terdiri dari 79% mol N2 dan 21% mol O2 serta larut dalam air.
No Sifat Nilai
6. Panas jenis pada 1.000˚C ; 281,65K dan 0,89876 Bar 0,28 Kal/gr
a. Amoniak (NH3)
a. Pada suhu kamar (25˚C, 1 atm), Amoniakmerupakan gas tidak berwarna yang
c. Sangat mudah larut dalam air (710 volum NH3 larut dalam 1 volum air)
40
d. Apabila terhirup dapat menimbulkan air mata, dalam jumlah yang besar dapat
No Sifat Nilai
berat) pada:
0˚C 41,80
20˚C 33,10
60˚C 14,10
0˚C 0,5009
100˚C 0,5317
41
200˚C 0,5029
b. Karbondioksida (CO2)
1. Pada suhu kamar (250C, 1 atm) berupa gas yang tidak berwarna
4. Tidak beracun
keseimbangan badan.
No Sifat Nilai
Unit amoniak berfungsi untuk menghasilkan amoniak dari bahan baku gas
alam, udara, dan steam. Amoniak ini nantinya akan digunakan sebagai bahan baku
di unit urea, sebagian lagi dijual ke pihak luar. Selain amoniak, juga menghasilkan
Tahapan – tahapan diatas dapat dilihat secara ringkas pada Gambar 8 berikut ini:
Pada proses ini, gas alam yang digunakan dilewatkan ke dalam beberapa
di dalam gas alam tersebut. Kandungan yang tidak diinginkan itu diantaranya
adalah partikel padat, sulfur organik dan anorganik air, hidrokarbon berat, dan
karbon dioksida.
Mula-mula, aliran gas alam dari gas metering station (GMS) terbagi menjadi
dua aliran sebagai fuel dan sebagai gas proses. Aliran gas ini masih mengandung
a. Penyaringan (Filtrasi)
Gas alam dari Gas Metering Station dialirkan menuju Mechanical Filter
(202-L) untuk dipisahkan kotoran-kotorannya yang berupa padatan, debu, dan air.
21°C.
mencatat aliran gas bumi yang akan di proses di Pabrik Amoniak, sedangkan pada
mengetahui seberapa banyak kotoran yang menempel di filter dan kapan waktu
pembersihannya.
Berikut ini beberapa alasan mengapa sulfur anorganik perlu dihilangkan pada gas
alam:
2.Akan terbawa oleh gas CO2 dan akan merusak kompresor di Urea,
line heater hingga suhu 390C menggunakan media lowsteam. Pemanasan ini
bertujuan untuk memaksimalkan kinerja katalis ZnO pada alat desulfurizer, katalis
akan bekerja lebih baik mengikat H2S pada suhu tersebut. Didalam desulfurizer
akan terjadi pengikatan H2S oleh katalis ZnO, reaksi pengikatan yang terjadi
Temperatur operasi pada alat desulfurizer adalah pada range 30 -100 0C.
c. Pemisahan air
tersusun atas 10 bubble cap tray, regenerator dengan packing column, Pompa
sirkulasi, dan eksternal reboiler. Absorber ini digunakan untuk menghilangkan air
yang terkandung didalam gas proses. Air dihilangkan karena pada proses
selanjutnya, gas akan didinginkan sampai -18°C, pada keadaan ini air akan
45
membeku dan menyumbat alat. Sebagai larutan penyerap digunakan tri ethylene
glycol (TEG) karena pemisahan antara rich glycol dari air cukup mudah, yaitu
dengan memanfaatkan beda titik didih yang besar antara TEG dan air, sehingga
cukup dengan dipanaskan hingga suhu 204°C. Cairan TEG dikontakkan secara
counter-current dimana cairan masuk dari atas sedangkan gas proses dari bawah.
Akumulasi cairan dikontrol oleh level controller. Gas keluar dari absorber
absorber.
arang pada proses reforming yang dapat mengganggu difusi gas ke dalam katalis.
mempunyai berat molekul tinggi, yaitu C2H6, C3H8, C4H10, C5H12, dan C6++.
pendinginan sampai temperatur -25 oC, sehingga hidrokarbon berat ini akan
Gas alam yang telah diserap kandungan uap airnya kemudian dilewatkan
mist eliminatoruntuk mencegah terbawanya glikol dalam aliran feed gas. Gas
yang telah bebas air dialirkan menuju tube side Chiller (203-C) untuk didinginkan
dengan NH3 cair sehingga suhu gas mencapai -18oC. Selanjutnya, gas dan HHC
46
yang telah mencair tadi dialirkan ke Separator (206-F) untuk dipisahkan. LC-201
salah satu gas stream. Gas keluar dari atas Separator sedangkan cairan keluar dari
bawah untuk dibuang ke atmosfer atau dipergunakan sebagai tambahan fuel gas di
Proses pemisahan air dan heavy hydrocarbon dari gas umpan hanya berlaku
untuk PUSRI II, III, dan IV. Sedangkan untuk PUSRI IB tidak membutuhkan
kedua unit feed treatingini karena sudah memiliki teknologi untuk mengatasi
terdehidrasi pada feed gas Heat Exchanger (204-C1, C2, dan C3) dan dialirkan ke
shell side dari natural gas exchanger (201-C1 dan C2) untuk mendinginkan
seperempat larutan benfield sehingga suhu gas akan naik lagi menjadi 96°C.
dialirkan secara berturut-turut melalui tube side penukar panas (204-C) dan 201-C
(K2CO3) 30 % berat yang berfungsi sebagai penyerap CO2, Dietanol Amine (DEA)
% berat yang berfungsi sebagai corrosion inhibitor, dan UCON 500 HB sebagai
47
stripper bekerja pada tekanan rendah dan temperatur tinggi.Hal ini dikarenakan
pada tekanan tinggi, kelarutan gas lebih baik. Suhu keluaran gas sisaCO2 dari
larutan benfield yang terikut pada gas.Stripper bekerja untuk meregenerasi larutan
benfield, stripping agent yang digunakan pada sistem ini adalah steam.
mengubah persenyawaan belerang organik RSR dan RSH menjadi H2S dan
mengikat H2S dari feed gas sebelum masuk ke primary reformer. Reaksi yang
aliran gas dari 102-D di 209-C kemudian dipanaskan lagi di 103-B (feed gas
H2 (syn-gas). Gas kemudian masuk ke bed katalis CoMo dan merubah sulfur
organik RSH/RSR menjadi anorganik H2S. Setelahmasuk bed katalis ZnO H2S
akan di ikat oleh katalis menjadi ZnS.Kemudian gas dialirkan ke saturator untuk
Gas alam yang telah diolah di area feed treating dengan komponen
utamanya CH4 selanjutnya akan direaksikan lebih lanjut dengan steam di dalam
reformer. Ada dua unit reformeryang digunakan dalam proses ini. Yang pertama
steam supaya dihasilkan hidrogen dan CO2. Unit kedua disebut secondary
reformer dimana pada unit ini berfungsi untuk menyempurnakan reaksi yang
nitrogen sebagai bahan baku pembuatan amoniak. Unit secondary reformer juga
Diagram alir proses pembentukan gas sintesa (Reforming) dapat dilihat pada
Gambar 9.
Steam
Udara
Tujuan dari tahap reforming adalah untuk menghasilkan gas sintesa (N2 dan
H2) sebagai bahan baku pembuatan amoniak dan CO2 sebagai produk samping.
a. Saturator
sintesa. Unit ini merupakan hasil proyek optimasi energi yang dilakukan oleh PT
50
dengan uap air, dengan cara dikontakkan dengan hot condensate. Hal ini untuk
mengurangi konsumsi steam karena feed gas telah jenuh dengan uap air. Hot
Dalam keadaan darurat digunakan BFW sebagai make up.Gas alam yang telah
Total Reaksi:
Di dalam Primary Reformer feed gas yang telah jenuh dengan air dialirkan
melalui enam buah pipa induk, masing-masing dari pipa sub induk ini membagi
aliran ke arah bawah melalui 42 buah tabung berisi katalis yang letaknya paralel
dalam daerah radiasi pemanas reformer pertama. Di bagian bawah setiap bans
terdiri dari 42 buah tabung katalis berakhir pada penampung induk dekat lantai
reformer pertama, kemudian aliran gas ini dialirkan menuju Secondary Reformer.
dibutuhkan diperoleh dari pembakaran gas alam dengan udara di luar 252 tabung
tadi. Untuk menjaga agar gas yang keluar dari Primary Reformer pada temperatur
51
800°C maka temperatur section radiant dijaga sekitar 982°C. Pembakaran harus
dingin atau terlalu panas. Katalis yang dipakai adalah nikel, berupa cincin atau
- Temperatur
- Tekanan
dan konsumsi steamserta kebutuhan fuel gas akan meningkat pula. Dalam
proses reforming, pada umumnya steam to carbon ratio di dalam gas proses
kondisi di primary reformer, karena pada rasio ini operasi akan memberikan
Reformer pada suhu 797°C. Udara proses dan steam yang telah dipanaskan
bertemu dengan aliran gas purge melewati chamber bagian atas dari secondary
reformer. Keadaan ini memberikan campuran yang baik antara udara dan gas
adalah:
dengan temperatur reaksi 1200°C, sedangkan reaksi yang terjadi pada lapisan
Total Reaksi:
Katalis yang dipakai pada Secondary Reformer adalah nikel yang disangga
oleh alumina, sedangkan alumina disangga oleh susunan batu yang berbentuk
jumlah N2 yang dibutuhkan. Perbandingan antara H2 dan N2 harus tepat, jika tidak
exchanger, tujuannya untuk menurunkan suhu dari 800°C menjadi 348°C, lalu
masuk ke mixing tee untuk mendapatkan campuran gas panas dan dingin yang
baik. Lalu gas proses yang telah bercampur ini mengalir ke unit pemurnian gas
sintesis.
Komponen gas proses yang keluar dari secondary reformer terdiri dari gas
H2, N2, CO, CO2, Ar, dan CH4. Untuk keperluan sintesis amoniak, gas yang
diperlukan hanya H2 dan N2. Oleh karena itu, gas CO dan CO2 perlu dihilangkan
karena dapat menjadi racun bagi katalis dalam unit sintesis amoniak berikutnya.
Penyisihan gas CO dan CO2 berlangsung dalam shift converter,CO2 Absorber dan
methanator. Kedua gas tersebut dapat diubah menjadi gas metana (CH4) yang
merupakan gas inert yang tidak ikut bereaksi dan tidak merusak katalis. Gas inert
lain selain CH4 adalah gas argon (Ar). Kehadiran gas inert harus dibatasi karena
jika gas inert hadir dalam jumlah yang berlebih maka gas tersebut dapat
Diagram alir tahap pemurnian gas sintesa dapat dilihat pada Gambar 10.
54
Synthesis
Loop Methanator CO2 Absorber
Setelah melewati 101-C dan 102-C aliran gas kemudian memasuki High
Temperatur Shift Converter (104-D), unit ini berfungsi untuk mengubah CO yang
masih tersisa pada proses sebelumnya menjadi CO2 yang dibantu dengan katalis
Fe2O3. Pada saat masuk ke 104-D tersebut temperatur gas inlet harus berada pada
selanjutnyamengalir kebawah melewati bed katalis. Pada HTS ini terjadi reaksi
eksotermis yaitu reaksi yang menghasilkan panas sehingga panas tersebut bisa
selain converter yang beroperasi pada temperatur tinggi diperlukan juga converter
pada temperatur rendah sehingga konversi proses tersebut menjadi lebih besar.
Setelah keluar dari HTS dan melewati beberapa heat exhanger selanjutnya
dibantu dengan katalis CuO, alirannya sama dengan HTS yaitu aliran dari atas ke
bawah. Desain metal temperatur dari LTS adalah sekitar 3010C oleh karena itu
operasi temperatur di LTS tidak boleh melebihi itu. Untuk lebih jelasnya dapat
From
Sec Reformer
112-C
104-D
HTSC 108-D
104-C
102-C LTSC
TRC-11
103-C 152-C
TRC-10 153-C
105-C
155-C
To CO2 Removal
CO2 harus dihilangkan karena CO2 merupakan racun bagi katalis di unit
melalui reaksi :
Gas sintesa dari LTS masuk ke absorber di serap oleh larutan semi lean
benfield dari bagian tengah absorber dengan aliran FRC-12 dan larutan lean
Benfield dari bagian atas absorber dengan aliran FRC-5. Gas yang sudah di serap
CO2 nya keluar dari atas absorber masuk ke methanator. Sedangkan larutan yang
melalui letdown hydraoulic turbine 107-JHT atau melalui let down valve LIC-6.
57
terlepas dari atas stripper yang kemudian didinginkan oleh 110-C dan kemudian
diambil sebagai produk CO2 dengan aliran FR-18. Dari bagian tengah stripper
larutan semi lean benfield masuk ke flash tank 119-F untuk pelepasan CO2
dengan bantuan penurunan tekanan bertahap oleh steam ejector. Larutan semi
lean benfield dari flash tank ini kemudian dikirim dengan pompa 107-J ke bagian
dipanaskan baik dengan gas sintesa maupun dengan steam di reboiler. Dan
Larutan lean benfield dari bagian bawah stripper di kirim ke bagian atas
d. Metanator (106-D)
CO2absorber dipanaskan hingga 300oC di heat exchanger 136-C dan 104-C dan
Dari reaksi di atas, diharapkan aliran keluar metanator sudah bebas CO dan CO2.
58
4. Sintesa Amoniak
a. Amoniak converter
katalis Promoted Iron (Fe). Karena konversi reaksi yang rendah maka dibuat
Pada unit ini digunakan sistem Loop maka untuk mengatasi akumulasi gas
c. Chiller
Unit ini digunakan chiller yang terdiri dari 3 tingkat pendinginan amoniak
d. KO Drum
terbentuk. Gas yang terbentuk dikirim ke PGRU dan cairan amoniak dikirim ke
pendingin loop.
59
5. Pendinginan Amoniak
yang langsung dikirimkan ke unit urea, dan amoniak dingin (temperatur -330C)
Chillersyn-loop.
Pada pabrik amoniak di P-III ada 3 tingkat flash drumyaitu 110-F, 111-F dan
112-F. Cairan amoniak yang diterima dari 107-F area syn-loop masuk ke flash
drumtingkat 1(112-F), dari sini amoniak sudah bisa diambil sebagai produk yang
dingin. Vapour yang ada beserta gas terlarut ditarik oleh kompresor 105-J, begitu
juga untuk tingkat yang lain. Discharge kompresor didinginkan oleh 127-C
Dari 109-F diambil produk amoniak panas untuk dikirim ke Pabrik Urea,
dan gas inert juga terlepas, begitu terus sampai tingkat satu sambil dimanfaatkan
Secara garis besar proses produksi urea dapat dibagi menjadi beberapa seksi,
yaitu:
1. Seksi Sintesa
2. Seksi Dekomposisi/Purifikasi
60
4. SeksiRecovery.
1. Seksi Sintesa
Pada seksi sintesis ini akan diproduksi urea dari gas karbondioksida,
amoniak cair, dan larutan karbamat yang didaur ulang di dalam reaktor urea pada
tekanan dan temperatur tinggi. Reaktor yang digunakan di pabrik urea PUSRI-III
dan PUSRI-IV adalah autoclave yang terdiri dari sembilan lapis carbon steel dan
dinding paling dalamnya terbuat dari titanium untuk mencegah korosi. Reaktor ini
dirancang untuk beroperasi pada tekanan 250 kg/cm2g dan temperatur 200°C
Pada proses ini make-up line amoniak yang dikirim dari Pabrik Amoniak
dengan amoniak recovery dari amoniak condenser. Inert gas yang terdapat pada
make-up amoniak cair dipisahkan oleh gas releaser. Amoniak cair (NH3) yang
berasal dari reservoir Amoniak yang bertekanan 16,5 kg/cm2g dikompresi oleh
sehingga bertekanan 250 kg/cm2g sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan pada
reaksi sintesis urea dan sebagian lagi dialirkan ke High Pressure Absorber (HPA).
Pompa umpan amoniak juga akan menghasilkan tekanan 250 kg/cm2g dalam satu
sebanyak dua kali, pertama oleh heat exchangeryang menggunakan air panas
Gas CO2 dari bagian amoniak PUSRI III dan PUSRI IV yang bertekanan 0,6
airnya. Kemudian udara anti korosi diinjeksikan ke gas CO2 tersebut sebanyak
12.500 ppm udara atau 2.500 ppm O2. Gas CO2 yang telah ditambahkan udara
akan dikompresi oleh CO2booster kompresor dari tekanan 0,6 kg/cm2g hingga
tekanan, yaitu kenaikan tekanan dari 0,6 kg/cm2g menjadi 3 kg/cm2g kemudian
menjadi dua aliran dan dikompresi kembali oleh CO2 Kompresor menjadi 250
kg/cm2g sesuai dengan tekanan operasi yang dibutuhkan oleh reaksi sintesis.
Pada CO2 kompresor, kenaikan tekanan hanya dua kali, yaitu dari 25 kg/cm2g
menjadi 85 kg/cm2g baru menjadi 250 kg/cm2g. Kemudian sebagian gas CO2 yang
telah dikompresi tersebut dimasukkan ke dalam reaktor dan sebagian lagi masuk
Selain amoniak cair dan gas CO2, larutan amonium karbamat recycle juga
memberikan suction head level (24 kg/cm2g) pada recycle solution feed pump.
62
Kemudian dari recycle solution feed pump, recycle carbamate solution dipompa
ke bagian bawah reaktor sintesis urea. Amoniak cair dan karbon dioksida
Kemudian amonium karbamat terhidrasi menjadi urea dan air. Reaksi dehidrasi
Selain kedua reaksi di atas, terjadi juga reaksi samping, yaitu dimerisasi urea
optimum reaksi menyebabkan tekanan operasi juga harus tinggi. Hal ini
dibutuhkan untuk menjaga campuran reaksi tetap dalam fasa cair. Oleh karena itu,
tekanan reaktor sintesis urea dijaga pada 250 kg/cm2g dan temperatur pada bagian
atas reaktor sintesis urea dijaga pada 198°C. Pada kondisi tersebut, reaksi 1 dapat
seluruh reaktan selesai bereaksi asalkan tekanan sistem pada temperatur operasi
Jika sistem tidak mengandung air dan memiliki perbandingan umpan yang
sesuai, maka dari reaksi 1 akan dihasilkan amonium karbamat. Jumlah amoniak
63
merupakan reaksi yang sangat eksotermis oleh karena itu, perpindahan panas
dibawah titik leleh amonium karbamat akan membentuk lapisan yang menempel
pada dinding reaktor. Sedangkan jika temperatur sistem di atas titik leleh
konversinya bergantung pada perbandingan mol NH3 dan mol CO2 dalam umpan
dalam umpan adalah 4:1. Jumlah amoniak yang berlebih akan memperbesar
konversi CO2 karena Amoniak bertindak sebagai agen dehidrasi, yaitu zat yang
menyerap air. Namun akan memerlukan pemisahan sisa amoniak dari aliran
produk. Kelebihan panas dari reaksi (18) akanmempertinggi konversi reaksi (20),
karena reaksi (20) bersifat endotermis. Sehingga laju pembentukan biuret semakin
besar, biuret tidak dikehendaki karena selain mengurangi produksi urea biuret
waktu tinggal yang singkat. Penurunan tekanan akan mengurangi konversi CO2
200°C, dinding reaktor akan terkorosi dengan cepat dan juga mengakibatkan
Konversi CO2 turun jika temperatur dan tekanan reaktor serta perbandingan
karbamat pada hasil reaksi sehingga akan memperbesar beban di High Pressure
High Pressure Absorberakan hilang dan proses absorbsi akan terganggu oleh
Hasil reaksi yang keluar dari reaktor urea terdiri dari urea, air, amonium
karbamat, dan sisa amoniak. Semuanya dalam fasa cair pada kondisi reaktor
melalui let down valve, kemudian masuk ke dalam high pressure decomposer
(HPD) yang beroperasi pada tekanan17 kg/cm2g dan temperatur 118 - 120°C.
berikut:
Reaksi hidrolisis urea tidak dapat dihindari. Reaksi ini hanya dapat
diminimalisir dengan menggunakan air sesedikit mungkin di dalam proses. Hal ini
dengan konsentrasi yang lebih tinggi. Proses pemisahan ini dilakukan dengan cara
Selain itu dalam kolom juga terjadi hidrolisis urea.Karena itu, kondisi
ditekan.Hidrolisis urea mudah terjadi pada temperatur tinggi, tekanan rendah dan
biuret juga merupakan racun bagi tanaman. Pembentukan biuret berlangsung pada
tekanan parsial amoniakyang rendah dan temperatur diatas 138oC menurut reaksi
sebagai berikut:
Seksi ini bertujuan untuk mengkristalisasi cairan urea dan membuat butiran
urea untuk dipasarkan. Urea hasil dari oxidizing column memiliki konsentrasi urea
Kristalisasi ini terdiri dari dua bagian, yaitu kristalisasi bagian atas yang disebut
temperatur operasi 72°C serta kristalisasi bagian bawah yang bekerja pada
leg. Pada vacuum concentrator, terjadi proses penguapan air dan larutan urea
kristalisasi.
67
Pada kristalisasi bagian bawah, air akan menguap pada temperatur rendah
karena tekanan yang digunakan ialah tekanan vakum. Larutan urea pada
kristalisasi bagian bawah akan bercampur dengan larutan urea jenuh yang turun
dari barometric leg (seperti pipa) dan berasal dari kristalisasi bagian atas. Slurry
urea yang keluar dari kristalisasi bagian bawah akan dipompa oleh slurry feed
di bagian bawah. Dari bagian tengah kristalisasi, slurry urea dipompa oleh
sirkulasi pompa untuk kristalisasike bagian tube side dari HPAC untuk menjaga
temperatur HPAC. Kemudian dari HPAC, slurry urea akan bergabung dengan
larutan induk slurry urea dari oxidizing column dan masuk kembali ke bagian
atas dari kristalisasi bagian tengah dengan dipompa oleh pompa larutan urea (GA-
205). Pada kristalisasi bagian atas atau pada vacuumconcentrator, air dapat
teruapkan akibat panas yang didapat dari panas sensibel urea yang masuk dari
oxidizing column (DA-203), panas kristalisasi urea, panas air di dalam jaket, dan
panas yang didapat oleh urea yang disirkulasi ke HPAC. Tekanan vakum dan
temperatur untuk kristalisasi urea pada vacuumconcentrator diatur agar urea yang
Kristal urea yang jatuh ke melter akan meleleh. Dalam melter, terdapat pipa-
kg/cm2g. Agar pelelehan urea menjadi lebih sempurna, pada bagian bawah pipa
peleleh dipasang spacer rod. Spacer rod ini bertujuan untuk memperkecil lubang
agar kemungkinan urea leleh turun kecil sehingga waktu tinggal urea dalam
melter lebih lama. Temperatur outlet melter harus dijaga pada 138°C. Jika
68
temperatur mencapai 135°C maka urea leleh akan sulit melewati lubang
distributor yang dipasangi spacer rod dan sebaliknya jika temperatur mencapai
140oC, urea akan berdimerisasi menjadi biuret. Urea leleh ini kemudian masuk ke
head tank (FA-301) kemudian masuk ke accoustic granular. Pada bagian bawah
molten urea dengan temperatur 138oC turun ke bawah. Dari bawah, udara
pendingin yang telah melalui lubang Fluidizing Cooler dihembuskan oleh fan
untuk mendinginkan lelehan Urea. Dari accoustic granular, butiran urea akan
turun akibat gaya gravitasi dan mulai memadat hingga didinginkan lagi menjadi
40°C pada fluidizing cooler oleh hembusan udara dari fan. Butir urea yang turun
urea masuk ke trommol screen. Trommol screen ini berfungsi untuk memisahkan
produk urea yang terlalu besar. Butiran urea yang terlalu besar akan menuju ke
dissolving tank kedua yang kemudian akan dialirkan dissolving tank pertama lalu
masuk ke mother liquor tank. Produk urea dengan ukuran yang sesuai kemudian
Udara panas yang terpisahkan dari kristal urea pada cyclone akan masuk ke
dust separator. Udara panas ini mengandung sedikit debu urea yang terbawa
karena terhisap oleh fan. Oleh karena itu, pada dust separator, debu urea diserap
terlebih dahulu menggunakan air yang disemburkan oleh spray nozzle dari bagian
atas dust separator. Kemudian debu urea ini akan masuk ke dust chamber yang
memiliki packed bed. Pada dust chamber,air juga disemprotkan untuk menyerap
debu urea yang tersisa. Udara sisa yang keluar dari dust chamber akan dihisap
69
keluar dari dust chamber oleh fan yang terpasang pada bagian atas dust chamber.
Dari dust chamber, larutan urea 25% yang terbentuk akan turun menuju disolving
tank kedua dengan aliran yang besar. Larutan urea ini kemudian akan dimasukkan
ke mother liquortank, line down stream, line mother liquor ke LPA, atau menuju
4. Seksi Recovery
karbamat dan seksi recovery amoniak. Seksi recovery ini bertujuan untuk
dari gas separator untuk didaur ulang ke dalam reaktor dan mendaur ulang
reaktor kembali. Seksi recovery ini terdiri dari seksi recovery amonium karbamat
2.2.3 Produk
dan amoniak (NH3). Karbondioksida dan amoniak digunakan sebagai bahan baku
dalam pembuatan urea, selain digunakan sebagai bahan baku, amoniak juga
produk CO2 Pabrik Amoniak PT PUSRI Palembang dapat dilihat pada Tabel 10.
oleh pompa amoniak I-125-/JA dan dicampur dengan aliran dari I-120-CFI
amoniak dingin.
Spesifikasi
Detail Keterangan
Komponen
H2 O Jenuh
Produk yang dihasilkan oleh pabrik urea adalah butiran urea. Urea
(NH2CONH2)adalah senyawa yang berbentuk kristal putih dan tidak berbau. Bila
terdekomposisi menjadi amoniak dan CO2.Urea larut dalam air, alkohol dan
No Spesifikasi Nilai
3 Spgr 1,335
4 Indeks bias 1,484
5 Bentuk kristal Tetragonal
Komponen
Fe 1 ppm Maksimum
free flowing
pemuatan
Produk samping yang dihasilkan dari proses reaksi pembuatan urea ini
diantaranya adalah biuret, air dan amonium karbamat. Biuret merupakan senyawa
73
menjadi biuret jika dipanaskan pada waktu yang lama dan tekanan yang rendah.
Pembentukan biuret yang paling potensial adalah pada seksi dekomposisi dari
proses urea sehingga untuk mencegah terjadinya hal tersebut parameter waktu
pembentukan biuret:
Kadar biuret yang tinggal dalam produk (>2%) sangat mengganggu untuk
pertumbuhan tanaman. Selain produk samping yang dihasilkan dari hasil reaksi
pembentukan urea terdapat juga produk samping yang merupakan bahan baku
dan bahan penunjang yang diperlukan oleh pabrik-pabrik yang membuat amoniak
- Gas alam
- Filtered water
- Demin water
- Cooling water
- Power (listrik)
- Steam
74
2. Water treatment
5. Cooling water
9. CO2 plant
sekitar 210 MMSCFD (juta standar kubik kaki perhari) untuk kebutuhan 4 pabrik.
drum, debu-debu (saringan) dan diatur tekanannya dengan PCV sesuai kebutuhan
masing-masing pabrik.
Selain sebagai bahan baku, gas alam digunakan juga sebagai bahan bakar.
Gas alam ini bersumber dari sumur gas di Prabumulih. Gas alam dialirkan melalui
pipa dengan tekanan 28,12 kg/cm2g. Gas alam masuk di stasiun pengisian
75
hidrokarbon berat dan air. Hidrokarbon berat yang bercampur dengan kondensat
kemudian akan dibakar sebagai bahan bakar untuk package boiler dan burning
Sumber air untuk pembuatan air bersih diambil dari sungai Musi dengan
chlorine
Sand filter
Air Sungai Musi yang masih keruh dengan turbidity rata-rata 40-60 ppm,
masuk ke flocculator / premix tank dan bersamaan dengan itu diinjeksikan alum,
membentuk flok melalui proses koagulasi dan flokulasi. Zat-zat pengotor dalam
bentuk senyawa suspensi koloidal tersusun dari ion-ion bermuatan negatif yang
sungai yang digunakan sebagai bahan baku, maka aluminium sulfat akan larut
membentuk ion Al+3 dan OH- serta menghasilkan asam sulfat dengan reaksi
sebagai berikut:
Ketika ion yang bermuatan positif dalam koagulan (Alum, Al3+) bertemu
dengan ion negatif dalam air pada kondisi pH tertentu, maka akan terbentuk flok
(butiran gelatin). Butiran partikel (flok) ini akan terus bertambah besar dan berat
sehingga cenderung akan mengendap ke bawah. Pada proses ini pH air cenderung
turun karena terbentuk juga H2SO4. Pembentukan flok untuk air Sungai Musi
paling baik terjadi pada pH 5,5 – 6,2. Untuk menjamin proses koagulasi yang
efisien pada dosis bahan kimia yang minimal maka koagulan harus dicampur
secara cepat dengan air. Proses pencampuran bahan kimia ini dilakukan di premix
lumpurdengan pengadukan pelan, sehingga air yang jernih akan terpisah dari
endapan flok. Proses ini terjadi di clarifier/ floctreator. Level lapisan lumpur
Kegunaan dari bahan lainnya adalah sebagai berikut. Caustic soda (NaOH)
Air yang sudah dicampur dengan empat bahan kimia ini kemudian dialirkan
lumpur yang halus menjadi gumpalan lumpur yang lebih besar (flok) yang karena
densitasnya lebih besar dari air, maka bentukan-bentukan flok tadi akan
mengendap yang selanjutnya dapat dibuang. Dengan demikian air yang keluar
dari flok treator / clarifier ini sudah bersih / jernih, dengan turbidity<5 ppm.
storage melalui sand filter. Sand filter digunakan untuk menyaring air yang
turbidity-nya 5,0 ppm menjadi lebih kecil (kurang dari 1,5 ppm). Sand
Filterdicuci (back wash) bila sudah dianggap kotor. Tabel 11. Data media Sand
didistribusikan ke pemakai:
lolos dari tahap penjernihan. Pengotor yang disaring diantaranya yaitu senyawa
organik, partikel halus, senyawa warna, dan mikroorganisme. Proses filtrasi ini
dilakukan di sand filteryang berisi media pasir. Apabila sand filtersudah jenuh
Diagram alir water treatment plant dapat dilihat pada Gambar 12.
78
Semua air yang digunakan dalam proses adalah air yang bebas mineral.
Kandungan mineral dalam air proses pabrik tidak diinginkan karena punya
dihasilkan dari water treatment plant perlu diolah lebih lanjut untuk
menggunakan sistem pertukaran ion antara ion negatif dan ion positif yang
Demin plant adalah unit pengolahan air bersih / jernih (filtered water)
dengan sistem pertukaran ion agar air tersebut bebas dari zat-zat yang masih
terlarut didalamnya, sehingga didapatkan air yang bermutu tinggi dan memenuhi
persyaratan sebagai air umpan boiler yang bertekanan tinggi (105 kg/cm2) di
Ammonia plant.
2. Carbon filter
3. Cation exchanger
4. Anion exchanger
5. Mixed bed
7. Neutralizer tank
9. Carbon filter.
Dengan pompa make up demin, air jernih dari tempat penyimpanan dialirkan
ke carbon filter untuk dihilangkan: Cl2, Oil, warna dan rasa.Carbon filter dicuci
(backwash dan rinse) bila dianggap sudah kotor dan bila dianggap perlu bila
kemungkinan adanya minyak maka saat pencucian carbon filter dilakukan dengan
steaming (100oC). Isi didalam sand filter adalah garvel, sand, dan anthrafield.
a. Cation Exchanger
Dari outlet carbon filter air kemudian mengalir ke unit hydrogen cation
exchanger untuk ditukar ion-ion positifnya ( Ca++, Mg++, Na+, K+, Fe++, Mn++,
80
Al3+) terutama Ca++, dan Mg++ dengan ion-ion H2 oleh resin, karena Ca++ dan
Apabila resin ini sudah jenuh berarti resin sudah tidak bisa lagi melakukan
pertukaran ion, selanjutnya untuk meregenerasi resin dipakai asam sulfat (H2SO4).
b. Anion exchanger
Air yang sudah bebas ion-ion positifnya selanjutnya dialirkan ke unit anion
exchanger untuk diserap / ditukar ion negatifnya (HCO3-, SO4, CL-, NO3, SiO2)
dengan ion hidroksida (OH-) terutama SiO2, karena silika akan menyebabkan
kerak-kerak pada sudu-sudu turbin uap yang apabila semakin tebal akan
Apabila resin ini sudah jenuh yang berarti resin sudah tidak bisa lagi
Kloroda, nitrat, dan carbonat dikeluarkan dengan cara yang sama dengan
c. Mixed bed
81
Unit mixed bed adalah tempat pembersihan air yang terakhir dimana air
tersebut akan dipakai untuk mengisi boiler bertekanan tinggi dimana resin kation
dan resin anion digabungkan dalam satu vessel. Prinsip kerjanya sama seperti
Untuk memproduksi air bebas mineral ini agar kelancaran operasi pabrik
tetap aman dan efisien, maka untuk unit kation-anion diperlukan tiga unit, 2 unit
beroperasi satu unit regenerasi. Sedangkan mixed bed karena life cycle-nya cukup
Syarat-syarat air demin yang dihasilkan untuk umpan boiler pH sekitar 6,5,
regenerasi ditampung didalam tangki neutralizer untuk diatur pHnya 7-10 yang
atau reboiler serta sebagai media stripping di stripper. Unit pembangkit steam
pada PT PUSRI terdiri dari dua macam boiler, yaitu waste heat boiler (WHB) dan
package boiler. WHB adalah boiler pembangkit uap air yang memanfaatkan
panas gas buang dari gas turbin generator sebagai bahan bakar utama, sebagai
tambahan bahan bakar juga dipakai gas bumi. Sedangkan package boiler adalah
pembangkit uap air yang menggunakan gas bumi sebagai bahan bakarnya. Secara
Air yang digunakan pada pembuatan steam adalah air yang telah dilewatkan
pada proses demineralisasi. Air demin dari tangki penyimpan sebelum dialirkan
gas-gas lain yang terlarut untuk mencegah terjadinya korosi sebagai pengikat O2
Selain itu untuk menjaga kondisi pH, ke dalam deaerator juga ditambahkan
garam kalsium, magnesium, dan silika yang terdapat di dalam air umpan boiler
lumpur. Lumpur tersebut selanjutnya akan dibuang melalui blow down. Reaksi
Air umpan boiler ini dipanaskan pada economizer terlebih dahulu yang
kemudian akan dipompakanke dalam steam drum. Dari steam drum, air umpan
boiler akan dipanaskan kembali pada koil boiler yang kemudian dilanjutkan
dengan pembentukan steam lewat jenuh pada superheater. Steam yang dihasilkan
memiliki tekanan 42 kg/cm2 dan temperatur 400°C (medium steam) dan ada pula
yang bertekanan 3,5 kg/cm2 dan temperatur 150°C yang diperoleh dari letdown
steam ini akan dipakai pada pabrik urea sedangkan sebagian kecil lainnya akan
sendiri yang diproduksi dengan memanfaatkan panas gas buang dari reformer.
Cooling water atau air pendingin adalah suatu media air yang berfungsi
untuk mengambil panas dari suatu proses dengan jalan perpindahan panas.
- Once through type, air setelah digunakan langsung keluar dari sistem.
84
- Open type, sebagian air setelah mengalami pemanasan akan diuapkan untuk
menyediakan air dengan kualitas dan kuantitas tertentu untuk proses pendinginan
fluida proses di pabrik. Sistem cooling water di Pusri menggunakan tipe open
recirculating cooling water. Disini cooling water yang telah menyerap panas
fluida proses pabrik akan dialirkan kembali untuk didinginkan. Air dialirkan ke
bagian atas kemudian dijatuhkan ke bawah dan akan kontak dengan aliran udara
yang dihisap oleh Induce Draft (ID) Fan. Akibat kontak dengan aliran udara,
terjadi proses pengambilan panas dari air oleh udara dan juga terjadi proses
penguapan sebagian air dengan melepas panas laten yang akan mendinginkan air
yang jatuh ke bawah. Air yang telah menjadi dingin ditampung di basin dan
dipergunakan kembali sebagai cooling water. Air dingin dari basin dikirim
adanya proses penguapan air, di basin cooling harus ditambahkan air make up
Ada dua jenis aliran yang diterapkan di unit cooling tower PT PUSRI, yakni
sistem aliran lawan arah jujut mekanis (counter flow-mechanical draft) di PUSRI-
IB dan sistem aliran silang jujut mekanis (cross flow-mechanical draft) di PUSRI-
pengolahan air sebelum digunakan sebagai media pendingin. Bahan kimia yang
dengan bahan bakar gas bumi. Gas buang dri unit ini kemudian dimanfaatkan
sebagai bahan bakar untuk pembuatan steam pada WHB. Listrik yang dihasilkan
Selain listrik yang dibangkitkan oleh GTG induk, juga disediakan diesel
terjadi total failure. Kapasitas pembangkit listrik dan produksi listrik nyata dapat
1 Pusri I 15 9
2 Pusri II 15 9
3 Pusri III 15 9
Total 67,3 40
a. Udara proses
Udara proses merupakan udara biasa yang dihisap dari lingkungan dengan
menangkap partikel-partikel debu yang terbawa oleh aliran. Udara yang telah
b. Udara Instrumen
Udara instrumen adalah udara yang telah bersih dari uap air dan digunakan
pada alat-alat instrumentasi. Penghilangan uap air dari udara dengan cara
melewatkan udara tersebut melalui silika gel. Pengering yang telah jenuh akan
Air separation plant (ASP) adalah suatu unit pemisahan udara yang
pada intinya didasarkan pada perbedaan titik didih, komponen dengan titik didih
87
tertinggi akan mencair terlebih dahulu, karena pemisahan ini berlangsung pada
2. Pemurnian udara
3. Pendinginan
kepentingan produksi.
Prinsip kerja dari unit ini adalah pemurnian CO2 yang masuk dilanjutkan
dengan kompresi dan pendinginan gas hingga berubah fasanya menjadi fasa
cair.Bahan baku pada CO2plant ini berasal dari gas CO2 yang dihasilkan oleh
pabrik PUSRI-II, III, dan IV melalui suatu sistem pipa interkoneksi. Gas yang
dikirim ke CO2plant merupakan gas CO2 yang berlebih, karena sebenarnya gas
CO2 yang dihasilkan dari Pabrik Amoniak terutama ditujukan ke Pabrik Urea
normal gas CO2 yang dihasilkan oleh PUSRI-II, III, dan IV akan melebihi
Gas CO2 dari Pabrik Amoniak dengan tekanan sekitar 0,5 kg/cm2 dan
melalui water scrubber gas CO2 akan dikompresi (kompresi tingkat 1) hingga
hidrokarbon yang ada dengan melewatkan gas pada KMnO4 (oksidator kuat)
scrubber.
Gas yang telah bersih kemudian dikompresi lagi (kompresi tingkat 2) hingga
tekanannya 21,1 kg/cm2 diikuti dengan proses pendinginan hingga temperatur 7oC
dan proses pengeringan (menghilangkan kandungan uap air) pada sebuah kolom
pengering.
Tahapan terakhir proses pencairan gas CO2 ini yakni proses pendinginan
oleh stripper reboiler dan primary CO2 kondenser hingga terjadi perubahan fasa,
dan dilanjutkan dengan produk chiller untuk menurunkan temperatur CO2 cair
hingga 29oC. CO2 cair sebagai produk kemudian disimpan pada tangki
berkapasitas 155 ton dalam kondisi temperatur -29oC dan tekanan 15,5 kg/cm2
berubah fasanya menjadi gas setelah mendinginkan CO2 hingga temperatur -29oC.
m3/jam gas CO2, tenaga listrik 600 kW, dan laju cooling water 70 m3/jam (untuk
bagian atas dan dilucuti dengan steam LS (3,5 kg/m2) dan bawah, sehingga kadar
ammonia menurun dari 700-1000 ppm menjadi < 50 mmhos. Air proses yang
sudah dilucuti keluar pada bagian bawah dan didinginkan oleh coolerdengan
cooling water sampai temperatur sekitar < 50℃. Kemudian dipompa ke demin
plant dan bergabung dengan air bersih sebagai umpan carbon filter. Condensate
stripperberisi bahan isian yang berupa flexible ring (flexiring) yang berukuran 1
inch yang berfungsi untuk menyempurnakan kontak antara process water dan
dan amoniak (dalam bentuk cair maupun gas) yang bersifat racun dan berbahaya
bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Lokasi pabrik PT PUSRI di tepi sungai,
sehingga bila penanganan limbah yang kurang baik maka akan mencemari air
Sungai Musi yang merupakan sumber air bagi masyarakat Palembang dan
sekitarnya.
digolongkan menjadi 3 jenis menurut fasanya, yakni limbah cair, gas, dan padat.
Limbah padat, meliputi katalis bekas yang sudah tidak terpakai lagi dan sampah
domestik. Limbah cair, meliputi bocoran zat reaktan dan produk (fluida proses)
dari alat-alat yang ada, dan oli bekas yang sudah tidak terpakai lagi, sedangkan
limbah gas termasuk didalamnya uap amoniak, debu urea, dan kebisingan.
90
limbah untuk menangani masalah limbah pabrik tersebut. Untuk mengolah limbah
padat digunakan sistem landfill, untuk mengolah limbah cair digunakan unit
pengolahan limbah cair terbuka dan tertutup, sedangkan limbah yang berbentuk
gas diolah di Purge Gas recovery Unit (PGRU). Sistem penanganan limbah di PT
menurut fasa limbah yang terlibat, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.
Limbah padat meliputi sampah domestik, katalis bekas, dan lumpur hasil
mengikuti peraturan yang berlaku. Hingga saat ini disposal dari katalis-katalis
lingkungan PT. Pupuk Sriwidjaja. Selain itu limbah katalis juga dibeli oleh PT.
Pupuk Iskandar Muda untuk diregenerasi kembali. Limbah padat B3 selain katalis
adalah kemasan kimia keperluan PT PUSRI, saat ini kemasan tersebut sebisa
diolah lebih lanjut. Sedangkan untuk lumpur hasil pengerukan di biological pond
dikeringkan di Sludge Removal Facilities sampai kering dan dibuang dengan cara
Limbah cair meliputi kebocoran zat reaktan dan produk (fluida proses) dari
alat–alat yang ada dan oli bekas yang sudah tidak terpakai lagi. Sistem
pengolahan limbah cair dibagi menjadi dua yaitu sistem penanganan tertutup dan
sistem penanganan terbuka. Kandungan urea, amoniak, dan minyak pada treated
water masing-masing 0 ppm, < 5 ppm, dan 0 ppm. Gas-gas yang keluar dari
bagian atas stripper kemudian didinginkan dan ditampung dalam sebuah tangki.
sebagai larutan reflux sedangkan fasa gasnya yang kaya akan amoniak dan CO2
dialirkan ke Pabrik Urea. Air hasil olahan dapat dimanfaatkan kembali untuk
pengolahan limbah cair tertutup yaitu sistem PUSRI Effluent Treatment (PET)
cair yang berasal dari saluran-saluran terbuka / selokan yang terdapat di areal
pabrik. Limbah cair jenis ini dihasilkan dari air buangan pencucian alat, blow
down, kondensat keluaran steamtrap, dan limbah rumah tangga pabrik tidak
minyak, dan amoniak tinggi yang seharusnya diolah secara tertutup namun karena
dan amoniak yang terbawa bersama limbah cair keluaran pabrik. Dari pengolahan
limbah ini dihasilkan offgas yang mengandung NH3 dan CO2 yang selanjutnya
dikirim kembali ke Pabrik Urea. Unit pengolahan limbah ini dibangun pada tahun
1993.
terkandung dalam limbah dengan cara pemanasan pada temperatur 210°C dan
tekanan 22 kg/cm2g. Setelah urea dihidrolisa, gas NH3 dan CO2 yang dihasilkan
dengan limbah cair yang sudah dihidrolisa. Di stripper, limbah cair tersebut yang
sebelumnya dari air hujan pada collecting PIT masing-masing pabrik. IPAL
dirancang untuk menangani air limbah dengan kapasitas sebesar 500 m3/hr. Air
limbah dikatakan darurat apabila kandunganamoniak ebih dari 500 ppm dan
kandungan urea lebih dari 1500 ppm. Air limbah daruratdikirim ke kolam
emergency pond, dimana pada kolam ini uap amoniak yang terbentuk akan hisap
oleh blower dan selanjutnya amoniak akan diserap oleh H2SO4 pada kolom
93
dikirim ke kolam equalisasi secara bertahap sedikit demi sedikit agar tidak terjadi
Wet land merupakan kolam seluas 11.000 m2 yang ditanami enceng gondok,
dimana didalam kolam ini terjadi proses absorbsi biologis urea dan amoniak juga
terjadi nitrifikasi dan denitrifikasi. Akar tanaman enceng gondok juga merupakan
media bagi bakteri nitrifikasi untuk menempel dan tumbuh sementara lumpur di
dasar wet land merupakan media untuk tumbuhnya bakteri denitrikasi. Dipilihnya
tanaman eceng gondok sebagai media untuk membantu mengatasi air limbah
Limbah gas dari PT PUSRI berasal dari popping uap Amoniak dari tangki
Amoniak, sistem perpipaan, dan bejana bertekanan, debu urea yang lepas dari
PUSRI, selain karena fasanya yang berupa gas pada tekanan atmosfer juga karena
2.3.1 Judul
94
Menentukan Neraca Massa, Neraca Panas, serta Efisiensi Alat pada Gas
tugas khusus. Tugas khusus diberikan untuk melatih mahasiswa kerja praktek agar
mampu menganalisa suatu permasalahan yang sesuai dengan disiplin ilmu yang
diambil. Materi yang diterima penyusun selama masa kerja praktek meliputi unit
tenaga listrik (Electrical Generator) pribadi sehingga tidak menyuplai dari PLN.
Adapun bahan bakar yang digunakan pada GTG ini adalah Gas Alam (Natural
Gas) yang akan dibakar dengan oksigen pada temperatur tertentu sehingga akan
magnet yang terus bergerak secara radial dengan kecepatan tinggi akan
kekelan energi. Tidak akan ada massa dan energi yang menghilang atau
95
energi dapat berpindah sehingga akan terjadi peristiwa yang disebut dengan
energi loss. Hal ini dapat terjadi karena banyak hal, diantaranya karena ada :
gesekan fluida yang menyebabkan pressure loss di ruang bakar, adanya kerja
bantalan dengan angin, berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya
perubahan suhu dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja, serta karena
adanya mechanical loss, dan sebagainya. Untuk itu perlu dilakukan analisa
terhadap banyaknya energi loss tersebut dan mengetahui efisiensi kerja dari GTG
tersebut.
1. Bagaimana neraca massa dan neraca panas yang terjadi di alat GTG
(3006-J)?
2. Berapa banyak sisa energi yang diteruskan menuju Waste Heat Boiler
(WHB)?
4. Berapa nilai efisiensi kerja dari GTG (3006-J) di Unit Utilitas PUSRI-
III?
Dalam pembuatan tugas khusus ini, penulis akan membatasi bahasan yang
akan yang dibahas yaitu neraca massa, neraca panas dan efisiensi dari Gas
2.3.5 Tujuan
Boiler (WHB)
2.3.6 Manfaat
1. Sebagai referensi bagi pihak lain yang ingin mengetahui kondisi dari
listrik di Pabrik Pusri III dengan merk dagang Hitachi dan Yokogawa. Beberapa
menunjukkan apakah generator dapat dimulai. Pada saat start-up turbin ini
bersamaan poros pengisian udara oleh compressor terjadi, dan jika telah
mencapai putaran 20% dari rate 5100 rpm, maka bahan berupa gas alam
ini menghasilkan panas yang dialirkan ke turbin utama melalui nozzle agar
turbin yang disebabkan oleh energi yang dihasilkan dari gas alam yang
dibakar. Dan jika telah mencapai 60% dari racting putaran turbin, maka
poros utama dan bergerak sendiri dengan penggerak gas hasil pembakaran
merupakan salah satu unit dari bagian utilitas. Uap dihasilkan dengan cara
a. Kompressor (Compressor
gas alam sehingga dihasilkan energi panas yang dialirkan ke turbin dan
dari turbin. Diubah menjadi energi listrik. Sebagian dari energi panas
dari gas alam dengan oksigen dari udara, dalam reaksi ini akan
13
N-C4H10 + 2
O2 → 2 CO2 + 5 H2O
c. Turbin Gas
energi listrik.
debu atau benda padat lainnya yang dapat menyebabkan kerak pada
getaran compressor sangat tinggi yaitu mencapai 5100 rpm, yang dapat
Roda gigi dalam rangkaian instalasi gas turbin generator terdiri dari
1. Accesory Gear
2. Reduction Gear
pertama.
Bahan bakar yang digunakan adalah gas alam yang disuplai dari
kuantitatif dari semua bahan-bahan yang masuk, yang keluar, yang terakumulasi
(tersimpan) dan yang terbuang dalam sistem itu. Perhitungan neraca digunakan
untuk mencari variable proses yang belum diketahui, berdasarkan data variable
proses yang telah ditentukan/diketahui. Oleh karena itu, perlu disusun persaman
101
yang menghubungkan data variable proses yang telah diketahui dengan varaiabel
Karena tidak ada akumulasi atau diasumsikan steady state sehingga terbentuk
sistem.
yangterakumulasi = 0
Bentuk-bentuk energi:
1. Energi potensial (EP): akibat posisi objek relatif terhadap bidang datum
(bidang referensi)
pipa.
6. Energi listrik.
a. Neraca Panas total pada sistem alir (flow sistem) pada keadaan
steady state:
𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 = 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
∆𝑉 2
𝑔∆𝑍 + + ∆𝑈 + ∆𝑃𝑉 = 𝑄 − 𝑊
2𝑔
Persamaan di atas sering dipakai untuk kasus transportasi fluida, yaitu persamaan
Bernoulli.
103
b. Neraca Energi untuk proses kimia (non flow system). Sistem non alir
Pada sistem ini, biasanya EP dan EK <<< Q dan W, sehingga EP dan EK dapat
∆𝑈 + ∆𝑃𝑉 = 𝑄 − 𝑊
∆𝐻 = ∆𝑈 + ∆𝑃𝑉 = 𝑄 − 𝑊
∆𝐻 = 𝑄 − 𝑊
𝐻2 − 𝐻1 = 𝑄 − 𝑊
𝐻2 − 𝐻1 = 𝑄 = ∆𝐻
Dengan, H1 = entalpi arus masuk (titik satu), H2 = entalpi arus keluar (titik dua).
suhu setiap satuan massa setiap satuan suhu. Untuk padatan dan gas, Cp
Panas reaksi (panas yang dihasilkan atau dibutuhkan pada proses yang
menghasilkan panas.
Jika reaksi tidak dijalankan pada kondisi standar, maka dapat dilakukan:
standar, kemudian
∆𝐻𝑅 = 𝑄1 + 𝑄2 + 𝑄3
105
Gas Turbine Generator di unit PUSRI III merupakan alat yang dijadikan
sebagai tempat untuk memproduksi listrik melalui pembakaran gas alama pada
panas, sehingga diperlukan data yang diambil langsung dari PUSRI III.
berikut:
2.3.11 Pembahasan
107
pembangkit listrik tenaga gas alam yang terdapat di unit utilitas PUSRI-III. Dalam
udara berlebihan (excess air) sebesar XXX%. Hal ini diketahui dari perhitungan
udara berlebihan di Material Balance. Namun secara teori udara berlebihan yang
digunakan hanya 20-30%. Besarnya excess air yang digunakan disebabkan karena
tidak adanya alat pengontrol flow udara yang masuk, dan sebagai pendingin serta
pelumas roda gigi,. Selain itu, besarnya excess air yang digunakan untuk
Pada prinsipnya, didalam GTG terjadi proses perubahan energi, yaitu dari
energi panas menjadi energi mekanik, dan dari energi mekanik diubah menjadi
energi listrik. Namun, tidak semua panas yang dihasilkan digunakan sebagai
energi listrik, tapi ada sebagian energi panas yang dialirkan ke WHB sebagai
pemanas steam. Oleh sebab itu, diperlukan perhitungan neraca panas, untuk
mengetahui berapa besar energi panas yang diubah menjadi energi listrik dan
Ditinjau dari besarnya energi listrik yang dihasilkan dengan energi panas
yang disuplai didapat efisiensi GTG sebesar XXX% Sedangkan, dari data desain
efisien yang dimiliki GTG kurang lebih 80%. Perbedaan efisiensi dari hasil
108
perhitungan dan data desain mungkin disebabkam oleh beberapa factor antara
lain, yaitu adanya kesalahan paralaks dalam pembacaan alat, analisa laboratorium
yang mungkin kurang akurat, terutama analisakomposisi gas flue gas ke WHB
dan belum adanya alat pengontrol atau pengukur flow udara yang masuk,
sehingga dalam prakteknya excess air yang digunakan pada GTG jauh lebih besar
Dan dari perhitungan dapat dilihat bahwa jumlah energi panas yang diubah
dibandingkan dengan energi panas ke WHB. Ini berarti pemanfaatan energi panas
oleh GTG untuk menghasilkan energi listrik sudah cukup baik. Dari perhitungan,
energi yang hilang (losses) ternyata cukup besar. Hal ini mungkin disebabkan
karena kurang tepatnya analisa komposisi flue gas ke WHB, kurang tepatnya
pengecekan beban yang dihasilkan GTG dan bisa juga disebabkan ada bagian-
bagian dari GTG dan bisa juga disebabkan ada bagian-bagian dari GTG yang
dilakukan terlihat bahwa efisiensi dari Gas Turbine Generator (GTG) cukup baik.