Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah dan Perkembangan Pabrik


PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) atau lebih dikenal dengan nama PT PUSRI
adalah perusahaan yang didirikan sebagai polopor produsen pupuk urea di
Indonesia dan merupakan salah satu bagian dari Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang bergerak di bidang produksi dan pemasaran pupuk. PT PUSRI
resmi didirikan berdasarkan akte nomor 177 tanggal 24 Desember 1959 dan
diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 46 tanggal 7
Juni 1960.
Kantor pusat dan pusat produksi PT PUSRI bertempat di Jalan Mayor Zen
Palembang, Sumatera Selatan. Nama Sriwidjaja diambil dari nama sebuah
kerajaan Sriwidjaja yang dahulu sangat terkenal armada lautnya yang terletak di
Sumatera Selatan. Pemilihan Provinsi Sumatera Selatan khususnya Palembang
sebagai lokasi pabrik didasarkan pada ketersediaan bahan baku berupa gas alam
dan letak kota Palembang di tepian Sungai Musi yang debit airnya tinggi.
Perusahaan ini telah mengalami tiga kali perubahan bentuk keadaan usaha.
Perubahan pertama berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 20 tahun 1964
yang mengubah statusnya dari Perseroan Terbatas (PT) menjadi Perusahaan
Negara (PN). Perubahan kedua statusnya dikembalikan lagi menjadi Perseroan
Terbatas (PT) berdasarkan Peraturan Pemerintahan (PP) nomor 20 tahun 1969
dengan Akte Notaris Soeleman Ardjasasmita pada bulan Januari 1970. Perubahan
ketiga, yaitu dilakukan pemisahan (Spin Off), PT Pupuk Sriwidjaja (Persero)
berubah menjadi perusahaan induk yang disebut sebagai Pupuk Indonesia
Holding Company (PIHC) pada tahun 2010 berdasarkan Akta Notaris Fathiah
Helmi, SH nomor 14 tanggal 10 November.
Pabrik pertama yang dibangun PT PUSRI adalah PUSRI I yang
diresmikan pada tanggal 4 November 1960 dengan kapasitas terpasang sebesar
180 ton amoniak/hari dan 300 ton urea/hari. Produksi perdana PUSRI I pada
tanggal 16 Oktober 1963. Perluasan pabrik PT PUSRI mulai direncanakan pada
tahun 1965 melalui penandatanganan perjanjian kerjasama antara Departemen
Perindustrian dan Perusahaan Tokyo Engineering Corp (TEC) dari Jepang.

1
2

Rencana tersebut menemui kegagalan akibat terjadinya pemberontakan


G30S/PKI. Pada tahun 1968, dilakukan kembali perencanaan pembangunan
dengan diadakannya studi kelayakan bersama John Van Der Volk and Associate
dari Amerika Serikat.
Pada tahun 1972 mulai didirikan pabrik PUSRI II dengan kapasitas
terpasang 660 ton amoniak/hari dan 1.150 ton urea/hari, dan pembangunannya
selesai pada tahun 1974. Pendirian pabrik tersebut dikerjakan oleh kontraktor
M.W Kellog Overseas Corp dari Jepang. Pada tahun 1992 dilakukan optimalisasi
terhadap kapasitas pabrik PUSRI II menjadi 570.000 ton urea/tahun. Karena
kebutuhan akan pupuk di Indonesia meningkat dengan pesat, maka pada waktu
yang relatif bersamaan dibangun pabrik PUSRI III dan PUSRI IV.
Pabrik PUSRI-III dibangun pada tanggal 21 Mei 1975 dengan kapasitas
1.000 ton ammonia/hari dengan menggunakan proses Kellog dan kapasitas
produksi urea 1725 ton/hari atau 570.000 ton/tahun dengan proses Mitsui Toatsu
Total Recycle (MTTR) C-Improved. Pembangunan pabrik PUSRI-III dikerjakan
oleh Kellog Oveseas dan Enginnering Corp. Lima bulan setelah pembangunan
pabrik PUSRI- III, pabrik PUSRI-IV mulai didirikan dengan kapasitas terpasang
dan proses yang sama.
Pada tahun 1985 pabrik PUSRI I dihentikan operasinya karena dinilai tidak
efisien lagi, sebagai penggantinya didirikan pabrik PUSRI-IB pada tahun 1990
dengan kapasitas terpasang 446.000 ammonia/tahun dengan menggunakan proses
Kellog dan 570.000 ton urea/hari dengan menggunakan proses Advenced Process
For Cost and Energy Saving (ACES) dari TEC. Konstruksi pabrik ini dikerjakan
oleh PT. Rekayasa Industri (Indonesia).
Untuk menunjang kinerja operasional jangka panjang, PT Pupuk Sriwidjaja
Palembang melakukan pembangunan Pabrik PUSRI-IIB pada tahun 2013, dengan
produksi pertama di tahun 2016. Pabrik PUSRI-IIB merupakan pabrik yang
pertama kali dibangun atas nama PT Pupuk Sriwidjaja Palembang dan didesain
ramah lingkungan serta hemat energi. Pembangunan Pabrik PUSRI II-B ini akan
mengganti Pabrik PUSRI-II dengan menggunakan teknologi KBR Purifier
Technology untuk Pabrik Ammonia dan teknologi ACES 21 milik TOYO dan
PUSRI sebagai Co Licensor untuk Pabrik Urea. Kapasitas Pabrik Ammonia 2.000
3

ton /hari (660.000 ton/tahun) dan kapasitas Pabrik Urea 2.750 ton/hari (907.500
ton/tahun). Dengan digantinya Pabrik PUSRI II (existing) yang memiliki
kapasitas 450.000 ton per tahun, maka ketika pabrik PUSRI-IIB mulai beroperasi
akan menambah produksi sebesar 457.500 ton/urea per tahun, sehingga total
produksi urea PUSRI menjadi 2,61 juta ton per tahun.
Pabrik PUSRI-IIB dengan teknologi baru, selain ramah lingkungan juga
hemat bahan baku gas yakni dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49
MMBTU/Ton Ammonia dan 21,18 MMBTU/Ton Urea. Jika dibandingkan
dengan Pabrik PUSRI II (existing) yang memiliki rasio pemakaian gas per ton
produk 49,24 MMBTU/Ton Ammonia dan 36.05 MMBTU/Ton Urea maka akan
dihemat pemakaian gas sebesar 14,87 MMBTU per ton urea.
Selain memproduksi pupuk urea, PT PUSRI mulai mengembangkan produk
pupuk NPK Fusion, yang mulai beroperasi pada September 2014 dengan
kapasitas produksi 100.000 ton/tahun. Pada November 2015 mulai dilakukan start
up dan comissioning pabrik dan produk pupuk NPK mulai dikomersialkan pada 1
Februari 2016. Kemudian dilakukan revitalisasi dengan mendirikan pabrik NPK
Fusion II yang resmi beroperasi sejak tahun 2018 dengan kapasitas desain sebesar
2 x 100.000 ton/tahun dan dibangun dengan teknologi Steam Fused Granulation.
Berikut ini adalah pembangunan dan spesifikasi pabrik PUSRI:

1. PUSRI I
Studi kelayakan ekonomi : Gass Bell & Associates
Pelaksanaan konstruksi : Morrioson Knudsen of Asia Inc. (AS)
Penandatanganan kontrak : 01 Maret 1961
Mulai konstruksi : Oktober 1961
Selesai konstruksi : Agustus 1963
Produksi pertama : 16 Oktober 1963
Biaya : US $ 33 Juta
Sumber dana : Exim Bank (Japan) Kapasitas
Kapasitas terpasang : Amonia 180 ton/hari
Urea 300 ton/hari
Proses pembuatan : Amonia-Gidler
Urea-MTC Total Recycle B (Jepang)
4

Kebutuhan gas alam : 12.500 MMSCF


Sumber gas alam : Stanvac
2. PUSRI II
Studi kelayakan ekonomi : John Van der Valk
Pelaksanaan konstruksi : Kellog Overseas Corp. (AS)
Toyo Engineering Corp. (Jepang)
Penandatanganan kontrak : 07 Agustus 1972
Mulai konstruksi : 07 Desember 1972
Selesai konstruksi : 06 Agustus 1974
Produksi pertama : 06 Agustus 1974
Biaya : US $ 86 Juta
Sumber dana : USAID
OECF
IDA Bank Asia
Pemerintah RI
Kapasitas terpasang : Amonia 660 ton/hari
Urea 1.150 ton/hari
Proses pembuatan : Amonia-Kellog
Urea-MTC Total Recycle C-Improved
(TRCI)
Kebutuhan gas alam : 40.000 MMSCF
Sumber gas alam : Pertamina Pendopo-Prabumulih

3. PUSRI III
Studi kelayakan ekonomi : PT PUSRI
Pelaksanaan konstruksi : Kellog Overseas Corp. (AS)
Toyo Engineering Corp. (Jepang)
Penandatanganan kontrak : 07 Agustus 1974
Mulai konstruksi : 21 Mei 1975
Selesai konstruksi : November 1976
Produksi pertama : Desember 1976
Biaya : US $ 192 Juta
5

Sumber dana : Bank Dunia Pemerintah RI

Kapasitas terpasang : Amonia 1000 ton/hari


Urea 1.725 ton/hari
Proses pembuatan : Amonia-Kellog
Urea-MTC Total Recycle C-Improved
(TRCI)
Kebutuhan gas alam : 50.000 MMSCF
Sumber gas alam : Pertamina Pendopo-Prabumulih

4. PUSRI IV
Studi kelayakan ekonomi : PT PUSRI
Pelaksanaan konstruksi : Kellog Overseas Corp. (AS)
Toyo Engineering Corp. (Jepang)
Penandatanganan kontrak : 07 Agustus 1975
Mulai konstruksi : 25 Oktober 1975
Selesai konstruksi : Juli 1977
Produksi pertama : Oktober 1977
Biaya : US $ 186 Juta
Sumber dana : Dana Pembangunan Saudi Arabia
Kapasitas terpasang : Amonia 1000 ton/hari
Urea 1.725 ton/hari
Proses pembuatan : Amonia-Kellog
Urea-MTC Total Recycle C-Improved(TRCI)
Kebutuhan gas alam : 50.000 MMSCF
Sumber gas alam : Pertamina Pendopo-Prabumulih

5. PUSRI IB
Studi kelayakan ekonomi : PT PUSRI
Pelaksanaan konstruksi : PT Rekayasa Industri (Indonesia)
Penandatanganan kontrak : 14 November 1989
Mulai konstruksi : Agustus 1990
Selesai konstruksi : Desember 1992
Produksi pertama : Desember 1994
6

Biaya : US $ 247,5 Juta


Sumber dana : PT PUSRI, Pemerintah RI,
Bank Exim Jepang

Kapasitas terpasang : Amonia 1350 ton/hari


Urea 1.725 ton/hari
Proses pembuatan : Amonia-Kellog Urea-ACES
Kebutuhan gas alam : 55.000 MMSCF
Sumber gas alam : Pertamina Pendopo-Prabumulih

6. PUSRI IIB
Studi kelayakan ekonomi : PT PUSRI
Pelaksanaan konstruksi : Konsorsium PT Rekayasa Industri-Toyo
Engineering Corp. (Jepang)
Penandatanganan kontrak : 14 Desember 2012
Mulai konstruksi : 8 April 2013
Selesai konstruksi : November 2015
Produksi pertama : 3 November 2016
Biaya : US $ 600 Juta
Sumber dana : PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
PT Bank BNI Tbk
PT Bank Mandiri Tbk
Bank Jabar-Banten
Bank Sumsel Babel
Pemerintah RI
Kapasitas terpasang : Amonia 2000 ton/hari
Urea 2.750 ton/hari
Proses pembuatan : Amonia-KBR Purifier
Urea-ACES 21
Kebutuhan gas alam : 62 MMSCFD
Sumber gas alam : PT Pertamina EP, PT Medco Energi
Internasional, dan PT Pertamina Gas
7

1.1.1 Visi. Misi, dan AKHLAK


PT PUSRI memiliki visi, misi, dan budaya AKHLAK seperti berikut ini.

Visi :
“Menjadi Perusahaan Agroindustri Unggul di Asia”
Misi :
1. Menyediakan produk dan solusi agribisnis yang terintegrasi
2. Memberikan nilai tambah kepada stake holders secara berkelanjutan
3. Mendorong pencapaian kemandirian pangan dan kemakmuran Negeri
AKHLAK :
Amanah – Kompeten – Harmonis – Loyal – Adaptif – Kolaboratif

1.1.2 Logo Perusahaan


PT PUSRI memiliki logo seperti dibawah ini.

Gambar 1.1 Logo PT PUSRI


Makna Logo Perusahaan PT PUSRI Palembang adalah sebagai berikut:
1. Lambang PUSRI yang berbentuk huruf “U” melambangkan singkatan
“Urea”. Lambang ini telah terdaftar di Dirjen Haki Departemen Kehakiman
dan HAM nomor 021391.
2. Setangkai padi dengan jumlah butiran 24 melambangkan tanggal akte
pendirian PT PUSRI.
3. Butiran-butiran urea berwarna putih sejumlah 12 melambangkan bulan
Desember pendirian PT PUSRI.
8

4. Setangkai kapas yang mekar dari kelopaknya, butir kapas yang mekar
berjumlah 5 buah kelopak yang pecah berbentuk 9 retakan ini melambangkan
angka 59 sebagai tahun pendirian PT PUSRI.
5. Perahu Kajang merupakan ciri khas kota Palembang yang terletak di tepian
Sungai Musi.
6. Kuncup teratai yang akan mekar, merupakan imajinasi pencipta akan prospek
perusahaan di masa datang.
7. Komposisi warna lambang kuning dan biru Benhur dengan dibatasi garis-
garis hitam tipis yang melambangkan keagungan, kebebasan cita-cita, serta
kesuburan, ketenangan, dan ketabahan dalam mengejar dan mewujudkan cita-
cita itu.

1.2 Lokasi dan Tata Letak Pabrik


PT PUSRI didirikan ± 7 kilometer dari pusat kota Palembang di tepi
sungai Musi di daerah Sungai Selayur. Berdasarkan rekomendasi dari Gas Bell
dan Associates (Amerika Serikat), pemilihan lokasi ini didasarkan pada beberapa
faktor teknis dan ekonomi yang menunjang studi kelayakan pembangunan PT
PUSRI di wilayah Sungai Selayur adalah (HUMAS PT PUSRI, 2023):
a. Keadaan geografis Sumatera Selatan yang menunjang ketersediaan bahan
baku dan jalur transportasi pemasaran produk. Sumatera Selatan memiliki
kekayaan gas alam sebagai bahan baku utama pembuatan pupuk dalam
jumlah yang cukup banyak. Selain itu, lokasi pabrik dekat dengan sumber
bahan baku gas alam, yaitu berasal dari Pertamina Prabumulih dan Pendopo
yang terletak sekitar 100-150 km dari pabrik.
b. Dekat dengan Sungai Musi yang tidak pernah kering sepanjang tahun dan
memiliki debit air yang cukup banyak, merupakan salah satu sarana penting
untuk sumber air, bahan baku pembuatan steam dan keperluan utilitas
lainnya. Selain itu, nilai tambah lainnya adalah Sungai Musi dapat dilayari
oleh kapal-kapal, sehingga memudahkan transportasi pupuk ke daerah
pemasaran.
c. Dekat dengan sarana pelabuhan dan kereta api.
9

d. Lokasi PT PUSRI ini kondusif dan nyaman sebagai kawasan industri karena
tidak terletak di pusat kota namun jarak menuju pusat kota masih terjangkau.
e. Lokasi PT PUSRI dekat dengan ibukota provinsi mempermudah perolehan
sumber daya manusia pekerja dan kemampuan pengurusan administrasi
pemerintahan.

Untuk mengetahui lokasi PT Pupuk dan lokasi Pabrik PUSRI IB dapat


dilihat pada Gambar 1.2 Luas tanah yang digunakan untuk lokasi pabrik 20,4723
hektar sedangkan luas tanah perumahan karyawan 26,5265 hektar dan lokasi yang
digunakan sebagai cadangan disiapkan tanah seluas 41,7965 hektar yang
dimaksudkan untuk persediaan kompleks pabrik dan perumahan karyawan bila
diperlukan dikemudian hari (HUMAS PT PUSRI, 2023).

Gambar 1.2 Lokasi PT Pupuk Sriwidjaja


(Sumber: HUMAS PT PUSRI, 2023)

Komplek perindustrian PT PUSRI terletak tepat di tepi Sungai Musi.


Bagian depan komplek menghadap ke Jl. Mayor Zen. PT PUSRI memiliki luas
area total 500 Ha. Bagian depan komplek industri merupakan gedung Kantor
Pusat. Kantor Pusat merupakan kantor staf direksi dan administrasi umum PT
PUSRI. Di dalam komplek tersebut juga terdapat komplek perumahan karyawan
10

yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti rumah sakit, fasilitas olah raga,
gedung pertemuan, perpustakaan umum, rumah makan, masjid, dan sebagainya.
Selain itu, terdapat juga penginapan yang diperuntukkan bagi tamu PT PUSRI.
Komplek perumahan dan komplek pabrik dibatasi oleh pagar dan terdapat dua
buah gerbang masuk komplek pabrik yang dijaga oleh aparat keamanan.
Empat buah pabrik terletak berkelompok mengelilingi daerah tangki
penyimpanan ammonia. Dalam setiap pabrik, terdapat rumah kompresor, dimana
kompresor dan pompa diletakkan menjadi satu agar suara bising tidak tersebar,
dan penanganan kondensat menjadi lebih mudah. Letak boiler dan GTG juga
berdekatan agar kehilangan panas akibat transportasi yang panjang dapat
dihindari. Daerah yang agak mengarah ke Sungai Musi
Urea plant utilitas plant
digunakan sebagai daerah P-II P-II pengantongan dan Gudang agar
memudahkan pengangkutan NH3 plant untuk bongkar muat di
P-II

pelabuhan dan memerlukan biaya yang lebih murah. Tata


letak
O
komplek PT PUSRI dapat dilihat pada Gambar 1.3.

V
T
Urea plant
P-III
NH3 plant
S P-III

O Urea plant
o
utilitas plant P-IV
P-III
N O

NH3 plant
18 17
16 15 P-IV

L A M L 19
14 13
O
20

K A 11
R 23 22 21

Q P J 2 3
24 25 26
27 1

Y P P I H
P P

D D G D
F E
Q
C

A B A

JL. Mayor Zen


11

D. Perumahan 4. Absorber
E. Gedung serba guna 5. Methanator
F. Diklat 6. HTSC dan LTSC
G. Sekolah 7. ARU
H. Kolam 8. HRU, PGRU
I. Masjid 9. Molecular sieve
J. Rumah makan 10. Kompresor
K. Parkir 11. Refrigeration
L. Tenik proses 12. Reaktor ammonia
M. Dinas K3 13. Seksi penjumputan (recovery)
N. Main Lab 14. Seksi purifikasi
O. Ammonia storage 15. Seksi kristalisasi dan pembutiran
(prilling)
P. Kantor 16. Seksi sintesis urea
Q. Wisma 17. Sistem pembangkit listrik
R. Lapangan olahraga 18. Package boiler
S. Perluasan pabrik 19. Waste heat boiler
T. Gudang 20. Kantor dan pusat kontrol
U. Dermaga 21. Cooling tower
V. PPU 22. GMS
W. Rumah sakit 23. Unit penukar ion
X. Wisma 24. Filter water
25. Sand filter
26. Clarifier
27. Kantor instrumentasi dan
pemeliharaan

1.3 Jenis Produk yang Dihasilkan


Produk utama PT PUSRI yaitu pupuk urea. Selain memproduksi pupuk
urea sebagai pupuk tunggal, PT PUSRI juga mengembangkan produk pupuk
majemuk yaitu NPK (Nitogen, Phosphate, Kalium) yang baru beroperasi dari
tahun 2016. Terdapat produk samping yang dihasilkan oleh PT PUSRI, yaitu
12

Ammonia, CO2 liquid, dry ice, O2, dan N2 cair. Adapun produk inovasi lainnya,
yaitu pupuk dolomit, bioripah, nutremag, dan pusrihydro (Annual Report PT
PUSRI, 2023).
1.3.1 Produk Pabrik Ammonia
Produk yang dihasilkan oleh Pabrik Ammonia adalah karbon dioksida
(CO2) dan Ammonia (NH3). Karbon dioksida dan Ammonia digunakan sebagai
bahan baku dalam pembuatan urea. Penampungan produksi Ammonia dilakukan
di Refrigerant Receiver dan NH3 Cold Storage. Ammonia yang dihasilkan terbagi
menjadi dua jenis, yaitu produk Ammonia panas dan produk Ammonia dingin (-
33oC) berbentuk liquid dengan kemurnian 99,5%.
Spesifikasi produk karbon dioksida dan ammonia ditunjukkan pada Tabel
1.1 dan Tabel 1.2.
Tabel 1.1 Spesifikasi Produk CO2 PT PUSRI
Spesifikasi Detail Keterangan
CO2 (dry 98% weight Minimum
basis) Gas 2% volume Maksimum
inert Sulfur 1 ppm Maksimum
H2O Jenuh -
(Sumber: Dinas Teknik Proses PT PUSRI, 2023)

Tabel 1.2 Spesifikasi Produk Ammonia PT PUSRI


Spesifikasi Detail Keterangan
Komposisi (% wt)
1. NH3 99,5% Minimum
2. H2O 0,5% Maksimum
3. Oil 5 ppm (b/b)
Fasilitas Loading:
1. Kecepatan muat 300 metrik ton/jam Minimum
2. Panjang vessel 190 meter Maksimum
(LOA) yang
diizinkan 6,5 meter -
3. Vessel draft Semi/full -
4. Jenis vessel yang refrigerated
dapat digunakan vessel
(Sumber: Dinas Teknik Proses PT PUSRI, 2023)
1.3.2 Produk Pabrik Urea
Pabrik urea menghasilkan produk urea prill (NH2CONH2). Urea yang
dihasilkan berbentuk kristal putih dan tidak berbau. Spesifikasi dari produk urea
yang dihasilkan PT PUSRI dapat dilihat pada Tabel 1.3.
13

Tabel 1.3 Spesifikasi Produk Urea PT PUSRI


Spesifikasi Detail Keterangan
Komposisi (% wt):
1. Nitrogen 46% Minimum
2. Biuret 0,5% Maksimum
3. Kandungan air 0,5% Maksimum
4. NH3 bebas 150 ppm (b/b) Maksimum
5. Debu (pan) 15 ppm (b/b) Maksimum
6. Fe 1 ppm (b/b) Maksimum
Ukuran (Prill Size)
1. 6 – 8 US mesh 95% Minimum
2. > 25 US mesh 2% Maksimum

Penampilan Putih, butiran (prilled), -


free flowing, tidak
mengandung bahan
berbahaya.
Kecepatan Muat 1.000 metrik ton/jam Minimum
3.500 metrik ton/jam Maksimum
Ukuran vessel draft 6,5 meter -
(Sumber: Dinas Teknik Proses PT PUSRI, 2023)

1.4 Sistem Pemasaran


PT PUSRI memasarkan dan mendistribusikan pupuk hingga sampai ke
tangan petani dengan menekankan mekanisme distribusi pada faktor biaya. PT
PUSRI memiliki sistem distribusi dilihat pada Gambar 1.4 dan Gambar 1.5.

Impor yang KUD


ditunjuk Gudang Gudang Koperasi Pengencer
pemerintah Lini II Lini III Penyaluran

Petani

Gambar 1.4 Pengadaan dan Distribusi Pupuk Impor


(Sumber: PT PUSRI, 2023)
14

Gedung
Lini II
Gedung Kopersasi/KUD
PT Pupuk Sriwidjaja
Lini III penyalur
UPP

Pengencer
Keterangan:
Pupuk Kantong
Petani
Pupuk Curah

Gambar 1.5 Jalur Pengadaan dan Distribusi Pupuk dalam Negeri


(Sumber : PT PUSRI, 2023)

Pada tahun 2001, tata niaga pupuk diatur oleh pemerintah melalui
Keputusan Menteri Perindag RI No.93/MPP/Kep/3/2001, dimana unit niaga
PUSRI dan produsen melaksanakan penjualan pupuk di lini III (kabupaten)
sedangkan dari kabupaten sampai ke tangan petani dilaksanakan oleh distributor
(BUMN, swasta, dan koperasi). Pada Mei 2003, berdasarkan keputusan Menteri
Perindag RI No.93/MPP/2003 tentang tata niaga pupuk yang bersifat rayonisasi,
PT PUSRI mengatur distribusi untuk delapan provinsi yaitu Sumatera Barat,
Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Tengah,
dan Banten.
Surat Keputusan No.356/MPP/Kep/5/2004 tanggal 27 Mei 2004 yang
menegaskan kembali tanggung jawab masing-masing produsen, distributor,
pengecer, serta pengawasan terhadap pelaksanaan pendistribusian pupuk
bersubsidi di lapangan (Annual Report PT PUSRI, 2023). Wilayah pemasaran PT
PUSRI terdiri dari:
Wilayah I : NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepri, Jambi,
Sumatera Selatan, Bengkulu, Babel, Lampung, dan Kalimantan
Barat.
Wilayah II : Banten, Jawab Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, dan
Kalimantan Selatan.
Selain dipasarkan di dalam negeri produk urea PT PUSRI juga diekspor ke
negara tetangga seperti Philipina, Thailand, dan Malaysia. PT PUSRI memiliki
15

sistem distribusi, baik untuk pupuk produksi dalam negeri maupun impor. Sarana
distribusi dan pemasaran yang dimiliki PT PUSRI meliputi:
1. Satu buah kapal Ammonia, yaitu MV Sultan Mahmud Badaruddin II.
2. Tujuh buah kapal pengangkut curah dan satu unit kapal sewa berdaya muat
masing-masing 66.500 ton, yaitu MV PUSRI Indonesia, MV Abusamah, MV
Sumantri Brojonegoro, MV Mochtar Prabumangkunegara, MV Julianto Mulio
Diharjo, MV Ibrahim Zahier, dan MV Otong Kosasih.
3. Empat unit pengantongan pupuk di Belawan, Cilacap, Surabaya, dan
Banyuwangi, serta 1 UPP (Unit Pengantongan Pupuk) sewa di Semarang.
4. Gerbong kereta api sebanyak 595 buah.
5. Gudang persediaan pupuk sebanyak 107 unit dan gudang sewa sebanyak 261
unit.
6. Pemasaran PUSRI daerah (PPD) sebanyak 25 unit di ibukota provinsi.
7. Pemasaran PUSRI Kabupaten (PPK) sebanyak 180 kantor di ibukota
kabupaten.
8. Empat unit Kantor Perwakilan PUSRI di produsen pupuk lain, yaitu:

a. PT Pupuk Kujang

b. PT Pupuk Iskandar Muda

c. PT Petrokimia Gresik

d. PT Pupuk Kalimantan Timur

1.5 Sistem Manajemen


Setiap perusahaan tidak terlebas dari struktur organisasi untuk dapat
menciptakan produktifitas kerja yang optimal dan mendukung perkembangan
perusahaan.
1.5.1 Struktur Organisasi
Sistem organisasi yang digunakan PT PUSRI dalam pengelolaanya ialah
berdasarkan sistem Line dan Staff Organization. Dalam hal ini bentuk
perusahaannya berupa Perseroan Terbatas (PT) dengan modal pengelolaan pabrik
berasal dari Pemerintah. Proses manajemen berdasarkan Total Quality Control
Management yang melibatkan seluruh pimpinan dan karyawan dalam rangka
16

peningkatan mutu secara kontinyu. Tugas operasional, sesuai dengan


SK/DIR/240/2011 tanggal 21 Oktober 2011. Kebutuhan tertinggi dalam struktur
organisasi yang ada di PT PUSRI adalah dewan komisaris. Dewan komisaris
bertugas memberikan pembinaan dan pengawasan terhadap kelangsungan
manajemen maupun operasional perusahaan (Annual Report PT PUSRI, 2023).
Sebelumnya Direksi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang terdiri dari lima
Direktur yaitu Direktur Utama, Direktur Produksi, Direktur Komersil, Direktur
Teknik & Pengembangan, dan Direktorat SDM & Umum. Setelah dilakukan
restrukrurisasi organisasi komposisi Direksi berubah menjadi 3 yaitu Direktur
Utama, Direktur Operasi & Produksi, dan Direktur Keuangan & Umum. Struktur
organisai PT Pupuk Sriwidjaja tahun 2023 dapat dilihat pada Gambar 1.6.

Gambar 1.6 Struktur Organisasi PT PUSRI


17

(Sumber: Annual Report PT PUSRI, 2023)

1. Direktur Utama
Direktur utama adalah pemimpin tertinggi di perusahaan dalam batas
wewenang yang diberikan oleh Rapat Umum Pemegang saham, dan Anggaran
Dasar Perusahaan. Direktur Utama membawahi Direktur Operasi & Produksi dan
Direktur Keuangan dan Umum.
2. Direktur Operasi dan Produksi
Direktur Operasi dan Produksi adalah pembantu utama Direktur Utama
dalam bidang operasi dan produksi dalam batas dan wewenang yang diberikan
oleh Direktur Utama, Dewan Komisaris, Rapat Umum Pemegang saham, dan
Anggaran Dasar Perusahaan. Direktur Operasi & Produksi membawahi General
Manager yang terbagi seperti berikut.
a. General Manager Operasi
Departemen ini dipimpin oleh seorang general manager operasi dan
bagian shift serta superintendent yang masing-masing bertugas mengkoordinir
jalannya operasi.
b. General Manager Teknologi
Departemen Teknologi bertugas membantu divisi operasi dalam
pengamatan operasi persiapan pengendalian mutu bahan baku serta bahan
pendukung perhitungan produksi, evaluasi kondisi operasi serta untuk melakukan
modifikasi pabrik dan peningkatan efisiensi. Departemen ini membawahi 3 divisi
yaitu:
1) Divisi Rendal Produksi
Dinas Rendal Produksi produksi dipimpin oleh seorang manager Rendal
produksi yang membawahi Staff Teknik Proses dan Dinas Administrasi Teknik
Proses.
2) Divisi Laboratorium
Divisi laboratorium bertugas menganalisa, mengontrol dan mengevaluasi mutu
bahan baku dan bahan penunjang serta hasil produksi pabrik. Divisi
laboratorium ini terdiri dari tiga bagian laboratorium, yaitu bagian laboratorium
analisis, laboratorium kontrol produksi, dan laboratorium penunjang sarana.
18

3) Divisi Kesehatan Keselamatan Kerja Dan Lingkungan Hidup


Divisi ini dipimpin oleh seorang manager yang dibantu oleh Dinas
Pemeriksaan, Dinas Keselamatan dan Lingkungan Hidup, Dinas
Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan kerja, dan Dinas Administrasi
Umum dan Keuangan Produksi.
4) Divisi Inspeksi Teknik
Divisi ini berada dibawah General Manager Teknologi yang dipimpin oleh
seorang manager inspeksi teknik.
c. General Manager Teknik & Sistem Informasi
Departemen teknik dan sistem informasi dipimpin oleh General
Manager Teknik & Sistem Informasi.
d. General Manager Pemeliharaan
Departemen pemeliharaan bertugas memelihara dalam memperbaiki
pabrik dan alat-alat pabrik yang berhubungan dengan operasi pabrik.
Departemen pemeliharaan dipimpin oleh seorang general manager pemeliharaan,
yang membawahi manager pemeliharaan mekanikal, manager pemeliharaan
listrik dan instrumen, manager pembengkelan, manager jaminan dan
pemeliharaan kualitas, dan manager perencanaan dan pengendalian Turn Around.
3. Direktur Keuangan & Umum
Direktur Keuangan dan Umum adalah pembantu utama Direktur Utama
dalam bidang Keuangan dan Umum dalam batas dan wewenang yang diberikan
oleh Direktur Utama, Dewan Komisaris, Rapat Umum Pemegang saham, dan
Anggaran Dasar Perusahaan. Direktur Keauangan & Umum membawahi
departemen yang terbagi seperti berikut:
a. Manager Administrasi keuangan
b. General Manager Distribusi dan Pemasaran
c. General Manager Penjualan Komersil
d. Plt. General Manager Penjualan PSO Wilayah I
e. General Manager SDM
f. Plt. General Manager Umum
19

1.5.2 Struktur Organisasi Departemen Operasi PUSRI IB


Pabrik PUSRI IB dipimpin oleh seorang Manager Departemen Operasi
seperti pada Gambar 1.7 yang bertanggung jawab terhadap operasional pabrik
PUSRI IB secara keseluruhan.

Gambar 1.7 Struktur Organisasi Dinas Operasi PT PUSRI-IB


(Sumber: PT PUSRI, 2023)
Manager bertanggung jawab kepada General Manager. Manager
memimpin suatu departemen, misalnya Departemen Operasi IB. Manager
Departemen Operasi PUSRI IB dibantu oleh 3 orang Superintendent, yaitu:
1. Superintendent Urea
2. Superintendent Amonia
3. Superintendent Utilitas
Setiap superintendent dibantu oleh assistant superintendent yang
membawahi langsung:
a. Senior Foreman
b. Kepala Foreman
c. Koordinator Lapangan
d. Operator Senior (panel)
e. Operator Lapangan
Dalam satu siklus kerja operator (pegawai shift) terdapat empat regu dimana
tiga regu bertugas dan satu regu libur secara bergantian. Setiap grup dikepalai oleh
20

Senior Foreman shift. Pengaturan jam kerja untuk tiap shift adalah:
1. Day shift : Pukul 07.00-15.00 WIB
2. Swing shift : Pukul 15.00-23.00 WIB
3. Night shift : Pukul 23.00-07.00 WIB
Selain operator dan karyawan lapangan yang jadwal kerjanya dibagi per shift
karena membutuhkan waktu 24 jam, terdapat pula karyawan non shift (pengawai
administrasi) dan jabatan setingkat kepala bagian ke atas dengan jadwal kerja:
1. Hari senin-kamis : 07.30 – 16.30 diselingi istirahat pukul 12.00-13.00
2. Hari jumat : 07.30 – 17.00 diselingi istirahat pukul 11.30-13.00
3. Hari sabtu dan minggu libur
Karyawan di PT PUSRI dibagi menjadi dua jenis kelompok karyawan
yaitu karyawan tetap dan karyawan tidak tetap. Karyawan tetap adalah karyawan
yang telah memiliki kontrak ataupun perjanjian kerja dengan perusahaan dalam
jangka waktu yang tidak ditetapkan. Karyawan tetap PT PUSRI adalah
karyawan yang resmi rekrutmen PT PUSRI yang kadang setahun atau dua tahun
sekali diadakan rekrutmen dan dilanjutkan ke tahap pelatihan (training) dan
penempatan tugas. Operator (karyawan shift), karyawan non shift dan jabatan
setingkat kepala bagian di atas termasuk kategori karyawan tetap.
Karyawan tidak tetap adalah karyawan yang hanya dipekerjakan ketika
perusahaan membutuhkan tenaga kerja tambahan saja. Karyawan tidak tetep
biasanya dapat diberhentikan sewaktu-waktu oleh perusahaan ketika perusahaan
sudah tidak membutuhkan tenaga tambahan lagi. KOPSRI (Koperasi PUSRI)
adalah pihak yang bertugas mengelola karyawan tidak tetap atau karyawan
pembantu yang dibutuhkan PT PUSRI. Karyawan tidak tetap adalah kontraktor,
supir, buruh, petugas taman, office boy, dan tata usaha.
21

Anda mungkin juga menyukai