2.2.1. Pabrik IB
Pada tahun 1985, operasi pabrik Pusri-I dihentikan karena faktor usia
dan dinilai tidak efisien lagi. Pada tahun 1990 pabrik Pusri-I dirombak
menjadi pabrik Pusri-IB oleh PT Rekayasa Industri dengan menggunakan
teknologi Advanced Cost and Energy Savings (ACES). Pusri-IB diresmikan
pada tanggal 22 Desember 1994 oleh Presiden Soeharto. Pusri-IB
menggunakan sistem kendali komputer Disributed Control System. Pabrik
Pusri-IB ini dibangun dengan kapasitas terpasang 570,000 ton/tahun Urea.
Dalam rangka meningkatkan efisiensi pabrik pada tahun 1992 dilakukan
program Ammonia Optimization Project (AOP) dan Urea Optimization
Program (UOP) dalam upaya optimasi produksi pada Pusri-II, Pusri-III, dan
Pusri-IV. Program yang dilakukan Pusri telah dapat membuahkan hasil
dengan meningkatkan jumlah produksi Amoniak dan Urea dengan
mengurangi konsumsi energi yang dibutuhkan. Dengan keberadaan empat
pabrik yang dimiliki saat ini, PT Pusri telah menjadi produsen pupuk Urea
terbesar di Indonesia.
2.2.2. Pabrik II
Karena kebutuhan pupuk yang semakin meningkat, maka dibangunlah
pabrik pupuk kedua sebagai realisasi Rencana Pembangunan Lima Tahun
1969-1974.Pabrik ini disebut PUSRI II, dipersiapkan pada pertengahan
tahun 1968. Feasibility study dilakukan oleh konsultan Amerika, John van
der Valk & Associates. Pabrik dengan luas areal sebesar 15 hektar ini mulai
beroperasi pada tanggal 6 Agustus 1974.Dua hari kemudian, pada tanggal 8
Agustus 1974 pabrik PUSRI II diresmikan oleh Presiden RI.
Kapasitas Produksi :
1. Pabrik Ammonia PUSRI III terdiri dari satu deretan dengan kapasitas
produksi 1000 metrik ton per hari. Proses yang digunakan Proses Kellog
2. Pabrik Urea PUSRI III terdiri dari satu deretan dengan kapasitas
produksi 1.725 metrik ton sehari atau 570.000 metrik ton setahun. Proses
2.2.4. Pabrik IV
Presiden RI dengan Surat Keputusan No.17 tanggal 17 April 1975
telah menugaskan kepada Menteri Perindustrian untuk segera mengambil
langkah-langkah persiapan guna melaksanakan pembangunan pabrik PUSRI
IV.
Sebagai tindak lanjut dari SK Presiden RI itu, Menteri Perindustrian
dengan Surat Keputusannya No.SK-235/M/SK/4/1975 tanggal 24 April
1975 telah menetapkan pelaksanaan proyek perluasan pabrik Pupuk
Sriwidjaja beserta penanggungjawabnya yang kemudian dikenal dengan
nama Pembangunan Perluasan Pabrik PUSRI IV yang berlokasi
berdampingan dengan pabrik PUSRI III.
Nama sriwidjaja diabadikan pada perusahaan yang baru tumbuh ini, untuk
mengenang kembali kejayaan kerajaan Indonesia pertama yang telah termasyhur
di segala penjuru dunia. Di samping itu penggunaan nama Sriwidjaja merupakan
penghormatan bangsa Indonesia kepada leluhurnya yang pernah membawa
Nusantara ini ke puncak kegemilangan pada sekitar abad ke tujuh yang silam.
Dengan demikian pendirian pabrik pupuk yang dikaitkan dengan
keluhuran "Sriwidjaja" mempunyai relevansi bagi kebesaran cita-cita khususnya
dalam kesatuan dan ketahanan wawasan nusantara.
Palembang dibangun diatas areal seluas kurang lebih 21 ha dan lokasi perumahan
karyawan dan sarana lainnya seluas kurang lebih 27 ha.
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang terletak di tepi Sungai Musi kira-kira 7
km dari pusat kota Palembang, di Jl. May Zen, Kecamatan Ilir Timur II,
Palembang. Luas tanah yang digunakan untuk lokasi pabrik adalah 20,4732
hektar, ditambah untuk lokasi perumahan karyawan seluas 26,7965 hektar. Di
samping itu sebagai lokasi cadangan disiapkan tanah seluas 41,7965 hektar yang
dimaksudkan untuk persediaan perluasan komplek pabrik dan perumahan
karyawan bila diperlukan di kemudian hari. Berlokasi kurang lebih 7 km dari
pusat kota dan tepat di tepi Sungai Musi.
1. Kementrian Pertanian
2. Kementrian Keuangan Direktorat Jenderal Moneter Dalam Negeri
3. Kementrian Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Kimia Dasar
4. Kementrian Energi danSumberDaya Mineral.
1. Direktur Utama
2. Diektur Produksi
3. Direktur Komersil
4. Direktur Teknik dan Pengembangan
5. Direktur SDM dan Umum
Berdasarkan No. SK/DIR/240/2011, tanggal 5 September 2011 direktur
produksi sebagai salah satu bagian penting di dalam perusahaan yang membawahi
beberapa divisi yaitu Divisi Operasi, Divisi Pengendalian Pabrik, Keselamatan
Kerja dan Lingkungan (P2K2L) dan Divisi Pemeliharaan. Masingmasing divisi
dikepalai oleh seorang general manager yang bertanggungjawab kepada
direkturproduksi.Berikut adalah bagan struktur utama PT. Pupuk Sriwijaya
Palembang beserta nama-nama pemegang jabatan di dalamnya.
A. Permintaan Order kerja (WO/POK) yang berasal dari unit kerja Internal PT
Pusri, adapun pekerjaan tersebut meliputi :
1. Pembuatan dan/atau revisi gambar, spesifikasi peralatan pabrik termasuk
bangunan.
2. Kajian Teknik: (modifikasi, estimasi biaya, kelayakan teknis).
3. Rancangan (desain) peralatan Pabrik.
4. Evaluasi Teknis dan Approval drawing untuk pembelian equipment.
B. Proyek Internal :
Adapun yang dimaksud dengan Proyek Internal yaitu pekerjaan dari Unit
Kerja Internal PT Pusri yang melimpahkan pekerjaan EPC sepenuhnya kepada
Departemen RBP, dengan catatan anggaran sudah tersedia. Adapun pekerjaan
tersebut meliputi
1. Pembuatan dokumen tender
2. Pembuatan detail drawing
3. Pembuatan RAB untuk pembelian equipment dan material
4. Evaluasi teknik dan Quality Control equipment dan material
5. Supervisi konstruksi proyek
6. Supervisi start up proyek
C. Proyek Eksternal :
Adapun yang dimaksud dengan Proyek External yaitu merupakan
pekerjaan yang diperoleh dari luar PT Pusri, dengan kata lain Departemen
RBP disini berfungsi sebagai SBU.