2.2.2Pimpinan Perusahaan
PT. Petrokimia Gresik dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang
membawahi lima Direktur khusus yaitu sebagai berikut:
1. Direktorat SDM dan Umum
Direktorat SDM dan Umum, membawahi 2 bagian yaitu:
Sekretaris Perusahaan
Kompartemen Sumber Daya Manusia
2. Direktorat Teknik Pengembangan
Direktorat Teknik dan Pengembangan, membawahi 4 bagian yaitu:
Kompartemen Pengadaan
Kompartemen Engineering
Kompartemen Pengembangan
Kompartemen Riset
3. Direktorat Produksi
Direktorat Produksi, membawahi 4 bagian yaitu:
Kompartemen Pabrik I
Kompartemen Pabrik II
Kompartemen Pabrik III
Kompartemen Teknologi
4. Direktorat Keuangan
Direktorat Keuangan, membawahi 2 bagian yaitu:
Kompartemen Administrasi dan Keuangan
Komparartemen Perencanaan dan Pengendalian Usaha
5. Direktorat Pemasaran
Direktorat Pemasaran, membawahi 3 bagian yaitu:
Kompartemen Penjualan Wilayah I
Kompartemen Penjualan II
Kompartemen Pemasaran
Pada PT. Petrokimia Gresik, susunan pimpinan perusahaan dapat
dijelaskan sebagai berikut (PT. Petrokimia Gresik, 2016) :
a. Dewan Komisaris
Komisaris Utama : M. Djohan Safri, ST., MM
Komisaris : Andi Muawiyah Ramly
Mahmud Nurwi
Hari Priyono
Yoke C. Katon
Heriyono Harsoyo
b. Dewan Direksi
Direksi Utama : Nugroho Christojanto
Direksi Teknik Pengembangan : Arif Fauzan
Direksi Produksi : I Ketut Rusnaya
Direksi Keuangan : Pardiman
Direksi SDM dan Umum : Rahmad Pribadi
Direksi Pemasaran : Meinu Sadariyo
c. Pimpinan-Pimpinan PT. Petrokimia Gresik
- Ir. James Simanjuntak
1962-1972 : Kepala team pelaksana proyek
1972-1977 : Presiden Direktur
- Ir. Sidharta
1977-1983 : Presiden Direktur
- Drs. Sjafaroeddin Sabar
1984-1990 : Presiden Direktur
- Ir. Endarto
1990-1995 : Presiden Direktur
- Ir. Rauf Purnama
1995-2000 : Presiden Direktur
- Ir. Arifin Tasrif
2000-2010 : Presiden Direktur
- Ir. Hidayat Nyakman
2010-Sekarang : Presiden Direktur
2.2.3 Ketenagakerjaan
Jumlah tenaga kerja di PT. Petrokimia Gresik berdasarkan data yang
diperoleh dari Biro Tenaga Kerja PT Biro Tenaga Kerja PT. Petrokimia Gresik.
Petrokimia Gresik memiliki rincian sebagai beriku memiliki rincian sebagai
berikut :
a. Jumlah karyawan berdasarkan tingkat pendidikan
- Pasca Sarjana : 90
- Sarjana : 569
- Sarjana Muda : 42
- SMA : 2491
- SMP : 156
b. Jumlah karyawan berdasarkan tingkat jabatan
- Direksi :5
- Kokomp/ Staf Utama (Eselon I) : 29
- Kadep / Karo / Kabid / Staf Utama Muda (Eselon II) : 67
- Kabag / Staf Madya (Eselon III) : 19
-
Kasi / Staf Muda (Eselon IV)
: 63
- Karu (Kepala Regu) / Staf Pemula (Eselon V) : 115
- Pelaksana : 111
- Bulanan Percobaan : 134
c. Jumlah Karyawan Berdasarkan Status Pegawai Tetap : 3341
2. Jam Kerja
Sebagaian besar proses produksi yang terjadi di PT. Petrokimia Gresik
merupakan proses kimia dan beroperasi selama 24 jam, sehingga sistem kerja di
PT. Petrokimia Gresik diatur menjadi dua jenis, yaitu:
a) Hari Normal (Normal Day)
Jam Kerja : 07.00-15.00 WIB
Istirahat : 12.00-13.00 WIB
Hari : Senin-Jumat
b) Shift
Terdiri dari 3 shift, yaitu:
1. Shift Pagi : Pukul 07.00-15.00 WIB
2. Shift Sore : Pukul 15.00-23.00 WIB
3. Shift Malam : Pukul 23.00-07.00 WIB
Satu shift terdiri dari empat grup yaitu A, B, C dan D. Dalam hal ini, setiap
hari ada 3 grup masuk dan satu grup yang libur.
PT. Petrokimia
Distributor Kios
Gresik
Gambar 2.5 Diagram Alur Distribusi Pupuk
Kondisi Khusus
Kondisi Khusus
1. Lini I :
- Gudang di wilayah pabrik (gudang Gresik)
- Gudang di wilayah pelabuhan tujuan impor
2. Lini II :
- Gudang di wilayah ibu kota Provinsi dan unit pengantongan.
- Gudang di wilayah ibu kota Provinsi diluar wilayah pelabuhan
3. Lini III:
- Gudang di wilayah Kabupaten/Kota (gudang produsen /
distributor)
4. Lini IV :
- Gudang di wilayah kecamatan atau desa (gudang pengeceran)
5. Kondisi normal : Pendistribusian dalam kondisi yang normal.
6. Kondisi khusus : Pendistribusian untuk daerah remote.
7. Kondisi emergensi : Pendistribusian dalam kondisi darurat (operasi pasar)
2.4.4 Strategi Pemasaran
a. Demplot
Demplot merupakan salah satu bentuk demonstrasi pennggunaan pupuk
berimbang berbentuk paket kegiatan:
Temu lapang 1 (farmer field say awal) sosialisasi aplikasi pemupukan.
Pendampingan petani dan pemantauan pertumbuhan tanaman.
Temu lapang 2 (farmer field say akhir) pada saat panen.
b. Sosialisasi
Sosialisasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengkomunikasikan
hal-hal baru kepada para petani, dan pelaku distribusi, antara lain tentang:
Tata cara penggunaan pupuk
Rekomendasi penggunaan pupuk
Kebijakan perusahaan atau pemerintah
Tentang pengetahuan produk perusahaan (product knowledge)
c. Pameran
Pameran merupakan salah satu strategi yang dilakukan dengan cara
memamerkan produk-produk kepada masyarakat yang berkaitan dengan
pertanian baik skala daerah, nasional atau internasional.
d. Publikasi
Penyebaran brosur dan booklet produk
Pemuatan artikel produk dan penggunaannya
Iklan di media cetak dan elektronik
Luar ruangan : Pemasangan spanduk, umbul-umbul, banner dan lain-
lain
e. Pembinaan Jaringan Distribusi
Temu kios
Temu petugas teknis
Temu distributor
Sarasehan kios dan petani
f. Ekspor Produk Pupuk dan Non Pupuk
Dalam menjalankan proses bisnis nya PT. Petrokimia Gresik telah
melakukan penyebaran perdagangan suatu produk pupuk, yaitu dengan
cara melakukan meng-ekspor produk ke berbagai wilayah belahan dunia
diantara nya sebagai berikut:
1. Produk Pupuk
Tabel 2.7 Penyebaran Produk Pupuk
No Produk Negara
.
1 NPK 17-3-20-2Mg Malaysia
2 Thailand
NPK 16-16-8-13S
Phillipina
3 Brazil
NPK 14-34-0-13S
Uruguay
4 India
Mauritius
Republic Of Korea
SOP South Africa
Japan
Thailand
Australia
5 India
Urea Srilanka
Phillipina
6 India
Nigeria
NPK 15-15-15 dan 14-14-14
Phillipina
Thailand
7 India
NPS 20-20-0+13S Nigeria
Brazil
8 ZA Australia
2. Produk Non-Pupuk
Petrokimia Gresik ekspor Alumunium Fluoride (AlF 3) ke
Taiwan, Montenegro, Japan, United States, Filipina, dan India.
Petrokimia Gresik akan membangun 1 Unit lagi pabrik AlF 3
untuk menjawab kebutuhan pasar global yang meningkat
dengan kapasitas 12.000 ton per tahun. Target ekspor ke India,
Japan, United States, Romania, dan Negara-negara Timur
Tengah.
g. Layanan Bebas Pulsa
Dengan adanya layanan bebas pulsa tersebut, maka konsumen dapat
mengakses informasi dan keluhan selama 24 jam, dengan telepon bebas
pulsa.
(Telepon bebas pulsa : 0800 1 636363 dan 0800 1 888777)
3. Produksi Pupuk ZK
a. Asam Sulfat (H2SO4)
Sebanyak 11 % Asam Sulfat diperoleh dari Pabrik Asam Sulfat yang ada
di Kompartemen Produksi III dan dari PT. Smelting. Asam sulfat yang
digunakan memiliki kadar dan spesifikasi sebagai berikut:
Konsentrasi H2SO4 : 98% Minimum
Suhu : 33oC
Tekanan : 5kg/cm2
a. Potasium Klorida (KCl)
Rumus Molekul : KCl
Berat Molekul : 74,55 gr/mol
Sifat Fisika : Kristal atau serbuk bening
Titik Leleh : 773oC
Kadar K2O : Minimal 60%
Kadar Air : Maksimal 1%
Kadar Bahan Organik : Maksimal 200 ppm
Ukuran Granul : 0,5-1,2 mm
Sumber : Import dari Rusia, Kanada, dan Maroko
b. Penyiapan Slurry
Pada proses penyiapan slurry dilakukan di dalam Pre-Neutralizer Tank
26-R-303. Bahan cair yang digunakan yaitu Asam Fosfat (H3PO4), Ammoniak
(NH3), Asam Sulfat (H2SO4) serta liquor hasil pencucian di Scrubber. Pada
Pre-Neutralizer Tank ini akan terjadi reaksi sebagai berikut:
a. Reaksi pembentukan Ammonium Sulfat
NH3(l) + H2SO4(l) (NH4)2SO4(l) ΔH = -1.500 kcal/kg NH3
b. Reaksi pembentukan Monoammonium Phospat (MAP)
NH3(l) + H3PO4(l) NH4H2PO4 ΔH = -1.300 kcal/kg NH3
Reaksi yang terjadi merupakan reaksi netralisasi dan bersifat eksotermis.
Rasio antara mol N dan mol P 2O5 dinamakan rasio N/P. Produk keluaran
proses Pre-Neutralizer Tank ini memiliki sepesifikasi antara lain rasio N/P
antara 0,6-0,9. Temperature slurry yang masuk ke dalam Granulator adalah
115oC sedangkan kadar air dalam slurry mencapai 8-17%. Kadar yang lebih
rendah dapat tercapai apabila terdapat Asam Fosfat (H3PO4) konsentrasi
tinggi.
Pre-Neutralizer Tank memiliki pengontrol laju alir fosfat dan ammoniak
cair. Asam Fosfat (H3PO4) yang diumpankan ke dalam Pre-Neutralizer Tank
berasal dari unit Scrubbing. Asam ini dicampurkan dengan Asam Fosfat
(H3PO4) konsentrasi tinggi yang diumpankan ke dalam Pre-Neutralizer Tank .
Ammoniak (NH3) yang ditambahkan adalah Ammoniak cair (NH 3)(l) agar
volume pipa yang digunakan lebih kecil. Ammoniak (NH3) dan Asam Sulfat
(H2SO4) diumpankan ke dalam tanki melalui dinding bagian bawah tanki,
sedangkan Asam Fosfat (H3PO4) diumpankan melalui bagian atas tanki.
Susunan bahan yang masuk diatur spserti ini agar Asam Sulfat (H 2SO4) dan
Ammoniak (NH3) langsung bereaksi dengan Asam Fosfat (H3PO4) dan air
sehingga waktu tinggal Ammoniak (NH3) dan Asam Sulfat (H2SO4) menjadi
lebih rendah.
c. Proses Granulasi
Untuk membuat pupuk Phonska, semua bahan baku Slurry berasal dari
Pre-Neutralizer Tank sedangkan Recycle dari produk oversize, produk
underzise, dan sedangkan produk onsize dengan perbandingan 3:1 (3 adalah
recycle dan 1 adalah yang menjadi produk) untuk menjaga keseimbangan air
dan panas yang digunakan. Recycle rasio berada pada rentang 3-4 tergantung
pada jumlah produk yang dihasilkan. Pada semua grade, Asam Sulfat
(H2SO4) dapat langsung ditambahkan ke dalam Granulator yang selanjutnya
akan bereaksi dengan Ammoniak (NH3) yang dimasukkan melalui
Ploughshare. Reaski Asam Sulfat (H2SO4) ini terjadi dipermukaan granul
menyebabkan granul tetap kering (yang merupakan suatu keuntungan jika
digunakan urea dengan kelarutan tinggi), keadaan ini juga dapat membuat
granul menjadi keras sehingga lebih mudah dalam hal penyimpanan dan
penanganannya.
Proses granulasi antara bahan baku dan Slurry membantuk granul phonska
akibat terjadinya reaksi kimia dan fisis. Reaksi yang terjadi didalam
Granulator 22-M-631 adalah akibat sebagai berikut:
1. Reaksi pembentukan Diammonium Phospat (DAP)
NH3(l) + NH4H2PO4(l) (NH4)2HPO4(s) ΔH = -1.100 kcal/kg NH3
2. Reaksi pembentukan Ammonium Sulfat (ZA/Zwavelzour Ammonium)
NH3(l) + H2SO4(l) (NH4)2SO4(l) ΔH = -1.500 kcal/kg
NH3
Granulator dilengkapi dengan flexibel rubber panels untuk menghindari
scalling atau penumpukan produk. Granulator juga dilengkapi dengan lump
kicker agar tidak ada gumpalan yang tersisa di dalam drum yang dapat
mengganggu aliran padatan dan menjaga agar gumpalan tersebut tidak
terbawa ke dalam dryer. Lump Kicker akan mengeluarkan gumpalan ke dalam
grizzly yang akan membuat gumpalan tersebut terpisah-pisah akibat aksi
perputaran.
Padatan keluar dari Granulator dengan kandungan kadar air normal 2-4%
dan diumpankan secara gravitasi ke dalam Dryer untuk memperoleh kadar air
yang diinginkan maksimal sebesar 1,5%. Chute yang menghubungkan Dryer
dan Granulator harus dipasang dengan kemiringan 70OC agar tidak terjadi
penumpukan produk pada dindingnya. Gas yang terbentuk dalam Granulator
disedot melalui Granulator Pre-Scrubber untuk menangkap kembali sisa
ammoniak (NH3) dan debu yang lolos. Pada alat Granulator, bagian depan
outlet alat terbuka, tujuannya adalah untuk memudahkan kontrol. Hal tersebut
dilakukan sebab pengontrolan di Granulator untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan sangat sulit dilakukan. Dengan adanya space terbuka tersebut
dapat memudahkan operator mengontrol alat Granulator tersebut.
e. Pendinginan (Cooler)
Produk dengan ukuran onsize yang keluar dari Recycle Belt Conveyor 22-
M-310A kemudian diumpankan secara gravitasi ke dalam Cooler Drum 22-
M-363. Yang akan menurunkan temperatur menggunakan 1 tahap
pendinginan menggunakan udara kering pendingin yang berasal dari
exchanger dari ammoniak (NH3). Setelah keluar dari Cooler Drum produk
ditransfer ke Polishing Screen melalui Bucket Elevator 22-M-308. Produk
undersize dari Polishing Screen akan di recycle melalui 22-M-304. Produk
onsize dari 26-F-302 kemudian memasuki Coater 26-M-364 untuk di
coating.
Beberapa grade NPK mempunyai kelembaban relatif kritis (CRH) sekitar
55 % pada 30ºC (makin rendah pada temperatur yang lebih tinggi) dan dapat
menahan kadar air jika kondisi udara lingkungan memiliki kadar air yang
relatif tinggi. Pemanas udara akan meningkatkan temperatur udara dan
akibatnya kelembaban relatif udara akan berkurang.
Partikel yang terbawa udara saat keluar dari pendingin diambil kembali di
dalam Cyclone 22-D-324A dan dikumpulkan di dalam Hopper 22-D-324B.
Dari Hopper ini partikulat akan dikembalikan ke Recycle Conveyor 22-M-
304. Seperti halnya Cyclone pada Dryer, Cyclone ini dilengkapi dengan
vibrator kecil 26-BV-324 dan Rubber Flapper.
Udara bersih keluaran Cyclone akan dikirim ke Final Tail Gas Scrubber
26-D-312 untuk dicuci melewati Demister 22-D-303. Untuk meningkatkan
efisiensi energi, sebagian dari udara hangat yang sudah bersih dimasukkan ke
dalam Drum 22-M-362 sebagai udara pengencer.
Produk dingin masuk dilewatkan ke 22-M-308, yang kemudian akan
dikirim ke Coating Rotary Drum 26-M-364.
Prinsip Kerja
Tangki Pre-Neutralizer merupakan tempat reaksi netralisasi antara
Ammonia (NH3) Asam Sulfat (H2SO4) dan Ammonia (NH3) dengan
Asam Fosfat (H3PO4).
1. Reaski Pembuatan Ammonium Sulphate ((NH4)2SO4)
NH3 + H2SO4 (NH4)2SO4
2. Reaksi Pembuatan Mono Ammonium Phosphate (NH4H2PO4)
NH3 + H3PO4 NH4H2PO4
Tanki dilengkapi dengan pengaduk (agitator) yang berfungsi
mengaduk bahan-bahan baku cair sehingga dapat meningkatkan
efiseinsi reaksi. Produk dari tanki Pre-Neutralizer ini adalah slurry
berupa Mono Ammonium Phosphate (MAP)(NH4H2PO4) dan
Ammonium Sulphate ((NH4)2SO4) (ZA) dan dengan suhu operasi
115oC. Steam bertekanan sedang digunakan untuk membersihkan
tangki. Didalam pipa terdapat tiga switch interlock yang secara
otomatis akan menghasilkan aliran Asam Fosfat (H3PO4) dan
Ammonia (NH3). Produk dari pipe reactor akan di spray ke
Granulator dengan sparger yang dipasang di Granulator.
Cara Kerja
Bahan baku masuk berupa NH3 cair yang dimasukkan ke dalam
tanki melalui bagian sisi tanki sedangkan Asam Phospat (H3PO4)
dimasukkan ke dalam tangki bagian atas serta Asam Sulfat (H2SO4)
yang dimasukkan ke dalam tanki melalui bagian sisi tanki. Kemudian
dengan bantuan pengadukan, terjadi reaksi yang menghasilkan slurry
MAP atau NH4H2PO4 (Mono Ammonium Phosphate) serta Ammonium
Sulphate ((NH4)2SO4) (ZA). Hasil reaksi ini akan di pompa menuju
Granulator.
Tujuan
Alat ini bertujuan untuk membuat produk pupuk berbentuk granul
atau butiran. Adapun tujuan prinsip kerja dari Granulator Rotary Drum
adalah sebagai berikut:
a. Pembentukan granul dari campuran beberapa raw material dan
umpan produk yang di recycle dengan bantuan spray, slurry dan hasil dari
pipa.
b. Bahan yang masuk diputar dan dibenturkan dengan grizzly yang
berada ditengah-tengah Granulator. Grizzly berfungsi agar granul tidak
mudah menggumpal menjadi gumpalan-gumpalan keras.
c. Hasil produk akan didorong oleh adanya grizzly yang
memanfaatkan gaya gravitasi untuk selanjutnya dikirim ke Dryer.
Cara Kerja
Berikut ini merupakan cara kerja Granulator Rotary Drum.
1. Granulator Rotary Drum merupakan alat yang berputar sebagai
tempat pembentukan granul. Bahan masuk feeder terletak pada bagian atas
Granulator.
2. Bahan – bahan yang masuk antara lain Urea (CO(NH2)2), Kalium
Klorida (KCl), Ammonium Sulfat ((NH4)2SO4) (ZA), dan Diammonium
Phospat (NH4)2HPO4) (DAP). Bahan – bahan tersebut dicampur dan
diaduk hingga menghasilkan produk pupuk berbentuk granul.
3. Produk pupuk tersebut memiliki kadar air 4,5% dengan pH 6, dan
suhu mencapai 85oC
Prinsip Kerja
Berikut ini prinsip kerja Granulator Rotary Drum.
Pembentukan granul dari campuran beberapa raw material dan umpan
produk yang di recycle dengan bantuan spray slurry hasil dari pipa. Bahan
yang masuk diputar dan dibenturkan dengan grizzly yang berada ditengah-
tengah Granulator. Grizzly berfungsi agar granul tidak mudah
menggumpal mmenjadi gumpalan-gumpalan keras. Hasil produk akan
didorong oleh adanya grizzly yang memanfaatkan gaya gravitasi untuk
dikirim ke Dryer.
2. Proses Granulasi
Campuran bahan baku yang telah homogen akan digranulasikan di
Granulator M-2112. Pada proses granulasi, perlu ditrambahkan steam dan slurry
untuk membantu terbentuknya granul. Slurry didapatkan dari proses dedusting
dan scrubbing debu menggunakan air. Waktu tinggal didalam granulator kira-kira
5 menit. Didalam Granulator, campuran bahan baku akan diputar dengan
kecepatan 10 rpm dengan suhu Granulator ±90oC dan tekanan atmosferik.
Penambahan slurry dan steam dilakukan secara manual hingga terbentuk granula
yang diinginkan.
Proses terjadinya granulasi terbagi menjadi 3 proses utama, yaitu inisiasi,
aglomerasi/akresi dan breakage. Proses insiasi berlangsung ketika bahan baku
dihomogenkan. Pada saat tersebut, bahan baku masih berupa butiran halus.
Butiran halus inilah yang akan menjadi inti granula yang lebih besar dengan
bantuan binder. Dalam proses pembuatan NPK Granulasi ini, clay berfungsi
sebagai binder. Akresi merupakan proses terbentuknya granul secara bertahap
dengan terbentuknya layer pada inti granul. Breakage merupakan proses rusaknya
granula. Hal ini dapat disebabkan oleh tigginya kadar air dalam granula, tingginya
suhu lingkungan, atau karena proses mekanik.
sebesar 180-230 oC dan suhu outlet ±55oC. Kadar air granula yang masuk ke
dalam Dryer sebesar 4% dan setelah pengeringan akan menurun menjadi
maksimal 1%. Gas panas dari dalam Dryer dibawah ke scrubbing unit untuk
dipisahkan dari debu. Debu dari Dryer akan dikembalikan ke Belt Conveyor
bahan baku campuran M-2109 untuk digunakan lagi sebagai bahan baku.
Proses reaksi antara Kalium Klorida (KCl) dan Asam Sulfat (H 2SO4) adalah
sebagai berikut:
2 KCl + H2SO4 K2SO4 + 2 HCl
Reaksi Asam Sulfat (H2SO4) antara Kalium Klorida (KCl) terjadi dalam dua
tahap:
1. KCl + H2SO4 KHSO4 + 2 HCl
2. KCl + KHSO4 K2SO4 + HCl
Reaksi yang pertama adalah reaksi eksotermis terjadi pada suhu rendah, dan yang
kedua adalah reaksi endotermis terjadi pada suhu tinggi. Untuk meminimalkan
kandunga Khlor (Cl) pada hasil produksi, excess Asam Sulfa (H2SO4)
ditambahkan, kelebihan Asam Sulfat (H2SO4) dinetralkan dengan Calsium
Karbonat (CaCO3) atau Natrium Carbonat (Na2CO3) tergantung pada persyaratan
kemurnian produk.
Combustion Chamber terletak pada level atas Funace. Sistem pembakaran
pada Reactor Furnace didesain untuk bahan bakar berupa minyak diesel atau fas
bumi. Sebelum masuk ruang reaksi, udara dipanaskan dengan Flue Gas melalui
Economizer. Udara panas lalu dialirkan dengan air induced fan untuk menjaga
tekanan udara pembakaran tidak lebih rendah dari 300 mmH 2O. Sebagai udara
yang digunakan untuk pembakaran dimabil dari bagian bawah Furnace, dimana
temperaturnya ambient. Udara ambient tersebut berfungsi untuk mengontrol
temperature seluru udara didalam Furnace selama operasi atau tidak operasi.
Ruang flue gas terletak pada bagian bawah Furnace. Flue gas dihisap oleh
Exhaust Fan dan dialirkan ke Economizer lalu dibuang melalui flue gas stack
yang memiliki ketinggian 40m.
4. Bagging
Dari silo, produk K2SO4 dikantongi dengan kantong yang terbuat dari
Lining Poly Ethylene (PE). Mesin pengantongan di unit produksi pabrik ZK
didesain semi otomatis artinya operator hanya meletakkan kantong di bawah
timbangan dan menangani kantong selama dijahit. Nama akan dicetak di kantong
Poly Propilen (PP).
Perhitungan %P2O5
Absorbansi−Konstanta
Konsentrasi =
Koefisien Regresi
Atas Dasar Bahan Basah (ADBB)
Konsentrasi( ppm)
%P2O5 = x FP x 100 %
Massa Sampel(mg)
Atas Dasar Bahan Kering (ADBK)
% P2 O 5 ( ADBB)
%P2O5 (ADBK) = x 100%
100−Kadar Air
PABRIK I
Bak
PABRIK II Equalizer
Sedimentasi
Thickener
PABRIK III
Bak
Koalgulasi
Laut
Limbah cair yang berasal dari Departemen Produksi I, II, dan III PT.
Petrokimia Gresik diolah dalam satu tempat pengelolahan limbah yaitu unit WWT
(Waste Water Treatment). Sebelum masuk ke unit WWT, limbah harus berada
pada pH minimal 5. Sehingga pada masing-masing departemen produksi, ada
penyesuaian pH terlebih dahulu sebelum dialirkan ke unit WWT ini. Dalam unit
WWT ada beberapa tahapan proses yang berlangsung, diantaranya :
1. Equlizer
Limbah yang berasal dari setiap departemen produksi di PT. Petrokimia
Gresik di tampung dalam bak equalisai dengan tujuan untuk mengatasi masalah
yang timbul akibat debit aliran yang berubah-ubah. Setelah didapatkan debit yang
relatif stabil yang kemudian limbah cair dialirkan ke bak sedimentasi.
2. Bak Sedimentasi
Bak sedimentasi merupakan tempat untuk memisahkan limbah cair dari
suspensi yang terikut didalamnya. Prosesnya lebih dikenal dengan istilah
pengendapan secara gravitasi. Pada bak sedimentasi limbah diolah secara fisika
dan biologis. Secara fikika, limbah di sedimentasi sedangkan secara biologi
limbah diolah dengan proses aerob menggunakan lumpur aktif. Proses aerob
merupakan proses biologi dengan menggunakan oksigen. Dalam proses
penguraian secara biologi dengan lumpur aktif, limbah sebagai senyawa organik
dicampur dengan mikroorganisme sehingga limbah tersebut dapat terurai menjadi
komponen yang lebih sederhana yang tidak berbahaya lagi bagi lingkungan.
Bagianbagian penting yang terintegrasi dalam unit lumpur aktif yaitu :
Sub unit bak aerasi sebagai wadah bercampur dan bereaksinya elemen
reaksi seperti mikroba, limbah sebagai senyawa organik, dan oksigen
Sub unit bak pengolahan sebagai tempat pemisahan lumpur aktif secara
gravitasi.
Sistem pengendalian lumpur untuk mengontrol besarnya debit lumpur
yang di resirkulasi dan lumpur yang dibuang. Baru kemudian limbah cair
dialirkan ke thickener
3. Thickener
Thickener merupakan tempat untuk mengendapkan kembali sejumlah
padatan yang belum terendapkan dalam bak sedimentasi. Proses pengendapannya
dengan cara mengkosentrasikan / memusatkan padatan sehingga terpisah dari
cairanya. Thickening pada umumnya melibatkan proses fisika seperti sentrifugasi.
4. Bak Koagulasi
Dalam bak koagulasi terjadi proses koagulasi dan flokulasi. Koagulan
yang di tambahkan adalah kapur dan polyelectrolyte. Di dalam bak koagulasi in
juga terjadi proses netralisasi sampai pH minimal 6 sehingga limbah aman di
buang ke lingkungan. Selanjutnya limbah cair dialirkan keselokan menuju kelaut.
Sedangakan endapananya diambil kemudian di timbun dalam tanah sebagai
landfill.