merasa perlu untuk mendirikan pabrik-pabrik pupuk antara lain pabrik yang telah
didirikan adalah PT Pupuk Sriwidjaja atau yang dikenal dengan sebutan PT Pusri.
Perusahaan ini merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang fokus di bidang
produksi dan pemasaran produk utama pupuk. PT. Pupuk Sriwidjaja resmi
dilegalisasi berdasarkan akta notaris Eliza Pondang bernomor 177 tertanggal 24
Desember 1959 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia
No. 46 tanggal 7 Juni 1960. Sedangkan Presiden Direktur pertama pada waktu itu
dipegang oleh Ir. Ibrahim Zahier, dan beliau menggandeng Ir. Salmon Mustafa
menjadi Direktur Utama. (Silabus PT. Pupuk Sriwidjaja, 2013).
PT. Pusri yang dalam pembangunannya menggunakan modal pertama sebesar
Rp. 10.000.000.000.000,- ini merupakan pabrik pupuk pertama yang dibangun di
Indonesia dan sekaligus pionir (aspek teknologi dan sumber daya manusia) dalam
industri pupuk di Indonesia. Pemancangan tiang pertama PT. Pusri dilakukan oleh
Presiden RI pertama Ir. Soekarno pada tanggal 14 Agustus 1961 yang kemudian
diresmikan oleh Wakil Perdana Menteri I Chaerul Saleh atas nama Presiden RI pada
tanggal 4 Juli 1964. (Silabus PT. Pupuk Sriwidjaja, 2013).
Perusahaan pupuk pertama di Indonesia yang menempatkan pabriknya di
pinggiran Sungai Musi ini telah mengalami dua kali revisi bentuk badan usaha.
Revisi pertama yaitu berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 20 Tahun 1964
yang mengubah status dari Perseroan Terbatas (PT) menjadi Perusahaan Negara
(PN). Kemudian menurut Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1969, statusnya
dikembalikan ke bentuk PT setelah aktenya ditandatangani oleh Soeleman
Ardjasasmita pada Januari 1970.
Universitas Sriwijaya
Pusri-I adalah plant pabrik urea-amonia pertama yang dibangun PT. Pupuk
Sriwidjaja. Sejak diresmikan pada 4 November 1960 dan melakukan produksi
pertamanya pada 16 Oktober 1963. Kapasitas terpasang pabrik Pusri-I adalah
100.000 ton/tahun Urea, walaupun pada akhir tahun 1963 Pusri-I hanya dapat
memproduksi 0,7 ton/hari urea dan 180 ton/hari amonia. Namun pada tahun 1964
Pusri-I dapat mencapai produksi sampai dengan 100,4% dari target produksi yang
ditetapkan.
Gambar 2.1 Areal Pabrik PT. Pupuk Sriwijaya Palembang (Silabus Pusri, 2013)
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang dalam hal mengimbangi kebutuhan pupuk
urea yang terus meningkat, melakukan perluasan pabrik. Perluasan pabrik dilakukan
dengan membangun Pusri-II pada tahun 1974 dengan kapasitas 380.000 ton/tahun
urea, Pusri-III pada tahun 1976 dan Pusri-IV pada tahun 1977 dengan kapasitas
masing-masing 570.000 ton/tahun urea. Kemudian Pusri-II dioptimalisasi dan
ditingkatkan kapasitasnya menjadi 552.000 ton/tahun Urea pada tahun 1992.
Keseluruhan konstruksi untuk Pusri-II, Pusri-III, dan Pusri-IV dilakukan oleh M.W.
Kellog Overseas (ammonia plant) dan Toyo Engineering Corporation (urea plant).
Pada tahun 1985, operasi pabrik Pusri-I dihentikan karena faktor usia dan
dinilai tidak efisien lagi. Pada tahun 1990 pabrik Pusri-I dirombak menjadi pabrik
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
disetor sebesar Rp 729 miliar dari hasil rekapitalisasi laba ditahan PT Pupuk Kaltim
Tbk. (Hasbiama, 2000)
Dengan adanya peralihan tersebut yang dilakukan secara bertahap, maka
keseluruhan modal yang disetor dan ditempatkan ke PT Pupuk Sriwidjaja (Persero)
per 31 Desember 2002 mencapai Rp 3,6 triliun. Maka PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang, Sumatera Selatan, pernah menjadi Induk Perusahaan (Operating
Holding) dengan membawahi 6 (enam) anak perusahaan termasuk 2 (dua) anak
perusahaan penyertaan langsung yaitu PT Rekayasa Industri dan PT Mega Eltra,
masing-masing perusahaan bergerak dalam bidang usaha, sebagai berikut :
1. PT. Petrokimia Gresik (berdiri 31 Mei 1975), yang berkedudukan di Gresik,
Jawa Timur. Memproduksi dan memasarkan pupuk Urea, ZA, SP-36/SP-18,
Phonska, DAP, NPK, ZK, dan industri kimia lainnya serta pupuk organik.
2. PT. Pupuk Kujang (berdiri 9 Juni 1975), yang berkedudukan di Cikampek,
Jawa Barat.
3. PT. Pupuk Kalimantan Timur (berdiri 7 Desember 1977), yang berkedudukan
di Bontang, Kalimantan Timur. Memproduksi dan memasarkan pupuk Urea
dan industri kimia lainnya.
4. PT. Pupuk Iskandar Muda (berdiri 24 Februari 1982), yang berkedudukan di
Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam. Memproduksi dan memasarkan
pupuk.
5. PT. Rekayasa Industri (berdiri 11 Maret 1985), yang berkedudukan di Jakarta.
Bergerak dalam penyediaan jasa Engineering, Procurement & Construction
(EPC) guna membangun industri gas & minyak bumi, pupuk, kimia dan
petrokimia, pertambangan, pembangkit listrik (panas bumi, batubara,
microhydro, diesel).
6. PT. Mega Eltra (berdiri 1970), yang berkedudukan di Jakarta dengan bidang
usaha utamanya adalah perdagangan umum dan bergerak dalam bidang
layanan ekspor-impor, pemasok bahan kimia, distributor pupuk, serta
konstruksi.
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
10
Butiran-butiran
Urea
berwarna
putih
sejumlah
12,
Visi
Misi
Makna : Pusri untuk Kemandirian Pangan dan Kehidupan yang Lebih Baik
(SK Direktur PT Pupuk Sriwidjaja Palembang No.SK/DIR/207/2012).
Universitas Sriwijaya
11
2.4
dari pusat kota Palembang, di Jl. May Zen, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang.
12
M. Dinas K3
N. Main Lab
O. Amoniak storage
P. Kantor
Q. Wisma
R. Lapangan olahraga
S. Perluasan pabrik
T. Gudang
U. Dermaga
V. PPU
W. Rumah sakit
X. Wisma
1. Primary reformer
2. Secondary reformer
3. Stripper
4. Absorber
5. Metanator
6. HTSC dan LTSC
7. ARU
8. HRU, PGRU
9. Molecular sieve
10. Kompresor
11. Refrigeration
12. Reaktor amoniak
13. Seksi recovery
14. Seksi purifikasi
15. Seksi kristalisasi dan pembutiran
16. Seksi sintesis urea
17. Sistem pembangkit listrik
18. Package boiler
Universitas Sriwijaya
13
Struktur Utama
Organisasi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang dipimpin oleh direktur utama dan
dibantu oleh lima orang direksi. Dalam kegiatan operasionalnya, direksi dibantu oleh
staf dan kepala departemen. Direksi bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris,
dimana Dewan Komisaris terdiri dari wakil-wakil pemegang saham yang bertugas
menentukan kebijaksanaan umum yang harus dilaksanakan oleh direksi, juga
bertindak sebagai pengawas atas semua kegiatan dan pekerjaan yang telah dilakukan
oleh Dewan Direksi. Dewan Komisaris terdiri dari wakil-wakil pemerintah, yaitu :
1. Kementerian Pertanian
2. Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal Moneter Dalam Negeri
3. Kementerian Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Kimia Dasar
4. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Universitas Sriwijaya
14
Gambar 2.4 Bagan Struktur Organisasi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang per Tahun
2013 (SK/DIR/240/2011 tanggal 5 September 2011).
2.6 Proses Produksi dan Utilitas
Saat ini pupuk urea merupakan kebutuhan pokok bagi para petani di
Indonesia karena dalam senyawa urea terdapat zat nitrogen yang merupakan
makanan bagi tanaman seperti padi, palawija dan sejenisnya.
Universitas Sriwijaya
15
Universitas Sriwijaya
16
aliran recycle gas sintesis melalui beberapa pendingin, chiller-chiller dan separator
untuk mengembunkan produk amonia yang dihasilkan.
Pemurnian produk ammonia yang dilakukan dengan memanfaatkan sistem
refrigerasi ini, mempunyai dua macam kegunaan, yakni :
1) Menguapkan cairan amonia secara terus menerus pada batas tekanan rendah
untuk melepaskan gasgas terlarut dan kemudian langsung mengirimnya ke
sistem bahan bakar gas.
2) Dalam sistem refrigerasi, proses pendinginan akan mengambil panas dari
loop gas synthesis untuk mendinginkan sebagian gas guna mendapatkan
pemisahan dan pengambilan hasil ammonia yang memuaskan dari loop
synthesis.
Di dalam refrigeran ini, gasgas inert yang terpisah akan dibuang ke sistem bahan
bakar (fuel gas system) sedangkan ammonia panas dipompa sebagai produk ammonia
untuk dikirim ke pabrik urea.
6. Purge Gas Recovery Unit (PGRU)
Purge Gas Recovery Unit (PGRU) merupakan unit yang berfungsi untuk
menarik kembali amonia dan hidrogen yang ada dalam purge gas. Dengan adanya
PGRU, maka Pusri dapat mengantisipasi kehilangan efisiensi produksi amonia. Saat
ini, Pusri memiliki unit terbaru PGRU pada pabrik Pusri-IV yang menggunakan
teknologi membran.
Ada 4 bagian penting pada PGRU, yaitu HP (high pressure) scrubber, LP (low
pressure) scrubber, ammonia stripper dan prism separator.
1. HP Scrubber dan LP Scrubber
Proses dalam PGRU dimulai dari HP Scrubber dan LP Scrubber, yaitu berupa
proses pemisahan kandungan amonia pada purge gas dengan menggunakan prinsip
absorbsi. Melalui bagian atas scrubber, proses pemisahan menggunakan air demin
yang berkontak secara counter current dengan purge gas dan menyerap kandungan
Universitas Sriwijaya
17
amonia. Purge gas yang telah dipisahkan kandungan amonianya kemudian dialirkan
menuju Prism Separator.
2. Ammonia Stripper
Pada ammonia stripper, kandungan amoniak pada air demin dihilangkan
melalui prinsip stripping, yaitu melalui pemanasan air demin yang memiliki
kandungan amonia pada reboiler bertekanan sedang (Medium Steam). Akibat
pemanasan, amonia pada air demin berubah menjadi uap dan terpisah dengan air
demin. Uap amonia menuju bagian atas Ammonia Stripper dan dialirkan keluar untuk
didinginkan pada condenser sehingga diperoleh produk liquid ammonia. Air demin
yang sudah diolah kembali selanjutnya dikembalikan sebagai air penyerap di
Scrubber.
3. Prism Separator
Prism Separator merupakan peralatan berbasis membran yang memisahkan
fast gas H2 dari slow gas seperti CH4, Ar dan N2. Proses tersebut menggunakan
perbedaan tekanan parsial komponen molekul gas antara feed dan permeate, sehingga
fast gas akan lebih dahulu masuk dan melewati membran menuju permeate akibat
tekanan permeate yang lebih rendah dari tekanan feed. Gas H2 selanjutnya berdifusi
melewati lapisan tipis membran Prism Separator sehingga konsentrasi H2 di
permeate menjadi lebih tinggi.
4. Ammonia Recovery Unit (ARU)
Unit ini berfungsi untuk mengambil kembali NH 3 gas yang terkandung di
dalam purge gas yang terdiri dari LP purge gas dan HP purge gas. LP purge gas
adalah gas yang berasal dari refrigerant receiver dan refrigerant flash drum yang
berfungsi sebagai pengatur panas pada refrigerant system. HP purge gas adalah
sebagian gas sintesa yang belum terkonversi menjadi ammonia, yang berasal dari
ammonia separator yang kembali ke tingkat akhir kompresor.
Universitas Sriwijaya
18
19
air karena kondisinya vakum, tujuan dibuat vakum agar proses evaporasi dapat
berlangsung pada temperatur rendah sehingga mencegah pembentukan biuret.
Produk Utama
Produk utama yang dihasilkan Pusri adalah pupuk urea dan amonia. Urea
20
Tabel 2.2 Spesifikasi Produk Amonia dan Urea yang Dihasilkan (Rizal, 2011)
2.7.2
Produk Samping
21
(Surat
keputusan
Menteri
Perdagangan
dan
Koperasi
No.
Universitas Sriwijaya
22
Pola Pemasaran
Pengadaan dan distribusi pupuk oleh PT. Pupuk Sriwijaya Palembang
Sistem Distribusi
PT. Pupuk Sriwidjaja dalam hal menjamin ketersediaan pupuk sampai ke
Universitas Sriwijaya
23
Universitas Sriwijaya