Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah dan Perkembangan PT PUSRI


2.1.1 Sekilas Perusahaan
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) adalah perusahaan yang didirikan
sebagai pelopor produsen pupuk urea di Indonesia pada tanggal 24 Desember
1959 di Palembang Sumatera Selatan, dengan nama PT Pupuk Sriwidjaja
(Persero). Pusri memulai operasional usaha dengan tujuan utama untuk
melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang
ekonomi dan pembangunan nasional, khususnya di industri pupuk dan kimia
lainnya. Sejarah panjang Pusri sebagai pelopor produsen pupuk nasional selama
lebih dari 50 tahun telah membuktikan kemampuan dan komitmen kami dalam
melaksanakan tugas penting yang diberikan oleh pemerintah.

Gambar 2.1 Logo PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

Selain sebagai produsen pupuk nasional, Pusri juga mengemban tugas


dalam melaksanakan usaha perdagangan, pemberian jasa dan usaha lain yang
berkaitan dengan industri pupuk. Pusri bertanggung jawab dalam melaksanakan
distribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi kepada petani sebagai bentuk
pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) untuk mendukung program pangan
nasional dengan memprioritaskan produksi dan pendistribusian pupuk bagi petani
di seluruh wilayah Indonesia. Penjualan pupuk urea non subsidi sebagai
pemenuhan kebutuhan pupuk sektor perkebunan, industri maupun eksport

Universitas Sriwijaya Teknik Elektro 4


menjadi bagian kegiatan perusahaan yang lainnya diluar tanggung jawab
pelaksanaan Public Service Obligation (PSO).
Adapun provinsi wilayah tanggung jawab PSO Pusri saat ini adalah :
1. Sumatera Selatan 5. Lampung
2. Jambi 6. Banten & DKI
3. Bengkulu 7. Jawa Tengah
4. Babel 8. DI.Yogyakarta

Pupuk Iskandar Muda Pupuk Kaltim

Pusri Palembang

Pupuk Kujang
Petrokimia Gresik

Gambar 2.2 Rayonisasi Penyaluran Pupuk Urea Bersubsidi

Sebagai perusahaan yang bertanggung jawab atas kelangsungan industri


pupuk nasional, Pusri telah mengalami berbagai perubahan dalam manajemen dan
wewenang yang sangat berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah. Saat ini
Pusri secara resmi beroperasi dengan nama PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
dengan tetap menggunakan brand dan merk dagang Pusri.

2.1.2 Profil Pabrik


Pusri I (1963 - 1986)
Pusri I merupakan simbol dari tonggak sejarah industri pupuk di
Indonesia. Dibangun di atas lahan seluas 20 hektar, PUSRI I adalah pabrik pupuk
pertama di Indonesia yang dibangun pada tanggal 14 Agustus 1961 dan mulai
beroperasi pada tahun 1963 dengan kapasitas terpasang sebesar 100.000 ton urea

Universitas Sriwijaya Teknik Elektro 5


dan 59.400 ton amonia per tahun. Saat ini peran Pabrik PUSRI I sudah digantikan
oleh PUSRI IB karena alasan usia dan tingkat efisiensi yang sudah menurun.
Pusri II
PUSRI II adalah pabrik pupuk kedua yang dibangun oleh Pusri dan mulai
beroperasi pada tanggal 6 Agustus 1974. PUSRI II diresmikan oleh Presiden
Republik Indonesia pada tanggal 8 Agustus 1974 dengan kapasitas produksi
sebesar 380.000 metrik ton urea per tahun dan 218.000 metrik ton amonia per
tahun.
Pusri III
Proses perencanaan PUSRI III telah dimulai ketika pemerintah
meresmikan operasional PUSRI II sebagai langkah antisipasi meningkatnya
kebutuhan pupuk. Sebagai tindak lanjut dari keputusan pemerintah, tepat pada
tanggal 21 Mei 1975 Menteri Perindustrian M Jusuf telah meresmikan
Pemancangan Tiang Pertama pembangunan Pabrik Pusri III.
Pabrik Pusri III memiliki kapasitas produksi 1.100 metrik ton amonia per
hari atau 330.000 setahun dan 1.725 metrik ton urea sehari atau 570.000 metrik
ton setahun.
Pusri IV
Melalui Surat Keputusan No.17 tanggal 17 April 1975, Presiden Republik
Indonesia telah menugaskan kepada Menteri Perindustrian untuk segera
mengambil langkah-langkah persiapan guna melaksanakan pembangunan pabrik
Pusri IV. Pada tanggal 7 Agustus 1975 awal pembangunan PUSRI IV.
Pemancangan tiang pertama pembangunan pabrik PUSRI IV dilakukan di
Palembang oleh Menteri Perindustrian M Jusuf tanggal 25 Oktober 1975.
Pusri IV dibangun pada tahun 1977 dengan kapasitas produksi yang sama
dengan PUSRI III dengan kapasitas produksi 1.100 metrik ton amonia sehari, atau
330.000 metrik ton setahun dan 1.725 metrik ton urea sehari atau 570.000 metrik
ton setahun.
Pusri IB
Pabrik PUSRI IB merupakan pabrik yang dibangun sebagai pengganti
pabrik PUSRI I yang telah dinyatakan tidak efisien lagi. Tanggal 15 Januari 1990
merupakan Early Start Date untuk memulai kegiatan Process Engineering Design
Package. Tanggal 1 Mei 1990 merupakan effective date dari pelaksanaan
pembangunannya dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal
22 Desember 1994.

Universitas Sriwijaya Teknik Elektro 6


PUSRI IB adalah proyek pabrik baru dengan kapasitas produksi 446.000
ton amonia per tahun dan 570.000 ton urea per tahun. Proyek ini menerapkan
teknologi proses pembuatan amonia dan urea hemat energi dengan efisiensi 30%
lebih hemat dari pabrik-pabrik PUSRI yang ada.
Ruang lingkup Pusri IB mencakup satu unit pabrik amonia berkapasitas 1.350 ton
per hari atau 396.000ton per tahun. Satu unit pabrik urea berkapasitas 1.725 ton
per hari atau 570.000 ton per tahun dan satu unit utilitas, offsite dan auxiliary.

2.1.3 Visi, Misi, Makna dan Tata Nilai Perusahaan


Visi
"Menjadi Perusahaan Pupuk Terkemuka Tingkat Regional"
Misi
"Memproduksi serta memasarkan pupuk dan produk agribisnis secara efisien,
berkualitas prima dan memuaskan pelanggan"
Makna Perusahaan
“PUSRI untuk Kemandirian Pangan dan Kehidupan Yang Lebih Baik”
Tata nilai Perusahaan
1. Integritas.
2. Profesional.
3. Fokus Pada Pelanggan.
4. Loyalitas.
5. Baik sangka.

2.1.4 Perjalanan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang


1959
PT Pupuk Sriwidjaja didirikan pada tanggal 24 Desember 1959,
merupakan produsen pupuk urea pertama di Indonesia. Sriwidjaja diambil sebagai
nama perusahaan untuk mengabadikan sejarah kejayaan Kerajaan Sriwijaya di
Palembang, Sumatera Selatan yang sangat disegani di Asia Tenggara hingga
daratan Cina, pada Abad Ke Tujuh Masehi.
1961
Tanggal 14 Agustus 1961 merupakan tonggak penting sejarah berdirinya
Pusri, karena pada saat itu dimulai pembangunan pabrik pupuk pertama kali yang
dikenal dengan Pabrik Pusri I. Pada tahun 1963, Pabrik Pusri I mulai berproduksi
dengan kapasitas terpasang sebesar 100.000 ton urea dan 59.400 ton amoniak per
tahun.

Universitas Sriwijaya Teknik Elektro 7


1964
Wakil Perdana Menteri Chaerul Saleh menekan tombol tanda
diresmikannya penyelesaian Pabrik Pusri I didampingi Direktur Utama Pusri Ir.
Salmon Mustafa 4 Juli 1964.
1972
Seiring dengan kebutuhan pupuk yang terus meningkat, selama periode
1972-1977 Pusri membangun Pabrik Pusri II, Pusri III dan Pusri IV. Pabrik Pusri
II memiliki kapasitas terpasang 380.000 ton per tahun. Pada tahun 1992 dilakukan
proyek optimalisasi urea Pabrik Pusri II dengan kapasitas terpasang sebesar
552.000 ton per tahun. Pabrik Pusri III dibangun pada 1976 dengan kapasitas
terpasang sebesar 570.000 ton per tahun, sedangkan pabrik urea Pusri IV
dibangun pada tahun 1977 dengan kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton per
tahun.
1979
Sejak tahun 1979, Pusri diberi tugas oleh Pemerintah melaksanakan
distribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi kepada petani sebagai bentuk
pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) untuk mendukung program pangan
nasional dengan memprioritaskan produksi dan pendistribusian pupuk bagi petani
di seluruh wilayah Indonesia.
1993
Pada tahun 1993 dilakukan pembangunan Pabrik Pusri IB berkapasitas
570.000 ton per tahun, sebagai upaya peremajaan dan peningkatan kapasitas
produksi pabrik dan untuk menggantikan pabrik Pusri I yang dihentikan
operasinya karena usia dan tingkat efisiensi yang menurun.
1997
Pada tahun 1997, Pusri ditunjuk sebagai induk perusahaan yang
membawahi empat BUMN yang bergerak di bidang industri pupuk dan
petrokimia, yaitu PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kujang Cikampek, PT Pupuk
Kaltim dan PT Pupuk Iskandar Muda serta satu BUMN yang bergerak di bidang
engineering, procurement & construction (EPC), yaitu PT Rekayasa Industri.
Pada tahun 1998, anak perusahaan Pusri bertambah satu BUMN lagi, yaitu PT
Mega Eltra yang bergerak di bidang perdagangan.
2010
Pada tahun 2010 dilakukan Pemisahan (Spin Off) dari Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Pupuk Sriwidjaja atau PT Pusri (Persero) kepada PT
Pupuk Sriwidjaja Palembang dan pengalihan hak dan kewajiban PT Pusri

Universitas Sriwijaya Teknik Elektro 8


(Persero) kepada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang sebagaimana tertuang di dalam
RUPS-LB tanggal 24 Desember 2010 yang berlaku efektif 1 Januari 2011.
2012
Sejak tanggal 18 April 2012, Menteri BUMN Dahlan Iskan meresmikan
PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) sebagai nama induk perusahaan
pupuk yang baru, menggantikan nama PT Pusri (Persero). Hingga kini PT Pupuk
Sriwidjaja Palembang tetap menggunakan brand dan merk dagang Pusri.

Gambar 2.3 Kedudukan PT PUSRI

2.2 Sistem Kelistrikan di PT PUSRI


2.2.1 Gambaran Secara Umum Sistem Kelistrikan PT. PUSRI
Kebutuhan listrik di PT PUSRI dibangkitkan oleh empat unit pembangkit
utama yang berupa Gas Turbine Generator (GTG). Untuk tiga pembangkit yaitu
pada PUSRI-II (2006-J), PUSRI-III (3006-J), PUSRI-IV (4006-J) masing-masing
berkapasitas 21,588 kVA. Sedangkan untuk PUSRI-IB (5006-J) berkapasitas
26,65 kVA. Masing-masing unit dioperasikan secara paralel melalui syncronizing
bus. Semua unit pembangkit tersebut saling terkoneksi untuk melayani semua
kebutuhan tenaga listrik secara keseluruhan, baik untuk proses produksi,
perbaikan/perbengkelan, perumahan, dan juga perkantoran.
Disamping pembangkit/generator utama sebagai pembangkit listriknya,
tersedia juga pembangkit listrik cadangan berbahan bakar diesel untuk keadaan

Universitas Sriwijaya Teknik Elektro 9


darurat dengan kapasitas masing-masing 1000 kVA, yang berfungsi untuk
melayani beban-beban yang kritis apabila pembangkit utama mengalami
gangguan/trip.
Selain itu masih terdapat sumber tenaga listrik cadangan lainnya, yaitu
baterai yang dikenal dengan uninterruptible power supply (UPS) yang sangat
khusus untuk melayani beban-beban tang tidak boleh mati sama sekali, seperti
power supply untuk peralatan instrumentasi dan kontrol.
2.2.2. Distribusi Daya dan Pengelompokan Beban di PT PUSRI
Distribusi sistem tenaga adalah sarana yang berfungsi untuk mengatur
penyaluran tenaga dari pembangkit ke pusat-pusat tenaga yang sangat menentukan
tingkat kualitas pelayanan untuk pengoperasian pabrik. PT PUSRI mempunyai
empat tingkat tegangan kerja, yaitu :

1. Tegangan sistem 13,8 KV, 3ɸ


Tegangan ini adalah sistem generator, karena generator dihubungkan
langsung dengan bus utama pada masing-masing plant, maka tegangan pada bus-
bus utama tersebut adalah 13,8 KV. Bus-bus utama tersebut adalah :
• Bus 13,8 KV SWGR, bus 3 fasa 50 Hz 2000 A pada PUSRI II
• Bus 13,8 KV SWGR, bus 3 fasa 50 Hz 2000 A pada PUSRI III
• Bus 13,8 KV SWGR, bus 3 fasa 50 Hz 2000 A pada PUSRI IV
• Bus 13,8 KV SWGR, bus 3 fasa 50 Hz 2000 A pada PUSRI IB

Keempat bus tersebut terhubung secara interkoneksi melalui syn bus 13,8
KV. Dari bus-bus ini daya disuplai ke beban pada masing-masing plant. Beban
dapat berupa motor atau trafo penurun tegangan (step down) yang dihubungkan
ke beban dengan tegangan yang lebih rendah. Tegangan sistem ini dipakai untuk
melayani beban motor yang besar dayanya lebih dari 2000 Hp. Tegangan sistem
ini dikategorikan tegangan tinggi.

2. Tegangan sistem 2,4 KV, 3ɸ

Tegangan sistem 2,4 KV didapat dengan cara menurunkan tegangan


busbar awal 13,8 KV dengan menggunakan trafo down. Selanjutnya trafo
dihubungkan dengan busbar 2,4 KV. Busbar ini didistribusikan ke beban berupa

Universitas Sriwijaya Teknik Elektro 10


motor ataupun trafo step down untuk diturunkan kembali tegangannya. Kapasitas
beban yang terhubung dengan sistem tegangan 2,4 KV ini berkisar antara 200 hp
sampai 2000 hp, seperti Liquid Ammonia Feed Pump, Circulator Pump motor,
Cooling Tower Fan Motor, dan sebagainya. Tegangan ini dikategorikan sebagai
tegangan menengah.

3. Tegangan sistem 480 Volt, 3ɸ

Tegangan ini didapat dengan cara menurunkan tegangan utama 13,8 KV


dengan menggunakan trafo step down. Tegangan ini digunakan oleh motor atau
alat-alat listrik lain yang membutuhkannya. Peralatan yang membutuhkannya
misalnya terdapat di :
- Ammonia plant (PUSRI IB, II, III, IV)
- Urea plant (PUSRI IB, II, III, IV)
- Lampu-lampu sorot pabrik
- Trafo-trafo tegangan

Kapasitas dari beban yang dilayani oleh tegangan sistem ini lebih kecil
atau sama dengan 200 hp.

4. Tegangan sistem 380 Volt 3ɸ, 220 Volt 1ɸ

Digunakan untuk instalasi-instalasi baik untuk perkantoran maupun


perumahan. Kedua sistem ini dikategorikan tegangan rendah.

Selain keempat tingkat dengan tegangan sistem diatas tegangan utama PT


PUSRI juga menggunakan tegangan dengan tingkat yang berbeda dengan
tegangan utama untuk tujuan khusus, misalnya :
• Tegangan 110 Volt sebagai tegangan masukan alat kontrol atau alat
instrumen. Selain itu tegangan ini juga digunakan untuk komplek
perumahan karyawan PT PUSRI.
• Tegangan 220 Volt sebagai tegangan pada perkantoran PT PUSRI,
tegangan ini berfungsi untuk penerangan di dalam perkantoran di samping
AC dan peralatan lain yang di gunakan oleh perkantoran PT PUSRI.

Universitas Sriwijaya Teknik Elektro 11


• Tegangan 440 Volt Emergency, tegangan ini disuplai oleh generator diesel
melalui bus darurat 440 Volt.

Pada PT PUSRI juga dilakukan pengelompokan beban sebagai berikut :


A. Kelompok beban kritis

Kelompok ini dapat didefinisikan sebagai kelompok beban yang tidak


boleh terputus suplai daya listriknya atau beban-beban yang membutuhkan
operasi secara kontinu dan juga mempertimbangkan keselamatan operasi pabrik
secara keseluruhan. Kelompok ini adalah :

- Utilitas (offside) PUSRI II, III, IV,dan IB


- Pabrik Ammonia PUSRI II, III, IV,dan IB
- VIP Guest House dan Rumah Sakit Pusri

B. Kelompok beban selektif

Kelompok beban selektif adalah kelompok beban yang tidak begitu


emergency dan essensial dalam proses produksi, sehingga jika terjadi gangguan
maka kelompok ini harus dilepas sementara, demikian juga saat normal untuk
pemeliharaan. Kelompok beban ini akan diputus terlebih dahulu jika terjadi
gangguan pada sistem kelistrikan. Yang terklasifikasi dalam kelompok ini adalah :
- Urea plant PUSRI II, III, IV,dan IB
- CO2 Plant
- Adm Building
- Perumahan
- Salah satu motor UGA-101 P3
- Salah satu motor UGA-101 P4

2.3 Departemen Listrik & Instrumen


2.3.1 Tugas dan Fungsi Pokok
Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kegiatan pemeliharaan
peralatan listrik & instrumen di pabrik P-IB, P-II, P-III, P-IV dan PPU.

2.3.2 Struktur Organisasi

Universitas Sriwijaya Teknik Elektro 12


Direktorat
Produksi

Divisi
Pemeliharaan

Departemen
Departemen
Departemen Departemen Perencanaan &
Listrik &
Mekanikal Perbengkelan Pengendalian
Instrumen
Pemeliharaan

Bagian Bengkel
Bagian Instrumen Bagian Instrumen Bagian Instrumen
Bagian Listrik I Bagian Listrik II Listrik &
I II III
Instrumen

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Departemen Listrik & Instrumen

2.3.3 Aktivitas Pemeliharaan Dep. Listrik & Instrumen


 Rutin : Daily Patrol, Kalibrasi, PM perbaikan
 Turn Around : Overhaul, Modifikasi, dan upgrade.
 External : Proyek di luar Pusri.

Universitas Sriwijaya Teknik Elektro 13


Gambar 2.5 Diagram Pemeliharaan Departemen Listrik & Instrumen

2.4 Peralatan Listrik Lapangan


2.4.1 Generator
Generator merupakan sebuah mesin yang berfungsi mengubah energi
kinetik menjadi energi listrik menggunakan prinsip induksi elektromagnetik.
Pembangkit utama akan mensuplai energi listrik dalam keadaan normal.

Universitas Sriwijaya Teknik Elektro 14


Gambar 2.6 Gas Turbine Generator

Di PT PUSRI sendiri, memiliki empat buah pembangkit Gas Turbine


Generator (GTG). Keempat pembangkit listrik/GTG ini dioperasikan secara
Paralel. Tujuan paralel adalah untuk tercapainya tingkat keandalan dan kontinuitas
yang tinggi dalam penyedian pasokan energi lisrik untuk pengoperasian pabrik.
Apabila salah satu generator mengalami kegagalan/kerusakan, maka beban masih
dapat ditanggung oleh generator yang lain. Spesifikasi keempat generator di PT
Pusri adalah sebagai berikut.

1. GTG 2006-J
 21.588 kVA
 Pf 85%
 3000 rpm
 50 Hz
 13,8 kV
GTG ini menyuplai listrik ke pabrik Pusri 2, dengan daya cadangan dari generator
2007-J 1000 kVA 480 V.

2. GTG 3006-J
 21.588 kVA
 Pf 85%
 3000 rpm

Universitas Sriwijaya Teknik Elektro 15


 50 Hz
 13,8 kV
GTG ini menyuplai listrik ke pabrik Pusri 3, dengan daya cadangan dari generator
3007-J 1000 kVA 480 V.

3. GTG 4006-J
 21.588 kVA
 Pf 85%
 3000 rpm
 50 Hz
 13,8 kV
GTG ini menyuplai listrik ke pabrik Pusri 4, dengan daya cadangan dari generator
4007-J 1000 kVA 480 V.

4. GTG 5006-J
 25.650 kVA
 Pf 85%
 3000 rpm
 50 Hz
 13,8 kV
GTG ini menyuplai listrik ke pabrik Pusri IB dan daerah perumahan, dengan daya
cadangan dari generator 5007-J 1000 kVA 480 V.

Guna mendukung dan menjamin keandalan penyediaan energi listrik


disamping empat generator utama tersebut, juga ada generator Emergency.
Masing masing pabrik tersedia satu generator Emergency. Kapasitas generator
emergency tidaklah sebesar kapasitas generator utama, rata-rata 1500 kVA – 2000
kVA, dengan tegangan 440V dan 2400V. Penggerak generator Emergency adalah
pengerak utamanya oleh mesin Diesel. Beban yang mendapatkan pasokan energi
listrik Generator Emergency :
1. MCC – ATS.

Universitas Sriwijaya Teknik Elektro 16


2. DCS, UPS dan Elevator.
3. Power kritis alat alat Instrumen/Electronic.
4. Control Room, panel control dan Lampu Emergency.

Generator Emergency dioperasikan saat :


1. Power normal suplai dari generator utama ke ATS mati/putus.
Pengoperasian control generator emergency terhubung dengan MCC –
ATS. Start/stop generator bisa dikendalikan dari MCC –ATS baik secara
Auto maupun Manual.
2. Generator Emergency dioperasikan saat melakukan start simulasi dalam
rangka perawatan rutin/preventive maintenance.

2.4.2 Transformator

Gambar 2.7 Transformator

Transformator adalah alat yang terdiri dari dua buah kumparan (Lilitan)
berfungsi untuk merubah tegangan/arus listrik. Transformator yang digunakan
PT.Pusri sebagian besar Transformator daya 3 fase. Kegunaan trafo ini adalah
untuk penyediaan daya listrik dengan tegangan bervariasi. Tipe trafo yang
digunakan tipe outdoor dengan pendingin minyak dan udara atau ONAN Type.
Kapasitas daya trafo bervariasi dari yang 400 kVA hingga 6000 kVA.
Tegangan input / primer juga tegangan output/sekunder beragam antara lain :
1. Tegangan Primer 13,8kV ke tegangan Skunder / Output 2,4kV
2. Tegangan Primer 13,8kV ke tegangan Skunder / Output 440V
3. Tegangan Primer 13,8kV ke tegangan Output 110V ( Power control )

Universitas Sriwijaya Teknik Elektro 17


Jenis Trafo berdasarkan fungsinya :
 Trafo Step Up (fungsi : menaikkan Arus/Tegangan)
 Trafo Step Down (fungsi : menurunkan Arus/Tegangan)

Pemeliharaan Trafo :
 Sistem Pendingin Trafo
a) Disain trafo
b) Minyak Trafo
 Reclaiming Minyak Trafo
a) Tegangan tembus
b) Kandungan air
 Grounding dan kebersihan Trafo

2.4.3 MCC & Switch Gear


MCC (Motor Control Center) merupakan pusat pengontrolan operasi
motor listrik. Sebagai pusat pengontrolan, artinya suatu MCC mampu mengontrol
operasi beberapa motor secara bersamaan. Secara lengkap, yang dimaksud dengan
MCC adalah kumpulan beberapa komponen, yaitu motor starter, bus bar dan
peralatan kontrol, yang kesemuanya berfungsi untuk melakukan pengontrolan
operasi motor listrik dan menempatkan komponen-komponen tersebut di dalam
suatu panel-panel yang terintegrasi yang terbuat dari lempengan campuran besi
metal dan besi carbon. Satu unit motor starter akan diletakkan di dalam satu unit
panel. Motor Starter adalah bagian per unit dari pada MCC, merupakan alat listrik
yang terangkai lengkap pada unit cubicle pada MCC. Motor Starter unit adalah
alat untuk mengendalikan operasional motor listrik pada pabrik.
Switchgear adalah komponen penting dalam pendistribusian Listrik yang
berfungsi sebagai terminal utama aliran energi listrik yang dihasilkan dari
Generator sebelum dipakai/disalurkan ke pemakai. Energi listrik dari Switchgear
disalurkan keseluruh pemakai baik Pabrik maupun Perumahan. Tegangan yang
berada di Switchgear tegangan level HV-13,8kV. Switchgear sebagian juga
berfungsi sebagai MCC karena ada motor kapasitas besar diatas 1000 kVA,
Voltage 13,8 kV. Komponen yang berada pada Switchgear antara lain:

Universitas Sriwijaya Teknik Elektro 18


1. Circuit Breaker/CB
2. Relay relay Proteksi
3. Metering (V, A, KVA, Hz) CT, PT
4. Fuse power, fuse control, lampu indicasi, Heater dll.
5. DS (Disconnecting Switch), LBS (Load Break Switch).

Gambar 2.8 Motor Control Center (MCC) & Switch Gear


2.4.4 Motor
Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan
untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan
kompresor, mengangkat bahan, dll. Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer,
bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor listrik kadangkala disebut “kuda
kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar
70 % beban listrik total di industri.

Gambar 2.9 Motor


Karakter motor induksi di PT PUSRI
 Tersedia pada beberapa tegangan, 440 V, 2.4 kV, dan 13.8 kV

Universitas Sriwijaya Teknik Elektro 19


 Tersedia dalam berbagai variasi daya (kW), tergantung fungsi masing-
masing
 Tersedia pada beberapa desain kecepatan, rendah atau tinggi

Aplikasi motor induksi di PT PUSRI


 Penggerak Pompa
 Penggerak centrifuge
 Penggerak Kipas
 Penggerak Belt Conveyor
 Agitator
 Crane
 MOV

Preventive Maintenance Motor


 Pengecekan terminal box
 Pengecekan vibrasi
 Pengecatan
 Ganti grease

Universitas Sriwijaya Teknik Elektro 20

Anda mungkin juga menyukai