PT. Pusri Palembang sebagai salah satu produsen pupuk di Indonesia menyadari pentingnya penerapan Good Corporate Governance dalam aktivitas perusahaan sehari-hari. Penerapan ini juga merupakan ketentuan dari PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai Pemegang Saham,. PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Induk Perusahaan berkewajiban menerapkan Good Corporate Governanc. Kewajiban ini selanjutnya harus didukung dengan penerapan GCG di seluruh Anak Perusahaan.
Gambar 2.1 Struktur organisasi
2.2 Departemen Mekanikal
Divisi pemeliharaan merupakan divisi yang bertugas sebagai eksekutor untuk melakukan pemeliharaan. Departemen mekanikal merupakan departemen dari divisi pemeliharaan. Departemen pemeliharaan dibagi menjadi dua sub divisi yaitu bagian mekanikal dan instrumentasi. Secara umum bagian mekanikal bertugas memelihara dan memantau kondisi peralatan yang berputas (rotary machinery). Dalam menjalankan tugasnya bagian mekanikal dibagi menjadi 3 sub-divisi dalam plant yang sama. Sub-divisi yang berada dibagian mekanikal meliputi amonia plant, urea plant dan utilitas. Setiap divisi tersebut dikepalai seorang Foreman yang bertanggung jawab terhadap Superintendent. Secara umum kegiatan pemeliharaan bagian mekanikal meliputi daily patrol, Corrective Maintenance dan turn around (TA). Bagian mekanikal bekerja sama dengan teknik kehandalan yaitu bagian yang memberikan rekomendasi langkah-langkah yang tepat untuk memelihara atau memperbaiki perlatan. Rekomendasi tersebut akan dilaksanakan bagian mekanikal yang sebagi eksekutor lapangan. Bagian mekanikal juga melakukan kordinasi dengan bagian operasi. Bagian operasi merupakan bagian yang mengecek kondisi aliran dan tekanan peralatan secara rutin demi tercapainya target produksi pabrik. Bagian operasi dapat melaporkan kerusakan ke bagian mekanikal apabila aliran dan tekanan yang sesuai prosedur tidak tercapai
2.3 Visi, Misi dan Nilai Nilai Perusahaan
2.2.1 Visi Perusahaan " Menjadi perusahaan yang kuat dan tumbuh dalam industri pupuk di tingkat Nasional maupun Regional " 2.2.1 Misi Perusahaan "Memproduksi, memasarkan pupuk dan produk agrobisnis dengan memperhatikan aspek mutu secara menyeluruh" 2.2.2 Nilai Nilai perusahaan 1. Menempatkan kepuasan pelanggan sebagai prioritas utama. 2. Bekerja secara professional untuk menghasilkan produk dan memberikan pelayanan yang prima. 3. Mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja, pelestarian lingkungan serta memberdayakan masyarakat lingkungan.
2.3 Makna Logo
2.3.1 Kerajaan Laut Sriwidjaja Abad ke-7 menyaksikan bangkitnya sebuah kerajaan Indonesia pertama yang besar, Sriwidjaja. Kerajaan ini adalah kerajaan Hindu yang terletak di Sumatera Selatan. Pada masa keemasannya, kerajaan Bahari ini amat berkuasa dan berpengaruh yang dipimpin oleh raja-raja keturunan dinasti Syailendra. Armada-armadanya berjaya dan dapat menguasai kawasan Samudera Hindia dan Pasifik. Kerajaan berkuasa atas seluruh Sumatera, Jawa, Malaya dan sebagian kawasan Indo China, dan telah melakukan perdagangan luas dengan India dan daratan Cina. Bukit Siguntang yang terletak di Muara Sungai Musi dan kini bernama Palembang, adalah pusat perniagaan kerajaan. Dari Kalimantan datanglah kayu, Emas dan perak dari Sumatera, Rempah-rempah dari Maluku, Beras dari Jawa. Porselen dan sutera dari negeri Cina. Tenunan halus dari India dan permadani dari Persia.Kini, puluhan abad kemudian, Bukit Siguntang menjadi Palembang. Kejayaannya tak kunjung padam, kemasyhurannya tetap dikenang orang. 2.3.2 Nama Perusahaan Nama sriwidjaja diabadikan pada perusahaan yang baru tumbuh ini, untuk mengenang kembali kejayaan kerajaan Indonesia pertama yang telah termasyhur di segala penjuru dunia. Di samping itu penggunaan nama Sriwidjaja merupakan penghormatan bangsa Indonesia kepada leluhurnya yang pernah membawa Nusantara ini ke puncak kegemilangan pada sekitar abad ke tujuh yang silam. Dengan demikian pendirian pabrik pupuk yang dikaitkan dengan keluhuran "Sriwidjaja" mempunyai relevansi bagi kebesaran cita-cita khususnya dalam kesatuan dan ketahanan wawasan nusantara. Sedang perahu Kajang yang merupakan legenda rakyat di sepanjang Sungai Musi diangkat menjadi merk dagang PT Pupuk Sriwidjaja. 2.3.3 Logo Pusri
Gambar 2.2 Logo Pusri
melambangkan singkatan Urea, Lambang Pusri yang lambang ini telah terdaftar di 1 berbentuk huruf U. Ditjen Haki Dep Kehakiman & HAM no 021391
melambangkan tanggal akte
Setangkai padi dengan 2 pendirian PT Pusri. jumlah butiran 24.
Butiran-butiran urea melambangkan bulan Desember berwarna putih sejumlah 3 pendirian PT Pusri. 12.
butir kapas yang mekar
berjumlah 5 buah kelopak yang Setangkai kapas yang pecah berbentuk 9 retakan ini 4 mekar dari kelopaknya. melambangkan angka 59 sebagai tahun pendirian PT Pusri.
merupakan ciri khas kota
Perahu Kajang. Palembang yang terletak di tepian 5 Sungai Musi.
Kuncup teratai yang akan merupakan imajinasi pencipta
6 mekar. akan prospek perusahaan dimasa datang. Komposisi warna lambang melambangkan keagungan, kuning dan biru benhur kebebasan cita-cita, serta 7 dengan dibatasi garis-garis kesuburan, ketenangan, dan hitam tipis (untuk lebih ketabahan dalam mengejar dan menjelaskan gambar). mewujudkan cita-cita itu.
2.4 Sejarah Perusahaan
Pembangunan fasilitas pabrik dari PUSRI I, II, III, IV, V dan IB dilakukan secara bertahap. Masing-masing pabrik dibangun dengan perencanaan matang sesuai dengan Rencana Pembangunan Lima Tahun yang dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia dan untuk memenuhi kebutuhan pupuk nasional yang terus meningkat. Pusri I (1963 - 1986) Pusri I merupakan simbol dari tonggak sejarah industri pupuk di Indonesia. Dibangun di atas lahan seluas 20 hektar, PUSRI I adalah pabrik pupuk pertama di Indonesia yang dibangun pada tanggal 14 Agustus 1961 dan mulai beroperasi pada tahun 1963 dengan kapasitas terpasang sebesar 100.000 ton urea dan 59.400 ton amonia per tahun. Saat ini peran Pabrik PUSRI I sudah digantikan oleh PUSRI IB karena alasan usia dan tingkat efisiensi yang sudah menurun. Pusri II PUSRI II adalah pabrik pupuk kedua yang dibangun oleh Pusri dan mulai beroperasi pada tanggal 6 Agustus 1974. PUSRI II diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 8 Agustus 1974 dengan kapasitas produksi sebesar 380.000 metrik ton urea per tahun dan 218.000 metrik ton amonia per tahun. Pusri III Proses perencanaan PUSRI III telah dimulai ketika pemerintah meresmikan operasional PUSRI II sebagai langkah antisipasi meningkatnya kebutuhan pupuk. Sebagai tindak lanjut dari keputusan pemerintah, tepat pada tanggal 21 Mei 1975 Menteri Perindustrian M Jusuf telah meresmikan Pemancangan Tiang Pertama pembangunan Pabrik Pusri III. Pabrik Pusri III memiliki kapasitas produksi 1.100 metrik ton amonia per hari atau 330.000 setahun dan 1.725 metrik ton urea sehari atau 570.000 metrik ton setahun. Pusri IV Melalui Surat Keputusan No.17 tanggal 17 April 1975, Presiden Republik Indonesia telah menugaskan kepada Menteri Perindustrian untuk segera mengambil langkah-langkah persiapan guna melaksanakan pembangunan pabrik Pusri IV. Pada tanggal 7 Agustus 1975 awal pembangunan PUSRI IV. Pemancangan tiang pertama pembangunan pabrik PUSRI IV dilakukan di Palembang oleh Menteri Perindustrian M Jusuf tanggal 25 Oktober 1975. Pusri IV dibangun pada tahun 1977 dengan kapasitas produksi yang sama dengan PUSRI III dengan kapasitas produksi 1.100 metrik ton amonia sehari, atau 330.000 metrik ton setahun dan 1.725 metrik ton urea sehari atau 570.000 metrik ton setahun. Pusri IB Pabrik PUSRI IB merupakan pabrik yang dibangun sebagai pengganti pabrik PUSRI I yang telah dinyatakan tidak efisien lagi. Tanggal 15 Januari 1990 merupakan Early Start Date untuk memulai kegiatan Process Engineering Design Package. Tanggal 1 Mei 1990 merupakan effective date dari pelaksanaan pembangunannya dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 22 Desember 1994. PUSRI IB adalah proyek pabrik baru dengan kapasitas produksi 446.000 ton amonia per tahun dan 570.000 ton urea per tahun. Proyek ini menerapkan teknologi proses pembuatan amonia dan urea hemat energi dengan efisiensi 30% lebih hemat dari pabrik- pabrik PUSRI yang ada. Ruang lingkup Pusri IB mencakup satu unit pabrik amonia berkapasitas 1.350 ton per hari atau 396.000ton per tahun. Satu unit pabrik urea berkapasitas 1.725 ton per hari atau 570.000 ton per tahun dan satu unit utilitas, offsite dan auxiliary. Pusri IIB Pembangunan Pabrik Pusri II-B ini akan mengganti Pabrik Pusri-II dengan menggunakan teknologi KBR Purifier Technology untuk Pabrik Amonia dan teknologi ACES 21 milik TOYO dan Pusri sebagai Co Licensor untuk Pabrik Urea. Kapasitas Pabrik Amonia 2.000 ton /hari (660.000 ton/tahun) dan kapasitas Pabrik Urea 2.750 ton/hari (907.500 ton/tahun). Dengan digantinya Pabrik Pusri II (existing) yang memiliki kapasitas 450.000 ton per tahun, maka jika nantinya pabrik Pusri II-B mulai beroperasi akan menambah produksi sebesar 457.500 ton/urea per tahun, sehingga total produksi urea Pusri menjadi 2,61 juta ton per tahun. Pabrik Pusri II-B dengan teknologi baru, selain ramah lingkungan juga hemat bahan baku gas yakni dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49 MMBTU/Ton Amonia dan 21,18 MMBTU/Ton Urea. Jika dibandingkan dengan Pabrik Pusri II (existing) yang memiliki rasio pemakaian gas per ton produk 49,24 MMBTU/Ton Amonia dan 36.05 MMBTU/Ton Urea maka akan dihemat pemakaian gas sebesar 14,87 MMBTU per ton urea. 2.5 Pupuk Urea Pupuk Urea adalah pupuk kimia mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih. Pupuk urea dengan rumus kimia NH2 CONH2 merupakan pupu yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat yang kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100kg mengandung 46 Kg Nitrogen, Moisture 0,5%, Kadar Biuret 1%, ukuran 1-3,35MM 90% Min serta berbentuk Prill.
Ciri-ciri pupuk Urea:
1. Mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. 2. Berbentuk butir-butir Kristal berwarna putih. 3. Memiliki rumus kimia NH2 CONH2. 4.Mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis). 5. Mengandung unsur hara N sebesar 46%.
2.6 Proses Pembuatan Amonia
Ammonia adalah senyawa kimia berupa gas yang berbau tajam. Pabrik Amonia PT Pusri Palembang ialah pabrik yang menghasilkan ammonia sebagai hasil utama dan carbon dioxide sebagai hasil samping. Ammonia digunakan sebagai bahan mentah dalam industri kimia. Ammonia produksi Pusri dipasarkan dalam bentuk cair pada suhu -33 derajat Celsius dengan kemurnian minimal 99,5% dan campuran (impurity) berupa air maksimal 0,5%. Bahan baku pembuatan amonia adalah gas bumi yang dengan komposisi utama metana (CH4) sekitar 70% dan Karbon dioksida (CO2) sekitar 10%. Steam atau uap air diperoleh dari air Sungai Musi setelah mengalami suatu proses pengolahan tertentu di Pabrik Utilitas. Proses Pembuatan Secara garis besar proses dibagi menjadi 4 unit, dengan sebagai berikut : 1 Feed Treating Unit Gas Alam yang masih mengandung kotoran (impurities), terutama senyawa belerang sebelum masuk ke Reforming Unit harus dibersihkan dahulu di unit ini, agar tidak menimbulkan keracunan pada katalisator di Reforming Unit. Untuk menghilangkan senyawa belerang yang terkandung dalam gas alam, maka gas alam tersebut dilewatkan dalam suatu bejana yang disebut Desulfurizer. Gas alam yang bebas sulfur ini selanjutnya dikirim ke Reforming Unit. 2 Reforming Unit Di reforming unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan uap air, dipanaskan, kemudian direaksikan di Primary Reformer, hasil reaksi yang berupa gas-gas hydrogen dan carbon dioxide dikirim ke Secondary Reformer dan direaksikan dengan udara sehingga dihasilkan gas-gas sebagai berikut : 1. Hidrogen 2. Nitrogen 3. Karbon Dioksida Gas gas hasil reaksi ini dikirim ke Unit purifikasi dan Methanasi untuk dipisahkan gas karbon dioksidanya. 3 Purifikasi & Methanasi Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi Reforming Unit dipisahkan dahulu di Unit Purification, Karbon Dioksida yang telah dipisahkan dikirim sebagai bahan baku Pabrik Urea. Sisa karbon dioksida yang terbawa dalam gas proses, akan menimbulkan racun pada katalisator ammonia converter, oleh karena itu sebelum gas proses ini dikirim ke Unit Synloop & Refrigeration terlebih dahulu masuk ke Methanator. 4. Compression Synloop & Refrigeration Unit Gas Proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan gas hidrogen : nitrogen = 3 : 1, ditekan atau dimampatkan untuk mencapai tekanan yang diinginkan oleh Ammonia Converter agar terjadi reaksi pembentukan, uap ini kemudian masuk ke Unit Refrigerasi sehingga didapatkan amonia dalam fasa cair yang selanjutnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan Urea. Hasil / produk pada proses di atas adalah amonia cair yang beserta karbon dioksida digunakan sebagai bahan baku pembuatan Urea. 2.7 Proses Pembuatan Pupuk Urea Kedengaran amat sederhana bahwa pupuk Urea terbuat dari gas alam, air dan udara. Udara tersedia tidak terbatas sedang gas alam terdapat banyak di Indonesia. Dengan sendirinya bagi Indonesia bukanlah menjadi masalah yang berat untuk dapat memproduksi sendiri pupuk buatan bagi kepentingan pertaniannya. Namun tidaklah sesederhana itu proses pembuatan pupuk Urea yang dibuat di Pabrik Pusri yang dikenal sebagai jenis pupuk tunggal berkadar Nitrogen 46%. Dimulai dari ladang-ladang gas yang banyak terdapat di sekitar Prabumulih yang diusahakan oleh Pertamina, gas alam yang bertekanan rendah dikirim melalui pipa-pipa berukuran 14 inchi ke pabrik pupuk PT Pupuk Sriwidjaja, di Palembang. Gas alam ini dimasa- masa yang lalu tidak diusahakan orang dan dibiarkan habis terbakar. Menjelajah hutan-hutan, rawa-rawa, sungai, bukit-bukit dan daerah-daerah yang sulit dilalui, gas alam bertekanan rendah ini dikirim melalui pipa-pipa sepanjang ratusan kilometer jauhnya menuju pemusatan gas alam di pabrik pupuk di Palembang. Gas bertekanan rendah, melalui proses khusus pada kompresor, gas diubah menjadi gas yang bertekanan tinggi. Kemudian gas ini dibersihkan pada unit Sintesa Gas untuk menghilangkan debu, lilin dan belerang. Pertemuan antara gas yg sudah diproses dengan air dan udara pada unit sintesa ini menghasilkan tiga unsur kimia penting, yaitu unsur gas N2 (zat lemas), unsur zat air (H2), dan unsur gas asam arang (CO2), Ketiga unsur kimia penting ini kemudian dilanjutkan prosesnya. Zat lemas (N2) dan zat air (H2) bersama-sama mengalir menuju Unit Sintesa Urea. Pada sintesa amoniak, zat lemas (N2) dan zat air (H2) diproses menghasilkan amoniak (NH3). Gas asam arang (CO2), yang dihasilkan pada unit Sintesa Gas, kemudian bereaksi dengan amoniak pada unit Sintesa Urea. Hasil reaksi ini adalah butir-butir urea yang berbentuk jarum dan sangat menyerap air. Gambar 2.1 Proses Pembuatan Pupuk Urea 2.5 Teknologi Pabrik PT. Pusri mempunyai 4 (empat) unit pabrik dengan masing-masing pabrik terdiri atas 3 (tiga) bagian sebagai berikut : Pabrik Offsite/Utilitas Pabrik Amoniak Pabrik Urea Gambar 2.3 Teknologi Pabrik
2.5.1 Pabrik Utilitas
Pabrik utilitas adalah pabrik yang menghasilkan bahan-bahan pembantu maupun energi yang dibutuhkan oleh pabrik amoniak dan urea. Produk yang dihasilkan dan diolah dari pabrik utilitas ini antara lain sebagai berikut : AIR BERSIH AIR PENDINGIN AIR DEMIN UDARA PABRIK UDARA INSTRUMENT TENAGA LISTRIK UAP AIR 2.5.2 Pabrik Amoniak Pabrik Amoniak ialah pabrik yang menghasilkan amoniak sebagai hasil utama dan carbon dioxide sebagai hasil samping yang keduanya merupakan bahan baku pabrik urea. 2.5.3 Pabrik Urea Proses pembuatan Urea dibuat dengan bahan baku gas CO2 dan liquid NH3 yang disupply dari Pabrik Amoniak. Proses pembuatan Urea tersebut dibagi menjadi 6 unit, yaitu : Sintesa Unit Purifikasi Unit Kristaliser Unit Prilling Unit Recovery Unit Proses Kondensat Treatment Unit 1 Sintesa Unit Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk mensintesa Urea dengan mereaksikan Liquid NH3 dan gas CO2 di dalam Urea Reaktor dan ke dalam reaktor ini dimasukkan juga larutan recycle karbamat yang berasal dari bagian Recovery. Tekanan operasi di Sintesa adalah 175 Kg/cm2 G. Hasil Sintesa Urea dikirim ke bagian Purifikasi untuk dipisahkan ammonium karbamat dan kelebihan ammonianya setelah dilakukan stripping oleh CO2 2 Purifikasi Unit Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan ammonia di unit Sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara tekanan dan pemanasan dengan dua step penurunan tekanan, yaitu pada 17kg/cm2 G dan 22,2 kg/cm2 G. Hasil peruraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim ke bagian Recovery, sedangkan larutan ureanya dikirim ke bagian kristaliser. 3 Kristaliser Unit Larutan urea dari unit Purifikasi dikristalkan dibagian ini secara vacuum. Kemudian kristal ureanya dipisahkan di Centrifuge. Panas yang diperlukan untuk menguapkan air diambil dari panas Sensibel larutan urea, maupun panas kristalisasi urea dan panas yang diambil dari sirkulasi Urea Slurry ke HP Absorber dari Recovery. 4 Prilling Unit Kristal urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8% berat dengan udara panas, kemudian dikirimkan ke bagian atas Prillign Tower untuk dilelehkan dan didistribusikan merata ke seluruh distributor, dan dari distributor dijatuhkan ke bawah sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan produk urea butiran (prill). Produk urea dikirim ke bulk storage dengan belt conveyor. 5 Recovery Unit Gas ammonia dan gas CO2 yang dipisahkan dibagian purifikasi diambil kembali dengan 2 step absorbsi dengan menggunakan mother liquor sebagian absorbent kemudian di recycle kembali ke bagian sintesa. 6 Proses Kondensat Treatment Unit Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian kristaliser didinginkan dan dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH3, dan CO2 ikut kondensat kemudian diolah dan dipisahkan di stripper dan hydrolizer. Gas CO2 dan gas NH3nya dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk direcover. Sedang air kondensatnya dikirim ke utilitas.