Anda di halaman 1dari 50

Laporan Praktek Pemagangan

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK PEMAGANGAN

2.1 Gambaran Umum Perusahaan

2.1.1 Profil Perusahaan

Nama Perusahaan : PT Pupuk Sriwidjaja (PUSRI)

Status Perusahaan : Badan Usaha Milik Negara

Jenis Perusahaan : Produsen Industri Pupuk

Alamat Kantor Pusat dan Produksi : Jl. Mayor Zen Palembang – 30118

2.1.2 Lokasi Kegiatan PT Pupuk Sriwidjaja

PT Pupuk Sriwidjaja terletak diantara dua kecamatan yaitu Kecamatan

Kalidoni dan Kecamataan Ilir Timur 2. Kecamatan Kalidoni terdiri dari dua

kelurahan yaitu Kelurahan Sungai Buah dan Kelurahan Sungai Selayur.

Kecamatan Ilir Timur 2 terdiri dari dua kelurahan Juga, yaitu Kelurahan 1 Ilir

dan Kelurahan 3 Ilir, Batas – batas wilayah pupuk Sriwidjaja meliputi :

1. Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Sungai Selayur,

2. Sebela selatan berbatasan dengan Sungai Musi,

3. Sebelah timur berbatasan dengan Jl. Ir. Sutami,

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan 1 ilir, 3 ilir dan Sungai buah.

5
Laporan Praktek Pemagangan

PT Pupuk Sriwidjaja berada di tepi sungai musi dan terletak sekitar 7

Km dari Pusat Kota Palembang. Pabrik pupuk ini didirikan di Palembang

karena Sumber daya alam berupa gas bumi sebagai bahan baku pembuatan

pupuk urea dan air sungai Musi sebagai penunjang untuk keperluan utilitas

pabrik tersedia dalam jumlah banyak. Disamping itu, Sungai Musi juga dapat

dipergunakan sebagai prasarana Transportasi pengangkutan hasil produksi.

Gambar 2. Peta Situasi Komplek Pabrik PT Pupuk Sriwidjaja (PUSRI)

Sumber : PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

2.1.3 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) didirikan pada tanggal 24 Desember

1959 di Palembang, Sumatera Selatan. PT. Pusri merupakan perusahaan

penghasil urea pertama di Indonesia. Bermula dengan satu unit pabrik

6
Laporan Praktek Pemagangan

berkapasitas 100 ribu ton urea pertahun, perusahaan mengalami

perkembangan pesat sepanjang tahun 1972 sampai 1994 dengan dibangunnya

pabrik baru sehinga meningkatnya kapasitas terpasang menjadi 2,26 juta ton

urea pertahun

Mengiringi pembangunan pabrik-pabrik baru dan bersamaan dengan

munculnya sejumlah pabrik pupuk lain di indonesia, PT Pusri mulai

mengubah orientasi produksi ke orientasi pasar. Dengan bantuan pinjaman

Bank dunia, PT Pusri membangun jaringan distribusi dan pemasaran berikut

sarana dan prasarana pendukungnya hingga menjangkau segenap pelosok

Nusantara. Sejak tahun 1979 pemerintah menugaskan PT Pusri untuk

melaksanakan disribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi ke seluruh wilayah

Indonesia hingga dibebaskannya tata niaga pupuk, serta saat ini pemerintah

memutuskan dibentuknya rayonisasi wilayah pemasaran dan distribusi pupuk

bersubsidi mulai tahun 2003.

Sebagai cikal bakal industri pupuk nasional, PT Pusri merupakan

pemasok tenaga-tenaga ahli perpupukan yang handal, bagi perusahaan-

perusahaan pupuk di indonesia yang didirikan kemudian. Banyak tenaga Ahli

PT Pusri yang dipercaya memberikan bantuan konsultasi dalam berbagai

masalah-masalah di pabrik pupuk di dalam negeri maupun mancanegara.

PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) palembang memulai operasional usaha

dengan tujuan utama untuk melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan

program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional,

7
Laporan Praktek Pemagangan

khususnya di Industri pupuk dan kimia lainnya. Sejarah panjang PT Pusri

Palembang sebagai pelopor produsen pupuk nasional selama lebih dari 50

tahun telah membuktikan kemampuan dan komitmen kami dalam

melaksanakan tugas penting yang diberikan oleh pemerintah.

PT Pusri Palembang ditunjuk oleh pemerintah menjadi perusahaan

Induk (holding company) berdasarkan PP No. 28/1997. Sejak pemerintah

Indonesia menghasilkan seluruh sahamnya yang ditempatkan di industri

pupuk dalam Negeri dan PT Mega Eltra kepada PT Pusri melalui PP No.

28/1997 dan PP No. 34/1998, maka PT Pusri Palembang yang berkedudukan

di Palembang, Sumatera Selatan, menjadi induk perusahaan (operating

holding) dengan membawahi enam anak perusahaan termasuk anak

perusahaan penyertaan langsung, yaitu PT Rekayasa Industri. Masing-

masing perusahaan dalam bidang usaha :

a. PT Petrokimia Gresik yang berkedudukan di Gresik , Jawa Timur,

memproduksi dan memsarkan pupuk urea, ZA, SP-36/SP-18, Phonska,

DAP, NPK, ZK dan Industri kimia lainnya serta Pupuk Organik.

b. PT Pupuk Kujang, yang berkedudukan di cikampek, Jawa Barat,

memproduksikan dan memsarkan pupuk urea dan industri kimia lainnya.

c. PT Pupuk Kalimantan Timur, yang berkedudukan di Bontang,

Kalimantan Timur, memproduksi dan memasarkan pupuk urea dan

industri kimia lainnya.

8
Laporan Praktek Pemagangan

d. PT Pupuk Iskandar Muda, yang berkedudukan di Lhoksemawe, Nangroe

Aceh Darussalam, memproduksi dan memasarkan pupuk urea dan

industri lainnya.

e. PT Rekayasa industri, yang berkedudukan di Jakarta, bergerak dalam

penyediaan jasa engineering, Procurement & Construction (EPC) guna

membangun industri gas dan minyak bumi, pupuk, kimia dan petrokimia,

pertambangan, pembangkit listrik (panas bumi, batu bara, micro-hydro,

diesel)

f. PT Mega Eltra,yang berkedudukan di jakarta dengan bidang usaha

utamanya adalah perdagangan umum.

Pada tahun 2010, dilakukan pemisahan (spin off) dari perusahaan

perseroan (Persero) kepada PT Pusri Palembang serta telah terjadinya

pengalihan hak dan kewajiban PT Pusri (Persero) kepada PT Pusri Palembang

sebagaimana tertuang di dalam RUPS-LB Tanggal 24 Desember 2010 yang

berlaku efekif tanggal 1 januari 2011 sebagaimana dituangkan dalam

perusahaan Anggaran Dasar PT Pusri Palembang melalui Akte Notaris

Fathiah Helmi, SH nomor 14 tanggal 12 November 2010 yang telah disahkan

oleh menteri hukum dan HAM tanggal 13 Desember 2010 nomor AHU-

57933.AH.01.01 tahun 2010.

2.1.4 Profil Perusahaan

Pembangunan PT Pusri Palembang diawali dengan pendirian pabrik

pupuk urea pertama (PUSRI-I) dengan kapasitas terpasang 100.000 ton urea

9
Laporan Praktek Pemagangan

per tahun yang mulai berproduksi tahun 1963. Sesuai dengan kebutuhan Urea

yang terus meningkat, sampai saat ini PT Pusri telah membangun pabrik

lainnya demi memenuhi kebutuhan pupuk di Indonesia diantaranya :

a. PUSRI I (1963 – 1986)

PUSRI I adalah pabrik pupuk pertama di indonesia dan merupakan

realisasi untuk menckupi kebutuhan pupuk indonesia. PUSRI I memiliki

area seluas 20 hektar dan mulai beroperasi pada tahun 1963.

Pabrik ini merupakan dua pabrik yang saling berkaitan yaitu pabrik

amoniak dan pabrik urea. Pabrik amonia merupakan pabrik pengolah

bahan baku dasar untuk diproses menjadi urea pada pabrik urea. Pabrik ini

mempunyai kapasitas 100.000 metrik ton per tahun. Saat ini PUSRI I telah

ditutup karena sudah terlalu tua serta tidak produktif lagi.

b. PUSRI II

PUSRI II Mempunyai area seluas 15 hektar dan mulai beroperasi

pada tanggal 6 agustus 1974. Pabrik ini mempunyai kapasitas produksi

amoniak sebesar 660 ton perhari dan produksi urea sebesar 1150 ton.

PUSRI II didukung oleh fasilitas pembantu, yaitu :

1. Generator utama berdaya 15 MW untuk kebutuhan listrik PUSRI I dan

PUSRI II, termasuk generator cadangan 2x1 MW dan generator darurat

berdaya 208 KW

2. Unit penjernihan air untuk keperluan pabrik, air minum dan perumahan

10
Laporan Praktek Pemagangan

3. Gudang penyimpanan pupuk curahan dengan daya tampung 15.000 ton

yang lengkap dengan pengatur suhu dan kelembaban.

c. PUSRI III

PUSRI III berdiri pada bulan desember 1963. Pabrik amonia Pusri

III mempunyai kapasitas Produksi 1000 mtrik ton perhari. Sedangkan

pabrik Urea pusri III mempunyai kapasitas produksi 1.725 metrik ton

sehari atau 570.000 metrik ton setahun.

Fasilitas-fasilitas pembantu yang terdapat di PUSRI III adalah :

1. Pembangkit tenaga listrik/generator yang digerakkan oleh gas turbin

dengan kapasitas 15 MW. Pebangunan gas dari turbin disalurkan

kedalam pembangkit tenaga uap (boiler) untukk menghasilkan uap air

bertekanan 42 kg/cm2 uap air dengan kapasitas 100 ton/jam.

2. Satu package boiler untuk menambah kebutuhan uap air.

3. Satu unit penjernihan air yang menyediakan kebtuhan air untuk proses

dan pendingin.

4. Gudang penyimpanan pupuk dalambentuk curahan (bulk) berkapasitas

40.000 ton, fasilitas tempat pengantongan dan gudang penyimpanan

pupuk dalam kantong berkapasitas 1.000 ton

5. Memperpanjang dermaga dengan fasilitas faslitas untuk mengangkut

pupuk dalam kantong dari gudang ke dermaga melalui pita berjalan

(belt conveyor) langsung ke palka kapal.

11
Laporan Praktek Pemagangan

d. PUSRI IV

PUSRI IV mempunyai lokasi yang berdampingan dengan pabrik

PUSRI III dibangun pada 25 Oktober 1975. Kapasitas produksi Pabrik

PUSRI IV sama dengan pabrik PUSRI III yaitu pabrik amonia yang

mempunyai kapasitas produksi 1.000 metrik ton perhari,dan pabrik urea

dengan kapasitas produksi 1.752 metrik ton sehari atau 570.000 metrik ton

pertahun.

Fasilitas – fasilitas pembantu yang terdapat pada pabrik PUSRI IV

antara lain:

1. Pembangkit listrik/ generator yang digerakkan oleh gas turbin dengan

kapasitas 15 MW. Pembuangan gas dari turbin disalurkan ke dalam

pembangkit tenaga uap (boiler) untuk menghasilkan air bertekanan 42

kg/cm2 dengan kapasitas 100 ton/jam.

2. Satu unit penjernih air yang mensuplai kebutuhan air untuk proses dan

pendingin.

3. Gudang penyimpanan pupuk dalam bentuk curahan (bulk) berkapasitas

40.000 ton, yang merupakan perluasan dari gudang PUSRI III fasilitas

tempat pengantongan pupuk.

4. Memperpanjang dermaga dengan fasilitas-fasilitas untuk mengangkut

pupuk dalam kantong dari gudang ke dermaga melalui pita berjalan

(belt conveyor) langsung ke palka kapal.

12
Laporan Praktek Pemagangan

5. Pabrik Oksigen dan Nitrogen Cair (Air Separation Unit) dengan

kapasitas masing- masing 5.000 m3 perhari, 1.000 ton perhari

e. PUSRI I-B

Pabrik PUSRI I-B merupakan pabrik yang dibangun sebagai

pengganti pabrik PUSRI I yang telah beroperasi sejak tahun 1963 dan

telah dinyatakan tidak efisien lagi. PUSRI IB mempunyai pabrik amonia

berkapasitas 1.350 ton perhari dan pabrik urea berkapasitas 1.725 ton

perhari. Pusri IB juga memiliki Unit Utilitas, offsite dan auxiliary.

2.1.5 Proses Produksi

2.1.5.1 Bahan baku dan bahan Pembantu

a. Amoniak

Dalam pembuatan Amonia bahan baku dan bahan pembantu yang

dibutuhkan adalah sebagai berikut :

1. Gas Bumi

Gas Alam yang digunakan oleh PT Pupuk Sriwidjaja bersumber dari

PT Pertamina SUMBAGSEL dengan sumur gas di prabumlih. Gas

alam ini merupakan sumber dari Hidrogen (H2) dan diperlukan juga

sebagai fuel gas.

2. Air yang digunakan dalam proses produksi berasal dari sungai musi yang

telah mengalami beberapa proses pengolahan.

3. Udara

13
Laporan Praktek Pemagangan

Udara diperlukan sebagai sumber dari nitrogen (N2). Selain itu udara

juga diperlukan sebagai bahan baku pembuatan urea pabrik (plant air)

dan udara instrumen (instrumen air)

b. Urea

Berikut adalah bahan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan urea

diantaranya :

1. Gas Karbon dioksida (CO2)

Gas Karbondioksida yang diperlukan daam pemuatan urea diambil

dari udara sekitar pabrik dengan syarat Spesifikasi sebagai berikut :

CO2 : 98% wt minimal

Sulfur : 1.0 ppm volume maks

H2O : Jenuh

Tekanan : 0,6 kg/cm2 minimal

Suhu : 380C

2. NH3 cair

Spesifikasinya adalah sebagai berikut :

NH3 : 99,5 % wt min

H2O : 0,5 % wt maks

Oil : 5.0 ppm wt maks

Tekanan : 18 kg/cm2 min

Suhu : 300C

14
Laporan Praktek Pemagangan

2.1.5.2 Urutan Proses Produksi

PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) mempunyai 4 (empat) unit

pabrik urea yang terdiri dari Pabrik Pusri II, III,IV dan I-B dengan masing-

masing pabrik terdiri atas 3 (tiga) bagian dengan kegiatan operasi dan produk

yang berbeda diantaranya :

a. Pabrik Amoniak

Proses yang dipakai dalam pembuatan Amoniak adalah proses MW

Kellogg. Sesuai dengan diagram proses pabrik amoniak, sesuai dengan

diagram proses pabrik amoniak (GAMBAR) dapat dijelaskan bahwa ada dua

tipe amoniak Converter yang dipakai, yaitu untuk pabrik amoniak II, III, dan

IV menggunakan Ammonia Converter tipe radial design MW Kellog yang

dirakit oleh Ammonia Casale SA yang berdiri tegak. Sedangkan untuk Pabrik

IB digunakan Ammonia Converter Radial Kellog yang horizontal.

Gas bumi dari Pertamina dimasukkan ke pengolahan bahan baku

untuk memisahkan gas/ bahan baku yang tidak perlu ikut diolah lebih lanjut

seperti CO2, Sulfur, Hidrokarbon berat,air dan lain-lain.

Hasil dari proses ini diterusan ke dapur-1 dan direaksikan dengan uap

air sehingga terbentuk H2,CO,CO2, dan CH4.

Kemudian CO diubah menjadi CO2,oleh pengubah CO suhu tinggi

(HTS) dan dilanjutkan ke pengubah CO suhu rendah (LTS), hasil dari

perubahan tersebut adalah gas H2, N2, CO dan CO2, selanjutnya dimasukkan

15
Laporan Praktek Pemagangan

ke penyerap CO2, kemudia CO2 dikirim ke pabrik Urea. Sedangkan gas

sintesa yang terdiri dari H2, N2,dan CO dimasukkan ke methanor, dimana CO

diubah menjadi CH4 sebelum direaksikan di NH3 Converter.

Keluaran dari Methanor berupa gas H2 dan N2 diteruskan ke pembuat

amoniak (Ammonia Converter). Hasil Keluaran ini dikirim ke pabrik urea dan

kelebihannya disimpan di tangki penyimpan Amoniak.

Gambar 2. Diagram Proses Pabrik Amoniak

Sumber : Pedoman SMK3 PT Pupuk Sriwidjaja No. 1 SMK3 003

16
Laporan Praktek Pemagangan

b. Pabrik Urea

Pabrik Urea berdasarkan proses T.E.C dimana Pabrik I-B dan II

menggunakan proses tipe ACES sedangkan Pabrik III dan IV menggunakan

proses tipe TOTAL RECYCLE C-IMPROVED. Dasar dari kedua jenis proses

tersebut berbeda pada unit sintesanya saja dan dapat diterangkan sesuai

gambar dengan penjelasan sebagai berikut:

Amoniak dan CO2 dari pabrik amoniak direaksikan di reaktor urea

sehingga bereaksi menjadi urea dan karbamat. larutan ini dialirkan ke unit

pemurni (Unit Dekomposisi dan Recovery) untuk memisahkan larutan urea

dari karbamat yang terbentuk. Selanjutnya larutan urea dikristalkan dalam

proses kristalisasi. Kelebihan Urea NH3 yang tak bereaksi direcover dan

dikembalikan ke penampungan amoniak, sedangkan larutan karbamat

dikembalikan ke reaktor sebagai larutan recycle untuk direaksikan kembali.

Setelah terbentuk kristal urea, maka kristal tersebut dikirim ke alat

pencair urea (Melter) dimenara pembutiran dan keudian dijatuhkan melalui

alat penyebar (Distributor) di dasar menara terbentuk butiran urea. Hasil

keluaran Urea ini dapat langsung dimuat ke kapal, dikantongi, atau disimpan

di gudang Penyimpanan Urea.

17
Laporan Praktek Pemagangan

Gambar 2. Diagram Proses Pabrik Urea

Sumber : Pedoman SMK3 PT Pupuk Sriwidjaja No. 1 SMK3 003

c. Pabrik Utilitas

Pabrik ini memproduksi filter water, Demin Water, Listrik, Steam

(uap), cooling water, Udara Instrumen, Udara Pabrik sebagai bahan pembantu

pembuatan Amoniak dan Urea di PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri). Secara

sederhana pembuataan filter water dan demin water tertera pada diagram

proses gambar 2. Berikut :

18
Laporan Praktek Pemagangan

Gambar 2. Diagram Proses Pabrik Utilitas

Sumber : Pedoman SMK3 PT Pupuk Sriwidjaja No. 1 SMK3 003

2.1.5.3 Jenis produk yang diproduksi

PT Pupuk Sriwidjaja Palembang memproduksi produk utama yang

terdiri dari Amoniak dan Urea, sedangkan produk samping terdiri dari

Oksigen, Nitrogen, CO2 cair / Dry Ice. Berikut merupakan uraian dari

masing-masing produk :

19
Laporan Praktek Pemagangan

a. Urea

Tabel 2. Tabel spesifikasi Produk Utama Urea

Nama Produk Spesifikasi Kandungan Keterangan

UREA Nitrogen 46,0% Minimum

Biuret 0,5% Maksimum

Moisture 0,5% Maksimum

Prill Size : 6-8 US 95% Maksimum

MESH

Pass 25 US Mesh 2% Maksimum

Bentuk : Putih, Butiran, Free flowing, Free harmfull substance

Loading Rate :

1,000 M. Tons per WWDSHEX.UU for Urea in Bags and

3,500 M. Tons per WWDSHEX.UU for Urea in Bulk

Vesse Draft : 6,5 meters

b. Amoniak

Tabel 2. Tabel Spesifikasi Produk Utama Amoniak

Nama Produk Spesifiasi Kandungan Keterangan

Amoniak NH3 99,5% Minimum

H2O 0,5% Maksimum

Oil 5 ppm Maksimum

20
Laporan Praktek Pemagangan

Loading Facility :

Loading Rate 300 M. Tons / hr

Vessel LOA permitted 190 meters

Vessel Draft : 6,5 meters maximum

Type of Vessel : Semi / Full refrigrated Vessel

c. Oksigen dan Nitrogen Cair

Pabrik oksigen mulai berproduksi pada tahun 1980 dan nitrogen pada

tahun 1983. Dalam pabrik pemisah udara (Air Separation Unit) prinsipnya

adalah melakukan fraksinasi terhadap kandungan nitrogen dan oksigen yang

terdapat dalam udara bebas. Dengan melalui kompresor, udara bebas tersebut

dikompresi kemudian didinginkan hingga suhu minus 184 0C. Kandungan

H2O yang terdapat dalam udara tersebut diuapkan untuk dihilangkan. Dengan

titik didih yang berbeda, pada suhu minus 183 0C, oksigen (O2) mencair dan

memisahkan diri dari nitrogen (N2). Gas Nitrogen akan mencair pada suhu

minus 196,8 0C. Proses yang digunakan dalam Air Separation Unit adalah

dari perusahaan Proces System Incorporated, New York, Amerika Serikat.

Kapasitas terpasang pabrik ini adalah 60 N/m3 oksigen perjam dan 50 N/m3

Nitrogen per jam. Produk nitrogen dan oksigen cair ini terutama untuk

keperluan sendiri dan kelebihannya dapat dijual.

21
Laporan Praktek Pemagangan

d. CO2 (Cair dan dry ice)

Dry ice mulai diproduksi pada tahun 1983 dan produksi CO2 pertama

kali dalam bentuk botol pada tahun 1980 dan sejak tahun 1983 ada yang

dalam bentuk botol dan ada juga yang cair. Pabrik ini menggunakan proses

dari perusahaan dari perusahaan gasses industriales Buenos Aires, Argentina

dengan kemampuan produksi 55 ton CO2 cair perhari. CO2 cair berasal dari

gas CO2 yang berlebih dari pabrik amoniak yang dikirim ke pabrik CO2 cair.

Setelah gas CO2 dimurnikan,lalu didinginkan pada minus 30C. Pada tekanan

15 Kg/Cm2 gas CO2 berubah menjadi cair.

CO2 cair umumnya digunakan dalam industri minnuman dari blanket.

Untuk memproduksi es kering (dry ice), CO2 cair yang telah dihasilkan

sebelumnya diubah menjadi salju CO2 padat yang ditekan dengan alat pres

sehungga berbentuk silinder berukuran panjang 34 cm dengan penampang

garis tengah 15 cm dan temperatur minus 78,8 0C. Kapasitas pembuatan es

kering adalah 4,8 ton perhari.

Es kering ini umumnya digunakan untuk pengawetan hasi pertanian

dan perikanan. Pengggunaan es kering dapat mengurangi persentase

kerusakan, lebih tahan lama penyimpanannya dan dapat mengurangi bahan –

bahan terbuang. Pendinginan / pengawetan bahan makanan dengan es kering

tidak boleh tersentuh langsung, sebab akan mengakibatkan bahan makanan

tersebut rusak. Untuk beberapa industri tertentu, es kering berguna dalam

pekerjaan yang sangat penting.

22
Laporan Praktek Pemagangan

2.1.6 Visi, Misi dan Makna Perusahaan

Sebagai perusahaan yang telah memiliki banyak andil dalam

berkembangnya perindustrian pupuk di Indonesia, Pupuk Sriwijaja tentu saja

memliki visi dan misi untuk terus menjadi Perusahaan Pupuk yang memiliki

daya saing kuat di Indonesia. Hingga pada tahun 2012, Pusri melakukan

review terhadap visi, misi, nilai, dan budaya perusahaan.Proses review ini

merupakan penyesuaian atas perubahan posisi perusahaan sebagai anak

perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) dan lingkup bisnis perusahaan

pasca spinoff.

Dasar pengesahan hasil analisa visi, misi, tata nilai dan makna

perusahaan adalah keputusan direksi No. SK/DIR/207/2012 tangal 11 Juni

2012.

a. Visi

“ Menjadi Perusahaan Pupuk Terkemuka Tingkat Regional”

b. Misi

“ Memproduksi serta memasarkan pupukdan produk agribisnis secara

efisien, berkualitas, prima dan memuaskan pelanggan”

c. Makna Perusahaan

“Pusri Untuk Kemandirian Pangan dan Kehidupan Yang lebih baik”

23
Laporan Praktek Pemagangan

2.1.7 Makna Nama dan Logo Perusahaan

a. Nama Perusahaan

Nama PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, diabadikan di perusahaan ini

untuk mengangkat kembali masa kerajaan maritim pertama Indonesia yang

termahsyur di seluruh penjuru dunia Yaitu Kerajaan Maritim Sriwidjaja.

Sejarah mencatat bahwa di abad ke-7 telah berdiri sebuah kerajaann maritim

pertama yang sangat kuat bernama Sriwidjaja. Kerajaan ini memulai

kekuasaannya di pulau sumatera dan terus membentangkan kekuatannya ke

Jawa, Pesisir Kalimantan, sampai Kamboja, Thailand selatan, Semenanjung

Malaya, sebagian kawasan Indo china dan telah melakukan perdagangan luas

ke India dan China.

Dalam bahasa Sansekerta, Sri mempunyai arti “bercahaya” atau

“gemilang” dan Widjaja berarti “kemenangan” atau “kejayaan”. Secara

Penuh, nama Sriwidjaja mempunyai arti “ Kejayaaan atau Kemenangan yang

Gilang-gemilang”.

Sebuah penghormatan kepada leluhur yang pernah membuktikan

bahwa Indonesia adalah Bangsa yang besar. Pendirian Pabrik Pupuk dengan

nama PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, adalah warisan yang menjadi visi

Bangsa Indonesia terhadap kekuatan, kesatuan, dan ketaatan wawasan

nusantara.

24
Laporan Praktek Pemagangan

b. Logo Perusahaan

Gambar 2.2 Logo Perusahaan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

Sumber : PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

Adapun Makna dari Komponen Logo diatas dapat diartikan dan

dijabarkan sebagai berikut :

1 Lambang Pusri yang berbentuk huruf "U"

melambangkan singkatan "Urea". Lambang

ini telah terdaftar di Ditjen Haki Dep.

Kehakiman & HAM No. 021391

2 Setangkai padi dengan jumlah butiran 24

melambangkan tanggal akte pendirian PT

Pusri.

25
Laporan Praktek Pemagangan

3 Butiran-butiran urea berwarna putih sejumlah

12, melambangkan bulan Desember

pendirian PT Pusri.

4 Setangkai kapas yang mekar dari kelopaknya.

Butir kapas yang mekar berjumlah 5 buah

Kelopak yang pecah berbentuk 9 retakan ini,

melambangkan angka 59 sebagai tahun

pendirian PT Pusri (1959).

5 Perahu Kajang, merupakan legenda rakyat

dan ciri khas kota Palembang yang terletak di

tepian Sungai Musi. Perahu Kajang juga

diangkat sebagai merk dagang PT Pupuk

Sriwidjaja.

6 Kuncup teratai yang akan mekar, merupakan

imajinasi pencipta akan prospek perusahaan

dimasa datang.

26
Laporan Praktek Pemagangan

7 Komposisi warna lambang kuning dan biru

benhur dengan dibatasi garis-garis hitam tipis

(untuk lebih menjelaskan gambar) yang

melambangkan keagungan, kebebasan cita-

cita, serta kesuburan, ketenangan, dan

ketabahan dalam mengejar dan mewujudkan

cita-cita itu.

2.1.8 Struktur Organisasi Perusahaan

PT Pupuk Sriwidjaja palembang dalam pengelolaannya menggunakan

line dan staff organization system dengan bentuk perusahaan Perseroan

Terbatas dan modal pengelolaan pabrik berasal dari pemerintah. Dewan

Komisaris selalu memberikan pembinaan dan pengawasan yang diperlukan

sehingga untuk tugas operasionalnya dibantu oleh dewan direksi yang terdiri

dari enam direktur, yaitu :

1. Direktur Utama,

2. Direktur Produksi,

3. Direktur Keuangan

4. Direktur Teknik dan Pengembangan,

5. Direktur Pemasaran,

6. Direktur SDM dan umum.

27
Laporan Praktek Pemagangan

Organisasi PT pupuk Sriwidjaja Palembang dipimpin oleh seorang

direktur utama dan dibantu oleh lima orang direksi. Direksi bertanggung

jawab kepada dewan komisaris dimana dewan komisaris terdiri dari wakil-

wakil pemegang saham yang bertugas menentukan kebijaksanaan umum yang

harus dilakukan oleh direksi. Dewan komisaris juga bertindak sebagai

pengawas atas semua pekerjaan dan kegiatan yang telah dilakukan oleh

dewan direksi. Dalam pengoperasian pabrik, direktoran yang berhubungan

dengan proses atau melaksanakan tugas operasional adalah direktorat

produksi. Direktorat produksi membawahi departemen dan dinas non

departeen yang tergabung dalam beberapa divisi produksi, yaitu :

1. Divisi Operasi,

2. Divisi Pemeliharaan,

3. Divisi P2K2&L

28
Laporan Praktek Pemagangan

Gambar 2. Struktur Organisasi PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri)

Sumber : PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

29
Laporan Praktek Pemagangan

2.2 Gabaran Umum Unit magang

Departemen K3 & LH PT pupuk Sriwidjaja dikepalai oleh seorang

manajer K3 & LH yang membawahi lima bagian yaitu bagian PK & KK,

HIPERKES, Teknik keselamatan Lingkungan (TKL), bagian Pengendali dan

evaluasi lingkungan hidup (PELH), dan Pengendali Pencemaran Lingkungan

Hidup (PPLH). Di bawah wewenang direktorat Produksi sejak tahun 24

November 2009 melalui surat keputusan Direksi No. SK/DIR/251/2009. Strutur

organisasi Departemen K3 & LH PT Pusri dapat dilihat pada gambar 2.

Dibawah ini.

Gambar 2. Struktur Organisasi Departemen K3 & LH

Sumber : PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

30
Laporan Praktek Pemagangan

PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) sebagai perusahaan yang sangat

berkomitmen untuk menerapkan K3 dalam setiap proses pekerjaannya. Tujuan

K3 di PT Pusri adalah :

1. Menciptakan kondisi kerja dan sikap kerja yang aman,

2. Menciptakan kondisi lingkungan kerja yang sehat dan meniingkatkan

kebugaran karyawan,

3. Mengamankan tempat kerja dari risiko kebakaran, kebocoran dan

peledakan.

Sedangakan dalam pelaksanaan K3 didalam Industri ini ang menjadi

sasaran Keselamatan dan Kesehatan kerja di PT. Pusri adalah :

1. Zero Accident

2. Mencegah dan mengurangi rasa sakit akibat kerja,

3. Mencegah terjadinya kebakaran, kebocoran dan peledakan.

Program-program yang diterapkan untuk mencapai tujuan dan sasaran

meliputi program rutin (periodik), antara lain sebagai berikut :

1. Pembinaan dan pelatihan K3 kepada seluruh karyawan untuk selalu

menerapkan sikap kerja selamat melalui penyuluhan K3 dan safety talk,

beletin K3,gerakan bukan K3 nasional, dan lain-lain

2. Penyusunan prosedur kerja dengan aspek K3-nya pada setiap pekerjaan

berbahaya,

3. Pengamanan dan pengawasan terhadap pekerjaan yang berisiko

kecelakaan,

31
Laporan Praktek Pemagangan

4. Razia secara periodik terhadap sikap kerja karyawan dilapangan,serta

kepatuhannya terhadap peraturan K3,

5. Pelaksanakan identifikasi risiko melalui inspeksi K3 dan pedoman di

lingkungan kerja secara periodik,

6. Pengukuran secara dini kemungkinan adanya kebocoran gas berbahaya

yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran/peledakan.

7. Program pengukuran kebisingan,debu urea, bocoran gas amoniak, kualitas

air minum dan air kolam renang sera menganalisa dan membuat

rekomendasinya,

8. Penyelenggaraan safety dan house keepig Contest antar unit kerja di

lingkungan PT Pusri

9. Program pemeriksaan, pemeliharaan dan penggantian sarana dan prasarana

K3 yang kondisinya tidak memenuhi syarat K3 lagi,

10. Pelaksanaan HAZOP Study pada setiap modifikasi peralatan pabrik dan

pabrik baru,

11. Pelatihan Tanggap darurat dan evakuasi,

12. Tinjauan manajemen K3 melalui rapat P2K3,

13. Pelaksanaan audit internal setiap tahun serta eksternal 3 tahun sekali

14. Pelaksanaan komunikasi adanya potensi bahaya kepada karyawan/ pekerja

melalui safety poster, tanda peringatan dan petunjuk keselamatan kerja.

32
Laporan Praktek Pemagangan

2.2.1 Bagian HIPERKES

Bagian Hiperkes dipimpin oleh seorang Superidendent hiperkes.

Bagian Hiperkes memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Mencegah gangguan kesehatan dan mencegah penurunan efisiensi kerja,

2. Mengamankan efek samping teknologi,

3. Menciptakan keserasian kerja antar karyawan dan pekerjaannya.

Bagian Hiperkes terbagi menjadi 2 bagian yaitu bidang Higiene

perusahaan dan bidang kesehatan kerja yang tugas – tugasnya sebagai

berikut:

A. Staf Higiene Perusahaan

Kegiatan yang dilakukan berupa pengukuran pada lingkungan kerja

secara periodik maupun secara insidental bila kondisi pabrik mengalami

masalah. Jenis pengukuran lingkungan kerja yang dilakukan antara lain :

3. Pengukuran debu urea,alat yang digunakan adalah Dust Detector,

4. Pengukuran gas Amoniak (NH3), alat yang digunakan ada dua macam

diantaranya :

a. Paparan NH3 secara short term diukur menggunakan alat

Dragger Gas Detector.

b. Paparan NH3 secara Long Term diukur menggunakan Dragger

Polymeter.

5. Pengukuran bising, alat yang digunakan adalah Sound Level Meter,

33
Laporan Praktek Pemagangan

6. Pengukuran pencahayaan, alat yang digunakan adalah Lux meter,

7. Pengukuran Temperatur Lingkungan Kerja, perlu dilakukan untuk

mengetahui kondisi temperatur di suatu ruang atau lingkungan kerja. Alat

yang digunakan adalah termometer dan Infrared Termometer.

Temperatur yang disarankan untuk ruang kerja berkisar antara 210C –

300C.

8. Pengukuran gerak udara, untuk mengetahui gerak udarayang harus ada di

suatu ruangan atau tempat kerja. Alat yang digunakan adalah Air Flow

Meter (NAB = 0,15 m3/second)

9. Pengukuran Kelembaban Udara, (Relative Humidity) menggambaran

kondisi kelembaban suatu ruangan atau tempat kerja. Alat yang

digunakan adalah Higrometer.

10. Pengukuran gas O2, CO, CH4, H2S dan LEL, dilakukan apabila ada

permintaan dari karyawan yang akan memasuki ruang kerja tertutup

(Confined Space). Alat yang digunakan adalah Gas Pump Detector CMX

270 (untuk O2,CO, dan CH4) dan Gas Pum Detector HMX 271 (untuk

O2,H2S, dan LEL).

11. Pest Control

Kegiatan Pest Control dilakukan di lingkungan perumahan

karyawan, pabrik, dan kapal. Ada 3 kegiatan utama dalam program ini

yaitu :

34
Laporan Praktek Pemagangan

a. Indoor Spraying

Kegiatan penyemprotan dilakukan di dalam raungan setiap 3-

6 bulan sekali dengan sasaran penyemprotan adalah serangga kecil

pada dinding lantai. Bahan yang digunakan yaitu Solfac 50 EC dan

air dengan konsentrasi 1%.

b. Outdoor Spraying

Penyemprotan dilakukan sebanyak 2 kali seminggu pada area

luar rumah, kantor, gedung, got, dan tong sampah yang ada di

perumahan dan perkantoran serta area pabrik dengan sasaran larva

dan jentik nyamuk. Bahan yang digunakan adalah campuran

Malathion 95 EC dan solar konsentrasi 1%.

c. Fogging

Fogging dilakukan dengan pengasapan menggunakan alat

Swingfog SN dilakukan di luar rumah sebanyak 2 kali seminggu

dengan sasaran nyamuk dewasa. Bahan yang digunakan yaitu

campuran Malathion 95 EC dan solar dengan konsentrasi 3-5%

12. Kolam renang

Kolam renang merupakan salah satu faktor terjadinyapenularan

penyakit, karena itu keadaan air olam harus selalu diperiksa faktor fisik

maupun kimianya. Untuk pemeriksaan faktor fisik dapat dilakukan

dengan pemantauan pengolahan air,sedangkan faktor kimia dilakukan

35
Laporan Praktek Pemagangan

dengan pemantauan kualitas air kolam meliputi kadar Chlorine (Cl2),

Nitrit, Nitrat, dan pH nya. Untuk mengukur kadar sisa chlorine , nitrit,

dan nitrat, digunakan alat comparator microquant 1.14801.0001,

sedangkan untuk mengukur pH air digunakan pH meter digital.

13. Drinking Water

Pemeriksaan kualitas air minum merupakan pemeriksaan rutin

yang dilakukan setiap bulan bekerja sama dengan laboratorium untuk

mengetahui kualitas air minum di lingkungan PT. PUSRI terhadap zat-

zat kimia dan organik yang ada di dalam air olahan sehingga dapat

terhindar dari zat – zat berbahaya yang berpotensi menimbulkan

penyakit. Unsur – unsur yang diperiksa antara lain adalah kadar pH, Iron

(Fe), Chlorine, nitrat, nitrit,dan turbidity (Kekeruhan).

14. Pembersihan line drinking water (Flushing)

Selain zat-zat kimia dan organik kualitas air minum juga

dipengaruhi oleh kebersihan pipa air minum. Untuk menjaga kebersihan

pipa air minu dilakukan flushing. Dilaksanakan 3 bulan sekali bekerja

sama dengan bagian utilitas dan umum.

B. Staf Kesehatan Kerja

Staf kesehatan kerja memiliki program yang difokuskan pada karyawan,

yaitu :

1. Pengelolaan dan evaluasi pemeriksaan kesehatan karyawan

36
Laporan Praktek Pemagangan

Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum kerja adalah

pemeriksaan yang dilakukan pada saat penerimaan karyawan baru,

antara lain pemeriksaan fisik umum dan laboratorium.

Pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan setahun sekali.

Pemerikaan kesehatan ini ditunjukan pada pemantauan terjadina

gangguan kesehatan dini dari tenaga kerja. Selain kedua jenis

pemeriksaankesehatan tersebut juga dilakukan pemeriksaan kesehatan

khusus tenaga kerja yang bekerja pada keadaan yang berbahaya bagi

kesehatan seperti ptugas Pest Control, Radiologi, Radiografi, dan

penyelam.

2. Gizi Kerja

Pemeriksaan kantin dilakukan setiap hari untuk menilai kebersihan

lingkngan kantin agar kebersihan kandungan gizi makanan yang

terjamin kesehatannya. Program kerja juga termasuk distribusi

makanan berupa nasi, snack, dan extrafooding lainnya kepada

karyawan.

3. Kesegaran Jasmani

Pemeliharaan kesehatan karyawandilakukan dengan mengadakan

kegiatan senam kesegaran jasmani yang dilakukan pada hari selasa

dan juma’t untuk area gedung utama, sedangkan untuk area pabrik

dilakukan pada hari selasa dan kamis.

37
Laporan Praktek Pemagangan

2.2.2 Kelompok Teknik Keselamata Lingkungan (TKL)

Kelompok Teknik Keselamatan dan Lingkungan dibagi menjadi :

a. Staf bidang Pelatihan dan Pengelolaan SMK3.

b. Staf Bidang Pemeriksaan Peralatan.

c. Staf Bidang B3 dan Perizinan.

2.2.3 Bagian PK & KK

Bagian PK dan KK dipimpin oleh seorang supertenden PK dan KK,

dimana bagian ini memiliki tugas umum sebagai berikut :

a. Menanggulangi bahaya kebakaran dan peledakan.

b. Memberikan izin pekerjaan (safety permit) yang mempunyai resiko

bahaya dan kebakaran.

c. Melakukan pengukuran gas explosivel flammable terhadap tempat-

tempat yang memiliki potensi kebakaran dan peledakan.

Tugas khusus Bagian PK dan KK adalah :

a. Pencegahan kebakaran.

b. Melakukan penanggulangan kebakaran.

c. Melakukan razia K3.

d. Ronda K3 rutin 2 kali setiap shift kerja.

38
Laporan Praktek Pemagangan

2.2.3 Bagian Lingkungan Hidup

Bagian Lingkungan Hidup PT Pupuk Sriwidjaja Palembang dibentuk

pada tahun 1989 dengan nama Lingkungan Hidup (LH) dan pada tahun 2002

berubah nama menjadi Teknik Lingkungan (TL) yang sepenuhnya berpusat

ke pabrik. Pada tahun 2011 Teknik Lingkungan diganti menjadi Bagian

Lingkungan Hidup (LH), Departemen K3&LH PT Pupuk Sriwidjaja

Palembang.

Bagian LH berfungsi sebagai penanggung jawab pelaksanaan,

pemantauan, dan pengawasan kualitas lingkungan sekitarnya termasuk

didalam aspek biogeofisika, kimia, sosial, ekonomi, dan budaya. Berdasarkan

fungsinya, divisi LH dibagi menjadi dua bagian yaitu :

a. Bagian Pengendalian Pencemaran Lingkugan Hidup (PPLH)

Bagian PPLH bertugas sebagai penganalisa limbah dari seluruh pabrik

yang ada dan pengembangan teknik pengendalian pencemaran dan limbah

yang dihasilkan.

b. Bagian Pengawasan & Evaluasi Lingkungan Hidup

Bagian PELH bertugas sebagai pengawas dan pengevaluasi data serta

laporan hasil pemantauan kualitas limbah. Upaya dalam manajemen

pengelolaan industri terkait dengan lingkungan dilakukan melalui 3

pendekatan, yaitu :

1. Pendekatan Teknologi.

39
Laporan Praktek Pemagangan

2. Pendekatan Institusional.

3. Pendekatan sosial, ekonomi, dan budaya.

4. Komitmen untuk melaksanakan kegiatan industri berwawasan

lingkungan dan berkelanjutan diwujudkan melalui pengelolaan sumber

daya secara efektif dan efisien. Mengambil contoh pengendalian limbah

pabrik, Perusahaan telah menerapkan pengurangan jumlah limbah yang

dibuang ke media lingkungan berdasarkan empat prinsip, yaitu:

pengurangan dari sumber (reduce), sistem daur ulang (recycle),

pengambilan (recovery) dan pemanfaatan kembali (reuse) secara

berkelanjutan menuju produksi bersih.

40
Laporan Praktek Pemagangan

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengumpulan Data

Berdasarkan surat penugasan dari Departemen diklat No

3053/TB200.DL/2016 dan surat izin dari departemen K3 & LH bagian

Teknik keselamatan & Lingkungan (TKL) No. 249/DC305000.KK/2017

dilakukan pengumpulan data dan Observasi lapangan di PT Pupuk

Sriwidjaja adapula rincian dari kegiatan tersebut diantaranya :

3.1.1 Jenis Kegiatan

Pengumpulan data dan aplikasi identifikasi potensi bahaya

menggunakan metode dan lembar kerja Job safety Analysis (JSA)

3.1.2 Lokasi Pengumpulan data

Pengumpulan dan pengolahan data dilakukan pada Pabrik

pengantongan Pupuk Urea 2D dan Gudang F yang terletak saling

berdampingan.

3.1.3 Waktu

Kegiatan Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 23 Februari –

24 Februari 2017.

41
Laporan Praktek Pemagangan

3.1.4 Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara

terhadap Penanggung jawab yang bertugas beserta Pegawai yang

beraktifitas di Lingkungan PPU Area 2D dan Gudang F untuk mengetahui

secara jelas jenis kegiatan beserta tahapan dari setiap aktivitas dan

Standart Operational Product (SOP) yang ada di lokasi pengumpulan

data. Jenis pekerjaan tersebut kemudian disortir berdasarkan frekuensi

kerja dan resiko kecelakaan yang paling tinggi Pengumpulan data

kemudian dilanjutkan dengan melakukan observasi langsung terhadap

aktivitas yang ada di lingkup Area PPU 2D dan Gudang F. Observasi

dimaksudkan untuk mengidentifikasi potensi bahaya dari setiap tahapan

pekerjaan menggunakan lembar JSA (Job Safety Analysis Sheets).

3.2 Hasil Identifikasi

3.2.1 Jenis pekerjaan

Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai narasumber dan

observasi langsung ke area, dapat diketahui berbagai jenis pekerjaan yang

ada di Lokasi pengumpulan data diantaranya :

a. Area PPU 2D

Pada Area PPU 2D terdapat dua kegiatan utama yaitu

Pengantongan (Bagging) pupuk urea. Pada kegiatan ini, pekerjaan

dilakukan dengan alat Bagging conveyor yang terhubung dengan 1 buah

Bin penyimpanan dengan kapasitas 250 ton pada setiap unit Bagging

42
Laporan Praktek Pemagangan

Conveyor. Bin penimpanan tersebut dilengkapi dengan alat Bagging Scale

yang berfungsi untuk menetapkan jumlah/berat pupuk urea yang keluar

dari Bin menuju Bagging Conveyor terdapat 6 tahapan dengan jumlah 1-2

orang pekerja dalam setiap tahapan. Ada pula tahapan pekerjaannya adalah

sebagai berikut :

A. Mengisi urea kedalam kantong

Pada kegiatan pengisian pupuk urea ke dalam kantong terdapat

seorang pekerja yang berdiri di depan bagging scale. Bagging scale ini

berfungsi mengatur jumlah atau berat pupuk yang akan keluar menuju

kantong sehingga pupuk yang keluar dari bin hanya berkapasitas 50 kg

pada satu tahap pengeluaran. Pada tahap ini pekerja mengambil

kantong yang sudah disiapkan kemudian meletakkan kantong ke dalam

penyangga di bawah bagging scale dan melepaskan ketika kantong

sudah terisi penuh.

B. Merapikan Mulut kantong Urea

Kantong yang sudah berisi pupuk kemudian dibawa ke

conveyor ke tahapan selanjutnya, pada tahapan ini satu orang

mengambil kantong yang sudah terisi dan sudah terlepas dari bucket

holder diambil dan mulutnya (ujung kantong) dirapikan sehingga bisa

ke tahapan selanjutnya.

43
Laporan Praktek Pemagangan

C. Melipat dan menjahit mulut kantong

Kantong yang sudah terisi pupuk dan yang mulut kantongnya

sudah dirapikan kemudian dilanjutkan ke pekerja selanjutnya. Pada

tahapan ini, satu orang pekerja berdiri diatas sebuah gundukan agar

mesin jahit sejajar dengan pinggang. Pekerja ini bertugas untuk melipat

mulut kantong kemudian dijahit dengan mesin penjahit. Pada

pekerjaan pengantongan pupuk urea ini, conveyor dan mesin jahit

dijalankan secara continue sehingga pekerja harus mempersingkat

waktu dan menghindari gerakan yang percuma agar tali yang di

keluarkan oleh mesin jahit tidak terbuang percuma.

D. Menggunting tali sisa jahitan

Tali sisa jahitan tidak otomatis terpotong setelah kantong

terjahit oleh mesin. oleh karena itu, pada tahapan ini ditugaskan satu

orang pekerja untuk menggunting tali sisa penjahitan secara manual

menggunakan gunting dengan teliti dan tidak menyebabkan jahitan

terbuka kembali.

E. Menaruh kantong pupuk ke conveyor dengan posisi horizontal.

Pada tahapan ini terdapat satu orang pekerja yang bertugas

untuk memposisikan kantong pupuk yang semula vertika menjadi

horizontal keatas sebuah conveyor yang semula rata ke conveyor yang

memiliki sudut menanjak 300.

44
Laporan Praktek Pemagangan

F. Menyusun Kantong Urea di pallet (palletizing)

Pada tahapan ini, terdapat dua orang pekerja yang bertugas

untuk mengambil kantong pupuk yang sudah diisi, dan dijahit

kemudian disusun ke atas pallet yang kemudian akan dibawa dan

disusun oleh sebuah forklift ke gudang F.

c. Area Gudang F

Pada area Gudang F terdapat 2 kegiatan utama yaitu mengangkut dan

menyusun pallet dari lokasi bagging dan mengangkut pupuk yang sudah

tersusun di gudang ke atas truck. Adapun tahapan dari masing masing

kegiatan tersebut diantaranya :

1. Kegiatan mengangkut dan menyusun pallet

Pada kegiatan ini semua tahapan pekerjaan dilaksanakan dengan

menggunakan beberapa forklift yang bekerja saling bergantian. Adapun

tahapan pekerjaan dari kegiatan ini diantaranya :

A. Mengangkat pallet dari area transfer

Pada tahapan ini pallet yang sudah berisi pupuk hasil kegiatan

pengantongan (area transfer) di angkat menggunakan sebuah forklift.

45
Laporan Praktek Pemagangan

B. Membawa pallet ke area penyimpanan

Pada tahapan ini pallet yang berisi 12 kantong pupuk (berat

maksimal beban yang dibolehkan dibawa dengan forklift) dibawa

kearea penyimpanan.

C. Menyusun pallet

Pada tahapan ini kemudian pallet disusun di area penyimpanan

dengan maksimal 5 tumpukan pallet yang diperbolehkan.

2. Kegiatan mengangkut dan menyusun pupuk ke Truck

Pada kegiatan ini, kegiatan diakukan oleh 2 diatas truck dan1 orang

peerja dibawah truck orang pekerja kasar dan satu buah forklift. Adapun

tahapan pekerjaan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:

A. Pekerja Naik keatas truck

Pada tahapan ini 2 orang pekerja naik keatas truck untuk

bersiap menyusun dan mengeluarkan pallet dari truck saat semua

pupuk diatas pallet sudah tersusun.

B. Kantong pupuk diangkut menuju truck menggunakan forklift.

Pada tahapan ini pallet yang diangkut oleh forklift dinaikkan ke

atas truck untuk disusun.

46
Laporan Praktek Pemagangan

C. Menyusun Kantong pupuk diatas truck

Pada tahapan ini kantong pupuk di atas truck dengan rapi oleh

2 orang pekerja. Pekerjaan ini termasuk kategori bahaya saat truck

sudah penuh dengan tumpukan pupuk.

D. Mengeluarkan pallet dari truck

Pallet yang sudah kosong kemudian langsung diturunkan dan

dioper ke seorang pekerja yang berada dibawah truck.

3.2.2 Potensi bahaya / Resiko

Hammer (1989) mendefinisikan bahaya (hazard) sebagai kondisi

yang potensial untuk menyebabkan sakit (injury) terhadap orang,

kerusakan peralatan atau struktur bangunan, kerugian material, atu

mengurangi kemamuan untuk melakukan suatu fungsi yang telah

ditetapkan. Bahaya merupakan suatu keadaan yang dapat mengakibatkan

cidera (injury) atau kerusakan (damage) baik manusia, property dan

lingkungan. Setiap kegiatan yang dilakukan tidak ada satupun yang bebas

dari resiko yang ditimbulkan dari bahaya, demikian pula proses produksi

yang dilakukan di industri. Berikut adalah tabel potensi bahaya dari

kegiatan yang dilakukan diarea pengantongan pupuk urea 2D dan Gudang

F diantaranya :

47
Laporan Praktek Pemagangan

a. Kegiatan Pengantongan (bagging) pupuk urea

No. Tahapan Pekerjaan Potensi Bahaya Pengendaian

1. Mengisi urea Tangan terjepit Menggunakan sarung

kedalam kantong penyangga kantong di tangan karet, konsentrasi

bagging scale pada pekerjaan

Kaki terjepit Conveyor Menggungakan sepatu

safety

Partikel pupuk urea Menggunakan dusk mask

Terhirup dan masuk ke dan penggunaan blower

mata berlawanan arah dengan

lokasi pekerja

2. Merapikan mulut Kaki terjepit Conveyor Menggunakan sepatu

kantong urea safety

Partikel pupuk urea Menggunakan dusk

Terhirup dan masuk ke mask, manajemen jarak

mata

3. Melipat dan Tangan tergores Menggunakan sarung

menjahit mulut kantong urea tangan

48
Laporan Praktek Pemagangan

kantong Tangan terjahit mesin Bekerja sesuai prosedur

jahit dan konsentrasi

Kaki terjepit Conveyor Menggunakan sepatu

safety

4. Menggunting tali Tangan lecet dan Mengunakan sarung

sisa jahitan tergores gunting tangan

Kaki terjepit conveyor Menggunakan sepatu

safety

5. Menaruh kantong Kaki terjepit conveyor, Menggunakan sepatu

pupuk ke conveyor kantong tergelincir dari safety,

dengan posisi conveyor Manajemen kecepatan

horizontal conveyor

6. Menyusun kantong Kantong tergelincir Manajemen jumlah

urea di pallet jatuh kantong di pallet

(palletizing) Shoulder pain Manajemen jumlah

pekerja

Terjatuh dari gundukan Konsentrasi, bekerja

sesuai SOP

49
Laporan Praktek Pemagangan

b. Kegiatan mengangkut dan menyusun pallet

No Nama Pekerjaan Potensi Bahaya Pengendalian

1. Mengangkat pallet Kantong pupuk jatuh Manajemen jumlah

dari area transfer dari pallet dan berat kantong

pupuk

2 Membawa pallet ke Tabrakan dengan Manajemen jarak

area penyimpanan pekerja dan lalu lintas

gudang

Tabrakan dengan truck Manajemen jarak

pengangkut dan lalu lintas

gudang

Kantong pupuk jatuh Manajemen jumlah

dan berat pupuk di

atas pallet

3 Menyusun pallet Menabrak tumpukan Manajemen jarak

berisi pupuk pallet

Pallet terjatuh Manajemen

ketinggian terhadap

tumpukan pallet

50
Laporan Praktek Pemagangan

c. Kegiatan mengangkut dan menyusun pupuk ke Truck

No. Nama Pekerjaan Potensi Bahaya Pengendalian

1. Pekerja Naik Tergelincir Menggunakan

keatas truck sepatu safety,

bekerja sesuai sop

2. Kantong pupuk Tabarakan dengan Manajemen lalu

diambil dan pekerja lintas gudang

diangkut menuju Tabrakan dengan Manajemen lalu

truck menggunakan forklift lintas gudang

forklift. Kantong terjatuh dari Manajemen jumlah

palet dan berat kantong di

palet

3. Menyusun Kantong Terpeleset Menggunakan safety

pupuk diatas truck shoes

Terhirup Gas NH3 dari Menggunakan dusk

pupuk yang menguap mask

Shoulder pain Manajemen berat

pupuk dan jumlah

pekerja

51
Laporan Praktek Pemagangan

Terjatuh dari truck Konsentrasi pada

pekerjaan

4. Mengeluarkan Palet terjatuh menimpa Manajemen jarak

pallet dari truck pekerja di bawah

52
Laporan Praktek Pemagangan

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari hasil observasi dan pengumpulan data dapat ditarik suatu

kesimpulan yaitu :

1. Risiko risiko yang ditemukan pada area PPU 2D dan Gudang F antara

lain adalah tangan terjepit, kaki terjepit conveyor, tangan terjahit oleh

mesin jahit, tergelincir, terhirup partikel urea, iritasi mata, terjatuh dari

gundukan, shoulder pain, tertimpa palet dan tertabrak forklift

2. Dari semua pekerjaan resiko dengan rasio terjadi paling banyak adalah

kaki terjepit conveyor dan terhirup gas NH3 dari partikel urea.

4.2 Saran

Saran berikut dibuat berdasarkan hasil observasi dan pengumpulan

data dan berdasarkan teori yang diketahui oleh penulis, antara lain :

1. Perlu diadakan follow up penelitian mengenai potensi bahaya yang ada

di kawasan PPU 2D dan Gudang F untuk mengurangi potensi bahaya

yang ada di area.

53
Laporan Praktek Pemagangan

2. Pemberian pelatihan kepada pekerjauntuk mengenali potensi bahaya

di ruang lingkup kerja serta bagaimana cara untuk menanggulangi

bahaya tersebut.

3. Lakukan Sosialisasi K3 untuk membiasakan budaya K3 di

Lingkungan kerja berupa safety induction atau safety briefing, serta

dilakukan pengawasan dan sanksi keras bagiyag melanggar

4. Sediakan air minum di ligkungan kerja untuk menanggulangi bahaya

partikel urea yang masuk ke tubuh pegawai.

54

Anda mungkin juga menyukai