PENDAHULUAN
Mahasiswa sebagai unsur akademik selalu dituntut agar dapat aktif dan
kreatif dalam memperluas wawasan serta memperdalam kemampuan
sehingga mampu untuk dapat memberikan kerja nyata dalam bidang
keahliannya.
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya sebagai
lembaga formal dalam mengkaji ilmu - ilmu Konversi Energi, Konstruksi,
Material dan, Proses Produksi mempunyai dedikasi tinggiuntuk mengisi dan
memberdayakan potensi-potensi yang dimiliki oleh mahasiswanya. Untuk
menunjang ilmu pengetahuan yang telah, sedang dan akan dipelajari, maka
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya memandang
sangat perlu diadakan kerja praktek untuk mahasiswanya.
PT. PUPUK SRIWIDJAJA Palembang sebagai salah satu perusahaan
yang bergerak dalam bidang produksi pupuk, dipandang sangat berkompeten
untuk dijadikan tempat studi oleh mahasiswa terutama yang berkaitan dengan
disiplin ilmu Teknik Mesin yang dipelajari.
Studi langsung yang dilakukan di PT. PUPUK SRIWIDJAJA sangat
membantu mahasiswa dalam memahami konsep konsep ilmu lebih
mendalam. Dengan dilaksanakannya Kerja Praktek ini akan dapat membantu
wawasan serta pengetahuan secara teori maupun praktek, sehingga
diharapkan ilmu yang diperoleh dapat dijadikan bekal dalam menjawab
persoalan-persoalan yang timbul dimasa yang akan datang.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Misi Perusahaan
"Memproduksi serta memasarkan pupuk dan produk agribisnis secara efisien,
berkualitas prima dan memuaskan pelanggan "
Luas tanah yang digunakan untuk lokasi pabrik adalah 20,4732 hektar,
ditambah untuk lokasi perumahan karyawan seluas 26,7965 hektar.
Disamping itu sebagai lokasi cadangan disiapkan tanah seluas 41,7965 hektar
yang dimaksudkan untuk persediaan perluasan komplek pabrik dan
perumahan karyawan bila diperlukan kemudian hari.
Gambar 2.4 Bagan Struktur Direktur Produksi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
29. c. Metanasi
30.
Synthesis
31. Sebelum masuk ke ammonia converter, gas umpan terlebih
dahulu dipanaskan dan dikompresikan sehingga memiliki kondisi
proses sebagaimana didalam reactor. Gas-gas tersebut kemudian masuk
kedalam loop gas umpan. Tujuan dari loop gas ini untuk meningkatkan
proses ammonia murni. Pada loop gas umpan terjadi peristiwa
kompresi, flashing, dan pendinginan untuk mendapatkan kembali
ammonia di unit pemisah sekunder.
32. Proses ini merupakan tahap paling penting dalam
pembuatan ammonia. Gas sintesa yang telah mengandung H 2 dan N2
bebas dari racun dan pengotor direaksikan untuk membentuk NH 3.Unit
ini terdiri dari beberapa tahapan proses, yaitu :
33. a. Penekanan Gas Sintesa dan Pemisahan Air
34. b. Konversi Umpan Gas SintesaMenjadi Ammonia
35.
39.
44.
45.
46.
47.
48.
Unit Recovery
82. Seksi recovery bertujuan untuk memisahkan kandungan
ammonia dan CO2 yang dihasilkan dari seksi dekomposisi untuk dapat
digunakan kembali dalam sistem sintesis urea. Seksi recovery ini terdiri
dari beberapa unit, yaitu :
a. High Pressure Absorber Cooler (HPAC)
b. High Pressure Absorber (HPA)
c. Low Pressure Absorber (LPA)
d. Ammonia condensor
e. Ammonia recovery absorber
83.
71.
72. Gambar 4.2 Poros Gandar
73.
74. 2. Spindle
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin
perkakas, di mana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindle.
Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan
bentuk serta ukurannya harus teliti.
75.
76. Gambar 4.3 Poros sindle Mesin bubut
77.
78.
79. 3. Poros transmisi
80. Poros transmisi berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik
salah satu elemen mesin ke elemen mesin yang lain. Poros transmisi mendapat
beban puntir murni atau puntir dan lentur yang akan meneruskan daya ke poros
melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sproket rantau, dan lain-lain.
81.
82.
83. Gambar 4.4 Kontruksi poros transmisi
84.
3.2.2 Beban Pada Poros
85.
86. 1. Poros dengan beban puntir.
87. Daya dan perputaran, momen puntir yang akan dipindahkan oleh
poros dapat ditentukan dengan mengetahui garis tengah pada poros.
88.
89.
90. Gambar 4.5 Poros transmisi dengan beban puntir
92.
93. 2. Poros dengan beban lentur murni.
94.
95. Poros dengan beban lentur murni biasanya terjadi pada gandar dari
kereta tambang dan lengan robot yang tidak dibebani dengan puntiran, melainkan
diasumsikan mendapat pembebanan lentur saja. Meskipun pada kenyataannya
gandar ini tidak hanya mendapat beban statis, tetapi juga mendapat beban
dinamis.
96.
97.
98. Gambar 4.6 Beban lentur murni pada lengan robot
3.2.3 Poros Berdasarkan Bentuknya dan Macam Kegunaannya
99. 1. Berdasar bentuknya
a. Poros lurus
b. Poros engkol sebagai penggerak utama pada silinder mesin.
Ditinjau dari segi besarnya transmisi daya yang mampu
ditransmisikan, poros merupakan elemen mesin yang cocok
untuk mentransmisikan daya yang kecil hal ini dimaksudkan
agar terdapat kebebasan bagi perubahan arah (arah momen
putar).
100.
101. 2. Macam Kegunaan Umum Poros.
Poros Penggerak
102. Kegunaan : Meneruskan putaran / tenaga dari transmisi ke
penggerak aksel dengan sudut yang bervariasi, yaitu : 1. Poros penggerak ( Poros
propeler ), 2. Penghubung sudut ( joint ), 3. Poros aksel ( Poros roda). Persyaratan
tuntutan sebagai berikut:
Tahan terhadap momen punter
Dapat meneruskan putaran roda sudut yang bervariasi
Dapat mengatasi perpanjangan / perpendekan jarak antara
transmisi dan penggerak
aksel ( diferensial )
Dibuat seringan mungkin.
103.
Konstruksi Poros Penggerak Propeler.
104. Kegunaan sambungan salip ( joint ), Meneruskan putaran dengan
sudut yang bervariasi pada batas batas tertentu.
105. Kegunaan sambungan geser ( luncur ), Mengatasi akibat gerakan
aksel yang berpegang terjadi perubahan jarak aksel dan transmisi.
106.
107.
Konstruksi Poros Aksel ( Poros Roda ) Pada Aksel Rigrid
1. Flens Roda
2. Penahan bantalan
3. Poros aksel
4. Aksel
5. Roda gigi matahari pada diferensial
108.
3.3 Hal-hal yang Diperhatikan Dalam Pembuatan Poros Rotor Turbin
109.
110. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam merencanakan
suatu poros (Sularso, 2004:1) adalah sebagai berikut:
111.
1. Kekuatan poros.
112. Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment),
beban lentur (bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur.
Dalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya :
kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila menggunakan poros
bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros tersebut. Poros yang
dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan beban-beban tersebut.
113.
2. Kekakuan poros.
114. Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman
dalam menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu
besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin
(vibration) dan suara (noise). Oleh karena itu disamping memperhatikan kekuatan
poros, kekakuan poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis
mesin yang akan ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut.
115.
116.
117.
3. Putaran kritis.
118. Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran
(vibration) pada mesin tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai
jumlah putaran normal dengan putaran mesin yang menimbulkan getaran yang
tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor bakar, motor
listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi dapat mengakibatkan
kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi dalam perancangan poros
perlu mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah dari
putaran kritisnya,
119.
4. Korosi.
120. Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif
maka dapat mengakibatkan korosi pada poros tersebut, misalnya propeller shaft
pada pompa air. Oleh karena itu pemilihan bahan-bahan poros (plastik) dari
bahan yang tahan korosi perlu mendapat prioritas utama.
121.
122.
5. Material poros
123. Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang
berat pada umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses
pengerasan kulit (case hardening) sehingga tahan terhadap keausan. Beberapa
diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom nikel molebdenum, baja khrom,
baja khrom molibden, dll. Sekalipun demikian, baja paduan khusus tidak selalu
dianjurkan jika alasannya hanya karena putaran tinggi dan pembebanan yang
berat saja. Dengan demikian perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis proses
heat treatment yang tepat sehingga akan diperoleh kekuatan yang sesuai.
124.
125.
126.
127.
128. 3.4. Mesin-mesin Pendukung Dalam Pembuatan Poros Rotor
Turbin
129.
3.4.1 Mesin Bubut
130. Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas. Prinsip
kerja pada proses turning atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah proses
penghilangan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu. Di sini
benda kerja akan diputar/rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan
dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi
sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja
disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak
umpan (feeding)
131.
132.
133. Gambar 4.7. Proses pembubutan
134.
Komponen Utama Mesin Bubut
135. Mesin bubut pada dasarnya terdiri dari beberapa komponen utama
antara lain: meja mesin, a headstock, a tailstock, a compound slide, across slide, a
toolpost, dan leadscrew dan lain-lain. Pada gambar 2.2 berikut ini diperlihatkan
nama-nama bagian atau komponen yang umum dari mesin bubut:
136.
137. Gambar 4.8. Komponen Utama Mesin Bubut
138.
Tailstock untuk memegang atau menyangga benda kerja pada
bagian ujung yang berseberangan dengan Chuck (pencekam) pada proses
pemesinan di mesin bubut.
Lead crew adalah poros panjang berulir yang terletak agak
dibawah dan sejajar dengan bangku, memanjang dari kepala tetap sampai
ekor tetap. Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala tetap dan
putarannya bisa dibalik. Dipasang ke pembawa (carriage) dan digunakan
sebagai ulir pengarah untuk membuat ulir saja dan bisa dilepas kalau tidak
dipakai.
Feedrod terletak dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk
menyalurkan daya dari kotak pengubah cepat (quick change box) untuk
menggerakkan mekanisme apron dalam arah melintang atau memanjang.
Carriage terdiri dari tempat eretan, dudukan pahat dan apron.
Konstruksinya kuat karena harus menyangga dan mengarahkan pahat
pemotong. Dilengkapi dengan dua cross slide untuk mengarahkan pahat
dalam arah melintang. Spindle yang atas mengendalikan gerakan dudukan
pahat dan spindle atas untuk menggerakkan pembawa sepanjang landasan.
145.
146.
147. Operasi pada mesin bubut ada beraneka ragam antara lain :
Pembubutan
Pengeboran
Pengerjaan tepi
Penguliran
Pembubutan tirus
Penggurdian
Meluaskan lubang
148.
149. 3.4.2. Mesin Gerinda
A. Pengertian
150. Mesin gerinda silindris adalah alat pemesinan yang berfungsi untuk
membuat bentuk-bentuk silindris, silindris bertingkat, dan sebagainya.
Berdasarkan konstruksi mesinnya, mesin gerinda silindris dibedakan mejadi
menjadi empat macam.
151.
199.
200.
201. Gambar 4.12. Mesin Frais Horizontal
202.
203. b. Mesin frais vertikal, merupakan mesin frais dengan poros
utama sebagai pemutar dengan pemegang alat potong dengan posisi tegak.
mesin frais vertikal dapat digunakan untuk mengerjakan pekerjaan sebagai
berikut:
204.
205.
206. Gambar 4.13. Mesin Frais Vertical
207.
208. mengfrais rata.
209. mengfrais ulur.
210. mengfrais bentuk.
211. membelah atau memotong.
212. mengebor.
213.
214. c. Mesin frais universal adalah suatu mesin frais dengan
kedudukan arbornya mendatar perubahan kearah vertikal dapat dilakukan
dengan mengubah posisi arbor. Gerakan meja dari mesin ini dapat kearah
memanjang, melintang, naik turun. Dan dapat diputar membuat sudut
tertentu terhadap bodi mesin.
215.
216.
217.
218. Gambar 3.3 Mesin Frais Universal
Bagian-bagian mesin frais
219.
220.
233. 4. Tranmisi
Merupakan bagian mesin yang menghubungkan motor penggerak dengan
yang digerakkan. Berdasarkan bagian yang digerakkan dibedakan menjadi 2
macam yaitu :
234. a. Transmisi spindle utama
235. b. Transmisi feeding
236. Berdasarkan sistem tranmisinya dibedakan menjadi 2 macam
yaitu :
237. a. Transmisi gear box
238. b. Transmisi v blet
239. 5. Knee
Merupakan bagian mesin untuk menopang / menahan meja mesin. Pada
bagian ini terdapat transmisi gerakan pemakanan ( feeding ).