Heuristik 6: Produk samping pada reaksi reversibel dalam jumlah sedikit biasanya
tidak direcovery dalam separator atau purging, akan tetapi di daur
ulang. Seringkali terdapat sedikit bahan kimia yang dihasilkan dalam reaksi samping, seperti reaksi benzene untuk membentuk biphenyl dalam proses hidrodealkilasi toluene. Ketika reaksi terjadi secara reversibel, memungkinkan untuk memperoleh keseimbangan pada steady state dengan recycle senyawa produk tanpa memindahkannya dari proses. Sehingga sering dikatakan bahwa produk samping yang tidak diinginkan di- recycle to extinction. Contoh 5.4 Produksi Reversibel biphenyl Contoh ini menunjukkan simulasi proses hidrodealkilasi toluene yang lengkap pada akhir bagian 4.3 dan ditampilkan tanpa solusi karena merupakan dasar latihan 5.4. Untuk recycle biphenyl menjadi hilang, flowsheet gambar 4.20 dimodifikasi untuk menghilangkan kolom distilasi terakhir dan toluene yang tidak bereaksi dar kolom kedua direcycle dengan biphenyl. Hal ini dilakukan pada reaksi reversibel. 2 C6H6 C12H10 + H2 Sebagai catatan, reaksi di atas menghilangkan satu dari dua waste stream dalam poses. Yang kehilangan H2 dalam jumlah banyak adalah aliran purging gas, untuk menghindarinya penggunaan membran/adsorpsi separator harus dipertimbangkan. Heuristik 7: Untuk reaksi yang bersusun, baik seri maupun paralel, atur suhu, tekanan, dan katalis untuk memperoleh hasil yang tinggi dari produk yang diinginkan. Pada distribusi bahan kimia, mula-mula diasumsikan kondisi dapat dipenuhi. Sebelum mengembangkan desain kasus dasar, cari data kinetik dan periksa asumsi tersebut. Kinetika reaksi kimia bersusun dalam pembentukan bahan kimia yang diinginkan, kondisi reaksi harus ditetapkan dengan hati-hati untuk memperoleh distribusi bahan kimia yang diinginkan. Contohnya, reaksi seri, paralel, dan seri-paralel pada gambar 5.5, dimana senyawa B merupakan produk yang diinginkan. Untuk sistem reaksi ini dan reaksi sejenis, penting untuk mempertimbangkan suhu, tekanan dan perbandingan umpan, dan waktu tinggal ketika mendistribusikan bahan kimia. Satu contoh reaksi seri-paralel terjadi dalam perusahaan allyl chloride. Sistem reaksi ini melibatkan 3 susunan reaksi orde 2 eksotermis, ditunjukkan dengan gambar 4.5d, dengan panas reaksi, HR, energi aktivasi, E, dan faktor preeksponensial, ko, dalam tabel 5.1. Sebagai catatan, karena E1/E2<1, konversi allyl chloride lebih besar pada suhu intermediet.Pada tahap awal dari proses sintesis, ketika mendistribusikan bahan kimia, pertimbangan ini membantu dalam mengatur suhu, tekanan, dan rasio propilena/chlorine dalam feed. Ketika selektivitas adalah kunci keberhasilan dari proses desain, tidak jarang untuk melakukan analisis luas reaktor saja, sebelum mendistribusikan bahan kimia, dan memproses dengan sintesis flowsheet tersebut. Dalam kasus ini, menggunakan model simulsasi, distribusi bahan kimia dilakukan sebagai proses optimal untuk mencapai tujuan ekonomi. SEPARASI REAKTIF Heuristik 8: Untuk reaksi reversible pada khususnya, pertimbangkan untuk melakukannya di dalam peralatan separasi yang mampu mendorong reaksi ke arah kanan, sehingga menghasilkan produk. Beberapa operasi reaksi separasi mengacu pada distribusi bahan- bahan kimia yang sangat berbeda. Contoh : MeOH + HOAc MeOAc + H2O Pembuatan Methyl asetat menggunakan destilasi reaktif Heuristik 9 : Pisahkan campuran cairan menggunakan menara destilasi, stripping tower, enhanced destillation (ekstraktif, azeotropik, reaktif), ekstraksi cair-cair, kristalizer dan/atau adsorber. Heuristik 10 : Atur untuk mengkondensasikan campuran uap dengan menggunakan cooling water. Lalu gunakan Heuristik 9. Heuristik 11 : Pisahkan campuran uap dengan menggunakan kondenser parsial, cryogenic destillation, menara absorpsi, adsorber, dan/atau alat membran.
Pemisahan yang Melibatkan Partikel Padat
Untuk aliran yang melibatkan fase padatan atau senyawa yang mengkristal atau mengendap, pertimmbangan tambahan diperlukan ketika memilih system separasi. Ketika memisahkan bahan anorganik, terutama dalam larutan aqueous, aliran seringnya didinginkan atau dievaporasi secara parsial untuk mendapatkan kembali padatan melalui kristalisasi. Seringnya slurry dipekatkan dengan pengendapan, centrifugasi, atau filtrasi, sebelum dikeringkan. Peralatan lain untuk mendapatkan kembali padatan adalah cyclone, hydroclone, dan electrostatic precipitator. Kristalisasi terjadi dalam tiga mode yang berbeda, kristalisasi solusi apllies terutama untuk bahan kimia anorganik yang cristallized dari pelarut, biasanya air, dengan suhu operasi jauh di bawah titik leleh kristal. Presipitasi adalah solusi kristalisasi cepat yang menghasilkan sejumlah besar kristal yang sangat kecil. Ini biasanya mengacu pada kasus di mana satu pproduct dua solusi bereaksi adalah solid kelarutan yang rendah misalnya, pengendapan perak klorida larut ketika larutan perak nitrat dan natrium klorida dicampur bersama-sama. Dalam kristalisasi meleleh , dua atau lebih bahan kimia titik leleh sebanding dipisahkan pada suhu operasi pada kisaran titik meltiing. Contoh dari mode ini kristalisasi adalah produksi wafer silikon murni dari lelehan yang terdiri dari SiO2. Kristalisasi mampu memproduksi bahan kimia yang sangat murni ketika dilakukan sesuai dengan heuristik berikut , tidak ada bahwa pemulihan oleh suatu cara kristalisasi maay dibatasi oleh komponen eutektik.