Anda di halaman 1dari 62

TKS 35444

Perancangan Proses Teknik Kimia


(Chemical Process Design)

Lecture 3- Heuristic for Process Synthesis


Semester Genap 2019/2020 (Kelas C)
Prodi Sarjana Teknik Kimia Universitas Riau
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa mampu:
1. Memahami pentingnya pemilihan jalur reaksi yang tidak
melibatkan bahan kimia beracun atau berbahaya dan
bila tidak dapat dihindari, untuk mengurangi keberadaannya
dengan mempersingkat waktu tinggal di unit proses dan
menghindari penyimpanannya dalam jumlah besar.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa mampu:
2. Mampu mendistribusikan bahan kimia, ketika membuat
flowsheet, memperhitungkan keberadaan spesies inert,
yang jika tidak, akan terbentuk dengan konsentrasi yang
tidak dapat diterima, untuk mencapai selektivitas tinggi
terhadap produk yang diinginkan, dan untuk mencapai, bila
memungkinkan, reaksi dan pemisahan dalam tangki yang
sama (misalnya distilasi reaktif).
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa mampu:
3. Mampu menerapkan heuristik dalam memilih proses
pemisahan untuk pemisahkan cairan, uap, campuran uap-
cair dan operasi lain yang melibatkan pemrosesan partikel
padatan, termasuk adanya fase cair dan / atau uap
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa mampu:
4. Mampu mendistribusikan bahan kimia, dengan
menggunakan reaktan berlebih, pengencer inert, dan
aliran dingin (clod shot) (atau panas) hot-shot, untuk
melepaskan panas reaksi eksotermik (memasok panas
endotermik). Distribusi ini dapat berdampak besar pada
integrasi proses yang dihasilkan.
5. Memahami keunggulan, jika memungkinkan, bahwa
memompakan cairan lebih dibanding mengkompressi uap.
Bahan Baku dan Reaksi-reaksi Kimia
Heuristic 1:
Pilih bahan baku dan reaksi-reaksi kimia yang menghindari,
atau mengurangi, penanganan dan penyimpanan bahan kimia
berbahaya dan beracun.
Contoh: Pembuatan Etilen Glikol
Bahan Baku dan Reaksi-reaksi Kimia
• Karena kedua reaksi ini sangat eksotermis, mereka perlu
dikendalikan dengan hati-hati. Tetapi adanya tumpahan air ke
tangki penyimpanan etilen-oksida dapat menyebabkan
kecelakaan yang serupa dengan insiden Bhopal.
• Proses tersebut dirancang dengan dua langkah reaksi, dengan
tangki penyimpanan zat antara, untuk memungkinkan
produksi terus menerus, ketika adanya persoalan shut operasi
reaksi pertama.
Alternatif untuk Proses Etilen Glikol
• Tidak adanya tangki penampung, menyebabkan gangguan
produksi etilen glikol ketika reaksi oksidasi shut down.
• Penggunaan klorin dan kaustik mahal (dibandingkan dengan
oksigen dari udara) pada reaksu satu langkah:

• Alternatif ini membutuhkan bahan baku yang lebih mahal,


tetapi sepenuhnya menghindari terbentuknya intermediate.
Alternatif untuk Proses Etilen Glikol
• Etilen oksida terbentuk dengan reaksi karbon dioksida
membentuk etilen karbonat, intermediate yang jauh lebih
sedikit aktif. Reaksi ini terjadi dengan lancar dengan katalis
tetra-etil-amonium bromida. Etilena karbonat dapat disimpan
dengan aman dan terhidrolisis untuk membentuk produk
etilen glikol sesuai kebutuhan.
Alternatif untuk Proses Etilen Glikol
• Reaksi (R1) dan (R4) dilangsungkan secara berurutan dengan
katalis Ag-gauze dengan mereaksikan etilena dalam aliran
yang berisikan oksigen dan karbon monoksida. Untuk
menjadi pertimbangan sebagai konsep pemrosesan
alternatif, data laboratorium atau pilot-plant tentang laju
reaksi diperlukan.
DISTRIBUTION OF CHEMICALS
Heuristic 2:
Gunakan berlebih salah satu reaktan dalam operasi reaksi
untuk mengkonsumsi seluruh bahan kimia yang mahal,
beracun, atau berbahaya. MSDS akan menunjukkan bahan
kimia mana yang beracun dan berbahaya.

Cotoh:
Pertimbangkan penggunaan etilen berlebih dalam produksi
DCE (dikloroetana)
DISTRIBUTION OF CHEMICALS
DISTRIBUTION OF CHEMICALS
Heuristic 3:
Jika diperlukan menghasilkan produk yang sangat murni,
singkirkan spesies inert sebelum operasi reaksi jika pemisahan
mudah dilakukan dan jika bahan inert dapat menyebabkan
katalis tidak aktif, tetapi jangan lakukan jika panas reaksi
eksotermik yang harus dilepaskan sangat besar.
DISTRIBUTION OF CHEMICALS

• Dua operasi reaksi telah diposisikan. Aliran umpan tidak


murni dari reaktan C mengandung spesies inert D, dan
karenanya diperlukan keputusan apakah akan menyisihkan D
sebelum atau setelah reaksi
Jelas, kemudahan dan biaya pemisahan harus dinilai.
Dapat dicapai dengan melihat sifat fisik yang menjadi
dasar pemisahan, dan penggunaan simulasi
DISTRIBUTION OF CHEMICALS
Heuristic 4:
• Membuat aliran purging untuk memberikan jalan keluar bagi
bahan kimia yang
• Masuk ke proses sebagai impuritis dalam umpan atau
• diproduksi /dibentuk dalam reaksi samping yang
ireversibel,
• Jika bahan kimia tersebut dalam jumlah kecil dan/atau sulit
untuk dipisahkan dari bahan kimia lainnya.
• Bahan kimia yang lebih ringan keluar dalam aliran purging
uap, dan yang lebih berat keluar dalam aliran purging cair.
DISTRIBUTION OF CHEMICALS
• Contoh: Loop Sintesis Amonia
DISTRIBUTION OF CHEMICALS
Heuristic 5:
• Jangan dikeluarkan (purging) bahan kimia yang mahal atau
yang beracun dan berbahaya, bahkan dalam konsentrasi
yang sangat kecil (lihat MSDS).
• Tambahkan pemisah untuk mengambil bahan kimia yang
mahal.
• Tambahkan reaktor untuk menyingkirikan, jika mungkin,
bahan kiia beracun dan berbahaya.
DISTRIBUTION OF CHEMICALS
• Contoh: Konverter katalitik pada knalpot mobil.
DISTRIBUTION OF CHEMICALS
Heuristic 6:
Produk samping yang terbenntuk dalam jumlah kecil dari
reaksi reversibel biasanya tidak diambil dengan separator atau
di-purging. Biasanya didaur ulang hingga punah (tidak ada
dalam sisitem).

Walaupun diproduksi dalam jumlah kecil, bahan kimia yang


diproduksi reaksi samping ireversibel, produk samping harus
di-purging, jika tidak akan menumpuk dalam proses terus
menerus sampai proses tersebut harus shut-down.
DISTRIBUTION OF CHEMICALS
DISTRIBUTION OF CHEMICALS
Heuristic 7:
Untuk proses dengan reaksi-reaksi yang kompetitif, baik seri
maupun paralel, sesuaikan suhu, tekanan, dan katalis untuk
mendapatkan yield tinggi dari produk yang diinginkan. Dalam
distribusi awal bahan kimia, asumsikan bahwa kondisi ini
dapat dipenuhi. Sebelum mengerjakan desain base case,
dapatkan data kinetika dan periksa asumsi ini.
DISTRIBUTION OF CHEMICALS
• Contoh: Pembuatan Allil Klorida.
DISTRIBUTION OF CHEMICALS
9.60E-04

9.70E-04

9.80E-04

9.90E-04

1.00E-03

1.02E-03
1.01E-03
9.70E-4 < 1/T < 9.85E-4
-0.4
1015 < T < 1030

-0.8
ln(k)

-1.2

ln(k1)
-1.6 ln(k2)
1/T (980<T<1042 deg R) ln(k3)
DISTRIBUTION OF CHEMICALS
Heuristic 8:
• Khusus untuk reaksi reversible, lakukan reaksi pada peralatan
pemisah yang mampu mengeluarkan produk dan mengeser
arah reaksi ke kanan. Operasi pemisahan-reaksi seperti itu
menyebabkan distribusi bahan kimia yang sangat berbeda.
DISTRIBUTION OF CHEMICALS
Contoh: Pembuatan Metil Asetat dengan Destilasi Reaktif
DISTRIBUTION OF CHEMICALS
Pembuatan Metil Asetat dengan Destilasi Reaktif
PEMISAHAN
Heuristic 9:
Pisahkan campuran cairan menggunakan distilasi, stripping,
distilasi yang ditingkatkan (ekstraktif, azeotropik, reaktif),
ekstraksi cair-cair, kristalisasi, dan/atau adsorpsi.

Select from distillation, enhanced


distillation, stripping towers, liquid-
liquid extraction, etc.
PEMISAHAN
Heuristic 10:
Upayakan pengembunan atau embunkan sebagian campuran uap
dengan air pendingin atau refrijeran. Kemudian gunakan Heuristic 9.
Select from partial condensation,
cryogenic distillation, absorption,
adsorption, membrane separation,
etc.

Select from distillation, enhanced


distillation, stripping towers, liquid-
liquid extraction, etc.

Attempt to cool reactor products


using cooling water
PEMISAHAN
Heuristic 11:
Pisahkan campuran uap dengan kondensasi parsial, distilasi
kriogenik, absorpsi, adsorpsi dan pemisahan dengan
membran.
Pemisahan melibatkan Partikel Padatan
Kristalisasi terjadi dalam tiga mode:
• Kristalisasi larutan (terutama berlaku untuk bahan kimia
anorganik), pada suhu jauh di bawah titik leleh (melting
point) kristal.
• Pengendapan, mengacu pada kasus di mana satu produk dari
dua larutan bereaksi adalah padatan dengan kelarutan rendah.
• Kristalisasi lebur (terutama berlaku untuk bahan kimia
organik), pada suhu dalam kisaran titik leleh kristal.
Pemisahan melibatkan Partikel Padatan
Heuristic 12:
• Mengkristalkan bahan kimia anorganik dari larutan apekat
dengan cara pendinginan jika kelarutan berkurang secara
signifikan dengan penurunan suhu.
• Simpan larutan paling banyak 1-2oF di bawah suhu saturasi
pada konsentrasi yang berlaku.
• Gunakan kristalisasi dengan penguapan, bukan dinginkan,
jika kelarutan tidak berubah secara signifikan dengan suhu.
Pemisahan melibatkan Partikel Padatan
Heuristic 13:
• Laju pertumbuhan kristal kira-kira sama di semua arah,
tetapi kristal tidak pernah berbentuk bola. Laju pertumbuhan
dan ukuran kristal dikendalikan dengan tingkat kejenuhan, S
= C ∕Csaturasi, di mana C adalah konsentrasi, biasanya dalam
kisaran 1,02 <S <1,05.
• Laju pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh adanya pengotor
dan aditif spesifik tertentu yang bervariasi dari kasus ke
kasus.
Pemisahan melibatkan Partikel Padatan
Heuristic 14:
• Pisahkan bahan kimia organik dengan kristalisasi lebur dengan
pendinginan, menggunakan kristalisasi suspensi diikuti dengan
pengambilan kristal dengan mengendapkan, menyaring, atau
sentrifugasi.
• Atau, gunakan kristalisasi lapisan pada permukaan yang dingin dengan
goresan atau peleburan untuk menghilangkan kristal.
• Jika lelehan membentuk larutan padat, bukan eutektik, gunakan
langkah-langkah peleburan dan pembekuan berulang, yang disebut
kristalisasi lebur fraksional, atau peleburan zona untuk mendapatkan
produk kristal yang hampir murni.
Pemisahan melibatkan Partikel Padatan
• Pelajari sendiri heuristic 15 to 20.
PANAS YANG DIKELUARKAN ATAU
YANG DIMASUKKAN KE REAKTOR
Heuristic 21:
• Untuk mengeluarkan panas reaksi panas yang sangat
eksotermis, pertimbangkan penggunaan reaktan berlebih,
pengencer inert, atau aliran clod-shot.
• Ini mempengaruhi distribusi bahan kimia dan harus
dimasukkan lebih awal dalam sintesa proses
a) Excess reactan

b) Inert diluent

c) Cold shots
PANAS YANG DIKELUARKAN ATAU
YANG DIMASUKKAN KE REAKTOR
Heuristic 22:
• Untuk panas reaksi ksotermik yang lebih rendah, sirkulasi
cairan reaktor ke pendingin eksternal atau gunakan bejana
berjaket atau koil pendingin
• Juga, pertimbangkan penggunaan intercooler antara tahap
reaksi adiabatik.
d) Adiabatic operation; e) use of the intercoolers
Penambahan Panas ke Reaktor
Endotermis
Heuristic 23:
• Untuk mengendalikan suhu reaksi panas yang sangat endotermik,
pertimbangkan penggunaan reaktan berlebih, pengencer inert, atau
aliran hot-shot. Ini mempengaruhi distribusi bahan kimia dan harus
dimasukkan lebih awal dalam proses sintesis.

Heuristic 24:
• Untuk panas reaksi endotermik yang lebih rendah, sirkulasi cairan
reaktor ke pemanas eksternal atau gunakan bejana berjaket atau koil
pemanas. Juga, pertimbangkan penggunaan pemanas-panas antara
tahap reaksi adiabatik.
Penukar Panas dan Furnace
Metode pertukaran panas dari enam kemungkinan berikut:
1. Pertukaran panas antara dua cairan proses menggunakan
double pipe, shell-and-tube, atau compact heat exchanger.
2. Pertukaran panas antara fluida proses dan utilitas, seperti air
pendingin atau steam, menggunakan double pipe, shell-and-
tube, berpendingin udara, atau compact heat exchanger.
3. Pemanasan suhu tinggi dari fluida proses menggunakan
panas dari produk pembakaran dalam tungku (juga disebut
pemanas berapi)
Penukar Panas dan Furnace
Metode pertukaran panas dari enam kemungkinan berikut:
4. Pertukaran panas di dalam reaktor atau pemisah,
bukanterjadi di alat penukar panas eksternal seperti penukar
panas shell-and-tube atau tungku.
5. Pertukaran panas langsung dengan mencampur dua aliran
yang bertukar panas.
6. Pertukaran panas melibatkan partikel padat.
Penukar Panas dan Furnace
Heuristic 25:
• Kecuali diperlukan sebagai bagian dari desain separator
atau reaktor, pertukaran panas yang diperlukan untuk proses
aliran fluida proses pemanasan atau pendinginan, dengan
atau tanpa utilitas, dalam penukar panas shell-and-tube
eksternal menggunakan aliran counter current.
• Namun, jika aliran proses membutuhkan pemanasan di atas
750∘F, gunakan tungku kecuali jika cairan proses mengalami
dekomposisi kimia.
Penukar Panas dan Furnace
Heuristic 26:
Pendekatan suhu minimum mendekati optimal dalam penukar
panas tergantung pada tingkat suhu sebagai berikut:
• 10∘F atau kurang untuk suhu di bawah ambien
• 20∘F untuk suhu di atau di atas ambien hingga 300∘F
• 50∘F untuk suhu tinggi
• 250 hingga 350∘F dalam tungku untuk suhu gas buang di
atas suhu cairan proses masuk.
Penukar Panas dan Furnace
Heuristic 27:
Saat menggunakan air pendingin untuk mengembunkan aliran
proses, asumsikan suhu saluran masuk air 90∘F (dari menara
pendingin) dan suhu outlet air maksimum 120∘F
Heuristic 28:
Didihkan campuran cairan murni atau campuran cairan
dalam penukar panas terpisah, gunakan driving maksimum
45∘F untuk memastikan mendidihnya nukleasi dan
menghindari pendidihan film yang tidak diinginkan.
Penukar Panas dan Furnace
Heuristic 31:
Perkiraan tekanan penukar panas turun sebagai berikut:
• 1,5 psi untuk mendidih dan mengembun.
• 3 psi untuk gas.
• 5 psi untuk cairan dengan viskositas rendah.
• 7–9 psi untuk cairan dengan viskositas tinggi.
• 20 psi untuk cairan proses yang melewati tungku
Penukar Panas dan Furnace
• Heuristic 29, 30, 32 and 33 pelajari sendiri
PUMPING, COMPRESSION, PRESSURE REDUCTION,
VACUUM, AND CONVEYING OF SOLIDS

Heuristic 34:
• Gunakan fan untuk menaikkan tekanan gas dari tekanan
atmosfer hingga 40 water gauge (10,1 kPa atau 1,47 psig).
• Gunakan blower atau kompressor untuk menaikkan tekanan
gas sampai 206 kPa gauge or 30 psig.
• Gunakan kompressor atau sistem kompressor bertahap to
menjaga tekanan besar dari 206 kPa gauge or 30 psig.
PUMPING, COMPRESSION, PRESSURE REDUCTION,
VACUUM, AND CONVEYING OF SOLIDS
PUMPING, COMPRESSION, PRESSURE REDUCTION,
VACUUM, AND CONVEYING OF SOLIDS

Heuristic 37:
• Untuk heads mencapai 3,200 ft dan debit dengan range 10–
5,000 gpm, gunakan pompa sentrifugal.
• Untuk heads sampai 20,000 ft dan debit mencapai 500 gpm,
gunakan pompa resiprocating.
• Yang kurang umum adalah pompa aksial untuk head hingga
40 ft untuk debit dalam range 20-100.000 gpm dan pompa
rotary untuk head hingga 3.000 ft untuk laju aliran dalam
kisaran 1–1.500 gpm.
PUMPING, COMPRESSION, PRESSURE REDUCTION,
VACUUM, AND CONVEYING OF SOLIDS

Heuristic 38:
Untuk aliran cairan, asumsikan penurunan tekanan pipa
(pressure drop) 2 psi ∕ 100 ft pipa dan penurunan tekanan
control vavlve setidaknya 10 psi. Untuk setiap kenaikan
ketinggian 10 ft, asumsikan penurunan tekanan 4 psi.

• Heuristic 39, 40, 41 and 42 pelajari sendiri


Memompakan Cairan atau Mengompresi Gas
Heuristic 43:
Untuk menaikan tekanan aliran, pompakan cairan dibanding
kompresi gas, kecuali membutuhkan refrijeran.
• Pelajari sendiri heuristic 44 to 53.

Anda mungkin juga menyukai