BUKU AJAR :
1. MARSHALL.N ,PETROCHEMICAL PROCESSES, INSTITUT FRANCAIS DU PETROLE PUBLICATIONS., PARIS, 1989. 2. S.MATAR,CHEMESTRY OF PETROCHEMICAL PROCESSES, GULF PUBLISHING CO., HOUSTON, TEXAS,1994 3. H.A. WITTCOFF DAN B.G. REUBEN,INDUSTRIAL ORGANIC CHEMICAL, JOHN WILEY & SONS, NEW YORK, 1995. 4. O.L. DAVIES DAN P.L. GOLDSMITH,STATISTICALMETHODSIN RESEACH AND PRODUCTION (WITH SPECIAL REFERENCE TO THE CHEMICAL INDUSTRY), LONGMAN GROUP LTD FOR ICI LTD., LONDON, 1997.
Pertemuan. 1
PENDAHULUAN
Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan laut dan diperoleh dengan membuat sumur bor Minyak mentah yang diperoleh ditampung di kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang minyak Minyak bumi yang sering disebut dengan crude oil adalah cairan kental berwarna coklat kehijauan hingga hitam berbau kurang sedap yang mengandung 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom C1 sampai C50.
Minyak bumi terdiri dari golongan hidrokarbon ( alipatik dan aromatik ) dan non-hidrokarbon serta senyawa-senyawa logam.
Minyak bumi merupakan campuran yang sangat kompleks yang komposisi nya berbedabeda, tergantung pada letak geografisnya..
Pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya. Pemisahan zat yang bertitik didih tinggi dengan gas. Pemisahan zat untuk material berat Pemisahan endapan yang mengandung destilat.
Filtrasi
Ekstraksi
campurannya dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain.
Hidrogenasi
olefin.
Hydrocracking Reforming
Proses penambahan hidrogen pada proses cracking. Perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang
Pengertian
Catalytic reforming (reformasi katalitik) :
-
Proses perengkahan katalitik untuk memperbaiki kualitas antiketuk dari nafta yang bermutu rendah dan bensin dari hasil penyulingan dengan mengubah jenis naftena seperti sikloheksana, dan alkana menjadi senyawa aromatik beroktan tinggi seperti benzena, toluena, dan xilena. Prosesnya diperlancar dengan bantuan katalis yaitu : platinum, silika dan alumina
metil sikloheksan
toluena
n-oktan dimetilheksan/isoparafin
2,5-
Deskripsi Proses
Ada 3 tipe yang digunakan pada rforming catalytic, yaitu: Unit semi regenerative (semi-regenerative catalytic reformer/SRR) Pada unit ini dilengkapi dengan treatment katalis, sehingga dilakukan regenerasi setiap 6 atau 24 bulan. Unit cyclic catalytic reformer , Menggunakan dua reaktor yang dapat dioperasikan secara bergantian, sehingga salah satu reaktor dilakukan regenerasi maka operasi tetap berlangsung. Continuous catalyst catalytic reformers(CCR) ,Merupakan generasi baru dengan perkembangan sistem katalis multimetalik. Jenisnya : UOPs CCR Platformer process dan Axens Octanizing process.
Produk stabilizer adalah metana, etana, propana dan butana . P=5-45 atm; T=495-252C
Dehidrogenasi Naptena menjadi aromatik merupakan endotermis tinggi (H = 210KJ/mol) dan exentropi kecepatan reaksi menurun dengan bertambahnya jumlah atom C dalam umpan (feed stock) Dehidrosiklisasi parafin lebih endotermis dan exentropi daripada dehidrogenasi (H =20KJ/mol). Isomerisasi n-parafin menjadi iso parafin dan alkil siklo pentana menjadi akil siklo heksana, sedikit lebih exentermis (H diantara -10 dan -20KJ/mol) dan sangat cepat
Pembentukan coke dihasilkan dari proses cracking hidrokarbon dimana menguap pada suhu tinggi dan tekanan rendah. Hydrocracking adalah reaksi exotermis (H = 40KJ.mol) Reaksi termodinamik komplek pada kondisi operasi biasa, tetapi terbatas karena kecepatan reaksinya lambat. Reaksi cracking (pembuatan coke) akan terjadi bila melebihi kondisi ini dan selektifitas operasi diturunkan. Oleh karena itu reaksi produksi aromatik harus diaktivasi secara selektif, dan proses operasi berlangsung pada tekanan parsial hidrogen cukup tinggi.
Tipe katalis
Katalis yang digunakan merupakan multi fungsi, yaitu:
a. Fungsi hidrogenasi/dehidrogenasi, berupa metal Elemen ini harus aktif dan stabil pada temperatur reaksi ( sekitar 500 oC) dan harus dikontrol untuk mencegah atau meminimasi reaksi demetanasi b. Fungsi asam, sekaligus sebagai penyangga katalis dengan atau tanpa penambahan senyawa halogen yang menyebabkan reaksi isomerisasi dan siklisasi. Keasaman harus dikontrol pada moderate hidrokraking.
Penggunaan oksida dan sulfida memiliki selektivitas rendah walaupun penggunaan noble metal melebihi. Untuk sistem konvensional, katalis yang digunakan memiliki karakteristik: a. Penyangga berupa gamma alumina yang mengandung senyawa halogen seperti klorida, fluoride, atau kombinasi keduanya b. Kandungan Pt antara 0,2 0,8% berat.