(03121003085)
TEGUH NOVRIYANSYAH(03121003090)
DOSEN PEMBIMBING: Dr. Ir. TRI KURNIA DEWI, M.Sc
Oleh:
1. MAHDI
(03121003085)
2. TEGUH NOVRIYANSYAH(03121003090)
Mahdi
Teguh Novriyansyah
NIM. 03121003085
NIM. 03121003090
Mengetahui,
Koordinator Riset
NIP. 195608311984032002
NIP. 195207031983032000
PROPOSAL PENELITIAN
1. Pelaksana
Nama/NIM
2. Fakultas
Jurusan
Universitas
3. Tempat Pelaksanaan
4. Waktu Pelaksanaan
: Mahdi/03121003085
Teguh Novriyansyah/03121003090
: Tekni
: Teknik Kimia
: Universitas Sriwijaya
: Laboratorium Unit Proses Jurusan Teknik Kimia
Fakulatas Teknik dan Laboratorium Penelitian
Jurusan MIPA Kimia Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya
: April 2015 selesai
Pelaksana Peneliti,
Mahdi
Teguh Novriyansyah
NIM. 03121003085
NIM. 03121003090
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Kimia
Dr. Ir. Hj. Susila Arita R, DEA Dr. Ir. Hj. Tri Kurnia Dewi, M.Sc
NIP. 196010111985032002
NIP. 195207031983032000
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perumusan Masalah
alam aktif.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Katalis
Katalis merupakan suatu senyawa yang dapat meningkatkan laju reaksi
kimia tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri dengan
cara memberikan jalur pilihan lain yang membutuhkan energi aktivasi lebih
rendah bila dibanding dengan energi aktivasi untuk reaksi tanpa katalis (Whyman,
1994). Katalis ikut berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun
produk. Adanya katalis dapat mempengaruhi faktor-faktor kinetik suatu reaksi
seperti laju reaksi, energi aktivasi, sifat dasar keadaan transisi dan lain-lain
(Augustine, 1996.
Katalis memiliki tiga fungsi katalitik, yakni:
1) Aktivitas
Berkaitan dengan kemampuan katalis untuk mempercepat suatu reaksi
2) Selektivitas atau spesifisitas
Berkaitan dengan kemampuan katalis yang dapat mengaahkan suatu reaksi
3) Stabilitas atau lifetime
Berkaitan dengan kemampuan katalis menahan hal-hal yang dapat
mengarahkan terjadinya deaktivasi katalis
Berdasarkan fasanya katalis digolongkan menjadi dua bagian yakni katalis
homogen dan katalis heterogen.
1) Katalis homogen
Dikatakan katalis homogen karena fasanya yang sama dengan fasa reaktan
serta fasa produk yang dihasilkan dari reaksi. Katalis jenis ini mudah untuk
dioperasikan, dimodifikasi, katalis jenis ini pula meiliki aktivitas dan selektivitas
yang tinggi serta tidak mudah diracuni oleh pengotor yang terkandung dalam
suatu reaksi. Namun sayangnya karena fasa yang dimilikinya sama, maka katalis
ini sulit dipisahkan dari campuran reaksi, katalis jenis ini juga kurang stabil jika
dioperasikan pada suhu tinggi. Umumnya katalis homogen ini paling sering
ditemui dalam bentuk cairan, dimana reaktan dan katalis bercampur menjadi suatu
larutan
2) Katalis heterogen
Katalis heterogen adalah katalis yang fasa reaksinya tidak sama dengan
fasa reaktan dan produk yang dihasilkan. Tidak seperti katalis hogmogen yang
sulit dipisahkan dari reaksi campurannya, maka katalis heterogen ini mudah
dipisahkan dari campuran reaksi. Serta mampu dioperasikan dalam suhu yang
relatif tinggi. Katalis yang banyak ditemukan berupa padatan sementara
reaktannya berupa cairan, oleh karena itu katalis heterogen biasanya dibentuk
seperti pellet agar lebih mudah dioperasikan.
2.2.
Zeolit
Zeolit merupakan mineral yang banyak terdapat di alam, kurang lebih
terdapat 46 mineral zeolit alam. Secara umum zeolit sangat berpori karena
tersusun atas kristal alumina silikat terhidrasi yang banyak mengandung kation
alkali atau alkali tanah yang berbentuk kerangka tiga dimensi dan pori-pori yang
dimiliki zeolit berukuran molekul. Rumus molekul empiris zeolit adalah
M2n(Al2O3.ySiO2)wH2O dimana m adalah kation alkali tanah atau alkali, n adalah
valensi logam alkali, dan x,y adalah bilangan tertentu.
Zeolit termasuk mineral yang istimewa karena struktur kristalnya (susunan
atom maupun komposisinya) yang mudah diatur, sehingga dapat dimodifikasi
sesuai dengan keperluan pemakai dan dapat digunakan untuk tujuan tertentu.
Karena sifatnya yang istimewa tersebut zeolit dapat digunakan dalam berbagai
keperluan dan kegiatan yang luas, misalnya sebagai adsorben, penukar ion dan
katalisator.
Untuk memaksimalkan fungsi zeolit pada suatu proses terutama sebagai
katalis maka digunakan zeolit dengan kualitas yang baik. Agar mendapatkan zeolit
yng berkualitas baik maka perlu dilakukan proses pengolahan dan aktivasi terlebih
dahulu, baik dengan cara pemanasan, penambahan asam atau basa, maupun
melapisi zeolit tersebut menggunakan senyawa kimia lain. Aktivasi secara fisis
dapat dilakukan dengan proses pemanasan, tujuannya untuk menguapkan air yang
terperangkap dalam pori-pori zeolit. Dengan proses pemanasan tersebut maka luas
permukaan pori-pori zeolit akan bertambah. Aktivasi zeolit dengan proses ini
sering dikenal dengan istilah kalsinasi.
Aktivasi zeolit juga dapat dilakukan secara kimiawi, yakni dengan
penambahan pereaksi kimia asam atau basa dalam kurun waktu tertentu.
Tujuannya sama, yakni untuk memperluas permukaan pori-pori zeolit serta
membuang senyawa pengotor yang terperangkap di dalam pori-pori zeolit.
Aktivasi zeolit dengan cara kimiawi ini juga dapat mengatur kembali letak atom
yang dapat dipertukarkan. Aktivasi zeolit yang dilakukan dengan penambahan
asam mineral dapat melarutkan logam alkali seperti Ca2+, K+, Na+, dan Mg+ yang
menutupi rongga pori zeolit. Pengaktifan dengan H + yang dilakukan dalam ruang
interlaminer akan membuat zeolit lebih porous dan permukaannya akan lebih
aktif. Berikut gambar yang menunjukan reaksi yang terjadi apabila zeolit
diaktivasi menggunakan mineral asam.
2.3.
untuk impregnasi kering, diawal perlu diketahui volume pori pengemban untuk
menentukan volume larutan prekursor yang sesuai.
Salah satu yang mendasari pemilihan metode impregnasi adalah bahwa
didalam pengemban tidak terdapat anion atau kation yang dapat dipertukarkan
(karena kalau ada anion atau kation yang dapat dipertukarkan metodenya disebut
pertukaran ion). Metode tersebut bergantung pada kation logam yang ingin
diembankan. Untuk ion kompleks yang sukar mengalami pertukaran kation, maka
metode yang tepat adalah impregnasi, sedangkan untuk kation tersolvasi yang
lebih mudah mengalami pertukaran kation, metode yang tepat adalah pertukaran
ion. Dapat juga dipertimbangkan faktor biaya. Untuk larutan garam yang mahal
dapat dilakukan impregnasi kering. Sedangkan larutan garam yang lebih murah
dapat dilakukan impregnasi basah atau pertukaran ion. (Idra, 2013)
2.4.
Penelitian katalis sistem logam pengemban sudah dilakukan oleh Ipop Syarifah
(2000). Zeolit alam sebelum diimpregnasi logam Ni, diaktivasi secara langsung
dengan kalsinasi, oksidasi dan reduksi. Kemudian logam Ni direndam dalam
larutan prekursor Ni(NO3)2 6H2O dan menghasilkan katalis Ni-HZw. Penelitian
lain katalis sistem logam pengemban dilakukan juga oleh Radionsono (2005).
Zeolit alam diaktivasi dengan menggunakan larutan asam HF1% dan HCl 6 N.
Kemudian impregnasi logam Ni dan Mo sehingga menghasilkan katalis NiMo/zeolit. Radionsono juga melakukan variasi Ni/zeolit Nb2O5 dan Ni-Mo/zeolit
Nb2O5 . Dari hasil penelitian terdahulu dapat diambil kesimpulan bahwa proses
aktivasi dipengaruhi perlakuan dari zeolit yang digunakan sebagai pengemban.
Modifikasi dan aktivasi yang telah dilakukan mempengaruhi selektifitas produk
pada aplikasi proses hidrorengkah.
Pada penelitian ini, dilakukan proses aktivasi zeolit alam secara kimiawi
dengan H2SO4 yang menghasilkan H-zeolit alam aktif. Selanjutnya dilakukan
proses impregnasi menggunakan variasi perbandingan H-zeolit alam aktif dan
larutan Co(NO3)2 dan variasi suhu pada pereduksian katalis. Menggunakan suhu
kalsinasi 550 oC dan laju alir O2 1 ml/det pada oksidasi katalis. Produk Co/zeolit
alam aktif dianalisa karakter porositasnya dengan menggunakan NOVA 1000 dan
tingkat keasamannya dengan cara adsorpsi gas NH3.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap
karakterisasi porositas dan keasaman dari katalis Co/zeolit alam aktif. Penelitian
dilakukan di Laboratorium Unit Proses Teknik Kimia Fakultas Teknik dan
Karakter yang diuji adalah porositas katalis yang terdiri dari luas muka
spesifik, volume pori dan jari-jari pori. Data-data ini akan digunakan
dalam analisis data.