Anda di halaman 1dari 9

APLIKASI SENYAWA CU/ZEOLIT SEBAGAI KATALIS PADA

REAKSI ESTERIFIKASI

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah : Kimia Logam

Dosen Pengampu : Wirda Udaibah, M.Si

Oleh :

1. Hikmatul Ummah (1503076053)


2. Naila Nur Hidayatis Sa’adah (1608076038)
3. Anny Saidatur Rohmah (1608076047)

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Reaksi esterifikasi merupakan suatu reaksi pembentukan ester dengan
mereaksikan secara langsung reagen asam karboksilat dengan suatu alkohol. Reaksi
ini pada umumnya memerlukan waktu reaksi yang cukup lama, sehingga diperlukan
bantuan katalis yang bertujuan untuk mempercepat reaksi pembentukan metil ester
tersebut, selain itu berfungsi untuk meningkatkan selektivitas suatu reaksi.
Katalis yang baik yaitu memiliki luas permukaan komponen yang luas dan
mudah dalam pemakaiannya, sehingga dapat dengan mudah mendispersikan
komponen aktif pada pengemban atau senyawa penyangga contoh katalis tersebut
adalah zeolit.
Pada makalah ini akan membahas tentang modifikasi zeolit dengan tembaga
(Cu) sebagai katalis untuk diujikan aktifitas katalitiknya terhadap reaksi esterifikasi.
Pemilihan logam tembaga (Cu) dan zeolit dalam penelitian ini didasarkan pada
tingkat aktivitas dan selektivitas katalis.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik dari katalis Cu/Zeolit ?
2. Bagaimana aplikasi dari katalis Cu/Zeolit ?
3. Bagaimana hubungan antara katalis Cu/Zeolit dengan ESD ?
C. Tujuan
1. Mengetahui karakteristik dari katalis Cu/Zeolit.
2. Mengetahui aplikasi dari katalis Cu/Zeolit.
3. Mengetahui hubungan antara katalis Cu/Zeolit dengan ESD.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Katalis Cu/Zeolit
Katalis Zeolit termasuk jenis katalis heterogen. Katalis heterogen merupakan
katalis yang berbeda fasenya antara reaktan dan produknya. Fase padat pada katalis
ini, bertujuan untuk memberikan bentuk memperluas permukaan/sisi aktif katalis,
sehingga katalisator ini biasanya dibuat dalam bentuk serbuk yang disebarkan pada
suatu wadah atau supporter. Kelebihan dari katalis ini yaitu produk yang dihasilkan
dapat langsung terpisah dengan katalisnya, sehingga tidak membutuhkan tahapan
yang khusus untuk pemisahannya.
Katalis Heterogen terdiri dari 3 komponen yaitu logam aktif, padatan
pendukung, dan promotor.
1. Logam aktif.
Logam aktif merupakan komponen yang berperan penting dalam proses
katalisis. Logam aktif yang digunakan umumnya adalah logam transisi. Hal ini
disebabkan logam transisi sangat mudah membentuk senyawa kompleks (antara).
Contohnya : Cu2+/Cu+ .
2. Padatan Pendukung.
Padatan pendukung dalam proses katalisis digunakan sebagai media
pendispersi logam aktif sehingga luas permukaan padatan logam semakin
membesar. Dari proses tersebut menyebabkan keadaan partikel katalis lebih baik
dan menjadi stabil. Padatan pendukung juga mempunyai fungsi lain yaitu sebagai
penambah daya tahan katalis terhadap gangguan atau penghambat kerja katalis,
sehingga katalis akan bertahan lebih lama ( Perego dan Villa, 1997). Contohya :
Zeolit.
3. Promotor.
Zeolit berasal dari bahasa Yunani, Zeo (boil) dan lythe (stone) dan
didefinisikan oleh J.V. Smith yang berarti bahwa zeolit merupakan mineral
dengan struktur Kristal alumino silikat yang berbentuk rangka tiga dimensi,
mempunyai rongga dan saluran, serta mengandung ion Na, K, Mg, Ca dan Fe
serta molekul air. Komposisi kimia ziolit tergantung pada kondisi hidrotermal
lingkungan lokal, seperti suhu, tekanan uap air setempat. 1
1
Wirda udaibah, 2015. Penuntun Belajar Kimia Anorganik II. Semarang: CV. Karya Abadi Jaya. Hal, 130
Zeolit merupakan material anorganik yang memiliki struktur berpori dengan
kerangka tiga dimensi dan tersusun dari tetrahedral aluminosilikat yang
mempunyai muatan negatif pada permukaannya.
Zeolit alam di Indonesia sangat besar. Serta nilai ekonomisnya lebih kecil
daripada zeolit sintetik. Zeolit alam biasanya digunakan sebagai media
pengemban. Karena struktur kristalnya berpori dan luas permukaan yang besar,
memiliki stabilitas termal yang tinggi, harganya murah, dan keberadaannya cukup
melimpah. Penggunaan zeolit sebagai pengemban berfungsi sebagai tempat
logam-logam aktif katalis sehingga dapat dipergunakan secara efektif. Logam
yang diembankan kedalam zeolit dapat meningkatkan aktivitas katalitik supaya
dapat bekerja dengan baik. Dan dapat juga menyebabkan luas permukaan yang
relatif besar sehingga membuat reaksi berjalan dengan cepat. Logam yang sering
diembankan pada zeolit alam yaitu logam transisi seperti, Cu, Pt, Cr, Ni dan Mo.
Pembentukan logam Cu dan zeolit menjadi katalis, berdasarkan tingkat
aktivitas dan selektivitas katalis yang dipengaruhi oleh karakteristik katalis.
Karakteristik katalis juga dipengaruhi oleh metode preparasi dan kandungan
logam aktifnya.
Dalam jurnal “Modifikasi Zeolit dengan Tembaga (Cu) dan Uji Sifat
Katalitiknya pada Reaksi Esterifikasi”. Katalis Cu/Zeolit memiliki tingkat
keasaman lebih besar. Hal ini digunakan sebagai pendukung meningkatkan
aktivitas pada reaksi esterifikasi sehingga menghasilkan ester dengan waktu yang
lebih cepat.

B. Aplikasi Katalis Cu/Zeolit.


Katalis Cu/Zeolit dapat diaplikasikan untuk mempercepat reaksi esterifikasi.
Zeolit dimodifikasi dengan menggunakan metode refluks, sehingga menghasilkan
katalis Cu/Zeolit serta mengkarakterisasi katalis tersebut.
Contohnya dalam jurnal “Modifikasi Zeolit Dengan Tembaga (Cu) Dan Uji
Sifat Katalitiknya Pada Reaksi Esterifikasi” ini membahas tentang penentuan sifat
katalitik Cu-zeolit pada reaksi esterifikasi yang dilakukan dengan melakukan
serangkaian analisis berdasarkan penerapan pada reaksi esterifikasi. Proses analisis
dilakukan dengan mereaksikan asam karboksilat dengan metanol pada temperatur
didihnya yaitu sekitar 65-70ºC, yang ditambahakan katalis Cu-zeolit, kemudian
direfluks selama 1 jam pada temperatur didih yang ditentukan. Reaksi yang terjadi
pada proses refluks yaitu

Penentuaan sifat katalitik Cu/Zeolit pada reaksi esterifikasi dilakukan dengan


mereaksikan asam asetat 0,05 mol dengan metanol 0,1 mol, kemudian dilakukan
refluks selama 1 jam dengan ditambahkan katalis zeolit dan Cu-zeolit sebanyak 0,2
gram. Proses esterifikasi didasarkan pada hasil berupa metil ester, dimana proses
reaksi esterifikasi ini dipengaruhi oleh katalis yang menyediakan ion H+(ion
hydronium) untuk mempercepat proses reaksi terjadi. Ion H+ yang digunakan pada
penelitian dalam jurnal ini diberikan oleh katalis zeolit dan Cu-zeolit. Uji yang
digunakan untuk membandingkan katalis tersebut adalah uji keasaman dan
pengukuran persentase hasil yang diperoleh.
Uji keasaman pada katalis menunjukkan hasil :

Hasil pengukuran dengan kromatografi gas menunjukkan :

Berdasarkan tersebut, katalis Cu/Zeolit memberikan hasil metil asetat lebih


besar dibandingkan zeolit. Berdasarkan pengujian sebelumnya mengenai tingkat
keasaman dari katalis juga diperoleh bahwa Cu-zeolit memiliki tingkat keasaman
yang lebih besar dari zeolit. Tingkat keasaman dari katalis juga mempengaruhi efek
katalitik dari katalis yang digunakan, dimana semakin besar tingkat keasaman maka
semakin banyak ion H+ yang dimiliki dari katalis tersebut. Hal ini juga mempengaruhi
hasil dari proses esterifikasi yang menghasilkan metil ester sebagai produk reaksinya,
dengan menggunakan katalis Cu-zeolit waktu pembentukan dari metil ester lebih
cepat dibandingkan dengan menggunakan zeolit.2

2
Orien Cloudia, dkk. Modifikasi Zeolit Dengan Tembaga (Cu) Dan Uji Sifat Katalitiknya Pada Reaksi
Esterifikasi. Indonesian Journal of Chemical Research . (2016). Vol.3 No.1-2, hlm 24
C. Hubungan Katalis Cu/Zeolit pada ESD
Dalam Education of Suistinable Development diketahui bahwa pendidikan ini
harus mengalami kemajuan dan perkembangan dari tahun ke tahun. Katalis Cu/Zeolit
ini biasanya diaplikasikan pada saat percobaan kimia. Tujuan penggunaan ini yaitu
berfungsi agar menghemat waktu proses kerja, menghasilkan produk yang banyak
serta memakai produk yang dapat meminimalisir kecelakaan saat kerja di
laboratorium. Percobaan kimia yang sering memanfaatkan katalis tersebut yaitu
Reaksi Esterifikasi.
Dalam perkuliahan, terutama Kimia memang tidak asing dengan Reaksi
Esterifikasi ini. Reaksi esterifikasi ini seringnya diketahui pada pembahasan kimia
organik. Dalam percobaannya, reaksi Esterifikasi ini digunakan untuk membuat
minyak atsiri. Percobaan minyak atsiri ini sering dibuat percobaan dalam lingkup
pendidikan terutama pada percobaan selama diperkuliahan.
Kebanyakan percobaan menggunakan reaksi esterifikasi membutuhkan waktu
yang lama serta suhu tinggi. Terdapat literasi jurnal yang menggunakan katalis asam.
Namun, kelemahan dari penggunaan katalis asam ini yaitu waktu untuk menghasilkan
produk yaitu tergolong lama. Penggunaan asam ini juga berbahaya bagi si praktikan.
Karena yang digunakan saat reaks esterifikasi ini yaitu asam pekat, oleh karena itu,
dari segi pemakainya sangat berbahaya jika terjadi kontak fisik. Dan juga seringnya
saat esterifikasi menggunakan katalis berjenis homogen yang contohnya yaitu katalis
asam. Sangat jarang menggunakan katalis heterogen.
Karena penggunaan katalis asam ini kurang efisien maka dapat diganti dengan
memakai katalis mineral, contohnya yaitu katalis Zeolit. Katalis zeolit ini lebih
efisien, murah dan mudah didapat di alam. Katalis ini juga lebih aman digunakan.
Karena katalis ini mampu meminimalisir kecelakaan disaat melakukan percobaan.
Namun, dalam penggunaannya katalis Zeolit ini harus digabung dengan ion Cu.
Gabungan ini akan membentuk katalis Cu/Zeolit. Dengan katalis ini menghasilkan
produk yang banyak dan tidak perlu membutuhkan waktu yang lama. Serta
menghasilkan tingkat keasaman yang tinggi. Penggunaan katalis ini juga
meningkatkan kreativitas dan inovasi pada mahasiswa untuk mencoba membuat
katalis zeolit dengan pengemban ion lainnya. Dengan timbulnya pengembangan ide
yang terus menerus, maka akan menciptakan banyaknya inovasi dalam pendidikan
serta timbullah rasa menjaga lingkungan sekitar agar terhindar dari pencemaran yang
membuat lingkungan menjadi rusak. Dalam laboratorium, ini mempunyai nilai positif,
yaitu dapat menghemat waktu kerja di laboratorium serta dapat menghasilkan produk
yang banyak karena adanya peningkatan aktivasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Katalis Zeolit termasuk jenis katalis heterogen. Katalis Heterogen terdiri dari 3
komponen yaitu logam aktif, padatan pendukung, dan promotor. Zeolit merupakan
material anorganik yang memiliki struktur berpori dengan kerangka tiga dimensi dan
tersusun dari tetrahedral aluminosilikat yang mempunyai muatan negatif pada
permukaannya.
Katalis Cu/Zeolit dapat diaplikasikan untuk mempercepat reaksi esterifikasi.
Zeolit dimodifikasi dengan menggunakan metode refluks. Katalis Cu/Zeolit memiliki
keasaman yang lebih besar sehingga semakin banyak ion H + yang dimiliki dari katalis
tersebut. Dengan menggunakan katalis Cu-zeolit waktu pembentukan dari metil ester
lebih cepat.
Dalam aspek ESD, katalis Cu/Zeolit ini biasanya diaplikasikan pada saat
percobaan kimia. Tujuan penggunaan ini yaitu berfungsi agar menghemat waktu
proses kerja, menghasilkan produk yang banyak serta memakai produk yang dapat
meminimalisir kecelakaan saat kerja di laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Cloudia, Orien, dkk. 2016. Modifikasi Zeolit Dengan Tembaga (Cu) Dan Uji Sifat
Katalitiknya Pada Reaksi Esterifikasi. Indonesian Journal of Chemical Research . Vol.3
No.1-2
Las, Tamzil dan Husein Zamroni. 2002. Penggunaan Zeolit dalam bidang Industri dan
Lingkungan. Jurnal Zeolit Indonesia. Vol 1 No 1. Hlm 27-34.
Udaibah, Wirda. 2015. Penuntun Belajar Kimia Anorganik II. Semarang: CV. Karya
Abadi Jaya.

Anda mungkin juga menyukai