Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsumsi energi di dunia hampir 95% itu dipenuhi dari bahan bakar fosil,
sehingga jika hal ini terus berlanjut maka akan menyebabkan terjadinya penipisan
sumber energi dari bahan bakar fosil. Konversi limbah biomassa dapat menjadi salah
satu solusi mencegah penipihan sumber energi dari bahan bakar fosil, yaitu dengan
konversi limbah biomassa akan menjadi sumber energi terbarukan yang dapat
dilakukan dengan reaksi kimia berkelanjutan, yaitu melalui hidrolisis dan hidrogenasi
membentuk senyawa furfural [1,2]. Konversi furfural selanjutnya dilakukan dengan
reaksi kondensasi aldol, hidrogenasi dan deoksigenasi. Katalis sangat berperan
penting dalam proses konversi limbah biomassa ini, katalis adalah suatu zat yang
mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau
terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai
pereaksi ataupun produk .
Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan
reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi.
Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah.
Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.Katalis
dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama, katalis homogen dan katalis
heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan
pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam
fase yang sama.
Katalis dapat menurunkan energi pengaktifan dengan menghindari tahap
penentu laju yang lambat dari reaksi yang tidak dapat dikatalisa. Dengan menurunnya
energi aktifasi maka pada temperatur yang sama didapatkan laju reaksi dengan
konstanta laju yang besar yang artinya reaksi efektifnya dapat terjadi secara cepat.
Katalis dapat digunakan dalam pengaktifan reaksi yang akan mempercepat laju reaksi
dengan menurunkan energi aktifasi. Jika energi pengaktifan reaksi tinggi, maka untuk
temperatur normal, hanya akan terjadi sebagian kecil pertemuan molekul yang
nantinya dapat menghasilkan reaksi yang efektif.

1
Fungsi utama dari katalis ini adalah menyediakan reaksi alternatif dalam suatu
reaksi kimia. Katalis memegang peranan penting dalam perkembangan industri kimia.
Dewasa ini, hampir semua produk industri dihasilkan melalui proses yang
memanfaatkan jasa katalis, baik satu atau beberapa proses.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Katalis apa saja yang dapat digunakan dalam reaksi hidrogenasi CO2 menjadi
methanol?
1.2.2 Bagaimana pengaruh berbagai jenis katalis terhadap aktivitas dan selektifitas dalam
reaksi hidrogenasi CO2 menjadi methanol?
1.2.3 Bagaimana mekanisme reaksi hidrogenasi CO2 menjadi methanol dengan berbagai
jenis katalis yang digunakan?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui katalis apa saja yang dapat digunakan dalam reaksi hidrogenasi CO2
menjadi methanol.
1.3.2 Mengetahui Bagaimana pengaruh berbagai jenis katalis terhadap aktivitas dan
selektivitas dalam reaksi hidrogenasi CO2 menjadi methanol.
1.3.3 Mengetahui Bagaimana mekanisme reaksi hidrogenasi CO2 menjadi methanol dengan
berbagai jenis katalis yang digunakan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Katalis yang digunakan dalam reaksi hidrogenasi CO2 menjadi methanol
Semakin menipisnya jumlah minyak bumi sebagai bahan bakar utama telah
mendorong ilmuwan untuk mempelajari cara menghasilkan minyak bumi buatan
(synthetic fuel) yang kelak akan digunakan sebagai pengganti minyak bumi. Salah satu
reaksi yang banyak diteliti adalah reaksi hidrogenasi. Reaksi hidrogenasi umumnya
menggunakan hidrogen (H2) dan senyawa lain, misalnya karbon dioksida (CO2). Reaksi
ini bersifat eksotermik dan menghasilkan produk yang beragam seperti alkohol, olefin
dan paraffin rantai panjang sehingga katalis diperlukan dalam reaksi ini untuk mengontrol
jenis atau jumlah produk yang dihasilkan.
Mekanisme reaksi hidrogenasi karbon dioksida adalah salah satu reaksi yang
kompleks karena hasil reaksi ini menghasilkan produk yang beragam. Secara umum
reaksi hidrogenasi berarti penambahan hidrogen pada senyawa organik tak jenuh yang
memiliki ikatan rangkap sehingga menghasilkan senyawa dengan ikatan jenuh.
Temperatur dan tekanan yang digunakan pada reaksi hidrogenasi tergantung pada reaktan
dan jenis katalis yang digunakan pada reaksi. Secara umum, ada dua macam katalis
berdasarkan fasenya di dalam sistem reaksi, yaitu :
1. Katalis homogen
Katalis homogen dapat bercampur secara sempurna dengan reaktan karena
mempunyai fase yang sama, misalnya katalis dan reaktan sama-sama berwujud
cair. Karena kesamaan fase tersebut, katalis homogen sulit dipisahkan dari
campuran reaksi.
2. Katalis heterogen
Katalis heterogen adalah katalis yang tidak bercampur atau menyatu dengan
reaktannya karena fase yang berbeda, misalnya reaktan berbentuk gas sedangkan
katalis berbentuk padat.

Katalis logam mulia (noble) seperti platinum (Pt), palladium (Pd), ruthenium (Ru),
memiliki aktivitas katalitik yang tinggi, selektivitas yag baik, dan daya tahan yang lama.
Katalis yang umum digunakan untuk reaksi hidrogenasi adalah nikel (Ni), kobalt (Co),
iron (Fe), platinum (Pt), dan ruthenium (Ru). Setiap katalis memiliki kelebihan dan

3
kekurangan masing-masing, misalnya katalis Ni memiliki aktivitas katalitik yang rendah
dan membutuhkan temperatur reaksi yang tinggi, katalis Co biasanya digunakan pada
reaksi dengan temperatur rendah dan memiliki ketahanan yang tinggi terhadap proses
deaktivasi katalis, namun aktivitas katalitiknya lebih rendah dibandingkan dengan katalis
yang lain. Katalis Fe menghasilkan lebih banyak olefin, harga katalis lebih murah
dibanding katalis lainnya namun memiliki ketahanan yang rendah terhadap proses
deaktivasi katalis. Katalis Pt dan Ru sangat efektif untuk reaksi hidrogenasi, memiliki
ketahanan terhadap proses deaktivasi yang tinggi namun harganya sangat mahal. Karbon
dioksida sangat menarik sebagai sumber karbon terbarukan dan reagen kimia yang ramah
lingkungan. upaya signifikan telah dikhususkan untuk mengeksplorasi teknologi CO2
transformasi, dimana katalis logam memainkan peran kunci

2.2.Pengaruh berbagai jenis katalis terhadap aktivitas dan selektifitas dalam reaksi
hidrogenasi CO2 menjadi methanol
Parameter dalam Pemilihan Katalis
Katalis dapat dinilai baik-buruknya berdasarkan pada beberapa parameter sebagai
berikut:
 Aktivitas, yaitu kemampuan katalis untuk mengkonversi reaktan menjadi produk
yang diinginkan.
 Selektivitas, yaitu kemampuan katalis mempercepat suatu reaksi diantara beberapa
reaksi yang terjadi sehingga produk yang diinginkan dapat diperoleh dengan produk
sampingan seminimal mungkin.
 Kestabilan, yaitu lamanya katalis memiliki aktivitas dan selektivitas seperti pada
keadaan semula.
 Hasil (yield), yaitu jumlah produk tertentu yang terbentuk untuk setiap satuan
reaktan yang terkonsumsi.
 Kemudahan diregenerasi, yaitu proses mengembalikan aktivitas dan selektivitas
katalis seperti semula.

Dalam reaksi kimia, katalis yang digunakan dapat kehilangan aktivitas


katalitiknya secara bertahap karena pemakaian dan katalis juga dapat mengalami
kerusakan. Kerusakan katalis terjadi pada katalis yang belum habis umur pakainya.
Kerusakan katalis ini dapat disebabkan adanya kerusakan fisik atau kimia. Kerusakan
fisik dapat diakibatkan oleh proses pengkriskalan material, sedangkan kerusakan kimia

4
diakibatkan oleh pengikatan logam berat atau logam yang bersifat racun bagi katalis
seperti sulfur. Kerusakan ini dapat bersifat permanen dan sementara. Keracunan yang
parah menyebabkan katalis rusak secara permanen sehingga katalis harus dikeluarkan
dari unit reaksi. Jika bersifat sementara maka katalis dapat dipulihkan kembali dengan
cara diregenerasi sehingga katalis tersebut dapat digunakan untuk beberapa kali reaksi.
Katalis yang dapat diregenerasi lebih disukai karena lebih ramah terhadap lingkungan,
secara ekonomi umur katalis yang lebih lama memberikan keuntungan, dan mengurangi
penggunaan bahan baku baru untuk pembuatan katalis.

Proses regenerasi katalis dapat dilakukan dengan pembakaran pengotor yang


menempel di sisi aktif katalis. Dalam suatu reaksi, katalis digunakan dengan tujuan agar
reaksi berjalan secara efektif dan efisien. Katalis memungkinkan suatu reaksi berjalan
lebih cepat dengan temperatur yang lebih rendah. Hal ini dikarenakan katalis dapat
menurunkan energi aktivasi dengan cara menyediakan jalur mekanisme tahapan reaksi
yang memerlukan energi lebih rendah. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa katalis
bersifat spesifik, yaitu suatu katalis hanya dapat berfungsi untuk suatu reaksi tertentu
saja.

Selektivitas katalis adalah kemampuan katalis mempercepat satu reaksi diantara


beberapa reaksi yang terjadi sehingga diperoleh produk yang diinginkan dan
meminimalisir produk samping. Selektivitas katalis bergantung pada temperatur reaksi,
luas permukaan dan distribusi ukuran pori serta macam atau banyaknya reaksi yang
terjadi. Gambar 4 menunjukkan selektivitas produk metana (CH4), C5+, dan rasio
olefin/paraffin dari masing-masing katalis.

5
Katalis 7Ru/Al2O3 menunjukkan selektivitas metana dan rasio olefin/paraffin yang
paling tinggi dibandingkan dengan katalis 10Ru/Al2O3 dan 12Ru/Al2O3 sedangkan
katalis 12Ru/Al2O3 memberikan selektivitas terhadap produk C5+ yang paling tinggi.
Uji aktivitas katalis pada reaksi hidrogenasi

Reaksi hidrogenasi dilakukan dengan starting material yang digunakan adalah produk
kondensasi yaitu produk monomer (P1) dan produk dimer (P2). Terjadinya reaksi hidrogenasi
akan menunjukkan adanya pemutusan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal.

Selektivitas katalis terhadap produk juga di uji dengan lamanya waktu reaksi. Waktu
reaksi yang digunakan adalah 7 jam pada temperatur reaksi 2300C dan pengambilan produk
dilakukan setiap 30 menit. Gambar 5 menunjukkan pengaruh lamanya waktu reaksi terhadap
selektivitas CH4 untuk masing-masing katalis. Semakin lama waktu reaksi, katalis 7Ru/Al2O3
dan 10Ru/Al2O3 memiliki kecenderungan selektivitas yang semakin menurun sedangkan
katalis 10Ru/Al2O3 menunjukkan kestabilan selektivitas CH4.

6
Gambar 6 menunjukkan selektivitas katalis terhadap produk C5+. Katalis 12Ru/Al2O3
menunjukkan hasil selektivitas C5+ yang semakin meningkat dengan lamanya waktu reaksi,
hal ini menunjukkan terbentuknya produk dengan rantai karbon lebih dari lima semakin
banyak. Sedangkan katalis 7Ru/Al2O3 dan 10Ru/Al2O3 menunjukkan kestabilan selektivitas
produk C5+.

Gambar 7 menunjukkan selektivitas katalis terhadap rasio olefin/paraffin. Dari


gambar 7 terlihat bahwa katalis 7Ru/Al2O3, 10Ru/Al2O3 dan 12Ru/Al2O3 tidak
menunjukkan perubahan yang berarti terhadap selektivitas rasio olefin/paraffin, hal ini
menunjukkan bahwa lamanya waktu reaksi tidak mempengaruhi selektivitas rasio
olefin/paraffin secara signifikan.

2.3 Mekanisme reaksi hidrogenasi CO2 menjadi methanol dengan berbagai jenis katalis
yang digunakan

7
Hidrogenasi Gas CO2 untuk CH3OH. Dalam homoge-neous sintesis katalis logam-
CH3OH melalui pengurangan CO2, amina adalah bahan menjanjikan untuk menangkap CO2
dan membuatnya tersedia untuk reaksi lebih lanjut. Amina dengan titik didih tinggi dan
kandungan nitrogen yang tinggi lebih disukai untuk mencapai CO2 yang cukup penyerapan,
yaitu, CO2 tinggi Amina dan sub berturut-turut CH3OH / amina rasio. Mereka juga disukai
untuk memudahkan pemisahan CH3OH-H2O dalam campuran setelah reaksi dengan
hidrogen.

8
CO2 ditangkap dari udara dan konversi langsung menjadi metanol dengan katalis homogen.

(gambar 1)

Untuk menyelidiki lebih lanjut proses intervensi reaksi, dilakukan reaksi dengan
13
isotopically dengan NMR. Reaksi tersebut dipantau dengan C 1H dipisahkan dengan
spektroskopi NMR , daam waktu 90 menit . tiga puncak baru muncul di 160 ppm. Sesuai
dengan pembentukan formoxysilane 2 dan 3 di 85 ppm. Menunjukkan pembentukan
silylacetal intermediet dan di 50 ppm . terkait dengan metoksida, (selama reaksi berlangsung)
intensitas relaatif uncak pada 85 ppm menurun, sementara 50 ppm meningkat , dibenarkan
bahwa intermediet silylacetal direaksikan untuk membentuk produk metoksida (lihat gambar
1).Pengamatan ini jelas menegaskan bahwa CO2 itu katalitik dikurangi menjadi produk
metoksida dengan hydrosilane sebagai sumber hidrogen. Reaksi berlangsung dengan cepat
pada suhu kamar. Setelah 90 menit, sekitar 50% dari atom hidrogen dari hydrosilane yang
diubah menjadi metoksida seperti yang ditunjukkan oleh1analisis H NMR. konversi ini
meningkat hingga 90% setelah waktu reaksi 24 jam. Hasil ini menunjukkan bahwa NHCs
yang lebih tinggi katalis efisien untuk reaksi ini dibanding katalis logam transisi, yang
diperlukan minggu untuk menyediakan produk reduksi akhir.[26]Kami juga menemukan

9
bahwa jumlah kelebihan silan menyebabkan tingkat yang lebih cepat dengan produk
metoksida akhir yang sama; produk antara tidak terdeteksi.

Mekanisme rinci untuk sistem katalitik keseluruhan masih belum jelas, tapi di sini
kami mengusulkan jalur reaksi yang mungkin berdasarkan intermediet spectrometrically dan
spektroskopi diamati (Skema 2). The karbena nukleofilik akan mengaktifkan CO2untuk
membentuk karboksilat imidazolium. Produk tambahan ini maka akan lebih reaktif terhadap
silan, meskipun ikatan Si H mungkin juga diaktifkan oleh karbena gratis.[27, 28] The karboksil
bagian dari imidazolium karboksilat akan menyerang pusat silan elektropositif dan
mempromosikan transfer hidrida, untuk membentuk formoxysilanes 2 dan 3. Formoxysilane
3, sebuah perantara kunci dalam siklus katalitik, akan bereaksi dengan hydrosilanes gratis
lainnya dengan adanya katalis NHC untuk memberikan intermediet 4-6 dan produk
metoksida akhir Ph2Si- (OMe)2 7 dan (Ph2(MEO) SiO-)n8. siklus katalitik ini akan berlanjut
sampai pasokan hydrosilane sebagai donor hidrida habis. Intermediet 2-4, 6, dan 7 yang
disarankan dalam Skema 2 telah terdeteksi oleh GC-MS.

10
BAB III

PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Katalis yang digunakan dalam reaksi hidrogenasi CO2 menjadi methanol adalah nikel
(Ni), kobalt (Co), iron (Fe), platinum (Pt), dan ruthenium (Ru). Katalis Ni memiliki
aktivitas katalitik yang rendah dan membutuhkan temperatur reaksi yang tinggi,
katalis Co biasanya digunakan pada reaksi dengan temperatur rendah dan memiliki
ketahanan yang tinggi terhadap proses deaktivasi katalis. Katalis Fe menghasilkan
lebih banyak olefin, harga katalis lebih murah dibanding katalis lainnya namun
memiliki ketahanan yang rendah terhadap proses deaktivasi katalis. Katalis Pt dan Ru
sangat efektif untuk reaksi hidrogenasi, memiliki ketahanan terhadap proses
deaktivasi yang tinggi namun harganya sangat mahal.
2. Katalis 7Ru/Al2O3 menunjukkan selektivitas metana dan rasio olefin/paraffin yang
paling tinggi dibandingkan dengan katalis 10Ru/Al2O3 dan 12Ru/Al2O3 sedangkan
katalis 12Ru/Al2O3 memberikan selektivitas terhadap produk C5+ yang paling tinggi.
Uji aktivitas katalis pada reaksi hidrogenasi

Reaksi hidrogenasi dilakukan dengan starting material yang digunakan adalah produk
kondensasi yaitu produk monomer (P1) dan produk dimer (P2). Terjadinya reaksi
hidrogenasi akan menunjukkan adanya pemutusan ikatan rangkap menjadi ikatan
tunggal.

3. Mekanisme reaksi hidrogenasi CO2 menjadi metanol

11
12
DAFTAR PUSTAKA
Katalis, D., Al, R., & Reaksi, O. P. (n.d.). STUDI PENGARUH UKURAN PARTIKEL RUTHENIUM DALAM
KATALIS Ru/Al 2 O 3 PADA REAKSI HIDROGENASI KARBON MONOKSIDDA, 22(4), 61–68.

Kothandaraman, J., Goeppert, A., Czaun, M., Olah, G. A., & Prakash, G. K. S. (2016). Conversion of
CO2from Air into Methanol Using a Polyamine and a Homogeneous Ruthenium Catalyst.
Journal of the American Chemical Society, 138(3), 778–781.
https://doi.org/10.1021/jacs.5b12354

Kusumaningsih, C. P., Ulfa, S. M., & Rahman, M. F. (n.d.). STUDI REAKSI HIDROGENASI SENYAWA
TURUNAN FURFURAL MENGGUNAKAN KATALIS Ni/γ -Al 2 O 3, 1(1), 684–689.

Riduan, S. N., Zhang, Y., & Ying, J. Y. (2009). Conversion of Carbon Dioxide into Methanol with Silanes
over N-Heterocyclic Carbene Catalysts. Angewandte Chemie, 121(18), 3372–3375.
https://doi.org/10.1002/ange.200806058

van Leeuwen, P. W. N. M., & Chadwick, J. C. (2011). Homogeneous Catalysts.


https://doi.org/10.1002/9783527635993

13

Anda mungkin juga menyukai