Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di hampir seluruh negara di dunia ini memiliki pasar modal (capital

market) kecuali bagi negara - negara yang masih berbenah dan belum mampu

melepaskan diri dari persoalan ekonomi dan politik yang begitu parah. Maka

keberadaan pasar modal di negara tersebut dianggap belum begitu berjalan

efektif. Ketidakefektifannya disebabkan oleh berbagai hal termasuk

diantaranya kondisi politik dan keamanan yang belum mencapai tingkat

kestabilan, yang hingga sampai saat ini terus terjadi atau berlangsung berlarut –

larut tanpa ada dicapainya titik penyelesaian, contohnya Negara Palestina,

Myanmar, Rwanda dan beberapa negara lainnya. Salah satu indikator

keberhasilan suatu negara dalam pembangunan adalah bergairahnya sektor usaha.

Kemajuan pada sektor usaha dengan sendirinya memerlukan dana investasi yang

cukup besar dalam rangka melakukan pengembangan - pengembangan usaha.

Pasar modal adalah salah satu alternatif atau sarana dalam memobilisasi dana

masyarakat serta sekaligus sebagai sarana investasi bagi pemilik modal.1

1
Irham Fahmi, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Teori dan Aplikasi, (Bandung :
ALFABETA, 2014), h. 241
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument

keuangan yang bisa diperjual belikan, baik surat utang (obligasi), (saham),

reksadana, instrument derivative maupun instrument lainnya.2 Pada aspek lain

pasar modal juga sebagai indikator kemajuan perekonomian suatu negara. Pasar

modal memberikan fasilitas untuk mempertemukan antara pihak-pihak surplus

dana dengan pihak yang membutuhkan dana dalam kerangka investasi. Disitu

pasar modal memiliki peran penting, mengingat dengan pertumbuhan investasi

berarti terjadi pergerakan ekonomi secara sircle, mulai dari sektor keuangan

sampai dengan sektor riil.3

Pasar modal juga merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun

institusi lain (misalnya pemerintah) dan sebagai sarana bagi kegiatan

berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan

prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan lainnya.4 Pasar Modal merupakan

sarana pembentukan modal dan akumulasi dana yang diarahkan untuk

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengarahan dan berguna penunjang

pembiayaan pembangunan nasioal. Dalam kegiatannya, pemerintah telah

memberikan berbagai fasilitas kepada perusahaan yang menawarkan saham atau

obligasi kepada masyarakat, dengan memberikan kemudahan - kemudahan dan

2
Rivai Veithzal, Islamic Financial Management, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010),
h. 531
3
Hadi Nor, Acuan Teoritis dan Praktis Investasi di Instrumen Keuangan Pasar Modal,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 9
4
Rivai Veithzal, Islamic Financial Management…, h. 531
juga memberikan peraturan-peraturan agar kepentingan masyarakat terjamin,

sehingga setiap perusahaan yang akan go public diteliti kelayakannya.5

UU No.8/1995 tentang Pasar modal (UUPM), menyebutkan Bahwa Pasar

modal merupakan wadah untuk melakukan transaksi perdagangan berbagai

instrumen keuangan jangka panjang, seperti: surat utang (obligasi), ekuitas

(saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Trasnsaksi

jual beli efek Pasar modal dilakukan di Bursa Efek, yaitu pihak yang

menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau sarana untuk mempertemukan

penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan

efek diantara mereka.6

Perkembangan Pasar modal di Indonesia kini berkembang sangat pesat.

Bahkan sudah menjadi tujuan investasi menarik bagi para investor baik dari

dalam maupun luar negeri. Pasar modal Indonesia sudah berkembang menjadi

salah satu sumber pendanaan jangka panjang bagi dunia usaha. Berbagai

program infrastruktur pun turut didorong menggunakan pendanaan dari Pasar

modal dan Pasar Modal Syariah.7

Pasar modal syariah secara sederhana dapat diartikan sebagai pasar modal

yang menerapkan prinsip – prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi

5
Kamaruddin Ahmad, Dasar-Dasar Manajemen Investasi Dan Portopolio, Edisi Revisi
tahun 2004 ( Jakarta: Pt Rineka Cipta, 2004), h. 17
6
TICMI, Pengetahuan tentang efek yang diperdagangkan di pasar modal, edisi 2016. h. 3
7
Nur Aini, OJK: Pasar Modal Indonesia berkembang sangat pesat, dikutip dari
https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/17/08/13/oulvh0382-ojk-pasar-modal indonesia-
berkembang-sangat-pesat, pada hari Sabtu, tanggal 20 Oktober 2018, pukul 11.15 WIB
dan terlepas dari hal – hal yang dilarang dalam Islam.8 Islam memberi rambu-

rambu atau batasan - batasan tentang investasi yang diperbolehkan dan tidak

diperbolehkan untuk dilakukan oleh pelaku bisnis seperti para investor,

pedagang, suppliyer dan siapapun yang terkait dengan dunia ini. Bukan hanya

itu, beberapa hal seperti pengetahuan tentang investasi akan ilmu-ilmu yang

terkait butuh diperdalam agar kegiatan investasi yang kita kerjakan bernilai

ibadah, mendatkan kepuasan batin serta keberkahan di dunia dan akhirat. Seruan

untuk berinvestasi itu terdapat dalam Al-Qur'an surat Al-Hasyr : 189

َ َّ ‫ت ِلغَ ٍد ۖ َواتَّقُوا‬
َّ ‫َّللا ۚ ِإ َّن‬
ٌ ‫َّللاَ َخ ِب‬
‫ير ِب َما‬ ْ ‫س َما قَدَّ َم‬ ُ ‫َّللاَ َو ْلت َ ْن‬
ٌ ‫ظ ْر نَ ْف‬ َّ ‫َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ات َّقُوا‬
َ‫ت َ ْع َملُون‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan


hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Perintah untuk melakukan investasi itu diakhiri dengan kalimat yang

terdapat dalam Al-Qur'an surat Lukman : 3410

‫س َماذَا‬ َ ‫ع ِة َويُن َِز ُل ْالغَي‬


ٌ ‫ْث َويَ ْعلَ ُم َما فِي ْاْل َ ْر َح ِام ۖ َو َما تَد ِْري نَ ْف‬ َّ ‫َّللاَ ِع ْندَهُ ِع ْل ُم ال‬
َ ‫سا‬ َّ ‫إِ َّن‬
ٌ ‫ع ِلي ٌم َخ ِب‬
‫ير‬ َّ ‫ض ت َ ُموتُ ۚ إِ َّن‬
َ َ‫َّللا‬ ٍ ‫س بِأَي ِ أ َ ْر‬ٌ ‫غدًا ۖ َو َما تَد ِْري نَ ْف‬ َ ‫ِب‬ُ ‫ت َ ْكس‬
Artinya: Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan
tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan

8
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: KENCANA
PRENADAMEDIA GROUP, 2009), h. 111
9
Kementrian Agama RI, Alquran dan Terjemahannya, (Jakarta: WALI, 2010), h. 548
10
Kementrian Agama RI, Alquran dan Terjemahannya…, h. 414
mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang
dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya
besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana
dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal.

Uraian tersebut di atas menunjukkan bahwa Allah secara tegas

menyatakan tiada seorangpun di dunia ini yang bisa mengetahui apa yang

akan diperbuat atau diusahakan serta peristiwa apa yang akan terjadi besok.

Karena ketidaktahuan tersebut maka manusia diperintahkan berusaha, salah

satunya dengan cara berinvestasi sebagai bekal menghadapi hari esok yang tidak

pasti tersebut, hasilnya merupakan hak prerogratif Allah tapi yang penting

mengikuti standart agama dalam setiap kegiatan apapun termasuk investasi.11

Perkembangan investasi syariah di Indonesia semakin menunjukkan

peningkatan. Hal ini terlihat dari beberapa angka indikator Pasar modal yang

menunjukkan pertumbuhan. Tercatat jumlah total investor syariah pada bulan

April 2018 meningkat sekitar 28% dari sebelumnya pada tahun 2017 tercatat

23.207 investor menjadi 29.670 investor pada tahun 2018. Tren pertumbuhan

serupa terlihat juga pada sisi tingkat keaktifan investor syariah yang bertumbuh

secara signifikan Hingga 43%. Sementara itu, dilihat dari segi indikator transaksi,

Bursa Efek Indonesia mencatat saat ini nilai transaksi investor syariah telah

mencapai Rp 596 Milyar Dengan volume saham yang telah di transaksikan

11
Sakinah, Investasi Dalam Islam, Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan, (Volume 12,
Nomor 1, Oktober 2014), h. 98
hingga bulan april 2018 yaitu sebanyak 2 Milyar saham dan hingga frekuensi

transaksi perdagangan Saham terjadi sebanyak 197 ribu kali. Dari total 34

provinsi di Indonesia, diketahui 10 besar provinsi memiliki jumlah investor

saham syariah terbanyak dimana pada peringkat Pertama ditempati oleh Jawa

Timur dengan total 4.374 investor, disusul oleh Jawa Barat dengan total 3.784

investor. Kemudian tercatat DKI Jakarta, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta,

Sumatera Barat, Banten, Bengkulu, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Barat

menjadi bagian Dari 10 besar tersebut.

Pencapaian ini bukanlah merupakan hasil instan, melainkan hasil kerja

keras tidak hanya dari pemerintah, akan tetapi juga berbagai perusahaan

Sekuritas, dan lembaga/asosiasi seperti Otoritas Jasa keuangan, Masyarakat

Ekonomi Syariah, Ikatan Ahli Ekonomi Islam, Organisasi mahasiswa Fossei dan

Galeri Investasi serta Galeri Investasi Syariah yang dimana secara konsisten terus

berupaya meningkatkan literasi masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan

syariah, termasuk Pasar Modal Syariah.12

Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Dimaksudkan untuk

mengenalkan Pasar modal sejak dini pada dunia akademis. Pendirian Galeri

Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) berkonsep 3 in 1 (kerjasama antara BEI,

Perguruan Tinggi dan Perusahaan Sekuritas) sehingga diharapkan civitas

12
Arief Tri Setiaji, Perkembangan Pasar Modal Syariah, Kini Semakin Menjanjikan, dikutip
dari http://mysharing.co/perkembangan-pasar-modal-syariah-kini-semakin-menjanjikan/, pada hari
Sabtu, tanggal 20 Oktober 2018, pukul 11.50 WIB
akademika tidak hanya mengenal Pasar modal dari sisi teori saja akan tetapi

dapat langsung melakukan prakteknya.13

IAIN Bengkulu adalah salah satu perguruan tinggi yang memberikan

mata kuliah yang diarahkan untuk memperluas dan menunjang kebutuhan

keterampilan mahasiswa serta sekaligus sebagai profesi yaitu pembelajaran

tentang dunia berinvestasi secara Islam. Dengan pendidikan dunia Islami sebagai

profesi diharapkan akan melahirkan para investor yang berinvestasi di saham

syariah yang kompeten.

Untuk mengembangkan wawasan berinvestasi, khususnya bagi

mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam ini, maka penerapan dalam proses

pembelajaran, khususnya pembelajaran mata kuliah Manajemen Investasi

Syariah perlu adanya peningkatan pada kurikulum, silabus dan program

pembelajaran, sehingga tujuan dari mata kuliah tersebut benar-benar dapat

dicapai sesuai Visi dan Misi ekonomi Islam. Hal ini juga tidak lepas dari

bagaimana seseorang dosen menyampaikan pembelajaran mata kuliah tersebut

agar mahasiswa bisa lebih memahami dalam berinvestasi.

Bagi mahasiswa yang sudah mengikuti mata kuliah manajemen investasi

syariah dan matakuliah pendukung lainnya diharapkan dapat meningkatkan

jiwa berinvestasi mahasiswa. Namun setelah penulis melakukan observasi

terhadap mahasiswa prodi Ekonomi Syariah yang sudah mendapatkan mata

13
Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia, dikutip dari http://www.galeriinvestasi-
bei.com/aboutus, pada hari Sabtu, tanggal 20 Oktober 2018, pukul 13.50 WIB
kuliah Manajemen Investasi Syariah ada yang menyatakan mata kuliah

tersebut sudah efektif untuk meningkatkan jiwa berinvestasi mahasiswa dan

ada yang menyatakan mata kuliah belum efektif untuk meningkatkan jiwa

berinvestasi.

Berdasarkan observasi awal terhadap mahasiswa prodi Ekonomi

Syariah maka penulis tertarik untuk meneliti judul “ Penerapan Mata Kuliah

Manajemen Investasi Syariah Dalam Meningkatkan Jiwa Berinvestasi

Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah IAIN Bengkulu”.

B. Batasan Masalah

Agar pembahasan penelitian ini tidak meluas, maka batasan masalah

dalam penelitian ini adalah pemahaman mahasiswa fakultas ekonomi dan

bisnis islam jurusan ekonomi islam Institut Agama Islam Negeri Bengkulu.

Peneliti memilih mahasiswa tersebut karena mahasiswa/I jurusan ini dibebankan

mata kuliah Manajemen Investasi Syariah.

Sebagai praktisi mulai dari lingkungan akademisi, pengetahuan tentang

saham syariah perlu diperkenalkan kemudian setelah itu dapat disampaikan

kemasyarakat maka pengetahuan ini akan tersalurkan.


C. Rumusan Masalah

Bagaimana penerapan matakuliah Manajemen Investasi Syariah dalam

meningkatkan jiwa berinvestasi mahasiswa prodi Ekonomi Syariah IAIN

Bengkulu?

D. Tujuan Penelitian

Dalam melakukan penelitian, tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui Apakah Penerapan Mata Kuliah Manajemen Investasi Syariah yang

diberikan sudah Efektif untuk Meningkatkan Jiwa Berinvestasi Mahasiswa Prodi

Ekonomi Syariah IAIN Bengkulu

E. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan tentang pemahaman berinvestasi di dalam sudut pandang dunia

pendidikan islam dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pada

kajian penelitian yang akan datang.

b. Secara praktis

Bagi IAIN Bengkulu sebagai bahan masukan kepada IAIN Bengkulu

khususnya Fakultas Ekonomi Syariah dan Bisnis Islam untuk lebih

mengembang pendidikan berinvestasi.


F. Penelitian Terdahulu

Adi Saputra, Efektivitas Mata Kuliah Kewirausahaan dalam

Meningkatkan Jiwa Entrepreneur Mahasiswa Prodi Ekonomi Syari’ah IAIN

Bengkulu, 2017 di IAIN Bengkulu, mahasiswa yang sudah mengikuti mata

kuliah kewirausahaan dan matakuliah pendukung lainnya diharapkan dapat

meningkatkan jiwa kewirausahaan mahasiswa. Namun setelah penulis

melakukan observasi terhadap mahasiswa prodi Ekonomi Syari’ah yang sudah

mendapatkan matakuliah kewirausahaan ada yang menyatakan mata kuliah

tersebut sudah efektif untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan mahasiswa dan

ada yang menyatakan mata kuliah kewirausahaan belum efektif untuk

meningkatkan jiwa kewirausahaan. Peneliti menggunakan metode desktiptif

dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ditemukan bahwa 9 dari 13

informan, jiwa kewirausahaan belum ada dan menyatakan mata kuliah yang

diberikan dengan bobot 2 SKS belum efektif untuk meningkatkan jiwa

kewirausahaan, sedangkan 4 dari 13 informan, jiwa kewirausahaan semakin

meningkat dan menyatakan mata kuliah kewirausahaan yang diberikan

dengan bobot 2 SKS sudah efektif untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan.

Perbedaan penelitian Adi Saputra dengan penelitian ini yaitu penelitian Adi

Saputra menjelaskan mata kuliah kewirausahaan sedangkan penelitian ini

menjelaskan mata kuliah Manajemen Investasi Syariah dalam meningkatkan jiwa

berinvestasi.
Nur Wahyuning Sulistyowati, Pengaruh Motivasi Ekstrinsik Dan

Prestasi Belajar Akuntansi Terhadap Minat Investasi Dan Keputusan Investasi

Mahasiswa Fe Program Studi Akuntansi Unesa, 2015 di Universitas Negeri

Surabaya, Menganalisis pengaruh motivasi ekstrinsik dan prestasi belajar

akuntansi terhadap minat investasi dan keputusan investasi mahasiswa. Peneliti

menggunakan metode kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan

metode angket, dokumentasi, dan wawancara dengan analisis data menggunakan

Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

secara langsung motivasi ekstrinsik berpengaruh signifikan terhadap prestasi

belajar akuntansi. Prestasi belajar akuntansi tidak berpengaruh signifikan

terhadap minat investasi. Motivasi ekstrinsik berpengaruh signifikan terhadap

minat investasi. Minat investasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan

investasi. Prestasi belajar akuntansi berpengaruh signifikan terhadap keputusan

investasi, dan motivasi ekstrinsik berpengaruh signifikan terhadap keputusan

investasi. Sedangkan secara tidak langsung motivasi ekstrinsik mempunyai

pengaruh signifikan terhadap keputusan investasi melalui minat investasi,

sehingga minat investasi terbukti memediasi motivasi ekstrinsik terhadap

keputusan investasi mahasiswa, dan prestasi belajar akuntansi mempunyai

pengaruh signifikan terhadap keputusan investasi melalui minat investasi,

sehingga minat investasi terbukti memediasi prestasi belajar akuntansi terhadap

keputusan investasi mahasiswa. Temuan dalam penelitian ini adalah bahwa minat

investasi berperan penting dalam keputusan investasi mahasiswa. Perbedaan


penelitian Nur Wahyuning Sulistyowati dengan penelitian ini yaitu penelitian

dari Nur Wahyuning Sulistyowati menjelaskan pengaruhnya Motivasi

Ekstrinsik Dan Prestasi Belajar Akuntansi Terhadap Minat Investasi Dan

Keputusan Investasi Mahasiswa. Sedangkan penelitian ini lebih menjelaskan

mata kuliah Manajemen Investasi Syari’ah dalam meningkatkan jiwa

berinvestasi mahasiswa Selanjutnya perbedaan penelitian Nur Wahyuning

Sulistyowati dengan penelitian ini yaitu dari metode yang digunakan metode

penelitian ini menggunakan metode kualitatif sedangkan penelitian Nur

Wahyuning Sulistyowati menggunaka meotode kuantitatif.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep Dasar Pendidikan di Perguruan Tinggi

1. Pengertian Pendidikan

Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat

bangsa dan Negara. Dengan demikian pendidikan berarti segala usaha

orang dewasa dalam pergaulan dengan peserta didik untuk memimpin

perkembangan potensi jasmani dan rohaninya keaarah kesempurnaan.

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tantang

Pendidikan Nasioal (UU Sisdiknas) itu juga merumusakan fungsi dan tujuan

pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya

pendidikan di Indonesia. Pasal 3 U Sisdiknas menyebutkan, pendidikan

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menajadi warga Negara yang demokrasi
serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan nasional itu merupakan

rumusan mengenal kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan

oleh setiap satuan pendidikan.14

2. Aplikasi Pembelajaran Manajemen Investasi Syariah

Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

Pendidikan Nasional, UU 20/2003 tentang sisdiknas Bab VI pasal 19 ayat 1:

pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan

setelah pendidikan mengengah yang mencakup program pendidikan

diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doctor yang diselenggarakan oleh

perguruan tinggi. Pada dasarnya sama dengan di lembaga pendidikan

lainnya yakni bisa dengan cara perkuliahan dan dapat pula melalui kegiatan

ekstrakulikuler, perbedaan hanya menyesuaikan kegiatan pembelajaran

harus lebih spesifik terutama dalam hal kesesuaian dengan karakteristik

disiplin ilmu yang diikuti oleh masing-masing mahasiswa.15

Edukasi investasi khususnya mengenai pasar modal diharapkan

menstimulasi minat investasi saham setiap individu yang berpartisipasi.

Pengetahuan yang memadai akan sebuah bidang yang dilakukan seseorang

meningkatkan kepercayaan dirinya terhadap hal tersebut dalam hal ini

14
Choirul Mahfud, Pendidikan Multikultural, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 31
15
Eman Suherman, Desain Pembelajaran Kewirausahaan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 27
berinvestasi saham.16 Mata kuliah mengenai investasi akan menambah

pemahaman akan investasi tersebut dan akan menyebabkan suatu perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dalam

lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.

Pemahaman mengenai invetasi merupakan bentuk pembelajaran bagi

individu yang terlibat yang kemudian akan menumbuhkan minat bagi

individu tersebut.17

B. Manajemen Investasi Syari’ah

1. Pengertian Manajemen

“Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.

Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari

fungsi-fungsi manajemen itu”.18 Manajemen merupakan sebuah proses yang

mana proses itu diawali dengan proses perencanaan, pengorganisasian,

pemimpinan dan di akhiri dengan pengendalian pekerjaan anggota organisasi

serta menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang

16
widana putra, Pengaruh Pelatihan Pasar Modal, Return, Persepsi Risiko, Gender, Dan
Kemajuan Teknologi Pada Minat Investasi Mahasiswa, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
(Volume 16, Nomor 3, September 2016), h. 2322
17
Sura Klaudia, dkk. Menakar Pengaruh Risiko, Return, Pemahaman Investasi, dan Modal
Investasi Terhadap Minat UMKM dalam Memilih Jenis Investasi, Jurnal PETA, (Volume 3, Nomor 1,
Januari 2018), h. 114
18
H. Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen ( Dasar,Pengertian dan Masalah), ed.Rev, ,(Jakarta
: PT.Bumi Aksara, 2014), h.1-2
diinginkan.19 Manajemen juga diartikan suatu proses tau kerangka kerja,

yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang – orang

ke arah tujuan – tujuan organisasional atau maksud – maksud yang nyata.20

Semua pengertian tentang manajemen diatas secara esensial mengandung

persamaan mendasar, yaitu bahwa dalam manajemen terdapat aktivitas yang

saling berhubungan, baik dari sisi fungsionalnya maupun dari tujuan yang

ditargetkan sebelumnya. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk

mewujudkan tujuan yang diinginkan dengan menggunakan tahapan –

tahapan yang berguna untuk memudahkan dan mengendalikan semuanya.

Ditinjau dari definisinya, manajemen memiliki empat fungsi .

keempat fungsi tersebut adalah merencanakan (planning),

mengorganisasikan (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan

(controling).21

2. Pengertian Investasi Syariah

“Pengertian investasi menurut Arifin mendefinisikan investasi adalah

kegiatan menunda konsumsi untuk mendapatkan nilai konsumsi yang lebih

besar yang akan mendatang”.22 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

investasi diartikan sebagai penanaman uang disuatu perusahaan atau

19
Henki Idris Issakh dan Zahrida Wiryaman, Pengantar Manajemen, ( Jakarta : In Media,
2015), h. 91
20
Irham Fahmi, Manajemen (Teori, Kasus dan Solusi), ( Bandung : Alfabeta, 2014), h. 2
21
Henki Idris Issakh dan Zahrida Wiryaman, Pengantar Manajemen..., h. 91
22
Arifin z, Teori Keuangan dan Pasar Modal, (Yogyakarta: EKONOSIA, 2007), h. 27
proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.23 Pada dasarnya investasi

adalah membeli suatu asset yang diharapkan dimasa yang akan datang

dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi.24

Investasi, Secara harfiah adalah penyimpanan uang dengan tujuan

memperoleh return yang diharapkan lebih besar disbanding bunga deposito

untuk memenuhi tujuan yang ingin dicapai dengan jangak waktu yang

ditetapkan dan sesuai kemampuan modal untuk memperoleh keuntungan

(return) yang lebih baik di masa datang.25

Dalam perspektif ekonomi Jhon Dwones dan Jordan E Goodman

menyebutkan bahwa investasi merupakan penggunaan modal untuk

menciptakan uang, baik melalui sarana yang menghasilkan pendapatan

maupun melalui ventura yang lebih berorientasi ke resiko yang dirancang

untuk mendapatkan perolehan modal.

Investasi dalam islam dapat digambarkan sebagai suatu kegiatan

produktif yang menguntungkan bila dilihat dari sudut pandang teologis,

dan menjadi untung rugi bila dipandang dari sisi ekonomi. Yang menjadi

kelebihan investasi dalam islam adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh

manusia harus sesuai dengan kaidah-kaidah syar’ih yang sejalur dengan Al-

Qur’an dan Hadist. Dan bila investasi yang dimaksud khusus perdagangan

23
Sunarya, Pengantar Pasar Modal, (Yogyakarta: UUP AMP YKPM, 2015), h. 32
24
Sunarya, Pengantar Pasar Modal…, h. 32
25
Hanafi Adi Putranto, Kelayakan Finansial Ekonomi Mahasiswa dalam Investasi Saham di
Galeri Investasi Syari’ah UIN Sunan Ampel Surabaya, journal of economics, (Volume 1, Nomor 1,
Desember 2016), h. 2
efek di pasar modal, maupun lembaga lainnya dalam bentuk yang serupa,

maka investasi dalam Islam atau investasi syariah adalah kegiatan

perdagangan dan usaha yang sesuai dengan syariah adalah kegiatan usaha

yang tidak berkaitan dengan produk atau jasa yang haram seperti makanan

haram, perjudian, dan kemaksiatan. Selain itu juga menghindari cara

perdagangan dan usaha yang dilarang, termasuk yang tergolong praktik

riba, gharar, dan maysir.26

Jadi, Investasi syariah adalah kegiatan produktif yang

menguntungkan baik secara materi maupun spiritual yang meliputi

kemandirian keuangan, rasa nyaman dan keterangan batin dengan cara

menghindari kegiatan yang bersifat riba, gharar dan maysir.

a. Dalam Pandangan Islam

Kegiatan berinvestasi termasuk kegiatan muamalah yang mana

hukum asal dari kegiatan muamalah adalah mubah (boleh), sehingga

berinvestasi dikatakan mubah (boleh) kecuali ada hukum akan larangan

yang mengikutinya (haram). Semua kegiatan dalam pola hubungan

antara manusia adalah mubah (boleh) kecuali yang jelas ada laranganya

(haram).27 Investasi secara syari’ah merupakan salah satu ajaran dari

konsep islam, yang dapat dibuktikan dengan konsep investasi yang

berharap untuk memperoleh manfaat tertentu yang mana kegiatan

26
Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.14
27
Indah Yuliana, Investasi Keuangan Syari’ah, (Malang:UIN Maliki Pres, 2010), h. 10
pembiyaan dan investasi keuangan berdasarkan prinsip yang sama dengan

kegiatan usaha lainya yaitu memelihara prinsip kehalalan dan keadilan.

Berinvestasi dengan menggunakan norma syari’ah merupakan sebuah

dari ilmu dan amal, oleh karena itu, investasi sangat di anjurkan bagi

muslim.28 Hal tersebut dijelaskan Firman Allah SWT di dalam Al-qur’an

Surat Al-Baqarah : 26129

‫سنَا ِب َل ِفي ُك ِل‬


َ ‫س ْب َع‬
َ ‫ت‬ ْ َ ‫َّللا َك َمثَ ِل َحبَّ ٍة أ َ ْن َبت‬
ِ َّ ‫س ِبي ِل‬َ ‫َمثَ ُل الَّذِينَ يُ ْن ِفقُونَ أَ ْم َوالَ ُه ْم ِفي‬
‫ع ِلي ٌم‬
َ ‫َّللاُ َوا ِس ٌع‬ َّ ‫ف ِل َم ْن يَشَا ُء ۗ َو‬ُ ‫ضا ِع‬ َّ ‫س ْنبُلَ ٍة ِمائَةُ َحبَّ ٍة ۗ َو‬
َ ُ‫َّللاُ ي‬ ُ
Artinya: Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa
dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-
tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi
siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya)
lagi Maha Mengetahui.

Ayat itu juga merupakan informasi tentang pentingnya investasi

meskipun tidak secara kongkrit berbicara investasi, karena yang

termaktub menyampaikan tentang betapa beruntungnya orang yang

menginfakkan hartanya dijalan Allah. Ayat ini kalau dibaca dari

perspektif ekonomi jelas akan mempengaruhi kehidupan kita didunia.

Bayangkan saja jika banyak orang yang melakukan infaq maka

sebenarnya ia menolong ratusan, ribuan, jutaan bahkan milyaran orang

28
Ahmad Dahlan Malik, Anlisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat
berinvestasi di pasar modal syari’ah melalui buras galeri investasi UISI, Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Islam. (Volume 3.Nomor 1, Januari - Juni 2017), h. 67
29
Kementrian Agama RI, Alquran dan Terjemahannya, (Jakarta: WALI, 2010), h. 44
miskin di dunia untuk berproduktifitas ke arah yang lebih baik.

Maksudnya infaq orang-orang kaya jika diinvestasikan, kemudian

disalurkan kepada yang berhak untuk hal-hal yang produktif maka

investasi tersebut akan bernilai dunia dan akhirat.30

b. Tujuan Investasi

Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi,

antara lain adalah:

a) Untuk mendapatatkan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan

datang. Seseorang yang bijaksana akan berfikir bagaimana cara

meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya

bagaimana berusaha untuk mempertahankan tingkat pendapatannya

yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.

b) Mengurangi inflasi. Dengan melakukan investasi dalam memilih

perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri agar

kekayaan atau harta miliknya tidak merosot nilainya karena

digerogoti oleh inflasi.

c) Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak

melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong tumbuhnya investasi

di masyarakat melalui fasilitas perpajakan yang diberikan kepada

masyarakat melalui fasilitas perpajakan yang diberikan kepada

30
Indah Yuliana, Investasi Keuangan Syari’ah, (Malang:UIN Maliki Pres, 2010), h. 13
masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha

tertentu.31

c. Jenis Investasi

Umunya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada

aset-aset berwujud dan investasi pada aset-aset finansial. Investasi pada

asset-aset berwujud dapat berbentuk pembelian aset produktif, pendirian

pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya.

Investasi pada aset-aset finansial dapat dilakukan dipasar uang berupa

kontrak tertulis misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper,

surat berharga pasar uang dan lainnya. Investasi juga dapat dilakukan di

pasar modal, misalnya saham, obligasi, waran opsi, dan resakdana dan

lain-lain. Bentuk instrument dipasar modal disebut efek, yaitu surat

berharga yang berupa saham,obligasi, bukti right, bukti waran dan produk

turunan atau biasa disebut derivative serta resakdana.32

d. Resiko Investasi

Seseorang dalam melakukan investasi cenderung untuk

menghindari dari kemungkinan menanggung resiko, tetapi tidak ada

31
Kamaruddin Ahmad, Dasar-Dasar Manajemen Investasi Dan Portopolio, Edisi Revisi
tahun 2004 ( Jakarta: Pt Rineka Cipta, 2004), h. 3
32
Kusmawati, pengaruh motivasi terhadap minat berinvestasi di pasar modal dengan
pemahaman investasi dan usia sebagai variabel moderat, Jurnal ekonomi dan informasi akuntansi
(jenius), (Volume 1, Nomor 2, Mei 2011), h. 106
33
seorang pun yang terbebas dari resiko. Oleh karena itu investasi di

pasar modal tidak dapat dipisahkan antara return dan tingkat risik, kecuali

jika investasi tersebut diproteksi oleh pemerintah/institusi yang

berwenang.

Risiko dalam konteks portofolio (diservisikasi) menurut Halim

yang dikutip dalam jurnal Kusmawati dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu:

a) Risikio sistematis (sytematic risk) merupakan risiko yang tidak dapat

dihilangkan dengan melakukan diservisikasi, karena fluktuasi risiko

ini dipengaruhi oleh fakto-faktor makro yang dapat mempengaruhi

pasar secara kesluruhan.

b) Risiko tidak sistematis (unsystematic risk) merupakan risiko yang

dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini

hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu.

Dalam investasi syari’ah, risiko tidaklah serupa dengan

ketidakpastian. Keduanya merupakan istilah yang serupa tapi tidak sama.

keserupaan keduanya terletak pada pengertian mengenai adanya suatu

kejadian yang belum pasti di masa yang akan datang. Untuk istilah

uncertainty, ketidakpastian tersebut merujuk pada kejadian-kejadian yang

33
Kamaruddin Ahmad, Dasar-Dasar Manajemen Investasi Dan Portopolio, Edisi Revisi
tahun 2004 ( Jakarta: Pt Rineka Cipta, 2004), h. 4
tidak diharapakan yang tidak diperkirakan sedangkan risiko dalam hal ini

dimaksudkan sebagai sesuatu yang dapat diperkirakan.34

3. Manajemen Investasi Syariah

Manajemen investasi adalah manajemen profesional yang

mengelola beragam sekuritas atau surat berharga seperti saham, obligasi dan

aset lainnya seperti properti dengan tujuan untuk mencapai target investasi

yang menguntungkan bagi investor. Investor tersebut dapat berupa institusi

perusahaan asuransi, dana pensiun ataupun dapat juga merupakan investor

perorangan, dimana sarana yang digunakan biasanya berupa kontrak investasi

atau yang umumnya digunakan adalah berupa kontrak investasi kolektif

(KIK) seperti reksadana.35 Sedangkan Manajemen Investasi syariah adalah

seni dalam mengelola semua sumber daya yang dimiliki dengan tambahan

sumber daya dan metode syariah yang telah diajarkan oleh nabi Muhammad

SAW. Secara utuh pemahaman manajemen investasi syariah dapat

dirangkum pengertiannya menjadi suatu kegiatan atau seni mengelola modal

atau sumber-sumber penghidupan ekonomi maupun sumber daya, secara

34
Kusmawati, pengaruh motivasi terhadap minat berinvestasi di pasar modal dengan
pemahaman investasi dan usia sebagai variabel moderat, Jurnal ekonomi dan informasi akuntansi
(jenius), (Volume 1, Nomor 2, Mei 2011), h. 107
35
Siti Saydatu Syarifah Hakim, Manajemen Investasi, dikutip dari
http://saydasyarifa.wordpress.com/2013/01/07/manajemen-investasi/, pada hari Rabu, tanggal 24
Oktober 2018, pukul 08.15 WIB
profesional untuk masa depan, baik di dunia maupun di akhirat sesuai dengan

syari’at dan prinsip-prinsip yang telah diajarkan oleh rasulullah SAW.36

4. Proses Manajemen Investasi Syari’ah

Untuk mencapai tujuan investasi, investasi membutuhkan suatu proses

dalam pengambilan keputusan, sehingga keputusan tersebut sudah

mempertimbangkan ekspektrasi retrun yang di dapatkan dan juga risiko yang

akan di hadapi. Pada dasarnya ada beberapa tahapan terhadap dalam

pengambilan keputusan investasi syari’ah :

a. Melakukan screening obyek investasi (portofolio investasi)

Pada innvestasi syari’ah terdapat resiko bahwa intrumen investasi

yang di pilih tidak sesuai dengan syaria’ah, yaitu transaksi masih pada

derajat tertentu masih mengandung unsur transaksi gharar, maysir dan

riba. Intrumen investasi syari’ah memiliki instrumen yang terbatas dalam

melaksanakan teknik hedging atau lindung nilai tukar. Intrumen terbatas

ini dapat membuat pemilik dana terpapar risiko yang lebih besar

sibandingkan dengan transaksi hedging yang menggunakan intrumen

investasi non-syari’ah. Namun disisi lain risiko inverstasi syari’ah yang

selalu mensyaratkan adanya underlying asset (asset turunan)

menyebabkan intrumen investasi syari’ah lebih kecil risikonya

dibandingkan dengan intrumen investasi non-syariah.

36
Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 52
b. Menetukan tujuan investasi.

Dalam tahapan ini, investor menentukan tujuan investasi dan

kemampuan atau kekayaannya yang dapat diinvestasikannya.

Dikarenakan ada hubungan positif resiko dan return, maka hal yang tepat

di bagi para investor untuk menyatakan tujuan investasinya tidak hanya

untuk memperoleh banyak keuntungan saja, tapi juga memahami bahwa

ada kemungkinan resiko yang berpotensi menyebabkan kerugian, jadi

tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun resiko.

Dalam Islam menyatakan bahwa segala sesuatu perbuatan maupun amal

tergantung pada niatnya.

c. Analisis sekuritas.

Pada tahapan ini berarti melakukan analisis sekuritas yang

meliputi penilaian terhadap sekuritas atau surat hutang yang mudah

dicairkan ke dalam kas secara individual atau beberapa kelompok

sekuritas. Salah satu tujuan penilaian tersebut adalah untuk

mengidentifikasi sekuritas yang salah harga.

d. Pembentukan portofolio.

Pada tahapan ini adalah membentuk portofolio yang melibatkan

identifikasi aset khusus mana akan diinvestasikan dan juga menentukan

seberapa besar investasi pada setiap aset tersebut. Disini masalah

selektivitas, penentuan waktu dan siversifikasi perlu menjadi perhatian

investor.
e. Melakukan revisi portofolio.

Pada tahapan ini, berkenan dengan pengulangan secara periodik

dari tiga langkah sebelumnya. Sejalan dengan waktu, investor mungkin

mengubah tujuan investasinya yaitu membentuk portofolio baru dengan

yang lebih optimal. Motifasi lainnya sei sesuaikan dengan preferensi

investor tentang risiko dan retrun itu sendiri.

f. Evaluasi kinerja portofolio.

Pada tahap ini investor melakukan penilaian terhadap kinerja

portofolio secara periodik dalam arti tidak hanya retrun yang di

perhatikan tetapi juga resiko yang di hadapi. Jadi, di perlukan ukuran

yang tepat tentang return dan risiko juga standar yang relevan.

Pada hasil-hasil investasi yang di hasilkan dalam beberapa periode

terakhir volatilitas instrumen-instumen investasi yang serupa intrumen

investasi syari’ah dan non-syari’ah menunjukkan bahwa intrumen investasi

syari’ah relatif lebih stabil. Intrumen investasi syari’ah tersebut merupakan

saham yang memenuhi kriteria saham syari’ah, reksa dana syari’ah dan

sukuk.37

C. Peran Mata Kuliah Manajemen Investasi Syariah

Mata kuliah mengenai investasi dan pasar modal, seminar-seminar

investasi, pelatihan pasar modal yang diadakan oleh broker - broker akan

37
Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 437- 439
meningkatkan kesadaran individu akan pentingnya berinvestasi, cara berinvestasi

serta seluruh hal yang patut diketahui calon investor termasuk agar terhindar dari

investasi yang fiktif. Edukasi tentang pasar modal kepada masyarakat adalah hal

yang penting. Edukasi ini akan bermanfaat untuk meningkatkan jumlah peminat

agar berinvestasi di pasar modal. Perusahaan-perusahaan sekuritas saat ini juga

sudah mulai memberikan kemudahan bagi calon investor untuk berlatih

mengenasi investasi saham. IDX sendiri telah membuka sekolah pasar modal

sejak tahun 2006 yang bisa diikuti secara gratis baik online maupun dengan

mengunjungi cabang IDX di kota masing-masing.38

Pemahaman mengenai investasi sangat diperlukan oleh seseorang untuk

melakukan investasi. Apalagi mengenai dasar - dasar investasi seperti jenis-jenis

investasi, keuntungan dari melakukan investasi, serta resiko yang diperoleh

ketika melakukan investasi sehingga dapat digunakan sebagai pengambilan

keputusan apakah akan berinvestasi atau tidak. Selain itu, juga perlu adanya

pengalaman untuk menganalisa saham-saham yang mana saja yang akan dibeli.

Pengetahuan - pengetahuan tersebut diperlukan agar dapat terhindar dari

terjadinya kerugian pada saat berinvestasi di pasar modal.39

38
widana putra, Pengaruh Pelatihan Pasar Modal, Return, Persepsi Risiko, Gender, Dan
Kemajuan Teknologi Pada Minat Investasi Mahasiswa, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
(Volume 16, Nomor 3, September 2016), h. 2320
39
Sura Klaudia, dkk. Menakar Pengaruh Risiko, Return, Pemahaman Investasi, dan Modal
Investasi Terhadap Minat UMKM dalam Memilih Jenis Investasi, Jurnal PETA, (Volume 3, Nomor 1,
Januari 2018), h. 115
Masih banyaknya calon investor yang ragu terhadap investasi membuat

dipandang sebelah mata. Hal tersebut kemudian didukung dengan banyaknya

investor yang mengalami kegagalan dalam investasinya. Pelatihan mengenasi

investasi termasuk instrumen investasi sangatlah penting untuk membuka mata

masyarakat tentang pentingnya berinvestasi dan betapa pentingnya pengetahuan

dan ilmu yang perlu dikuasai sebelum benar-benar terjun ke lantai bursa. Setiap

individu dapat mengetahui cara untuk berpartisipasi dalam bursa saham dengan

adanya edukasi investasi saham. Edukasi investasi khususnya mengenai pasar

modal diharapkan menstimulasi minat investasi saham setiap individu yang

berpartisipasi. Pengetahuan yang memadai akan sebuah bidang yang dilakukan

seseorang meningkatkan kepercayaan dirinya terhadap hal tersebut dalam hal ini

berinvestasi saham.40

40
widana putra, Pengaruh Pelatihan Pasar Modal, Return, Persepsi Risiko, Gender, Dan
Kemajuan Teknologi Pada Minat Investasi Mahasiswa, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
(Volume 16, Nomor 3, September 2016), h. 2322
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Data merupakan hasil pengamatan dan pengukuran empiris yang

mengungkapkan fakta tentang karakteristik dari suatu gejala tertentu. Data

merupakan fakta tentang karakteristik tertentu dari suatu fenomena yang

diperoleh melalui pengamatan.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan selesai.

Lokasi penelitian di IAIN Bengkulu di Fakultas Ekonomi Syari’ah tahun

angkatan 2015/2016 yang sudah mengikuti mata kuliah Manajemen Investasi

Syari’ah. Mengapa penulis tertarik ingin melakukan penelitian ini dikarenakan

masih banyak mahasiswa/i Ekonomi Syari’ah IAIN Bengkulu yang sudah

dinyatakan lulus dalam Mata Kuliah Manajemen Investasi Syari’ah belum

memiliki keinginan untuk berinvestasi.

C. Subjek/Informan Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel subjek penelitian adalah

mahasiswa prodi Ekonomi Syari’ah angkatan 2015/2016. Teknik yang

digunakan dalam memilih sampel yaitu dengan menggunakan teknik purposive

sampling yang merupakan salah satu teknik pengambilan sampel secara


sengaja/spesifik maksudnya peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil

karena ada pertimbangan tertentu.

D. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui

kuesioner, kelompok focus, dan panel, atau juga data hasil wawancara

peneliti dengan nara sumber.41 Peneliti memperoleh data dari mahasiswa

aktif prodi Ekonomi Islam yang sudah mendapatkan mata kuliah

Manajemen Investasi Syari’ah (mahasiswa yang sudah dinyatakan lulus

dari mata kuliah tersebut) yaitu mahasiswa Prodi Ekonomi Syari’ah

IAIN Bengkulu angkatan 2015/2016.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh untuk melengkapi dan

mendukung data primer yang berupa dokumen – dokumen ilmiah dan

majalah, literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.42

Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data perpustakaan, arsip-arsip

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam prodi ekonomi syari’ah.

41
V. Wirat Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis Dan Ekonomi, (Yogyakarta :
Pustakabaru Press, 2015), h. 89
42
Rulli Indrawan dan Poppy Yaniawati, Metodologi Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif, dan
Campuran Untuk Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikan), (Bandung : PT Refika Aditama,
2014), h. 143
2. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.43 Metode ini

dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap mahasiswa

Prodi Ekonomi Syari’ah angakatan tahun 2015/2016.

b. Wawancara

Wawancara adalah salah satu instrument yang digunakan untuk

menggali data secara lisan. Hal ini haruslah dilakukan secara mendalam

agar kita mendapatkan data yang valid dan detail.44 Yang peneliti

lakukan adalah peneliti menemui objek atau responden yang di jadikan

responden wawancara, yang bisa terdiri dari dua orang atau lebih,

peneliti akan memberikan pertanyaan kepada responden untuk

mendapatakan informasi atau keterangan-keterangan yang dibutuhkan

oleh peneliti.

c. Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui dokumen-

dokumen. Dokumen tersebut dapat berbentuk data, rekaman, gambar,

43
V. Wirat Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis Dan Ekonomi, (Yogyakarta :
Pustakabaru Press, 2015), h. 94
44
V. Wirat Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis Dan Ekonomi…, h.94
produk yang dijual.45 Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data

perpustakaan, arsip – arsip Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam prodi

ekonomi syari’ah.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan yaitu model Miles dan Huberman

karena peneliti kualitatif ini melakukan pengumpulan data berlangsung, dan

setelah selesai pengumpulan data dalam priode tertentu. Pada saat wawancara,

peneliti sudah melakukan terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban

yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti

akan melanjutkan pertanyaan lagi, saat tertentu, diperoleh data yang dianggap

kredibel.46

Sesuai dengan pendekatan yang digunakan maka analisis data dilakukan

dengan teknik sebagai berikut:

1. Data Reduction (Reduksi data) : reduksi data merupakan bentuk analisis

yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak

perlu, dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga kesimpulan

akhir dapat diambil. Dengan kata lain data yang sudah direduksi akan dapat

45
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Ed.Rev, (Bandung:
Alfabeta, 2013), h. 240
46
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D..., h. 246
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan dapat mempermudah peneliti

untuk bisa melakukan pengumpulan data.47

2. Display data (penyajian data) : setelah data direduksi, langkah selanjutnya

adalah mendisplaykan data. “Dalam hal ini Miles dan Huberman (1984)

menyatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam

penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.”48

3. Verification : langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles

and Huberman adalah penarikan kesimpulan dalam verifikasi. Dengan

demikian kesimpulan dalam verifikasi. Maka kesimpulan dalam penelitian

kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang sudah dirumuskan sejak

awal, akan tetapi mungkin juga tidakkarena seperti setelah dikemukakan

bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih

bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian dilapangan.49

47
Aries Hadi sutopo dan Adrianus Arief, Terampil Mengelola Data Kualitatif Dengan Nuivo,
(Jakarta : Kencana, 2010), h.7
48
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D..., h.249
49
Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D...,h. 252

Anda mungkin juga menyukai