Anda di halaman 1dari 5

APLIKASI ZEOLIT SEBAGAI KATALIS

I.

SIFAT KHAS ZEOLIT DALAM PERANANNYA SEBAGAI KATALIS


1.1 MOLECULER SIEVE/SHAPE SELECTIVITY (SELEKTIVITAS BENTUK)
Zeolit dapat berfungsi sebagai katalis di dalam proses industri, walaupun
penggunaannya secara komersial masih relatif sedikit. Zeolit merupakan katalis yang
sangat efisien serta selektif untuk berbagai reaksi kimia, terutama di industry
petrokimia. Selektivitas zeolit terhadap suatu reaksi disebabkan ukuran pori zeolit
yang hanya dapat dimasuki oleh molekul tertentu yang spesifik. Sehingga, tidak setiap
reaksi transisi dapat berlangsung, reaksi hanya memungkinkan berjalan satu arah
(restricted transition-state selectivity).

Gambar 1. Memperlihatkan selektivitas zeolit sebagai katalis.


1.2 ION EXCHANGE ABILITY (KEMAMPUAN PERTUKARAN ION)
Kation-kation pada pori berperan sebagai penetral muatan zeolite. Kation-kation ini
dapat bergerak bebas sehingga dapat dengan mudah terjadi pertukaran ion.
Mekanisme pertukaran kation tergantung pada ukuran, muatan dan jenis zeolitnya.
Contoh : Dilakukan pertukaran ion extraframework cations adalah proton (H+)
+ NH 4 Zeolit HZeolit+ NH 3 (g)

NaZeolit+ N H 4
Contoh : Dilakukan pertukaran kation dengan kation bermuatan besar mengikat air
dan melepaskan proton

+
2++ H

3++ H 2 O ln (OH )
ln
1.3 STRONG ACIDITY (SIFAT ASAM KERANGKA ZEOLIT)
Sifat sebagai katalis didasarkan pada adanya ruang kosong yang dapat
digunakan sebagai katalis ataupun sebagai penyangga katalis untuk reaksi katalitik.
Kemampuan zeolit sebagai katalis berkaitan dengan tersedianya pusat-pusat aktif
dalam saluran antar zeolit. Pusat-pusat aktif tersebut terbentuk dikarenakan adanya
gugus fungsi asam tipe Bronsted maupun Lewis. Perbandingan kedua jenis asam ini
bergantung pada proses aktivasi zeolit dan kondisi reaksi. Pusat-pusat aktif yang
bersifat asam ini selanjutnya dapat mengikat molekul-molekul basa secara kimiawi.
Zeolit yang banyak berperan adalah zeolit yang tersusun dari silika dan alumunium,
dimana zeolit denan rasio Si/Al yang tinggi memiliki sifat keasaman yang tinggi pula.
II.

APLIKASI ZEOLIT SEBAGAI KATALIS


2.1 PRODUKSI p-XYLENE
p-xylene sangat dibutuhkan di dalam industri, salah satu cara untuk
mendapatkan p-xylene adalah dengan isomerisasi dengan katalis zeolit. Isomerisasi
digunaan sebagai bagian dari siklus untuk memisahkan p-xylene dari senyawasenyawa lain. Salah satunya dengan cara disproposionasi toluen dengan katalis zeolit.
Toluene dapat dikonversi menjadi campuran yang lebih bermanfaat (xylene dan
benzena) dengan katalis ZSM-5. Mekanismenya adalah sebagai berikut :
C7H8(g)+H2(g)C6H6(g)+CH4(g)
TolueneHidrogenBenzeneMethane
2.2 DEHIDRASI ALKOHOL
Zeolit dapat berperan dalam dehidrasi alkohol menjadi alkena. Contohnya
adalah pada dehidrasi etanol, etanol konsentrasi rendah dapat dimanfaatkan dengan
mengkonversi etanol menjadi produk yang lebih potensial melakui proses dehidrasi
menjadi dietil eter. Dehidrasi etanol menjadi dietil eter dilakukan dengan
menggunakan katalis zeolit, dimana zeolit berperan dalam memecah ikatan etanol
dengan air melalui adsorpsi terhadap air yang terdapat dalam etanol yang
menghasilkan H2O dan dietil eter. Mekanisme reaksi dehidrasi etanol menjadi dietil
eter adalah sebagai berikut :

C2 H 5 OH zeolit H 2 O+C H 3 C H 2OCH 2CH 3

2.3 FLUID CATALYTIC CRACKING (FCC)


Di dalam proses industri petrokimia, zeolit digunakan sebagai katalis pada
proses FCC (Fluid Catalytic Cracing). Proses FCC merupakan suatu proses
transformasi rantai panjang alkana menjadi alkana yang berantai pendek, proses ini
berfungsi untuk meningkatkan angka oktan dari bensin dengan cara menghasilkan
suatu produk yang memiliki rantai bercabang. Zeolit juga berperan dalam mencegah
timbulnya coke (karbon yang meracuni katalis).
Desain reaktor FCC saat ini dapat memproses sekitar 13 000 sampai 125 000
barel minyak mentah per hari (1 barel = 159 L). Proses FCC merupakan suatu proses
yang berlangsung secara kontinu di mana zeolit yang belum dipanaskan ditambahkan
ke dalam aliran minyak melalui bagian atas reaktor. Alkana berantai panjang akan
dipotong oleh zeolit panas menjadi alkana berantai pendek, produk yang terbentuk
akan menjadi aliran gas yang kemudian ditampung di dalam fraksionator. Zeolit
hanya mengalami kontak beberapa menit saja dengan minyak, dan setelah proses itu
zeolit menjadi deaktif karena pori zeolit telah tertutup. Pori yang tertutup ini dapat
dihilangkan dan zeolit dapat diaktivasi melalui kalsinasi secara bertahap.

Gambar 2. Proses katalisis transformasi alkana rantai panjang menjadi alkana rantai
pendek oleh zeolite

2.4 APLIKASI ADSORBEN ZEOLITE SEBAGAI SARINGAN MOLEKULER


KOMERSIAL

REFERENSI
Krisandi, Yuni. 2016. Aplikasi Zeolit sebagai Katalis (PPT SCELE). Depok :

Departemen Kimia FMIPA UI


http://www.iza-online.org/catalysis/ diakses pada Minggu, 23 Oktober 2016 pukul

10.45 WIB
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20228232-S206-Mutammimal%20Ahkam.pdf
diakses pada Minggu, 23 Oktober 2016 pukul 11.20 WIB

Anda mungkin juga menyukai