PROPOSAL PENELITIAN
DISUSUN OLEH :
DEPARTEMEN KIMIA
Telah dilakukan uji awal fitokimia terhadap ekstrak heksana, kloroform, dan metanol pada kulit
buah manggis (Garcinia mangostana Linn.) yang meliputi kandungan kimia fenolik, flavonoid,
saponin, alkaloid, steroid dan triterpenoid diuji pula aktivitas antioksidannya dengan
menggunakan metode DPPH (2,2-diphenyl pikryl hidrazil) dari kulit buah manggis. Hasil uji
awal fitokimia terhadap ekstrak heksana, kloroform, dan metanol kulit buah manggis tersebut
diketahui bahwa ketiga ekstrak mengandung komponen triterpenoid, namun tidak mengandung
steroid. Ekstrak metanol mengandung semua komponen kimia di atas, kecuali steroid. Ekstrak
heksana dan kloroform sama-sama mengandung komponen triterpenoid dan alkaloid, dan tidak
mengandung steroid, fenolik, flavonoid, dan saponin. Sampel yang memiliki aktivitas
penghambatan radikal bebas >50% pada konsentrasi 100 ?g/ml dalam uji DPPH dikategorikan
sebagai sampel yang aktif antioksidan.
ABSTRAK.......................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................... 3
BAB I................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN............................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................................................. 5
1.4 Hipotesis............................................................................................................................................ 5
1.5 Manfaat Penelitian.......................................................................................................................... 5
BAB II................................................................................................................................................. 6
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................................... 6
2.1 Tanaman Buah Manggis................................................................................................................. 6
2.2 Senyawa Fenolik.............................................................................................................................. 6
2.3 Senyawa Terpenoid/Steroid........................................................................................................... 7
2.4 Senyawa Alkaloid............................................................................................................................. 7
2.5 Senyawa Saponin............................................................................................................................. 8
2.6 Aktivitas Antioksidan...................................................................................................................... 8
BAB III............................................................................................................................................. 10
METODE EKSPERIMEN............................................................................................................ 10
3.1 Alat dan Bahan.................................................................................................................................. 10
3.2 Persiapan Sampel Kulit Buah Manggis........................................................................................ 11
3.3 Tahap Ekstraksi Kulit Buah Manggis........................................................................................... 11
3.4 Uji Awal Fitokimia Ekstrak Kulit Buah Manggis....................................................................... 11
3.5 Uji Aktivitas Antioksidan dengan metode DPPH....................................................................... 12
LAMPIRAN.................................................................................................................................... 14
JADWAL KEGIATAN........................................................................................................................... 14
BIAYA........................................................................................................................................................ 15
FASILITAS / KERJASAMAA.............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Buah manggis termasuk buah eksotik yang sangat digemari oleh konsumen karena
rasanya lezat, bentuk buah yang indah dan tekstur daging buah yang putih halus sehingga
manggis mendapat julukan Queen of Tropical Fruit. Secara tradisional buah manggis adalah
obat sariawan, wasir, dan luka.
Secara umum, kandungan kimia yang terdapat dalam kulit manggis adalah xanthone,
mangostin, garsinon, flavonoid, dan tannin. Senyawa xanthone mempunyai kemampuan
sebagai antioksidan, antibakteri, antifungi, antiinflamasi, bahkan dapat menjadi penghambat
pertumbuhan bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Kulit buah manggis dimanfaatkan sebagai pewarna, termasuk untuk tekstil, dan air
rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengobati penyakit disentri.
Sedangkan di Thailand, kulit buah manggis sudah menjadi ramuan tradisional turun menurun
untuk mengobati infeksi pada kulit, luka dan diare. Bahkan di negara maju seperti di Amerika
Serikat, ekstrak dari kulit manggis sudah menjadi suplemen diet yang dianjurkan oleh Food
and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Pemerintah
Amerika Serikat karena potensial sebagai antioksidan
Selama ini pemanfaatan kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) di Indonesia untuk
penyamakan kulit, sebagai zat warna untuk makanan dan industri tekstil. Sedangkan getah
kuningnya dimanfaatkan sebagai bahan baku cat dan insektisida, selain itu air rebusan kulit
buah manggis memiliki efek anti diare. Padahal ada senyawa lain yang terkandung dalam
kulit buah manggis yaitu xanthone yang meliputi mangostin, mangosterol, mangostinon A
dan B, trapezifolixanthone, tovophyllin B, alfa dan beta mangostin, garcinon B,
mangostanol, flavonoid epikatekin, dan gartanin. Senyawa xanthone pada kulit buah
manggis merupakan antioksidan tingkat tinggi karena kandungan antioksidannya 66,7 kali
wortel dan 8,3 kali jeruk, selain itu sifat antioksidannya melebihi vitamin E dan vitamin C.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menentukan kandungan total senyawa fenolik, flavonoid, terpenoid, dan
saponin dalam ekstrak kulit buah manggis?
2. Bagaimana aktivitas dan cara menentukan sifat antioksidan dari ekstrak kulit buah
manggis?
3. Apakah kadar senyawa fenolik, flavonoid, terpenoid, dan saponin dalam ekstrak kulit
buah manggis serta kemampuan antioksidan dapat mempengaruhi penangkalan radikal
bebas dalam tubuh?
1.4 Hipotesis
1. Ditemukan kandungan senyawa fenolik, flavonoid, terpenoid, dan saponin dalam ekstrak
kulit buah manggis
2. Ekstrak kulit buah manggis memiliki aktivitas antioksidan yang dapat membantu dalam
menangkal radikal bebas
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Buah Manggis
Setelah diteliti kulit buah manggis ternyata mengandung sumber melimpah dari kelas
polifenol yakni xanthone. Senyawa xanthone yang telah teridentifikasi adalah mangostin,
trapezifolixanthone, tovophyllin B, dan -mangostins, garcinone B, mangostinone,
mangostanol, flavonoid epicatechin, antosianin, asam folat dan tanin. Beberapa senyawa
memiliki aktivitas farmakologi misalnya antiinflamasi, antihistamin dan antioksidan
(Hendra et al., 2011).
Terpenoid terdapat dalam senyawa tumbuhan, memiliki struktur siklik dan satu gugus
fungsi atau lebih (hidroksil, karbonil, dan lain-lain). Umumnya, terpenoid larut lemak dan
berada di dalam sitoplasma sel tumbuhan. Penggolongan senyawa terpenoid, berdasarkan
kemudahannya dalam menguap dibagi menjadi tiga golongan, yaitu : mudah menguap
(monoterpen dan seskuiterpen sebagai minyak atsiri), sulit menguap (diterpenoid), dan tidak
menguap (triterpenoid dan steroid) (Direja 2007).
Triterpenoid merupakan senyawa berkerangka karbon dari enam satuan isoprene dan
secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon asiklik, yaitu skualena. Triterpenoid dibagi
menjadi empat golongan senyawa, yaitu triterpena, steroid, saponin, dan glikosida jantung.
Sterol adalah triterpena yang kerangka dasarnya sistem cincin siklopentana
penhidrofenantrena.
Alkaloid merupakan salah satu golongan senyawa organik yang utama. Alkaloid dapat
ditemukan pada tumbuhan dan hewan. Namun dalam dunia tumbuhan, senyawa alkaloid
merupakan golongan senyawa organik (metabolit sekunder) terbesar diantara senyawa
lainnya baik secara jumlahnya maupun penyebarannya (Astuti et al. 1995).
Alkaloid pada tumbuhan telah diketahui pada 40 suku dari tumbuhan berbunga. Umumnya,
suku tumbuhan itu termasuk kelas dikotil dan hanya sedikit pada monokotil.
Alkaloid sering bersifat racun bagi manusia dan memiliki banyak kegiatan fisiologi yang
menonjol, sehingga digunakan secara luas dalam bidang pengobatan (Harborne 1996).
Berdasarkan strukturnya, jenis alkaloid sangatlah banyak dan beragam.
Saponin adalah senyawa glikosida triterpena dan sterol yang tersebar luas pada tumbuhan
tingkat tinggi. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun serta
dapat dideteksi dengan kemampuannya membentuk busa yang mantap (tahan lama) ketika
diekstraksi dan menghemolisis darah. Saponin memiliki sifat antimikroba, baik triterpen
maupun steroidal (Naidu 2000). Saponin memiliki rasa pahit menusuk dan menyebabkan
bersin serta iritasi pada selaput lendir.
Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau lebih elektron
kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut dapat diredam. Antioksidan
didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda, memperlambat, dan mencegah proses
oksidasi lipid. Dalam arti khusus, antioksidan adalah zat yang dapat menunda atau
mencegah terbentuknya reaksi radikal bebas (peroksida) dalam oksidasi lipid (Dalimartha
dan Soedibyo, 1999).
DPPH dapat digunakan untuk menguji kemampuan antioksidan yang terkandung dalam
makanan. Prinsipnya dimana elektron ganjil pada molekul DPPH memberikan serapan
maksimum pada panjang gelombang 516 nm yang berwarna ungu. Warna ini akan berubah
dari ungu menjadi kuning lemah apabila elektron ganjil tersebut berpasangan dengan atom
hidrogen yang disumbangkan senyawa antioksidan.
Reaksi antara DPPH dengan atom H netral yang berasal dari antioksidan dapat dilihat
dibawah:
Gambar 2. Mekanisme penghambatan reaksi radikal oleh DPPH
BAB III
METODE EKSPERIMEN
Erlenmeyer
Labu ukur
Gelas Ukur 50 ml
Kuvet disposable 280 700 nm Kartel
Spatula
Kertas Whatman no. 41
Corong Kaca
Pipet Volumetri
Cawan Petri
Pipet Tetes Canon
Penyaring Buchner
Sebanyak 1 ml ekstrak kental heksana, kloroform, dan metanol kulit buah manggis
masing-masing dimasukkan dalam tabung reaksi, ditambah dengan 5 tetes etanol 60%-
70%, lalu dikocok sampai homogen. Setelah itu ditambah sedikit pita Mg (1 mg) dan 5
tetes HCl pekat. Jika menghasilkan warna kuning, orange, atau merah menandakan
adanya flavonoid
Preparasi Larutan
Standar DPPH
Uji senyawa fitokimia
terhadap sampel
ekstrak kulit manggis
Pengamatan
Menggunakan UV-
Vis
Uji Aktivitas
Antioksidan
Dengan metode DPPH
Analisa dan
pengolahan data
Konsultasi
Studi Literatur
Penyusunan Skripsi
Progress Report
Sidang Skripsi
BIAYA
FASILITAS / KERJASAMAA
is
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Keragaan Kondisi Manggis Indonesia. Makalah Direktur Jenderal
Hortikultura. Direktorat Jenderal Hortikultura, Departemen Pertanian, Jakarta.
Balunas, M,J., Bin Su., Brueggemeir, R.W., dan Kinghorn, A.D. 2008. Xanthones from
the botanical supplement mangosteen (garcinia mangostana) with aromatase inhibitor
activity. J. Nat Prod, 71 (7) : 1161- 1166.
Matsumoto, K., Akao, Y., Kobayashi, E., Ohguchi, K., Ito, T., dan Tanaka, T. 2003.
Induction of apoptosis by xanthones from mangosteen in human leukemia cell lines. J.
Nat. Prod. 2003, 66, 1124-1127.
Pothitirat, W., dan Gritsanapan, W. 2008. Quantitative Analysis Of Total Mangostins In
Garcinia Mangostana Fruit Rind. J Health Res. 22(4): 161- 166.
Sharma, Om P., dan Bhat Tej K. 2009. DPPH Antioxidant Assay Revisited. J Food
Chem. 113: 12021205.
Yu, L., Zhao, M., Yang, B., Zhao, Q., dan Jiang, Y. 2007. Phenolics From Hull of
Garcinia Mangostana Fruit and Their Antioxidant Activities. J Food Chem. 104: 176-
181.