Anda di halaman 1dari 4

Nama : Alfran Yandi Situmorang

NIM : 1803110341
Kelas : A
Tugas : Metodologi Penelitian dan Literatur

Dalam katalis Ni-Mo/zeolit dan Mo-Ni/zeolit, ditemukan bahwa logam-logam


Ni dan Mo terdistribusi di dalam dan luar rongga zeolit..Katalis Ni-Mo/zeolit maupun
Mo-Ni/zeolit mempunyai keasaman yang lebih tinggi daripada katalis logam
tunggalnya. Kenaikkan jumlah Ni dalam Ni-Mo/zeolit maupun Mo-Ni/zeolit
menyebabkan terjadinya penurunan keasaman, sebaliknya peningkatan jumlah Mo
meningkatkan keasaman katalis. Pengembanan logam Ni, Mo dan Ni-Mo tidak
merusak kristalinitas zeolit, di mana setelah pelakuan EDTA karakter kristal lebih
murni. Nilai keasaman dari semua katalis hasil preparasi menunjukkan bahwa katalis
tersebut berkualitas baik, sehingga layak diterapkan untuk proses hidrorengkah
(Trisunaryanti et al., 2005).
Modifikasi Zeolit alam dengan TiO2 melalui inklusi oligokation titan yang
diikuti dengan kalsinasi dapat meningkatkan kandungan Ti sebesar 11,87 % (b/b),
luas permukaan spesifik menjadi 100,96 m 2/g, dan volume pori total menjadi 57,54
cc3/Å/g. Sistem fotokatalis TiO2-Zeolit/ radiasi UV pada panjang gelombang 365 nm
cukup efektif digunakan untuk mendegradasi Congo Red dengan pengurangan
konsentrasi Congo Red mencapai sekitar 99% dalam waktu 60 menit dengan
konsentrasi TiO2-Zeolit sebanyak 50 mg TiO2-Zeolit untuk setiap 25 mL Congo Red
10-4 M (Wijaya, K et al., 2006).
Kesadahan sangat dirasakan akibatnya terutama pada penggunaan air industri,
karena kesadahan dapat menyebab- kan kerusakan pada alat-alat pemanas, oleh
karena itu persyaratan air industri untuk parameter nilai kesadahan sebaiknya nol,
sehingga dapat menjamin tidak akan terjadi pengerakan pada alat-alat pemanas.
Berdasarkan hal ini, di industri-industri yang meng- gunakan alat pemanas,
merupakan hal yang mutlak harus dilakukan terlebih dahulu pelu- nakan terhadap air
yang digunakan. Dari beberapa proses pelunakan yang telah dibahas, proses
pelunakan dengan sistem ion exchange merupakan yang paling praktis. Kelebihan
proses ini antara lain tidak menghasilkan buangan bahan padat yang dapat
menimbulkan masalah lain, disamping itu bahan pelunak yang digunakan tidak hanya
sekali pakai namun dapat digunakan kembali dengan cara diregenerasi. Dalam hal
rancang bangun alat, untuk sistem ion exchange dapat dilakukan berdasarkan
karakteristik bahan penuar ion yang digunakan. Pada proses ion exchange yang perlu
diperhatikan adalah siklus waktu pengopera- sian yang harus tepat, yaitu waktu
pergantian antara proses pelunakan, pencucian dan cuci balik/regenerasi. Apabila
siklus waktu ini dilakukan secara tepat dan teratur, maka air olahan yang dihasilkan
akan sesuai dengan yang direncanakan. Melalui percobaan ini dapat diketahui
waktu/lamanya ion exchanger, yang dalam hal ini zoelit, mencapai titik jenuh,
sehingga dapat diperkirakan saat untukk melakukan pencucian dan regenerasi
(Marsidi, 2001).
Metode aktivasi zeolit alam Ende-NTT dapat dilakukan dengan menggunakan
asam (HCl) dan basa (NaOH). Proses aktivasi akan mempengaruhi kemampuan
adsorpsi zeolit terhadap pewarna biru metilena. Ber- dasarkan hasil analisis
optimalisasi aktivasi zeolit diketahui bahwa konsentrasi optimum HCl dan NaOH
yang dapat digunakan untuk proses aktivasi zeolit alam Ende adalah 3,0 M. hasil ini
didukung oleh kemampuan adsorpsi zeolit yang semakin besar ketika konsentrasi
HCl dan NaOH dinaikkan berturut-turut dari 0,5 M; 1,5 M; dan 3,0 M. Adsorpsi
pewarna biru metilena oleh zeolit mengikuti isoterm Langmuir (Ngapa, 2017).
Nanokristal zeolit A telah berhasil disintesis menggunakan metode
hidrotermal dengan variasi waktu hidrotermal pada 1, 2 dan 3 hari dengan hasil
masing-masing berupa serbuk berwarna putih. Hasil analisis dengan menggunakan
XRD menunjukkan difraktogram yang sesuai dengan zeolit A dan melalui
perhitungan scherrer semakin lama waktu hidrotermal maka bulir kristal yang
terbentuk semakin kecil, ukuran bulir kristal yang diperoleh untuk z-1, z-2 dan z-3
hari adalah 34,321; 34,211 dan 34,144 nm. Hasil analisis menggunakan SEM

menunjukan morfologi permukaan zeolit A berbentuk kubus (Hanipa et al., 2017).


DAFTAR PUSTAKA

Hanipa, P., Pardoyo., Taslimah ., Arnelli., dan Y. Astuti (2017). Pengaruh Variasi
Waktu Hidrotermal terhadap Sintesis dan Karakterisasi Nanokristal Zeolit A dari
Abu Sekam Padi. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi. 20(2), 79–83.
Marsidi, R. 2001. Zeolit untuk mengurangi kesadahan air. Jurnal Teknologi
Lingkungan. 2(1), 1–10.
Ngapa, Y. D. 2017. Kajian pengaruh asam-basa pada aktivasi zeolit pewarna biru
metilena. JKPK. 2(2), 90–96.
Trisunaryanti, W., Endang, T dan Sri, S. 2005. Preparasi, modifikasi dan karakterisasi
katalis ni-mo/zeolit alam dan mo-ni/zeolit alam. TEKNOIN. 10(4), 269–282.
Wijaya, K., Eko, S., Is, F., Sri, S dan Diyan, K.. (2006). utilisasi TiO2-zeolit dan
sinar UV untuk fotodegradasi zat warna congo red .TEKNOIN. 11(3), 199–209.
.

Anda mungkin juga menyukai