OLEH
RICKY ROESFIRDIAN
1803124126
TITRASI KOMPLEKSOMETRI
OLEH
RICKY ROESFIRDIAN
1803124126
Puji dan Syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya Penulis dapat menyelesaikan Praktikum dan Penulisan Laporan
Praktikum yang berjudul “TITRASI KOMPLEKSOMETRI”
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. T. Abu Hanifah. M. Si
selaku Dosen Praktikum dan Saudari Nada Rizky Ananda selaku Asisten Praktikum
yang telah bersedia memberikan bimbingan dan arahan kepada Penulis selama
Praktikum.
Harapan Penulis semoga Laporan Praktikum ini dapat bermanfaat dan dapat
menambah pengetahuan. Terima kasih.
Ricky Roesfirdian
1803124126
Abstrak
Titrasi kompleksometri merupakan salah satu jenis titrasi yang didasarkan pada reaksi
pembentukan senyawa kompleks antara ion logam target dengan zat pembentuk
kompleks. Zat pembentuk kompleks yang umum digunakan adalah asam etilen
diamina tetra asetat (EDTA) yang akan membentuk kompleks kuat dengan
perbandingan 1:1 dengan logam. Adapun tujuan dari percobaan ini adalah
mengetahui prinsip titrasi kompleksometri dan menentukan konsentrasi larutan
standar sekunder EDTA menggunakan larutan standar primer ZnSO 4 serta
menentukan konsentrasi kalsium dan magnesium dalam sampel. Metode yang
digunakan adalah metode titrasi, yang merupakan salah satu metode kimia untuk
dapat menentukan konsentrasi larutan dengan cara mereaksikan sejumlah volume
larutan itu terhadap sejumlah volume larutan lain yang konsentrasinya sudah
diketahui. Hasil dari percobaan ini yang pertama pembakuan larutan Na-EDTA
dengan volume seng (II) sulfat 5 mL dan volume Na-EDTA yang terpakai adalah
4,55 mL pada titrasi I; 4,54 mL pada titrasi II dan 4,57 mL pada titrasi III. Hasil dari
penetapan konsentrasi Ca dan Mg dalam sampel dengan volume sampel 5 mL dan
volume Na-EDTA yang terpakai adalah 5,10 mL pada titrasi I; 5,15 mL pada titrasi II
dan 5,10 mL pada titrasi III. Hasil penetapan konsentrasi Ca dalam sampel dengan
volume sampel 5 mL dan volume Na-EDTA yang terpakai adalah 3,53 mL titrasi I;
3,49 mL titrasi II dan 3,52 mL titrasi III. Kadar kesadahan total yang diperoleh
didalam sampel sebesar 2382, 13086 ppm. Kadar Ca yang diperoleh dalam sampel
sebesar 317, 5752 ppm, serta kadar Mg yang diperoleh sebesar 88, 0720 ppm.
3.1 Hasil
3.1.1. Data Pengamatan
Tabel 1. Data Pembakuan Na-EDTA
Titrasi Volume ZnSO4 (mL) Volume Na-EDTA (mL)
I 5 4,55
II 5 4,54
III 5 4,57
3.1.2. Perhitungan
3.1.2.1. Perhitungan molaritas ZnSO4
M ZnSO4 = gram x 1000
Mr x mL
= 0,1673 g x 1000
161,5 g/mol x 100 mL
= 0,0103 M
3.1.2.2. Volume rerata ZnSO4 dan volume rerata Na-EDTA pada pembakuan
Vrerata ZnSO4 = 5 mL + 5 mL + 5 mL
3
= 5 mL
3.2. Pembahasan
Titrasi merupakan metode analisa kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan
dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari reaktan. Endapan adalah zat
yang memisahkan diri sebagai fase padat keluar dari larutan. Ikatan kompleks antara
indikator dan ion logam harus lebih lemah daripada ikatan kompleks atau larutan titer
dan ion logam. Larutan indikator bebas mempunyai warna yang berbeda dengan
larutan kompleks indikator. Indikator yang banyak digunakan dalam titrasi
kompleksometri adalah kalkon, asam kalkon karboksilat, hitam eriokrom-T dan
jingga xilenol. Adapun tujuan dari percobaan ini adalah menentukan konsentrasi
larutan standar sekunder EDTA menggunakan larutan standar primer ZnSO 4 dan
menentukan konsentrasi kalsium dan magnesium dalam sampel. Metode dari
percobaan ini adalah metode titrasi, yaitu salah satu metode kimia untuk dapat
menentukan konsentrasi larutan dengan cara mereaksikan sejumlah volume larutan
itu terhadap sejumlah volume larutan lain yang konsentrasinya sudah diketahui.
Sedangkan prinsip yang digunakan pada percobaan ini adalah pengendapan, yaitu
reaksi pembentukan padatan dalam larutan selama reaksi kimia.
Pada perecobaan ini ,mula-mula melakukan standarisasi titran dalam hal ini
adalah EDTA. Titran ini distandarisasi menggunakan larutan ZnSO4 yang volume dan
molaritasnya telah diketahui. Pertama larutan ZnSO4 dibuat, serbuk garam seng (II)
sulfat (ZnSO4) dihitung beberapa garam yang harus ditimbang untuk membuat larutan
standar primer ZnSO4 sebanyak 100 mL dengan konsentrasi 0,01 M. Garam seng (II)
sulfat ditimbang yang diperlukan, kemudian dilarutkan ke dalam akuades hingga 100
mL kemudian larutan tersebut dimasukkan ke dalam botol dan diberi label. Setelah
larutan ZnCl2 dibuat maka dilakukan standarisasi larutan EDTA. Larutan seng (II)
sulfat sebanyak 5 mL dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, dan dipanaskan suam-suam
kuku. Kemudian sebanyak 0,75 mL laruran buffer (pH 10) dan 3 tetes indikator EBT
ditambahkan ke dalam larutan tersebut. EBT (Eriochrome Black T) adalah sejenis
indikator yang berwarna merah muda bila berada dalam larutan yang mengandung
ion kalsium dan ion magnesium dengan pH 10,0 + 0,1. Tujuan diberi indikator ini
adalah karena indikator tersebut peka terhadap kadar logam dan pH larutan, sehingga
titik akhir titrasinya pun dapat diketahui. Lalu dititrasi dengan EDTA. Proses titrasi
dilakukan dengan larutan EDTA sebagai titran hingga terjadi perubahan warna.
Volume larutan EDTA yang digunakan dicatat, kemudian titrasi dilakukan dengan
pengulangan 2 kali. Molaritas larutan EDTA sebagai larutan standar sekunder
dihitung.
Setelah itu dilakukan penentuan konsentrasi Ca dan Mg dalam sampel. Larutan
yang mengandung campuran CaCl2 dan MgCl2 sebanyak 5 mL diencerkan hingga 25
mL. larutan yang telah diencerkan diambil sebanyak 5 mL kemudian dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer. Larutan buffer dengan pH 10 dan indikator EBT ditambahkan
sebanyak 0,3 mL, kemudian campuran dititrasi dengan larutan EDTA. Konsentrasi
Ca dan Mg dalam sampel dihitung. Penentuan konsentrasi Ca dilakukan dengan cara,
larutan sampel yang telah diencerkan diambil sebanyak 5 mL, kemudian dimasukkan
ke dalam Erlenmeyer. Larutan buffer dengan pH 10 dan indikator meureksid
ditambahkan sebanyak 0,3 mL. Titrasi menggunakan larutan standar EDTA
dilakukan hingga terjadi perubahan warna.
Hasil dari percobaan ini yang pertama pembakuan larutan Na-EDTA dengan
volume seng (II) sulfat 5 mL dan volume Na-EDTA yang terpakai adalah 4,55 mL
pada titrasi I; 4,54 mL pada titrasi II dan 4,57 mL pada titrasi III. Hasil dari penetapan
konsentrasi Ca dan Mg dalam sampel dengan volume sampel 5 mL dan volume Na-
EDTA yang terpakai adalah 5,10 mL pada titrasi I; 5,15 mL pada titrasi II dan 5,10
mL pada titrasi III. Hasil penetapan konsentrasi Ca dalam sampel dengan volume
sampel 5 mL dan volume Na-EDTA yang terpakai adalah 3,53 mL titrasi I; 3,49 mL
titrasi II dan 3,52 mL titrasi III. Kadar kesadahan total yang diperoleh didalam sampel
sebesar 2382, 13086 ppm. Kadar Ca yang diperoleh dalam sampel sebesar 317, 5752
ppm, serta kadar Mg yang diperoleh sebesar 88, 0720 ppm.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan adalah:
a. Prinsip dasar titrasi kompleksometri adalah titrasi yang berdasarkan
pembentukan senyawakompleks antara kation dengan zat pembentuk
kompleks. Salah satu zat pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam
titrasi kompleksometri adalah garam dinatrium etilen diamin tetra asetat
(dinatrium EDTA).
b. Adapun prinsip kerja dalam penentuan kadar kalsium dan magnesium di
dalam sampel secara kompleksometri yaitu berdasarkan reaksi pembentukan
senyawa kompleks dengan EDTA, sebagai larutan standar dengan bantuan
indikator tertentu. Titik akhir titrasi ditujukkan dengan terjadinya perubahan
warna larutan, yaitu merah anggur menjadi biru.
c. Kadar kesadahan total yang diperoleh didalam sampel sebesar 2382, 13086
ppm. Kadar Ca yang diperoleh dalam sampel sebesar 317, 5752 ppm, serta
kadar Mg yang diperoleh sebesar 88, 0720 ppm.
4.2. Saran
Sebaiknya pada percobaan penentuan kalsium secara kompleksometri tidak
hanya diajarkan metode titrasi langsung saja, tetapi juga metode titrasi kembali, titrasi
penggantian dan penentuan tidak langsung. Sehingga hasilnya lebih beragam dan
dapat dibandingkan.
DAFTAR PUSTAKA