Disusun Oleh :
1. Retno Setya N 252022024
2. Nafisah Az Zahra 252022025
3. Auralia Putri Fadhilah R 252022026
4. Gusti Farras Aura 252022027
5. Ihsan Arifin 252022028
1. Latar Belakang
Analisa titrimetri atau analisa volumetric adalah analisis kuantitatif dengan mereaksikan suatu zat
yang dianalisis dengan larutan baku (standar) yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan
reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar tersebut berlangsung secara kuantitatif.
Dalam percobaan dalam laboratorium kita sebagai mahasiswa kimia sering dipertemukan dengan yang
disebutdengan titrasi. titrasi sendiri merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat
dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan
berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi
asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan reaksi
reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks
dan lain sebagainya.
2. Rumusan Masalah
1. Pengertian Analisis titrimetri atau volumetric
2. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat dilakukan analisis volumetrik
3. klasifikasi analisa titrimetri atau volumetric
4. Fungsi analisis titrimetri
5. Rumus perhitungan
3. Tujuan
Agar dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan analisa titrimetri atau volumetric
Agar dapat mengetahui pembagian analisa titrimetri
Dapat mengetahui prinsip dasar pada pembagian analisa volumetric
Agar dapat mengetahui reaksi –reaksi kimia pada analisa titrimeti
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sebanyak 5 mL suatu asam 0,1 M dinetralkan dengan 10 mL larutan KOH (Mr = 56). Massa
KOH dalam 1 liter larutan KOH adalah
JAWAB :
2. sebanyak 20 mL larutan HCl dinetralkan dengan larutan NaOH 0,1 M dan sebagai indikator
digunakan fenolftalein. ternyata perubahan indikator terjadi sesudah penambahan NaOH 25 mL.
maka kadar HCl dalam larutan adalah
JAWAB :
fenolftalein ini indikator yang bisa membaca pH 8,00 – 10,0 . maka kita anggap berubah pada
pH 8 untuk penetralan berarti
mol HCl = mol NaOH (Karena keduanya N = 1)
jadi hitung mol NaOH = M x V = 0,1 x 25 mL = 2,5
mmol maka M HCl = 2,5 mmol/20ml = 0,0125 M
3. 0,1M larutan standar N+ diperlukan untuk mengkalibrasi metode fotometri nyala. Jelaskan
bagaimana 500 mL larutan tersebut disiapkan dari standar primer Na2CO3
jawab:
karena satuan larutan dalam mL maka gunakan mmol
, ,
g Na2CO3 = 500 mL x x x = 0,265 g
Larutan disiapkan dengan melarutkan 0,265 g Na2CO3 dalam air hingga volume larutan
tepat 500 mL
4. Hitung konsentrasi molar etanol dalam suatu larutan aqueous yang mengandung 2,3 g C2H5OH
(46,07 g/mol) dalam 3,5 L larutan
jawab:
5. Hitung molaritas suatu larutan H2SO4 yang mempunyai densitas 1,30 g/ml dan mengandung
32,6% bobot SO3. BM SO3=80,06
Jawab: 1 liter larutan mengandung 1,30 g/ml x 1000ml/L x 0,326 = 424 g SO3
, / = 5,3 mol/L
M=
Karena 1 mol SO3 menghasilkan dalam air maka ada 5,3 mol/L H2SO4 dalam larutan.
6. Hitung konsentrasi molar analitik dan kesetimbangan dari spesi solut dalam suatularutan aq
yang mengandung 285 mg asam trikloro asetat Cl3CCOOH (163,4 g/mol) dalam10 mL (asam
mengalami 73% ionisasi dalam air)
! !
mol HA = 285 mg HA x x !
=, ="/1,744 x 10-3 mol HA
, # $ !
konsentrasi molar analitik = x = 0,174 mol HA /L
Jawab :
V1 . N1asam sitrat = V2 . N2 HCL
20 ml x N1 = 5 ml x 0,1 N
# ,
N asam sitrat = = 0,025 N
8. Sampel NaCl murni seberat 0,2286 g dilarutkan dalam air. Kemudian ditambahkan tepat 50,00
mL larutan AgNO3 untuk mengendapkan semua Cl- sebagai AgCl. Kelebihan AgNO3 dititrasi
dengan larutan standar KSCN 0,0986N. Bila larutan KSCN yang diperlukan untuk mencapai
titik ekivalen adalah 12,56 mL, tentukanlah konsentrasi larutan AgNO3!
Jawab ;
Penentuan jumlah ekivalen AgNO3 berdasarkan jumlah ekivalen NaCl dan KSCN.
ek NaCl = 0,2286 g x 1 ek/58,50 g
= 0,0039 ek
ek KSCN = 12,56 mL x 0,0986 ek/1000 mL
= 0,0012 ek
ek AgNO3 = ek NaCl + ek KSCN
= 0,0039 ek + 0,0012 ek
= 0,0051 ek
Penentuan normalitas larutan AgNO3 berdasarkan jumlah ekivalen dan volume.
N AgNO3 = ek AgNO3/L
, '(
= ,
= 0,1020 ek/L
9. 5 gram contoh vitamin C yang terdapat dalam satu tablet vitamin C dilarutkan dalam 100 mL
air. Bila ternyata 50 mL larutan vitamin C tersebut dapat menetralkan 25 mL larutan basa yang
konsentrasinya 0,01 M, tentukanlah kadar vitamin C yang terdapat dalam tablet tadi dalam %
(anggap reaksi memiliki perbandingan koefisien 1:1, Mr vitamin C = 128.
Jawab :
10. 10 mL suatu larutan cuka yang konsentrasinya tidak diketahui dititrasi dengan larutan NaOH
0,1M dengan indicator fenolftalein. Jika volume NaOH yang terpakai sebanyak 20 mL.
Berapakah konsentrasi larutan cuka di atas? (anggap larutan cuka murni).
Jawab:
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l)
Dari reaksi diketahui: 1 mol CH3COOH ~ 1 mol NaOH
V1M1 = V2M2
20 mL 0,1 M = 10 mL x M
2 M = 10 mL x M
xM = 0,2
Kesimpulan
Titrasi asam basa adalah titrasi yang melibatkan reaksi neutralisasi dimana asam akan bereaksi dengan
basa dalam jumlah yang ekuivalen. Titran yang dipakai dalam titrasi asam basa selalu asam kuat atau
basa kuat. Titik akhir titrasi mudah diketahui dengan membuat kurva titrasi yaitu plot antara pH
larutan sebagai fungsi dari volume titran yang ditambahkan.
titrasi pengendapan merupakan suatu proses titrasi yang dapat mengakibatkan terbentuknya endapan
dari zat-zat yang saling bereaksi (analit dan titran ).
Titrasi Reduksi oksidasi (redoks) adalah suatu penetapan kadar reduktor atau oksidator berdasarkan
atas reaksi oksidasi dan reduksi dimana redoktur akan teroksidasi dan oksidator akan tereduksi.
Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukan senyawa kompleks antara kation
dengan zat pembentuk kompleks. Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi
reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam
larutan.
Daftar Pustaka