Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN TITRIMETRI

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Kimia Dasar I

Dosen : Djaenudin ST., MT.

Disusun Oleh :
1. Retno Setya N 252022024
2. Nafisah Az Zahra 252022025
3. Auralia Putri Fadhilah R 252022026
4. Gusti Farras Aura 252022027
5. Ihsan Arifin 252022028

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayahnya penulis
mampu menyelesaikan laporan ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia
Dasar I. Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Dalam menyusun makalah ini penulis mengalami berbagai tantangan dan hambatan.
Namun berkat bantuan dari teman sekelompok, semuanya dapat diatasi dengan baik.
Oleh karena itu kami mengucapkan Terima kasih dosen Kimia Dasar I bapak Djaenudin
ST., MT. Yang telah membimbing kami dalam pembelajaran, juga kepada semua
anggota kelompok yng membatu menyelesaikan laporan ini tepat waktu.
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Analisa titrimetri atau analisa volumetric adalah analisis kuantitatif dengan mereaksikan suatu zat
yang dianalisis dengan larutan baku (standar) yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan
reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar tersebut berlangsung secara kuantitatif.
Dalam percobaan dalam laboratorium kita sebagai mahasiswa kimia sering dipertemukan dengan yang
disebutdengan titrasi. titrasi sendiri merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat
dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan
berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi
asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan reaksi
reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks
dan lain sebagainya.

2. Rumusan Masalah
1. Pengertian Analisis titrimetri atau volumetric
2. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat dilakukan analisis volumetrik
3. klasifikasi analisa titrimetri atau volumetric
4. Fungsi analisis titrimetri
5. Rumus perhitungan

3. Tujuan
Agar dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan analisa titrimetri atau volumetric
Agar dapat mengetahui pembagian analisa titrimetri
Dapat mengetahui prinsip dasar pada pembagian analisa volumetric
Agar dapat mengetahui reaksi –reaksi kimia pada analisa titrimeti
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian analisis titrimetri atau volumetri


Analisa titrimetri atau analisa volumetrik adalah analisis kuantitatif dengan mereaksikan suatu zat
yang dianalisis dengan larutan baku (standar) yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan
reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar tersebut berlangsung secara kuantitatif.
Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan
konsentrasinya biasa dinyatakan dalam satuan N (normalitas) atau M (molaritas).
Indikator adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah di capai. Umumnya
indicator yang digunakan adalah indicator azo dengan warna yang spesifik pada berbagai perubahan
pH.
Titik Ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi secara stokiometri antara zat yang
dianalisis dan larutan standar.
Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indicator yang menunjukkan titik
ekuivalen reaksi antara zat yyang dianalisis dan larutan standar.
Pada umumnya, titik ekuivalen lebih dahulu dicapai lalu diteruskan dengan titik akhir titrasi. Ketelitian
dalam penentuan titik akhir titrasi sangat mempengaruhi hasil analisis pada suatu senyawa. Pada
kebanyakan titrasi titik ekuivalen ini tidak dapat diamati, karena itu perlu bantuan senyawa lain yang
dapat menunjukkan saat titrasi harus dihentikan. Senyawa ini dinamakan indikator.

2. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat dilakukan analisis volumetrik


Reaksinya harus berlangsung sangat cepat.
Reaksinya harus sederhana serta dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi yang
kuantitatif/stokiometrik.
Harus ada perubahan yang terlihat pada saat titik ekuivalen tercapai, baik secara kimia maupun secara
fisika.
Harus ada indikator jika reaksi tidak menunjukkan perubahan kimia atau fisika. Indikator
potensiometrik dapat pula digunakan.
Alat-alat yang digunakan pada analisa titrimetri ini adalah sebagai berikut :
1. Alat pengukur volume kuantitatif seperti buret, labu tentukur, dan pipet volume yang telah di
kalibrasi.
2. Larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti atau baku primer dan sekunder
dengan kemurnian tinggi.
3. Indikator atau alat lain yang dapat menunjukkan titik akhir titrasi telah di capai.

3. klasifikasi analisa titrimetri atau volumetric

Reaksi asam-basa (reaksi netralisasi)


Jika larutan bakunya adalah larutan basa, maka zat yang akan ditentukan haruslah bersifat asam dan
sebaliknya.
Berdasarkan sifat larutan bakunya, titrasi dibagi atas :
Asidimetri adalah titrasi penetralan yang menggunakan larutan baku asam.
Contoh : HCl, H2SO4
Alkalimetri adalah titrasi penetralan yang menggunakan larutan baku basa.
Contoh : NaOH, KOH Titrasi asam – basa
Teori Dasar Titrasi Asam – Basa
1. Teori Asam – Basa menurut Arhennius :
Asam adalah semua senyawa yang dalam bentuk larutan dapat menghasilkan ion H+.
Basa adalah semua senyawa yang dalam bentuk larutan dapat menghasilkan ion OH-.
2. Teori Asam – Basa menurut Brownsted Lowry :
Asam adalah pemberi/ donor proton.
Basa adalah penerima/ akseptor proton.
3. Teori Asam – Basa menurut Lewis :
Asam adalah pemberi pasangan elektron.
Basa adalah penerima pasangan elektron.
Reaksi oksidasi-reduksi (redoks)
Titrasi Reduksi oksidasi (redoks) adalah suatu penetapan kadar reduktor atau oksidator berdasarkan
atas reaksi oksidasi dan reduksi dimana redoktur akan teroksidasi dan oksidator akan tereduksi.
Agar dapat digunakan sebagai dasar titrasi, maka reaksi redoks harus memenuhi persyaratan umum
sebagai berikut :
a. Reaksi harus cepat dan sempurna.
b. Reaksi berlangsung secara stiokiometrik, yaitu terdapat kesetaraan yang pasti antara oksidator
dan reduktor.
c. Titik akhir harus dapat dideteksi, misalnya dengan bantuan indikator redoks atau secara
potentiometrik.
Oleh karena itu banyak unsur-unsur mempunyai lebih dari satu tingkat oksidasi, maka dikenal
beberapa macam titrasi redoks yaitu :
a. Titrasi permanganometri.
b. Titrasi Iodo-Iodimetri
c. Titrasi Bromometri dan Bromatometri
d. Titrasi serimetri

Reaksi Pengendapan (presipitasi)


Yang terjadi adalah reaksi penggabungan ion yang menghasilkan endapan/ senyawa yang praktis tidak
terionisasi.
Yang termasuk titrasi pengendapan adalah :
Argentometri, larutan bakunya : AgNO3
Merkurimetri, larutan bakunya : Hg(NO3)2/ logam raksa itu sendiri.

Titrasi kompleksometri (Kompleksometri)


Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukan senyawa kompleks antara kation
dengan zat pembentuk kompleks. Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi
reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam
larutan. Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks,
membentuk hasil berupa kompleks.
SOAL SOAL TITRIMETRI

1. Sebanyak 5 mL suatu asam 0,1 M dinetralkan dengan 10 mL larutan KOH (Mr = 56). Massa
KOH dalam 1 liter larutan KOH adalah

JAWAB :

Mol asam = 0.5mmol


Mol basa =0.5mmol
Massa = mol x Mr = 0.5mmol × 56 = 28 mg
Dalam 1 L berarti 28mg ×1000ml/10ml = 2800mg = 2.8gram

2. sebanyak 20 mL larutan HCl dinetralkan dengan larutan NaOH 0,1 M dan sebagai indikator
digunakan fenolftalein. ternyata perubahan indikator terjadi sesudah penambahan NaOH 25 mL.
maka kadar HCl dalam larutan adalah

JAWAB :

fenolftalein ini indikator yang bisa membaca pH 8,00 – 10,0 . maka kita anggap berubah pada
pH 8 untuk penetralan berarti
mol HCl = mol NaOH (Karena keduanya N = 1)
jadi hitung mol NaOH = M x V = 0,1 x 25 mL = 2,5
mmol maka M HCl = 2,5 mmol/20ml = 0,0125 M

3. 0,1M larutan standar N+ diperlukan untuk mengkalibrasi metode fotometri nyala. Jelaskan
bagaimana 500 mL larutan tersebut disiapkan dari standar primer Na2CO3
jawab:
karena satuan larutan dalam mL maka gunakan mmol
, ,
g Na2CO3 = 500 mL x x x = 0,265 g

Larutan disiapkan dengan melarutkan 0,265 g Na2CO3 dalam air hingga volume larutan
tepat 500 mL

4. Hitung konsentrasi molar etanol dalam suatu larutan aqueous yang mengandung 2,3 g C2H5OH
(46,07 g/mol) dalam 3,5 L larutan
jawab:

mol C2H5OH = 2,3 g C2H5OH x ,


= 0,04992 mol C2H5OH
,
M C2H5OH = ,
= 0,0143 mol C2H5OH / L

5. Hitung molaritas suatu larutan H2SO4 yang mempunyai densitas 1,30 g/ml dan mengandung
32,6% bobot SO3. BM SO3=80,06
Jawab: 1 liter larutan mengandung 1,30 g/ml x 1000ml/L x 0,326 = 424 g SO3

, / = 5,3 mol/L
M=

Karena 1 mol SO3 menghasilkan dalam air maka ada 5,3 mol/L H2SO4 dalam larutan.

6. Hitung konsentrasi molar analitik dan kesetimbangan dari spesi solut dalam suatularutan aq
yang mengandung 285 mg asam trikloro asetat Cl3CCOOH (163,4 g/mol) dalam10 mL (asam
mengalami 73% ionisasi dalam air)

jawab: Cl3CCOOH merupakan asam lemah, dinotasikan dg HA

! !
mol HA = 285 mg HA x x !
=, ="/1,744 x 10-3 mol HA

, # $ !
konsentrasi molar analitik = x = 0,174 mol HA /L

dalam larutan ini 73% HA terdisosiasi menjadi H+ dan A-


HA → H+ + A- molaritas spesi HA menjadii 27%

[HA] = CHA x 0,27 = 0,174 x 0,27 = 0,047 mol/L


[A-] sebanding dengan 73% dari CHA
!$ !
[A-] = !
x 0,174 = 0,127 mol A-/ L [H] = [A]

7. Hitunglah Normalitas Asam Sitrat 20 ml yang ditetapkan menggunakan metode titrasi


alkalimetri jika di ketahui volume HCL 0,1 N yang di gunakan untuk titrasi adalah 5 ml

Jawab :
V1 . N1asam sitrat = V2 . N2 HCL
20 ml x N1 = 5 ml x 0,1 N
# ,
N asam sitrat = = 0,025 N

8. Sampel NaCl murni seberat 0,2286 g dilarutkan dalam air. Kemudian ditambahkan tepat 50,00
mL larutan AgNO3 untuk mengendapkan semua Cl- sebagai AgCl. Kelebihan AgNO3 dititrasi
dengan larutan standar KSCN 0,0986N. Bila larutan KSCN yang diperlukan untuk mencapai
titik ekivalen adalah 12,56 mL, tentukanlah konsentrasi larutan AgNO3!

Jawab ;

Penentuan jumlah ekivalen AgNO3 berdasarkan jumlah ekivalen NaCl dan KSCN.
ek NaCl = 0,2286 g x 1 ek/58,50 g
= 0,0039 ek
ek KSCN = 12,56 mL x 0,0986 ek/1000 mL
= 0,0012 ek
ek AgNO3 = ek NaCl + ek KSCN
= 0,0039 ek + 0,0012 ek
= 0,0051 ek
Penentuan normalitas larutan AgNO3 berdasarkan jumlah ekivalen dan volume.
N AgNO3 = ek AgNO3/L
, '(
= ,
= 0,1020 ek/L

9. 5 gram contoh vitamin C yang terdapat dalam satu tablet vitamin C dilarutkan dalam 100 mL
air. Bila ternyata 50 mL larutan vitamin C tersebut dapat menetralkan 25 mL larutan basa yang
konsentrasinya 0,01 M, tentukanlah kadar vitamin C yang terdapat dalam tablet tadi dalam %
(anggap reaksi memiliki perbandingan koefisien 1:1, Mr vitamin C = 128.

Jawab :

Vvit c Mvit c = Vbasa Mbasa


Mvit c = Vbasa Mbasa / Vvit c
Mvit c = 25mL 0,01M/ 50 mL
Mvit c = 0,005 M

Dalam 100 mL vitamin C terdapat = 100 mL . 0,005M/1000mL


= 0,0005 mol vit c
= 5 x 10-4 mol vit c
Massa vitamin C = mol vit c. Mr vit c
= 5 x 10-4 x 128
= 0,064 gram vit c
Kadar vtamin C dalam % = 0,064 gram x 100% vit c / 5 gram = 1,28% vitamin C

10. 10 mL suatu larutan cuka yang konsentrasinya tidak diketahui dititrasi dengan larutan NaOH
0,1M dengan indicator fenolftalein. Jika volume NaOH yang terpakai sebanyak 20 mL.
Berapakah konsentrasi larutan cuka di atas? (anggap larutan cuka murni).

Jawab:
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l)
Dari reaksi diketahui: 1 mol CH3COOH ~ 1 mol NaOH

V1M1 = V2M2

VNaOH MNaOH = VCH3COOH MCH3COOH

20 mL 0,1 M = 10 mL x M

2 M = 10 mL x M

xM = 0,2

Jadi konsentrasi larutan cuka = 0,2 M


BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Titrasi asam basa adalah titrasi yang melibatkan reaksi neutralisasi dimana asam akan bereaksi dengan
basa dalam jumlah yang ekuivalen. Titran yang dipakai dalam titrasi asam basa selalu asam kuat atau
basa kuat. Titik akhir titrasi mudah diketahui dengan membuat kurva titrasi yaitu plot antara pH
larutan sebagai fungsi dari volume titran yang ditambahkan.
titrasi pengendapan merupakan suatu proses titrasi yang dapat mengakibatkan terbentuknya endapan
dari zat-zat yang saling bereaksi (analit dan titran ).
Titrasi Reduksi oksidasi (redoks) adalah suatu penetapan kadar reduktor atau oksidator berdasarkan
atas reaksi oksidasi dan reduksi dimana redoktur akan teroksidasi dan oksidator akan tereduksi.
Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukan senyawa kompleks antara kation
dengan zat pembentuk kompleks. Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi
reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam
larutan.
Daftar Pustaka

Kelas_11_SMK_Analisis_Titrimetri_dan_Gravetri_3 (1) Pdf.


Microsoft Word – Volumetri Pdf.
https://adoc.pub/titrimetri.html.
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196611151991011-
HOKCU_SUHANDA/VOLUMETRI/TITRIMETRI.pdf.
Achmad, M dan Abdul, R. 2006. Pengantar Kimia Farmasi Analisis:
Volumetri dan Gravimetri. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Sonny Widiarto, 2009.
https://repository.umku.ac.id/handle/123456789/25.
SLIDE PPT

Anda mungkin juga menyukai