Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR PEMISAHAN ANALITIK

PERCOBAAN III

TITRASI ASAM BASA

OLEH:

NAMA : DESI JAMALUDDIN

STAMBUK : A1L119029

KELOMPOK : TIGA (III)

JURUSAN : PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS : FKIP

ASISTEN : LD. MUH. ALIBONTO, S.Pd

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
HALAMAN PENGESAHAN

Telah diperiksa secara teliti dan disetujui oleh Asisten Pembimbing dengan

judul percobaan Pembuatan larutan yang dilaksanakan pada :

Hari, tanggal : Minggu, 23 Mei 2021

Waktu : 10:00 WITA- selesai

Tempat :Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Unversitas Halu Oleo, Kendari.

Kendari, Mei 2021

Menyetujui,

Asisten Pembimbing

LD. MUH. ALIBONTO, S.Pd


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang komposisi, struktur dan

sifat kimia atau materi berdasarkan perubahan yang menyertai terjadinya reaksi

kimia atau suatu materi yang diciptakan atau memusnahkan serta dapat dijelaskan

proses atau reaksi yang ditimbulkan dari kejadian tersebut misalnya terjadi

perubahan materi dan energy.

Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa

digunakan dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari reaktan. Karena

pengukuran volume memainkan peranan penting dalam titrasi, maka teknik ini juga

dikenali dengan analisis volumetrik. Ada beberapa macam titrasi bergantung pada

jenis reaksinya, seperti titrasi asam basa, titrasi permanganometri, titrasi

argentometri dan titrasi iodometri.

Praktikum kali ini akan membahas tentang titrasi asam basa. Dalam titrasi

asam basa, zat- zat yang beraksi umumnya tidak berwarna sehingga adanya

ketidaktahuan kapan titik stoikiometri tercapai. Contohnya, larutan HCl dan NaOH,

keduanya tidak berwarna dan setelah bereaksi larutan NaCl yang terbentuk juga

tidak berwarna pH paada titik equivalen ditentukan olehh sejumlah garam yang

dihhasilkan dari netralisasi asam basa. Indikator yang digunakan pada titrasi asam

basa adalah yang memiliki rentang pH dimana titik equivalen tercapai. Titrasi harus

dihentikan pada saat titik akhir titrasi tercapai, yang ditandai dengan perubahan
warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik equivalen.

Dengan pemilihan indikator yang tepat maka akan memperkecil kesalahan titrasi.

Berdasarkan uraian diatas maka perlunya dilakukan praktikum Dasar-dasar

Pemisahan Analitik dengan judul percobaan “Titrasi Asam Basa”.

1.2 Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat melakukan analisis

kuantitatif dengan metode titrasi asam basa

1.3 Manfaat Praktikum

Praktikum ini dilakukan agar mahasiswa dapat mengetahui tentang titrasi

asam basa.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Titrasi

Titrasi merupakan salah satu teknik analisis kimi a kuantitatif yang

dipergunakan untuk menentukan konsetrasi suatu larutan tertentu, dimana

penentuannya menggunakan suatu larutan standar yang sudah diketahui

konsentrasinya secara tepat. Pengukuran volume dalam titrasi memegang peranan

yang amat penting sehingga ada kalanya sampai saat ini banyak orang yang

menyebut titrasi dengan nama analisis volumetri (Simanjutak,2018).

Titrasi merupakan proses dari suatu metode pemeriksaan kimia yang

dilakukan untuk menentukan kuantitas atau kadar suatu unsur/ senyawa dari suatu

perwakilan sampel berdasarkan pengukuran volume larutan pereaksi untuk bereaksi

secara stoikiometri dengan zat yang ditentukan. Beberapa indikator titrasi asam

basa saat ini telah banyak digunakan seperti phenolphtalein (PP), bromothymol blue

(BB), methyl orange, methyl red, dan alizarin yellow (Hasibuan, dkk,2016).

2.2 Asam dan basa

Kata “asam” atau acid berasal dari kata acetum dari bahasa latin yang

artinya cuka. Oleh karena itu cuka berasa asam karena mengandung asam asetat.

Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+)

kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas

dari suatu basa. Sedangkan basa berasal dari bahasa arab alqulli yang berarti abu.

Larutan basa memiliki rasa pahit dan bersifat kaustik. Basa adalah zat yang dalam
air dapat menghasilkan ion hidroksida (OH-). Karena senyawa hidroksida dapat

mengikat satu elektron pada saat dimasukkan kedalam air. Basa dapat menetralisasi

asam (H+) sehingga menghasilkan air (H2O) (Yusnita,2019).

2.3 Indikator

Indikator pH sangat penting keberadaannya terutama dalam bidang kimia

yang digunakan untuk analisis volumetri. Indikator yaitu bahan bahan kimia yang

sangat khusus yang dapat mengubah warna larutan dengan perubahan pH setelah

penambahan asam atau basa (Yazid dan Munir,2018).

Dalam titrasi asam basa, indikator adalah zat yang memiliki perbedaan

warna yang mencolok dalam medium asam dan basa. Salah satu indikator yang

umum digunakan adalah fenolftalein, yang tidak berwarna (Chang,2005).

2.4 Titik ekivalen

Titik ekivalen yaitu titikdalam titrasi dimana jumlah basa yang ditambahkan

sama dengan jumlah asam awal yang ada. Volume basa yang ditambahkan sampai

dengan titik akhir disebut volume akivalen, Ve. Pada titik ekivalen dalam titrasi

asam kuat dengan basa kuat, konsentrasi OH- dan H3O+ harus sama dengan pH 7

karena antoionisasi air. Nilai pH akan sebesar 7 pada titik ekivalen hanya dalam

titrasi asam kuat dan basa kuat (atau sebaliknya). Nilai pH tidak akan sebesar 7 jika

asam lemah atau basa lemah ikut serta dalam titrasi tersebut (Oxtoby,dkk,2001).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Titrasi Asam Basa dilaksanakan pada hari selasa, 25 mei 2021

pukul 7.30 WITA-selesai, dilaboratorium pengembangan kimia, FKIP, Universitas

Halu Oleo

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu neraca analitik,kaca arloji,

erlenmeyer 250 ml, gelas kimia 100 ml, pipet tetes, buret 50 mL, pipet ukur 10 ml,

labu ukur (10mL,25 ml), statif dan klem, spatula, botol semprot dan filler.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah HCl , NaOH 2M ,aquades

dan indikator PP.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pembuatan larutan NaOH

Menimbang kira-kira 4 gram NaOH menggunakan kaca arloji dan neraca

kemudian masukan NaOH yang telah ditimbang kedalam gelas kimia, semprot kaca

arloji kedalam gelas kimia tambahkan aquades. Aduk dengan batang pengaduk

hingga NaOH larut sempurna. Pindahkan larutan kedalam labu ukur 25 mL, bilas
gelas kimia dengan aquades lalu masukkan kedalam labu ukur agar tidak ada zat

yang tertinggal.Tambahkan aquades hingga tanda batas. Tutup labu ukur dan

homogenkan. Setelah itu masukkan NaOH kedalam buret.

3.3.2 Titrasi HCl dengan NaOH

Memipet HCl dengan volume yang berbeda yaitu masing-masing 2ml,10ml

dan 25 mL lalu masukkan kedalam labu ukur 25 mL secara berurutan dan

menambah aquades samapi tanda batas tera kemudian masukkan kedalam

erlenmeyer yang telah diberi label masing-masing larutan. Setelah itu tambahkan 3

tetes indikator pp kemudian titrasi dengan NaOH hingga berubah warna merah

muda. Catat volume NaOH yang digunakan setiap masing-masing larutan.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Praktikum

Titran ke V1 (HCl) V2 (NaOH) M1 M2

1 2 0,2 0,04 0,4

2 25 3 0,04 0,33

3 25 20 0,8 1

4.2 Analisis data

4.2.1 Konsentrasi NaOH dalam 2 mL HCl

M1V1 = M2V2

0,04. 2 = M2 . 0,2

0,08 = M2 . 0,2

M2 = 0,08/0,2

M2 = 0,4 M

4.2.2 Konsentrasi NaOH dalam 25 mL HCl

M1V1 = M2V2

0,04 .25 = M2 . 3

1 = M2 . 3
M2 = 1/3

M2 = 0,33 M

4.2.3 Konsentrasi NaOH dalam 25 mL HCl

M1V1 = M2V2

0,8 . 25 = M2 . 20

20 = M2 . 20

M2 = 20/20

M2 = 1M

4.3 Pembahasan

Titrasi adalah prosedur menetapkan kadar suatu larutan dengan

mereaksikan sejumlah larutan tersebut yang mereaksikan sejumlah larutan tersebut

yang volumenya terukur dengan suatu larutan lain yang telah diketahui kadarnya

(larutan standar) seacra bertahap. Berdasarkan jenis reaksi yang terjadi, titrasi

dibedakan menjadi titrasi asam basa, pengendapan dan titrasi redoks.

Titrasi asam basa adalah metode penukaran kadar larutan asam dengan zat

peniter (zat yang diletakkan pada buret) suatu larutan basa atau penukaran kadar

larutan basa dengan zat peniter suatu larutan asam. Titik akhir titrasi adalah kondisi

saat terjadi perubahan warna dari indikator yang ditambahkan. Titik akhir titrasi

diharapkan mendekati titk ekuivalen titrasi, yaitu kondisi dimana larutan asam tepat

beraksi dengan larutan basa.


Pada percobaan ini kami menggunakan NaOH dan HCl. Dimana NaOH

sebagai zat peniter dan HCl sebagai zat yang dititrasi. NaOH ditimbang sebanyak

4 gram dan dimasukkan kedalam gelas kimia, kemudian ditambahkan aquades.

Aduk hingga NaOH larut sempurna. Setelah itu larutan dipindahkan kedalam labu

ukur ditambahkan aquades dan dihomogenkan.

Percobaan selanjutnya adalah menitrasi HCl dengan NaOH dengan

melakukan pengenceran. Dipipet HCl dengan volume yang berbeda dan masukkan

kedalam labu ukur secara berurutan dan ditambahkan aquades kmudian

dimasukkan kedalam erlenmeyer yang telah diberi label dan ditambahkan 3 tetes

indikator pp yang berfungsi untuk menentukan titik ekuivalen. Setelah itu dititrasi

dengan NaOH hingga berubah warna merah muda. Perubahan warna ini disebabkan

karena adanya penambahan indikator pp.

Berdasarkan hasil dan analisis data yang diperoleh konsentrasi NaOH pada

25 mL HCl 0,8 M lebih besar dibanding dengan dua sampel lainnya. Hal ini

dikarenakan pengaruh banyaknya penggunaan NaOH dan memiliki konsentrasi

paling tinggi.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Titrasi asam basa adalah metode penukaran kadar larutan asam dengan zat

peniter (zat yang diletakkan pada buret) suatu larutan basa atau penukaran kadar

larutan basa dengan zat peniter suatu larutan asam. Analisis kuantitatif dilakukan

dengan metode titrasi asam basa.

5.2 Saran

Saran yang dapat saya sampaikan pada praktikum kali ini sebaiknya

praktikan harus berhati-hati dalam menggunakan alat dan bahan yang ada

dilaboratorium dan juga harus memperhatikan ketelitian dalam mengukur volume

larutan.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, R. 2005. Kimia Dasar konsep-konsep inti edisi ketiga jilid 1. Jakarta:

Erlangga.

Hasibuan, M, A. Elva, Y, A dan Susilawati. 2016. Pemanfaatan ekstrak tanaman

ketan hitam (oryza sativa glutinosa) sebagai indikator asam basa. Jurnal

online mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Riau.

Vol 3(2).

Oxtoby, D, W. H. P Gillis Dan Normah, H, N. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern

Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Simanjutak, R. 2018. Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Sabun Mandi Cair

Merek “LX” Dengan Metode Titrasi Asidimetri. Jurnal ilmiah kohesi. Vol

2 (4).

Yazid, E, A dan Muchammad, M, M. 2018. Potensi Antosianin Dari Ekstrak Bunga

Rosella(Hibiscus Sabdariffa L.) Sebagai Alternatif Indikator Titrasi Asam

Basa. Jurnal Sains. Vol 8 (15).

Yusnita, M. 2019. Asam Basa dan Garam dilingkungan kita. Jawa: Alprin.

Anda mungkin juga menyukai