PENDAHULUAN
suatu sistem dilakukan transfer massa zat terlarut dari larutan untuk membentuk
Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak
dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam pelarut
tertentu di kala suhu diperbesar. Karena konsentrasi total impuriti biasanya lebih
kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka konsentrasi impuriti
yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasi tinggi
akan mengendap
merupakan zat yang memisah dari satu fase padat dan keluar ke dalam larutannya.
Endapan terbentuk jika larutan bersifat terlalu jenuh dengan zat yang
jenuhnya. Kelarutan bergantung dari suhu, tekanan, konsentrasi bahan lain yang
sintesis, asam benzoat dapat dimurnikan dengan rekristalisasi dari air, karena
asam benzoat larut dengan baik dalam air panas. Pelarut lainnya yang
memungkinkan diantaranya meliputi asam asetat, benzena, eter petrolium, dan
Tujuan dari praktikum pemurnian secara rekristalisasi ini adalah agar dapat
Prinsip dasar percobaan ini adalah zat padat dapat dimurnikan dengan cara
rekristalisasi yaitu berdasarkan perbedaan daya larut antara zat yang dimurnikan
2.1 Kristalisasi
dalam bentuk padat. Kristalisasi menjadi suatu proses industri yang sangat
penting, karena semakin banyak hasil industri kimia yang dipasarkan dalam
bentuk kristal. Bentuk kristal semakin banyak diminati karena kemurniannya yang
tinggi, dengan bentuk yang menarik serta mudah dalam pengepakan dan
sedikit dibandingkan distilasi atau metode pemisahan yang lain. Kritalisasi adalah
partikel padatan dapat terjadi dari fasa uap, seperti pada proses pembentukan
kristal salju atau sebagai pemadatan suatu cairan pada titik larutan padatan atau
suatu fase homogen. Kristalisasi dalam larutan dapat terjadi jika padatan terlarut
yang efisien. Secara umum, tujuan dari proses kristalisasi adalah menghasilkan
produk kristal dengan kualitas seperti yang diharapkan. Kualitas kristal yang
ukuran kristal), kemurnian kristal dan bentuk kristal. Salah satu syarat terjadinya
supersaturasi ini dapat dicapai dengan cara penguapan, pendingin atau gabungan
2.2 Rekristalisasi
dengan cara mengkritalkan kembali zat gtersebut setelah dilarutkan dalam pelarut
yang sesuai. Prinsip dasar dari proses rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan
antara zat yang dimurnikan dengan zat pengotornya. Karena konsentrasi total
pengotor biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, dalam kondisi
dingin, konsentrasi pengotor yang rendah tetap dalam larutan sementara zat yang
mengandung tidak kurang dari 99,5 % dan tidak lebih dari 100,5 % C7H6O2
dihitung terhadap zat anhidrat, pemerian : hablur berbentuk jarum atau sisik,
putih, sedikit berbau, basanya bau benzaldehid atau benzoin. Agak mudah
menguap pada suhu hangat, mudah menguap dalam uap air, kelarutan : sukar
dalam etanol, dalam kloroform, dan dalam eter. Asam benzoat merupakan salah
satu pengawet yang di izinkan oleh departemen kesehatan untuk digunakan pada
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas piala 100 mL 1 buah,
gelas kimia 700 mL 1 buah, corong buchner 1 set, spatula 1 batang, botol semprot,
botol timbang, tabung vakum 1 buah, dan hot plate. Sedangkan bahan yang
digunakan adalah asam benzoat tercemar, air suling, dan kertas saring.
dalam gelas kimia hingga mendidih. Kemudian dimasukkan 0,5 g asam benzoat
tercemar ke dalam gelas kimia yang lain. Ditambahkan air panas sedikit demi
sedikit sambil diaduk sampai larut semua. Larutan disaring dalam keadaan panas
terbentuk kristal, kalau perlu dengan menggunakan air es, kemudian disaring
dengan menggunakan corong buchner dan dikeringkan, lalu ditimbang berat
Dit : a. Rendemen ?
b. % zat pengotor ?
Penye:
0,3151 g
= × 100 %
0,5 g
= 0,6302 × 100 %
= 63,02 %
b. % zat pengotor = 100 % - Rendemen
= 100 % - 63,02 %
= 36,98 %
4.3 Pembahasan
mendapatkan zat-zat murni. Pemurnian dari suatu zat yang telah tercemar atau
campurannya dengan mengendapkan zat lain, didasarkan pada massa jenis yang
lebih besar akan berada pada lapisan bagian bawah. Absorpsi adalah proses
proses pemisahan dan pemurnian zat yang dapat menyublim dari suatu partikel
atau zat yang bercampur. Ekstraksi adalah proses pemurnian zat bercampur
dengan menggunakan sifat kepolaran suatu zat yang menggunakan corong pisah.
Namun pada praktikum ini melakukan pemurnian zat padat dengan metode
rekristalisasi.
bentuk padatan dilarutkan dengan menggunakan air suling yang telah dipanaskan.
Asam benzoat yang digunakan adalah asam benzoat yang masih kotor atau belum
dimurnikan. Maka itu perlu dilakukan pemurnian asam benzoat agar terbebas dari
zat pengotor itu sendiri. Asam benzoat yang telah dilarutkan kemudian
dipanaskan sambil diaduk agar semua asam benzoat larut secara menyeluruh.
pelarut yang sesuai yaitu titik didih pelarut harus rendah untuk mempermudah
proses pengeringan kristal yang terbentuk dan air suling memiliki titik didih air
lebih rendah dari pada titik didih asam benzoat. Setelah asam benzoat semuanya
larut, maka asam benzoat tersebut akan berubah menjadi ion-ion. Kemudian
Proses penyaringan ini bertujuan untuk memisahkan zat pengotor yang ada dalam
larutan sehingga diperoleh zat yang lebih murni. Proses penyaringan ini
pendinginan.
penguapan, agar endapan dapat terbentuk dengan mudah. Tetapi dalam percobaan
kertas saring. Proses ini dilakukan bertujuan untuk memisahkan dari pelarutnya.
Agar proses rekristalisasi ini dapat berjalan dengan baik, zat kotoran mempunyai
kelarutan lebih besar dari senyawa yang diinginkan. Jika hal ini tidak dipenuhi
dapat dilihat dari rendemen yang diperoleh, semakin tinggi rendemen suatu zat
yang diperoleh maka tingkat kemurnian akan semakin tinggi sedangkan semakin
kecil nilai rendemen yang diperoleh dari suatu zat maka semakin rendah pula
diperoleh nilai rendemen dari asam benzoat sebesar 63,02% dan zat pengotornya
sebesar 36,98%.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
perbedaan daya larut antara zat yang dimurnikan dengan pengotornya dalam suatu
pelarut tertentu. Kristal asam benzoat murni dapat kita pisahkan dan diperoleh
kembali dari zat pengotornya (asam benzoat tercemar). Sehingga diperoleh nilai
rendemen dari asam benzoat sebesar 63,02 % dan zat pengotornya sebesar
36,98 %.
5.2 Saran
Dewi, Fitrika Devian dan Ali Masduqi. 2003. Penyisahan Fosfat dengan
Kristalisasi dalam Reaktor Terfluidisasi Menggunakan Media Pasir
Silika. Jurnal Purifikasi. Vol. 4 No. 4
Fachry, Rasydi.A. dkk. 2008. Pengaruh Waktu Kristalisasi dengan Proses
Pendinginan Terhadap Pertumbuhan Kristal Amonium dari Larutannya.
Jurnal Teknik Kimia. Vol. 15 No. 2
Pinalia, Anita. 2011. Penentuan Metode Rekristalisasi yang Tepat untuk
Meningkatkan Kemurnian Kristal Amonium Perklorat. Majalah Sains
dan Teknologi Dirgantara. Vol. 6 No. 2
Setyopratomo, Puguh, dkk. 2003. Studi Eksperimental Pemurnian Garam Nacl
dengan Cara Rekritalisasi. Unitas Vol. 11 No. 2
Wati, Wahyu Irna dan Ani Guntarti. 2012. Penetapan Kadar Asam Benzoat dalam
Beberapa Merk Dagang Minuman Ringan Secara Spektrofotometri
Ultraviolet. Jurnal Ilmiah Kefarmasian. Vol. 2 No. 2