Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR I
PERCOBAAN VII

REAKSI ASAM BASA

SARTIKA
TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS ILMU & TEKNOLOGI KEBUMIAN
Praktikunm: 23-05 -2022

Histori Laporan Ringkasan Praktikum


Konsul 1: Titrasi asam-basa merupakan salah satu metode analisis kuantitatif sederhana
Konsul 2: dalam penentuan konsentrasi suatu zat dalam larutan. Titrasi asam-basa
ACC: memerlukan indikator agar dapat mengetahui telah tercapainya titik akhir titrasi
secara visual yaitu ketika warna larutan berubah . Indikator asam basa bisa
mengalami perubahan warna jika pH lingkungan mengalami perubahan.
Proses pembelajaran kimia sangat dibutuhkan mediadalam pembelajarannya,
dimana banyak materi kimia yang sulit untuk dipahami dan bersifat abstrak.
Maka dari itu praktikum kali ini yang berjudul Titrasi Asam Basa dengan tujuan
agar praktikan dapat mengetahui reaksi asam basa dan dapat mempelajari titik
akhir dan titik aquivalen titrasi.. Hal ini bisa didapatkan dengan mengikuti
praktikum kimia dan melakukan percobaan Titasi Asam Basa dengan cara
mengikuti prosedur yang disampaikan dimana salah satunya pada konsentrasi
NaOH dengan HCl yang dilarutkan dan titambahkan indikator PP hingga terjadi
perubahan warna. Sehingga praktikan dapat mengetahui bahwa Reaksi asam–
basa merupakan pelepasan ion hidrogen dari asam dan penambahannya ke basa.
Pelepasan ion hidrogen dari suatu asam menghasilkan basa konjugasi, yang
merupakan asam dengan ion hidrogen yang telah lepas dan praktikan tahu bawha
Titik ekuivalen (TE) adalah titik saat asam basa tepat habis bereaksi (secara
teoritis). Titik akhir (TA) titrasi adalah titik saat indikator asam basa mengalami
perubahan warna.

Keywords: Reaksi, Konsentrasi, Asam Basa, Indiktor, Asam Oksalat

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Materi asam-basa merupakan salah satu materi yang cenderung sulit dipahami siswa.
Sheppard mengungkapkan bahwa topik asam-basa merupakan materi yang padat secara konseptual
dan membutuhkan pemahaman yang dintegrasikan pada banyak konsep pengantar kimia seperti
karakteristik partikel dalam materi, sifat dan komposisi larutan, struktur atom, ikatan ionik dan
kovalen, simbol, formula dan persamaan reaksi, ionisasi serta kesetimbangan. Disamping
padat secara konseptual materi asam basa juga bersifat abstrak sehingga menyebabkan siswa
cenderung sulit memahaminya. Konsep asam basa merupakan konsep yang mendasari materi
titrasi asam-basa. Jika konsep asam-basa yang mendasari materi titrasi asam-basa belum dipahami
siswa, maka siswa cenderung mengalami kesulitan untuk memahami materi titrasi asam-basa
(Hikmayanti, 2019).
Titrasi asam-basa merupakan salah satu metode analisis kuantitatif sederhana dalam penentuan
konsentrasi suatu zat dalam larutan. Meskipun metode analisis modern telah banyak berkembang, titrasi
asam-basa masih sering digunakan terutama untuk penelitian di laboratorium. Titrasi asam-basa
memerlukan indikator agar dapat mengetahui telah tercapainya titik akhir titrasi secara visual yaitu
ketika warna larutan berubah (Gupta dkk., 2012). Saat ini indikator yang sering digunakan adalah
indikator sintetis seperti indikator fenolftalein (pp), metil jingga (mo), dan brom timol biru (btb)
(Alauhdin, 2021)
Titrasi adalah suatu cara untuk menentu-kan konsentrasi asam atau basa dengan meng-
gunakan larutan standar. Larutan standar dapat berupa asam atau basa yang telah diketahui
konsentrasinya dengan teliti. Larutan standar asam diperlukan untuk menetapkan, konsen-trasi basa
dan larutan standar basa diperlukan untuk menetapkan konsentrasi asam. Keadaan dengan jumlah
ekivalen asam sama dengan basa disebut titik ekivalen. pH larutan mengalami perubahan selama titrasi
dan titrasi diakhir pada saat pH titik ekivalen telah tercapai. itrasi asam-basa memanfaatkan
perubahan besar dalam pH, untuk menetapkan kapan titik kesetaraan itu dicapai.Terdapat banyak asam
dan basa organik lemah yang bentuk ion dan bentuk tak-terdisosiasinya menunjukkan warna yang ber-
lainan. Molekul-molekul semacam itu dapat digunakan untuk menetapkan kapan telah ditambahkan
cukup titran dan disebut indikator tampak (Pratama, 2015).
Indikator adalah senyawa kompleks yang mampubereaksi dengan asam maupun basa
disertaiadanya perubahan warna yang sesuai dengan konsentrasi ion hidrogen dalam proses titrasi
(Apriani et al., 2016). Indikator asam basa adalah asam atau basa organik yang memiliki satu
warna jika konsentrasi ion hidrogennyalebih tinggi daripada suatu harga tertentu dan suatu
warna lain jika konsentrasinya lebih rendah. Indikator asam basa bisa mengalami perubahan
warna jika pH lingkungan mengalami perubahan. Jika dalam suatu titrasi asam maupun basa yang
merupakan elektrolit kuat, larutan pada titik ekuivalen akan memilikipH=7. Jikaasam ataupun basa
merupakan elektrolit lemah, garam yang terjadi akan mengalami hidrolisis pada titik ekivalen
larutan akan memilikipH>7. Harga pH yang tepat dapat dihitung dari tetapan ionisasi dari asam
atau basa lemah tersebut, sertadari konsentrasi larutan yang diperoleh (Hasby, 2020)
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4dengannama sistematis
asam etanadioat. Asam dikarboksilat paling sederhana ini biasa digambarkan dengan rumus
HOOC-COOH. Asam oksalat merupakan asam organik yang relatif kuat, 10.000 kali lebih kuat
dari pada asam asetat. Dianionnya,dikenal sebagai oksalat juga agen peredukor (Kirk, 2007). Asam
oksalat digunakan sebagai bahan reagen di laboratorium, pada industri kulit dalam proses
penyamakan digunakan sebagai asam pencuci untuk menghilangkan kotoran yang disebabkan
oleh ion ferri dan pemutih, sebagai bahan pembersih radiator motor, bleaching agent, untuk
industri lilin, industri tekstil, industri kimia lainnya digunakan untuk membuat seluloid,
rayon, bahan warna, tinta, bahan kimia dalam fotografi, pemurnian gliserol, dibidang obat-obatan
dapat dipakai sebagai hemostatik dan anti septik luar (Retnawati, 2017).
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dikaji pada percobaan reaksi asam basa adalah sebagai
berikut
1. Apa yang dimaksud dengan konsep reaksi asam basa?
2. Apa yang dimaksud dengan titik akhir dan titik ekivalen titrasi ?
3. Bagaimana cara menentukan titik akhir dan titik ekivalen titrasi ?
3. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai pada percobaan kelima reaksi asam basa adalah sebagai
berikut.
1. Dapat mengetahui reaksi asam basa
2. Mempelajari titik akhir dan titik ekivalen titrasi
4. Manfaat
Manfaat yang diperoleh pada percobaan reaksi asam basa ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk memahami dan mengetahui tentang konsep asam dan basa
2. Untuk mengetahui dan mempelajari titik akhir dan titik ekivalen titrasi
3. Untuk mengetahui cara menentukan titik akhir dan titik ekivalen titrasi
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Alat dan Bahan
1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah labu takar 50 mL, statif dan klem, labu
Erlenmeyer, batang pengaduk, gelas kimia, buret dan pipet volume.

1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah asam oksalat (C2H2O4), larutan
NaOH, larutan HCl, aquades dan indikator.

2. Prosedur Kerja
Metode Praktikum pembuatan larutan baku primer asam oksalat (COOH) yaitu yang
pertama dengan menimbang asam oksalat seberat 0,63035 gram, untuk memperoleh massa bahan
yang akan di gunakan menggunakan rumus normalitas, kemudian asam oksalat di larutkan
dengan aquades sampai sedikit terlarut sambil di aduk mengunakan batang pengaduk kemudian
di masukan ke dalam labu takar 100 ML dan di tambahkan lagi aquades hingga batas tera lalu di
homogenkan.
Yang kedua yaitu menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan bahan baku asam oksalat,
isi masing – masing 20 ml larutan baku asam oksalat dengan mengunakan pipet volum ke
dalam erlenmayer tambahkan 4 tetes larutan fenoftalein ke dalam masing – masing erlenmayer catat
skala permukaan awal NaOH pada buret kemudian titrasi. Untuk penentuan konsentrasi NaOH
dan HCl di lakukan hal yang sama namun dengan volume HCl yang berbeda dengan keadaan
skala permukaan awal dan akhir buret yang berbeda pula amati hingga terjadi perubahan warna
dan catat pada data pengamatan

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasi
1.1 Data Pengamatan
Tabel 1.1 Penentuan Konsentrasi Larutan H2C2O4dengan larutan baku NaOH
Volume H2C2O4yang dititrasi Volume NaOH yang digunakan
20 mL 7,5 Ml

1.2Analisis Data

1. Konsentrasi Asam Oksalat (Mr : 126, 070)

M = gram/Mr × 1000/V
0,1 = gram/126 × 1000/50
0,1 × 126 = gram × 20
20 gram = 12,6
gram = 21,6/20
= 0,63
2. Konsentrasi larutan
= g/Mr × 1000/V
= 0,63/126 × 1000/50
= 0,005 × 20
=1M
3. Konsentrasi NaOH
6mL NaOH dipakai untuk menghasilkan larutan berwarna merah muda. M1
× V1 = M2 × V2
M1 × 6,5 = 0,1 × 20
6,5 M2 =2
M2 = 2/6,5
M2 = 0,30 M

Reaksi= (COOH)2 2H2O + 2NaOH → 2NaCO3 + 4H2O

2. Pembahasan

Asam adalah suatu zat yang ketika dilarutkan dalam air akan terurai dan menghasilkan ion
H+ sedangkan basa adalah suatu zat yang ketika dilarutkan dalam air menghasilkan ion OH-. Asam
dan basa memiliki sifat yang berbeda, sifat asam yaitu korosif, sedangkan sifat basa yaitu kaustik.
Indikator asam basa adalah zat yang warnanya bergantung pada pH larutan sehingga menunjukkan
sifat asam, basa atau netral dalam larutan tersebut. Indikator yang baik dapat menunjukkan warna
berbeda pada suatu larutan baik itu asam maupun basa.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan
baku oksalat, larutan oksalat sebanyak 25 mL dan dimasukkan kedalam erlenmeyer. Asam oksalat yang
sudah dimasukkan kedalam erlenmeyer akan ditambahkan beberapa tetes indikator pp. Penambahan
indikator pp ini untuk menentukan titik equivalen pada saat intrasi. Kemudian NaOH dimasukkan dalam
buret, NaOh dilarutkan kedalam erlenmeyer tetes demi tetes yang berisi asam oksalat dengan indikator PP.
Kemudian terjadi perubahan warna dari bening menjadi merah mudah.
Langkah kedua adalah penentuan konsentrasi HCl dengan dengan hasil titrasi NaOH. Sebanyak 25
mL Hcl dimasukkan kedalam erlenmeyer, setelah itu ditambahakan beberapa tetes indikator PP. Didalam
buret masih terdapat NaOH hasil titrasi atau sudah jadi larutan standar dengan konsentrasi yang diketahui.
Titrasi dimulai dengan diakhirkannya lagi NaOH tetes demi tetes kedalam erlenmeyer yang berisi HCl
dengan beberapa tetes indikator PP, NaoH diarilkan terus dari dalam buret sampai terjadi perubahan waena,
proses titrasi dihentikan karena telah terjadi perubahan warna.
Senyawa-senyawa organik yang dapat digunakan se-bagai indikator dalam titrasi mempunyai
karakteristik yaitu senyawa memberikan perubahan warna terhadap perubahan suasana pH larutan.
Perubahan warna dapat terjadi melalui proses keseimbangan bentuk molekul dan ion dari senyawa
indikator tersebut. Sebagai contoh senyawa fenolftalein me-rupakan indikator asam lemah-basa kuat,
mengalami perubahan kesetimbangan ion yang diikuti perubahan warna dari tidak berwarna pada
kondisi asam menjadi merah pada kondisi basa. Dari reaksi kesetimbangan, diketahui bahwa senyawa
indikator berada dalam bentuk ion yang dapat menghasilkan perubahan warna merah (Purwono dan
Mahardani, 2009). Perubahan warna tersebut karena senyawa fenol dalam bentuk ion mengalami
delokalisasi membentuk quinoid. (Nuryanti, 2010)
Titik akhir titrasi adalah titik pada saat titrasi diakhiri/dihentikan. Dalam titrasi biasanya diambil
sejumlah alikuot tertentu yaitu bagian dari keseluruhan larutan yang dititrasi kemudian dilakukan proses
pengenceran (W Haryadi, 1990). Pengenceran adalah proses penambahan pelarut yg tidak diikuti terjadinya
reaksi kimia sehingga berlaku hukum kekekalan mol.
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Reaksi asam–basa


merupakan pelepasan ion hidrogen dari asam dan penambahannya ke basa. Pelepasan ion hidrogen
dari suatu asam menghasilkan basa konjugasi, yang merupakan asam dengan ion hidrogen yang telah
lepas.. Asam adalah suatu zat yang ketika dilarutkan dalam air akan terurai dan menghasilkan ion
H+ sedangkan basa adalah suatu zat yang ketika dilarutkan dalam air menghasilkan ion OH-. Asam
dan basa memiliki sifat yang berbeda, sifat asam yaitu korosif, sedangkan sifat basa yaitu kaustik.
Titrasi asam-basa memerlukan indikator agar dapat mengetahui telah tercapainya titik akhir titrasi
secara visual yaitu ketika warna larutan berubah. Titik ekuivalen (TE) adalah titik saat asam basa tepat
habis bereaksi (secara teoritis). Titik akhir (TA) titrasi adalah titik saat indikator asam basa mengalami
perubahan warna.

DAFTAR PUSTAKA

Hikmayanti, M., & Utami, L. (2019). Analisis Kemampuan Multiple Representasi Siswa Kelas XI
MAN 1 Pekanbaru Pada Materi Titrasi Asam Basa. Jurnal Riset Pendidikan Kimia
(JRPK), 9(1), 52-57.

Meganingtyas, W., & Alauhdin, M. (2019). Ekstraksi Antosianin dari Kulit Buah Naga
(Hylocereus costaricensis) dan Pemanfaatannya sebagai Indikator Alami Titrasi Asam-
Basa. agriTECH, 41(3), 278-284.

Nuryanti, S., Matsjeh, S., Anwar, C., & Raharjo, T. J. (2010). Indikator Titrasi Asam-Basa Dari
Ekstrak Bunga Sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis L). Agritech, 30(3).

Pratama, Y., Prasetya, A. T., & Latifah, L. (2015). Pemanfaatan Ekstrak Daun Jati Sebagai
Indikator Titrasi Asam-Basa. Indonesian Journal Of Chemical Science, 4(2).

Retnawati, R. K. (2017). Identifikasi Asam Oksalat Dari Kelobot (Kulit Jagung). Journal of
Chemical Process Engineering, 2(1), 23-29.

Wati, J., & Hasby, H. (2020). Analisis Aktivitas Antosianin Dari Buah Senggani (Melastoma
Candidum L.), Kulit Kopi (Coffea Arabica L.), Dan Ubi Jalar Ungu (Ipomea Batatas L.)
Sebagai Indikator Asam Basa. Katalis: Jurnal Penelitian Kimia Dan Pendidikan Kimia,
3(2), 1-6.

Anda mungkin juga menyukai