Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKKUM

DASAR DASAR KIMIA ANALITIK


PERCOBAAN IV
ANALISIS VOLUMETRI

OLEH :
NAMA : SALJU
STAMBUK : A1L12002
KELOMPOK : II B
ASISTEN PEMBIMBING : JUSNA

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Telah diperiksa secara teliti dan disetujui oleh Asisten Pembimbing


Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik dengan judul percobaan “Analisis
Volumetri” yang di laksanakan pada:
Hari, Tanggal : Kamis, 11 November 2021
Waktu : 13:00 WITA – Selesai
Tempat : Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan
..Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

Kendari, November
2021
Menyetujui,
Asisten Pembimbing

JUSNA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara garis besar jenis analisis dikelompokkan menjadi analisis secara fisik,

kimia, fisikokimia, mikrobiologis, dan organoleptic. Analisis sendiri berasal dari

bahasa latin yaitu analusys yaitu yang berarti melepaskan. Secara umum analisis

dapat diartikan usaha pemisahan satu-kesatuan materi bahan menjadi komponen-

komponen penyusunnya sehingga dapat diketahui lebih lanjut. Analisis juga dapat

dikelopokkan menjadi analisis kualitatif dan kuantitatif.

Analisis kualitatif adalah analisa yang menyangkut identifikasi zat, yaitu unsur

atau senyawa apa yang ada dalam suatu contoh, sedangkan analisis kuantitatif

adalah analisa mengenai penentuan berapa zat tertentu ada di da;lam suatu contoh,

zat yang ditentukan sering disebut sebagai zat yang diinginkan atau analit (dapat

terdiri dari sebagian kecil atau besar dari contoh yang di analisa.

Analisa volumetri merupakan bagian dari analisa secara kuantitatif. Volumetri

adalah analisa yang didasarkan pada pengukuran volume dalam pelaksanaan

analisanya. Analisis volumetri disebut juga titrametri karena proses analisanya

berupa titrasi, dimana larutan standar (pereaksi) sebagai titran yang ditempatkan

ke dalam buret yang digunakan untuk mentitrasi larutan yang akan ditentukan

jumlah analitnya. Titran adalah larutan standar yang telah diketahui dengan tepat

konsentrasinya.
Salah satu aplikasi stoikiometri larutan adalah titrasi. Titrasi merupakan

suatu metode yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan dengan

konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan

yang dianalisis atau ingin diketahui kadarnya atau konsentrasinya. Suatu zat yang

akan ditentukan konsentrasinya disebut sebagai “titran” dan biasanya diletakkan

didalam labu erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya

disebut sebagai titer atau titrat  dan biasanya diletakkan didalam buret. Baik titer

maupun titran biasanya berupa larutan. Dalam proses titrasi suatu larutan

ditambahkan sedikit demi sedikit pada larutan yang volumenya telah diketahui,

sampai tercapai titik ekuivalen, yaitu jumlah stoikiometri (perbandingan mol) dari

kedua pereaksi.  Titik akhir titrasi atau reaksi diketahui ketika indikator yang

digunakan tepat mengalami perubahan warna.

Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat didalam

proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut

sebagai titrasi asam basa atau aside alkalimetri, titrasi redox untuk titrasi yang

melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang

melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. Berdasarkan

uraian diatas maka dilakukan praktikum analisis kuantitatif dengan menggunakan

metode titrasi asam-basa.

Asam asetat atau asam cuka adalah senyawa organik yang mengandung

gugus karboksilat, yang biasanya dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma

dalam makanan. Asam asetat memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini

seringkali ditulis dalam bentuk CH3–COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam


asetat dapat dibuat dari substrat yang mengandung etanol, yang dapat diperoleh

dari berbagai macam bahan seperti buah-buahan, kulit nanas, pulp kopi, dan air

kelapa. Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana,

setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam

lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H + dan CH3COO-. Asam

asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam

asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa

asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain.

Cara untuk mengetahui konsentrasi asam asetat yaitu dengan

menggunakan metode titrasi asam basa dimana titrasi asam basa itu sendiri adalah

penentuan kadar suatu larutan basa dengan menggunakan larutan asam yang telah

diketahui kadarnya ataupun sebaliknya dengan didasarkan pada reaksi netralisasi.

Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant.

Titrasi harus dilakukan hingga mencapai titik ekivalen. Menurut Ahmad mantiq

(2016) titik ekuivalen adalah titik yang menunjukkan saat titran yang ditambahkan

bereaksi seluruhnya dengan zat tang dititrasi. Dengan kata lain, pada titik

ekuivalen jumlah mol titran setara dengan jumlah mol titrat menurut stoikiometri.

Sedangkan titik akhir titrasi merupakan signal dimana memberitahukan kita untuk

memberhentikan penambahan larutan standar. Titik akhir titrasi ini dapat diamati

dengan menggunakan indikator.

Titik ekivalen pada umumnya ditandai dengan perubahan warna dari

indikator, keadaan dimana titrasi harus dihentikan tepat pada saat indikator

menunjukkan perubahan warna yang biasa di sebut titik akhir titrasi. jadi untuk
memperoleh hasil titrasi yang tepat maka selisih antara titrasi akhirtitrasi dengan

titik ekivalen harus diusahakan seminimal mungkin. Hal ini dapat diupayakan

dengan memilih indikator yang tepat pada saat titrasi, yakni indikator yang

mengalami perubahan warna di sekitar titik ekivalen.

Berdasarkan uraian di atas maka perlunya di lakukan percobaan yang

berjudul penentuan konsentrasi asam asetat dengan metode titrasi asam basa guna

mengetahui metode atau cara menitrasi suatu larutan yang bersifat basa ataupun

asam, selain itu dapat menyelaraskan antara praktikum dan teori titrasi asam basa.

1.2 Tujuan Praktikkum

Percobaan ini bertujuan agar mahasiswa dapat melakukan analisis kuantitatif

dengan metode titrasi asam basa.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip dasar percobaan ini didasarkan pada penentuan konsentrasi cuka

(bintang) dalam sampel serta standarisasi larutan NaOH 0,1 N dengan cuka

(bintang) menggunakan metode titrasi asam basa hingga titik ekivalen tercapai di

tandai dengan perubahan warna suatu larutan sampel.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Volumetri

Analisis volumetri (Titimetri) adalah metode analisis kimia yang

dilakukan untuk menentukan banyaknya volume larutan yang konsentrasinya

sudah diketahui dengan tepat yang bereaksi secara kuantitatif dengan larutan yang

dianalisis. Analisis volumteri dibagi dalam beberapa jenis, yaitu asidimetri (titrasi

terhadap larutan basa bebas dan larutan garam terhidrolisa dari asam lemah,

larutan standarnya asam), alkalimetri ( titrasi terhadap larutan asam bebas dan

larutan garam terhidrolisa dari basa lemah, larutan standarnya basa), ritrasi

reduksi-oksidasi (suatu proses titrasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

perubahan valensi atau perpindahan elektron antara zat-zat yang saling bereaksi),

titrasi pengendapan ( suatu proses titrasi yang dapat mengakibatkan terbentuknya

endapan dari zat-zat yang saling bereaksi) dan titrasi pembentukan kompleks

(suatu proses titrasi yang dapat mengakibatkan terbentuknya senyawa kompleks

dari zat-zat yang saling bereaksi). Proses analisis volumteri disebut titrasi

(Darsati, 2007).

The main purpose of volumetric analysis is to find out the quantity of

each component that makes up the analyte, volumetric analysis produces

numerical data that has a certain unit. Volumetric analysis results data are

generally expressed in units of volume, units of weight, and units of concentration

using certain analytical methods. Therefore, in studying volumetric analysis


material it is not enough just to memorize the understanding of a concept and its

application, but it is also necessary to use thought processes and connect between

theories. The material discussed in the volumetric analysis includes acid-base

titration, sedimentation titration and redox titration. The concepts discussed in

the volumetric analysis material are abstract concepts, well-defined concepts and

process-based concepts (Fardani, 2017).

Tujuan utama dari analisis volumetri adalah untuk mengetahui kuantitas

dari setiap komponen yang menyusun analit, analisis volumetri menghasilkan data

numerik yang memiliki satuan tertentu. Data hasil analisis volumetri umumnya

dinyatakan dalam satuan volume, satuan berat, maupun satuan konsentrasi dengan

menggunakan metode analisis tertentu. Oleh karena itu, dalam mempelajari

materi analisis volumetri tidak cukup hanya dengan menghafal pengertian suatu

konsep dan aplikasinya, tetapi perlu juga dengan menggunakan proses berpikir

dan menghubungkan antar teori. Materi yang dibahas pada analisis volumetri

meliputi titrasi asam basa, titrasi pengendapan dan titrasi redoks. Konsep-konsep

yang dibahas pada materi analisis volumetri berupa konsep abstrak, konsep

terdefinisi dan konsep berdasarkan proses (Fardani, 2017).

2.2 Titrasi Asam Basa

Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam

air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Asam dinyatakan

sebagai suatu senyawa yang bila dilarutkan dalam air akan berdisosiasi dengan

menghasilkan ion hidrogen [H+] atau ion hidronium [H3O+] sebagai satu-satunya
ion positif. Salah satu contoh lautan asam adalah CH 3COOH. CH3COOH adalah

suatu asam karena didalam larutannya dapat melepas ion hidrogen [H+] sedangkan

definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium

ketika dilarutkan dalam air. Istilah basa ditujukan untuk unsur atau senyawa kimia

yang memiliki pH lebih dari 7. NaOH merupakan salah satu senyawa basa. NaOH

didalam air dapat melepas ion hidroksil (OH) (Chandra, 2012).

Asam kuat ialah elektrolit kuat, yang untuk kebanyakan untuk kegiatan

praktis karena dianggap dapat terionisasi dengan sempurna dalam air.

Kebanyakan asam kuat adalah asam anorganik : asam klorida (HCl), asam nitrat

(HNO3), asam perklorat (HClO4) dan asam sulfat (H2SO4). Kebanyakan asam

terionisasi sangat sedikit dalam air. Asam seperti ini digolongkan ke dalam asam

lemah. Pada kesetimbangan, larutan berair dari asam lemah mengandung

campuran antara molekul asam yang tidak terionisasi. Kekuatan asam lemah

sangat beragam karena beragamnya derajat ionisasi. Apa yang dibahas pada asam

kuat berlaku pula pada basa kuat yang mencakup hidroksida dari logam alkali dan

logam alkali tanah tertentu seperti NaOH, KOH, dan Ba(OH) 2.Basa kuat ialah

semua elektrolit kuat yang terionisasi sempurna di air (Chang, 2006).

Asam memiliki sifat yang masam misalnya cuka, yang mempunyai rasa

dari asam asetat, dan lemon serta buah-buahan sitrun lainnya yang mengandung

asam sitrat. Asam menyebabkan perubahan warna pada zat warna tumbuhan,

misalnya mengubah warna lakmus dari biru menjadi merah. Kemudian asam pula

dapat bereaksi dengan logam tertentu seperti seng, magnesium dan besi yang

menghasilkan gas hidrogen. Basa memiliki rasa pahit, terasa licin, misalnya sabun
yang mengandung basa. Basa menyebabkan perubahan warna padat zat warna

tumbuhan, misalnya mengubah warna lakmus dari merah menjadi biru. Larutan

basa dalam air dalam menghantarkan arus listrik ( Chang, 2004 ).

Titration is an analytical method used to quantify a substance from a

solution. There are many kinds of titration, the most common ones are acid-base,

reduction-oxidation, and precipitation as well as complexometric titrations. This

inquiry is based on acid-base titration which is used in the determination of the

unknown concentration of the considered substance. In acid-basetitration, the

data recorded are named as paired values (volume of base added and the pH of

solution) (Grinshpan ddk., 2019)

Titrasi adalah metode analitik yang digunakan untuk mengukur suatu zat

dari suaru larutan. Ada banyak jenis titrasi, yang paling umum asam basa, reduksi

oksidasi dan pengendapan sebagai titrasi kompleksometri. Titrasi asam basa yang

digunakan dalam penentuan kosentrasi yang diketahui dari zat yang

dipertimbangkan. Dalam asam basa titrasi yaitu data yang direkam diberi nama

sebagai nilai berpasangan (volume basa yang ditambahkan Ph larutan) (Grinshpan

ddk., 2019).

Titrasi asam basa merupakan salah satu metode analisis kuantitatif untuk

menentukan konsentrasi dari suatu zat yang ada dalam larutan. Keberhasilan

dalam titrasi asam-basa sangat ditentukan oleh kinerja indikator yang mampu

menunjukkan titik akhir dari titrasi. Indikator merupakan suatu zat yang

ditambahkan ke dalam larutan sampel sebagai penanda yang menunjukkan telah

terjadinya titik akhir titrasi pada analisis volumetrik. Suatu zat dapat dikatakan
sebagai indikator titrasi asam basa jika dapat memberikan perubahan warna

sampel seiring dengan terjadinya perubahan konsentrasi ion hidrogen atau

perubahan pH (Ratnasari, 2016).

2.3 Asam Asetat

Asam cuka atau asam asetat dapat dibuat dari bahan–bahan yang

mengandung gula, sehingga air kelapa dapat digunakan sebagai bahan baku dalam

pembuatan asam cuka. Perubahan karbohidrat menjadi asam cuka dapat dilakukan

dengan cara fermentasi. Pembuatan cuka memerlukan dua tahapan proses

fermentasi yaitu, tahap pertama perubahan gula menjadi alkohol oleh khamir atau

ragi dan tahap kedua perubahan alkohol menjadi asam cuka, dilakukan bakteri

asam cuka. Metode lambat membutuhkan waktu proses yang relatif lama yaitu

berminggu-minggu bahkan hitungan bulan. Metode lambat biasanya untuk bahan

baku berupa buah-buahan, prosesnya sederhana dengan etanol tidak banyak

bergerak atau mengalir karena proses dilakukan pada suatu tangki (Priasty,

2013).
BAB III
METODE PRAKTIKKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikkum

Praktikum Dasar Dasar Kimia Analitik percobaan IV dengan judul

“Analisis Volumetri” dilaksanan pada hari Kamis, 11 November 2021 pada pukul

13.00 WITA - selesai dan bertempat di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia,

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo, Kendari.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu buret 50 mL,

Erlenmeyer 250 mL, gelas kimia 100 mL, pipet tetes, labu takar 250 mL, botol

timbang, pipet volume 10 mL dan 25 mL, filler, gelas ukur 5 mL, timbangan

analitik, spatula, corong, statif, klem, dan batang pengaduk.

3.2.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu cuka (bintang),


asam oksalat, indikator phenoptalin, larutan NaOH 0,1 N dan aquades.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Prosedur Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N dengan Kalium Biftalat


Timbang kira-kira 0,5 gram kalium biftalat yang telah dikeringkan (± 1
jam pada suhu 110℃). Kemudian larutan dalam erlenmeyer 250 mL ditambahkan
indikator Phenoptalin sebanyak 3 tetes, kemudian melalui buret dititrasi dengan
larutan NaOH yang akan dibakukan sampai larutan tepat berwarna merah muda.
Catat volume NaOH yang digunakan lakukan triplo. Tentukan konsentrasi NaOH
dalam sampel.

3.3.2 Prosedur Penentuan Konsentrasi Asam Asetat Dalam Sampel

Langkah awal yang dilakukan untuk penentuan konsentrasi asam asetat

yaitu dengan memipet 10 mL larutan asam asetat yang akan ditentukan kadarnya

ke dalam labu ukur 100 mL, encerkan dengan aquades dengan aquades sampai

tanda garis. Ppiet 25 mL larutan ini masukan ke dalam erlenmeyer 250 mL..

Kemudian 2 – 3 tetes indikator fenoftalin, lalu titrasi dengan larutan baku NaOH

0,1 N sampai terjadi perubahan warna. Selanjutnya catat volume NaOH yang

digunakan dan lakukan triplo.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan

Tabel 1.1 Standarisasi Larutan NaOH dengan Asetat Oksalat

No Perlakuan Pengamatan
1 Dilarutkan 0,5 gram asam Larutan berwarna bening
oksalat ke dalam 250 mL
aquades
2 Dipipet larutan asam oksalat Tidak ada perubahan warna
sebanyak 25 mL kemudian
ditambahkan indikator PP 3
tetes
3 Dititrasi dengan NaOH 0,1 N Larutan berwarna merah muda
(tercapai titik ekivalen)
4 Dihitung volume titrasi V1 = 7,9 mL
(NaOH) yang di pakai V2 = 15, 8
V3 = 3,8 mL
5 Dihitung konsentrasi cuka N1V1 = N2V2
dalam sampel

Standarisasi larutan merupakan proses saat kosentrasi larutan standar

sekunder ditentukan dengan tepat dengan cara mentitrasi dengan larutan standar

primer. Standarisasi larutan bertujuan untuk mengetahui kosentrasi dari larutan

standar tertentu dan pengamatan yang tidak jelas serta hasil analisis yang tidak

tepat.

Percobaan awal yaitu standarisasi larutan NaOH 0,1 N dengan asetat

oksalat. Langkah pertama yaitu melarutkan 0,5 gram asam oksalat ke dalam 250
mL aquades, kemudian dipipet sebanyak 25 mL dna ditambahkan indikator pp

sebanyak 3 tetes, namun tampak pada pengamatan tidak ada perubahan sama

sekali. Selanjutnya, dititrasi dengan NaOH dan larutan NaOH tergolong dalam

larutan baku yang bersifat basa . NaOH juga dikenal sebagai kaustik, adalah jenis

basa logam kaustik, NaOH membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan

ke dalam air. Dari campuran tersebut menghasilkan warna merah mudah. Setelah

dilakukan triplo, diperoleh larutan NaOH yang digunakan antara lain V1 = 7,9 mL,

V2 = 15,8 mL, dan V3 = 3,8 mL. Pada percobaannya terjadi perubahan warna

menjadi warna merah muda. Tentu saja hal ini menandakan larutan telah

mencapai titik ekivalen. Dimana titik ekuivalen adalah suatu titik ketika asam dan

basa dalam jumlah yang sama telah bercampur dan membentuk warna merah

muda.

Tabel 2. Penentuan Konsentrasi Cuka (bintang) dalam Sampel

No. Perlakuan Pengamatan


1. Dipipet 5 mL cuka (bintang) + 250 Larutan cuka
mL aquades
2. Dipipet 10 mL + 3 tetes indikator Larutan berwarna
PP bening
3. Dititrasi dengan NaOH 0,1 N Larutan berwarna
merah muda (tercapai
titik ekivalen)
4. Dihitung volume titrasi (NaOH) V1 = 3 mL
V2 = 0,7 mL
V3 = 0,7 mL
5. Ditentukan konsentrasi cuka N1V1 = N2V2
Konsentrasi larutan adalah jumlah zat yang terlarut dalam setiap satuan

larutan atau pelarut. Secara sederhana, kosentrasi larutan dapat memberikan

gambaran atau sebuah informasi tentang perbandingan jumlah zat terlarut dan

jumlah pelarutnya. Kosentrasi larutan biasa dipakai pada laboratorium yaitu

molaritas, molalitas, normalitas, fraksi mol, kosentrasi dalam persen, parts per-

million (ppm) dan parts per-Billion (ppb) dan keformalan.

Pengujian dilakukan dengan memipet 5 mL cuka (bintang) kedalam labu

ukur dan ditambahkan 250 mL aquades, kemudian larutan di pipet sebanyak 10

mL dan ditambahkan 3 tetes indikator pp tampak larutan berwarna bening,

diperoleh V1 = 3 mL, V2 = 0,7 mL dan V3 = 0,7 mL. Selanjutnya dititrasi dengan

NaOH 0,1 N, larutan tampak berubah warna menjadi warna merah muda. Hal ini

sama seperti pada pengujian pertama, yaitu adanya perubahan warna menjadi

warna merah muda yang tentu saja menandakan bahwa larutan tersebut telah

mencapai titik ekivalen.

4.2. Reaksi Lengkap

Standarisasi larutan NaOH 0,1 N dengan asam oksalat

H2C2O4 + 2NaOH → Na2C2O4 + 2H2O

Titrasi Larutan Standar NaOH dengan larutan cuka (bintang)

Indikator pp
CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

4.2 Analisi Data

4.3.1. Standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat


Dik : Massa asam oksalat = 0,5 g

Mr asam oksalat = 90 g/mol

BE asam oksalat = 63

V asam oksalat = 25 mL

V NaOH = 9,16 mL

Penyelesaian :

V1 x N1 (asam oksalat) = V2 x N2 (NaOH)

25. gr/BE. 1000/p = 9,16. N2

25. 0,5/63 . 1000/250 = 9,16. N2

0,79 = 9,16. N2

N2 = 0,086 N

4.3.2. Penentuan konsentrasi cuka (bintang) dalam sampel

Dik :V NaOH = 1,46 mL

N NaOH = 0,1 N

V cuka bintang = 10 mL

Penyelesaian :

V1N1 (cuka bintang) = V2N2 (NaOH)

10 mL . N1 = 1,46 mL . 0,1 N

N1 = 0,146 mL/10 mL

N1 = 0,0146 N
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Titrasi asam basa merupakan bagian dari analisis volumetri, dimana yang

diukur adalah volume larutan yang digunakan dalam titrasi. Pada percobaan ini

dapat diperoleh volume NaOH 0,1 N dan konsentrasinya yang digunakan sebagai

larutan standar dengan cara standarisasi larutan NaOH 0,1 N dengan kalium

biftalat dan penentuan kadar konsentrasi cuka (bintang) dalam sampel dengan

menggunakan metode titrasi asam basa.

5.2 Saran

Saran saya pada percobaan iniyaitu agar praktikan lebih teliti dalam

melakukan titrasi asam basa, fokus dalam mengamati perubahan warna sehingga

volume dan konsentrasi yang diperoleh dapat akurat.


DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Dwiana dan Hendra Cordova ST, MT. 2012. Rancang Bangun Kontrol
Berbasis Self Tuning PID melalui Metode Adaptive Control Achmad.
Jurnal Teknik Pomits. 1(1).

Chang R., 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta,
Penerbit Erlangga.

Chang R., 2006. Kimia Dasar Konsep Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta,
Penerbit Erlangga

Dersati, D., Ahmad, B., dan Laudia, C. 2007. Analisis Volumetri untuk
Menentukan Banyaknya Volume larutan Asam pada Buah Mangga.
Jurnal Kimia. 3(4).

Fardani, R. A., Ibnu, S., dan Utomo, Y. 2017. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Berbantuan Peta Konsep Bernuansa Green Chemistry
Terhadap Keterampilan Bernalar Ilmiah Mahasiswa Pada Materi
Analisis Volumetri. Jurnal Pendidikan. 2(12). EISSN: 2502-471X.

Priasty, E. W., Hasanuddin dan Dewi, K. H. 2013. Kualitas Asam Cuka Kelapa
(Cocos Nucifera L) Dengan Metode Lambat (Slow Methods). Jurnal
Agroindustri. 3(1). ISSN 2088 - 5369.
LAMPIRAN

1. Diagram Alir

1.1 Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N Dengan Asam Oksalat

Asam Oksalat
1. (H2C2O4)

Ditimbang sebanyak 0,5 gram


Dilarutkan dalam Erlenmeyer 250 mL
Ditambahkan indikator PP sebanyak 3 tetes
Dititrasi dengan larutan NaOH, sampai
larutan berubah warna
Dicatat volume NaOH yang digunakan
Dilakukan triplo

Hasil Pengamatan
2. (H2C2O4)
1.2 Penentuan Konsentrasi Cuka (Bintang) Dalam Sampel

Cuka (Bintang)
3. (H2C2O4)
Dipipet 5 mL ke dalam labu ukur 250 mL
Diencerkan dengan Aquades sampai batas
tera
Dipipet 10 mL dan dimasukkan kedalam
erlenmeyer

Ditambahkan 3 tetes indicator PP

Dititrasi dengan NaOH 0,1 N

Dicatat volume NaOH yang digunakan


Dilakukan triplo

Hasil Pengamatan
4. (H2C2O4)

Anda mungkin juga menyukai