LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR KIMIA ANALISIS
Disusun Oleh
Kelompok III
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titran.
Titran asam basa berdasarkan reaksi penetralan, kadar lautan asam di tentukan
dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titran di tambakan titer sedikit
demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen (artinya secara stoikiometri titrant
dan titer tepat habis bereaksi). Titrasi asam basa juga di sebut aidmetri-alkalimetri,
asidimetri diartikan sebagai pengukuran jumlah asam ataupun pengukuran dengan
garam ( yang diukur jumlah asam atau garam). Tentu saja ii membingungkan, namun
usaha untuk mendapatkan arti nama yang hars dipakai tidak berhasil, maka asidimetri
dan alkalimetri sebaliknya diartikan umum saja, yaitu titrasi yang menyangkut asam
dan basa.
1.2 Tujuan
oksalat
(NaOH).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.Mudah diperoleh dalam bentuk murni maupun dalam keadaan yang diketahui
kemurniannya.
2.Harus stabil.
3.Zat ini mudah dikeringkan, tidak higroskopis , sehingga tidak menyerap uap air,
tidak menyerap CO2 pada waktu penimbangan (Sukmariah, 1990).
atau:
Mmol = ml x konsentrasi molar
Analisis kimia yang diketahui terhadap sampel yaitu analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif memberikan informasi mengenai apa saja yang
menjadi komponen penyusun dalam suatu sampel, sedangkan analisis kuantitatif
memberikan informasi mengenai beberapa banyak komposisi suatu komponen dalam
sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan jumlah atau banyaknya
senyawa dalam sampel. Analisis kuantitatif konvensional yang paling sering
diterapkan yaitu analisis titrimetri. Analisis titrimetri dilakukan dengan menitrasi
suatu sampel tertentu dengan larutan standar, yaitu larutan yang sudah diketahui
konsentrasinya. Perhitungan didasarkan pada volume titran yang diperlukan hingga
tercapai titik ekuivalen titrasi. Analisis titrimetri yang didasarkan pada terjadinya
reaksi asam basa antara sampel dengan larutan standar disebut analisis asidi
alkalimetri. Apabila larutan standar yang digunakan adalah suatu larutan yang bersifat
asam maka analisis yang dilakukan adalahh analisis asidimetri. Sebaliknya jika
digunakan suatu basa sebagai larutan standar, analisis tersebut disebut sebagai
analisis alkalimetri. Konsentrasi larutan asam basa sering menggunakan satuan
kemolaran (M), maka rumusan itu dapat diubah. Konversi dari suatu kemolaran ke
normalitasan adalah mengalikan valensi (n) asam atau basa dengan kemolaran.
Sebaliknya dari suatu kenormalan ke satuan kemolaran adalah membagi kemolaran
dengan valensi asam atau basa. Konversi ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dengan rumus :
VA . MA . nA = VB . MB . nB
Keterangan :
nA = Valensi asam
nB = Valensi basa (Keenan, 1991).
Suatu reaksi dapat digunakan sebagai dasar analisa titrimetri apabila memenuhi
persyaratan berikut:
1. Reaksi harus berlangsung cepat, sehingga titrasi dapat dilakukan dalam waktu
2. Reaksi harus sederhana dan diketahui dengan pasti, sehingga didapat kesetaraan
Untuk analisis titrimetri lebih mudah jika kita memahami sistem ekuivalen (larutan
normal) sebab pada titik akhir titrasi jumlah ekuivalen dari zat yang dititrasi = jumlah
ekuivalen zat penitrasi. Berat ekuivalen suatu zat sangat sukar dibuat definisinya,
tergantung dari macam reaksinya. Volumetri dapat dibagi menjadi:
1. Asidi dan alkalimetri
2. Oksidimetri
3. Argentometri
(Sukamariah, 1990).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.1 Alat
3.1.2 Bahan
1. Pembuatan Larutan
NaOH 0,1 N
Ditimbang 0,2 gr NaOH
Dilarutkan dalam labu ukur
sampai tanda batas
Dipipet sebanyak 10 ml
Dimasukkan dalam Erlenmeyer
Ditambahkan indikator PP sebanyak 3
tetes
Dititrasi dengan larutan NaOH sampai
terbentuk larutan berwarna merah mudah
4.1 Hasil
Hitung konsentrasi
NaOH dengan menggunakan rumus V1.N1 = V2.N2
Diketahui :
Volume NaOH rata-rata saat titrasi = 15,85 ml
Volume asam oksalat saat titrasi = 10 ml
Normalitas asam oksalat = 0,1 N
Ditanya :
Normalitas NaOH yang dititrasi = …………..?
Pada saat titik ekivalen titrasi
Jumlah ekuivalen asam = Jumlah ekuivalen basa
(V. N)asam = (V. N)basa
Voksalat . Noksalat = VNaOH . NNaOH
10 ml . 0,1 N = NNaOH . 15,85 ml
1
NNaOH =
15,85
NNaOH = 0,063 N
Jadi Normalitas larutan NaOH rata-rata adalah 0,063 N.
Diketahui :
Volume NaOH rata-rata saat titrasi = 16,05 ml
Volume HCl saat titrasi = 10 ml
Normalitas NaOH = 0,1 N
Ditanya :
Normalitas NaOH yang dititrasi = …………..?
Pada saat titik ekivalen titrasi
Jumlah ekuivalen asam = Jumlah ekuivalen basa
(V.N)asam = (V.N)basa
VHCl . NHCl = VNaOH . NNaOH
10 ml. NHCl =16,05 ml . 0,1 N
1, 605
NNaOH =
10
NNaOH = 0,1605 N
Jadi Normalitas larutan HCl rata-rata adalah 0,1605 N.
4.2 Pembahasan
Pada percobaan pertama dilakukan dua kali
pengamatan pada pengamatan pertama volume
NaOH yang digunakan yaitu 16,8 ml dan pengamatan
kedua volume NaOH yang digunakan yaitu 14,9
ml dalam titrasi ini.
Reaksi asam oksalat dengan NaOH adalah :
2NaOH(aq) + H2C2O4(aq) → Na2C2O49(aq)+ 2H2O
Asam Oksalat pada percobaan titrasi ini
sebagai larutan standar primer karena konsentrasinya dihitung berdasarkan
penimbangannya. Sedangkan NaOH sebagai larutan standar sekunder karena
konsentrasinya dihitung berdasarkan larutan standar primer.
Standarisasi larutan merupakan proses saat konsentrasi larutan standar
sekunder ditentukan dengan tepat dengan cara mentitrasi dengan larutan standar
primer (John Kenkel, 2003).
Pada standarisasi NaOH terhadap asam oksalat indikator yang digunakan
adalah fenolftalein atau PP sebanyak 3 tetes, pada saat indikator ditambahkan warna
larutan tetap bening, setelah dititrasi dengan NaOH sebanyak rata-rata 15,85 ml
larutan berubah menjadi warna pink atau merah muda.
Fenolptalin (pp) yang memberikan warna pink dalam lingkungan basa dan
tidak berwarna dalam lingkungan asam, indikator pp memiliki trayek pH : 8,0 – 9,6
(Rubinson, Judith F & Rubinson, Kenneth A, 1998 : 229).
Pada proses terjadinya warna pink pada titrasi, larutan standar atau titran yang
digunakan adalah basa,karena pada proses ini yang menjadi sebagai titer (larutan
yang dititrasi) adalah larutan yang bersifat asam dan yang menjadi titran (larutan
yang menitrasi) adalah larutan yang bersifat basa. Untuk titer, berikan sedikit
indikator pp untuk mengetahui apakah senyawa tersebut memiliki sifat asam atau
basa.
Berdasarkan hasil perhitungan konsentrasi NaOH menggunakan rumus :
V1 . N1 = V2 . N2
Konsentrasi NaOH 0,063 N.
Pada percobaan kedua dilakukan dua kali
pengamatan pada pengamatan pertama volume
NaOH yang digunakan yaitu 16,2 ml dan pengamatan
kedua volume NaOH yang digunakan yaitu 15,9
ml dalam titrasi ini. Reaksi netralisasi HCl dengan
NaOH adalah :
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
(Chang, 2004)
Pada standarisasi NaOH terhadap asam oksalat indikator yang digunakan
adalah fenolftalein atau PP sebanyak 3 tetes, pada saat indikator ditambahkan warna
larutan tetap bening, setelah dititrasi dengan NaOH sebanyak rata-rata 16,05 ml
larutan berubah menjadi warna pink atau merah muda.
Berdasarkan hasil perhitungan pada standarisasi NaOH dengan HCl diperoleh
normalitas pada HCl sebesar 0,1605 N. Disertai dengan penambahan indikator
phenolphthalein pada HCl. Titrasi ini juga dilakukan sampai warna larutan menjadi
warna merah muda. Pada percobaan ini juga dilakukan dua kali pengamatan. Pada
titrasi pertama volume NaOH yangdiperlukan yaitu 16,2 ml dan pada titrasi kedua
volume NaOH yang diperlukan yaitu 15,9 ml. Adapun reaksi netralisasi HCl dengan
NaOH adalah :
NaOH(aq) + CH3COOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O (Chang, 2004)
Fungsi indikator dalam proses titrasi adalah untuk menentukan titik ekivalen
ketika dua larutan telah mencapai netralisasi (Hisham, 2019).
Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian catat
volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan
menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka bisa dihitung
konsentrasi titran tersebut (Umi L Baroroh :2004 ).
Berdasarkan hasil perhitungan konsentrasi NaOH menggunakan rumus :
V2 . N2 = V3 . N3
Konsentrasi HCl 0,062 N.
BAB V
KESIMPULAN
Indikator adalah senyawa kimia yang digunakan untuk mengetahui titik titrasi
BAB VI
TUGAS PROMBLEMA
1. Apa yang dimaksud dengan asam,basa,titik ekivalen,titik akhir titrasi dan indikator
asam/basa?
Jawab :
Asam adalah zat yang bila dilarutkan dalam air terionisasi menghasilkan ion
dalam larutannya.
Basa adalah zat yang bila dilarutkan dalam air,terionisasi menghasilkan ion
dalam larutannya.
Titik ekivalen yaitu pada saat asam dan basa (titrant dan titer) tepat ekivalen
atau secara stoikiometri tepat habis bereaksi
Titik akhir titrasi yaitu terjadi bila indikator berubah warna.
Indikator asam/basa adalah suatu asam atau basa organik lemah yang
menunjukkan warna yang sangat berbeda antara bentuk tidak terionisasi dan bentuk
terionisasinya.