Anda di halaman 1dari 5

Prodi Pendidikan Kimia, Farihah Zahratunnisa, 21104060005 Mukhilatul Saadah

Asidi- Alkalimetri
Farihah Zahratunnisa
21104060005

Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Nama Asisten: Mukhilatul Saadah

1. Tujuan Praktikum mengggunakan sutau sampel zat terlarut yang


Tujuan Praktikum yang dilaksanakan yaitu diinginkan yang ditimbang dengan tepat dalam
untuk mempelajari salah satu metode volume larutan yang diukur dengan tepat. Zat
analisis kuantitatif yaitu aside-alkalimetri yang memadai dalam hal ini, disebut standar
dan penetapan terhadap campuran NaOH primer Lartan standar sekunder adalah larutan
dan Na2CO3. standar yang dipersiapkan dengan menimbang
dan melarutkan suatu zat tertentu dengan
2. Dasar Teori kemurnian relatif rendah sehingga konsentrasi
Analisis kuantitatif adalah analisis untuk diketahui dari hasil standarisasi (Day dan
menentukan jumlah atau kadar absolut atau Underwood, 1998).
relatif dari suatu elemen spesies yang ada Asidi-alkalimetri merupakan salah satu
didalam sampel, misalnya terhadap bahan- metode kimia analisa kuantitatif yang
bahan atau sediaan yang didalam farmasi, obat didasarkan pada prinsip titrasi asam-basa.
didalam jaringan tubuh dan sebagainya. Asidi-alkalimetri berfungsi untuk
Banyak sedikit sampel dan jumlah rrelatif menentukankadar asam-basa dalam suatu
analitif analitit penyusun sampel merupakan larutan secara analisa volumetri. Asidimetri
kharakteristik yang dalam suatu emtode dan alkalimetritermasuk reaksi netralisasi
analisis kuantitatif. Metode-metode ini dapat yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal
digolongkan sebagai makro, semimakro, dan dari asam denganion hidroksida yang berasal
mikro tergantung pada banyak sedikitnya dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat
sampel yang diambil untuk analisis tergantung netral. Netralisasidapat juga dikatakan sebagai
pada metode analisis yang digunakan. Suatu reaksi antara donor proton (asam) dengan
penentu konsentrasi sekelumit secara penerima proton(basa) (Wood Kleinfelter.
spektofotometri memerlukan suatu sampel 1980).
makro, tetapi bila dilakukan secara Asidimetri merupakan penetapan kadar
kromatografi cukup dengan sampel mikro secara kuantitatif terhadap senyawa- senyawa
(Ganjar, 2007). bersifat basa dengan menggunakan baku asam,
Standarisasi dapat dilakukan dengan sebaliknya alkalimetri adalah penetapankadar
titrasi, titrasi merupakan proses penentuan senyawa-senyawa bersifat asam dengan
konsentrasi suatu lartan dengan merekasikan menggunakan baku basa (Jimmy,
larutan yang sudah ditentukan konsentrasinya Ahyari.2008).
(larutan standar) (Syukri, 1999). Proses Indikator asam basa ialah zat yang dapat
penentuan konsentrasi suatu larutan dipastikan berubah warnanya apabila pH lingkungannya
dengan tepat dikenal dengan standarisasi. berubah. Setiap indikator asam basa
Suatu larutan standar dapat disipakan dengan mempunyai trayenya sendiri, demikian pula
1
Prodi Pendidikan Kimia, Farihah Zahratunnisa, 21104060005 Mukhilatul Saadah

warna asam dan warna basanya. Diantara • Larutan HCl 0,100 N


indikator ada yang mempunyai satu macam • Indikator pp dan mo
warna misalnya fenolftalein yang berwarna • Campuran NaOH-Na2CO3 0,630 g
merah dalam keadaan basa, tetapi tidak • Akuades
berwarna bila keadaannya asam. Indikator satu
warna yang sama, juga dalam trayeknya, akan 3.3. Langkah kerja
tetapi intensitas warna tersebut berbeda sesuai 1. Standarisasi larutan HCl
dengan pHnya. Untuk fenolftalein, warnanya Na-Borat ditimbang sebanyak
tampak semakin tua bila pH semakin tinggi 1,9061 g dan dilarutkan dalam 100
(mendekati 9,6) dan makin muda bila semakin mL larutan standar 0,1 N. Kemudian
kecil (mendekati 8,0). Letak trayek fenolftalein larutan borat dipipet sebanyak 25 mL
diantara 8,0 sampai 9,6 sehingga pada pH dan ditambahkan dua tetes indicator
dibawah 8,0 larutan tak berwarna dan diatas metil orange (MO) lalu dititrasi
9,6 warna merah tidak berubah intensitasnya dengan HCL sampai terjadi
(Harjadi, 1990). Indikator metil orange (MO) perubahan warna.
merupakan indikator asam basa dengan trayek
pH 3,1-44. Metil orange adalah senyawa 2. Penetapan campuran NaOH dan
organik dengan rumus C14H14N3NaO3S dan Na2CO3
biasanya digunakan sebagai indikator asam Padatan ditimbang sebanyak 0,630 g
basa. Indikator metil orange ini berubah warna setelah itu dilarutkan dalam 50 mL.
dari erah pada pH dibawah 3,1 dan emnjadi Kemudian larutan sampel dipipet
warna kuning pada pH diatas 4,4, jadi warna sebanyak 25 mL setelah itu
transisinya adalah orange. ditambahkan 2 tetes indicator pp.
Pada saat perubahan warna indikator, Selanjutnya yaitu mentitrasi dengan
titrasi dihentikan. Indikator berubah warna saat larutan standar HCL sampai terjadi
titik ekuivalen. Pada asam basa dikenal istilah perubahan warna dari pp hingga
ekuivalen dan titik akhir titrasi. Titik ekuivalen warna hamper hilang. Setelah terjadi
adalah titik pada proses titrasi ketika asam dan perubahan warna catat volumenya.
basa tepat habis bereaksi. Untuk mengetahui Kemudian ditambahkan 2 tetes
titik ekkuivalen digunakan indikator. Saat indicator mo dan dilanjutkan
perubahan warna terjadim saat ituv disebut mentitrasi sampai terjadi perubahan
titik akhir titirasi (Sukmariah, 1990). warna setelah itu catat volumenya.

3. Metode 4. Hasil
3.1. Alat Hasil dari praktikum aside-alkalimetri
• Buret 50 mL adalah sebagai berikut.
• Erlenmeyer 250 mL 1. Tabel standarisasi larutan HCl.
• Gelas ukur atau takar 50 mL dan 100 mL Massa Na-Borat = 1,9061 g
• Pipet tetes
• Pipet volume 25 mL
• Gelas beker 250 mL
• Penghisap

3.2. Bahan
• Na- Borat N
2
Prodi Pendidikan Kimia, Farihah Zahratunnisa, 21104060005 Mukhilatul Saadah

2. Tabel Penetapan campuran NaOH memberi warna jingga. Titrasi dilakukan untuk
dan Na2CO3 mencari titik ekuivalen titik akhir titrasi pada
Massa sampel = 0,6310 g standarisasi HCl dengan larutan standar borat.
Terjadinya perubahan warna setelah dititrasi
merupakan hasil reaksi yang menunjukan
adanya perbedaan pH, dan dikarenakan massa
Na-Borat relatih tinggi. Reaksi yang terjadi
sebagai berikut:

Na2B4O. 10H2O + 2HCl (aq) → 2 NaCl


(aq) + 4H3BO4(aq) + 5H2O (l)
5. Pembahasan
Percobaan pada praktikum ini berjudul Standarisasi dilakukan untuk
“Asidi-Alkalimetri”. Praktikum ini memiliki mengetahui konsentrasi pada HCl apakah
tujuan yaitu untuk untuk mempelajari salah masih sama dengan konsentrasi sebelumnya.
satu metode analisis kuantitatif yaitu aside- Selain itu HCl disini berperan sebagai larutan
alkalimetri dan penetapan terhadap campuran sekunder, maka dari itu HCl harus
NaOH dan Na2CO3. Adapun prinsip kerja distandarisasikan. Sedangkan boraks ialah
pada percobaan ini adalah penetapan kadar larutan primer dikarenakn boraks termasuk
secara kuantitatif terhadap suatu senyawa senyawa asam lemah, memiliki sifat stabil, dan
dengan cara mereaksikannya dengan suatu tidak teroksidasi. Titrasi pada tahap ini
larutan baku yang sudah diketahui dilakukan 3 kali. Hasil volume Na-borat 25 mL
konsentrasinya dengan tepat. Percobaan ini dan volume HCl 36,3 ml diperoleh konsentrasi
digunakan analisis kuantitatif, analisis 0,067 N dengan perubahan warna dari kuning
kuantitatif adalah analisis yang digunakan menjadi merah muda. Kemudia dititrasi kedua
untuk mengukur sejumlah zat yang direaksikan volume Na-borat 25 mL dan volume HCl 38,6
dengan larutan standar yang kadar mL diperoleh konsentrasi 0,065 N dengan
konsentrasinya telah diketahui secara teliti dan perubahan warna dari kuning menjadi merah
reaksinya berlangsung secara kuantitatif. Pada muda.
percobaan ini memiliki dua prosedur kerja Pada tahap kedua ialah penetapan
yaitu standarisasi larutan HCl dan penetapan campuran NaOH dan Na2CO3 hal pertama
campuran NaOH dan Na2CO3. yang harus dilakukan adalah menimbang
Untuk standarisasi larutan HCl, pertama padatan sampel sebanyak 0,6310 gr setelah itu
yang dilakukan adalah menimbang Na-borat dilarutkan ke dalam 50 mL aquades. Pada
sebanyak 1,9061gram setelah itu dilarutkan tahap ini dilakukan dengan pengenceran,
dalam 100 mL larutan standar 0,1 N dengan pengenceran disini bertujuan untuk melarutkan
tujuan agar meudahkan saat melakukan proses kedua larutan dan memperkecil
titrasi dan juga untuk menghomogenkan asam konsentrasinya. Kemudian larutan sampel
borat. Setelah itu larutan borat dipipet dipipet sebanyak 25 mL dan ditambahkan dua
sebanyak 25 mL dan ditambahkan dua tetes indicator PP lalu dititrasi dengan HCl hingga
indicator metil orange kemudian dititrasi terjadi perubahan warna setelah itu catat
dengan HCl sampai terjadi perubahan warna. volumenya. Selanjutnya ditambahkan dua
Penambahan indicator metil orange bertujuan tetes indicator metil orange dan dilanjutkan
untuk penanda jika pada suasana asam akan dengan titrasi sampai terjadi perubahan warna
memberi warna merah dan suasana basa akan serta dicatat volumenya. Pada prosedur yang

3
Prodi Pendidikan Kimia, Farihah Zahratunnisa, 21104060005 Mukhilatul Saadah

kedua ini menggunakan dua indicator berfungsi untuk menentukankadar asam-basa


dikarenakan campuran NaOH dan Na2CO3 dalam suatu larutan secara analisa volumetri.
mempunyai dua titik ekuivalen. Berdasarkan Asidimetri merupakan penetapan kadar secara
prosedur ini, didapatkan hasil pada titrasi kuantitatif terhadap senyawa- senyawa bersifat
pertama ketika ditetesi indicator PP dan MO basa dengan menggunakan baku asam,
masing-masing volume HCl nya: 42,1 mL dan sebaliknya alkalimetri adalah penetapan kadar
25,1 mL. lalu untuk titrasi kedua ketika ditetesi senyawa-senyawa bersifat asam dengan
indicator PP dan Mo diperoleh masing-masing menggunakan baku basa. Titrasi asid-
volume HCl nya: 41,2 mL dan 26,1 mL. alkalimetri merupakan titrasi yang
Dengan perubahan warn ajika ditetsi indicator berhubungan dengan reaksi asam basa.
PP akan terjadi perubahan warna dari warna Titrasi pada prosedur standarisasi larutan
merah muda menjadi tidak berwarna dan jika HCl dilakukan 3 kali. Hasil volume Na-borat
ditetesi dengan indicator MO akan berubah 25 mL dan volume HCl 36,3 ml diperoleh
dari kuning menjadi warna merah mudah. Hal konsentrasi 0,067 N dengan perubahan warna
itu disebabkan karena apabila ditetesi indicator dari kuning menjadi merah muda. Kemudia
PP dan Mo pada larutan standar basa akan dititrasi kedua volume Na-borat 25 mL dan
berubah menjadi merah muda, kemudia volume HCl 38,6 mL diperoleh konsentrasi
perubahan warna dari merah muda menjadi 0,065 N dengan perubahan warna dari kuning
tidak berwarna dikarenakan ketika indicator menjadi merah muda.
PP diteteskan ke dalam larutan asam maka Pada prosedur yang kedua yaitu
tidak menghasilkan perubahan warna. Pada penetapan campuran NaOH dan Na2CO3
prosedur kedua ini terjadi reaksi, campuran menggunakan dua indicator dikarenakan
bereaksi dengan HCl dalam dua tahap: campuran NaOH dan Na2CO3 mempunyai
dua titik ekuivalen. Berdasarkan prosedur ini,
a. NaOH (aq) + HCl(aq) → NaCl (aq) + didapatkan hasil pada titrasi pertama ketika
H2O (l) ditetesi indicator PP dan MO masing-masing
b. Na2CO3 + HCl → NaHCO3 + NaCl volume HCl nya : 42,1 mL dan 25,1 mL. lalu
c. NaHCO3 → H2O + CO2 + NaCl untuk titrasi kedua ketika ditetesi indicator PP
dan Mo diperoleh masing-masing volume HCl
6. Kesimpulan nya : 41,2 mL dan 26,1 mL. Dengan perubahan
Kesimpulan pada praktikum ini adalah warn ajika ditetsi indicator PP akan terjadi
analisis kuantitatif merupakan analisis untuk perubahan warna dari warna merah muda
menentukan jumlah atau kadar absolut atau menjadi tidak berwarna dan jika ditetesi
relatif dari suatu elemen spesies yang ada dengan indicator MO akan berubah dari
didalam sampel, misalnya terhadap bahan- kuning menjadi warna merah mudah.
bahan atau sediaan yang didalam farmasi, obat
didalam jaringan tubuh dan sebagainya.
7. Referensi
Sedangkan standarisasi dapat dilakukan Day, R.A. dan Underwood, A.L., (2002), Analisis
dengan titrasi, titrasi merupakan proses Kimia Kuantitatif, Edisi Keenam, Erlangga,
penentuan konsentrasi suatu lartan dengan Jakarta.
merekasikan larutan yang sudah ditentukan Chang, Raymond.2004.Kimia dasar Jilid 1. Jakarta :
konsentrasinya (larutan stndar). Asidi- Erlangga
alkalimetri merupakan salah satu metode kimia Charles, W.1991. Ilmu Kimia Untuk Universitas.
analisa kuantitatif yang didasarkan pada Bandung:ITB
prinsip titrasi asam-basa. Asidi-alkalimetri

4
Prodi Pendidikan Kimia, Farihah Zahratunnisa, 21104060005 Mukhilatul Saadah
Jimmy, Ahyari.7 April 2008. Asidi Alkalimetri. = 0,01605 x 0,066 x 40 x 2 x 100%
Available at http://blogkita.info/asidi- 0,6310
alkalimetri/
= 13,43%
Kenaan, dkk.1984. Kimia untuk Universitas. Jakarta :
Erlangga

Kleinfelter, Wood. 1980. Kimia Dasar Untuk


Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Khopkar, S M.2003. Konsep Dasar Kimia Analitik.


Jakarta: Universitas Indonesia

Wulandari, Meyliana. 2012. Petunjuk Praktikum Kimia


Analitik. Bandung: UIN SGD

LAMPIRAN

1. Standarisasi larutan HCl


Reaksi antara boraks dengan HCl adalah
sebagai berikut:

Na2B4O. 10H2O + 2HCl (aq) → 2 NaCl (aq)


+ 4H3BO4(aq) + 5H2O (l)

Normalitas HCl adalah 0,066 N


N HCl = (gr) Na- borat x 25
BM/2 x 100 V Titran

= 1,9061 x 25
381,29/2 x 100 0,03745

= 47, 6525
713, 8719

= 0, 066 N

2. Penetapan campuran NaOH dan Na2CO3

V titrasi tahap 1 (netralisasi NaOH + Na2CO3)


= 41, 65 mL
V titrasi tahap 2 (netralisasi Na2CO3) = 25,6
mL
Jadi volume netralisasi NaOH = 16, 05 mL
Sedangkan volume untuk netralisasi Na2CO3
= 51,2 mL

%Na2CO3 =
= 2b(mL) x NHCl x BE Na2CO3 x Fp x 100%
(gr) sampel

= 0,0512 x 0,066 x 53,05 x 2 x 100%


0, 6310

= 28,41 %

% NaOH
= (a-b) mL x NHCl x BE NaOH x Fp x 100%
(gr) sampel
5

Anda mungkin juga menyukai