STOIKIOMETRI TITRASI
Oleh:
NIM : D1A181557
Partner
1
BAB II
TEORI PENUNJANG
2
2.2 Reaksi-reaksi Kimia
Reaksi kimia adalah suatu reaksi antar senyawa kimia atau unsur
kimia yang melibatkan perubahan struktur dari molekul, yang
umumnya berkaitan dengan pembentukan dan pemutusan ikatan kimia.
Dalam suatu reaksi kimia terjadi proses ikatan kimia, dimana atom zat
mula-mula (edukte) bereaksi menghasilkan hasil (produk).
Berlangsungnya proses ini dapat memerlukan energi (reaksi
endotermal) atau melepaskan energi (reaksi eksotermal).
2.3 Stoikiometri
Stoikiometri berasal dari dua suku kata bahasa yunani yaitu stoicheion
yang berarti unsur dan metron yang berarti pengukuran. Stoikiometri
adalah suatu pokok bahasan dalam kimia yang melibatkan keterkaitan
reaktan dan produk dalam sebuah reaksi kimia untuk menentukan
kuantitas dari setiap zat yang bereaksi.
2.4 Pengendapan
Reaksi pengendapan adalah suatu jenis reaksi yang dapat berlangsung
dalam cairan, misalnya air. Suatu reaksi dapat dikatakan reaksi
pengendapan apabila reaksi tersebut menghasilkan endapan. Endapan
yaitu zat padat yang tidak larut dalam cairan tersebut.
3
2.5 Persamaan Reaksi
Dalam ilmu kimia, persamaan reaksi atau persamaan kimia adalah
penulisan simbolis dari sebuah reaksi kimia. Rumus
kimia pereaksi ditulis di sebelah kiri persamaan dan rumus
kimia produk dituliskan di sebelah kanan. Koefisien yang ditulis di
sebelah kiri rumus kimia sebuah zat adalah koefisien stoikiometri, yang
menggambarkan jumlah zat tersebut yang terlibat dalam reaksi relatif
terhadap zat yang lain
4
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.2 Alat-alat
1. Gelas ukur 25 ml
2. Pipet tetes
3. Tabung reaksi
3.3 Bahan-bahan
1. NaOH
2. CuSO₄
5
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
6
4.2 Pembahasan
Secara laboratorium, untuk mengetahui koefisien dalam persamaan kimia
diperlukan sederetan data hasil percobaan. Salah satu cara sederhana untuk
menentukan koefisien reaksi adalah metode variasi kontinu. Prinsip dasar dari
metode ini adalah, apabila dalam sederetan percobaan yang dilakukan, jumlah
molar total campuran pereaksi dibuat tetap, sedangkan jumlah molar masing-
masing pereaksi dibuat berubah secara teratur, maka perubahan yang terjadi akibat
adanya reaksi antara campuran pereaksi, seperti massa, volume, dan suhu dapat
digunakan untuk menentukan koefisien reaksi atau stoikiometri reaksi.
Jika perubahan yang terjadi dialurkan terhadap jumlah molar masing-masing
pereaksi dalam suatu grafik, maka akan diperoleh titik potong maksimum atau titik
potong minimumdari masing-masing pereaksi yang dicampurkan. Titik potong
yang terbentuk menyatakan perbandingan koefisien dari masing-masing pereaksi.
7
BAB V
KESIMPULAN
Lampiran
1. Perhitungan
1. 5 ml NaOH 0,1M dan 20 ml CuSO₄ 0,1M
Mol NaOH = molaritas NaOH x volume NaOH
= 0,1M x 5 ml
= 0,5 mol
Mol CuSO₄ = molaritas CuSO₄ x volume CuSO₄
= 0,1M x 20 ml
= 2 mol
2. 10 ml NaOH 0,1M dan 15 ml CuSO₄ 0,1M
Mol NaOH = molaritas NaOH x volume NaOH
= 0,1M x 10 ml
= 1 mol
Mol CuSO₄ = molaritas CuSO₄ x volume CuSO₄
= 0,1M x 15 ml
= 1,5 mol
3. 15 ml NaOH 0,1M dan 10 ml CuSO₄ 0,1M
Mol NaOH = molaritas NaOH x volume NaOH
= 0,1M x 15 ml
= 1,5 mol
Mol CuSO₄ = molaritas CuSO₄ x volume CuSO₄
= 0,1M x 10 ml
= 1 mol
4. 20 ml NaOH0,1M dan 5 ml CuSO₄ 0,1M
8
Mol NaOH = molaritas NaOH x volume NaOH
= 0,1M x 20 ml
= 2 mol
Mol CuSO₄ = molaritas CuSO₄ x volume CuSO₄
= 0,1M x 5 ml
= 0,5 mol
9
2. Dokumentasi
10
DAFTAR PUSTAKA
11