Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA 1

KINETIKA KIMIA

DISUSUN OLEH

NAMA : Al Faris Usmaeni

NPM : 23034010007

KELAS :A

KELOMPOK : A2

Asistensi Pembimbing

Andhini Chindy Artika

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

2023
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kinetika reaksi adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari suatu reaksi kimia.
Kinetika reaksi menerangkan dua hal yaitu mekanisme reaksi dan laju reaksi. Pengertian
mekanisme reaksi adalah dipakai untuk menerangkan langkahlangkah dimana suatu reaktan
menjadi produk. Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupun suatu produk
dalam suatu satuan waktu. (Majid, 2012).

Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu proses berlangsung. Laju
menyatakan besarnya perubahan yang terjadi dalam satu satuan waktu. Reaksi kimia adalah
proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi,
maka jumlah zat pereaksi semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi
dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya produk. Kecepatan
reaksi kimia ditentukan oleh orde reaksi, yaitu jumlah dari eksponen konsentrasi pada
persamaan kecepatan reaksi. Orde suatu reaksi ialah jumlah semua eksponen dari
konsentrasi dalam persamaan laju. Orde reaksi juga menyatakan besarnya pengaruh
konsentrasi reaktan (pereaksi) terhadap laju reaksi. Jika laju suatu reaksi berbanding lurus
dengan pangkat satu konsentrasi dari hanya satu pereaksi. (Anshori, 2014)

1.2 Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui orde reaksi


2. Mahasiswa diharapkan mampu menentukan tetapan laju reaksi
3. Mahasiswa diharapkan mampu menentukan energi aktivasi
4. Mahasiswa diharapkan mampu memahami pengaruh suhu dan konsentrasi terhadap laju
reaksi

1.3 Ruang lingkup

Ruang lingkup yang akan dibahas dalam penulisan laporan ini yakni sebagai berikut:

1. Pada modul praktikum kimia 4 sudah tercantum instruksi kerja untuk kinetika kimia
2. Proses pelaksanaan praktikum dilaksanakan secara offline di laboratorium kimia
UPN “Veteran” Jawa Timur

3. Praktikum ini memfokuskan pada laju reaksi dari persamaan natrium tiosulfat dan
asam sulfat

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinetika Kimia

Kinetika kimia adalah pengkajian laju dan mekanisme reaksi kimia. Besi lebih cepat
berkarat dalam udara lembab daripada dalam udara kering, makanan lebih cepat membusuk
bila tidak didinginkan. Ini merupakan contoh yang lazim dari perubahan kimia yang
kompleks dengan laju yang beraneka menurut kondisi reaksi (Sunarya, 2002).

Pengertian kecepatan reaksi digunakan untuk melukiskan kelajuan perubahan kimia


yang terjadi. Sedangkan pengertian mekanisme reaksi digunakan untuk melukiskan
serangkaian langkah-langkah reaksi yang meliputi perubahan keseluruhan dari suatu reaksi
yang terjadi. Dalam kebanyakan reaksi, kinetika kimia hanya mendeteksi bahan dasar
permulaan yang lenyap dan hasil yang timbul, jadi hanya reaksi yang keseluruhan yang
dapat diamati. Perubahan reaksi keseluruhan yang terjadi kenyataannya dapat terdiri atas
beberapa reaksi yang berurutan, masing-masing reaksi merupakan suatu langkah reaksi
pembentukan hasil-hasil akhir (Sastrohamidjojo, 2001).

2.2 Laju Reaksi

Laju reaksi berhubungan dengan konsentrasi zat-zat yang terlibat dalam reaksi.
Hubungan ini ditentukan oleh persamaan laju tiap-tiap reaksi. Perlu diperhatikan bahwa
beberapa reaksi memiliki kelajuan yang tidak tergantung pada konsentrasi reaksi. Hal ini
disebut sebagai reaksi orde nol. Kinetika reaksi adalah cabang ilmu kimia yang membahas
tentang laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Laju atau kecepatan reaksi
adalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupun produk dalam suatu satuan waktu. Laju
suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi, atau
laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol
per liter. Laju reaksi suatu reaksi kimia dapat dinyatakan dengan persamaan laju reaksi.
Untuk reaksi berikut:

A + B → AB

Persamaan laju reaksi secara umum ditulis sebagai berikut:

𝑟 = 𝑘[𝐴]𝑚 [𝐵]𝑛

k sebagai konstanta laju reaksi, m dan n adalah orde parsial masing-masing


pereaksi. Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1. Sifat dan ukuran pereaksi


2. Konsentrasi pereaksi
3. Suhu pereaksi
4. Katalis
(Sukamto, 1989).

Pada umumnya jika konsentrasi zat semakin besar maka laju reaksinya semakin
besar, dan sebaliknya jika konsentrasi pula, dan sebaliknya jika konsentrasi suatu zat
semakin kecil maka laju reaksinya pun semakin kecil. Untuk beberapa reaksi, laju
reaksinya dapat dinyatakan dengan persamaan matematik yang dikenal dengan hukum
laju reaksi atau reaksi yang dinamakan orde reaksi. Menentukan orde reaksi dari suatu
reaksi kimia pada prinsipnya menentukan seberapa besar pengaruh perubahan
konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksi (Keenan, 1979).

Laju reaksi kimia bertambah dengan naiknya temperatur. Biasanya kenaikan


sebesar 10℃ akan melipatkan dua atau tiga laju suatu reaksi antara molekul-molekul.
Kenaikan laju reaksi ini dapat diterangkan sebagian sebagai lebih cepatnya molekul-
molekul bergerak kian kemari pada temperatur yang lebih tinggi dan karenanya
bertabrakan satu sama lain lebih sering. Tetapi, ini belum menjelaskan seluruhnya, ke
molekul-molekul lebih sering bertabrakan, tetapi mereka juga bertabrakan dengan
dampak (benturan) yang lebih besar, karena mereka bergerak lebih cepat. Pada
temperatur besar, karena makin banyak molekul yang memiliki kecepatan lebih besar
dan karenanya memiliki energi cukup untuk bereaksi. Hampir semua reaksi menjadi
lebih cepat bila suhu dinaikkan karena kalor yang diberikan akan menambah energi
kinetik partikel pereaksi. Akibatnya jumlah dan energi tumbukan bertambah besar
(Sunarya, 2002).
BAB 3

ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat

1. tabung reaksi
2. pipet tetes
3. rak tabung reaksi
4. pipet ukur
5. pipet pump

3.2 Bahan

1. Natrium Tiosulfate 0,5 M


2. Asam Sufat 0,5 M
3. Aquades 0,2 M
BAB 4

PROSEDUR KERJA DAN GAMBAR ALAT KERJA

4.1 Pengaruh Konsentrasi Larutan

No Prosedur Kerja Gambar

1. Isi 5 (lima) tabung reaksi (a),


masing-masing dengan larutan
Asam Sulfate 0,5 M sebanyak
5 mL

2. Isi 5 (lima) tabung reaksi (b),


masing-masing dengan larutan
Natrium Tiosulfate 0,5 M
sebanyak 5, 4, 3, 2 dan 1 mL

3. Jadikan masing-masing tabung


reaksi (b) dengan aquadest
sampai volumenya 5 mL.
4. Campurkan larutan antara tabung
reaksi (a) dan tabung reaksi (b)

5. Hitung waktu yg dibutuhkan


sampai larutan berubah warna

6. Amati perubahannya

4.2 Pengaruh Suhu Larutan

No Prosedur Kerja Gambar


1. Isi 3 (tiga) tabung reaksi (a),
masing-masing dengan larutan
Natrium Tiosulfate 0,5 M
sebanyak 5 mL

2. Isi 3 (tiga) tabung reaksi (b),


masing-masing dengan larutan
Asam sulfate 0,5 M sebanyak 5
mL

3. Masukkan 1 tabung reaksi (a)


dan 1 tabung reaksi (b) pada
beaker glass yang berisi air
dengan suhu 60 °C

4. Kondisikan larutan pada suhu


yang sama (60 °C)
5. Campurkan larutan tabung
reaksi (a) dan tabung reaksi (b)
kondisikan pada suhu 60 °C.

6. Catat waktu yang diperlukan


terjadinya reaksi (perubahan
warna)

7. Ulangi percobaan dari prosedur


kerja poin ke- 3, dengan air
bersuhu kamar (suhu normal)
dan 13°𝐶

8. Hitung laju reaksi dan


konstantanya
BAB 5

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Pengamatan


5.1.1 Pengaruh Konsentrasi Larutan

No Volume asam sulfat Volume Natrium Tiosulfat Waktu (s)


0,5 M (mL) 0,5 M (mL)
1. 5 mL 5 mL 13,05

2. 5 mL 4 mL 24,53

3. 5 mL 3 mL 31,20

4. 5 mL 2 mL 38,26

5. 5 mL 1 mL 48,13

5.1.2 Pengaruh Suhu Larutan

Waktu untuk larutan berubah warna (s)

Dalam suhu 60℃ Dalam suhu kamar Dalam suhu 13℃

1. 15,64 18,50 45,36


5.1.2.1 Perhitungan ketetapan laju reaksi terhadap suhu larutan

5.2 Grafik pengaruh konsentrasi dan suhu larutan

5.2.1 Grafik pengaruh konsentrasi


5.2.2 Grafik pengaruh suhu larutan

5.3 Pembahasan

Dalam praktikum laju reaksi ini, peserta praktikum akan menghitung laju reaksi
dari reaksi larutan asam sulfat dan natrium tiosulfat. Dengan masing-masing
konsentrasi larutan sebesar 0,5 M dan dalam volume larutan 5 ml. Praktikum ini
akan dilakukan 2 percobaan, yaitu pengaruh dari konsentrasi larutan dan juga
pengaruh dari suhu larutan. Untuk itu persiapkan alat dan bahan yang tertera sebagai
penunjang dari praktikum ini
Dimulai dari pengaruh konsentrasi larutan. Siapkan 10 tabung reaksi. Lalu
masukan 5 ml asam sulfat 0,5 M kedalam masing-masing 5 tabung reaksi. Lalu
masukkan natrium tiosulfat 0,5 M ke dalam tabung reaksi dengan volume 5,4,3,2,1
ml ke dalam masing-masing 5 tabung reaksi. Setelah itu campurkan masing-masing
asam sulfat dan natrium tiosulfat ke dalam gelas beaker. Siapkan jam henti, Amati
dan hitung waktu perubahan warna larutan. Jika sudah lalu hitung ketetapan laju
reaksi berdasarkan waktu yang telah didapatkan. Berdasarkan percobaan itu,
campuran tabung reaksi natrium tiosulfat mengalami perubahan yang paling cepat.
Sedangkan campuran yang lainnya mengalami perubahan warna semakin lama
selaras dengan berkuragnya konsentrasi dari natrium tiosulfat. Hal ini
menyimpulkan bahwa konsentrasi mempengaruhi waktu dan laju reaksi itu sendiri.
Lalu untuk percobaan yang kedua, yaitu pengaruh suhu larutan. Peserta
menyiapkan 6 tabung reaksi. Masing-masing 3 tabung reaksi diisi asam sulfat 0,5
M sebanyak 5 ml dan 3 lainnya diisi natrium tiosulfat 0,5 M sebanyak 5 ml. Pertama
kondisikan masing-masing 1 larutan asam sulfat dan natrium tiosulfat dalam air
bersuhu 60℃. Setelah suhu kedua larutan sama, campurkan keduanya kedalam gelas
beaker. Hitung waktu perubahan warnanya. Setelah didapatkan waktu perubahan
warnanya. selanjutnya pencampuran larutan dalam suhu kamar. Siapkan gelas
beaker kosong dan campurkan masing-masing 1 larutan natrium tiosulfat 0,5 M dan
asam sulfat 0,5 M kedalamnya. Hitung waktu perubahan warna. Terakhir siapkan
air dengan suhu 13℃. Kondisikan larutan natrium tiosulfat 0,5 M dan asam sulfat
0,5 M ke dalam air. Setelah suhu nya sama, campurkan keduanya. Amati dan hitung
waktu dari perubahan warna. Lalu hitung ketetapan laju reaksi dari waktu yang telah
diperoleh. Dari percobaan tersebut dapat dilihat campuran larutan dengan suhu 13
℃ membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berubah warna dibandingkan dengan
suhu yang lainnya. Lalu campuran larutan 60℃ memiliki durasi waktu berubah
warna yang paling cepat ketimbang campuran yang lainnya. Hal ini menunjukkan
bahwa suhu mempengaruhi laju reaksi. Semakin tinggi suhu maka semakin kecil
waktu yang dibutuhkan untuk perubahan warna. Sebaliknya semakin rendah suhu
maka akan memakan waktu yang semakin lama.

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Konsentrasi dari suatu larutan mempengaruhi waktu dari laju reaksi.

2. Temperature dari suatu larutan mempengaruhi waktu dari laju reaksi.

3. Semakin besar konsentrasi larutan maka waktu dari laju reaksi akan semakin cepat.
Sebaliknya, semakin kecil konsentrasi larutan maka waktu dari laju reaksi akan
semakin lambat.

4. Semakin tinggi suhu larutan maka waktu dari laju reaksi akan semakin cepat.
Sebaliknya, semakin rendah suhu larutan maka waktu dari laju reaksi akan semakin
lambat

5. Pada suhu 13℃ dengan konsentrasi asam sulfat 0,5 M dan natrium tiosulfat 0,5 M
didapatkan ketetapan laju reaksi sebesar 0,176

6. Pada suhu 60℃ dengan konsentrasi asam sulfat 0,5 M dan natrium tiosulfat 0,5 M
didapatkan ketetapan laju reaksi sebesar 0,511
7. Pada suhu 25℃ dengan konsentrasi asam sulfat 0,5 M dan natrium tiosulfat 0,5 M
didapatkan ketetapan laju reaksi sebesar 0,432

6.2 Saran

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, saran yang dapat kami berikan adalah :

1. Menggunakan sarung tangan lateks sebagai proteksi tangan terhadap larutan yang
bersifat korosif

2. Menyiapkan jam henti untuk menghitung waktu perubahan warna dari campuran
larutan

3. Memahami prosedur praktikum dengan baik sebelum praktikum dimulai sehingga


tidak terjadi kesalahan dalam berproses.

DAFTAR PUSTAKA

Keenan Kleinfelter, Wood. 1989. Kimia untuk Universitas Jilid 1 . Jakarta : Erlangga

Sukamto. 1989. Kimia Fisika. Jakarta : PT Bhineka Cipta

Anonim. 2012. Kinetika Kimia, Definisi Laju Reaksi dan Hukum Laju. www.chem-is-try.org.
Di akses Pada: Senin, 01Mei 2014. Jam: 18.57 WIB.

Fanny, Widdy Andya, Subagjo, Tirto Prakoso. 2012. ‘Pengembangan Katalis Kalsium Oksida
untuk Sintesis Biodiesel’. Jurnal Teknik Kimia Indonesia, Vol. 11, No. 2, 2012, 66-73.

Keenan. 1979. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.


Sastrohamidjojo, Hardjono. 2001. Kimia Dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sunarya, Yayan. 2002. Kimia Dasar II Berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia Terkini. Bandung:
Alkemi Grafisindo Press.

Anda mungkin juga menyukai