Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


LAJU REAKSI

Gelombang : 4
Kelompok : 1
Anggota : 1. Sufyan Sauri (19040057)
2. Siti Nurhopipah (19040054)
3. Tika Ayu Pramesti (19040060)
4. Yuliana Pratiwi Dewi (19040066)

LABORATORIUM KIMIA
SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH
TANGERANG
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ii
BAB III....................................................................................................................9
METODOLOGI.......................................................................................................9
3.3 Cara Kerja..................................................................................................9
BAB IV..................................................................................................................11
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................11
1.1. Hasil Praktikum.......................................................................................11
1.2. Pembahasan.............................................................................................16
BAB V....................................................................................................................18
PENUTUP..............................................................................................................18
2.1. Kesimpulan..............................................................................................18
2.2. Saran........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
Lampiran................................................................................................................20

i
DAFTAR LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan ini terdapat beberapa reaksi kimia. Reaksi-reaksi
kimia ini dapat berlangsung dengan cepat ataupun lambat. Reaksi kimia yang
berlangsung lambat contohnya pembentukan fosil, proses pelapukan kayu,
pembentuan minyak bumi dan batu bara. Sementara itu reaksi yang
berlangsung dengan cepat contohnya proses pembakaran kayu, proses
terbakarnya gas peristiwa – peristiwa yang meledak. Adanya perbedaan
tingkat kecepatan reaksi dari berbagai jenis reaksi. Reaksi merupakan hal
yang mendasari konsep laju reaksi (Brady 1990).

Laju reaksi menyatakan laju berkurangnya jumlah reaktan atau laju


bertambahnya jumlah produk dalam satuan waktu. Satuan jumlah zat
bermacam- macam, misalnya gram, mol, atau konsentrasi. Sedangkan satuan
waktu digunakan detik, menit, jam, hari, ataupun tahun. Dalam reaksi kimia
banyak digunakan zat kimia yang berupa larutan atau berupa gas dalam
keadaan tertutup, sehingga dalam laju reaksi digunakan satuan konsentrasi
(molaritas). Dan untuk mengetahui lebih jelasnya tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi maka kita lakukan sebuah praktikum tentang laju
reaksi (Keenam 1999).

Untuk dapat mengetahui lebih jelas lagi mengenai konsep laju reaksi
yaitu dengan cara membakar kertas. Pada peristiwa ini terjadi reaksi
pengurangan jumlah kertas akibat pembakaran dan menjadi penambahan abu
yang merupakan hasil pembakaran kertas. Dalam proses industri yang
melibatkan adanya reaksi kimia memerlukan peranan ilmu kimia yang
memberi dasar untuk mengetahui agar sesuatu proses industri dapat
menghasilkan bahan industri yang sebanyak – banyaknya dalam waktu yang
singkat. Disisi lain terdapat reaksi kimia yang dikehendaki berjalan dengan
lambat, misalnya bagaimana agar buah tidak cepat membusuk, bagaimana
memperlambat perkaratan besi (Ralph H 1990).

1
2

Oleh sebab itu dalam percobaan kali ini, akan mengetahui bagaimana
suatu reaksi dapat berlangsung dengan cepat dan factor-faktor apa saja yang
dapat mempercepat suatu reaksi.

1.2 Tujuan praktikum


1. Untuk mengetahu faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
2. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap laju reaksi
3. Untuk menentukan persamaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar teori

1. Laju reaksi adalah


perubahan konsentrasi
pereaksi ataupun
2. produk dalam suatu
satuan waktu. Laju
reaksi dapat dinyatakan
3. sebagai laju
bertambahnya
konsentrasi suatu
produk. Konsentrasi
4. biasanya dinyatakan
dalam mol per liter,
tetapi untuk reaksi fase

3
5. gas, satuan tekanan
atmosfer atau melimeter
mercurium atau pascal
6. dapat digunakan
sebagai pengganti
konsentrasi. Satuan
waktu
7. dapat detik, menit, jam,
hari, atau bahkan tahun
tergantung apakah
8. reaksi itu cepat atau
lambat.
9. Laju reaksi adalah
perubahan konsentrasi
pereaksi ataupun

4
10. produk dalam suatu
satuan waktu
Kinetika kimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari laju
reaksikimia secara kuantitatif dan juga mempelajari faktor-faktor yang
mempengaruhilaju reaksi tersebut. "aju reaksi adalah perubahan
konsentrasi pereaksi ataupun produk dalam satuan waktu. Laju reaksi
dapat  dinyatakan sebagai laju berkurangnya suatu pereaksi atau laju
bertambahnya konsentrasi suatu produk konsentrasi biasanya dinyatakan
dalam mol per liter, tetapi untuk fase gas, satuantekanan atmosfer,
milimeter merkurium atau pascal, dapat digunakan sebagai pengganti
konsentrasi. Satuan waktu dapat detik, menit, jam, hariatau bahkantahun.
(ergantung apakah reaksi itu cepat atau lambat (Charles, 1992).
Reaksi kimia ada yang berlangsung sangat cepat dan ada pula yang
berlangsung sangat lambat. perkaratan besi adalah salah satu contoh reaksi
yang berlangsung lambat sedangkan reaksi ledakan dan reaksi nyala
kembang api merupakan contoh reaksi yang berlangsung cepat. cepat atau
lambatnya reaksi kimia harus diungkapkan secara kuantitatif dan terukur.
laju reaksi secara kuantitatif diungkapkan melalui besarnya perubahan
reaktan atau produknya terhadap waktu titik dalam waktu tertentu reaksi
yang menghasilkan produk yang banyak artinya reaksi tersebut
berlangsung cepat sedangkan yang menghasilkan produk sedikit dapat
diartikan sebagaireaksi yang berlangsung lambat. Gambar berikut
menunjukkan skema variasi reaktan dan produk sebagai fungsi waktu:

5
6

2Gambar 1.1 memperlihatkan bahwa, seiring waktu menurun sampai


tercapainya harga keseimbangan dan konsentrasi produk meningkat dari
yang pada awalnya sampai  tercipta terciptanya ada kesetimbangan garis
datar untuk menunjuk reaksi meski waktu berjalan terus, jumlah reaktan
dan produk tidak berubah lagi (Rusman, 2019).
Berdasarkan penggambaran berkurangnya reaktan dan bertambahnya
produk reaksi, maka laju reaksi dimaknai sebagai laju penurunan reaktan
(pereaksi) atau laju bertambahnya produk (hasil reaksi). Secara umum, laju
reaksi diartikan sebagai besarnya perubahan reaksi persatuan waktu.
Reaksi dalam larutan, besarnya perubahan dihitung dalam satuan molaritas
(M) dan waktu dalam detik atau sekon (s). Satuan laju reaksi dalam larutan
M.s-1(Rusman, 2019).
Laju reaksi suatu reaksi kimia merupakan pengukuran bagaimana
konsentrasi ataupun tekanan zat-zat yang terlibat dalam reaksi berubah
seiring dengan berjalannya waktu. Analisis laju reaksi sangatlah penting
dan memiliki banyak kegunaan, misalnya dalam teknik kimia dan kajian
kesetimbangan kimia. Laju reaksi secara mendasar tergantung pada
(Hiskia Achmad, 1992). Metode dalam penentuan orde reaksi (Bird,
1993):
1. Metode integrasi penentuan orde reaksi Salah satu untuk menentukan
orde reaksi untuk menentukan orde reaksi adalah dengan jalan
mencocok persamaan laju reaksi, masalah utama dalam metode ini
adalah adanya reaksi samping dan reaksikebalikan yang dapat
mempengaruhi hasil percobaan. Tetapi cara inimerupakan cara
penentuan orde reaksi yang palking tepat
2. Metode laju reaksi awal Dengan metode ini, masalah reaksi dan reaksi
kebalikan dapat ditiadakan dalam metode ini prosedur yang dilakuakn
adalah mengukur laju reaksi awal dengan konsentrasi awal reaktan
yang berbeda –beda, Namun dengan cara ini sulit untuk
mempengaruhi ini orde reaksi tepat
3. Metode waktu paruh Secara umum, untuk suatu yang b earada n
waktu paruh reaksi sebanding denagn konsentrasi dimana adalah
7

konsentrasi awal reaktan. Jadi data hasil percobaan dimasukkan


kedalam persamaan tersebut.Kemudian dibuat kurva yang terbentuk
garis lurus dengan cara yang sama seperti pada metode integrasi
seperti halnya pada metode integrasi, adanya reaksi samping
mempengaruhi kecepatan metode ini
Penyelidikan tentang reaksi yang bertujuan untuk menentukan
hukum laju dan konstanta laju, seringkali dilakukan pada beberapa
temperature. Idealnya langkah pertama untuk mengenali semua
produknya, dan untuk menyelidiki ada tidaknya antar hasil sementara dan
reaksi samping (Atkins, 1999).
Daya (laju) suatau reaksi kimia sama dengan hasil kali massa aktif
(konsentrasi) pereaksi dan koefisien afinitas (tetapan kecepatan) dengan
setiap massa aktif meningkat sampai daya tertentu. Daya tertentu tersebut
tidak harus angka-angka bulat dan tidak disimpulkan dari persamaan
reaksinya. Hukum Gulberd dan Waage tersebut dikenal sebagai hukum
aksi massa (Lawrie, 2001).
Laju reaksi berhubungan dengan konsentrasi zat-zat yang terlibat
dalam reaksi. Hubungan ini ditentukan oleh persamaan laju tiap-tiap
reaksi. Perlu diperhatikan bahwa beberapa reaksi memiliki kelajuan yang
tidak tergantung pada konsentrasi reaksi. Hal ini disebut sebagai reaksi
orde nol.
1. Reaksi-reaksi orde nol
Reaksi-reaksi orde nol adalah reaksi yang lajunya dapat ditulis
sebagai:
−d [ A ]
=K
dt
dimana “K” adalah konstanta laju orde nol. Persamaan differensial
diatas dapat juga dinyatakan dengan kondisi awal sebagai:
t=0, [ A ] =[ A ] 0
¿ [ A ] 0−Kt atau
[ A ] 0−[ A ]
K=
t
8

Yang mana menyatakan bahwa laju reaksi orde nol tidak tergantung
pada konsentrasi reaktan.
2. Reaksi-reaksi orde 1
Reaksi–reaksi orde 1 adalah reaksi yang lajunya berbanding
langsungdengan konsentrasi reaktan yaitu:
−d [ C]
=K [ C ] atau ¿ [ C ]=¿ [ C ] n−Kt
dt
[C] adalah konsentrasi reaktan pada t = 0. Untuk reaksi-reaksi orde I
plot ln [C] atau log [C] terhadap t merupakan suatu garis lurus.
3. Reaksi-reaksi orde 2
Reaksi-reaksi orde 2 adalah laju berbanding lurus dengan
kuadrat konsentrasi dari suatu reaktan atau dengan hasil kali
konsentrasi yang meningkat sampai pangkat satu atau dua dari
reaktan-reaktan tersebut, yaitu:
2 A → produk
−d [ A ]
=K [ A ] 2
dt
Yang pada integrasi memberikan
4. Reaksi-reaksi orde 3
Laju reaksi berbanding langsung dengan pangkat tiga
konsentrasi dari suatu reaktan, yakni (Sunardjo, 1997).
2 R→ P
−d [ A ]
=K [ A ] 3
dt

 Metode Pengukuran Laju Reaksi


Metode pengukuran konsentrasi dalam suatu campuran untuk
menentukan laju reaksi umumnya kurang menguntungkan dan kurang
praktis. reaksi dalam fasa larutan jika sampel yang diambil untuk
dianalisis sistem akan terganggu, dan menyebabkan perbedaan perilaku
yang dapat mengubah jalannya reaksi, dibandingkan an ketika berada di
tempatnya semula titik diperlukan banyak waktu untuk dianalisis, ketika
sampel baru diambil konsentrasi pengukuran tidak sama lagi karena
konsentrasi berubah atau berjalan lurus (Rusman, 2019).
9

Menentukan laju reaksi secara eksperimen pada prinsipnya adalah


untuk mendapatkan data perubahan konsentrasi zat yang bereaksi dalam
rentang waktu tertentu titik data yang diperlukan adalah konsentrasi awal,
konsentrasi arsir dan waktu reaksi. metode menentukan konsentrasi zat
yang terlibat dalam reaksi tergantung pada jenis bahan yang dianalisis dan
ketersediaan instrumen yang ada di laboratorium. berbagai metode yang
dapat digunakan untuk menentukan laju reaksi secara eksperimen,
diantaranya adalah (Rusman, 2019):

a. Metode Perubahan Tekanan


Suatu reaksi dimana komponen dalam keadaan gas yang dapat
menghasilkan Perubahan tekanan titik Perubahan tekanan yang terjadi
diamati atau dicatat sebagai fungsi waktu. contohnya reaksi
dekomposisi nitrogen (v) oksida:
2N2O5 (g) → 4NO2 (g) + O2 (g)
Secara stoikiometri setiap 1 Mol reaktan gas yang terurai akan
menghasilkan  5/2  mol gas hasil , sehingga total tekanan akan
meningkat selama reaksi berlangsung jika volume dipertahankan
konstan. metode Perubahan tekanan ini hanya dapat dilakukan
terhadap reaksi yang jumlah Mol gas reaktan dan jumlah Mol gas
produk berbeda titik sedangkan untuk gas yang jumlah mol sama tidak
dapat digunakan.
b. Metode Spektroskopi
Metode ini dilakukan dengan mengamati perubahan yang dapat
diukur melalui absorbansi Sinar tampak misalnya absorbansi bromin
metode ini telah diaplikasikan secara luas, dan digunakan khusus
untuk senyawa-senyawa yang mempunyai sifat karakteristik dalam
mengabsorpsi spektrum tertentu. sebagai contoh perhatikan reaksi
berikut:
H2 (g) + Br2 (g) → 2HBr (g)
10

c. Metode Elektrokimia
Metode elektrokimia titik metode ini dapat dilakukan jika pada
perubahan reaksi dalam larutan melibatkan perubahan muatan atau ion
kecepatan reaksi dapat diambil melalui pengukuran konduktivitas dan
PH.
d. Metode miscellaneous
Metode miscellaneous, termasuk di dalam metode seperti
penentuan komposisi dengan melakukan titrasi spektrofotometri, gas
kromatografi, dan magnetik resonansi.
BAB III

METODOLOGI
3.1 Alat
a. Gelas kimia 100ml
b. Gelas ukur
c. Pipet
d. Stopwatch
e. Thermometer
f. Hot plate
g. Kertas
h. Pulpen
i. Penjepit tabung
3.2 Bahan
a. Larutan Na2S2O3 0,1 M
b. Larutan Na2S2O3 0,2 M
c. Larutan HCL 1 M
d. Larutan HCL 2 M
e. Aquadest

3.3 Cara Kerja


1. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi
Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi

Dimasukkan 5 ml Na2S2O 0,1 M dalam gelas kimia

Disiapkan kertas putih yang diberi tanda x

Dimasukkan 5 ml HCL 1 M dalam Na2S2O 0,1 M

Dicatat waktu yang dibutuhkan hingga tanda X


menghilang

Hasi

11
Diulang prosedur yang sama dengan menggunakan Na2S2O3
0,1 M – HCL 2 M dan Na2S2O3 0,2 M – HCL 2 M

12
13

2. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi

Pengaruh suhu (40o) terhadap laju reaksi

Disiapkan gelas kimia dan diisi dengan 5 ml larutan


Na2S2O3 0,2 M

Dipanaskan hingga suhunya 40o C (digunakan termometer),


kemuadian diletakkan diatas kertas yang telah diberi tanda
silang

Dimasukkan 5 ml larutan HCL 2 M ke dalam gelas kimia


tersebut dan catat waktu yang dibutuhkan sejak
penambahan larutan HCL hingga tanda silang tidak terlihat
lagi dari atas.

Diulangi prosedur diatas menggunakan Na2S2O3 0,1 M –


HCL 2 M dan Na2S2O3 0,1 M – HCL 1 M

Hasi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1. Hasil Praktikum
1. Pembuatan Larutan
a. Larutan Na2So2O3 0,1 M
Mr Na2So2O3 = 158
gr 1000
M Na2So2O3 0,1 M = ×
Mr ml
gr 1000
0,1 = ×
158 100
15,8
gr =
10
gr = 1,58 gram
b. Larutan Na2So2O3 0,2 M
Mr Na2So2O3 = 158
gr 1000
M Na2So2O3 0,2 M = ×
Mr ml
gr 1000
0,2 M = ×
158 100
31,6
gr =
10
gr = 3,16 gram
c. Larutan HCl 1 M
M HCl 1 M Larutan HCl 1 M
HCl 37%  12,06 M
Mr HCl = 36,5
V1 x M1 (HCl pekat) = V2 x M2 (HCl encer)
V1 x 12,06 = 100 x 1
100
V1 =
12,06

V1 = 8,292 ml HCl

m 1000
Maka :M = x
Mr V

14
m 1000
M = x
36,5 8,292

15
16

m
1 = x 120,598
36,5

36,5
m = x1
120,598

m = 0,30 gram
d. Larutan HCl 2 M
HCl 37%  12,06 M
Mr HCl = 36,5
V1 x M1 (HCl pekat) = V2 x M2 (HCl encer)
V1 x 12,06 = 100 x 2
200
V1 =
12,06
V1 = 16,584 ml HCl
Maka :
m 1000
M = x
Mr V
m 1000
2 = x
36,5 16,584
m
2 = x 60,299
36,5

36,5
m = x2
60,299

m =1,21 gram
2. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi.

[Na2S2O3] [HCl] t V
No.
5 ml 5 ml (s) (M/s)
1. 0,1 1 168 5,95.10-3
2. 0,1 2 162 6,17.10-3
3. 0,2 2 68 1,47.10-2
Tabel 1. Konsentrasi terhadap laju reaksi.
a. Mencari laju reaksi
17

1
V ₁=
t
1
V ₁=
168
V 1=5,95. 10−3 M /s
1
V 2=
t
1
V 2=
162
V 2=6,17. 10−3 M /s
1
V 3=
t
1
V 3=
68
V 3=1,47. 10−2 M /s
b. Reaksinya:
Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq)  2 NaCl(aq) + S(g) + SO2(g) + H2O(l)
c. Mencari orde x (cari [HCl] yang sama)
V 2 K [Na2 S2 O 3 ]x [ HCl] y
=
V 3 K [Na2 S2 O 3 ]x [ HCl] y

0,00617 K [0,1]x [2] y


=
0,0147 K [0,2]x [2] y
x
2 1
=
5 2 ()
0,4=( 0,5 ) x
Maka, → log 0,5 0,4=1,32
x=1,32
d. Mencari orde y (cari [Na2S2O3] yang sama)
V 1 K [ Na2 S2 O 3 ]x [ HCl] y
=
V 2 K [ Na2 S2 O 3 ]x [ HCl] y

0,00595 K [0,1]x [1] y


=
0,00617 K [0,1]x [2] y
y
1
0,96= ()2
18

0,96=( 0,5 ) y
Maka, → log 0,5 0,96=0,06
y=0,06
e. Orde total
• x + y = 1,32 + 0,06
= 1,38
f. Mencari nilai K
V 1=K [Na 2 S 2 O 3 ] x [ HCl]y
V1
K=
[Na2 S 2 O3 ]x [HCl] y
5,95. 10−3
K=
[0,1]1,32 [1]0,06
5,95. 10−3
K=
4,79.10−2 x 1
K=1,24 .10−1
g. Persamaan laju reaksi
V 1=K [Na 2 S 2 O 3 ] x [ HCl]y
V =K [Na2 S 2 O3 ]1,32 [ HCl]0,06
3. Pengaruh suhu (40°C) terhadap laju reaksi.

[Na2S2O3] [HCl]
No. t (s) V (M/s)
5 ml 5 ml
1. 0,2 2 37 2,7.10-2
2. 0,1 2 58 1,7.10-2
3. 0,1 1 72 1,4.10-2
Tabel 2. Suhu (40°C) terhadap laju reaksi.
a. Mencari laju reaksi
1
V ₁=
t
1
V ₁=
37
V 1=2,7. 10−2 M /s
19

1
V 2=
t
1
V 2=
58
V 2=1,7. 10−2 M /s
1
V 3=
t
1
V 3=
72
V 3=1,4. 10−2 M /s
b. Reaksinya:
Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq) → 2 NaCl(aq) + S(g) + SO2(g) + H2O(l)
c. Mencari orde x (cari [HCl] yang sama)
V 1 K [ Na2 S2 O3 ]x [ HCl] y
=
V 2 K [ Na2 S2 O3 ]x [ HCl] y

0,027 K [0,2]x [2] y


=
0,017 K [0,1]x [2] y
x
2
1,59= ()
1
x
1,59= ( 2 )
Maka, → log 2 1,59=0,67
x=0,67
d. Mencari orde y (cari [Na2S2O3] yang sama)
V 2 K [Na2 S2 O3 ]x [ HCl] y
=
V 3 K [Na2 S2 O3 ]x [ HCl] y

0,017 K [0,1]x [2] y


=
0,014 K [0,1]x [1] y
y
2
1,21= ()
1
y
1,21=( 2 )
Maka, → log 2 1,21=0,28
y=0,28
e. Orde total
20

x+y = 0,67 + 0,28


= 0,95
f. Mencari nilai K
V 1=K [Na2 S 2 O 3 ] x [ HCl]y
V1
K=
[Na2 S 2 O 3 ]x [HCl] y
2,7.10−2
K=
[0,2]0,67 [2]0,28
2,7.10−2
K=
3,4.10−1 x 1,2
2,7.10−2
K=
4,08.10−1
K=6,62.10−2
g. Persamaan laju reaksi
V 1=K [Na2 S 2 O 3 ] x [ HCl]y
V =K [Na 2 S 2 O 3 ]0,67 [ HCl]0,28
1.2. Pembahasan

Laju reaksi suatu reaksi kimia merupakan pengukuran bagaimana


konsentrasi ataupun tekanan zat-zat yang terlibat dalam reaksi berubah seiring
dengan berjalannya waktu. Analisis laju reaksi sangatlah penting dan memiliki
banyak kegunaan, misalnya dalam teknik kimia dan kajian kesetimbangan
kimia. Laju reaksi berhubungan pula dengan tumbukan-tumbukan antar
molekul akibat adanya penambahan zat tertentu, pengaruh suhu, luas
permukaan maupun konsentrasi suatu zat, sehingga ini erat kaitannya dengan
energi aktivasi yang merupakan energi minimum yang dimiliki oleh suatu
molekul untuk bertumbukan.

Pada percobaan praktikum kali ini, dilakukan percobaan untuk


menentukan kecepatan reaksi dengan konsentrasi dan pengaruh suhu. Pada
percobaan ini, sampel yang digunakan adalah Na2S2O3 0,1 M, Na2S2O3 0,2
M, HCl 1 M, dan HCl 2 M. Pada saat pencampuran dilakukan pengadukan
yang bertujuan untuk membuat larutan bercampur homogen, agar memperoleh
21

hasil yang maksimal. Larutan juga mengalami perubahan warna yang semakin
keruh, sehingga tanda silang hitam tersebut menjadi kabur ketika dilihat dari
atas. Perubahan warna pada larutan menjadi keruh disebabkan karena
kandungan Na2S2O3 dalam campuran lebih banyak dari pada komposisi H2O
dan HCl. Selain itu, keadaan ini terjadi karena sifat dari Na2S2O3 adalah salah
satu jenis dari garam terhidrat, dimana garam terhidrat itu merupakan garam
yang terbentuk dari senyawa kimia yang mengikat molekul air pada suhu
kamar. Garam natrium memiliki sifat higroskopis, sehingga hal inilah yang
menyebabkan keadaannya menjadi keruh.
Pengaruh volume dan suhu terhadap laju reaksi adalah keduanya saling
berbanding lurus karena volume memiliki molekul-molekul yang diperlukan
oleh suhu untuk dipanaskan agar laju reaksi dapat berlangsung. Semakin besar
volume maka tarik-menarik antar molekul semakin kuat dan jika suhu
diperbesar maka akan membantu proses tarik-menarik molekul semakin cepat
dan terjadinya tumbukan yang banyak pada molekul akan mempercepat laju
reaksi dan energi minimum yang diperlukan menjadi sedikit.
Pada percobaan pertama dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsetrasi
terhadap laju reaksi pada larutan Na2S2O3 0,1 M dicampurkan dengan HCl 1
M. Dari percobaan tersebut dibuktikan bahwa semakin besar konsentrasi maka
akan mempercepat laju reaksi.
Selanjutnya pada percobaan kedua dilakukan untuk mengetahui pengaruh
suhu terhadap kecepatan reaksi. Larutan yang digunakan adalah sama seperti
percobaan bagian A. Perbedaanya adalah larutan dipanaskan terlebih dahulu
yang bertujuan untuk menaikkan suhu, agar dapat dibandingkan mana yang
lebih cepat bereaksi, antara suhu yang dinaikkan dengan suhu yang tidak
dinaikkan atau suhu diruangan. Pemanasan pada percobaan ini juga bertujuan
agar suhu tersebut merupakan ketetapan yang apabila suhu tersebut dinaikkan
maka akan membuat laju reaksi menjadi cepat. Semakin tinggi suhu larutan
maka akan semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi. Hal ini
disebabkan oleh kenaikan suhu yang memicu energi kinetik molekul
membesar, sehingga mempercepat reaksi. Ini membuktikan bahwa suhu
berpengaruh dalam kecepatan reaksi. 
22

Suhu yang tinggi dan konsentrasi larutan yang pekat, maka dapat
menyebabkan terjadinya tumbukan antar partikel dan menyebabkan reaksi
cepat terjadi. Fungsi HCl pada percobaan kali ini adalah sebagai katalis untuk
mempercepat terjadinya reaksi pada larutan.
BAB V
PENUTUP
2.1. Kesimpulan
Dalam praktikum yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengadukan yang dilakukan bertujuan untuk membuat larutan bercampur
homogen, agar memperoleh hasil yang maksimal.
2. Semakin tinggi volume larutan (Na2S2O3) maka semakin pekat larutan
dan menyebabkan semakin cepat reaksi berlangsung.
3. Sifat dari Na2S2O3 adalah garam terhidrat, dimana garam yang
terbentuk dari senyawa kimia yang mengikat molekul air pada suhu
kamar.
4. Perubahan warna pada larutan menjadi keruh disebabkan karena

kandungan Na2S2O3 dalam campuran lebih banyak dari pada

komposisi H2O dan HCl.

5. Semakin tinggi suhu larutan maka akan semakin sedikit waktu yang
dibutuhkan untuk bereaksi.
2.2. Saran
Dalam percobaan ini, tidak hanya larutan HCL yang bisa digunakan
sebagai katalis, praktikan juga bisa menggunakan larutan asam kuat yang lain
sebagai katalis seperti H₂SO₄

23
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia.1992. Penuntun Belajar Kimia Dasar Elektrokimia dan Kinetika.

Atkins, P. W. 1999. Kimia Fisika Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Brady.1990. Kimia Dasar II. Bandung: Gama Exact.

Bird, T. 1993. Kimia Fisika untuk Universitas. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.

Charles, W. 1992. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Gramedia.

Keenan, C W. 1999. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.

Ralph, H.1990. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan. Jakarta: Erlangga.

Rusman. 2019. Kinetika Kimia. Aceh: Syiah Kuala University Press.

Ryan, Lawrie. 2001. Chemistry For You. London: Nelson Thornes.

Sunardjo. 1997. Kimia Dasar. Bandung: ITB.

24
Lampiran
1. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi

Gambar 1. Alat dan bahan yang Gambar 2. Hasil akhir pada larutan
digunakan Na2s2o3 0,1 M dan HCl 1 M

Gambar 5. Hasil akhir pada larutan Gambar 4. Hasil akhir pada larutan
Na2s2o3 0,1 M dan HCl 2 M Na2s2o3 0,2 M dan HCl 2 M
2. Pengaruh suhu konsentrasi terhadap laju reaksi

G G
ambar 5. Alat dan bahan yang ambar 6. Proses memanaskan Na2s2o3
digunakan 0,2 M

Ga
mbar 7. Hasil akhir pada larutan Na2s2o3 Gambar 8. Hasil akhir pada larutan
0,2 M dan HCl 2 M Na2s2o3 0,1 M dan HCl 2 M

Ga
mbar 9. Hasil akhir pada larutan Na2s2o3
0,1 M dan HCl 1 M

25

Anda mungkin juga menyukai