Anda di halaman 1dari 6

Accelerat ing t he world's research.

Isolasi Kafein Dari Teh Dengan


Metode Spektrofotometri Uv-Vis Dan
FTIR ISOLASI KAFEIN DARI TEH
DENGAN METODE SPE...
Dini Cahya Chairunnisa

Paparazyyyyy

Cite this paper Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

red0;; PEMBUATAN SPEKT RUM IR DAN PENENT UAN KADAR KAFEIN DALAM T EH MENGGUNAKA…
Norma Nur Azizah

ISOLASI KAFEIN DARI T EH HITAM (Camellia sinensis) SIAP SEDUH MERK X DENGAN ANALISA KUALITAT …
Afina Mundzir

pembuat an spekt rum IR t erhadap jumlah sinyal t erhadap derau dan penent uan kadar kafein dalam t eh
List iana Lest ari
Lampiran 1. Isolasi Kafein Dari Teh Dengan Metode Spektrofotometri Uv-Vis Dan
FTIR

ISOLASI KAFEIN DARI TEH DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI


UV-VIS DAN FTIR

Angges Tiara Dhera1, Anis Diana Puspita Dewi2, Anisah Nur Hidayah3, Dedeh Komalasari4
email:dherra473@gmail.com

Prodi Farmasi Stikes Bhakti Mandala Husada, Jalan Cut Nyak Dhien No 9 Kab.
Tegal 52142, Indonesia Telp (0283) 352000

Abstrak

Teh kemasan merupakan salah satu produk minuman yang digemari masyarakat. Jumlah kafein dalam
produk minuman teh bervariasi tergantung kepada cara pengeringan. Selain sebagai minuman yang
menyegarkan, teh telah lama diyakini memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh. Diantaranya, mampu
mencegah dan menyembuhkan beberapa penyakit, mulai dari kanker, jantung koroner, diabetes,
mengurangi stress, mempertahankan berat tubuh ideal, menurunkan tekanan darah, pelembut kulit dan
lain-lain. Sedangkan konsumsi kafein yang berlebihan dapat menimbulkan beberapa dapat menyebabkan
gugup, gelisah, tremor, insomnia, hiperestesia, mual, dan kejan. kafein merupakan jenis alkaloid yang
secara alamia terdapat dalam biji kopi, daun teh, daun mete biji kola, biji coklat, dan beberapa minuman
penyegar. Kafein mememiliki berat molekul 194,19 gr/mol dengan rumus kimia C8H10N8O2dan ph 6,9
(larutan kafein 1% dalam air. Secara ilmiah, efek langsung dari kafein tehadap kesehatan sebetulnya tidak
ada, tetapi yang ada adalah efek tak langsungnya seperti menstimulasi pernapasan dan jantung, serta
memberikan efek samping berupa rasa gelisah (neuroses), tidak dapat tidur (insomnia), dan denyut
jantung tak beraturan (tachycardia). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar suatu kafein dalam
teh gopek.secara FTIR dan spektrofotometri UV. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
noneksperimental dengan cara analisis kualitatif.

Kata kunci: Teh Kemasan, Kaf ein, spektofotometri Uv-Vis.


1. Pendahuluan mempengaruhi kadar kafein yang
terkandung dalam teh. Teh hitam mengalami
Komposisi senyawa kimia yang proses fermentasi paling lama dan teh
terkandung dalam teh sangat kompleks, oolong mengalami proses fermentasi paling
terdiri atas polifenol (katekin dan cepat. Teh putih adalah teh yang dipanen
turunannya), senyawa-senyawa ksantin ketika daun teh masih berbentuk pucuk
(kafein, teofilin, dan teobromin), asam (belum sepenuhnya terbuka) dan tertutupi
amino, karbohidrat, protein, klorofil, oleh rambut putih halus. Daun yang telah
senyawa-senyawa volatil, fluor, mineral, dan dipetik dikeringkan dan dilayukan dengan
senyawa-senyawa kelumit. Turunan bantuan sinar matahari (Mc Mury 2004)
polifenol terdapat dalam jumlah yang paling dengan struktur fenolik yang bervariasi dan
banyak dan memiliki potensi aktivitas ditemukan dalam buah sayuran, bijibijian
antioksidan, baik in vitro maupun in vivo kulit kayu akar, batang bunga teh dan
(Das dan Mk, Basu, 2009). anggur (Nersyanti, 2006).
Tanaman teh dapat tumbuh subur Kafein merupakan metabolit
dengan baik pada ketinggian 250-1.200 m
sekunder golongan alkaloid yang terdapat
dpl, curah hujan minimal 60 mm/bulan,
cepat mendapat sinar matahari, karena jika secara alamipada kopi, teh dan coklat. Selain
sinar matahari kurang maka pertumbuhan terdapat secaraalami, kafein juga sering
tanaman teh akan lambat, tidak boleh dilalui ditambahkan kedalam beberapa minuman
angin kering, dan keadaan tanah subur berenergi serta beberapaobat-obatan. Kafein
(Anggorowati, 2008) memiliki nama lain kafein,tein, dan 1,3,7-
trimethylxanthine. Kafein sangatlarut
Teh merupakan salah satu
didalam air panas, larut sedikit
minuman terpopuler yang memiliki banyak
didalamaseton dan air dingin serta sangat
manfaat bagi kesehatan tubuh. Hal,ini
larut di dalamdietil eter. Ekastraksi dan
disebabkan karena the mengandung
Isolasi kafein pertamasekali dilakukan tahun
senyawa- senyawa bermanfaat seperti
1819 oleh kimiawanJerman Feriedrich
polifenol, theofilin, flavonoid atau
Ferdinand Runge (Firdaus,2011)
metilxantin, tannin, vitamin C dan E,
katekin, serta sejumlah mineral seperti Zn,
Se, Mo,Ge, Mg.Namun demekian the juga Metode Penelitian
mengandung zat yang tidak dikehendaki,
yaitu kafein. Zat ini dapat menimbulkan Penelitian ini dilakukan di
reaksi yang tidak dikehendaki seperti Laboratorium Bahan Alam Program
insomnia, gelisah, merangsang, delirium, Studi S1 Farmasi STIKes Bhakti Mandala
Husada Slawi, Tegal. Penelitian dimulai
takikardia, ekstrasitole, pernapasan
dengan isolasi kafein dalam serbuk daun teh
meningkat, dan diuresis (Soraya2008) gopek, proses kristalisasi dengan cara
mikrosublimasi dan dilanjutkan identifikasi
Thediklasifikasikan berdasarkan dengan metode FTIR dan spektrofotometer
proses pengolahannya menjadi 4 jenis, yaitu UV-Vis
teh hitam, teh hijau, teh oolong dan teh
putih. Pengolahan teh terdiri dari proses Alat dan Bahan
pelayuan, penggilingan atau penggulungan,
sortasi basah, fermentasi, pengeringan, Alat yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain : gelas beker , gelas
sortasi kering dan penyimpanan. Pengolahan
ukur, corong kaca, corong pisah, statif dan
teh hitam, teh hijau dan teh oolong melalui klem, seperangkat alat spektrofotometer uv-
proses fermentasi dengan lama waktu. vis jenis shimadzumini 1240, seperangkat
alat refluk, lempengKLT GF254, penyaring
fermentasi yang berbeda-beda. buchner lampu spirtus,kaki tiga, asbes, labu
Lamanya waktu fermentasi daun teh ukur, penampak bercakUV 254, kertas
saring, kain flanel putih,chamber, kapas dan massa teh
timbangan gram analitik. Bahan yang = 0,03 x 100%
digunakan dalam penelitan ini yaitu 40 gr
aquadest, simplisia serbuk kasar daun the,
= 0, 075 %
asam asetat, kloroform dan standar kafein
3. PEMBAHASAN
2. Hasil dan Pembahasan Pada praktikum isolasi kadar
kafein dari daun teh gopek bertujuan untuk
No Perlakuan Hasil Ket memisahkan atau mendapatkan senyawa
1. Di timbang 40 gr 40 gr the gopek kafein yang terkandung dalam teh.
sampel teh gopek Langkah awal dalam mengisolasi kafein
adalah dengan cara merefluks sebanyak 40
gram teh dengan 250 ml aquades.
2. Masukan dalam labu Bening Tujuanya dari refluks agar kafein larut
bulat tambahkan 250 kecoklatan kedalam air panas, karena kelarutan kafein
aquadest, panaskan terhadap air panas tinggi.Proses merefluks
selama 30 menit hingga teh selama 30 menit bertujuan agar
mendidih menghomogenkan teh yang akan diisolasi.
Setelah proses refluks selesai,dilakukan
Tambahkan 40 ml penyaringan menggunakan corong
3. Coklat Buchner agar proses penyaringan filtrate
asam asetat aduk
berlangsung lebih cepat, kemudian
hingga homogen dilakukan penambahan larutan asam
asetat kedalam filtrate yang masih panas
4. Saring dengan kapas Coklat bening sebanyak 40 ml menghasilkan larutan
sebanyak 3 kali coklat pekat dan bau menyengat. Menurut
Raharjo (2010) Penambahan larutan asam
Terdapat 2 fase asetat dalam keadaan panas-panas secara
5. Ekstraksi 3 kali dengan Fase atas = + tetes- pertetes bertujuan untuk
kloroform masing- coklat mengendapkan kotoran-kotoran dari
masing 20 ml, 10 ml, Fase bawaah = filtrat teh berupa garam- garam seperti
10 ml bening albumin, asam-asam, tannin dan
sebagainya
6. Pisahkan fase Bening
kloroform dan fase air, Ketika larutan telah dingin,
kehijauan dilakukan penyaringan untuk memperoleh
fase kloroform di ambil
filtrat yang terbentuk. Endapan yang
20 ml dan diuapkan terbentuk berupa garam-garam dari
kotoran-kotoran filtrat teh. Penyaringan
Di lakukan menghasilkan filtrat berwarna coklat
mikrosublimasi sampai pekat. Proses selanjutnya adalah
di dapat Kristal kafein, melakukan pemisahan senyawa kafein
kemudian hitung yang terkandung didalam larutan teh.
Pemisahan ini dilakukan dengan
rendemen yang di
mengunakan corong pisah yang ditambah
dapat dengan 20 ml kloroform, menghasilkan
dua fase yaitu fase atas berwarna coklat
pekat dan fase bawah berwarna bening
➢ Perhitungan rendemen kehijauan, kemudian diambil fase bawah.
Di ulang dua kali kemudian digojog dan
Beaker glass + Kristal = 32.03 didiamkan. Setelah didiamkan terbentuk
tiga fasa, yaitu fasa atas larutan berwarna
Beaker tanpa Kristal = 32,00 coklat, fase tengah berwarna cream, dan
fasa bawah larutan jernih, kemudian
Rumus = massa kafein x 100%
diambil fasa bawah. Kloroform dipilih hasil isolasi. Pada penentuan ini
karena kafein sangat larut dalam didapatkan 2 ʎ maksimum yaitu 235,0 nm
kloroform. Menurut Mc Murry (2004)
kafein lebih larut dalam air jika
dibandingkan dengan etanol. Namun,
kelarutan kafein lebih besar didalam
klorofom jika dibandingkan dengan air.

Untuk mendapatkan kristal kafein


dari larutan hasil ekstraksi, dilakukan
mikrosublimasi dengan ditutupi kertas
saring, yang sebelumnya telah dilubangi di
bagian tengahnya. Kemudian ditutup
dengan posisi corong terbalik, lapisi sisi
corong dengan kapas basah kemudian Gambar 2. Hasil uji spekttrofotometri
dinyalakan api hingga terbentuk kristal
jarum. Proses mikrosublimasi memerlukan Pada percobaan kali ini digunakan
suhu diatas 110o C karena harus melewati FTIR untuk mengetahui kadar kafein
titik didih kafein agar kafein yang terdapat dalam teh Sinyal merupakan bagian dari
didala m larutan berubah menjadi gas suatu data yang menunjukkan informasi
kemudian mengkristal. Menurut Firdaus mengenai spesi kimia yang menarik.
(2011) dalam sublimasi, padatan diubah Sinyal sering kali proporsional dengan
menjadi uap tanpa melalui fasa cair, yang massa analit atau konsentrasi analit
kemudian terkondensisasi ada menjadi Noise (derau) adalah bagian dari data yang
kristal. Kristal kafein yang diperoleh menunjukkan informasi asing. Derau
kemudian ditimbang untuk mengetahui berasal dari berbagai sumber dalam suatu
hasil isolasi kafein. Diperoleh kafein sistem pengukuran analitik, seperti
sebanyak 0,03 gr dengan rendemen detektor, sumber foton, dan faktor
0,075%. lingkungan.Oleh karena itu, karakterisasi
besarnya noise seringkali merupakan tugas
yang sulit dan mungkin tidak independen
dari kekuatan sinyal. Menurut Miller
(2005) kualitas dari sinyal dapat
dinyatakan dalam nisbah sinyal terhadap
derau (S/N) atau nisbah dari rataan
terhadap standar deviasinya. Semakin
besar nilai S/N makaspectrum yang
dihasilkan akan semakin bagus, karena
Gambar 1. Kristal kafein spectrum yang terbentuksemakin jelas
(Paviaet al.2009).
Sprektrofotometer Uv-Vis adalah
alat yang digunakan saat praktikum Penentuan nisbah sinyal terhadap
penentuan kualitatif kafein hasil isolasi derau pada percobaan ini dilakukan
yang dibandingkan dengan kafein standart dengan dua keadaan yaitu nisbah sinyal
dengan melihat ʎ maksimumnya. Sebelum terhadap derau pada keadaan jumlah payar
digunakan alat tersebut dikalibrasi terlebih konstan dan resolusi tetap. Berdasarkan
dahulu sehingga spektrofotometri Uv-Vis hasil pengukuran didapatkan besaran
nilai absorbansinya 0,000 A. Hal pertama nisbah sinyal terhadap derau pada kedua
yang dilakukan adalah membuat larutan keadaan ini memiliki nilai yang tidak jauh
standart kafein 8 ppm dalam HCl 0,1 N, berbeda. Hasil pengukuran nisbah sinyal
selanjutnya dilakukan pencarian ʎ terhadap derau pada keadaan resolusi yang
maksimum dengan sprektrofotometer Uv- sama dapat dilihat pada Gambar 2.Dan
Vis diperoleh ʎ maksimum 273,5 nm dan hasil pengukuran nisbah sinyal terhadap
absorbansinya 0,029. Kemudian derau pada jumlah payar konstan dapat
diperlakukan sama untuk larutan kafein dilihat dengan penggunaan jumlah payar
yang sama danresolusi yang besar 4. Kesimpulan
menunjukkan nilai S/N semakin besar
yang lebih segnifikan.Oleh karena Kemampuan suatu analat untuk
itu, semakin besar jumlah payar dan mendeteksi sinyal disebut dengan nisbah
resolusinya maka nisbah S/Nakan semakin sinyal terhadap deraunya (S/N). Semakin
besar. Namun pada umumnya resolusi tinggi nisbah S/N maka spektrum yang
yang baik digunakan padadaerah MID-IR dihasilkan akan semakin baik. Pengunaan
sebesar 4 resolusidan jumlah payar pada
spektroskopi FTIR semakin besar
Kafein adalah alkaloid yang memberikan nilai S/N yang semakin
tergolong dalam keluarga methylxanthine tinggi,sehingga penggunaan resolusi dan
yang berfungsi sebagai perangsang sistem jumlah payar yang semakin besar
saraf pusat. Pada dasarnya kafein berupa memberikan bentuk spectrum yang bagus.
serbuk putih yang pahit dengan rumus kim Akan tetapi di daerah MIDIR pada umum
ianya C6H10O2yang memiliki nama nya menggunakan resolusi 4 dalam proses
IUPACberupa1,3,7- trimetilxantin. Standar analisis, Bilangan gelombang yang khas
kafein yang digunakan yaitu pada rentang untuk senyawa kafein dalam percobaan
konsenterasi kafein yang dimungkinkan, kali ini sebesar 1694,43 201 cm-1
pada percobaan kali ini standar Bilangan gelombang yang dihasilkan
yang digunakan adalah kafein dengan merupakan bilangan gelombang dengan
konsenterasi 300, 500, 1000,5000, dan nilai absorbans maksimum dari
10000 ppm. Dari hasil percobaan diperoleh pengukuran standar kafein dengan
bilangan gelombang maksimum sebesar konsentrasi yang berbeda-beda.Bilangan
1694,43 201 cm-1 yang merupakan puncak gelombang tersebut digunakan sebagai
serapan khas senyawa kafein. Pada kurva analisis penentuan kadar kafein dalam teh
kalibrasi larutan standar kafein yang yang didapatkan sebesar 62,6% (b/b)
ditunjukkan didapatkan persamaan garis
y= 0,0001 – 0,0104x. Setelah didapatkan
persamaan garis dari kurva standar 5. Daftar Pustaka
selanjutnya ditentukan absorbansi sampel [1] Das, S., Das, S., Das, M.K and Basu S.P., 2009,
pada nilai bilangan gelombang yang sama. Evaluation of Anti inflammatory Effect of
Persamaan garis yang telah diperoleh Calotropis gigantean and Tridak procumbens on
sebelumnya digunakan untuk penentuan wistar Albino Rats, J pharm. Sci & Ress ., 14,123-
konsentrasi kafein dalam teh. [2] Firdaus. (2011). Teknik Dalam Laboratorium
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan Kimia Organik. Hibah Penulisan Buku Ajar.
bahwa konsentrasi kafein yang terkandung Makasar : Unversitas Hasanuddin.
dalam sampel teh sebesar 1379 ppm yaitu [3] McMurray, J. (2004). Organik Chemistry.
sebesar 62,6% (b/b) dalam sampel Brooks/Cole: USA.
teh yang ada. [4] Nersyanti, F. (2006). Spektrofotometri Derivatif
Ultraviolet Untuk Penentuan Kadar Kafein Dalam
Minuman Suplemen dan Ekstrak Teh, Skripsi,
Departemen Kimia, Fakultas MIPA IPB.
[5] Raharjo, R.A. (2010). Penentuan Kadar Kafein
Dalam Kopi. Laporan Praktikum. Kendari:
Unversitas Haluoleo.
[6] Soraya, N. (2008). Isolasi Kafein Dari Limbah
Teh Hitam CTC Jenis Powder Secara Ekstraksi.
Skripsi. Bogor: Institut Tertanian Bogor. Stahl,
E., (1985). Analisis Obat Secara Kromatografi
dan Mikroskopi, Penerbit ITB. Press, Bandung

Gambar 3. Hasil Uji FTIR

Anda mungkin juga menyukai