1.2 Tujuan
1. Dapat mengetahui dan membuat produk teh instan.
2. Mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap produk teh instan
yang telah dibuat dengan variasi bahan pengikat.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teh Hijau
Teh hijau merupakan teh yang tidak mengalami proses fermentasi dan
banyak dikonsumsi orang karena nilai medisnya. Teh hijau kerap digunakan untuk
membantu proses pencernaan dan juga karena kemampuannya dalam membunuh
bakteri. Kandungan polifenol yang tinggi dalam teh hijau dimanfaatkan untuk
membunuh bakteri-bakteri perusak dan juga bakteri yang menyebabkan penyakit
di rongga mulut (penyakit periodontal) (Kushiyama dkk, 2009). Konsumsi teh
hijau juga dipercayai memiliki efek untuk menurunkan angka mortalitas
pasienpasien dengan penyakit pneumonia (Watanabe dkk, 2009). Kandungan
senyawa-senyawa dalam teh hijau sangatlah kompleks yaitu protein (15-20%);
asam amino seperti teanine, asam aspartat, tirosin, triptofan, glisin, serin, valin,
leusin, arginin (1-4%); karohidrat seperti selulosa, pectin, glukosa, fruktosa,
sukrosa (5-7%); lemak dalam bentuk asam linoleat dan asam linolenat; sterol
dalam bentuk stigmasterol; vitamin B,C,dan E; kafein dan teofilin; pigmen seperti
karotenoid dan klorofil; senyawa volatile seperti aldehida, alkohol, lakton, ester,
dan hidrokarbon; mineral dan elemen-elemen lain seperti Ca, Mg, Mn, Fe, Cu, Zn,
Mo, Se, Na, P, Co, Sr, Ni, K, F, dan Al (5%) (Cabrera dkk, 2006).
oolong teridentifikas
Sumber: Karori et al (2007). i)
3. Pelayuan
Pada tahap ini, daun yang telah dicuci ditiriskan dan dianginkan-anginkan.
Pembuatan teh daun sirsak didasarkan pada penelitian Tuminah (2004) dalam Adri
dan Wikanastri (2013). Daun teh dilayukan pada suhu 700C selama 4 menit.
Kondisi operasi pelayuan ini diacu sebagai kondisi optimum pelayuan daun
sirsak.
4. Pengeringan
Secara tradisional, makanan dikeringkan dengan sinar matahari tetapi
sekarang beberapa makanan didehidrasi dibawah kondisi pengeringan yang
terkendali dengan menggunakan aneka ragam metoda pengeringan salah satunya
dengan menggunakan oven. Tahap pengeringan bertujuan untuk mengurangi
kadar air pada daun hingga mencapai 4%. Sedangkan proses pengeringan daun
sirsak dilakukan pada suhu < 600C. Perubahan zat gizi dalam makanan terjadi
pada beberapa tahap selama pemanenan, persiapan, pengolahan, distribusi, dan
penyimpanan. Pengolahan dengan panas mengakibatkan kehilangan beberapa zat
gizi terutama zat-zat labil yang tidak tahan suhu tinggi seperti asam askorbat,
tetapi teknik dan peralatan pengolahan dengan panas yang modern dapat
memperkecil kehilangan zat gizi. Semua perlakuan pemanasan harus di optimisasi
untuk mempertahankan nilai gizi dan mutu produk serta menghancurkan mikroba
(Buckle at al,2013).
5. Penggilingan
Proses penggilingan bertujuan untuk memperkecil ukuran daun sirsak
kering sehingga mudah dalam proses pengemasan.
BAB 3 METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.1 Alat
1. Kain Saring
2. Oven
3. Neraca
4. Peralatan Gelas
5. Panci Teh Hijau/Teh Hitam
6. Spatula Kayu
7. Teflon
8. Ayakan
9. Baskom Penimbangan 50 gram
10. Sendok
Air mendidih 500 ml
3.1.2 Bahan Ekstraksi 5 menit
1. Teh Hitam
Ampas
2. Teh hijau Filtrasi
3. Teh Wangi
4. Aquades
5. Sukrosa/ gula kristal putih
6. Bubuk kayu manis Ekstrak Teh
Pengayakan
Teh Instan
Pertama siapkan teh hitam dan teh hijau, kemudian ditambahkan air panas
500 ml dan diamkan selama 5 menit, fungsi pendiaman adalah untuk
memaksimalkan proses ekstraksi. Kemudian di filtrasi untuk memisahkan ekstrak
teh dan ampas teh. Ambil @100 ml kedalam 3 gelas untuk ditambahkan gula
dengan perbandingan (1:1), (1:1,5), (1:2), dilakukan perbedaan perbandingan
untuk mengetahui penerimaan konsumen terhadap produk teh dengan konsentrasi
gula yang berbeda. Kemudian dilakukan pemanasan diatas teflon sampai terjadi
proses kristalisasi ditandai dengan larutan mengental. Selanjutnya adonan
didinginkan sambil terus diaduk hingga menjadi bubuk. Bubuk yang dihasilkan
tidak seragam dan masih terdapat bubuk berukuran besar sehingga perlu
dilakukan pengecilan ukuran menggunakan mortar. Selanjutnya teh bubuk diayak
supaya didapat teh instan yang seragam dengan ukuran tertentu.
Teh Instan
Penimbangan 50 gram
Teh Celup
F
Sumber variasi Db JK RK
Hitung Tabel
Total 134 122,81
Sampel 8 21,22 2,65 3,48 1,96
Panelis 14 16,37 1,17 1,54 1,78
Error 112 85,23 0,76
3. Uji Skoring Pembedaan Rasa
F
Sumber variasi Db JK RK
Hitung Tabel
Total 134 126,33
Sampel 8 31,79 3,97 6,86 1,96
Panelis 14 29,66 2,12 3,66 1,78
Error 112 64,87 0,58
F
Sumber variasi Db JK RK
Hitung Tabel
Total 134 149,88
Sampel 8 53,61 6,7 8,87 1,96
Panelis 14 11,66 0,83 1,1 1,78
Error 112 84,61 0,76
2. Uji Skoring Pembedaan Aroma
Panelis Panelis ( Panelis)2 (Respon Individu)2
1. 22 484 68
2. 30 900 104
3. 24 576 68
4. 31 961 117
5. 27 729 83
6. 25 625 73
7. 26 676 80
8. 26 676 84
9. 28 784 106
10. 25 625 71
11. 29 841 97
12. 27 729 91
13. 28 784 102
14. 20 400 48
15. 32 1024 116
Jumlah 400 10814 1308
F
Sumber variasi Db JK RK
Hitung Tabel
Total 134 122,81
Sampel 8 21,22 2,65 3,48 1,96
Panelis 14 16,37 1,17 1,54 1,78
Error 112 85,23 0,76
3. Uji Skoring Pembedaan Rasa
Panelis Panelis ( Panelis)2 (Respon Individu)2
1. 22 484 66
2. 22 484 64
3. 25 625 79
4. 21 441 53
5. 16 256 30
6. 17 289 37
7. 22 484 58
8. 25 625 75
9. 30 900 112
10. 24 576 70
11. 22 484 60
12. 17 289 41
13. 17 289 39
14. 13 169 21
15. 23 529 61
Jumlah 316 6924 866
F
Sumber variasi Db JK RK
Hitung Tabel
Total 134 126,33
Sampel 8 31,79 3,97 6,86 1,96
Panelis 14 29,66 2,12 3,66 1,78
Error 112 64,87 0,58
BAB 5 PEMBAHASAN
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini yaitu sebagai
berikut :
1. Proses pembuatan teh instan antara lain dengan dilarutkan, diekstraksi,
dipanaskan dan dihaluskan. Sedangkan untuk teh celup bungkus
campuran teh dan kayu manis dengan kain nilon untuk kemudian
diseduh
2. Dari uji yang telah dilakukan dengan 15 panelis didapatkan hasil
berbeda nyata.
6.2 Saran
Saran saya yaitu lebih fokus kepada praktikum agar praktikum cepat selesai
DAFTAR PUSTAKA
Buckle T, Kuil J, van den Berg NS, Bunschoten A, Lamb HJ, Yuan H, et al. (2013)
Use of a Single Hybrid Imaging Agent for Integration of Target Validation
with In Vivo and Ex Vivo Imaging of Mouse Tumor Lesions Resembling
Human DCIS. PLoS ONE 8(1): e48324. doi:10.1371/journal.pone.0048324
Cabrera, C., Artacho, R. & Gimenez, R., 2006. Beneficial Effects of Green Tea
A Review. J Am Coll Nutr, 25(2): 79- 99.
Sujayanto, G. 2008. Khasiat Teh Untuk Kesehatan dan Kecantikan. Flona Serial
hal. 34-38. Jakarta : ITB.
Verma, R.K., Mishra, P., Singh, K.K., Jha., Dan R.L., Khosa, Alpinia Galanga A
Important Medicinal Plant: A Review. Der. Pharmacia Sinica, Journal of
Chemistry, 2011, 2:142-154.
Watanabe, I. et al., 2009. Green Tea and Death from Pneumonia in Japan: The
Ohsaki Cohort Study. Am J Clin Nutr, 90:672679.
Wikanastri. 2013. Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik Teh Daun Sirsak
(Annona muricata Linn.) Berdasarkan Variasi Lama Pengeringan. Semarang :
Journal Pangan dan Gizi, 04 (7) : 1-12.
Winarsi, Hery. 2011. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius.