Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rizka Rola Puspita

NIM : 151710101111
Kelas :THPC
ZONING AREA
Zoning merupakan penetapan tingkat higienitas suatu area berdasarkan
produk yang dihasilkan, lingkungan, resiko kontaminasi, dan tipe cleaning yang
dilakukan (Sukardi et al., 2007)
Zoning ditentukan berdasarkan kegiatan yang dilakukan pada kegiatan
exhibition dan dengan mempertimbangkan akses atau sirkulasi sekitar site dan
menuju site. Zoning dibedakan berdasarkan sifat kegiatan, yaitu publik, semi publik,
semi privat dan privat. Penempatan zoning ini merupakan respon terhadap faktor fisik
lingkungan dan faktor nonfisik lingkungan yang terdapat pada tapak atau site, yaitu
pulau yang terletak di tengah danau. Penempatan zoning ini bertujuan memperjelas
pola kegiatan yang ada dengan karakteristik kegiatan masing-masing.
Zoning dibagi menjadi 4 yaitu sebagai berikut :
1. Publik
Berada dibagian depan dan sekitar area bangunan untuk memberikan
akses bagi pengunjung untuk menikmati area publik serta
menyumbangkan ruang terbuka untuk kota.
2. Semi publik
Berisikan ruang ruang dengan kegiatan khusus agar memiliki akses
langsung kejalan besar
3. Privat
Diletakkan agak masuk kedalam tapak dan jauh dari jalan raya untu
mengurangi kebisingan. Diletakkan agak kebelakang agar mudah dalam
pengolahan dan hubungannya dengan servis.

4. Servis
Diletakkan dibagian belakang, agar langsung berhubungan dengan side
entrance. Diletakkan dibagian belakang agar tidak mengganggu dan
menutupi tampak bangunan.

DESINFEKTAN
Definisi Desinfektan
Desinfektan merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh
mikroorganisme. Disinfektan adalah perlakuan fisika atau senyawa kimia yang
digunakan untuk membunuh mikroorganisme. Disinfeksi adalah proses yang
dilakukan dengan tujuan membunuh kuman. Disinfeksi terhadap air perlu dilakukan,
karena mikroorganisme sangat cepat berkembang di dalam air (Pelczar, M.J., dan
Chan, E.C.S., 2009).

Ciri-ciri Desinfektan
Ciri-ciri desinfektan yang ideal yaitu :
- Aktivitas antimicrobial. Kemampuan subtansi untuk mematikan berbagai
macam mikroorganisme.
- Kelarutan. Substansi itu harus dapat larut dalam air atau pelarut-pelarut lain
sampai pada taraf yang diperlukan untuk dapat digunakan secara efektif.
- Stabilitas. Perubahan yang terjadi pada substansi itu bila dibiarkan beberapa
lama harus seminimal mungkin dan tidak boleh menghilangkan sifat
antimikrobialnya
- Tidak bersifat racun bagi makhluk hidup. Bahwa substansi tersebut harus
bersifat letal bagi mikroogranisme dan tidak berbahaya bagi manusia ataupun
hewan lain.
- Kemampuan menghilangkan bau yang kurang sedap. Sebaiknya desinfektan
tersebut tidak berbau atau hendaknya menimbulkan bau sedap.
- Berkemampuan sebagai detergen Suatu desinfektan juga merupakan detergen
yang efeknya juga sebagai pembersih.
- Ketersediaan dan biaya Desinfektan harus tersedia dalam jumlah besar dan
dengan harga yang pantas.
- Keserbasamaan (homogenity) Dalam penyiapan komposisinya harus seragam.
- Aktifitas antimikrobial pada suhu kamar atau suhu tubuh. Aktifitas
desinfektan digunakan pada suhu yang biasa dijumpai pada lingkungan untuk
penggunaan senyawa yang bersangkutan.
- Kemampuan untuk menembus. Bila substansi dapat menembus permukaan,
maka aksi antimikrobialnya hanya terbatas pada siklus aplikasinya saja.
- Tidak menimbulkan karat dan warna Maksudnya suatu desinfektan
diupayakan tidak menimbulkan warna atau merusak kain.
- Tidak bergabung dengan bahan organik, karena apabila bergabung dengan
bahan organik, maka sebagian besar desinfektan tersebut akan menjadi aktif. (
Pelczar, 1986).

Penggolongan Desinfektan
Disinfektan dibagi dalam beberapa golongan, antara lain: fenol dan senyawa
fenolik, bisfenol, golongan biguanida, golongan halogen, golongan alkohol, logam
berat dan campurannya, surfaktan, quat, bahan pengawet, golongan aldehid, gas
kemosterilisator dan golongan peroksigen (Radji, 2011). Menurut (Harper & Row,
1984), desinfektan dapat digolongkan dalam beberapa kelompok, yakni :
1. Senyawa halogen
Klor dan yodium merupakan dua unsur halogen yang dalam banyak hal telah
digunakan karena sifatnya yang anti mikroorganisme.
- Yodium Yodium telah digunakan secara luas untuk desinfeksi kulit dan
bersifat germisida terhadap hampir semua kuman pathogen, termasuk
fungi dan virus. Begitu pula spora, walaupun diperlukan waktu lebih lama.
Yodium mungkin pula digunakan untuk mendesinfeksi berbagai barang
peralatan dan untuk sanitasi instrumen tertentu.
- Klor Elemen berbentuk gas ini berkhasiat bakterisid kuat yang dalam
konsentrasi kecil dapat dengan cepat membunuh kebanyakan bakteri,
spora, fungi, dan virus. Penggunaan utamanya adalah sebagai desinfeksi
lantai, air minum, dan kolam renang (Dwidjoseputro, 1978).
2. Senyawa Fenol
- Fenol Larutan fenol (2-4)% berguna sebagai desinfektan. Karbol
merupakan nama lain untuk fenol. Fenol juga digunakan sebagai standar
untuk pembanding dengan desinfektan lain (Dwidjoseputro, 1978).
- Kresol Merupakan derivate metal dengan minimal 50% metakresol,
khasiatnya 3 kali lebih kuat daripada fenol, sedangkan toksisitasnya sama.
Digunakan sebagai desinfektan rumah tangga dan peralatan, misalnya
lysol dan kreotin.
3. Alkohol, Aldehida, dan Asam
- Etanol Etanol murni kurang daya bunuhnya terhadap bakteri. Etanol dan
juga isopropanol pada kadar 60-80% dalam air berkhasiat bakterisid dan
fungisid kuat, yang bekerja cepat. Spectrum kerjanya meliputi kuman
gram negatif dan gram positif, termasuk basil TBC, tetapi tidak efektif
terhadap spora. Terhadap virus dibutuhkan konsentrasi yang relative lebih
tinggi dan dalam lingkungan basa.
- Formaldehid Larutan gas ini dalam air berkhasiat bakterisid, fungisid dan
virusid, termasuk terhadap basail TBC, tetapi kerjanya relatif lambat
(beberapa jam).
- Asam asetat Asam cuka berkhasiat bakterisid dan sangat aktif terhadap
Pseudomonas dan Hemofilus.
4. Senyawa logam berat
- Merkuriklorida, berkhasiat bakteriosatis dan fungistatis.
- Merbromin peraknitrat, bekerja bakteriostatis lemah terhadap
staphylococci dan streptococci.
- Peraknitrat, ion perak bersifat bakterisid kuat.
- Silversulfadiazin, senyawa kompleks dari perak dengan sulfaidiazin ini
memiliki kerja bakterisid kuat terhadap banyak bakteri.
- Sengsulfat, berkhasiat bakteriostatis lemah

DAFTAR PUSTAKA

Alan, S. W. 1981. Organic Chemistry. New York : Harper & Row Publisher.
Dwidjoseputro, D. 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Penerbit Djambatan.
Pelczar. J. Michael dan Chan E.C.S. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta :
Universitas Indonesia.
Pelczar MJ, dan Chan ECS. 2009. Dasar-Dasar Mikrobiologi. edisi 2. Jakarta : UI
Press. h. 452-459, 489-490.
Radji, M., 2011. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan
Kedokteran. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Sukardi, Astuti dan Dianasari.2007. Evaluasi dan Revisi Standard Operational
Procedure (SOP) Cleaning di Area Produksi Susu Kental Manis di PT. X.
Jurnal Teknologi Pertanian, Vol 8 No. Malang : Universitas Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai