1. Pendahuluan
Pengolahan hulu kakao mengolah buah kakao menjadi biji kakao. Mutu biji kakao
ditentukan berdasar SNI 2323-2008. Pada SNI tersebut ada beberapa kriteria yang perlu
dipenuhi oleh biji kakao.
1.1 Penggolongan biji kakao
Biji kakao digolongkan menurut jenis tanaman, jenis mutu dan ukuran berat bijinya.
Menurut jenis tanaman, biji kakao digolongkan ke dalam jenis mulia (Fine cocoa/F) dan
jenis lindak (Bulk cocoa/B). Biji kakao mulia adalah biji kakao yang berasal dari tanaman
kakao jenis criollo dan trinitario serta hasil persilangannya, sedangkan biji kakao lindak
berasal dari tanaman kakao jenis forastero. Menurut jenis mutunya, biji kakao digolongkan ke
dalam 3 jenis mutu yaitu : mutu I, mutu II dan mutu III.
Menurut ukuran berat bijinya yang dinyatakan dalam jumlah biji per 100 gram
contoh, biji kakao digolongkan dalam 5 golongan ukuran dengan penandaan :
AA = maksimum 85 biji per 100 gram
A = 86-100 biji per 100 gram
B = 101-110 biji per 100 gram
C = 111-120 biji per 100 gram
S = > 120 biji per 100 gram
1.2 Syarat mutu biji kakao
Syarat mutu umum biji kakao dapat dilihat pada Tabel 1 dan syarat mutu khusus biji
kakao dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1. Persyaratan umum mutu biji kakao
No
.
1.
2.
3.
4.
Jenis uji
Satuan
Persyaratan
Serangga hidup
Kadar air
Biji berbau asap dan atau berbau asing
Kadar benda asing
% fraksi massa
-
Tidak ada
Maks 7,5
Tidak ada
Tidak ada
Kakao
lindak
IF
IB
Biji
berjamur
maksimum
(%biji/biji)
2
Biji slaty
Maksimum
(%biji/biji)
Biji
berserangga
maksimum
(%biji/biji)
1
3
1
Kotoran
maksimum
(%biji/biji)
1,5
Biji
berkecambah
maksimum
(%biji/biji)
2
II F
II B
4
III F
III B
4
1.3 Istilah dan definisi
8
20
2
2
2
3
3
3
Serangga hidup : serangga pada stadia apapun yang ditemukan hidup pada partai barang
Biji berbau asap abnormal atau berbau asing : biji yang berbau asap, atau bau asing lainnya
yang ditentukan dengan metode uji
Benda asing : benda lain yang berasal bukan dari tanaman kakao
Biji berjamur : biji kakao yang ditumbuhi jamur di bagian dalamnya dan apabila dibelah
dapat terlihat dengan mata.
Biji slaty (tidak terfermentasi) : pada kakao lindak, separuh atau lebih irisan permukaan
keping biji berwarna keabu-abuan atau biru keabu-abuan bertekstur padat dan pejal.
Pada kakao mulia warnanya putih kotor.
Biji berserangga : biji kakao yang di bagian dalamnya terdapat serangga pada stadia apapun
atau terdapat bagian-bagian tubuh serangga, atau yang memperlihatkan kerusakan
karena serangga yang dapat dilihat oleh mata.
Kotoran : benda-benda berupa plasenta, biji dempet (cluster), pecahan biji, pecahan kulit, biji
pipih, ranting dan benda lainnya yang berasal dari tanaman kakao.
Biji dempet (cluster) : biji kakao yang melekat (dempet) tiga atau lebih yang tidak dapat
dipisahkan dengan satu tangan.
Pecahan biji : biji kakao yang berukuran kurang dari setengah (1/2) bagian biji kakao yang
utuh
Pecahan kulit : bagian kulit biji kakao tanpa keping biji
Biji pipih : biji kakao yang tidak mengandung keping biji atau keping bijinya tidak bisa
dibelah
Biji berkecambah : biji kakao yang kulitnya telah pecah atau berlubang karena pertumbuhan
lembaga.
2. Metodologi
2.1 Bahan
Bahan yang digunakan adalah biji kakao fermentasi.
2.2 Alat
Alat yang digunakan : neraca, ayakan, botol timbang, mortar, pisau, kaca arloji
NIM:
Pengamatan
Serangga hidup
Benda asing
Kadar air
Hasil
1:
2:
1:
2:
1:
2:
1:
2:
1:
2:
1:
2:
1:
2:
Biji dempet
Pecahan biji
Pecahan kulit
Biji pipih
Ranting
Jumlah biji per seratus gram
Biji berjamur
1:
2:
1:
2:
1:
2:
1:
2:
Biji slaty
Biji berserangga
Biji berkecambah
Jember ,