Anda di halaman 1dari 5

MATA KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH PANGAN DAN

HASIL PERTANIAN

Oleh:
Kelompok 6 / THP B
Andry Setiya Purnama. (151710101005)

Nico Pradtya Anandra. (151710101068)

Nurul Nofiyanti (151710101077)

Melly Putri Andika. (151710101110)

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2018
Sistem Manajemen Lingkungan Persyaratan Dengan Panduan Penggunaan

10. Perbaikan
10.1 Umum
Organisasi harus menentukan peluang untuk perbaikan dan melaksanakan
tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diharapkan dari sistem
pengelolaan lingkungannya. contoh dari perbaikan ini yaitu mengevaluasi kinerja
secara terus menerus dengan melakukan (pemantauan, pengukuran), mengevaluasi
penataan, mengaudit internal dan meninjau sistem manajemen.

10.2 Ketidaksesuaian dan Tindakan Korektif


“Ketidaksesuaian merupakan suatu hasil atau proses yang tidak
direncanakan. Ketidak sesuaian juga dapat didefinikan sebagai tidak terpenuhinya
persyaratan kebutuhan atau harapan yang dinyatakan, dan umumnya bersifat
wajib.”

Hal yang dilakukan organisasi ketika terjadi ketidak sesuaian antara lain:

1. Bereaksi terhadap ketidaksesuaian dan jika dapat diberlakukan:


“bereaksi yang dimaksud dalam hal ini yaitu tindak
a. melaksanakan tindak untuk mengendalikan dan melakukan koreksi;
“tindak pengendalian dilakukan untuk menangani ketidaksesuaian
yang terjadi pada suatu sistem, dan tindak koreksi dilakukan untuk
memeriksa penyebab dari ketidaksesuaian tersebut dapat terjadi’
b. menangani ketidaksesuaian termasuk mitigasi dampak lingkungan
yang merugikan
“penanganan yang dilakukan tidak hanya pada lingkup lingkungan
kerja tetapi juga harus memperhitungkan dampak yang ditimbulkan
dari ketidaksesuaian tersebut terutama dampak buruk yang dapat
terjadi pada lingkungan alam sekitar’
2. Mengevaluasi kebutuhan tindakan untuk menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian supaya tidak terjadi kembali atau terjadi di tempat lain,
dengan:
“ketidaksesuaian yang terjdi memerlukan tindakan penanganan, tindakan
pengananganan yang diberikan harus sesuai dengan porsi ketidaksesuaian
yang tejadi supaya tidak terulang kembali ketidaksesuaian tersebut”
a. meninjau ketidaksesuaian;
“tahap pertama yaitu peninjauan ketidaksesuaian, dilakukan dengan
meninjau, meneliti atau mempelajari untuk menentukan penyebab dan
dampak yang dihasilakan dari ketidaksesuaian tersebut”
b. menentukan penyebab ketidaksesuaian;
“setelah dilakukan peninjauan, dilakukan pengkerucuktan penyebab
yang terjadinya ketidak sesuaian. Penyebab ketidak sesuaian tersebut
dapat menentukan tindakan koreksi yang akan dilakukan”
c. menentukan apakah ada ketidak sesuaian yang serupa, atau dapat
berpotensi terjadi
“penyebab dari ketidaksesuaian tersebut juga dapat dijadikan sebagai
acuan untuk melakukan pencegahan terulangnya ketidak sesuaian
yang terjadi”
3. Menerapkan setiap tindakan yang diperlukan
“penerapan penanganan harus sesuai dengan yang ada dibuku panduan
atau pedoman masing-masing organisasi atau perusahaan. Tindakan-
tindakan tersebut yang diperlukan tersebut harus dilaksanakan semuanya
secara urut dan teratur”
4. Meninjau keefektifan setiap tindak koreksi yang diperlukan
“tindak koreksi yang dilakukan harus ditinjau juga untuk pelaksanaannya,
apakah tindakan tersebut efektif atau sebaliknya. Tindakan koreksi yang
efektif akan mempermudah organisasi untuk menganani ketidaksesuaian
yang terjadi. Efektifitas tindak koreksi dapat didasarkan pada waktu,
biaya, tenaga dan hasil yang diperoleh”
5. Melakukan perubahan pada sistem manajemen lingkungan bila diperlukan
“suatu sistem perlu dirubaha apabila dianggap sudah tidak relevan,
sehingga sistem baru yang dihasilkan dapat berjalan lebih efektif dan
efisien dalam pengendalian, pencegaghan dan penanganan ketidaksesuaian
yang mungkin terjadi”

Tindak korektif harus sesuai dengan tinkat penting dari pengaruh ketidaksesuaian
yang terjadi termasuk dampak lingkungan.
“tindak korektif yang dilakukan harus sesuai dengan kebutuhan atau tingkat
ketidaksesuaian yang terjadi supaya hasil yang diperoleh optimal dengan waktu,
biaya dan tenaga yang seuai. Selaian memperhitungkan hal tersebut harus
diperhitungkan juga mengenai dampak yang dapat mengancam kelestarian
lingkungan”

Organisasi harus menyimpan informasi terdokumentasi sebagai bukti dari:


“informasi ini berguna untuk mempermudak pelacakan data mengenai kejadian
atau tindakan kereksi yang pernah diambil, apabila terjadi suatu ketidaksusuaian
yang sama atau kegagalan tindak koreksi yang pernah diambil. Selain hal tersebut
juga pemantauan mengenai hasil tindak oreksi yang pernah diambil pada saat
penangan ketidaksesuaian”

a. sifat ketidaksesuaian dan setiap tindakan yang dilakukan berikutnya


b. hasil setiap tindakan korektif

10.3 Perbaikan Berkelanjutan


Organisasi harus memperbaiki secara berkelanjutan kesesuaian, kecukupan
dan keefektifan dari sistem manajemen ingkungan untuk meningkatkan kinerja
lingkungan

Maksud dari organisasi harus memperbaiki secara berkelanjutan dan yang


dimaksud dengan kecukupan dan keefektifan sistem menajemen lingkungan untuk
meningkatkan kinerja lingkungan adalah untuk memastikan bahwa organisasi
tersebut mampu mencapai hasil yang diharapkan dari sistem menajemen
lingkungannya juga untuk mencegah atau mengurangi pengaruh yang tidak
diharapkan dan untuk mencapai perbaikan berkelanjutan, hal ini juga dapat
menentukan suatu organisasi untuk melihat peluang masalah yang perlu diatasi
yang bisa berhubungan dengan aspek lingkungan , kewajiban penataan, isu lain
atau kebutuhan dan harapan dari pihak pihak yang berkepentingan yang dapat
mempengaruhi kemampuan organisasi untuk mencapai hasil yang diharapkan dari
sistem manajemen lingkungannya, misanya

a. Peningkatan banjir disebabkan oleh perubahan ilim yang dapat


mempengaruhi tapak organisasi,
b. Kelangkaan air selama periode kekeringan yang dapat mempengaruhi
kemampuan organisasi untuk mengoprasikan peralatan pengendali emisi

Perubahan lingkungan yang merugikan atau menguntungkan merupakan


sebagai akibat dari seluruh atau sebagian aspek lingkungan yang disebut dampak
lingkungan . organisasi harus menentukan aspek lingkungan untuk presepektif
daur hidup. , yaitu mempertimbangkan secra hati hati tahapan daur hidup yang
dapat dikendalikan atau dipengaruhi oleh organisasi dianggap sudah memadai.
Tahapan daur hidup produk atau jasa mencakup pengadaan bahan baku, desain,
produksi, transportasi, prnggunaan , pengolahan akhir dan pembuangan akhir.
Selain itu suatu organisasi harus menentukan aspek lingkungan untuk menetapkan
perhitugan masukan dan keluaran baik yang diharapkan maupun yang tidak
diharapkan yang berkaitan dengan kegiatan , produk atau jasa.

Ketika suatu organisasi menentukan aspek lingkungan , organisasi harus


mempertimbangkan :

a. Emisi ke udara
b. Pelepasan ke air
c. Pelepasan ketanah
d. Penggunaan bahan baku Dn sumber daya alam
e. Penggunaan enrgy
f. Energi yang dipancarkan ( misalnya panas, radiasi, getarann ( kebisinga,
cahaya))
g. Timbukan limbah dan produk samping
h. Penggunaan ruang

Aspek lingkungan dapat menjadi tidak penting ketika hanya


mempertimbangkan kriteria lingkungan, neskipun kriteria lingkungan merupakan
kriteria utama untuk menilai aspek lingkungan. Kriteria lainnya yang harus
dipertimbangkan seperti persyaratan hukum dan persyaratan pihak yang
berkepentingan yang dimaksudan untuk menurunkan suatu aspek penting
berdasarkan dampak lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai