Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS DAN PEMBUATAN TEH DARI RAMBUT JAGUNG

(Zea Mays L. Sacharata)


Atika Amalia*) dan Cici Yesi Rahma Yuni*) dan Ridwan Arif*) dan Antun Kamilah

Laboratorium SMK-SMAK Padang


Jl. Alai Pauh V Kel.kapalo koto no 13 Kec. Pauh Kota Padang

*)corresponding author Email : ciciyesirahmayuni@gmail.com

ABSTRAK

Rambut jagung (Zea Mays L.Sacharata) merupakan bagian dari tanaman jagung yaitu bagian tangkai
putik.Rambut jagung memiliki kandunganvitamin K, alfa tokoferilkuinon, beta-sitosterol, stigmesterol, asam
yushushu dan volatile alkaloid yang bermanfaat dalam Pengobatan berbagai penyakit seperti hipertensi, batu
ginjal, radang ginjal, diabetes mellitus, hepatitis, infeksi saluran kemih, dan batu kandung empedu. Teh adalah
minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau
tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas.Teh Herbal adalah sebutan
racikan bunga, daun, biji, akar, atau buah kering untuk membuat minuman yang juga disebut teh
herbal.Walaupun disebut “teh”, racikan atau minuman ini tidak tentu harus mengandung daun dari tumbuhan
teh.Untuk mengetahui kandungan serta manfaat dari teh herbal rambut jagung ini dilakukan pengujian dengan
hasil yang didapatkan yaitu kadar air 1,6%, kadar ekstrak dalam air 47,81%, kadar serat kasar 4,5%, kadar abu
larut dalam air dari abu total 1,04% ,kadar alkalinitas abu larut dalam air (sebagai KOH) 1,29%, angka lempeng
total 9,3 x 102, kadar abu total = 4,27%, kadar abu tak larut dalam asam = 0,62% dan serta cemaran mikroba (uji
coliforom) yang tidak melebihi standar SNI. Dan juga terdapat senyawa metabolit sekunder seperti : tannin,
saponin dan flavanoid yang berguna dan bermanfaat bagi tumbuhan dan manusia.Dari sepuluh parameter yang
dilakukan didapatkan hasil yang sesuai dengan SNI 01-3836-2000 Teh Kering dalam Kemasan.

Kata kunci : Rambut Jagung, teh, teh herbal, kandungan rambut jagung

ABSTRACT
Hair corn (Zea Mays L.Sacharata) is part of the corn plant that is part of the pistil stalk. Hair corn contains vitamin
K, tokoferilkuinon alpha, beta-sitosterol, stigmesterol, yushushu acid and volatile alkaloids useful in the treatment
of various diseases such as hypertension, kidney stones, kidney inflammation, diabetes mellitus, hepatitis,
urinary tract infections, and gall bladder stones. Tea is a drink that contains caffeine, an infusion that is made by
brewing the leaves, leaf buds, dried leaves or stems of the plant Camellia sinensis in hot water. Herbal tea is a
blend designation flowers, leaves, seeds, roots, or dried fruit to make a drink that is also called herbal teas.
Although the so-called "tea", or drink this concoction does not necessarily have to contain the leaves of the tea
plant. Like herbal tea Satoimo, derived from the fruit of taro (tuber) Satoimo dried and contrived beverages like
tea like. To determine the properties and benefits of herbal teas corn silk is made with the results obtained
testing the water content of 1.6%, the water content in the extract of 47.81%, crude fiber content of 4.5%, water
soluble ash content of total ash 1.04%, content of water-soluble ash alkalinity (as KOH) 1.29%, total plate count
of 9.3 x 102, total ash content = 4.27%, ash content insoluble in acid = 0.62% and and microbial contamination
(coliforom test) that does not exceed the ISO standard. And there are also secondary metabolites such as
tannins, saponins and flavonoids are useful and beneficial to plants and humans. Of the ten parameters is done
in accordance with the results obtained SNI 01-3836-2000 Packaged Dry Tea.

Keywords:HairCorn, tea, herbal tea, corn silkcontent

PENDAHULUAN Tanaman jagung memiliki banyak manfaat


dalam kebutuhan hidup sehari-hari.Namun,
Jagung (Zea mays L.) merupakan bagian yang banyak dimanfaatkan masyarakat
tanaman pangan yang mengandung banyak hanya buah.Pada hal hampir semua bagian dari
karbohidrat. Di Indonesia, daerah-daerah tanaman jagung dapat dimanfaatkan.Salah satu
penghasil utama tanaman jagung adalah Jawa bagian dari jagung yang sering diabaikan
Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Madura, D.I. masyarakat adalah rambut jagung.Rambut
Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi jagung merupakan limbah dari industri pangan
Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku. buah jagung.Rambut jagung mengandung zat
Jurnal SMK SMAK Padang 1
antioksidan seperti saponin, zat samak, metode gravimetri, uji kadar ekstrak dalam air
flavonoid, beta-karoten, minyak atsiri, minyak metode gravimetri, uji serat kasar metode
lemak, alantoin, dan zat pahit.Zat antioksidan gravimetri, uji kadar abu metode gravimetri, uji
merupakan suatu zat yang dapat menghambat kadar abu larut dalam air metode gravimetri, uji
reaksi oksidasi. Didalam tubuh antioksidan dapat kadar abu larut dalam asam metode
melindungi sel dari bahaya radikal bebas gravimetri,uji alkalinitas abu larut dalam air
oksigen reaktif. Radikal bebas ini bisa berasal (sebagai KOH) metode alkalimetri, uji metabolit
dari proses metabolisme tubuh. Rambut jagung sekunder secara kualitatif metode maserasi.
juga mengandung maysin, beta-sitosterol,
geraniol, hordenin, limonen, mentol, dan Sumber bahan baku pembuatan teh
viteksin, yang diantaranya berfungsi sebagai zat
penurun tekanan darah.Selain itu rambut jagung Rambut jagung didapatkan dari penjual jagung
juga mempunyai manfaat seperti peluruh air bakar daerah pasar belimbing dan bunga melati
seni, antioksidan (sebagai penangkal radikal diambil dari rumah cici yesi rahma yuni.
bebas) dan sebagai anti mikroba (Rifianto Aziz,
2013).
Rambut jagung merupakan limbah industri Rambut jagung sortasi
dan rumah tangga.Apabila limbah rambut jagung
dibuang sembarangan dan tidak diolah dapat
mencemari lingkungan karena dapat
menghasilkan bau busuk dan tengik.Untuk Tiriskan dan kering Cuci rambut jagung
mengurangi limbah tersebut rambut jagung anginkan sampai bersih
diolah menjadi teh.Rambut jagung yang
digunakan untuk produk teh hampir semua dari
jenis jagung. Namun, untuk produk teh yang
lebih bermanfaat berasal dari rambut jagung Panaskan dalam oven suhu
manis (zea mays L. sacharata) karena 500C sampai warna coklat
kandungan zat antioksidan seperti flavonoid kehitaman
lebih tinggi bila dibandingkan dengan jenis
jagung lain (http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung).
Teh merupakan minuman yang sangat
populer dalam masyarakat yang biasanya Dinginkan kemudian Potong
dikonsumsi dari tanaman Camelia sinensis.Teh Teh siap di
kemas rambut jagung yang telah kering
mengandung flavonoid sebagai zat antioksidan menjadi ukuran yang lebih kecil
seperti polifenol, katekin.Sedangkan teh rambut
jagung merupakan minuman yang diperoleh dari
rambut jagung.Kandungan utama rambut jagung
Pembuatan produk
yaitu flavonoid, saponin, dan beta-karoten.Dari
penjelasan diatas maka teh rambut jagung
Alat dan bahan yang digunakan untuk
merupakan minuman fungsional.Minuman
pembuatan produk
fungsional adalah minuman yang merupakan
salah satu jenis dari pangan fungsional.Pada
pembuatan teh dari rambut jagung ditambahkan Alat
serbuk melati yang bertujuan untuk menambah Oven, kompor, panci, baskom, tirisan bambu,
aroma dari teh tersebut, selain itu melati juga gunting, sendok.
berfungsi sebagai anti radang, peluruh batu
kencing, melancarkan pernafasan dan juga Bahan
melancarkan pengeluaran keringat rambut jagung dan bunga melati.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Teh).
Alat dan bahan yang digunakan untuk
analisa
METODOLOGI
Alat gelas
Metodologi penelitian Gelas piala 250 mL, labu ukur 500 mL, pipet
gondok 50 mL, corong, erlenmeyer 250 mL,
Metodologi yang digunakan untuk analisa batang pengaduk,gelas ukur 100 mL, pendingin
produk teh dari rambut jagung yaitu uji angka tegak, cawan petri, tabung reaksi, cawan
lempeng total (ALT), uji coliform, uji kadar air
Jurnal SMK SMAK Padang 2
porselen, cawan penguap, buret 50 mL, pipet masukkan kedalam cawan porselen yang telah
tetes, lampu spritus,Pipet takar 10 mL diketahui beratnya, Dipanaskan dalam oven
selama 2 jam dengan suhu 1050C sampai berat
Alat non gelas tetap. Hitung kadar serat kasar yang terdapat
Cawan porselen, cawan penguap, standar dan dalam sampel.
klem, oven makanan, rak tabung reaksi, labu
semprot,Standar dan klem, Jarum ose, Gegep Uji kualitatif metabolit sekunder metode
maserasi :
Alat penunjang a. Preparasi sampel
Sampel dipreparasi terlebih dahulu dengan
Oven, desikator, neraca analitik, heating mantel, menggunakan aquadest kemudian diamkan
penangas air, kompor dan gas, incubator, sebentar.
Colony counter, furnace.
b. Saponin
Cara kerja pengujian mutu produk Masukkan sejumlah sampel kedalam
tabung reaksi, tambahkan 5 mL aquadest,
Penetapan kadar air metode gravimetri :siapkan panaskan dengan lampu spritus pada saat
semua alat dan bahan, ditimbang dengan teliti mendidih hidupkan stopwatch dan atur
sampel yang telah disiapkan sebanyak 2 gram waktu selama 2 menit. Kocok sampai
dengan menggunakan cawan penguap yang terbentuk busa, setelah terbentuk busa
telah diketahui beratnya. Dipanaskan dalam diamkan selama 5 menit jika busa bertahan
oven selama 2 jam dengansuhu 1050C sampai selama 5 menit sampel positif (+)
berat tetap. hitung kadar air yang terdapat dalam mengandung saponin
sampel.
c. Tannin
Penetapan kadar ekstrak dalam air metode Sejumlah sampel dilarutkan dengan
gravimetri :siapkan semua alat dan bahan, aquadest panas, pipet hasil filtrate
timbang dengan teliti sampel yang telah sebanyak 5 mL masukkan kedalam tabung
disiapkan dengan neraca analitik sebanyak 2 reaksi, tambahkan 3 tetes FeCl 3 10%
gram, tambahkan 100 mL aquadest panas kedalam filtrate, amati perubahan warna
diamkan selama 1 jam, saring kedalam labu yang terjadi jika terbentuk warna hitam
ukur 500 mL bilas dengan air panas sampai kehijauan berarti sampel positif (+)
larutan jernih atau bening, dinginkan kemudian mengandung tannin.
paskan sampai tanda batas, pipet 50 mL filtrate
masukkan kedalam cawan porselen yang telah d. Flavanoid
diketahui beratnya(bobot konstan), keringkan sejumlah sampel dilarutkan dengan
diatas penangas air, Dipanaskan dalam oven aquadest panas, pipet 5 mL filtrate
selama 2 jam dengan suhu 1050C sampai berat masukkan kedalam tabung reaksi,
tetap. Hitung kadar ekstrak dalam air yang tambahkan 0,5 gram serbuk Mg dan
terdapat dalam sampel. tambahkan 1 mL HCl kemudian kocok kuat-
kuat, amati perubahan warna yang terjadi
Penetapan kadar serat kasar metode gravimetri : jika terbentuk warna merah, kuning, atau
disiapkan semua alat dan bahan, timbang 2 jingga dan terdapat gelembung udara
gram sampel secara teliti, masukkan kedalam berarti sampel positif (+) mengandung
Erlenmeyer 250 mL, tambahkan ethanol 96% flavanoid.
untuk pembebasan lemak, enap tuangkan e. Alkaloid
larutan tersebut dengan kertas saring kedalam sebanyak 0,0002 gram sampel dilarutkan
Erlenmeyer 250 mL, angkat kertas saring lalu dengan kloroform dan beberapa tetes
keringkan, tambahkan 50 mL larutan H 2SO4 NH4OH kemudian saringkedalam tabung
1,25% refluk selama 30 menit setelah itu reaksi bertutup, ekstrak kloroform dikocok
tambahkan NaOH 3,25% refluk kembali selama dengan penambahan beberapa tetes H 2SO4
30 menit, kemudian saring dengan kertas saring 2 M, lalu akan terbentuk dua lapisan yaitu
bebas abu yang telah diketahui beratnya, lapisan keruh dan bening, lapisan keruh
clakukan pencucian dengan larutan H2SO4 tidak digunakan sedangkan lapisan bening
1,25% panas, aquadest panas dan ethanol 96% diteteskan diatas plat tetes kemudian
masing-masing 25 mL, keringkan endapan ditambahkan reagen wagner, jika terbentuk

Jurnal SMK SMAK Padang 3


endapan warna coklat sampel positif (+) ke dalam desikator selama 30 menit dan
mengandung alkaloid. timbang sampi mendapatkan berat
tetap.Lakukan pekerjaan duplo danhitung kadar
Penetapan kadar abu metode gravimetri abu tak larut dalam asam.
:siapkan semua alat dan bahan, panaskan
cawan porselen kosong dalam oven selama 2 Penetapan angka lempeng total (ALT)
jam dengan suhu 1050C sampai berat tetap, Homogenisasi sampel : Timbang 1 g contoh
timbang secara teliti 2 gram sampel kedalam secara aseptik ke dalam botol pengencer yang
cawan yang telah diketahui beratnya, abukan telah berisi 9 mL larutan pengencer sehingga
sampel diatas penangas selama 2 jam, diperoleh pengenceran 1:9.kocok campuran
arangkan sampel didalam furnace suhu 425 0C beberapa kali sehingga homogen.
selama 2 jam, panaskan cawan porselen Angka lempeng total : buat tingkat pengenceran
tambah abu dalam oven selama 2 jam dengan sesuai yang dibutuhkan dengan larutan
suhu 1050C dan timbang sampai mendapatkan pengencer yaitu aquadest, pipet masing-masing
berat tetap. 1 mL dari tingkat pengenceran 10 -1 sampai
dengan 10-3 ke dalam cawan petri steril secara
Penetapan kadar alkalinitas abu larut dalam air duplo.tuangkan 12 mL media PCA yang masih
(sebagai KOH) :Contoh yang digunakan adalah cair dengan suhu (45 ± 1) °C ke dalam masing-
filtrat yang diperoleh dari penetapan kadar abu masing cawan petri.goyangkan cawan petri
larut dalam air.Tempatkan filtrat dalam dengan hati-hati (putar dan goyang ke depan, ke
erlenmeyer kemudian titrasi dengan larutan HCl belakang, ke kanan dan ke kiri) sehingga contoh
0,1 N menggunakan indikator metil orange. dan pembenihan tercampur merata dan
memadat.biarkan sampai campuran dalam
Penetapan kadar abu larut dalam air dari abu cawan petri memadat.masukkan semua cawan
total : Contoh yang digunakan adalah abu yang petri dengan posisi terbalik ke dalam incubator
berasal dari penentuan kadar abu total. pada suhu 30 °C selama 2 x 24 jam, dan catat
Tambahkan 20 mL air suling ke dalam cawan pertumbuhan koloni (n) pada setiap cawan petri.
yang berisi abu total, panaskan sampai hampir
mendidih dan saring dengan kertas saring bebas Penetapan uji coliform
abu.Bilas cawan dan kertas saring beserta isinya Homogenisasi sampel : Timbang 1 g contoh
dengan air panas hingga jumlah filtrate kira-kira secara aseptik ke dalam botol pengencer yang
60 mL.Simpan filtrat untuk penetapan alkalinitas telah berisi 9 mL larutan pengencer sehingga
abu larut dalam air.Pindahkan kertas saring dan diperoleh pengenceran 1:9.kocok campuran
isinya ke cawan semula, uapkan dengan hati- beberapa kali sehingga homogen.
hati di atas penangas air.Abukan dalam furnace Uji dugaan bakteri coliform :Lakukan
pada suhu (525 ± 25) °C sampai bebas homogenisasi sampel, Inokulasikan masing-
karbon.Pindahkan segera ke dalam desikator masing 1 mL larutan dari setiap pengenceran
dan dinginkan selama 30 menit kemudian (larutan 10-1, 10-2, 10-3) kedalam tiga tabung
timbang (W3). Ulangi pekerjaan hingga Lactosa Broth (LB) yang di dalamnya terdapat
perbedaan hasil penimbangan tidak melebihi 1 ampul terbalik. Pegang pipet sedemikian hingga
mg.Lakukan pekerjaan duplo danhitung kadar ujung bawah pipet menempel pada tabung.
abu larut dalam air. Biarkan isi pipet mengalir 2-3 detik. Jangan tiup
pipet untuk mengeluarkan isinya.Masukan
Penetapan kadar abu tak larut dalam asam : tabung-tabung tersebut ke dalam inkubator pada
Contoh uji merupakan abu tak larut dalam air. suhu 350C selama 48±2 jam.Amati tabung-
Tambahkan 25 mlHCl 40 % ke dalam cawan, tabung tersebut pada jam ke 24. Jika ada tabung
tutup cawan untuk menghindari percikan dan yang mengandung gas, maka tabung dinyatakan
didihkan larutan hati-hati selama sepuluh menit “positif”.Tabung-tabung yang tidak mengandung
di atas penangas air.Dinginkan dan saring gas dinyatakan “negatif”, lanjutkan inkubasi
larutan menggunakan kertas saring tak selama 24 jam lagi.Catat pembentukan gas
berabu.Bilas menggunakan air panas hingga air setelah inkubasi 48±2 jam, dan nyatakan tabung
pencuci bebas dari asam.Tempatkan kembali tersebut positif.Lakukan uji penegasan terhadap
kertas saring dan isi ke dalam cawan, uapkan tabung positif dari uji dugaan.
hati-hati di atas penangas air yang mendidih,
kemudian panaskan dalam furnace pada suhu Uji penegas bakteri coliform :Kocok tabung
(525 ± 25) °c, hingga partikel bebas LactosaBroth yang positif dengan hati-hati
karbon.Segera pindahkan dan dinginkan cawan dengan cara memutar-mutar tabung.Pindahkan
satu mata ose dari setiap tabung Lactosa Broth
Jurnal SMK SMAK Padang 4
yang positif ke tabung BGLB broth 2% yang positif.Laporkan sebagai APM bakteri Coliform
berlainan.Masukan tabung BGLB broth 2% per gram.
dalam inkubator pada suhu 35 0C selama 48±2
jam. Catat semua tabung BGLB broth yang
positif setelah diinkubasikan. Tentukan APM Uji organoleptik : seduh teh rambut jagung yang
berdasarkan jumlah tabung BGLB broth yang telah kering dengan air panas, tuangkan
kedalam gelas dan lakukan terhadap bau, rasa
dan warna.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penimbangan Sampel Penetapan kadar air :


Sampel Tabel 1. Kadar air dalam sampel
Berat Kadar Rata -
SNI (%) teh rambut jagung
Sampel (g) Air (%) rata (%)
I  2,0001  1,4% Maks.
1,6% 8%
II  2,0002  1,8%

Dari hasil praktikum yang dilakukan Kering dalam Kemasan) berarti mutu dari teh
didapatkan rata-rata kadar air dari sampel sangat baik karena teh dapat bertahan lama jika
sebesar 1,6%. hasil yang diperoleh sesuai disimpan dan tidak mudah rusak oleh bakteri.
dengan standar dari (SNI 01-3836-2000 Teh

Penetapan kadar ekstrak dalam air


Tabel 2. Tabel hasil penetapan kadar ekstrak dalam air
Penimbangan Sampel
Sampel Berat Kadar Ekstrak Rata - SNI
Sampel (g) Dalam Air (%) rata (%) (%)
I 44,81%  Min.
2,0037  47,81% 
II 50,81% 32% 

Dari hasil praktikum yang dilakukan mutu dan kualitas teh rambut jagung ini baik
didapatkan rata-rata kadar ekstrak dalam air dari karena zat antioksidan yang terdapat dalam
sampel sebesar 47,81%. berarti ekstrak dari rambut jagung terekstrak dalam air dan
rambut jagung terekstrak dengan baik, sehingga manfaatnya dapat dirasakan langsung.

Penetapan serat kasar :


Tabel 3. Hasil penetapan kadar serat kasar

Penimbangan Sampel
Sampel Berat Kadar serat Rata - SNI
Sampel (g) kasar (%) rata (%) (%)
I 2,0004 5,3%  Maks.
4,5%
II 2,0002 3,6% 16,5%

Dari hasil praktikum yang dilakukan dengan standar dari (SNI 01-3836-2000 Teh
didapatkan kadar serat kasar dari sampel Kering dalam Kemasan) berarti mutu teh
sebesar 4,5%. hasil yang diperoleh sesuai

Jurnal SMK SMAK Padang 5


tersebut sangat baik karena mengandung serat yang dibutuhkan oleh tubuh.

Uji kualitatif metabolit sekunder :


Tabel 4. Hasil uji metaboli sekunder Dari uji kualitatif yang dilakukan dapat
dilihat hasil uji metabolit sekunder
Metabolit
No Hasil diketahui bahwa sampel teh dari rambut jagung
Sekunder mengandung 3 komponen senyawa metabolit
1 Saponin + sekunder yaitu : saponin, tannin dan
2 Tanin + flavanoid.sehingga mutu dari teh rambut jagung
3 Flavanoid + sangat baik karena mengandung senyawa
4 Alkaloid - metabolit sekunder sebagai zat antioksidan yaitu
zat untuk menangkal radikal bebas.
Penetapan kadar abu :
Tabel 5. Hasil penetapan kadar abu
Kadar Rata –
Berat
Sampel abu total rata (%) SNI (%)
sampel (g)
(%)
I 2.0001 4.27% Maks.
4,27%
II 2.0008 4.26% 8%

Dari hasil praktikum yang dilakukan dalam Kemasan) berarti mutu teh tersebut
didapatkan kadar abu dari sampel sebesar sangat baik karena dalam pengolahan teh
4,27%. hasil yang diperoleh sesuai dengan rambut jagung sangat baik dan sampel baik
standar dari (SNI 01-3836-2000 Teh Kering digunakan.

Penetapan kadar alkalinitas abu larut dalam air


Tabel 6. Hasil penetapan kadar alkalinitas abu larut dalam air
Volume penitaran Kadar alkalinitas Rata-rata
Sampel SNI (%)
(mL) (%) (%)
I 4,40 mL 1,30 %
1,29 % 1–3%
II 4,30 mL 1,27%

Dari hasil praktikum yang dilakukan baik dalam menetralisir asamyang mencakup
didapatkan rata-rata kadar alkalinitas abu larut semua basa-basa dalam air yang dapat dititrasi
dalam air (sebagai KOH) dari sampel sebesar
dan sampel layak untuk digunakan.
1,29 %. berarti mutu dan kualitas teh rambut
jagung ini baik karena sampel kemampuan yang

Penetapan kadar abu larut dalam air dari abu total :


Tabel 7. Penetapan kadar abu larut dalam air dari abu total
Berat Abu larut
Standar
sampel dalam air
SNI (%)
(g) (%)
2,0008 1,04% Min.45%
dari kadar
2,0001 1,04% abu total

Dari hasil praktikum yang dilakukan didapatkan pada sampel sebesar 1,04 %. hasil yang
rata-rata kadar abu larut dalam air dari abu total diperoleh tidak sesuai dengan standar dari (SNI

Jurnal SMK SMAK Padang 6


01-3836-2000 Te Kering dalam Kemasan), hasil penyeduhan/pengocokan teh yang memerlukan
analisa yang rendah dan kecil dari standar waktu cukup lama agar teh dapat larut sempurna
dapat mempengaruhi proses dalam air.

Penetapan kadar abu tak larut dalam asam :


Tabel 8. Penetapan kadar abu tak larut dalam asam
Berat Kadar abu tak larut Rata-
Sampel SNI (%)
sampel dalam asam rata (%)

I 2.0001 0.56%
0,62 Maks. 1,0
II 2.0008 0.68%

Dari hasil praktikum yang dilakukan tersebut sangat baik karena tingkat senyawa
didapatkan kadar abu tak larut dalam asam dari abu yg terdapat dalam sampel tidak berbahaya,
sampel sebesar 0,62%. hasil yang diperoleh jika kadar abu tak larut dalam asam >1 maka
sesuai dengan standar dari (SNI 01-3836-2000 sampel tidak layak digunakan, karena hasilnya
Teh Kering dalam Kemasan) berarti mutu teh <1 maka sampel layak untuk dikonsumsi.

Penetapan angka lempeng total (ALT) :


Tabel 9. Hasil angka lempeng total
Jumlah Standar
Pengenceran Hasil ALT
koloni ALT
10 koloni
10-2 10 koloni 9,3 x 102 Maks 3 x 103
8 koloni

Dari hasil praktikum yang dilakukan 3836-2000 Teh Kering dalam Kemasan) yang
didapatkan rata-rata angka lempeng total dari angka lempeng total maks 3 x 10 3 berarti mutu
sampel sebesar 9,3 x 102 koloni/mL hasil yang dan kualitas teh rambut jagung ini baik dan
diperoleh sesuai dengan standar dari (SNI 01- sesuai dengan SNI.

Penetapan uji coliform :

Tabel 10. Hasil uji coliform

Standar
Pengenceran APM Keterangan
Sampel SNI
10-1 10-2 10-3
Sesuai dengan
I 0 0 0 <3 <3
stadar
Mendekati
II 1 0 0 3 <3
standar

Dari penelitian yang telah dilakukan, melebihi standar SNI tetapi masih bias
didapatkan bahwa bakteri coliform yang terdapat digunakan karena mendekati standar SNI.
pada teh rambut jagung tidak terlalu banyak Berarti sampel layak untuk digunakan.
meskipun pada sampel kedua hasil tersebut

Jurnal SMK SMAK Padang 7


Uji organoleptik :
Tabel 11. Hasil uji organoleptik
NO PERNYATAAN HASIL KETERANGAN
Sangat suka = 10%
Agak suka = 23,3%
1. Kesukaan Suka
Suka = 66,7%
Tidak suka = 0%
Coklat = 13,3%
Coklat kekuningan = 63,3% Coklat
2. Warna
Kuning kecoklatan = 23,3% kekuningan
Kuning = 0%
Khas rasa jagung = 16,67%
Agak rasa jagung = 73,33%
3. Rasa Agak rasa jagung
Hambar = 10%
Pahit = 0%
Khas bau jagung = 13,3%
4. Bau Agak bau jagung = 76,7% Agak bau jagung
Tidak beraroma jagung = 10%

Dari hasil organoleptik berdasarkan warna yaitu warna coklat kekuningan sebanyak
tingkat kesukaan didapatkan 66,7 % orang 63,3%, memiliki cirri khas bau yaitu bau jagung
memilih suka sehingga produk yang dibuat ini 73,33% dan rasa jagung 76,7%.
dapat diterima di pasaran, memiliki ciri khas

KESIMPULAN Penulis menyarankan kepada konsumen


Dari hasil pembuatan teh kering dari agar dapat meningkatkan gaya hidup sehat
rambut jagung didapatkan 240 gram teh dari dengan mengkonsumsi makan dan minuman
2,4 kg bahan baku rambut jagung dan dari yang tanpa bahan kimia yang dapat
hasil penelitian didapatkan kadar air sebesar membahayakan, baik yang akan
1,6%, kadar ekstrak dalam air 47,81%, kadar mengakibatkan efek kronis maupun efek akut
serat kasar 4,5%, kadar abu larut dalam air pada tubuh apabila terlalu banyak
dari abu total sebesar 1,04%, alkalinitas abu mengkonsumsi makanan dan minuman yang
larut dalam air (sebagai KOH) 1,29 %, angka mengandung zat kimia.Untuk peneliti
lempeng total 9,3 x 102 koloni/mL, Kadar abu berikutnya disarankan agar dapat melakukan
total 4,27%, Kadar abu tak larut dalam asam analisis parameter uji lain sesuai dengan SNI
0,62% Uji coliform <3 dan 3yang sesuai teh dan dapat meningkatkan analisis teh dari
dengan SNI 01-3836-2000 (teh kering dalam rambut jagung.Pada saat melakukan analisis,
kemasan). Dan dalam uji metabolit sekunder harus memperhatikan hal-hal yang spesifik
terdapat senyawa flavanoid, tannin dan seperti waktu, suhu, ketelitian dalam
saponin yang berarti sesuai dengan tinjauan penimbangan dan lain-lain yang dapat
pustaka yang didapat. Lalu berdasarkan hasil mempengaruhi hasil dari analisis.Dapat
uji organoleptik yang dilakukan berdasarkan menganalisis senyawa lain yang terdapat
tingkat kesukaan :66,7% orang memilih suka, didalam rambut jagung, sehingga fungsi dan
warna : 63,3% orang memilih warna kuning manfaatnya lebih dapat ditingkatkan.
kecoklatan, bau : 76,7% orang memilih bau
jagung dan rasa : 73,33% orang memilih rasa DAFTAR PUSTAKA
jagung. Berarti sampel teh dari rambut jagung
memiliki mutu yang baik yaitu bertahan lama Akil, M. dan Hadijah A. Dahlan.2007. Budi
jika disimpan, tidak mudah rusak, zat Daya Jagung dan Desiminasi
antioksidan yang terkandung didalamnya Teknologi.Maros : Balai Penelitian
ddapat dirasakan manfaatnya dan memili
Tanaman Serealia.
kadar serat yang dibutuhkan oleh tubuh.
Anonim. 2010. penuntun
SARAN PraktikumFarmakognosi II. Fakultas
farmasi. universitas musim indonesia.
Jurnal SMK SMAK Padang 8
Makassar Biokimia Tanaman.Blog
dalam : dalam
http://farmakognosi2.blogspot.com/ :http://biokimiatanaman.blogspot.com/2
(diakses tanggal 12 februari 2015). 014/04/metabolit-sekunder.html
(diakses tanggal 20 februari 2015).

Estiasih,Teti dan Ahmad. 2009. Teknologi


Pengolahan Pangan. Jakarta: Bumi
Aksara. Haryadi. 2011. “Praktikum Teh
Herbal Rambut Jagung”.

Haslam, Edwin (1989). Plant polyphenols:


Standar nasional Indonesia. SNI 3836:2013.
vegetable tannins revisited
Teh kering dalam kemasan. Dewan
dalam :http://id.wikipedia.org/wiki/Tanin Standarisasi Nasional
(diakses tanggal 21 februari 2015)
Subekti, N.A, Syafruddin, R. Efendi, dan S.
Hermayanti, Yeni, Eli Gusti. 2006. Modul Sunarti. 2007. Morfologi Tanaman dan
Analisis Proksimat. Padang : SMAK Fase Pertumbuhan Jagung.Maros :
Balai Penelitian Tanaman Serealia.
Piliang, W.G. dan S. Djojosoebagio, Al Haj.
Waltraud Stammel, Helmut Thomas:
2002. Fisiologi Nutrisi. Vol. I. Edisi Ke-4.
Endogene Alkaloide in Säugetieren. Ein
IPB Press, Bogor.
Beitrag zur Pharmakologie von
dalam
körpereigenen Neurotoxinen. In:
:http://wimvynurbahri.blogspot.com/201
Naturwissenschaftliche Rundschau.
0/09/analisis-serat-kasar.html (diakses
60(3), S. 117–124 (2007), ISSN0028-
tanggal 11 februari 2015).
1050dalam
Rifianto Aziz, SP. Dan Dr. M. Syukur, SP, :http://id.wikipedia.org/wiki/Alkaloid(diak
M.Si. 2013. Jagung Manis. Jakarta : ses tanggal 20 februari 2015).
Penebar Swadaya.
Wikipedia bahasa Indonesia. Jagung
Standar nasional Indonesia.SNI 19-0428- dalam
1998.Petunjuk pengambilan contoh :http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung
padatan. Dewan Standarisasi Nasional (diakses tanggal 11 februari 2015).

Wikipedia bahasa Indonesia. Uji Organoleptik


dalam
:http://id.wikipedia.org/wiki/Uji_organole
ptik (diakses tanggal 16 februari 2015).

Yeniza, S.Pd. 2006.Modul Analisis Gravimetri.


Padang : SMAK

Jurnal SMK SMAK Padang 9

Anda mungkin juga menyukai