Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu pekerjaan pada dasarnya membutuhkan tingkat kenyamanan
dan keselamatan yang sedemikian rupa pada proses pekerjaannya agar
terhindar dari keluhan-keluhan rasa sakit ataupun dapat dikurangi resiko
terjadinya kecelakaan kerja. Salah satu cara dalam mengatasi hal
tersebut yaitu dengan menerapkan ilmu biomekanika. Biomekanika pada
dasarnnya mempelajari kekuatan, ketahanan, kecepatan, ketelitian, dan
keterbatasan manusia dalam melakukan pekerjannya. Pendekatan
biomekanika berguna untuk mengukur kekuatan dan ketahanan fisik
manusia untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu, dimana hal ini
bertujuan untuk mendapatkan cara kerja yang lebih baik sehingga
kemungkinan terjadinya cedera dapat dicegah.
Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan
sehari-hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh
beban tubuh, memungkinkan kita untuk dapat menggerakkan dan
melakukan pekerjaan. Pekerjaan disatu pihak mempunyai arti penting
bagi kemajuan dan peningkatan prestasi, sehingga mencapai kehidupan
yang produktif sebagai satu tujuan hidup. Dipihak lain, bekerja berarti
tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya. Salah satu gerakan
manusia yang paling sederhana dan mendasar adalah gerakan yang
dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia merupakan
gerakan gabungan antara sendi yang saling berhubungan antara satu
sendi dengan sendi yang lainnya, yang meliputi sendi pergelangan
tangan, sendi siku dan sendi bahu. Pergerakan sendi pada tangan
manusia disebut sebagai pergerakan anggota gerak atas, yang mana
anggota gerak atas mempunyai fungsi penyeimbang gerak tubuh
manusia dalam menjalankan berbagai aktivitas kehidupan secara normal.
Bagian tubuh yang paling berpotensi cedera adalah tulang belakang dan
bagian bawah, akibatnya terasa letih dan otot terasa sakit.

1
Dalam biomekanika pusat massa dari bagian tubuh manusia yaitu
kepala, batang tubuh, leher, lengan atas, lengan bawah, telapak tangan,
paha, betis, dan telapak kaki. Pusat massa adalah titik keseimbangan
massa obyek. Jika poros ditempatkan pada titik ini, objek akan tetap di
tempatnya dan harus seimbang. Pusat massa dari suatu sistem
tidak selalu di pusat geometris dari sistem. Sebagai contoh, sebuah
mobil pusat massa lebih dekat ke tanah daripada di pusat geometris
mobil sehingga mobil lebih seimbang. Contoh lain dari hal ini adalah
teknik atlet lompat tinggi. Sebuah tikungan tinggi jumper tubuhnya
dengan cara tertentu sehingga pusat massa tidak jelas bar, tapi tubuh
tidak.Ketika sebuah sistem seimbang sekitar pusat massa, dikatakan
berada dalam keadaankesetimbangan. Pusat massa dapat disebut sebagai
titik poros di sekitar mana sistem dapat berputar.
Dilihat dari pentingnya proses penentuan bagaimana keterbatasan
manusia dalam suatu aktifitas kerja, maka sangat penting untuk
dipelajari dan dipahami mengenai biomekanika kerja agar ketika proses
pekerjaan sedang dilakukan keluhan-keluhan rasa sakit bisa teratasi dan
tingkat resiko terjadinya kecelakaan kerja bisa dikurangi

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa
masalah seperti berikut, yaitu:
1. Apasajakah hukum-hukum dasar dalam biomekanika?
2. Bagaimanakah gerak pada pusat massa?
3. Bagaimanakah pusat massa dari bagian-bagian tubuh manusia?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang dapat kami peroleh mengenai rumusan masalah
diatas adalah sebagai berikut, yaitu:
1. Mendeskripsikan hukum-hukum dasar dalam biomekanika
2. Menjelaskan gerak pada pusat massa
3. Menjelaskan pusat massa dari bagian-bagian tubuh manusia.

1.4 Manfaat

2
Adapun manfaat yang dapat dipelajari dari penyusunan makalah ini,
yaitu:
a. Bagi Penulis
Penulis memperoleh pelatihan penulisan makalah guna
menunjang hasil belajar perkuliahan serta penulis memperoleh
pemahaman tentang materi dari makalah ini yaitu biomekanika
b. Bagi Pembaca
Pembaca mengetahui lebih banyak informasi-informasi yang
baru, serta dapat dijadikan perbandingan pemikiran mengenai topik
makalah ini yaitu berkenaan dengan penerapan berbagai konsep
fisika dalam menyelesaikan, menjelaskan proses/ masalah biologis
yang meliputi pusat massa tubuh manusia dan pusat gravitasi.
c. Bagi Lembaga Pendidik
Lembaga pendidik khususnya Universitas Pendidikan
Ganesha dapat menuangkan apresiasinya pada karya ilmiah ini yang
berbentuk makalah. Sehingga dapat dijadikan suatu pertimbangan
nilai bagi para penulis untuk menunjang hasil pembelajaran
akademik yang baik.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hukum Dasar Dalam Biomekanika


Dalam biomekanika memakai hukum dasar yang dirumuskan oleh
Isac Newton (1643-1727) untuk mempelajari gerak mekanik pada
manusia dan hewan. Newton juga mengembangkan hukum untuk
menjelaskan gaya tarik gravitasi antara dua benda. Ada tiga hukum dasar
dalam mekanik dan satu hukum gravitasi umum yang dikemukakan oleh
Newton yaitu: (1) Hukum I Newton, (2) hukum II Newton, (3) Hukum
III Newton, dan (4) Hukum Gravitasi Newton.
a. Hukum I Newton

3
Hukum I Newton disebut pula hukum inersia (=Hukum
Kelembanan). Hukum ini menjelaskan bahwa massa suatu benda
menyebabkan kelembaman yang berarti membuat suatu benda tetap
pada posisi awal. Dalam hukum Newton 1 intinya adalah jika suatu
benda dikatakan seimbang maka seluruh gaya yang bekerja pada
benda tersebut harus sama dengan 0 dengan kata lain tidak ada
pergerakan ataupun percepatan yang membuat benda tersebut
bergerak. Biasanya teori ini digunakan dalam perancangan system
mekanik yang static. Hukum Newton 1 dilambangkan dalam suatu
formula yang sangat sederhana namun memiliki banyak maksud dan
implementasi yang sangat rumit dan banyak untuk menyelesaikan
persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Sifat kelembabaman (sifat
enersia) ini berbanding lurus dengan massa benda tersebut.
b. H
u
k
u
m

II Newton
Hukum Newton yang kedua menyatakan bahwa percepatan
dan massa menyebabkan terjadinya jumlah gaya, gaya yang terjadi
dalam suatu system. Jika dalam hukum pertama benda tidak
bergerak /dalam keadaan setimbang namun dalam hukum kedua
benda dinyatakan bergerak akibat adanya percepatan yang terjadi
dalam benda tersebut. Semakin besar massa dan percepatan yang ada
pada benda yang ditinjau maka akan semakin besar pula resultan
gaya yang yang bekerja pada benda tersebut. Massa pada suatu
benda akan tetap sama di manapun benda tersebut diletakkan.

4
Namun berat dari benda tersebut akan bisa berbeda-beda tergantung
tempat dimana benda itu berada. Di planet mars dengan di bumi
akan menyebabkan berat benda tersebut berubah akibat adanya
pengaruh perbedaan percepatan yang ada. Semakin ke langit maka
benda akan semakin ringan akibat percepatannya yang semakin
kecil. Hal ini pula yang dimanfaatkan oleh ilmu antariksa yang
menggunakan hukum Newton kedua sebagai fundamental. biasanya
dalam perhitungan gravitasi bumi menggunakan angka percepatan
gravitasi sebesar 9,8 m/s^2.

Apabila ada gaya bekerja pada suatu benda, maka benda akan
mengalami percepatan yang arahnya sama dengan arah gaya. Besar
percepatan yang dialami benda tersebut sebanding dengan besar aya
yang bekerja pada benda dan berbanding terbalik dengan massa
benda tersebut. Hubungan antara besar percepatan dan gaya
penyebab percepatan tersebut dapat ditulis dalam bentuk matematis
sebagai berikut.
F = m.a ………………………………………………..(1.1)
Dimana:
F = gaya dalam satuan kg.m.S-1
m = massa benda atau massa enersial dinyatakan dengan kg massa
a = percepatan dalam m.S-1
c. Hukum III Newton
Hukum Newton ketiga menyatakan bahwa ketika suatu
benda diberi gaya maka benda juga akan memberi gaya yang
arahnya berlawanan dengan besar yang sama. Contoh saja ketika

5
kita mendorong dinding, secara kasat mata hanya kita yang
memberikan gaya kepada dinding. Namun dalam kenyataannya
dinding juga memberikan gaya kepada kita yang besarnya sama
namun arahnya berlawanan dengan arah gaya yang kita beri kepada
dinding tersebut . Itu mengapa dinding tersebut tidak bergerak ketika
kita dorong. Hal ini banyak diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari sebagai hukum karma, ketika kita berbuat sesuatu kepada
orang lain maka suatu saat kita juga akan dibalas setimpal pula.
Dalam penggunaan hukum ini banyak digunakan di bidang
mekanika static dimana biasa aksi disebut sebagai kompresi dan
reaksi disebut sebagai tension .
Bilamana suatu benda A memberi gaya F pada suatu benda
lain B, pada waktu bersamaan benda B akan memberi gaya pada
benda A: yaitu F’. gaya F’ besarnya sama dengan gaya F, tetapi
berlawanan arah dengan gaya F tersebut. hubungan ini disebut
hukum III Newton (= Hukum aksi-reaksi) yang dirumuskan dalam
bentuk matematis sebagai berikut.
Faksi = - Freaksi ………………………………………………….(1.2)
Atau:
“untuk setiap aksi selalu ada reaksi yang besarnya sama dan
arahnya berlawanan”
d. Hukum Gravitasi Umum

Suatu benda yang memiliki massa (m) akan menarik benda ke dua
yang memiliki massa (m2). Besar gaya tarik-menarik antara dua
benda sebanding dengan massa masing-masing dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak antara benda tersebut. besar gaya tarik-

6
menarik dua buah benda yang memiliki massa tersebut dapat ditulis
secara matematis sebagai berikut:
Ftarik-menarik = Gm1.m2/r2 …………………………………………(1.3)

2.2 Pusat Massa dan Gravitasi


A. Pusat Massa (PM)
Pengamatan-pengamatan pada gerak benda menunjukan
bahwa walaupun sebuah benda berotasi, atau ada beberapa benda
yang bergerak relative satu dengan yang lainnya, ada satu titik yang
bergerak dalam lintasan yang sama dengan yang dilewati partikel
jika mendapat gaya yang sama. Titik ini disebut pusat massa
(disingkat PM). Gerak umum benda yang diperluas (atau sistem
benda) dapat dianggap sebagai jumlah gerak translasi dari PM,
ditambah gerak rotasi atau jenis gerak lainnya disekitar PM.

Sebagai contoh lihat gerak pusat massa penerjun pada gambar

PM mengikuti lintasan parabola, bahkan ketika penerjun


berotasi, sebagaimana ditujukan pada gamba diatas. Lintasan ini
sama dengan lintasan parabola yang dibentuk partikel yang
ditambahkan jika hanya mengalami gaya gravitasi. Titik-titik lain
pada tubuh penerjun yang berotasi mengikuti lintasan yang lebih
rumit.

Pusat massa sistem dua partikel berada pada dua buah garis
penghubung antar kedua massa seperti gambar

7
(Gambar 2. Pusat Massa Dua Partikel)

Sebuah sistem yang hanya terdiri dari dua-partikel, dengan


massa m1 dan m2. Kita pilih sistem kordinat sedemikian sehingga
kedua partikel berada pada sumbu –x pada posisi X1 dan X2. Pusat
massa sistem ini didefinisikan pada posisi XPM yang dinyatakan
dengan :

X 1 m1  X 2 m2 X m  X 2 m2
X PM   1 1 .....................................(a )
m1m2 M

Dimana M  m1  m2 , adalah massa total sistem.

Pusat massa benda berada pada garis lurus yang


menghubungkan m1 dan m2. Jika kedua massa sama (m1 = m2 = m),
XPM berada ditengah antara keduanya, karena dalam hal ini

m( X 1  X 2 ) X 1  X 2
X PM    (massa sama)
2m 2

Jika satu massa lebih besar dari yang lain,katakanlah m 1 >


m2, maka PM lebih dekat ke massa yang lebih besar yaitu dekat
dengan m1. Jika ada lebih dari dua partikel sepanjang satu garis, aka
nada suku-suku tambahan pada persamaan (a), yaitu :

m1 X 1  m2 X 2  m3 X 3
X PM 
m1  m2  m3

m1 X 1  m2 X 2  m3 X 3
 ...................................(b)
M

8
Contoh:

Tiga orang yang kurang lebih mempunyai massa yang sama


m pada perahu pisang (diisi udara) yang ringan duduk sepanjang
sumbu-x pada posisi x1 = 1,0 m, x2 = 5,0 m, dan x3 = 6 m. Cari posisi
PMQ!

Penyelesaian.

Kita gunakan persamaan (b) dengan menambah suku ketiga:

m1 X 1  m2 X 2  m3 X 3

M

m( X 1  X 2  X 3 )

3m

(1,0m  5,0m  6,0m)



3

12,0m
  4,0m
3

 Kordinat y dari pusat massa

Jika partikel-partikel tersebar dalam dua atau tiga dimensi,


kita tidak hanya perlu menspesifikasi sumbu-x dari PM saja (XPM),
tetapi juga kordinat y dan z yang akan dinyatakan oleh rumus (b).
Sebagai contoh, untuk dua partikel dengan massa m 1 dan m2, yang
kordinat y-nya adalah y1 dan y2 berturut-turut, kordinat y dari PM
adalah:

m1 y1  m2 y 2
YPM 
m1  m2

m1 y1  m2 y 2

M

B. PUSAT GRAVITASI (PG)

9
Sebuah konsep yang ampir sama dengan pusat massa adalah
pusat gravitasi (PG). Pusat gravitasi pada sebuah benda adalah titik
dimana gaya gravitasi sebenarnya bekerja pada semua bagian atau
partikel pada benda, tetapi untuk menentukan gerak translasi benda
sebagai satu kesatuan, kita dapat menganggap bahwa seluruh berat
benda tersebut (yang merupakan berat seluruh bagiannya) bekerja
pada pusat gravitasi (PG).
Jika sebuah benda digantungkan dari titik mana saja benda
tersebut akan berayun, kecuali jika ditempatkan sedemikian rupa
sehingga PG berada pada garis vertical persis dibawah titik dimana
benda tersebut digantungkan.

Gambar: Pusat Gravitasi

Jika benda itu dua dimensi, atau bidang simetri, benda hanya
digantungkan dari dua titik sumbu yang berbeda dan garis vertical
(pengukur) yang di gmbar. Dengan demikian pusat gravitasi akan
berada pada potongan dua garis seperti gambar. Jika benda tidak
memiliki bidang simetri, PG terhadap dimensi ke-tiga didapat
dengan menggantungkan benda dari setidaknya tiga titik yang garis
ukurnya tidak berada pada bidang yang sama. Untuk benda-benda
yang berbentuk simetri seperti silinder (roda), bola dan benda-benda
padat persegi, PG terletak di pusat geometri benda tersebut.

2.3 Pusat Massa Untuk Tubuh Manusia


Jika kita memiliki sekelompok benda yang diperluas, yang masing-
masing PM-nya diketahui, kita dapat menemukan PM kelompok
tersebut dengan menggunakan persamaan :

10
Sebagai contoh, kita lihat tubuh manusia. Tabel (1-1) menunjukkan
PM dan engsel (sendi) untuk komponen yang berada dari seorang yang
“representative”. Tentu saja, ada berbagai variasi diantara bermacam
orang, sehingga data ini hanya merupakan perkiraan kasar.

Tabel 1-1
Pusat Massa dari Bagian-Bagian Tubuh Manusia
(Tinggi dan Massa Penuh = 100 bagin)

Perhatikan bahwa engsel-engsel tersebut menyatakan persentase dari


ketinggian total, yang dianggap sebagai 100 satuan, dengan cara yang
sama massa total adalah 100 satuan. Dengan demikian, sebagai contoh,
jika seorang mempunyai tinggi 1,70 m, sendi bahunya akan berada kira-
kira (1,70 m)(81,2/100) = 1,38 m di atas lantai.

Contoh (Pusat Massa Kaki)

11
Tentukan posisi pusat massa (PM) satu kaki (sebagaimana ditunjukkan
pada gambar) jika :
a. kaki diluruskan,
b. kaki ditekuk 900,
Anggap tinggi orang tersebut 1,70 m.
Jawab:
(a) Tabel 1-1 menggunakan satuan persentase, yang berarti orang
tersebut mempunyai massa 100 satuan dan tinggi seratus satuan.
Pada ahirnya kita dapat mengalikan dengan (1,70 m/100). Kita ukur
jarak dari sendi pinggul dengan menggunakan Tabel 1-1 dan didapat
angka-angka yang ditunjukkan pada gambar a. Dengan
menggunakan persamaan 1-4 , kita dapatkan :

Dengan demikian, pusat massa kaki dan telapaknya adalah 20,4


satuan dari sendi pinggul, atau 52,1-20,4 = 31,7 satuan dari dasar
telapak kaki. Karena tinggi orang tersebut 1,70 m, angka ini berarti
(1,70 m)(31,7/100) = 0,54 m (dari lantai).

(b) Pada bagian ini kita menghadapi masalah dua dimensi. Kita gunakan
sistem koordinat xy, sebagaimana ditunjukkan pada gambar b.
Pertama kita hitung seberapa jauh ke arah kanan dari sendi pinggul,
PM tersebut berada.

Untuk orang dengan tinggi 1,70 m, ini berarti (1,70 m)( 14,9/100) =
0,25 m. Berikutnya kita hitung jarak yPM dari PM di atas lantai:

atau (1,70m)(23,1/100) = 0,39 m.

12
Dengan demikian, PM terletak 39 cm di atas tanah dan 25 cm ke
kanan sendi pinggul.
Pusat massa juga bisa berada di luar tubuh. Satu contoh
sederhana dari atletik ditunjukkan pada gambar dibawah. Jika para
atlit peloncat tinggi dapat mencapai posisi pada gambar, PM mereka
sebenarnya dapat melewati bagian bawah palang, sementara tubuh
mereka lewat di atasnya, yang berarti bahwa untuk suatu laju
loncatan tertentu, mereka dapat melewati palang yang lebih tinggi.
Inilah yang sebenarnya mereka coba lakukan. Contoh lain adalah
donat yang PM nya berada di pusat lingkaran. Pengetahuan
mengenai pusat massa tubuh dengan berbagai posisi sangat
membantu dalam mempelajari mekanika tubuh.

(Pusat Massa Atlit Lompat Tinggi Sebenarnya Berada Di Bawah Palang)

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat ditarik simpulan sebagai
berikut:
1. Ada tiga hukum dasar dalam mekanik dan satu hukum gravitasi
umum yang dikemukakan oleh Newton yaitu: (1) Hukum I Newton,
(2) hukum II Newton, (3) Hukum III Newton, dan (4) Hukum
Gravitasi Newton.
2. Pusat Massa adalah benda yang bergerak relative satu dengan yang
lainnya, dimana ada satu titik yang bergerak dalam lintasan yang
sama dengan yang dilewati partikel jika mendapat gaya yang sama.
3. Pusat massa sistem didefinisikan pada posisi XPM yang dinyatakan
dengan :
X 1 m1  X 2 m2 X 1 m1  X 2 m2
X PM  
m1 m2 M

14
4. Sebuah konsep yang ampir sama dengan pusat massa adalah pusat
gravitasi (PG). PG adalah titik dimana gaya gravitasi sebenarnya
bekerja pada semua bagian atau partikel pada benda, tetapi untuk
menentukan gerak translasi benda sebagai satu kesatuan, kita dapat
menganggap bahwa seluruh berat benda tersebut bekerja pada pusat
gravitasi (PG).

3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini pembaca dapat memahami
dengan baik bagaimana hokum dasar dari Biomekanika yang dimana
dikemukakan oleh Isac Newton, bagaimana pusat massa dan gravitasi
pada benda dan tubuh manusia.

15

Anda mungkin juga menyukai