Anda di halaman 1dari 17

Laporan Percobaan

PEMANFAATAN KULIT NANAS SEBAGAI PUPUK CAIR

Oleh :
Keysha Putri P.A. (IX.4/11)

PEMERINTAH KOTA MALANG

DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 3 MALANG
Alamat: Jalan Dr. Sucipto No. 20, Kode Pos : 65111 Kotak Pos : 11
No. Telp : 0341-362612 Fax : 0341-340224 Web site : www.smpn3-mlg.sch.id
E-mail : smpn3mlg@smpn3-mlg.sch.id

Oktober 2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan

pertolonganNya, karya tulis ilmiah yang berjudul “Pemanfaatan Kulit Nanas

Sebagai Pupuk Cair” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa

Indonesia. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis mendapat banyak

bantuan, masukan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu,

melalui kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan yang tulus kepada :

1. Bapak Moch. Mas’ud,S.Pd, selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia

sekaligus guru pembimbing karya tulisan ini, yang telah memberi banyak

masukan dan informasi terkait konsep dan materi yang diperlukan dalam

penyusunan karya tulisan ilmiah ini.

2. Bapak Arya Abdillah dan Ibu Yeanni Meidia Sukamto, kedua orang tua

yang penulis sayangi dan hormati yang telah memberi dukungan dan do’a

untuk penyusunan karya tulisan ilmiah ini.

3. Seluruh keluarga besar penulis yang telah membantu dalam pengadaan alat

dan bahan serta mendukung proses penyusunan karya tulisan ilmiah ini.

4. Seluruh siswa-siswi kelas IX.4 SMP Negeri 3 Malang selaku teman untuk

bertukar pendapat sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan.

Dengan menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, penulis berharap pembaca

memperoleh banyak manfaat. Semoga dengan adanya karya tulis ilmiah ini,

masyarakat dapat turut mengurangi penggunaan bahan kimia untuk menyuburkan

ii
tanaman serta dapat menggunakan limbah makanan yaitu kulit nanas sebagai

bahan pembuatan pupuk cair.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna.

Dalam karya tulis ilmiah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu

penulis mengharapkan saran, kritik, dan masukannya dalam menyempurnakan

karya tulis ilmiah ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya. Mudah-mudahan karya tulis ilmiah ini dapat memberikan

manfaat bagi pembaca semua.

Malang, 17 Agustus 2017

PENULIS

iii
DAFTAR ISI

Halaman sampul…………………………………………………………………...i

Kata Pengantar…………………………………………………………..……. ….ii

Daftar Isi…………………………………………………………...……………..iv

BAB I………………………………………………………………………….......1

1.1 Latar Belakang.………………………...…………………………………… 2

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………….…… 2

1.3 Tujuan…………………………………………………………….…….……. 3

1.4 Landasan Teori………………………………………………….……………..3

1.5 Kegunaan yang Diharapkan…………………………………………………...6

1.5.1 Kegunaan bagi Ilmu Pengetahuan…………………………………………..6

1.5.2 Kegunaan bagi Pembaca…………………………………………………….6

1.5.3 Kegunaan bagi Penulis………………………………………………………7

BAB II………………………………………………………………….…………8

2.1 Jenis Penelitian………………………………………………………………...8

2.2 Metode yang Digunakan………………………………………………………8

2.3 Langkah Percobaan……………………………………………………………8

2.3.1 Alat dan Bahan………………………………………………………………8

2.3.2 Proses Percobaan………………………………………………………….....9

2.3.3 Alat Pengumpulan Data…………………………………………………......9

2.4 Lokasi Penelitian……………………………………………………………..10

2.5 Hasil………………………………………………………………………….10

2.6 Pengecekan Keabsahan………………………………………………………10

iv
BAB III………………………………………………………………………….11
3.1 Pembahasan…………………………………….……………………...…….11

3.1.1 Alat dan Bahan…………………………………………………………….11

3.1.2 Proses Pembuatan………………………………………………………….14

3.1.3 Hasil………………………………………………………………………..18

3.2 Hasil Pembahasan……………………………………………………………19

3.2.1 Barang……………………………………………………………………...19

3.2.2 Proses Pemakaian…………………………………………………………..19

3.2.3 Kelebihan dan Kekurangan………………………………………………...19

BAB IV…………………………………………………………………………..19

4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………...20
4.2 Saran………………………………………………………………………….20
LAMPIRAN……………………………………………………………………...21

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara agraris. Alasan mengapa Indonesia disebut

sebagai negara agraris adalah karena luasnya lahan pertanian yang ada di

Indonesia. Hal ini didukung oleh suburnya tanah Indonesia sehingga mata

pencaharian sebagian besar masyarakat adalah bertani. Sebagai negara

agraris Indonesia memiliki keanekaragaman hayati dan sumber daya alam

(SDA) yang melimpah. SDA ini lah yang menunjang predikat Indonesia

sebagai negara agraris di mana sektor perekonomian terbesar di negara ini

terletak pada bidang pertanian.

Untuk menghasilkan hasil pertanian unggul, diperlukan beberapa

bahan untuk menunjang kualitas hasil pertanian, diantaranya adalah

pupuk. Pada awalnya, pupuk yang umum digunakan oleh masyarakat

Indonesia adalah pupuk organik atau pupuk alami. Namun, seiring dengan

kebutuhan yang semakin tinggi, petani semakin kesulitan untuk memenuhi

kebutuhan pangan, sehingga pupuk kimia mulai digunakan. Setelah petani

mengaplikasikan pupuk kimia dalam bercocok tanam, peningkatan

produksi panen sangat terasa.

Di sisi lain, pupuk kimia bekerja dengan cepat, ini merupakan hal

yang baik, karena itu yang banyak petani inginkan. Namun dalam waktu

lama pupuk kimia dapat membuat tanah menjadi keras, tandus dan

persentase keberadaan organisme menguntungkan dalam tanah akan

vi
berkurang. Hal ini sudah mulai terlihat saat ini, yaitu kondisi tanah yang

membengkak ketika suhu panas dan tidak kena air dalam jumlah banyak.

Sebenarnya tanpa pupuk kimia, tanaman masih tetap bisa tumbuh

bagus dengan bantuan pupuk organik, seperti pupuk kandang, kompos, dll.

Pupuk organik mampu memberikan penyelesaian terhadap kondisi tanah

yang disebabkan pupuk kimia. Contoh pupuk organik yang dapat

digunakan adalah pupuk organik dari kulit nanas.

Kulit nanas sangat mudah ditemukan dan jumlahnya melimpah.

Masyarakat dapat mengumpulkan dan mengolah limbah kulit nanas

menjadi pupuk organik yang berwujud cair. Pembuatannya pun mudah dan

tidak membutuhkan alat-alat khusus. Pupuk dibuat dalam wujud cair

supaya masyarakat dapat dengan mudah mengaplikasikannya pada

tanaman.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penelitian ini

dimaksudkan untuk membuat inovasi baru dalam hal pupuk. Adapun judul

yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Pemanfaatan Kulit Nanas

sebagai Pupuk Cair”.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini sangat luas. Oleh karena

itu, perlu dibatasi. Adapun masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Apakah kulit nanas bisa dimanfaatkan menjadi pupuk cair?

2. Bagaimana proses pembuatan pupuk cair dari kulit nanas?

vii
1.3 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk membahas hal-hal berikut ini.

1.) Membuktikan bahwa kulit nanas bisa dimanfaatkan menjadi pupuk cair .

2.) Mengetahui proses pembuatan pupuk cair dari kulit nanas

1.4 Landasan Teori

Pupuk adalah material organik maupun material anorganik yang

mengandung zat hara yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman

untuk mencukupi kebutuhan nutrisi yang diperlukan tanaman dengan

tujuan untuk memaksimalkan pertumbuhan dan produktifitas. Pupuk

mengandung bermacam-macam unsur hara yang diperlukan tanaman

dalam kelangsungan hidupnya. Secara garis besar unsur hara yang

dibutuhkan tanaman meliputi unsur hara makro dan unsur hara mikro.

Unsur hara makro antara lain ; N (Nitrogen), P (Phospor), K (Kalium), Ca

(Kalsium), Mg (Magnesium), dan S (Sulfur/belerang). Unsur hara mikro

meliputi ; B (Boron), Cu (Tembaga), Zn (Seng), Fe (Besi), Mo

(Molibdenum), Mn (Mangan), Cl (Khlor), Na (Natrium), Co (Cobalt), Si

(Silicone),Ni (Nikel) (http://mitalom.com/pengertian-pupuk-fungsi-dan-

jenis-pupuk/)

Pupuk secara umum berfungsi sebagai sumber zat hara untuk

mencukupi kebutuhan nutrisi tanaman dan memperbaiki struktur tanah.

Pemberian pupuk pada media tanam dapat meningkatkan kadar hara dan

kesuburan. Aktivitas pertanian yang secara terus-menerus.

(http://mitalom.com/pengertian-pupuk-fungsi-dan-jenis-pupuk/)

viii
Berdasarkan bentuknya pupuk dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu pupuk cair dan pupuk padat. Pupuk organik padat adalah pupuk

yang seluruhannya terisi atas bahan organik yang berasal dari sisa tanaman

atau kotoran hewan yang berbentuk padat. Pupuk cair adalah larutan yang

mengandung satu atau lebih pembawa unsur yang dibutuhkan tanaman

yang mudah larut. Kelebihan pupuk cair adalah pada kemampuannya

untuk memberikan unsur hara sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Pemberian pupuk cair juga dapat dilakukan dengan lebih merata dan

kepekatannya dapat diatur dengan mudah sesuai dengan kebutuhan

tanaman. Pupuk organik cair dapat berasal baik dari sisa-sisa tanaman

maupun kotoran hewan. Bila dibandingkan, pupuk cair akan dapat

mengatasi defisiensi unsur hara dengan lebih cepat, bila dibandingkan

dengan pupuk padat. Hal ini didukung oleh bentuknya yang cair sehingga

mudah diserap tanah dan tanaman.

(http://www.kebunpedia.com/threads/perbedaan-pupuk-cair-dan-

padat.5373/)

1.5 Kegunaan yang Diharapkan

1.5.1 Kegunaan bagi Ilmu Pengetahuan

Dapat menambah wawasan mengenai keunggulan pupuk organik daripada

pupuk anorganik serta cara pembuatan pupuk cair dari kulit nanas.

ix
1.5.2 Kegunaan bagi Pembaca

Dapat mengetahui keunggulan pupuk organik daripada pupuk pupuk kimia

serta dapat mengolah limbah kulit nanas menjadi pupuk cair sehingga dapat

mengurangi penggunaan pupuk kimia pada tanaman.

1.5.3 Kegunaan bagi Penulis

Dapat mengolah limbah kulit nanas menjadi pupuk cair dan dapat menggali

pengetahuan masyarakat

x
BAB II

METODE

2.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah percobaan pengolahan produk. Adapun fokus

percobaan ini adalah pengolahan produk kulit nanas menjadi pupuk cair.

2.2 Metode yang Digunakan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Studi Literatur

Studi literatur adalah cara yang dipakai untuk menghimpun data-data

atau sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang diangkat

dalam suatu penelitian. Studi literatur bisa didapat dari berbagai sumber,

jurnal, buku dokumentasi, internet dan pustaka.

2) Eksperimen

Eksperimen adalah suatu set tindakan dan pengamatan, yang

dilakukan untuk mengecek atau menyalahkan hipotesis atau mengenali

hubungan sebab akibat antara gejala.

2.3 Langkah-Langkah Percobaan

2.3.1 Alat dan bahan

1.) Botol Aqua 1,5 liter

2.) Corong

3.) Blender

4.) Saringan

5.) Botol spray

xi
6.) Kulit nanas

7.) Cairan EM4

8.) Air

9.) Gula Pasir

2.3.2 Proses Percobaan

1.) Masukkan gula pasir ke dalam botol aqua

2.) Kocokkan air dan gula agar larut

3.) Masukkan 1 tutup botol cairan EM4 ke dalam botol aqua

4.) Blender 0,5 kg kulit nanas dengan sedikit air hingga halus

5.) Masukkan kulit nanas yang sudah diblender ke dalam botol aqua

6.) Tambahkan air sampai batas leher dari botol tersebut

7.) Tutup rapat botol hingga kurang lebih 7 hari

8.) Setelah 7 hari, buka tutup botol dan biarkan gas yang terbentuk keluar

terlebih dahulu

9.) Saring hingga tersisa cairan yang akan menjadi pupuk cair

10.) Masukkan pupuk cair dalam botol spray

11.) Pupuk cair siap digunakan

2.3.3 Alat Pengumpul Data

Penulis menggunakan dua alat pengumpul data, yaitu foto dan

catatan. Menggunakan foto karena foto yang dapat dilakukan saat

eksperimen. Menggunakan catatan karena catatan digunakan untuk

mencatat kesalahan-kesalahan saat eksperimen dan masukan dari orang

lain.

xii
2.4 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di rumah penulis di Jalan Danau

Singkarak E4E 16. Ruangan yang digunakan adalah dapur, karena alat dan

bahan yang digunakan sebagian besar berada di dapur. Setelah membuat

produk di dapur, produk dipindahkan oleh peneliti ke halaman belakang

rumah yang digunakan sebagai tempat fermentasi produk percobaan

peneliti.

2.5 Hasil

2.6 Pengecekan Keabsahan

1) Melakukan teknik ketekunan secara terus menerus. Penulis melakukan

percobaan berulang-ulang agar mendapat hasil yang maksimal.

2) Berdiskusi dengan teman sejawat

Penulis sering bertanya kepada teman yang lebih mengerti mengenai

pupuk yaitu Fayzabella kelas IX.4 agar penulis lebih memahami teori

percobaannya.

3) Konsultasi dengan guru terkait/pihak yang berkaitan

Penulis berkonsultasi dengan guru dan orang tua untuk mengetahui

kesalahan-kesalahan dalam pembuatan karya maupun pengerjaan laporan.

xiii
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan

3.1.1 Alat dan bahan

1.) Kulit Nanas

Kulit nanas merupakan bahan organik yang mengandung unsur-unsur

kimia seperti magnesium, fosfor,yang dapat membantu penyuburan tanah

dan tanaman.

2.) EM4

Merupakan cairan berwarna kecoklatan dan beraroma manis asam (segar)

yang di dalamnya berisi campuran beberapa mikroorganisme hidup yang

menguntungkan bagi proses penyerapan/persediaan unsur hara dalam

tanah. Digunakan untuk mempercepat proses fermentasi pada pupuk cair.

3.) Gula Pasir

4.) Air

Digunakan untuk melarutkan semua bahan

5.) Botol Aqua

Digunakan sebagai wadah untuk mencampurkan bahan-bahan.

6.) Corong

Digunakan untuk memudahkan peneliti untuk memasukkan bahan-bahan

ke dalam botol aqua.

xiv
7.) Blender

Digunakan untuk menghaluskan bahan yaitu kulit buah

8.) Saringan

Digunakan untuk memisahkan kulit buah dengan cairan yang akan

menjadi pupuk cair

9.) Botol Spray

Digunakan untuk menampung hasil akhir percobaan yang berupa pupuk

cair

3.1.2 Proses Pembuatan

1.) Masukkan gula pasir ke dalam botol aqua

3.) Masukkan 1 tutup botol cairan EM4 ke dalam botol aqua

3.) Kocok air,gula, dan cairan EM4 hingga larut

4.) Blender 0,5 kg kulit nanas dengan sedikit air hingga halus

5.) Masukkan kulit nanas yang sudah diblender ke dalam botol aqua

6.) Tambahkan air sampai batas leher dari botol tersebut

7.) Tutup rapat botol hingga kurang lebih 7 hari

8.) Setelah 7 hari, buka tutup botol dan biarkan gas yang terbentuk keluar

terlebih dahulu

9.) Saring hingga tersisa cairan yang akan menjadi pupuk cair

10.) Masukkan pupuk cair dalam botol spray

11.) Pupuk cair siap digunakan

xv
3.2 Hasil Pembahasan

3.2.1 Barang

3.2.2 Proses Pemakaian

Semprotkan pupuk cair pada tanaman yang memerlukan pupuk.

3.2.3 Kelebihan dan Kekurangan

1.) Kelebihan

Dengan adanya pupuk cair ini, masyarakat dapat mengurangi penggunaan

pupuk kimia pada tanaman sehingga dapat mengurangi pencemaran tanah

dan mengembalikan struktur tanah yang rusak karena pupuk kimia.

2.) Kekurangan

Pembuatan pupuk cair ini membutuhkan waktu yang cukup lama.

xvi
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dalam penyusunan karya

tulis ilmiah ini, dapat disimpulkan bahwa penulis berhasil membuat

produk berupa pupuk cair dari kulit nanas.

4.2 Saran

Dengan adanya produk ini penulis menyarankan para pembaca

untuk melakukan eksperimen ini dengan lebih inovatif serta dapat

mengaplikasikannya dalam kegiatan yang berhubungan dengan produk

tersebut (tanam menanam).

xvii

Anda mungkin juga menyukai